Anda di halaman 1dari 73

TUGAS MUSIK DUNIA (UAS)

NAMA: HENDRIKUS HASIHOLAN SITINJAK

NIM : 17101010131
Alat Musik Tradisional Provinsi Sumatera Utara

Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di Pulau Sumatera, Indonesia
dan beribukota di Medan. Musik yang biasa dimainkan, cenderung tergantung dengan
upacara-upacara adat yang diadakan, tetapi lebih dominan dengan genderangnya. Seperti
pada Etnis Pesisir terdapat serangkaian alat musik yang dinamakan Sikambang.

Secara garis besar Alat Musik Tradisional Provinsi Sumatera Utara (Sumut) terdiri dari: Doli-
Doli, Druni Dana, Faritia, Garantung, Gendang Sisibah, Gordang, Hapetan, Hesek, Sulim,
Sarune Bolon, Ole-Ole, Odap, Ogung, Pangora, Taganing.

Doli-Doli

Doli-doli adalah alat musik tradisional yang berasal dari Nias. Doli-doli terbuat dari
bambu atau kayu kecil-kecil yang disusun berjajar memanjang berdasarkan urutan ketinggian
nada. Untuk memainkannya, doli-doli dipukul dengan dua tongkat kecil.

Doli-doli biasa dimainkan bersama alat musik lain, seperti kendang, yang mengiringi. Doli-
doli dipukul, kendang ditabuh, maka musik pun tercipta. Permainan musik ini sering
digunakan untuk mengiringi nyanyian atau tarian Nias yang indah.

Faritia

Faritia adalah alat musik yang terbuat dari logam ataupun kuningan dan termasuk dalam
klasifikasi idiophone. Bentuk alat musik ini menyerupai talempong dari padang, ataupun
gamelan dari Jawa. Diameter faritia adalah 23 cm, ketebalannya mencapai 4 cm dan bagian
tengahnya menonjol (membulir).

Alat musik ini termasuk ke dalam kategori idiophone yang dipukul. Faritia dipukul
dengan menggunakan kayu simalambuo ataupun kayu duria yang telah dirapikan. Alat musik
ini dahulu adalah barang yang diimpor dari luar pulau Nias, yang semula hanya sebagai
bahan barteran dalam sistem perdagangan. Ini membuktikan bahwa alat musik ini bukanlah
alat musik yang asli buatan masyarakat Nias, tetapi dijadikan sebagai alat musik tradisional
Nias.

Garantung

Garantung (dibaca garattung) adalah salah satu alat musik Batak Toba, Sumatera
Utara yang merupakan pembawa melodi yang terbuat dari kayu dan memiliki lima bilah
nada.
Klasifikasi instrument ini termasuk ke dalam kelompok xylophone.

Selain berperan sebagai pembawa melodi, juga berperan sebagai pembawa ritem
variable pada lagu-lagu tertentu, dimainkan dengan cara mamalu (memukul 5 bilah nada).
Garantung terdiri dari 7 wilahan yang digantungkan di atas sebuah kotak yang sekaligus
sebagai resonatornya. Alat musik ini dimainkan dengan menggunakan dua buah stik untuk
tangan kiri dan tangankanan. Sementara tangan kiri berfungsi juga sebagai pembawa melodi
dan pembawa ritme, yaitu tangan kiri memukul bagian tangkai garantung dan wilahan
sekaligus dalam memainkan sebuah lagu.

Gendang Sisibah (drum-chime)

Gendang Sisibah adalah ensambel musik masyarakat Pakpak berupa sembilan buah
gendang satu sisi yang diletakkan dalam satu rak yang dipukul dengan menggunakan stik
(pemukul). Genderang ini dipakai untuk mengiringi upacara-upacara adat yang ada di
Pakpak, melus bulung bulu, melus bulung sempula, dan melus bulung simburnaik
Gordang/ Gondang Bolon

Gordang Bolon adalah alat musik pukul (membranophone) yang berasal dari
masyarakat Batak. Bolon secara harfiah berarti enam buah gendang, enam buah gendang
yang terkait dengan instrumen musik lainnya, pengertian Gordang bolon merupakan
penjelasan yang mencakup keseluruhan ensambel Gordang Bolon termasuk gong, simbal, dan
alat musik tiup masyarakat Batak Toba.

Hapetan

Hapetan adalah alat musik sejenis kecapi yang berasal dari daerah Tapanuli, berdawai
dan dimainkan dengan sebuah bilah petik. Hapetan merupakan alat musik yang di petik
sejenis gitar tradisional berdawai dua dari daerah tapanuli. Hapetan juga disebut hasapi atau
kucapi, dimainkan dengan alat pemetik, instrumen ini digunakan untuk kesenian daerah
setempat. Di Sumbawa disebut jungga, di sulawesi selatan kancilo, kacaping. Jenis serupa
ditemukan di Kalimantan Selatan da derah Tanah Karo ( Simelungan ).

Hesek
Hesek adalah salah satu alat musik Batak Toba, yang instrumen pembawa tempo
(ketukan dasar) yang terbuat dari pecahan logam atau besi dan kadang kala dipukul dengan
botol kosong.

Instrumen ini dimainkan dengan cara mengadu pecahan logam tersebut sesuai dengan
irama dari suatu lagu. Klasifikasi ini termasuk kedalam kelompok idiophone.

Sulim
Sulim (transverse flute) adalah salah satu alat musik Batak Toba, yaitu alat musik
yang terbuat dari bambu, memiliki enam lobang nada dan satu lubang tiupan. Dimainkan
dengan cara meniup dari samping (slide blow flute) yang dilakukan dengan meletakkan bibir
secara horizontal pada pinggir lobang tiup. Instrument ini biasanya memainkan lagu-lagu
yang bersifat melankolis ataupun lagu-lagu sedih. Klasifikasi instrument ini termasuk dalam
kelompok aerophone.

Sarune

Sarune adalah salah satu alat musik (tiup) Batak Toba, dan masih satu bangsa dengan
Serunai. Terdapat dua jenis sarune yakni Sarune etek (shawn) dan Sarune bolon (shawm).
Sarune etek (shawn) adalah instrumen pembawa melodi yang memiliki reed tunggal (single
reed) sedangkan Sarune bolon (shawm) adalah instrumen pembawa melodi yang memiliki
reed ganda (double reed).
Klasifikasi Sarune termasuk dalam kelompok aerophone yang memiliki lima lobang nada
(empat di bagian atas, satu di bagian bawah), yang dimainkan dengan cara mangombus
marsiulak hosa (circular breathing).

Alat musik ini terbuat dari logam ataupun kayu. Sarune Bolon memiliki enam lubang
nada dan berperan sebagai pembawa melodi. Alat ini termasuk bagian dari perangkat
gondang sabangunan dari Batak Toba yang digabungkan dengan instrumen Taganing
(perangkat gendang), gondang (gendang berukuran besar), ogung (gong), hesek (simbal), dan
adap (gendang kecil). Sedangkan pada masyarakat Simalungun, sarune bolon merupakan
bagian dari perangkat gindrang saparangguan. Sarune bolon dimainkan bersama gondrang
sipitu-pitu, gondrang sidua-dua, ogung, mongmongan,dan sitalasayak saat upacara adat.

Ole-Ole

Ole-ole adalah merupakan jenis alat musik tiup yang yang terdiri dari satu lidah
(single reed).badannya terbuat dari batang padi dan resonantornya terbuat dari daun enau atau
daun kelapa.

Odap
Odap (double headed drum) adalah salah alat musik Batak Toba, yakni gendang dua
sisi yang berperan sebagai pembawa ritem variable. Instrument ini dimainkan untuk lagu-lagu
tertentu dalam gondang sabangunan dan sering digunakan ketika pawai. Klasifikasi
instrumen ini termasuk ke dalam kelompok membranophone.

Odap terbuat dari bahan kayu nangka dan kulit lembu serta tali pengencang/pengikat
terbuat dari rotan. Ukuran tingginya lebih kurang 34 –37 cm, diameter membran sisi satu 26
cm, dan diametermembran sisi 2 lebih kurang 12 –14 cm.

Cara memainkannya adalah, bagian gendang dijepit dengan kaki, lalu dipukul dengan
alat pemukul, sehingga bunyinya menghasilkan suara dap…, dap…, dap…, dan seterusnya.
Alat musik ini juga dipakai dalam ensambel gondang sabangunan.

Oloan
Oloan adalah salah satu gung berpencu yang terdapat pada Batak Toba. Oloan
dimainkan secara bersamaan dengan tiga buah gung yang lain dalam satu ensambel, sehingga
jumlahnya empat buah, yang juga dimainkan oleh empat orang pemain. Keempat gung ini
biasa disebut dengan ogung, namun masing-masing penamaan ogung ini dibedakan
berdasarkan peranannya di dalam ensambel musik.

Oloan ini terbuat dari bahan metal/perunggu dengan sistem cetak. Sekarang ini bahan
gung ini sudah banyak terbuat dari bahan besi plat yang dibentuk sedemikian rupa. Untuk
membedakannya dengan suara ogung lainnya maka tuning yang dilakukan adalah dengan
menempelkan getah puli (sejenis pohon enau) dibagian dalam gung tersebut. Semakin banyak
getah puli tersebut, maka semakin rendahlah suara gung tersebut. Gung oloan berukuran garis
menengah lebih kurang 32,5 cm, tinggi 7 cm, dan bendulan (pencu) di tengah dengan
diameter lebih kurang 10 cm.

Oloan dipukul pencunya dengan stick yang terbuat dari kayu dan pangkal ujungnya
dilapisi dengan kain atau karet. Gung oloan selalu diikuti oleh gung ihutan dengan ritem yang
sama, namun tidak akan pernah jatuh pada ritem yang sama (canon ritmik).
Pangora / Panggora
Pangora atau Panggora adalah alat musik pukul dari sumut yang bentuknya sama
dengan gong di pulau Jawa. Pangora ini adalah jenis gong yang paling besar dengan diameter
sekitar 37 cm dan ketebalan sekitar 6 cm.

Di Sumatera Utara, pangora berbunyi "pok", hal ini disebabkan karena alat musik pangora
ini dipukul dengan menggunakan stik dan bagian pinggiran pangora diredam dengan
pegangan tangan.

Ragam Alat Musik Tradisional Sumatera Barat, Fungsi dan Gambarnya

Meski zaman terus berubah, yang namanya adat dan warisan sejarah Indonesia harus terus
dilestarikan. Itulah salah satu bentuk cinta kita kepada bangsa dan negara ini. Jangan sampai hilang
atau di klaim oleh negara lain. Alat musik tradisional Indonesia yang ada tidak ternilai harganya jika
dibandingkan dengan sekedar materi. Oleh sebab itu, rakyat Indonesia dari seluruh penjuru daerah
harus sadar dengan semua itu, tanpa terkecuali.

Sumatera Barat adalah daerah yang dipenuhi dengan daya tarik wisatawan dari berbagai
daerah, termasuk manca negara. Banyak objek wisata lama dan baru terus disosialisasikan guna
meningkatkan industri wisata daerah setempat. Dampak posistif lainnya, pemasukan daerah semakin
meroket dan menyumbang indeks ekonomi untuk pemerintahan pusat.

Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari 12 Kabupaten dan 7 Kota ini mayoritas berpenduduk etnis
Minangkabau. Dalam urusan Seni dan Budaya, Provinsi Sumatera Utara sangat kaya akan seni dan
budaya daerah. Salah satunya adalah Seni Musik.

Alat musik tradisional Sumatera Barat sangat dipengaruhi oleh Nuansa Minangkabau. Hal ini
disebabkan karena nuansa musik minang sangat enak didengarkan walaupun diracik dengan alat
musik modern saat ini. Sehingga alat musik tradisional Sumatera Barat sepertinya akan terus terjaga
walaupun muncul berbagai teknologi alat musik modern.
Adapun alat musik tradisional Sumatera Barat antara lain :

1. Alat Musik Talempong

Yang pertama adalah Talempong. Alat musik ini tersusun atas beberapa gong kecil dengan
ukuran beragam yang menghasilkan nada-nada melodis saat dipukul. Talempong di Jawa disebut
dengan nama bonang. Bahan pembuatannya adalah dari besi atau kuningan. Biasanya ia dimainkan
bersama alat musik tradisional Sumatera Barat lainnya dakan satu pertunjukan acara adat.

2. Alat Musik Bansi

Bansi adalah suling khas suku Minang yang terbuat dari bambu dengan 7 buah lubang nada di
bagian sisinya. Bansi termasuk jenis alat musik aerophon karena membutuhkan udara atau tiupan
untuk menghasilkan irama. Dibandingkan alat musik tiup lainnya di nusantara, Bansi khas Minang
cenderung lebih mudah dimainkan.

Ukuran Bansi adalah sekitar 33,5 - 36 cm dengan garis tengah antara 2,5 - 3 cm. Bansi juga
terbuat dari talang (bambu tipis) atau sariak (sejenis bambu kecil yang tipis).
Alat musik ini agak sulit memainkan, selain panjang yang susah terjangkau jari, juga cara meniupnya
susah.Bansi dapat memainkan lagu-lagu tradisional maupun modern karena memiliki nada standar.
Dengan memiliki nada standar, maka Bansi dapat digunakan untuk mengalunkan lagu-lagu daerah
maupun lagu nasional dengan alunan bunyinya yang indah.Jika dilihat dari tingkat kesulitan, maka
Bansi lebih mudah dimainkan ketimbang Saluang. Karena memainkan Saluang butuh latihan.
3. Alat Musik Gendang Tabuik

Gendang tabuik dikenal dalam budaya masyarakat Bengkulu dan Sumatera Barat sebagai alat
musik sakral yang hanya dimainkan dalam perayaan hari peringatan kematian cucu Nabi Muhammad,
yaitu Hasan dan Husein. Gendang Tabuik adalah sejenis gendang berukuran besar yang bentuknya
dapat dilihat seperti pada gambar di bawah ini.

5. Alat Musik Serunai

Serunai sering dimainkan sebagai hiburan masyarakat Minang setelah lelah bekerja seharian
di ladang dan sawahnya. Dengan corong besar di bagian ujungnya, instrumen ini menghasilkan suara
melengking yang merdu. Pada perkembangannya, serunai Minang juga dimainkan dalam pelbagai
upacara adat seperti upacara pesta panen, upacara awal tanam padi, dan sebagai musik pengiring
latihan dan pertandingan silat.

6. Alat Musik Pupuik Tanduak


Sesuai namanya, alat musik tradisional Sumatera Barat ini dibuat dari bahan tanduk kerbau. Ia
dimainkan dengan cara ditiup. Dulunya hanya digunakan sebagai sarana atau alat pemberi isyarat
pada warga kampung. Semakin keras ditiup, bunyinya akan semakin melingking memekik telinga.

