Anda di halaman 1dari 14

AAAT MYEIK TPAAIEIONAA AI INAONEEI

A
- NANGROE ACEH DARUSSALAM
Arbab

Instrumen ini terdiri dari 2 bagian yaitu Arbabnya sendiri
(instrumen induknya) dan penggeseknya (stryk stock) dalam bahasa daerah
disebut : Go Arab. Instrumen ini memakai bahan : tempurung kelapa, kulit
kambing, kayu dan dawai

Serune Kalee (Serunai)

Serune Kalee merupakan isntrumen tradisional Aceh yang
telah lama berkembang dan dihayati oleh masyarakat Aceh. Musik ini populer di
daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar dan Aceh Barat. Biasanya alat musik ini
dimainkan bersamaan dengan Rapai dan Gendrang pada acara-acara hiburan,
tarian, penyambutan tamu kehormatan. Bahan dasar Serune Kalee ini berupa
kayu, kuningan dan tembaga. Bentuk menyerupai seruling bambu. Warna
dasarnya hitam yang fungsi sebagai pemanis atau penghias musik tradisional
Aceh.


- SUMATERA UTARA
Serunai
Serunai, atau juga disebut puput serunai, adalah nama alat musik aerofonik (tiup)
yang dikenal di Indonesia sebagai alat musik tradisional di masyarakat Minang.
Bagian unik dari serunai adalah ujungnya yang mengembang, berfungsi untuk
memperbesar volume suara.
Serunai

- SUMATERA BARAT

Talempong
Talempong adalah seni musik tradisi dari Minangkabau. Talempong adalah alat
musik bernada diatonis (do, re, mi, fa, sol, la, si, do).




- LAMPUNG
Membling
Membling yang menyerupai gambus kecil, berwarna coklat. Ujung
Membling berbentuk manusia sedang berjongkok dan memakai kopiah,
leher dicoak tempat memasang putaran senar. Digunakan untuk alat musik
tunggal dalam bentuk bunyi-bunyian sesuai keinginan pemainnya.

- RIAU DAN KEPULAUAN RIAU
Marwas
Marwas adalah sejenis gendang kecil terbuat dari kayu nangka atau batang
kelapa yang ditutup dengan kulit kambing atau kulit ikan buntal. Sedangkan
Gambus, terbuat dari kayu nangka tua, kulit kambing, dan memiliki tujuh
tali senar. Keduanya digunakan untuk mengiringi tari zapin yang populer di
Riau daratan dan kepulauan.dan lagu yang bernapaskan Islam.
- BANGKA BELITUNG
Rebana
Rebana adalah gendang berbentuk bundar dan pipih. Bingkai berbentuk
lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk
berlapis kulit kambing.
- BENGKULU
Dol
Dol pertama kali dibawa oleh pedagang dari
India. Bentuknya hampir mirip gendang terbuat
dari kulit sapi. Ukurannya bervareasi. Diameter
Dol terbesar sekitar 70 centimeter dengan tinggi
80 centimeter. Alat musik tradisional Bengkulu
ini terbuat dari bongol buah kelapa atau pohon nangka. Masyarakat
Bengkulu sangat akrab dengan alat musik Dol. Mereka biasanya bermain
Dol secara berkelompok di rumah-rumah atau sanggar kesenian.
Peminatnya tak terbatas pada orang dewasa atau remaja.

Sejak masa Abdul Salam Dol berkembang menjadi lebih bervareasi. Mulai
dari yang tingginya sejengkal sampai yang 60 centimeter.
Bahan untuk membuat Dol juga tidak lagi hanya dari batang pohon
rambutan atau cempedak. Bola pelampung dan bongol kelapa juga dapat
digunakan.
Beginilah cara pembuatan dol dari batok kelapa. Setelah diamplas dan
terlihat halus, lalu dicat warna warni. Sebagai penutup digunakan kulit sapi.
Beda lagi membuat Dol dari bongol kelapa. Proses pembersihan bongol
kelapa ini agak sulit karena harus dibentuk lebih dulu. Prosesnya memang
hampir sama. Bedanya proses pengikatan kulit sapi pada bongol kelapa
besar ini harus kencang dengan menggunakan rotan. Tali rotan dililit satu
persatu ke arah vertikal dan horizontal agar ikatan kuat.
- JAMBI
Canang
merupakan alat musik idiofon dari perunggu yang
terdapat di Jambi. Canang terdiri atas 4-5 alat
berbentuk bonang dengan garis tengah antara 30
dan 40 cm. Alat ini diletakkan berjejer di atas
kerangka kayu atau rentangan rotan. Sebagai
pemukul, digunakan sepotong kayu atau rotan.
Sepasang canang dapat dimainkan oleh satu orang,
adakalanya dimainkan oleh dua orang.
Tetawak
merupakan sejenis alat musik berbentuk gong. Alat ini dibuat dari perunggu
dengan ukuran yang lebih kecil dari gong dan ditabuh dengan alat pukul
khusus seperti penabuh gong. Tetawak di Jambi bergaris tengah 35 sampai
40 cm. cara menabuhnya mirip dengan cara menabuh gong.
- DKI JAKARTA
Gambang keromong