Alat musik ini dibuat dari tanduk kerbau (hoorn), dan bagian ujung dipotong datar untuk
meniup. Bentuknya mengkilat dan hitam bersih. Tidak berfungsi sebagai alat pengiring nyanyi atau
tari, jadi sebagai peluit, tanpa lubang, sehingga hanya nada tunggal. Dahulu digunakan untuk aba-aba
pada masyarakat misalnya pemberitahuan saat subuh dan magrib atau ada pengumuman dari pemuka
kampung.

Dahulu tanduk dipakai oleh kapal layar besar sebagai tanda atau komando kepada awak
kapal, sedangkan orang Arab pakai bedug dan orang Eropa pakai lonceng maupun tanduk, dan dulu
kereta api uap pakai lonceng kalau lewat keramaian.

7. Alat Musik Rabab

Rabab Minang bersumber dari budaya Melayu. Alat musik gesek ini dimainkan untuk
mengiringi cerita-cerita atau petuah-petuah yang disampaikan orang tua kepada anaknya. Dengan
iringan rabab, pesan yang terdapat dalam cerita akan semakin mudah diingat. Merupakan sejenis alat
musik gesek yang biasa digunakan untuk mengiringi tradisi cerita yang disebut cerita nagari, dimana
bunyi alat musik ini digunakan untuk memberikan suasana pada jalan cerita yang disampaikan.

8. Alat Musik Tambua


Tambua atau tambur adalah gendang besar yang membrannya terbuat dari kulit kambing.
Tambua tidak dimainkan oleh orang tunggal, melainkan secara berkelompol. Saat perayaan panen
atau upacara adat lainnya, satu kelompok pemuda yang terdiri dari 6 orang akan menabuh tambua
secara bersama-sama dalam satu irama.

9. Alat Musik Pupuik Batang Padi


Pupuik Batang Padi sebetulnya adalah alat musik yang sekedar dimainkan dalam keadaan
longgar, ketika petani Minang istirahat dari pekerjaannya memanen padi. Pada ujung ruas batang
dibuat lidah, jika ditiup akan menghasilkan celah, sehingga menimbulkan bunyi. Sedangkan pada
ujungnya dililit dengan daun kelapa yang menyerupai terompet. Bunyinya melengking dan nada
dihasilkan melalui permainan jari pada lilitan daun kelapa.

Suaranya yang nyaring melengking menjadi pengiring wajib untuk mengiringi berbagai
upacara adat termasuk upacara panen.Sekarang pada menjelang tahun baru ada terompet tahun baru
yang mirip dengan alat musik ini, bedanya sekarang memakai plastik dan corong memakai karton,
dan diberi warna warni emas
Alat Musik Tradisional Provinsi Sumatera Selatan
Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau
Sumatera. Provinsi ini beribukota di Palembang. Secara geografis provinsi Sumatera Selatan
berbatasan dengan provinsi Jambi di utara, provinsi Kep. Bangka-Belitung di timur, provinsi
Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat.
Secara garis besar, Alat Musik Tradisional Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) meliputi: Alat Musik
Tenun, Biola, Burdah atau Gendang Oku, Gambus, Genggong, Gong, Kenong (Kenung Basemah),
Kulintang (Kolintang), Marawis, Seruling, Terbangan (Rebana), Terompet.

Alat Musik Tenun

Alat Musik Tenun

Alat musik ini terbuat dari kayu berbentuk persegi panjang, bagian tengahnya terdapat bentuk
segitiga berangkai yang apabila dipukul akan menghasilkan bunyi tertentu.
Dinamakan alat musik tenun karena alat musik ini memang dahulunya sering dimainkan ketika para
wanita sedang bekerja menenun kain. Alat musik ini adalah sarana hiburan dan pelipur rasa bosan
bagi para wanita yang sehari-hari bekerja. Cara memainkannya cukup mudah yaitu dengan cara
dipukul menggunakan kayu pada bagian-bagian tertentu yang menghasilkan nada-nada berbeda.

Burdah atau Gendang Oku

Burdah / Gendang OKU

Burdah adalah alat musik sejenis gendang berukuran besar yang dibuat dari kulit hewan dan
kayu nangka, dibandingkan dengan rebana, ukuran burdah lebih besar. Karena alat musik ini pertama
kali ditemukan dalam budaya masyarakat Ogan Komering Ulu atau OKU, maka banyak pula orang
yang menyebut alat musik ini dengan nama Gendang Oku.
Burdah sering dimainkan dalam acara-acara adat sebagai alat musik ritmis. Cara memainkannya yaitu
dengan ditepuk bagian kulit membrannya menggunakan telapak tangan. Dalam upacara pernikahan,
latihan pencak silat, atau saat ada upacara adat Palembang kita akan dengan mudah menemukan alat
musik ini.
Selain itu, alat musik tradisional Burdah / gendang oku ini dimainkan untuk mengiringi lagu Islami
(barjanji) pada acara keagamaan yang dimainkan sendiri maupun berkelompok. Burdah juga sering
digunakan untuk mengiringi kesenian pencak silat.

Gambus
Alat musik gambus merupakan alat musik petik seperti mandolin yang berasal dari Timur
Tengah. Walaupun alat musik gambus ini dapat ditemui di beberapa daerah di Indonesia, akan tetapi
bentuk alat musik gambus dari Sumatera Selatan ini tentu saja memiliki ciri khas
Gambus Palembang terbuat dari kayu dengan enam dawai yang dimainkan dengan cara dipetik. Selain
dapat berfungsi sebagai alat musik melodis, gambus juga bisa berfungsi sebagai alat musik harmonis.

Genggong

Genggong Sumatera Selatan

Genggong ini merupakan salah satu alat musik tradisional yang dimiliki oleh masyarakat
Besemah Kota Pagaralam, sejenis alat musik tiup yang menghasilkan suara mirip harmonika.
Alat musik ini terbuat dari bilah bambu, kayu, pelepah enau atau logam dan dimainkan dengan cara
dipegang ditangan kiri dan bagian sisinya ditempelkan ke bibir. Selanjutnya dengan memainkan lidah
getar yang ada pada genggong dengan tangan kanan maka genggong akan menghasilkan bunyi.
Sedangkan untuk mengubah nada-nada dalam melodi genggong dilakukan dengan mengolah posisi
rongga mulut yang juga berfungsi sebagai resonator.

Kenong (Kenung Basemah)


Selain di Pulau Jawa, Alat musik tradisional kenong dapat ditemui juga di Sumatera Selatan.
Kenong merupakan alat musik yang terbuat dari tembaga yang merupakan salah satu alat musik
tradisi yang melengkapi gamelan jawa. Di Sumatera Selatan terdapat alat musik kenong khas gamelan
suku Basemah di daerah Pagar Alam Sumatera Selatan.
Kulintang (Kolintang)
Kolintang adalah alat musik tradisional Sumatera Selatan berupa susunan logam kecil yang
dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul khusus. Alat musik ini sering dimainkan
oleh masyarat suku Komering pada saat upacara adat atau pertunjukan seni tradisional. Kolintang di
daerah lain di Indonesia memiliki nama yang beragam, di Riau misalnya alat musik ini disebut dengan
nama Calempong atau Talempong.

Terbangan (Rebana)
Terbangan merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Sumatera Selatan. Alat musik
pukul yang berasal dari Sumatera Selatan ini disebut juga dengan rebana. Terbangan terdiri dari
empat rebana Hadrah dan satu buah Jidur (Bedug kecil), biasanya berwarna merah, hitam, dan emas.

Alat Musik Tradisional Provinsi Jakarta


Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara Republik
Indonesia. Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran budaya dari
beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan ibu kota Indonesia yang menarik
pendatang dari dalam dan luar Nusantara. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara lain,
Jawa, Sunda, Minang, Batak, dan Bugis. Selain dari penduduk Nusantara, budaya Jakarta
juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti budaya Arab, Tiongkok, India, dan Portugis.

Suku Betawi adalah sebuah suku bangsa di Indonesia yang penduduknya umumnya
bertempat tinggal di Jakarta. Dalam bidang kesenian, misalnya, orang Betawi memiliki seni
Gambang Kromong yang berasal dari seni musik Tionghoa, tetapi juga ada Rebana yang
berakar pada tradisi musik Arab, orkes Samrah berasal dari Melayu, Keroncong Tugu dengan
latar belakang Portugis-Arab, dan Tanjidor yang berlatarbelakang ke-Belanda-an. Saat ini
Suku Betawi terkenal dengan seni Lenong, Gambang Kromong, Rebana Tanjidor dan
Keroncong. Betawi juga memiliki lagu tradisional seperti "Kicir-kicir".

Alat Musik Tradisional Provinsi Jakarta meliputi: Bonang, Gambang, Gendang / Kendang ,
Gender, Gong, Kecrek (Pan), Kemong, Kempul, Kong'ahyan / Kong An Yan, Tehyan,
Sukong / Shu Kong, Kromong (Bonang), Ningnong, Rebab. Berikut ini penjelasannya...

Gambang
Gambang [https://arsmusic.wordpress.com]
Gambang adalah alat musik tradisional yang terdiri dari 18 bilah bambu yang
dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik ini digunakan dalam kesenian gambang kromong
Betawi. Bilahan gambang yang berjumlah 18 buah, biasa terbuat dari kayu suangking, huru
batu, manggarawan atau kayu jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul.

Gendang / Kendang

Kendang adalah alat musik pukul yang terbuat dari kayu nangka, kelapa atau
cempedak. Kulit kerbau sering digunakan untuk bam (permukaan bagian yang memancarkan
ketukan bernada rendah) sedangkan kulit kambing digunakan untuk chang (permukaan luar
yang memancarkan ketukan bernada tinggi). Pada tali kulit yang berbentuk "Y" atau tali
rotan, yang dapat dikencangkan atau dikendurkan untuk mengubah nada dasar. Semakin
kencang tarikan kulitnya, maka semakin tinggi pula suara yang dihasilkannya. Cara
memainkannya adlah dengan memukul permukaan kulit dengan telapak tangan.

Gender

Gender
Gender (dibaca:"gendèr", IPA:gəndɛr) adalah alat musik pukul logam (metalofon)
yang menjadi bagian dari perangkat gamelan Jawa dan Bali. Alat ini memiliki 10 sampai 14
bilah logam (kuningan) bernada yang digantungkan pada berkas, di atas resonator dari bambu
atau seng, dan diketuk dengan pemukul berbetuk bundaran berbilah dari kayu (Bali) atau
kayu berlapis kain (Jawa). Nadanya berbeda-beda, tergantung tangga nada yang dipakai. Pada
gamelan Jawa yang lengkap terdapat tiga gender: slendro, pelog pathet nem dan lima, dan
pelog pathet barang.

Bentuk gender menyerupai gangsa pada gamelan Bali dan slenthem pada gamelan Jawa. Alat
musik Gender biasa digunakan bersama alat musik lainnya pada pagelaran tari topeng
Betawi.

Gong

Satu set Gong, Kemong, dan Kempul


Gong merupakan sebuah alat musik pukul, instrumen (waditra) yang terbuat dari
perunggu atau logam lain, berbentuk bundar dan besar seperti kuali. Sebagai waditra
berpenclon yang sangat besar, gong mempunyai garis tengah 69 cm s/d 105 cm. Di atas
mistranya diberi variasi ular naga yang dibuat dari kayu. Dalam kesenian Betawi instrumen
gong juga tergabung dalam Gambang Rancag, mengiringi tari Topeng Gong, dan sebagainya.
Dipukul dengan alat pemukul yang empuk bunyinya sangat rendah dan bergelombang suara,
digantung dengan mempergunakan tali (digayor). Waditra tersebut berfungsi sebagai tanda
akhir kalimat lagu atau sebagai tanda pada bentuk-bentuk gending.

Kecrek (Pan)

Kecrek adalah alat musik perkusi yang digunakan dalam seni perdalangan. Kecrek
berfungsi sebagai alat pemberi isyarat segala macam bentuk aba-aba iringan maupun gerakan
atau sikap wayang. Kecrek dapat juga berfungsi sebagai penghias irama lagu. Jika dimainkan
alat ini akan mengeluarkan suara crek crek crek.
Kecrek alat musik dalam teater Topeng Betawi terbuat dari lempengan besi yang disusun di
atas balok kayu dan dipukul dengan dua tongkat kayu kecil.

Kemong
Kemong adalah alat musik yang berasal dari gamelan Jawa atau Sunda yang berbentuk
semacam gong kecil, merupakan salah satu bagian dari Gambang Kromong.

Kempul
Kempul merupakan salah satu perangkat gamelan yang ditabuh, biasanya digantung
menjadi satu perangkat dengan Gong. Kempul memiliki bentuk mirip dengan gong tetapi
lebih kecil. Kempul menandai aksen-aksen penting dalam kalimat lagu/gendhing. Dalam
hubungannya dengan lagu/gendhing, kempul bisa memainkan nada yang sama dengan nada
balungan; kadang-kadang kempul mendahului nada balungan berikutnya. Kempul
menghasilkan suara yang lebih tinggi daripada Gong, sedangkan yang lebih kecil akan
menghasilkan suara yang lebih tinggi lagi.

Kromong (Bonang)

Kromong biasanya dibuat dari perunggu atau besi, berjumlah 10 buah (sepuluh
pencon). Kromong merupakan alat musik pukul dari gamelan Jawa atau Sunda terdiri dari 10
buah sumber suara yang berbentuk seperti mangkok. Kromong merupakan alat musik dan
salah satu bagian dari orkes Gambang Kromong. Alat musik yang dalam istilah gamelan
dinamakan bonang. Merupakan dua deret belanga sejumlah 10 buah, dengan setiap deret
berisi lima slendro sebagaimana dalam gamelan, melainkan laras Pentatonik seperti tata nada
"Tsi Ceh" Cina. Belanga-belanga tersebut terbuat dari perunggu, memakai pencu dan
dimainkan oleh seorang penabuh dengan mempergunakan dua potong kayu penabuhnya.

Ningnong
Ning nong adalah alat musik pukul yang terdiri dari dua buah piringan logam
berpencu, bergaris tengah k.1. 10 cm, ditempatkan pada bingkai kayu bertangkati satu,
berfungsi sebagai instrument pengatur irama. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul
menggunakan tongkat besi kecil
Cara menabuh ningnong ini mirip dengan kemanak pada gamelan jawa. Hanya bedanya, pada
kemanak dikenal dengan teknik “pitet” (tangkep) sedangkan pada ningnong tidak
menggunakan teknik “pitet”.