Gambang keromong (sering pula ditulis gambang kromong) adalah sejenis orkes
yang memadukan gamelan dengan alat musik umum. Sebutan gambang
keromong diambil dari nama dua buah alat perkusi, yaitu gambang dan
keromong. Awal mula terbentuknya orkes gambang keromong tidak lepas dari
seorang pimpinan golongan Tionghoa yang bernama Nie Hu-Kong.
Bilahan gambang yang berjumlah 18 buah, biasa terbuat dari kayu suangking,
huru batu atau kayu jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul. Keromong
biasanya dibuat dari perunggu atau besi, berjumlah 10 buah (sepuluh
pencon).Tangga nada yang digunakan dalam gambang keromong adalah tangga
nada Pentatonik Cina
.
Instrumen pada gambang keromong terdiri atas gong,
gendang, suling, bonang, kecrek dan rebab atau biola sebagai pembawa melodi.
Orkes gambang keromong merupakan perpaduan yang serasi antara unsur-unsur
pribumi dengan unsur Tionghoa. Secara fisik unsur Tionghoa tampak pada alat
alat music yaitu Tehyan, Kongahyan dan Sukong. Perpaduan kedua unsur
kebudayaan tersebut tampak pula pada perbendarahaan lagu-lagunya. Di
samping lagu-lagu yang menunjukan sifat pribumi seperti Jali-jali, Surilang, Persi,
Balo-balo, Lenggang-lenggang Kangkung, Onde-onde, Gelatik Ngunguk dan
sebagainya, terdapat pula lagu-lagu yang jelas bercorak Tionghoa, baik nama lagu,
alur melodi maupun liriknya seperti Kong Jilok, Sipatmo, Phe Pantaw, Citnosa,
Macuntay, Gutaypan, dan sebagainya.
Suling merupakan salah satu
instrumen yang terdapat di
dalam orkes musik gambang
keromong.

Lagu-lagu yang dibawakan pada musik gambang keromong adalah lagu-lagu yang
isinya bersifat humor, penuh gembira, dan kadangkala bersifat ejekan atau
sindiran Pembawaan lagunya dinyanyikan secara bergilir antara laki - laki dan
perempuan sebagai lawannya.
Gambang keromong merupakan musik Betawi yang paling merata penyebarannya
di wilayah budaya Betawi, baik di wilayah DKI Jakarta sendiri maupun di daerah
sekitarnya. Jika lebih banyak penduduk Tionghoa dalam masyarakat Betawi
setempat, lebih banyak pula terdapat grup-grup orkes gambang keromong. Di
Jakarta Utara dan Jakarta Barat misalnya, lebih banyak jumlah grup gambang
keromong dibandingkab Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Dewasa ini juga terdapat istilah "gambang keromong kombinasi". Gambang
keromong kombinasi adalah orkes gambang keromong yang alat-alatnya
ditambah atau dikombinasikan dengan alat-alat musik Barat modern seperti gitar
melodis, bass, gitar, organ, saksofon, drum dan sebagainya, yang mengakibatkan
terjadinya perubahan dari laras pentatonik menjadi diatonik tanpa terasa
mengganggu. Hal tersebut tidak mengurangi kekhasan suara gambang keromong
sendiri, dan lagu-lagu yang dimainkan berlangsung secara wajar dan tidak
dipaksakan.
Tehyan, Pengiring Ondel-ondel Jakarta
Tehyan merupakan alat musik gesek berbentuk
panjang dengan bagian bawah yang agak
melebar. Tangga nada dalam alat musik tehyan
diatonis. dalam permainannya lebih
mengandalkan feeling atau perasaan. Itulah
yang membuat alat musik Ini berbeda dengan
alat musik lainnya.
Pengamat sejarah yangjuga pemerhati budaya Betawi dari Lembaga Kesenian
Betawi (LKB). Yahya . Andi Saputra, mengungkapkan, tehyan adalah salah satu
alat musik Betawi hasil perpaduan kebudayaan Tionghoa yang masih tersisa.
Menurutnya, saat ini tehyan mulai Jarang dijumpai karena langkanya alat musik
tehyan digunakan oleh masyarakat. Yahya menuturkan, tehyan mulai dikenal di
masyarakat pribumi sejak bangsa Tionghoa datang ke Batavia pada abad ke-17.
Saat itu. tehyan menjadi salah satu alat kesenian Tionghoa yang dibawa ke
Batavia. Dulunya alat musik tehyan dimainkan dalam orkes Yan Kin di mana
pemainnya merupakan warga keturunan Tionghoa. Yahya mengungkapkan, ada
beberapa daerah, di mana permainan alat musik ini tumbuh dengan subur. Orkes
Yan Kin dimainkan sebagai penyambut tamu pada acara tuan tanah, seperti di
Jatinegara ataupun Rorotan. Di sinilah alat musik tehyan mulai dikenal dan
akhirnya sering digunakan sebagai pengiring musik gambang kromong. kata
Yahya.
- JAWA BARAT DAN BANTEN
Angklung
Angklung adalah alat musik tradisional yang
berasal dari Jawa Barat, terbuat dari bambu, yang
dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi
disebabkan oleh benturan badan pipa bambu)
sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam
susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap
ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat
musik angklung sebagai musik kebanyakan adalah
salendro dan pelog.