Rebab

Rebab (Arab ‫ الربابة‬atau ‫ ربابة‬- "busur (instrumen)"), juga rebap, rabab, rebeb, rababah,
atau al-rababa) adalah jenis alat musik senar yang dinamakan demikian paling lambat dari
abad ke-8 dan menyebar melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang lebih banyak dari Afrika
Utara, Timur Tengah, bagian dari Eropa, dan Timur Jauh. Beberapa varietas sering memiliki
tangkai di bagian bawah agar rebab dapat bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut
rebab tangkai di daerah tertentu, namun terdapat versi yang dipetik seperti kabuli rebab
(kadang-kadang disebut sebagai robab atau rubab).
Ukuran rebab biasanya kecil, badannya bulat, bagian depan yang tercakup dalam suatu
membran seperti perkamen atau kulit domba dan memiliki leher panjang terpasang. Ada leher
tipis panjang dengan pegbox pada akhir dan ada satu, dua atau tiga senar. Tidak ada papan
nada. Alat musik ini dibuat tegak, baik bertumpu di pangkuan atau di lantai. Busurnya
biasanya lebih melengkung daripada biola.

`Rebab merupakan instrumen gesek, di masyarakat Betawi dikenal dengan "rebab cina", yang
berukuran paling besar dinamakan Su Kong, sesuai dengan laras dawai-dawainya, yang
meniru nada su dan nada kong. Rebab dengan ukuran menengah disebut Hoo Siang
(Tehyan), karena dawai-dawainya dilaras menurut nada hoo dan nada siang. Rebab yang
paling kecil dinamakan Kong a hian, sesuai dengan larasnya meniru bunyi nada-nada Cina.
Rebab yang punya ukuran sedikit lebih besar dari kong a hian, ialah yang bernama tee hian,
yang larasnya serupa dengan laras kong a hian.

Alat Musik Tradisional Provinsi Kalimantan Barat


Kalimantan Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau
Kalimantan dengan ibu kota Provinsi Kota Pontianak.
Luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat adalah 146.807 km² (7,53% luas Indonesia).
Merupakan provinsi terluas keempat setelah Papua, Kalimantan Timur dan Kalimantan
Tengah.

Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki provinsi "Seribu
Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar
dan kecil yang di antaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini
masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun
prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.
Kalimantan Barat berbatasan darat dengan negara bagian Sarawak, Malaysia. Walaupun
sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut, akan tetapi Kalimantan
Barat memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni) yang tersebar
sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna yang berbatasan dengan wilayah Provinsi
Kepulauan Riau.

Alat Musik Tradisional Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) meliputi: Agukng / Gong,
Balikan/Kurating, Entebong, Keledik/Kedire, Kollatung (Uut Danum), Rabab/Rebab, Sapek,
Kangkuang, Keledik, Terah Umat (pada Dayak Uut Danum), Tawaq (sejenis Kempul).

Agukng / Gong

Agukng termasuk jenis instrumen perkusi yang terbuat dari logam. Instrumen ini
digunakan untuk menamakan instrumen perunggu dengan pencon di tengahnya dengan
berbagai ukuran (R.M. Soedarsono, 2003: 126). Cara memainkannya ditabuh dengan
menggunakan stik kayu yang pada bagian ujungnya dililit karet (ban dalam). Instrumen ini
terbagai menjadi 8 buah instrumen, yaitu: (1) Kakanong; (2) Kampo atau Babaneh; (3)
Kanayatn; (4) Katukekng; (5) Katukong; (6) Katuku’; (7) Agukng; dan (8) Wayakng.
Diantara delapan instrumen tersebut, kebanyakan hanya tiga jenis yang digunakan, yaitu
Agukng, Katuku, dan Katukeng. Nada yang dihasilkan Agukng adalah nada 5 (sol) rendah,
Katuku bernada 1 (do), dan Katukeng bernada 3 (mi). Instrumen ini merupakan instrumen
kolotomis atau sebagai penyekat nada yang dimainkan pada tiap birama.

Agukng merupakan alat musik yang multifungsi baik sebagai mas kawin, sebagai dudukan
simbol semangat dalam pernikahan. maupun sebagai bahan pembayaran dalam hukum adat di
Kalimantan Barat.

Balikan/Kurating

Balikan/Kurating merupakan alat musik petik sejenis Sapek, berasal dari Kapuas Hulu
pada masyarakat Dayak Ibanik, Dayak Banuaka".

Entebong

Entebong merupakan alat musik Pukul sejenis Gendang yang banyak terdapat di
kelompok suku Dayak Mualang di daerah Kabupaten Sekadau

Keledik/Kedire/Kadire

Keledik/Kedire merupakan alat musik terbuat dari labu dan bilah bambu di mainkan
dengan cara ditiup dan dihisap, terdapat di daerah Kapuas Hulu. Pada suku Dayak Uut
Danum di sebut Korondek.
Keledi atau organ mulut dibuat dari buah labu yang sudah tua (berumur 5-6 bulan)
kemudian dikeluarkan isinya, direndam selama satu bulan, dan selanjutnya dikeringkan. Buah
labu dan batang-batang bambu disatukan dengan menggunakan perekat dari sarang kelulut
(sejenis lebah hutan berukuran kecil). Alat musik ini menghasilkan nada pentatonik. keledi
dimainkan untuk mengiringi nyanyian tradisional, tarian, teater tutur (berupa syair dalam
nyanyian yang berisi nasihat dan petuah) serta saat upacara adat pada suku bangsa Dayak.
Sebenarnya untuk memainkan alat musik ini tidak hanya ditiup, namun sekaligus dihisap dan
ditiup. Oleh masyarakat Rumpun Uut Danum alat ini juga disebut dengan nama Korondek

Kollatung (Uut Danum)


Kollatung (Uut Danum) merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kuningan,
merupakan alat musik yang multifungsi baik sebagai mas kawin, sebagai dudukan simbol
semangat dalam pernikahan. maupun sebagai bahan pembayaran dalam hukum adat.

Rabab/Rebab

Rabab/Rebab, yaitu alat musik gesek, terdapat pada suku Dayak Uut Danum.

Sapek

Sapek merupakan alat musik petik tradisional dari Kapuas hulu dikalangan
masyarakat Dayak Kayaan Mendalam kabupaten Kapuas hulu. Pada masyarakat Uut Danum
menyebutnya Konyahpik (bentuknya) agak berbeda sedikit dengan Sapek.

Sollokanong

Sollokanong (beberapa suku Dayak lain menyebutnya Klenang) terbuat dari


kuningan, bentuknya lebih kecil dari gong, penggunaannya harus satu set.

Kangkuang

Kangkuang merupakan alat musik pukul yang terbuat dari kayu dan berukir, terdapat pada
masyarakat Dayak Banuaka Kapuas Hulu.

Terah Umat (pada Dayak Uut Danum)


Terah Umat (pada Dayak Uut Danum) merupakan alat musik ketuk seperti pada gamelan
Jawa. Alat ini terbuat dari besi (umat) maka di sebut Terah Umat.

Tawaq (sejenis Kempul)


Tawaq (sejenis Kempul) merupakan alat musik untuk mengiringi tarian tradisional masyarakat Dayak
secara umum. Bahasa Dayak Uut Danum menyebutnya Kotavak.

Alat Musik Tradisional Provinsi Kalimantan Tengah


Kalimantan Tengah adalah salah satu sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di
pulau Kalimantan. Ibukotanya adalah Kota Palangka Raya. Kalimantan Tengah memiliki luas
157.983 km². Berdasarkan sensus tahun 2010, provinsi ini memiliki populasi 2.202.599 jiwa,
yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan. Kalteng mempunyai 13
kabupaten dan 1 kotamadya.

Seni musik yang dikenal di daerah ini antara lain:

 Chordophone: Kacapi, Rebab, Sampe


 Idiophone: Berbagai jenis Gong, Kangkanung
 Membranophone: Berbagai jenis Kendang (Gandang), Katambung

Alat Musik Tradisional Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) meliputi: Babun,


Gandang Mara, Gandang Tatau, Garantung (Gong), Garunde, Guriding/Ketong, Kalali atau
Suling Panjang, Kangkanung (Kenong), Kangkanong Humbang, Kangkurung, Katambung,
Kecapi, Kuriding, Rebab, Salung, Saluang, Sarun, Serunai, Suling Bahalang, Suling
Balawung, Tote atau Serupai.

Babun
Babun adalah alat musik berbentuk bulat terbuat dari kayu, terdapat lubang ditengah
serta tiap sisinya dilapisi dengan kulit kambing. Babun dimainkan dengan cara di pukul
seperti halnya kendang.
Gandang Mara

Gandang Mara

Gandang Mara ialah alat musik perkusi sejenis gendang dengan ukuran setengah
sampai tigaperempat meter. Bentuk silinder yang terbuat dari kayu dan pada ujung
permukaan ditutup kulit rusa yang telah dikeringkan, kemudian diikat rotan agar kencang dan
supaya lebih kencang lagi diberi pasak.

Gandang Tatau

Gandang Tatau

Gandang Tatau (gendang tunggal) adalah jenis Gandang yang agak besar dan panjang.
Panjangnya bisa mencapai satu-dua meter dengan garis tengah atau diameter mencapai lebih
kurang 40 centimeter.
Pada Gandang Tatau, salah satu bagian ujungnya dipasang membran yang terbuat dari kulit
sapi, rusa atau panganen (ular sawa atau piton) dan pada bagian pangkalnya dibiarkan terbuka
untuk menguatkan suara ketika membran ditabuh.

Gandang tatau biasanya digunakan pada upacara-upacara adat, antara lain acara tiwah
(upacara kematian, Red), bantang, wara dan upacara penyambutan tamu dengan alat musik
pengiring lainnya terdiri atas gong sebanyak tiga-lima buah dan seperangkat kangkanong.
Garantung (Gong)

Garantung adalah gong yang terdiri dari lima atau tujuh buah, terbuat dari tembaga.
Bunyi yang dihasilkan oleh Garantung berbeda dengan bunyi yang dihasilkan oleh gong yang
terdapat dalam gamelan Jawa. Sebagai contoh, bunyi yang dihasilkan oleh gong pada
Gamelan Jawa terdengar getaran bunyi lebih panjang, sedangkan pada Garantung getaran
bunyi pendek.

Kangkanung (Kenong)

Kangkanung (Kenong)

Kangkanung ialah sejenis gong dengan ukuran lebih kecil berjumlah lima biji,terbuat
dari tembaga.
Kangkanung merupakan sejenis instrumen yang juga terdapat di Jawa dengan sebutan
Kenong, tapi Kangkanung lebih mengarah pada sejenis Bonang bila merujuk pada ensemble
gamelan, di Bali disebut Reong, di Minang disebut Talempong.
Kangkanung adalah penyebutan yang umum baik bagi suku Dayak Ngaju, Ma'anyan.
Taboyan, Lawangan dan Dusun, disebut juga dengan istilah Kanung, sedang di suku Dayak
Siang disebut Klentang.

Cara memainkannya hampir sama dengan alat musik sejenis dari daerah lainnya.
Jumlah Kangkanung ada 5 buah, yang disusun secara berjejer memanjang diatas rajutan tali
di sebuah wadah kotak persegi panjang yang terbuat dari kayu.

Ukuran lingkar Kangkanung kurang lebih 20 cm dan memiliki tonjolan (bagian yang di
pukul) di bagian atas dengan 3-5 cm.
Nada masing-masing Kangkanung dihasilkan dari tebal tipisnya masing-masing buah
Kangkanung, nada tersebut yaitu A, C, D, E, dan G, dengan klasifikasi nada pentatonik.

Kangkanung dimainkan dengan cara di pukul dengan dua buah pemukul atau stick,
pemukul/stick terbuat dari bahan kayu yang kuat. Stick atau pemukul Kangkanung tidak
dibuat benjolan pada ujungnya dan tidak juga dilapisi kain atau karet pada ujung yang
bersentuhan dengan Kangkanung.

Bahan Kangkanung terbuat dari campuran timah, tembaga, dan kuningan. Posisi atau sikap
pemain Kangkanung pada saat memainkannya, dengan sikap duduk bersila.

Fungsi musik, untuk mengiringi upacara adat ritual Balian, penggunaan Kangkanung untuk
upacara Balian dikeranakan bunyi yang dihasilkan Kangkanung sesuai dengan bunyi yang
dihasilkan oleh Gelang yang dihentakkan penari Balian (baik Dadas maupun Bawo) di
pergelangan tangan mereka.

Kangkanong Humbang
Alat musik ini sejenis alat musik yang dibuat dari bambu yang dirakit dari beberapa
batang bambu kemudian dipukul sehingga menghasilkan bunyi.

Katambung
Katambung

Katambung ialah alat musik perkusi sejenis gendang yang biasa digunakan dalam
upacara-upacara adat. Ukuran panjang 75 cm terbuat dari kayu ulin dan bagian yang dipukul
dengan telapak tangan terbuat dari kulit ikan buntal yang telah dikeringkan berdiameter 10
cm.

Alat musik ini biasa digunakan oleh masyarakat suku Dayak Ngaju yang tinggal di
Kalimantan Tengah dan di perkirakan berkembang sebelum abad 10 Masehi. Bentuk alat
musik ini tergolong unik karena menyerupai labu siam atau labu air.

Ketambung digunakan pada upacara besar atau upacara yang berkaitan dengan
upacara gawi belom (memotong pantan) dan gawi matey. Pada upacara gawi belom
katambung digunakan untuk mengiringi penyambutan tamu, sedangkan pada upacara gawi
matey katambung ditabuh pada saat upacara tiwah (kematian), termasuk pada upacara balian
ngarahang tulang (mengangkat tulang belulang), balian tantulak (penguburan), dan balian
untung (upacara syukuran setelah penguburan maupun mengangkat tulang belulang).

Cara Memainkan - Cara memainkan alat musik Katambung yaitu dengan cara
menabuh agar katambung mengeluarkan bunyi yang indah. tekniknya yaitu kulit membran di
pukul dengan jari tangan kanan. sementara tangan kiri memegang badan katambung. atau di
letakan di atas pelimping dengan posisi jari-jarinya menjulur kedepan(menjuntai kebawah
kulit membran). sedangkan bagian tengah katambung cukup hanya dengan disanggah.
katambung biasanya dimainkan dalam bentuk kelompok yang beranggotakan 5-7 orang.
pamimpinya oleh masayarakat setempat disebut upu.

Kecapi
Kecapi Kalteng

Kacapi adalah alat musik petik yang terbuat dari kayu ringan. Di masa lalu tali yang
digunakan adalah tengang atau tali liat yang terbuat dari kulit kayu, namun saat ini tengang
dapat digantikan dengan tali nilon. Dawai tali kecapi dapat dua, boleh juga tiga. Apabila tali
kecapi dipetik nada lagu dapat diatur. Suara kecapi biasanya untuk mengiringi karungut dan
Tari kinyah.

Salung
Salung adalah alat musik tradisional asal Kalimantan Barat yang merupakan alat
musik jenis pukul yang terbuat dari bambu atau kayu. Nada yang dihasilkan alat musik
salung ini adalah nada do, re, mi, sol, dan la. Salung sama dengan sarun, tetapi salung terbuat
dari kayu atau bambu.

Suling Bahalang
Suling Bahalang

Suling Bahalang adalah alat musik tiup seperti suling pada umumnya, terbuat dari
bambu dan memiliki tujuh lubang.

Suling Balawung

Suling Balawung ialah alat musik tiup yang terbuat dari bambu berukuran kecil
dengan lima lubang di bagian bawah dan satu lubang di bagian atas. Suling Balawang biasa
digunakan oleh perempuan.

Tote atau Serupai

Tote atau Serupai ialah alat musik tiup yang terbuat dari buluh kecil yang telah
dikeringkan dan ujung sebelah dalamnya diberi lidah. Pada batang dibuat dua atau tiga buah
lubang. Untuk menghasilkan bunyi yang merdu dan menyayat kalbu, tote atau serupai ditiup
pada bagian ujungnya.

Alat Musik Tradisional Provinsi Kalimantan Utara


Kalimantan Utara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian utara
Pulau Kalimantan. Provinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara
Bagian Sabah dan Serawak.

Alat Musik Tradisional Provinsi Kalimantan Utara (Kalut) Meliputi: Babun, Gambang,
Rebab.

Babun

Babun

Babun adalah alat musik pukul yang bentuknya seperti kendang / gendang, berbentuk
bulat dan terbuat dari kayu, setiap sisinya dilapisi dengan kulit kambing dan ada lubang
ditengahnya.

Gambang

Gambang

Gambang, terdiri dari 18 bilah bamboo dan dimainkan dengan cara dipukul.

Rebab
Rebab

Rebab (Arab ‫ الربابة‬atau ‫ ربابة‬- "busur (instrumen)"), juga rebap, rabab, rebeb, rababah,
atau al-rababa) adalah jenis alat musik senar yang dinamakan demikian paling lambat dari
abad ke-8 dan menyebar melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang lebih banyak dari Afrika
Utara, Timur Tengah, bagian dari Eropa, dan Timur Jauh. Beberapa varietas sering memiliki
tangkai di bagian bawah agar rebab dapat bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut
rebab tangkai di daerah tertentu, namun terdapat versi yang dipetik seperti kabuli rebab
(kadang-kadang disebut sebagai robab atau rubab).

Ukuran rebab biasanya kecil, badannya bulat, bagian depan yang tercakup dalam
suatu membran seperti perkamen atau kulit domba dan memiliki leher panjang terpasang.
Ada leher tipis panjang dengan pegbox pada akhir dan ada satu, dua atau tiga senar. Tidak
ada papan nada. Alat musik ini dibuat tegak, baik bertumpu di pangkuan atau di lantai.
Busurnya biasanya lebih melengkung daripada biola.
Rebab Kalimantan Utara terbuat dari kayu, rotan dan kulit binatang

Alat Musik Tradisional Provinsi Kalimantan Timur


Kalimantan Timur atau biasa disingkat Kaltim adalah sebuah provinsi Indonesia di
Pulau Kalimantan bagian ujung timur yang berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan Utara,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Sulawesi. Luas total Kaltim adalah 129.066,64
km² dan populasi sebesar 3.6 juta. Kaltim merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk
terendah keempat di nusantara. Ibukotanya adalah Samarinda.

Kalimantan Timur sebelum mekar menjadi Kalimantan Utara merupakan provinsi


terluas kedua di Indonesia setelah Papua, dengan luas 194.489 km persegi yang hampir sama
dengan Pulau Jawa atau sekitar 6,8% dari total luas wilayah Indonesia.

Alat Musik Tradisional Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) antara lain: Gambus,
Kadire, Ketipung, Lulung, Sampek, Sluding (Klentengan). Berikut ini penjelasan lengkapnya.

Gambus
Gambus

Gambus adalah alat musik petik sejenis gitar berdawai 6 yang tidak jauh berbeda
dengan mandolin. Gambus ini awalnya berasal dari Timur Tengah yang kemudian dibawa
oleh pedagang melayu sampai ke pesisir Kalimantan Timur.

Kadire

Kadire

Keledik/Kedire merupakan alat musik terbuat dari labu dan bilah bambu di mainkan
dengan cara ditiup dan dihisap, terdapat di daerah Kapuas Hulu. Pada suku Dayak Uut
Danum di sebut Korondek.

Keledi atau organ mulut dibuat dari buah labu yang sudah tua (berumur 5-6 bulan)
kemudian dikeluarkan isinya, direndam selama satu bulan, dan selanjutnya dikeringkan. Buah
labu dan batang-batang bambu disatukan dengan menggunakan perekat dari sarang kelulut
(sejenis lebah hutan berukuran kecil). Alat musik ini menghasilkan nada pentatonik. keledi
dimainkan untuk mengiringi nyanyian tradisional, tarian, teater tutur (berupa syair dalam
nyanyian yang berisi nasihat dan petuah) serta saat upacara adat pada suku bangsa Dayak.

Sebenarnya untuk memainkan alat musik ini tidak hanya ditiup, namun sekaligus
dihisap dan ditiup. Oleh masyarakat Rumpun Uut Danum alat ini juga disebut dengan nama
Korondek.
Sumber bunyi kadire tidak diperoleh dengan meniup buah labu yang dikeringkan, melainkan
tempurung kelapa. Tempurung kelapa ini berfungsi sebagai pengatur nada. Kadire dimainkan
saat upacara adat masyarakat Dayak kenyah.

Ketipung

Ketipung

Ketipung adalah salah satu alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara
dipukul. Alat musik ini berasal dari Timur Tengah yang membawa pengaruh sampai ke
Kalimantan Timur. Alat musik ketipung ini adalah sejenis gendang kecil yang biasa
dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu bernuansa Timur Tengah.

Ketipung adalah salah alat musik tradisional Indonesia yang berbentuk menyerupai
Gendang tetapi memiliki ukuran lebih kecil. Ketipung dibuat dari kayu yang dibubut,
kemudian kemudian diberi lubang di tengahnya berukuran 20cm hingga 40 cm. Bunyi yang
dihasilkan biasanya menghasilkan musik Keroncong, Dangdut, dan Melayu.

Lulung
Lulung

Lulung adalah alat musik yang terbuat dari bambu. Alat musik ini berupa sitar tabung
yang masuk dalam golongan idiokordofon. Lulung dilengkapi 6 dawai yang diambil dari
badan bambu. Alat musik ini dimainkan para wanita Dayak Kenyah dengan cara dipetik.

Sampek

Sampek

Sampek atau Sampe merupakan alat musik tradisional Suku Dayak. Penyebutan alat
musik yang dimainkan dengan cara dipetik ini berbeda-beda dalam tradisi masing-masing
Sub suku dayak yang ada di Kalimantan Timur.

Sampek adalah alat musik tradisional Suku Dayak atau masyarakat Kayaan
menyebutnya sape’ kayaan, alat musik ini terbuat dari berbagai jenis kayu ( kayu arrow, kayu
kapur, kayu ulin) yang dibuat secara tradisional. Proses pembuatan bisa memakan waktu
berminggu minggu. Dibuat dengan 3 senar, 4 senar dan 6 senar. Biasanya sampek akan
diukir sesuai dengan keinginan pembuatnya, dan setiap ukiran memiliki arti.

Sluding (Klentengan)
Sluding (Klentengan)

Sluding atau Klentengan adalah alat musik tradisional yang terbuat dari kayu. Alat
musik ini merupakan alat musik pukul jenis silofan yang mirip dengan gambang. Alat musik
ini terdiri dari 8 bilah kayu yang ditempatkan pada rak kayu. Pada sisi kanan dan kiri sluding
dihias dengan motif kepala burung Enggang yang dianggap sebagai hewan sakral oleh suku
bangsa Dayak Modang. Alat musik ini dimainkan saat upacara adat

Alat Musik Tradisional Provinsi Jawa Barat


Jawa Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia, ibu kotanya berada di Bandung.
Berikut ini daftar Alat Musik Tradisional daerah Provinsi Jawa Barat (Jabar): Angklung,
Arumba, Calung, Celempung, Degung, Jentreng, Kacapi, Karinding, Tarawangsa, Rebab,
Suling.

Angklung

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional
berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari
bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa
bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada
dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary of the Sunda Language karya
Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung
adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya,
menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan
untuk menghasilkan bunyi. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan
dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

Angklung terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Angklung Kanekes, Angklung Reyog,
Angklung Banyuwangi, Angklung Bali, Angklung Dogdog Lojor, Angklung Gubrag,
Angklung Badeng, Buncis, Angklung Padaeng, Angklung Sarinande, Angklung Toel,
Angklung Sri-Murni.
Selain itu ada juga Ensemble angklung seperti: Klasik Padaeng, Angklung solo, dan Arumba.

Arumba

Arumba adalah ensemble musik dari berbagai alat musik yang terbuat dari bambu.
Arumba lahir sekitar tahun 1960-an di Jawa Barat Indonesia, saat ini menjadi alat musik khas
Jawa Barat. Arumba termasuk ensembel berarti termasuk seni musik
Konon pada tahun 1964, Yoes Roesadi dan kawan-kawan membentuk grup musik yang
secara khusus menambahkan angklung pada jajaran ensemble-nya. Ketika sedang naik truk
untuk pentas ke Jakarta, mereka mendapat ide untuk menamai diri sebagai grup Arumba
(Alunan Rumpun Bambu).

Kemudian sekitar tahun 1968, Muhamad Burhan di Cirebon membentuk grup musik yang
bertekad untuk sepenuhnya memainkan alat musik bambu. Mereka memakai alat musik lama
(angklung, calung), dan juga berinovasi membuat alat musik baru (gambang, bass lodong).
Ensemble ini kemudian mereka beri nama Arumba (Alunan Rumpun Bambu).

Sekitar tahun 1969, Grup Musik Arumba juga mengubah nama menjadi Arumba,
sehingga timbul sedikit perselisihan istilah arumba tersebut. Dengan berjalannya waktu,
istilah arumba akhirnya melekat sebagai ensemble musik bambu asal Jawa Barat.

Susunan Alat Musik


Susunan ensemble gambang yang umum saat ini adalah:

 Angklung solo: adalah satu set angklung (biasanya 31 buah) yang tergantung pada
palang. Angklung ini dimainkan oleh satu orang saja, sehingga pada satu saat, hanya
dua angklung yang bisa digetarkan.
 Gambang Melodi: adalah gambang yang membunyikan melodi lagu (saling mengisi
suara dengan angklung), dimainkan oleh satu orang dengan dua pemukul.
 Gambang pengiring: adalah gambang yang bertugas menghasilkan suara akord.
Gambang ini dimainkan oleh seorang pemain dengan 4 pemukul.
 Bass lodong: terdiri atas beberapa tabung bambu besar yang dipukul untuk memberi
nuansa nada rendah.
 Gendang : adalah alat musik pukul yang digunakan sebagai pembawa irama.

Calung
Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe (purwarupa) dari
angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara
menabuh calung adalah dengan memukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung
bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis
bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula
yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).

Pengertian calung selain sebagai alat musik juga melekat dengan sebutan seni pertunjukan.
Ada dua bentuk calung Sunda yang dikenal, yakni calung rantay dan calung jinjing.

Calung rantay - Calung rantay bilah tabungnya dideretkan dengan tali kulit waru (lulub) dari
yang terbesar sampai yang terkecil, jumlahnya 7 wilahan (7 ruas bambu) atau lebih.
Komposisi alatnya ada yang satu deretan dan ada juga yang dua deretan (calung indung dan
calung anak/calung rincik). Cara memainkan calung rantay dipukul dengan dua tangan sambil
duduk bersilah, biasanya calung tersebut diikat di pohon atau bilik rumah (calung rantay
Banjaran-Bandung), ada juga yang dibuat ancak "dudukan" khusus dari bambu/kayu,
misalnya calung tarawangsa di Cibalong dan Cipatujah, Tasikmalaya, calung rantay di
Banjaran dan Kanekes/Baduy.

Calung jinjing - Adapun calung jinjing berbentuk deretan bambu bernada yang disatukan
dengan sebilah kecil bambu (paniir). Calung jinjing terdiri atas empat atau lima buah, seperti
calung kingking (terdiri dari 12 tabung bambu), calung panepas (5 /3 dan 2 tabung bambu),
calung jongjrong(5 /3 dan 2 tabung bambu), dan calung gonggong (2 tabung bambu).
Kelengkapan calung dalam perkembangannya dewasa ini ada yang hanya menggunakan
calung kingking satu buah, panempas dua buah dan calung gonggong satu buah, tanpa
menggunakan calung jongjrong Cara memainkannya dipukul dengan tangan kanan memakai
pemukul, dan tangan kiri menjinjing/memegang alat musik tersebut. Sedangkan teknik
menabuhnya antar lain dimelodi, dikeleter, dikemprang, dikempyung, diraeh, dirincik,
dirangkep (diracek), salancar, kotrek, dan solorok.

Celempung

Celempung adalah sebuah waditra (istrumen musik tradisional) jenis alat pukul ini terbuat
dari bambu, dimainkan dengan cara dipukul oleh alat bantu pemukul. Waditra ini berperan
seperti kendang (gendang), yaitu sebagai pengatur irama lagu. Bentuk penyajian waditra
'Celempung' dinamakan 'Celempungan'. Pertunjukan dilengkapi waditra kacapi, rebab atau
suling dan sebuah goong buyung.

Pengertian istilah - Celempungan merupakan alat bunyi yang diadopsi dari 'Icikibung', yaitu
bunyi sebuah permainan tradisional berupa pukulan telapak tangan dan gerak sikut diatas
permukaan air, sehingga menimbulkan bunyi-bunyi yang khas. Permainan ini biasa
dimainkan oleh para wanita (gadis) yang sedang mandi di sungai.

Bunyi dari permainan 'Icikibung' itu ditiru dan dipindahkan menjadi waditra yang terbuat dari
bambu besar (awi gombong) yang disebut 'Celempung'.