- JAWA TENGAH, JAWA TIMUR, JOGJAKARTA

GAMELAN
Gamelan adalah alat musik yang terbuat
dari bahan logam. Gamelan berasal dari
daerah Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa
Timur juga di Jawa Barat yang biasa
disebut dengan Degung dan di Bali
(Gamelan Bali). Satu perangkat gamelan
terdiri dari instrumen saron, demung,
gong, kenong, slenthem, bonang dan
beberapa instrumen lainnya. Gamelan mempunyai nada
pentatonis/pentatonic.
Angklung

SITER DAN CELEMPUNG


Alat musik Celempung
Siter dan celempung adalah alat musik petik di dalam gamelan Jawa. Ada
hubungannya juga dengan kecapi di gamelan Sunda.
Siter dan celempung masing-masing memiliki 11 dan 13 pasang senar,
direntang kedua sisinya di antara kotak resonator. Ciri khasnya satu senar
disetel nada pelog dan senar lainnya dengan nada slendro. Umumnya sitar
memiliki panjang sekitar 30 cm dan dimasukkan dalam sebuah kotak ketika
dimainkan, sedangkan celempung panjangnya kira-kira 90 cm dan memiliki
empat kaki, serta disetel satu oktaf di bawah siter. Siter dan celempung
dimainkan sebagai salah satu dari alat musik yang dimainkan bersama
(panerusan), sebagai instrumen yang memainkan cengkok (pola melodik
berdasarkan balungan). Baik siter maupun celempung dimainkan dengan
kecepatan yang sama dengan gambang (temponya cepat).
Nama "siter" berasal dari Bahasa Belanda "citer", yang juga berhubungan
dengan Bahasa Inggris "zither". "Celempung" berkaitan dengan bentuk
musikal Sunda celempungan.
Senar siter dimainkan dengan ibu jari, sedangkan jari lain digunakan untuk
menahan getaran ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan ciri khas
instrumen gamelan. Jari kedua tangan digunakan untuk menahan, dengan
jari tangan kanan berada di bawah senar sedangkan jari tangan kiri berada
di atas senar.

- BALI
Gamelan Bali
Musiknya juga sering mengalami
perubahan temp dan dinamik. Bedanya
lagi, gamelan Bali memiliki lebih banyak
instrumen berbilah daripada berpencu.
Logamnya pun lebih tebal sehingga
dapat bersuara lebih nyaring. Ciri lain
gamelan Bali adalah digunakannya
sejenis simbal yang disebut ceng-ceng. Ceng-ceng inilah yang berbunyi
nyaring dan cepat sehingga membuat musik Bali berbeda dari musik Jawa.
- NUSA TENGGARA TIMUR
Sasando



Sasando adalah sebuah alat instrumen petik musik. Instumen musik
ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah
nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu,
yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Konon sasando digunakan di
kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Bentuk sasando ada miripnya dengan
instrumen petik lainnya seperti gitar, biola dan kecapi.
Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu.
Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di
mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas kebawah
bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada
setiap petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang
terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini
merupakan tempat resonansi sasando.