Bahan dan Rancang Bangun - Bahan dasar waditra 'Celempung' dibuat dari bahan bambu,
untuk yang berbentuk bulat. Sedang untuk yang berbentuk segi enam atau segi delapan
terbuat dari bahan kayu. Alat pemukulnya dapat dibuat dari bahan bambu atau kayu yang
ujungnya dibalut dengan kain atau benda tipis agar menghasilkan suara nyaring, jika
dipukulkan pada celempung.

Bagian-bagian celempung:

 'Sirah' penutup pinggir sebelah kiri


 'Pongpok', penutup sebelah kanan, dua utas sembilu berfungsi sebagai senar
 'Talingkup' penghubung kedua utas sembilu
 'Nawa' sebagai lubang suara
 'Baham' sebagai tempat pengolah suara.

Degung

Degung adalah sekumpulan alat musik yang dimainkan oleh masyarakat Sunda.
Ada dua pengertian tentang istilah degung, degung sebagai nama perangkat gamelan
dan degung sebagai nama laras bagian dari laras salendro ( berdasarkan teori Raden Machjar
Angga Koesoemadinata).

Degung sebagai unit gamelan dan degung sebagai laras memang sangat lain. Dalam teori
tersebut, laras degung terdiri dari degung dwiswara (tumbuk: (mi) 2 – (la) 5) dan degung
triswara: 1 (da), 3 (na), dan 4 (ti).

Jentreng
(http://tikarmedia.or.id/picture/)
Jentreng adalah sejenis alat musik kecapi dengan jumlah dawai tujuh buah.
Ukurannya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan kacapi pada umumnya. Terbuat dari
kayu kembang (kenanga) atau kayu nangka. Teknik memainkannya dipetik dan di-toel
(disentuh) dengan jari kiri-kanan. Telunjuk, jari tengah, dan ibu jari tangan kanan untuk
memetik nada-nada tinggi, sedangkan telunjuk tangan kiri untuk menyentuh nada-nada
rendah (bagian atas dari instrumen).

Menurut sistem klasifikasi Curt Sachs dan Hornbostel, Jentreng diklasifikasikan


sebagai Chordophone, sub klasifikasi zither. Sedangkan menurut cara memainkannya,
jentreng diklasifikasi sebagai alat petik. Dalam ensambel, jentreng berfungsi sebagai
pengiring (mengiringi lagu). www.disparbud.jabarprov.go.id

Kacapi

Kacapi (kecapi) termasuk jenis waditra alat petik, karena bunyi suara yang dihasilkan
dengan cara dipetik. Dalam istilah musik Sunda, tekhnik dasar petikan kacapi dikenal
mempunyai cara khas seperti : ditoel, disintreuk, dan digemyang (diranggeum)

Kacapi merupakan alat musik Sunda yang dimainkan sebagai alat musik utama dalam
Tembang Sunda atau Mamaos Cianjuran dan kacapi suling. Kata kacapi dalam bahasa Sunda
juga merujuk kepada tanaman sentul (Sentul adalah sebuah nama dalam bahasa Sunda untuk
tumbuhan dan buah kecapi), yang dipercaya kayunya digunakan untuk membuat alat musik
kacapi.

Karinding
Karinding merupakan salah satu alat musik getar (mouth harp) tradisional Sunda yang
terbuat dari banbu atau kayu.

Cara Memainkan - Karinding disimpan di bibir, terus tepuk bagian pemukulnya biar
tercipta resonansi suara. Karinding biasanya dimainkan secara solo atau grup (2 sampai 5
orang). Seroang diantaranya disebut pengatur nada atau pengatur ritem. Di daerah Ciawi,
dulunya karinding dimainkan bersamaan takokak (alat musik bentuknya mirip daun).

Secara konvensional menurut penuturan Abah Olot nada atau pirigan dalam memainkan
karinding ada 4 jenis, yaitu: tonggeret, gogondangan, rereogan, dan iring-iringan.

Fungsi - Karinding yaitu alat buat mengusir hama di sawah. Suara yang dihasilkan
dari getaran jarum karinding biasanya bersuara rendah low decible. Suaranya dihasilkan dari
gesekan pegangan karinding dan ujung jari yang ditepuk-tepakkan. Suara yang keluar
biasanya terdengar seperti suara wereng, belalang, jangkrik, burung, dan lain-lain. Yang
zaman sekarang dikenal dengan istilah ultrasonik. Biar betah di sawah, cara
membunyikannya menggunakan mulut sehingga resonansina menjadi musik. Sekarang
karinding biasa digabungkan dengan alat musik lainnya.

Tarawangsa

Tarawangsa merupakan salah satu jenis kesenian rakyat yang ada di Jawa Barat.
Istilah "Tarawangsa" sendiri memiliki dua pengertian: (1) alat musik gesek yang memiliki
dua dawai yang terbuat dari kawat baja atau besi dan (2) nama dari salah satu jenis musik
tradisional Sunda.

Sejarah - Tarawangsa lebih tua keberadaannya daripada rebab, alat gesek yang lain.
Naskah kuno Sewaka Darma dari awal abad ke-18 telah menyebut nama tarawangsa sebagai
nama alat musik. Rebab muncul di tanah Jawa setelah zaman Islam sekitar abad ke-15—16,
merupakan adaptasi dari alat gesek bangsa Arab yang dibawa oleh para penyebar Islam dari
tanah Arab dan India. Setelah kemunculan rebab, tarawangsa biasa pula disebut dengan nama
rebab jangkung (rebab tinggi), karena ukuran tarawangsa umumnya lebih tinggi daripada
rebab.

Rebab

Rebab adalah waditra (alat musik) jenis gesek, karena bunyi yang dihasilkan waditra ini
bersumber dari kawat yang dimainkan dengan cara digesek. Waditra ini hampir sama dengan
tarawangsa, perbedaannya terletak pada bentuk dan cara memakainya.

Pengertian Istilah - Rebab berasal dari kata Rabab (bahasa Persia) yang artinya sedih.
Pengertian ini sesuai dengan jenis lagu-lagu pada rebab, yang sering membawakan lagu-lagu
" ngalengis ", yaitu lagu-lagu yang sangat menyayat hati (sedih). Diantara waditra-waditra
Sunda, alat gesek Rebab merupakan waditra uang paling tepat menghantarkan lagu-lagu yang
bersuansana sedih.

Rebab biasa disebut Lengek. Lengek adalah alat gesek/keset. Orang yang sedang
menyajikan Rebab biasa disebut " ngalengek". Jadi ngalenggek sama dengan
ngarebab/merebab.

Bahan dan Rancang Bangun

 Waditra Rebab dibuat dari bahan: kayu,kawat dan kulit, dengan bahan tambahan kain
dan pelitur.
 Terbuat dari bahan kayu jeruk. Bagian lainnya seperti : wangkis terbuat dari bahan
kayu nangka, Tumpang sari dari bahan Kayu jati, dari bulu ekor kuda putih, Dampit
dari bahan karet atau benda yang empuk dan sisir dari bahan tanduk atau tulang
binatang.

Suling

Suling adalah alat musik dari keluarga alat musik tiup kayu atau terbuat dari bambu.
Suara suling berciri lembut dan dapat dipadukan dengan alat musik lainnya dengan baik.
Ada Beberapa Jenis Suling Sunda, Mulai Suling Yang Memiliki Lubang Enam,
Empat, Lima Dan Suling Gaya Baru Yaitu Suling Lubang Delapan Dan Lubang Tujuh, Jenis
Yang Terakhir Ini Merupakan Pengembangan Dari Suling Lubang Enam. Namun Secara
Umum Suling Sunda Hanya Terdapat Tiga Jenis Yaitu: Suling Lubang Enam, Lima Dan
Empat, Jenis Dan Fungsinya Secara Umum Dapat Kita Bedakan Secara Singkat Seperti
Dibawah Ini :

Suling Sunda Lubang Enam –Digunakan Untuk Mengiringi Tembang Dan Kawih
Namun Lebih Dominannya Pada Tembang, Fungsinya Adalah Sebagai Nada Dasar Pesinden
Dalam Bernyanyi, Membawakan Melodi Dan Melilit Melodi, Ornamentasi Yang Dimainkan
Suling Pasti Sama Dengan Sinden, Sementara Laras Yang Digunakan Adalah: Laras Pelog,
Pelog Degung, Madenda Dan Kadang Salendro Tapi Untuk Laras Yang Satu Ini Jarang
Digunakan Oleh Suling Ini.

Suling Lubang Lima - Suling Ini Adalah Jenis Suling Yang Digunakan Pada Jenis
Kesenian Tarawangsa Suatu Kesenian Ritual Di Daerah Sumedang, Akan Tetapi Jenis Suling
Ini Di Daerah Tasikmalaya Pun Sering Digunakan, Yaitu Di Daerah Cibalong.

Suling Lubang Empat - Secara Laras Suling Ini dibagi Menjadi: Suling Lubang
Empat Laras Degung, Suling Lubang Empat Laras Salendro, Suling Lubang Empat Laras
Nyorog/Madenda, dan Suling Lubang Empat Laras Sorog, Bagian Dari Laras Pelog.

Suling Lubang Empat Ini Biasanya Hanya Difungsikan Untuk Sajian Musik Instrumentalia
Dan Tidak Digunakan Untuk Mengiringi Tembang Atau Kawih.

Alat Musik Tradisional Provinsi Jawa Tengah


Jawa Tengah adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau
Jawa. Ibu kotanya adalah Semarang. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat di
sebelah barat, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa
Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 32.548 km², atau
sekitar 28,94% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau
Nusakambangan di sebelah selatan (dekat dengan perbatasan Jawa Barat), serta Kepulauan
Karimun Jawa di Laut Jawa.

Pengertian Jawa Tengah secara geografis dan budaya kadang juga mencakup
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai "jantung" budaya Jawa.
Meskipun demikian di provinsi ini ada pula suku bangsa lain yang memiliki budaya yang
berbeda dengan suku Jawa seperti suku Sunda di daerah perbatasan dengan Jawa Barat.
Selain ada pula warga Tionghoa-Indonesia, Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang
tersebar di seluruh provinsi ini.

Alat Musik Tradisional yang ada di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) antara lain:
Bonang, Demung, Gambang, Gamelan, Gender, Gong, Kendang, Kentongan, Kenong, Saron,
Siter dan Celempung, Slenthem, Suling atau seruling.
Bonang

Bonang

Bonang adalah alat musik pukul yang terbuat dari logam-logam seperti kuningan,
perunggu, atau besi. Cara memainkannya, bonang dipukul menggunakan pemukul khusus
yang terbuat dari kayu yang dilapisi dengan kain atau karet. Ada 2 jenis bonang, pertama
adalah bonang barung yang berukuran lebih besar dan bonang penerus yang berukuran lebih
kecil.

Bonang barung - Bonang barung berukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi,
adalah salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam Ansambel. Khususnya dalam
teknik tabuhan pipilan, pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada yang akan
datang dapat menuntun lagu instrumen-instrumen lainnya. Pada jenis gendhing bonang,
bonang barung memainkan pembuka gendhing (menentukan gendhing yang akan dimainkan)
dan menuntun alur lagu gendhing. Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, bonang barung tidak
berfungsi sebagai lagu penuntun; ia membentuk pola-pola lagu jalin-menjalin dengan bonang
panerus, dan pada aksen aksen penting bonang boleh membuat sekaran (lagu-lagu hiasan),
biasanya di akhiran kalimat lagu.

Bonang Penerus - Bonang Penerus adalah bonang yang paling kecil, beroktaf
tinggi. Pada teknik tabuhan pipilan, bonang panerus berkecepatan dua kali lipat daripada
bonang barung. Walaupun mengantisipasi nada-nada balungan, bonang panerus tidak
berfungsi sebagai lagu tuntunan, karena kecepatan dan ketinggian wilayah nadanya. Dalam
teknik tabuhan imbal-imbalan, bekerja sama dengan bonang barung, bonang panerus
memainkan pola-pola lagu jalin menjalin.

Bonang Penerus cara memainkannya yaitu sama persis dengan Bonang Barung.
Bonang Penerus hanya tinggal mengikuti kemana alur lagu dari Bonang Barung.
Demung

Demung

Demung adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan.
Demung adalah saron yang berukuran besar. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul
menggunakan pemukul khusus. Ada 2 jenis demung yang biasanya dimainkan, yaitu demung
Slendro dan demung Pelog. Perbedaan keduanya terletak pada ukuran dan bunyi yang
dihasilkan.

Dalam satu set gamelan biasanya terdapat 2 demung, keduanya memiliki versi pelog
dan slendro. Demung menghasilkan nada dengan oktaf terendah dalam keluarga balungan,
dengan ukuran fisik yang lebih besar. Demung memiliki wilahan yang relatif lebih tipis
namun lebih lebar daripada wilahan saron, sehingga nada yang dihasilkannya lebih rendah.
Tabuh demung biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu, lebih besar dan lebih
berat daripada tabuh saron.

Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh
bergantian antara demung 1 dan demung 2, menghasilkan jalinan nada yang bervariasi namun
mengikuti pola tertentu. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan tergantung pada
komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran yang
menggambarkan kondisi peperangan misalnya, demung ditabuh dengan keras dan cepat. Pada
gendhing Gati yang bernuansa militer, demung ditabuh lambat namun keras. Ketika
mengiringi lagu ditabuh pelan. Ketika sedang dalam kondisi imbal, maka ditabuh cepat dan
keras.

Gambang
Gambang

Gambang adalah alat musik tradisional Jawa Tengah yang terbuat dari bahan
kayu dan difungsikan sebagai pangrengga lagu. Instrumen ini berbentuk rangkaian 20 bilah
nada dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tabung khusus. Irama gambang bisa
menghasilkan irama do re mi fa so la si do.

Gamelan

Gamelan

Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang,


gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana
merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan
sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an
yang menjadikannya kata benda.

Gamelan Jawa adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon,


gambang, gendang, dan gong. Musik yang tercipta pada Gamelan Jawa berasal dari paduan
bunyi gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik umumnya lembut dan
mencerminkan keselarasan hidup, sebagaimana prinsip hidup yang dianut pada umumnya
oleh masyarakat Jawa.

Gender
Gender

Gender (dibaca:"gendèr", IPA:gəndɛr) adalah alat musik pukul logam (metalofon)


yang menjadi bagian dari perangkat gamelan Jawa dan Bali. Alat ini memiliki 10 sampai 14
bilah logam (kuningan) bernada yang digantungkan pada berkas, di atas resonator dari bambu
atau seng, dan diketuk dengan pemukul berbetuk bundaran berbilah dari kayu (Bali) atau
kayu berlapis kain (Jawa). Nadanya berbeda-beda, tergantung tangga nada yang dipakai. Pada
gamelan Jawa yang lengkap terdapat tiga gender: slendro, pelog pathet nem dan lima, dan
pelog pathet barang.

Bentuk gender menyerupai gangsa pada gamelan Bali dan slenthem pada gamelan Jawa.

Gong

Gong

Gong merupakan sebuah alat musik pukul, instrumen (waditra) yang terbuat dari
perunggu atau logam lain, berbentuk bundar dan besar seperti kuali. Sebagai waditra
berpenclon yang sangat besar, gong mempunyai garis tengah 69 cm s/d 105 cm. Di atas
mistranya diberi variasi ular naga yang dibuat dari kayu. Dalam kesenian Betawi instrumen
gong juga tergabung dalam Gambang Rancag, mengiringi tari Topeng Gong, dan sebagainya.
Dipukul dengan alat pemukul yang empuk bunyinya sangat rendah dan bergelombang suara,
digantung dengan mempergunakan tali (digayor). Waditra tersebut berfungsi sebagai tanda
akhir kalimat lagu atau sebagai tanda pada bentuk-bentuk gending.

Kendang
Kendang

Kendang adalah alat musik pukul yang terbuat dari kayu nangka, kelapa atau
cempedak. Kulit kerbau sering digunakan untuk bam (permukaan bagian yang memancarkan
ketukan bernada rendah) sedangkan kulit kambing digunakan untuk chang (permukaan luar
yang memancarkan ketukan bernada tinggi). Pada tali kulit yang berbentuk "Y" atau tali
rotan, yang dapat dikencangkan atau dikendurkan untuk mengubah nada dasar. Semakin
kencang tarikan kulitnya, maka semakin tinggi pula suara yang dihasilkannya. Cara
memainkannya adlah dengan memukul permukaan kulit dengan telapak tangan.

Kenong

Kenong

Kenong merupakan salah satu alat musik yang menyusun gamelan Jawa. Kenong
biasanya dimainkan dengan dipukul oleh satu alat pemukul. Alat ini merupakan pengisi akor
atau harmoni dalam permainkan gamelan, kenong berfungsi sebagai penentu batas-batas
gatra, menegaskan irama. Kenong juga termasuk dalam alat musik berpencu, namun ukuran
lebih besar daripada bonang. Alat ini juga dipukul menggunakan alat pemukul kayu yang
dililitkan kain. Jumlah dalam satu set bervariasi tapi biasanya sekitar 10 buah.

Bentuk - Kenong merupakan unsur instrumen pencon gamelan yang paling gemuk,
dibandingkan dengan kempul dan gong yang walaupun besar namun berbentuk pipih.
Kenong ini disusun pada pangkon berupa kayu keras yang dialasi dengan tali, sehingga pada
saat dipukul kenong tidak akan bergoyang ke samping namun dapat bergoyang ke atas
bawah, sehingga menghasilkan suara. Bentuk kenong yang besar menghasilkan suara yang
rendah namun nyaring dengan timber yang khas (dalam telinga masyarakat Jawa ditangkap
berbunyi ning-nong, sehingga dinamakan kenong). Dalam gamelan, suara kenong mengisi
sela-sela antara kempul.

Saron

Dari kiri-kanan; saron panerus, saron barung, dan demung.

Saron atau yang biasanya disebut juga ricik ,adalah salah satu instrumen gamelan
yang termasuk keluarga balungan. Instrumen yang terbuat dari lembaran-lembaran logam ini
dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul khusus yang terbuat dari kayu.

Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan semuanya memiliki
versi pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung,
dengan ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk
seperti palu.

Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh
bergantian antara saron 1 dan saron 2. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan
tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran
yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, ricik ditabuh dengan keras dan cepat.
Pada gendhing Gati yang bernuansa militer, ricik ditabuh lambat namun keras. Ketika
mengiringi lagu ditabuh pelan.

Dalam memainkan saron, tangan kanan memukul wilahan / lembaran logam


dengan tabuh, lalu tangan kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk
menghilangkan dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut
memathet (kata dasar: pathet = pencet)

Siter
Celempung dan Siter

Siter adalah alat musik petik di dalam gamelan Jawa. Sumber bunyi yang berasal dari
string (kawat) pada instrumen ini menghasilkan nada-nada harmonis yang kian memperindah
untaian musik gamelan. Ada 2 jenis siter, yaitu siter penerus (kecil) dan clempung (besar).

Siter dan Celempung masing-masing memiliki 11 dan 13 pasang senar, direntang


kedua sisinya di antara kotak resonator. Ciri khasnya satu senar disetel nada pelog dan senar
lainnya dengan nada slendro. Umumnya sitar memiliki panjang sekitar 30 cm dan
dimasukkan dalam sebuah kotak ketika dimainkan, sedangkan celempung panjangnya kira-
kira 90 cm dan memiliki empat kaki, serta disetel satu oktaf di bawah siter. Siter dan
celempung dimainkan sebagai salah satu dari alat musik yang dimainkan bersama
(panerusan), sebagai instrumen yang memainkan cengkok (pola melodik berdasarkan
balungan). Baik siter maupun celempung dimainkan dengan kecepatan yang sama dengan
gambang (temponya cepat).

Nama "siter" berasal dari Bahasa Belanda "citer", yang juga berhubungan dengan
Bahasa Inggris "zither". "Celempung" berkaitan dengan bentuk musikal Sunda celempungan.

Senar siter dimainkan dengan ibu jari, sedangkan jari lain digunakan untuk menahan getaran
ketika senar lain dipetik, ini biasanya merupakan ciri khas instrumen gamelan. Jari kedua
tangan digunakan untuk menahan, dengan jari tangan kanan berada di bawah senar
sedangkan jari tangan kiri berada di atas senar.

Siter dan celempung dengan berbagai ukuran adalah instrumen khas Gamelan Siteran,
meskipun juga dipakai dalam berbagai jenis gamelan lain.

Slenthem
Slenthem

Slenthem merupakan salah satu instrumen gamelan yang terdiri dari lembaran lebar
logam tipis yang diuntai dengan tali dan direntangkan di atas tabung-tabung dan
menghasilkan dengungan rendah atau gema yang mengikuti nada saron, ricik, dan balungan
bila ditabuh. Beberapa kalangan menamakannya sebagai gender penembung. Seperti halnya
pada instrumen lain dalam satu set gamelan, slenthem tentunya memiliki versi slendro dan
versi pelog. Wilahan Slenthem Pelog umumnya memiliki rentang nada C hingga B,
sedangkan slenthem slendro memiliki rentang nada C, D, E, G, A, C'.

Cara memainkan - Cara menabuh slenthem sama seperti menabuh balungan, ricik,
ataupun saron. Tangan kanan mengayunkan pemukulnya dan tangan kiri melakukan "patet",
yaitu menahan getaran yang terjadi pada lembaran logam. Dalam menabuh slenthem lebih
dibutuhkan naluri atau perasaan si penabuh untuk menghasilkan gema ataupun bentuk
dengungan yang baik. Pada notasi C, D, E, G misalnya, gema yang dihasilkan saat menabuh
nada C harus hilang tepat saat nada D ditabuh, dan begitu seterusnya.

Untuk tempo penabuhan, cara yang digunakan sama seperti halnya bila
menggunakan balungan, ricik, dan saron. Namun untuk keadaan tertentu misalnya demung
imbal, maka slenthem dimainkan untuk mengisi kekosongan antara nada balungan yang
ditabuh lambat dengan menabuh dua kali lipat ketukan balungan. Atau bisa juga pada kondisi
slenthem harus menabuh setengah kali ada balungan karena balungan sedang ditabuh cepat,
misalnya ketika gendhing Gangsaran pada adegan perangan.

Alat Musik Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)


Daerah Istimewa Yogyakarta (bahasa Jawa: Dhaérah Istiméwa Ngayogyakarta)
adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di Indonesia yang merupakan peleburan Negara
Kesultanan Yogyakarta dan Negara Kadipaten Paku Alaman. Daerah Istimewa Yogyakarta
terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan
Samudera Hindia.
Demung

Demung

Demung adalah salah satu instrumen gamelan yang termasuk keluarga balungan.

Dalam satu set gamelan biasanya terdapat 2 demung, keduanya memiliki versi pelog
dan slendro. Demung menghasilkan nada dengan oktaf terendah dalam keluarga balungan,
dengan ukuran fisik yang lebih besar. Demung memiliki wilahan yang relatif lebih tipis
namun lebih lebar daripada wilahan saron, sehingga nada yang dihasilkannya lebih rendah.
Tabuh demung biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti palu, lebih besar dan lebih
berat daripada tabuh saron.

Gamelan

Gamelan Jawa

Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang,


gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana
merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan
sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an
yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura,
Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel.
Gambang

Gambang

Gambang adalah alat musik tradisional yang terdiri dari 18 bilah bambu yang dimainkan
dengan cara dipukul.

Gendang

Kendang / Gendang

Kendang atau kendhang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah dan Jawa
Barat yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan
tangan, tanpa alat bantu. Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut
kendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut
kendang kalih. Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus
seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi. Bisa juga dimainkan cepat
pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama tanggung. Untuk wayangan ada satu lagi
kendhang yang khas yaitu kendhang kosek.

Kendang kebanyakan dimainkan oleh para pemain gamelan profesional, yang sudah
lama menyelami budaya Jawa. Kendang kebanyakan di mainkan sesuai naluri pengendang,
sehingga bila dimainkan oleh satu orang dengan orang lain maka akan berbeda nuansanya.
Gong sebul (tiup)

Gong Sebul

Gong sebul adalah alat musik yang dibuat dari bambu. Walaupun dimanakan gong
namun bentuknya tidaklah bulat seperti gong pada umumnya, tetapi berupa sepotong bambu
petung (Ochloa gigantea, bambu raksasa) dengan panjang tertentu sesuai dengan nada yang
hendak dihasilkan. Cara memainkannya bukan dipukul melainkan ditiup.

Gong sebul dimainkan untuk melengkapi musik tradisi krumpyung yang terdiri dari
beberapa alat musik yang juga mayoritas terbuat dari bambu seperti krumpyung itu sendiri,
demung, saron, peking, bonang, gambang, kempul (“gong” kecil) dan kendang.

Kempul (gong kecil)

Kempul

Kempul merupakan salah satu perangkat gamelan yang ditabuh, biasanya digantung
menjadi satu perangkat dengan Gong. Kempul termasuk bagian dari kelompok instrumen
keras dari gamelan.
Krumpyung

Krumpyung adalah seni musik tradisional Kulon Progo, DIY. Seni musik ini dimainkan
dengan iringan alat musik yang semuanya terbuat dari bambu. Biasanya, lagu-lagu yang
dibawakan adalah Langgam Jawa, Uyon-uyon, dan Campursari. Keunikan Krumpyung
adalah nada yang digunakan merupakan Laras Slendro dan Pelog yang menyerupai gamelan
Jawa, hanya saja, dalam kesenian Krumpyung, gong dibunyikan dengan cara ditiup dan
dipukul. Kesenian Krumpyung ini terdapat di dusun Tegiri, desa Hargowilis, kecamatan
Kokap.

Gejog Lesung (Lesung dan Alu)

Gejog lesung

Gejok lesung adalah kesenian tradisional khas Yogyakarta yang dulu dimainkan
sejumlah orang dengan alat musik berupa lesung (alat penumbuk padi) dan alu. Biasanya
dimainkan orang-orang tua karena berkait dengan ketoprak lesung. Kesenian ini berasal dari
Desa Banaran, Playen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Rebab
Rebab Yogyakarta

Rebab (Arab ‫ الربابة‬atau ‫ ربابة‬- "busur (instrumen)"), juga rebap, rabab, rebeb, rababah,
atau al-rababa) adalah jenis alat musik senar. Beberapa varietas sering memiliki tangkai di
bagian bawah agar rebab dapat bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut rebab
tangkai di daerah tertentu, namun terdapat versi yang dipetik seperti kabuli rebab (kadang-
kadang disebut sebagai robab atau rubab). Cara memainkanny adalah dengan digesek.

Peking

Peking adalah alat musik gamelan jenis saron yang dalam gamelan Jawa disebut saron
penerus. Alat ini memiliki oktaf tunggal dan nada suaranya paling tinggi. Di Jawa Tengah,
peking sering juga disebut saron panacah, slukat, penitil, cente, atau tete lile. Di Indramayu.
saron ini dinamakan juga titil.

Saron

Saron
Saron atau yang biasanya disebut juga ricik, adalah salah satu instrumen gamelan
yang termasuk keluarga balungan.

Dalam satu set gamelan biasanya mempunyai 4 saron, dan semuanya memiliki versi
pelog dan slendro. Saron menghasilkan nada satu oktaf lebih tinggi daripada demung, dengan
ukuran fisik yang lebih kecil. Tabuh saron biasanya terbuat dari kayu, dengan bentuk seperti
palu.

Cara menabuhnya ada yang biasa sesuai nada, nada yang imbal, atau menabuh
bergantian antara saron 1 dan saron 2. Cepat lambatnya dan keras lemahnya penabuhan
tergantung pada komando dari kendang dan jenis gendhingnya. Pada gendhing Gangsaran
yang menggambarkan kondisi peperangan misalnya, ricik ditabuh dengan keras dan cepat.
Pada gendhing Gati yang bernuansa militer, ricik ditabuh lambat namun keras. Ketika
mengiringi lagu ditabuh pelan.

Dalam memainkan saron, tangan kanan memukul wilahan / lembaran logam


dengan tabuh, lalu tangan kiri memencet wilahan yang dipukul sebelumnya untuk
menghilangkan dengungan yang tersisa dari pemukulan nada sebelumnya. Teknik ini disebut
memathet (kata dasar: pathet = pencet)

Alat Musik Tradisional Provinsi Jawa Timur


Jawa Timur (bahasa Jawa: Jåwå Wétan) adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau
Jawa, Indonesia. Ibu kotanya terletak di Surabaya. Luas wilayahnya 47.922 km², dan jumlah
penduduknya 37.476.757 jiwa (2010). Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara 6
provinsi di Pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah
Jawa Barat. Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudra
Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Wilayah Jawa Timur juga meliputi
Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa
(Kepulauan Masalembu), dan Samudera Hindia (Pulau Sempu, dan Nusa Barung).

Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima
banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman;
menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan
Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan,
Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek,
Nganjuk), dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit, dan
ketoprak cukup populer di kawasan ini.