- NUSA TENGGARA BARAT

Cungklik
Cungklik adalah alat music dari nusa tenggara timur. Merupakan sejenis kulintang
kayu dari Pulau Lombok.
- KALIMANTAN BARAT
Gong / Agukng. merupakan alat musik pukul yang terbuat dari
perunggu, merupakan alat musik yang multifungsi baik sebagai mas
kawin, sebagai dudukan simbol semangat dalam pernikahan.
maupun sebagai bahan pembayaran dalam hukum adat.
Tawaq ( sejemis Kempul ). merupakan alat musik untuk mengiringi
tarian tradisional masyarakat Dayak secara umum.
Sapek. merupakan alat musik petik tradisional dari Kapuas hulu
dikalangan masyarakat Dayak Kayaan Mendalam kabupaten
Kapuas hulu.
Balikan / Kurating. merupakan alat musik petik sejenis Sapek, berasal dari Kapuas
Hulu pada masyarakat Dayak Ibanik, Dayak Banuaka".
Kangkuang Merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kayu dan berukir,
terdapat pada masyarakat Dayak Banuaka Kapuas Hulu.
Keledik / kedire". Merupakan alat musik terbuat dari labu dan bilah bambu di
mainkan dengan cara ditiup dan dihisap. terdapat di daerah Kapuas Hulu
Entebong. Merupakan alat musik Pukul sejenis Gendang, yang banyak terdapat di
kelompok Dayak Mualang di daerah Kabupaten Sekadau.


Sapek
- KALIMANTAN TENGAH

Gandang
Gandang. Suku Dayak Kalteng mengenal alat musik Gandang sebagai salah satu
alat musik untuk mengiringi sebuah tarian dayak atau lagu yang dinyanyikan.
Karena itu, alat musik Gandang pun sangat populer sebagai sebuah bagian
harmoni di kalangan masyarakat suku Dayak di
Kalimantan Tengah.

Bunyi tabuhan gandang merupakan pelengkap
perangkat musik yang terdiri atas berbagai jenis
alat musik yang termasuk rangkaian instrumen
lain diantaranya seperti Garantung atau Gong
dan Kangkanong (Kenong).

Gandang dibuat dari bahan kayu dengan rongga,
sementara membran atau selaput getar dari Gandang dibuat dari kulit hewan
atau binatang lainnya dengan ukuran yang besar seperti sapi, kerbau, kambing
atau jenis kulit hewan lainnya untuk menutupi rongga yang kemudian diikat
dengan rotan.

Sebelum kulit binatang tersebut dijadikan selaput getar atau membran Gandang,
kulit binatang itu dikeringkan dan dipasangkan menutupi semua bagian rongga
dan untuk mengencangkan membran digunakan beberapa baji pada simpei
(simpul).

Menurut catatan kepurbakalaan, sejumlah kalangan meyakini bahwa Gandang
merupakan alat musik tradisional dari daratan Cina sejak sekitar 3.000 tahun yang
lalu dan kemudian berkembang ke seluruh dunia dibawa oleh para perantau yang
membawa tradisi kesenian ke luar daerah Cina.

Pada zaman purbakala, Gandang itu tidak saja digunakan untuk acara
persembahyangan atau persembahan kepada dewa-dewa dengan tarian dan
nyanyian, tetapi juga untuk menggetarkan semangat perjuangan para tentara
untuk maju berperang dan digunakan sebagai alat komunikasi.
Di kalangan masyarakat Suku Dayak Kalimantan khususnya Suku Dayak
Kalimantan Tengah dikenal berbagai jenis Gandang, antara lain : Gandang Tatau,
Gandang Manca yang terdiri dari Gandang Panggulung dan Gandang Paningkah
serta jenis Gandang Bontang. Ketiga jenis Gandang tersebut (Gandang Tatau,
Gandang Manca dan Gandang Bontang) memiliki ukuran yang berbeda dan
penggunaan yang berbeda pula.

- KALIMANTAN SELATAN

PANTING
Musik Panting adalah musik tradisional suku Banjar di Kalimantan Selatan.
Disebut musik panting karena didominasi oleh alat musik yang dinamakan
panting, sejenis gambus yang memakai senar (panting) maka disebut musik
panting.

- KALIMANTAN TIMUR

KLEDI
Kledi adalah panpipe tradisional Kalimantan Timur berupa tabung bamboo yang
dihubungkan rongga sejenis labu, merupakan modifikasi sheng, alat music sejenis
pada jaman kultur tinggi Tiongkok.