Alat Musik Tradisional Provinsi Jawa Timur (Jatim) meliputi: Angklung Reog,
Bonang, Saronen, Terompet Reyog.
Angklung Reog

Angklung reog

Angklung Reog merupakan alat musik untuk mengiringi tarian reog ponorogo di
Jawa Timur. Angklung Reog ini memiliki kekhasan dari segi suara yang sangat keras,
memiliki dua nada serta bentuk lengkungan rotan dibagian atas yang menarik dengan hiasan
benang berumbai-rumbai warna yang indah. Aksesoris dan pernik warna warni membuat
lebih menarik dan senada dengan pakaian para penari reog ponorogo.

Alat musik ini dibunyikan dengan cara membenturkan antara bambu dengan cuthik
yang berfungsi sebagai resonator. Angklung Ponorogo berbeda dengan angklung lainnya.
Angklung Ponorogo memiliki khas hiasan warna dominan merah dan kuning sebagai warna
khas reog Ponorogo.

Saronen

Saronen

Saronen adalah merupakan alat musik dan sekaligus nama kesenian yang berasal dari
Madura Jawa Timur. Saronen berasal dari bahasa Madura " sennenan " ( Hari Senin ).

Sebagai alat musik - Saronen merupakan alat musik tiup berbentuk kerucut, terbuat
dari kayu jati dengan enam lobang berderet di depan dan satu lubang di belakang. Sebuah
gelang kecil dari kuningan mengaitkan bagian bawah dengan bagian atas ujungnya terbuat
dari daun siwalan . Pada pangkal atas musik itu ditambah sebuah sayap dari tempurung
menyerupai kumis.
Sebagai kesenian - Kesenian musik saronen menggunakan 9 alat musik yang terdiri
dari 1 saronen, 1 gong besar, 1 kempul, 1 kenong besar, 1 kenong tengahan, 1 kenong kecil, 1
korca, 1 gendang besar, 1 gendang dik-gudik ( gendang kecil ).

Terompet Reog

Terompet Reog

Terompet reog ini dikenal berasal dari daerah Ponorogo Jawa Timur. Seperti
namanya, terompet Reog adalah sebuah alat musik tradisional Jawa Timur yang dimainkan
dengan cara ditiup yang digunakan untuk mengiringi kesenian reog di Jawa Timur.

Terompet reog digunakan pada kesenian reog ponorogo. Terompet reog terbuat dari
kayu dan bambu serta tempurung kelapa, dibunyikan dengan cara ditiup. Bentuk terompet
reog sangat unik dengan ukuran besar diujung bawah dan mengerucut mengecil dibagian
yang ditiup serta ada sekat yang terbuat dari tempurung kelapa dengan bentuk menyerupai
kumis sang peniup terompet reog. Terompet reog memiliki 6 lubang yang berfungsi untuk
mengatur nada serta 1 lubang dipangkal untuk meniup.

Alat Musik Tradisional Daerah Provinsi Bali


Musik tradisional Bali memiliki kesamaan dengan musik tradisional di banyak daerah
lainnya di Indonesia, misalnya dalam penggunaan gamelan dan berbagai alat musik tabuh
lainnya. Meskipun demikian, terdapat kekhasan dalam teknik memainkan dan gubahannya,
misalnya dalam bentuk kecak, yaitu sebentuk nyanyian yang konon menirukan suara kera.
Demikian pula beragam gamelan yang dimainkan pun memiliki keunikan, misalnya gamelan
jegog, gamelan gong gede, gamelan gambang, gamelan selunding dan gamelan Semar
Pegulingan. Ada pula musik Angklung dimainkan untuk upacara ngaben serta musik
Bebonangan dimainkan dalam berbagai upacara lainnya.

Terdapat bentuk modern dari musik tradisional Bali, misalnya Gamelan Gong Kebyar
yang merupakan musik tarian yang dikembangkan pada masa penjajahan Belanda serta Joged
Bumbung yang mulai populer di Bali sejak era tahun 1950-an. Umumnya musik Bali
merupakan kombinasi dari berbagai alat musik perkusi metal (metalofon), gong dan perkusi
kayu (xilofon). Karena hubungan sosial, politik dan budaya, musik tradisional Bali atau
permainan gamelan gaya Bali memberikan pengaruh atau saling memengaruhi daerah
budaya di sekitarnya, misalnya pada musik tradisional masyarakat Banyuwangi serta
musik tradisional masyarakat Lombok.

Alat Musik Tradisional Provinsi Bali yang umum digunakan adalah Ceng-Ceng,
Genggong, Pereret, Rindik, Gamelan Bali. Berikut ini Alat Musik Tradisional Bali
beserta Gambarnya...

Ceng-Ceng

Ceng ceng

Ceng ceng adalah musik yang terdiri dari 2 buah keping simbal yang terbuat dari
logam, dimainkan dengan cara dibenturkan satu sama lain, seperti tangan yang bertepuk
tangan. Keping simbal tersebut diletakkan di kedua belah telapak tangan kanan dan kiri.
Fungsi dari alat musik ceng-ceng ini adalah sebagai pengiring sebuah Upacara yang cukup
besar yang disebut dengan Upacara Gerebek Aksara.

Rindik
Rindik

Rindik merupakan salah satu alat musik tradisional Bali dan telah menjadi ciri khas
dari budaya Bali.

Rindik terbuat dari bambu yang bernada selendro dan dimainkan dengan cara dipukul.
Alat musik ini biasa dimainkan oleh 2-5 orang pemain, di mana 2 orang menabuh Rindik dan
sisanya untuk seruling dan gong pulu. Terdapat lima nada dasar yang dimiliki oleh Rindik.
Pada awalnya rindik hanya dibuat sebagai alat untuk menghibur para petani di sawah. Rindik
juga biasa digunakan sebagai musik pengiring hiburan rakyat ' Joged Bumbung '. Namun,
seiring dengan perkembangan zaman, kini Rindik sudah lebih fleksibel dalam pemakaiannya.
Beberapa diantaranya adalah sebagai pelengkap untuk acara pernikahan/resepsi serta dapat
pula untuk menyambut tamu.

Genggong

Genggong

Genggong merupakan salah satu instrumen getar yang unik yang semakin jarang
dikenal orang. Genggong terbuat dari pelepah daun aren yang diikat dengan Tali. Suara alat
musik ini terbilang cukup unik dan menarik seperti suara katak yang bersahutan. Suara tinggi
disebut geng, dan suara rendah disebut gong.

Cara membunyikannya adalah dengan cara mengulum (yanggem) pada bagian yang
disebut “palayah”nya. Jari tangan kiri memegang ujung alat sebelah kiri dan tangan kanan
menggenggam tangkai bambu kecil yang dihubungkan dengan tali benang dengan ujung alat
di sebelah kanan. Untuk membunyikannya maka benang itu ditarik-tarik ke samping kanan
agak menyudut ke depan, tetapi tidak meniupnya. Rongga mulut hanya sebagai resonator,
dibesarkan atau dikecilkan sesuai dengan rendah atau tinggi nada yang diinginka
Pereret
Pereret

Pereret merupakan alat musik kuno dari Bali sejenis trompet yang terbuat dari kayu.
Alat musik ini banyak dibuat di daerah Jembrana, Bali. Biasanya alat musik ini digunakan
untuk mengiringi kesenian Sewo Gati. Cara memainkannya adalah dengan meniup bagian
yang runcing.

Gamelan Bali

Gamelan Bali

Gamelan Bali adalah salah satu jenis Gamelan yang ada di Indonésia. Gamelan ini
memiliki perbedaan dengan gamelan jawa yaitu bentuk wilah (bilah pada saron) lebih tebal,
bentuk pencon (bentuk gamelan seperti bonang) lebih banyak daripada wilah, ritme lebih
cepat.

Gamelan bali disebut dengan rincikan dan berikut adalah nama-nama gamelan Bali:
Jiyèng, Gangsé, Jigog, Jublak, Gong, Kenong, Kethuk, Cèng-cèng(Kecrak), Kendhang,
Gendèr, Suling

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN K-POP DI INDONESIA


K-pop, kepanjangannya Korean Pop ("Musik Pop Korea"), adalah jenis musik populer
yang berasal dari Korea Selatan . Banyak artis dan kelompok musik pop Korea sudah
menembus batas dalam negeri dan populer di mancanegara. Kegandrungan akan musik K-
Pop merupakan bagian yang tak terpisahkan daripada Demam Korea (Korean Wave) di
berbagai negara. (Wikipedia.org)

Sejarah Singkat K-Pop


Musik pop Korea pra-moderen pertama kali muncul pada tahun 1930-an akibat
masuknya musik pop Jepang yang juga turut memengaruhi unsur-unsur awal musik pop di
Korea. Penjajahan Jepang atas Korea juga membuat genre musik Korea tidak bisa
berkembang dan hanya mengikuti perkembangan budaya pop Jepang pada saat itu. Pada
tahun 1950-an dan 1960-an, pengaruh musik pop barat mulai masuk dengan banyaknya
pertunjukkan musik yang diadakan oleh pangkalan militer Amerika Serikat di Korea Selatan.
Musik Pop Korea awalnya terbagi menjadi genre yang berbeda-beda, pertama adalah
genre "oldies" yang dipengaruhi musik barat dan populer di era 60-an. Pada tahun 1970-an,
musik rock diperkenalkan dengan pionirnya adalah Cho Yong-pil. Genre lain yang cukup
digemari adalah musik Trot yang dipengaruhi gaya musik enka dari Jepang.
Debut penampilan kelompok Seo Taiji and Boys pada tahun 1992 menandakan awal
mula musik pop moderen di Korea yang memberi warna baru dengan aliran musik rap, rock,
techno Amerika. Suksesnya grup Seo Taiji and Boys diikuti grup musik lain seperti Panic,
dan Deux. Tren musik ini turut melahirkan banyak grup musik dan musisi berkualitas lain
hingga sekarang. Musik pop dekade 90-an cenderung beraliran dance dan hip hop. Pasar
utamanya adalah remaja sehingga dekade ini muncul banyak grup “teen idol” yang sangat
digilai seperti CLON, H.O.T, Sechs Kies, S.E.S, dan g.o.d. Kebanyakan dari kelompok musik
ini sudah bubar dan anggotanya bersolo-karier.
Pada tahun 2000-an pendatang-pendatang baru berbakat mulai bermunculan. Aliran
musik R&B serta Hip-Hop yang berkiblat ke Amerika mencetak artis-artis semacam MC
Mong, 1TYM, Rain, Super Junior, Big Bang yang cukup sukses di Korea dan luar negeri.
Beberapa artis underground seperti Drunken Tiger, Tasha (Yoon Mi-rae) juga memopulerkan
warna musik kulit hitam tersebut. Musik rock masih tetap digemari di Korea ditambah
dengan kembalinya Seo Taiji yang bersolo karier menjadi musisi rock serta Yoon Do Hyun
Band yang sering menyanyikan lagu-lagu tentang nasionalisme dan kecintaan terhadap
negara. Musik techno memberi nuansa moderen yang tidak hanya disukai di Korea saja,
penyanyi Lee Jung-hyun dan Kim Hyun-joong bahkan mendapat pengakuan di Cina dan
Jepang. Musik balada masih tetap memiliki pendengar yang paling banyak di Korea. Musik
balada Korea umumnya dikenal dengan lirik sedih tentang percintaan, seperti yang
dibawakan oleh Baek Ji Young, KCM, SG Wannabe, dan sebagainya. Musik balada
umumnya digemari karena sering dijadikan soundtrack drama-drama televisi terkenal seperti
Winter Sonata, Sorry I Love You, Stairway to Heaven dan sebagainya.

Berbagai artis Korea menangguk kesuksesan di dunia internasional seperti BoA yang
menembus Jepang dan digemari di banyak negara. Kemudian artis-artis lain seperti Rain,
Se7en, Shinhwa, Ryu Shi-won, dan sebagainya berlomba-lomba untuk menaklukkan pasar
musik di Jepang. Rain tercatat sebagai artis Asia pertama yang mengadakan konser
internasional bertajuk RAINY DAY 2005 Tour, di Madison Square Garden.

Masuknya K-Pop Ke Indonesia

Masuknya K-pop ke Indonesia di awali dengan munculnya beberapa drama seri Korea
yg di tayangkan di siaran televisi Indonesia. Dari sana lah kita mengenal beberapa artis
Korea, dan mulai tertarik lebih mengenal tentang Korea juga musiknya. Di darama seri itu
biasanya soundtracknya di nyanyikan oleh penyanyi Korea yg tidak jarang juga merupak
member salah satu group idola di sana. Misalkan dengan boomingnya dara Boys Before
Flower , soundtracknya pun ikut terkenal. Banyak dari soundtracknya yg di nyanyikan oleh
boyband dan girlband Korea seperti shinee, kara, ss501, tmax. Lalu mulailah menjamur fans-
fans k-pop di Indonesia. Yang mulanya mungkin hanya mengenal drama-drama Korea jadi
berkembang ke musiknya. Dari sana muncul fans-fans fanatik yg akhirnya membuat para
idola mereka melirik ke Indonesia untuk dikunjungi dan mengadakan konser. Dimulai dari
Rain ke Indonesia menggelar konsernya, lalu di susul dengan kedatangan 2pm , Suju sampai
akhirnya SM-Town Konser pun di gelar di Indonesia.
Semakin menjamurlah efek k-pop di Indonesia. Perkembangan K-pop di Indonesia
tidak hanya karena mereka menyukai drama-drama Korea tapi juga disebabkan penyanyi
Korea memiliki tampang yg cukup menarik. Dengan pria-pria segar yang tampan , wajah
wanitanya yang cantik juga sexy. Selain itu juga karena lagu k-pop easy listenng yg
maksudnya mudah di dengarkan dan mudah juga di sukai. Jenis musiknya yg ringan, ceria,
beatnya yg pas dengan selera generasi kita sekarang menyebabkan makin di sukainya jenis
musik k-pop di Indonesia. Tidak heran fans k-pop di Indonesia sekarang bisa sebanding
dengan fans musik barat yg tadinya lebih dulu berkembang di Indonesia.
Mungkin sudah banyak yang tahu, bahwa tahun 2012 ini dan bahkan hingga saat
tulisan ini diposting pun, dunia musik Indonesia sedang dilanda apa yang dikenal sebagai
boyband dan girlband. Sebelumnya, rasanya kita semua setuju kalau “musik melayu” menjadi
sebuah fenomena yang cukup mengherankan dan bahkan akhirnya juga menjadi sebuah tren.