- SULAWESI UTARA DAN GORONTALO

KOLINTANG
Kolintang atau kulintang adalah alat musik khas daerah
Minahasa, Sulawesi Utara. Kolintang dibuat dari kayu
lokal yang ringan namun kuat seperti telur, bandaran,
wenang, kakinik kayu cempaka, dan yang mempunyai
konstruksi fiber paralel.
Nama kolintang berasal dari suaranya: tong (nada
rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam
bahasa daerah, ajakan "Mari kita lakukan TONG TING
TANG" adalah: " Mangemo kumolintang". Ajakan tersebut akhirnya berubah
menjadi kata kolintang.
- SULAWESI SELATAN
1. Alosu
Merupakan alat musik berupa kotak anyaman daun kelapa, didalamnya berisi
biji-biji
2. Anak Becing
Merupakan alat music berupa dua batang logam seperti pedayung

- SULAWESI TENGAH
Musik tradisional Sulawesi Tegah memiliki instrument seperti suling, gong dan
gendang. Alat musik ini lebih berfungsi sebagai hiburan dan bukan sebagai bagian
ritual keagamaan. Di wilayah beretnis Kaili sekitar pantai barat - waino - musik
tradisional - ditampilkan ketika ada upacara kematian.

- SULAWESI TENGGARA

Pa'pompang/Pa'bas
Merupakan musik bambu yang pagelarannya merupakan satu simponi
orkestra. Dimainkan oleh banyak orang biasanya murid-murid sekolah di bawah
pimpinan seorang dirigen. Musik bambu jenis ini sering diperlombakan pada
perayaan bersejarah seperti hari peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI,
Peringatan Hari Jadi tana Toraja. Lagu yang dimainkan bisa lagu-lagu nasional,
lagu-lagu daerah Tana Toraja, lagu-lagu gerejawi, dan lagu-lagu daerah di seluruh
Indonesia.

Pa'karobi
Alat kecil dengan benang halus diletakkan pada bibir. Benang atau bibir
disentak-sentak sehingga menimbulkan bunyi yang berirama halus namun
mengasyikkan.
Pa'tulali'
Bambu kecil yang halus, dimainkan sehingga menimbulkan bunyi/suara
yang lumayan untuk menjadi hiburan.


- MALUKU DAN MALUKU UTARA
Instrumen musik diseluruh Maluku hampir sama yaitu ; gong ,
arababu (rebab) dengan resonator dari tempurung, idiokordo
yang disebut tatabuhan, korno (alat musik tiup) yang terbuat
dari siput dan disebut fuk-fuk, bermacam-macam gendang yang
disebut tifa.
Untuk daerahdaerah Islam seperti Halmahera, Bacan, Ternate,
dan Tidore dengan sendirinya memiliki alat-alat musik Islam seperti gambus,
rebana, bangsil (suling) dan sulepe (alat musik yang sumber bunyinya dari
tali/dawai tapi resonatornya dari tempurung)
Daerah Ambon memiliki klesipan (semacam gambang dari kayu yang terdiri atas
10-16 bilahan yang disebut tetabuhan kayu), dan bonang yang disebut gong
sembilan/gong dua belas. Yang paling khas adalah orkes suling bambu dengan
ambitus (luas suara) dari bass sampai sopran.
- PAPUA BARAT, PAPUA TENGAH, DAN PAPUA
TIMUR
Genderang
Genderang adalah alat music perkusi yang dihiasi
pahatan dengan pewarnaan yang artistik dan kulitnya
dari biawak.
Triton
Triton adalah alat musik tradisional masyarakat Papua. Triton dimainkan dengan cara ditiup.
Alat musik ini terdapat di seluruh pantai, terutama di daerah Biak, Yapen, Waropen, Nabire,
Wondama, serta kepulauan Raja Amat. Awalnya, alat ini hanya digunakan untuk sarana
komunikasi atau sebagai alat panggil/ pemberi tanda. Selanjutnya, alat ini juga digunakan
sebagai sarana hiburan dan alat musik tradisional.
Instrumen yang ada di Papua digunakan untuk keperluan praktis, misalnya Sekakas, yang
digunakan untuk menarik ikan-ikan hiu. Sekakas bisa mengeluarkan bunyi gemeretakan kalau
dipegang setengah didalam laut dan setengahnya lagi di udara.

Anda mungkin juga menyukai