Pada akhirnya, perlahan namun pasti, “musik melayu” (ala ST 12, Wali, Kangen
Band, Hijau Daun, D’Bagindas, Armada, dan sebangsanya) mulai tergerus oleh kehadiran
boyband dan girlband yang mulai menjamur sejak pertengahan 2011 lalu. Perkembangan K-
POP saat ini ditandai dengan kemunculan grup2 Yang mengadopsi Gaya K-Pop seperti:
Smash dan 7 Icons sebagai pelopor era kebangkitan Boyband dan Girlband di Indonesia.
Tidak ada yang patut diperdebatkan dalam hal ini. Inilah sebuah siklus. Sebuah siklus
biasanya identik dengan sebuah roda yang terus berputar. Akan ada masa-masa di mana
sebuah genre musik akan muncul kembali ke permukaan dan digemari lagi.
Saya masih ingat betul, dulu sempat ada masa di mana musik rock berjaya di tanah
air. Misalnya pada tahun 90-an (masa saya masih SD dan mulai menginjak bangku SMP).
Waktu itu, cukup banyak grup musik rock tanah air yang meramaikan kancah musik
domestik. Sebut saja mulai dari Slank, Dewa 19, Whizzkid, Sket, Elpamas, Kaisar, Lochness,
Sahara, Voodoo, Power Metal, Power Slaves, SAS, Ucamp, Edane, dan masih banyak lagi
yang lainnya.

Perkembangan musik Korea dewasa ini cukup pesat dan bahkan sudah merambah ke industri
musik indonesia. Semua ini juga dampak dari tren boyband-girlband yang belakangan ini
sedang mewabah di Indonesia. Tak bisa dipungkiri lagi kalau mayoritas boyband-girlband
yang ada di Indonesia saat ini berkiblat ke musik Korea, terutama K-POP. Mulai dari gaya
tarian (koreografi), gaya busana, hingga bahasa tubuh saat bernyanyi, walaupun tidak 100 %
meniru.

Dampak Masuknya K-Pop di Indonesia

Masuknya budaya Korea ke Indonesia menyebabkan banyak pengaruh di Indonesia.


Contohnya seperti lagu-lagu Korea atau yang biasa disebut K-POP. Banyak anak bangsa
yang mengikuti genre musik Korea seperti banyak dibuatnya boyband dan girlband yang
mirip seperti boyband dan girlband asal Korea. Contoh boyband dan girlband di Indonesia
adalah smash, dragon boys, Hits, XO IX, cherrybell, 7 icons, dll. boyband and girlband asal
Indonesia banyak meniru boyband dan girlband asal Korea seperti Super Junior, Beast, 2PM,
MBLAQ, Girls Generations, dll. Di Indonesia sudah banyak diadakan audisi boyband dan
girlband yang bertujuan untuk mencari bakat anak bangsa. Bukan hanya para remaja yang
mengikuti boyband dan girlband tetapi anak kecil juga ikut-ikutan bahkan orang tuapun juga
mengikutinya.
Masuknya K-POP ke Indonesia membuat pergeseran musik melayu dan dangdut
Indonesia. Musik melayu dan dangdut sudah semakin jarang diminati masyarakat dan jarang
ditampilkan di layar televisi. Masyarakat sekarang lebih menyukai boyband dan girlband ala
Korea. Pergeseran tersebut membuat musik melayu dan dangdut mulai menurun drastis.

Dampak positif masuknya musik K-POP ke Indonesia :


1. Kecintaan masyarakat pada musik semakin tinggi
2. Bakat-bakat yang selama ini terpendam dapat dikembangkan atau diekspresikan.
3. Mempererat hubungan antara Indonesia dan Korea

Dampak negatif masuknya K-POP ke Indonesia :


1. Mengurangi rasa cinta terhadap musik Indonesia seperti melayu dan dangdut
2. Musik asli Indonesia lama kelamaan akan hilang
3. Membuat pergeseran budaya local

Sejarah Musik POP, ROCK, JAZZ, DANGDUT, REGGAE, HIP-HOP,


KERONCONG, CAMPURSARI DAN METAL YANG MASUK DI
INDONESIA
Musik POP
Pengertian Musik Pop

Musik pop adalah salah satu jenis musik dari musik popular dalam bentuk modern.
Genre musik ini sebenarnya masih muda dan sebenarnya merupakan cabang baru dari genre
jazz yang terlebih dahulu dikembangkan.
Sejarah
Musik pop bermula pada Perang Dunia I pada tahun 1918.
Musik pop di Amerika Latin mulai di kenal pada tahun 1920 juga sebagai musik pengiring
dansa tango yang bertangga nada minor dan melankolis.
Tokoh yang mengenalkan istilah pop itu adalah Lawrence Alloway, seorang pengamat seni
rupa yang terinspirasi nama pop dari gerakan seni rupa di Amerika dan Inggris.
Alat Musik
1. Gitar
2. Piano
3. Biola
4. Harmonika
5. Bass
6. Drum
7. Kibor
8. Sitar
9. Terompet
10. Bariton

Ciri Khas
MUSIK POP STANDAR :
1. Melodi mudah diterapkan dengan berbagai karakter lirik.
2. Sangat fleksibel jika dipadukan dengan jenis style lain.
3. Lagu umumnya mudah disenandungkan dan diserap.
4. Harmoni tidak terlalu rumit.
5. Tempo bervariasi.

MUSIK POP KREATIF :

Musik pop yang memiliki keunikan ritme, dipadukan dengan instrumen atau jenis musik
yang tidak biasa seperti classic, blues dll.
Pop kreatif berkembang di Indonesia sejak diadakannya Dasa Tembang Tercantik oleh Radio
Prambors Rasisonia di Jakarta tahun 1980-an.

MUSIK POP BALADA :


1. Mirip dengan Musik Pop
2. Tempo bervariasi
3. Pola melodi bervariasi karena dibuat untuk kepentingan lirik
4. Lirik cenderung ekspresif, sindiran (jenaka, sedih, keras)
5. Berkisah tentang rasa sosial dan suka duka kehidupan
Musisi : Ahmad Dhani, Ebiet G. Ade, Fariz Rustam Munaf

Grup Musik
ž Armada
ž Geisha
ž Hijau Daun
ž JKT48
ž Ungu
ž Vierratale

Musik Rock
PENGERTIAN
Musik rock adalah jenis musik yang memiliki nada sederhana dan beat yang cepat,
dimainkan dan dinyanyikan oleh sekelompok orang dengan gitar listrik dan drum. (Menurut
Collins Cobuild)
SEJARAH
Musik rock adalah genre musik populer yang mulai diketahui secara umum pada
pertengahan tahun 50an. Penemunya adalah Fat Domino. Akarnya berasal dari rhythm and
blues, musik country serta berbagai pengaruh lainnya.
Pada awal 60-an, musik rock berkembang menjadi beberapa jenis. Yang bercampur dengan
musik folk (musik daerah di amerika) menjadi folk rock, dengan blues menjadi blues-rock dan
dgn jazz, menjadi jazz-rock fusion. Pada tahun 70an, rock berkembang menjadi berbagai
subgenre (sub-kategori) seperti soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock, progressive rock,
punk rock. Serta New Wave, hardcore punk dan alternative rock pada tahum 80-an
Alat Musik
Instrumen musik yang dominan pada musik rock adalah gitar dengan efek distorsi yang
keras ,bass , gitar elektrik. Piano , synthesizer, dan drum set merupakan instrumen yang turut
melengkapinya.
1. Gitar listrik
2. Guitar Bass
3. Synthesizer
4. Drum Set

CIRI KHAS
Permainan gitar elektrik yang didominasi oleh efek feedback dan wah-wah
Tema musik yang melayang-layang
Struktur lagu yang kompleks, misalnya chord atau tempo yang tidak sesuai pattern
Lirik-lirik yang bernuansa dark, seperti kematian, pembunuhan, kesepian, dan lainnya atau lirik-
lirik yang absurd yang menceritakan pengalaman-pengalaman musisinya
Musisi Rock
1. Ahmad Albar
2. ELVIS PRESLEY
Grup Musik
1. AVENGED SEVENFOLD
2. MAROON 5
3. METTALLICA
4. KOTAK BAND
5. PEE WEE GASKINS

Musik Jazz
Pengertian
Jazz adalah aliran musik yang berasal dari Amerika Serikat pada awal abad ke-20
dengan akar-akar dari musik Afrika dan Eropa.
Sejarah Musik Jazz
• Musik Jazz masuk Indonesia pertama kali pada tahun 30-an. Yang dibawa oleh musisi-
musisi dari Filipina yang mencari pekerjaan di Jakarta dengan bermain musik. Nama-nama
musisi yang masih diingat adalah Soleano, Garcia, Pablo, Baial, Torio, Barnarto dan Samboyan.
Selain bermain di Jakarta, mereka juga bermain di kota lain, seperti di Hotel Savoy Homann –
Bandung dan di Hotel Oranje (Yamato) – Surabaya.

Alat Musik Jazz


1. Gitar
2. Gitar Bass
3. Piano
4. Saksofon
5. Trompet
6. Trombone
7. Biola
8. Drum
9. Contra Bass

Elemen penting dalam jazz adalah blue notes, improvisasi, polyrhythms, sinkopasi, dan shuffle
note.

Ciri Khas Musik Jazz


Musik Jazz memiliki 4 ciri khusus yang membuat musik ini berbeda dari jenis musik lain,
yaitu :
1. Bluetonality, merupakan sejenis irama yang lebih mirip dengan nada Blues. Hal ini
dikarenakan awal dari musik Jazz berasal dari musik Blues;
2. Swinging. Yang dimaksud swinging ini adalah iramanya yang terasa seperti mengayun;
3. Sycopation (Singkup). Dasar dari singkup adalah up tempo. Singkup ini banyak di pakai di
arransemen lagu-lagu modern;
4. Improvisasi. Musik Jazz membutuhkan improvisasi yang lebih ketimbang jenis musik lain.
Improvisasi dari jenis musik ini lebih ke solo instrument dan scatsing vokalis, dimana not-not yg
keluar bukan hafalan dari backstage, tetapi spontan di stage, yang dengan kata lain, musisi Jazz
langsung menciptakan musik "on the stage".

Musisi Jazz Indonesia


1. Indra Lesmana
2. Bubi Chen
3. Pra Budi Dharma
4. Jack lesmana
5. Mus Mudjiono
6. Fariz RM
7. Gilang ramadhan
8. Dwiki Dharmawan
9. Benny likumahua
10. Ireng Maulana

Grup Musik Jazz


1. Maliq & D’essentials
2. Karimata
3. Krakatau
4. RAN
5. Syaharani

Musik Dangdut
Pengertian
Musik Dangdut adalah salah satu genre seni musik Indonesia yang mengandung unsur-
unsur musik Hindustan atau India klasik karena menggunakan alat musik utama yaitu
tabla(gendang) .

Sejarah
Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia
dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini
sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik
melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.

» Perkembangan

Dangdut sangat elastis dalam menghadapi dan mempengaruhi bentuk musik yang lain
seperti musik pop, rock dan disko yang didangdutkan. Lagu-lagu barat populer dari tahun 70-an
banyak yang didangdutkan. Saat ini dangdut koplo adalah dangdut yang paling digemari. akhir-
akhir ini penyanyi dangdut juga sering menciptakan goyangan-goyangan ala sendiri.
Alat musik dangdut
1. kendhang atau gendang (Berfungsi mengatur irama.)
2. Seruling
3. Gitar dan bass
4. Organ
5. Tamborin
6. Saxophone
7. Tabia
8. Drum

Ciri Khas
1. Alat musiknya akustik, dengan standarisasi melayu seperti akordion , suling, gendhang,
madolin dst. Dan dalam perkembangan diera ini adalah organ mekanik seperti biola
2. Lagunya mudah dicerna
3. Irama terbagi dalam tiga bagian yaitu senandung (sangat lambat), lagu dua (agak cepat), dan
makinang (lebih cepat)
4. Liriknya masih lekat pada pantun
5. Irama musiknya sangat melankolik
6. Miskin improvisasi
7. Sangat mengandalkan ketukan tabla dan sinkop
8. Bangunan sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif

Musisi
1. Reynold Panggabean
2. Rhoma Irama
3. A.Rafiq
4. Elvy Sukaesih
5. Herlina Effendi
6. Mansyur S
7. Camelia malik
8. Ida laila
9. Rita sugiarto
10. Noer halimah
Grup musik serta penyanyi solonya
1. Ida laila
2. Kendedes
3. Meggy z
4. Rhoma irama
5. Erie Suzan
6. Evie Tamala
7. Elvi Sukaesih
8. Manis Manja Group : lilis karlina
9. Soneta Group : Rhoma irama
10. A. Rafiq
Contoh Lagu :
1. Begadang
2. Anggur merah
3. Sekuntum mawar merah
4. Terajana
5. Kopi dangdut
6. Penasaran
7. Jatuh bangun
8. Bunga seroja
9. Cinta sabun mandi
10. Angka satu

Musik Reggae
Pengertian
Reggae adalah jenis musik yang pertamakali muncul di Jamaika pada akhir tahun 1960.
Reggae bisa dibilang sebagai jenis musik yang mewakili Jamaika, yang juga merupakan
perkembangan dari ska dan rocksteady.
Sejarah : Kata “reggae” diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika dari kata “ragged”
(gerak kagok–seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska atau
reggae). Irama musik yang banyak dianggap menjadi pendahulu reggae adalah Ska dan
Rocksteady, bentuk interpretasi musikal R&B yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan
pengaruh musik Afro-Amerika
Alat Musik : drum, djimbe, gitar, gitar bass

Ciri Khas
• Ciri khas reggae terletak pada ritmenya, di mana terdapat aksen musik yang seakan terputus-
putus, yang dikenal sebagai skank. Biasanya, reggae lebih lambat dari ska, akan tetapi lebih
cepat jika dibandingkan dengan rocksteady.
Musisi : Mbah Surip , Ras Muhammad
Grup Musik : Marqipat , My Reggae
Contoh Lagu : Mbah Surip – Tak Gendong

Musik Hip Hop


Pengertian

Hip-Hop adalah kebudayaan yang hadir pada tahun 1970'an yang di perluas dan di
kembangkan oleh masyarakat Amerika, Amerika Latin dan Afro. Jadi Hip-hop ini adalah satu ke
satuan dari berbagai elemen-elemen yang di antaranya adalah DJ (Disc Jokey), MC
(Rapp,Rapping), Breakdance (B-boy dan B-girl) dan Graffiti, dan semakin jauh ada pula hadir
elemen lainya seperti Beatbox, Streetball dan fashion.
Sejarah Hip-hop
Asal mula Hip-Hop itu sendiri hadir pertama kali dari The Bronx di kota New York dan
Hip-Hop di perkenalkan oleh orang Afro-Amerika, Grandmaster Flash dan The Furious Five.
Kata Hip-Hop itu sendiri berasal dari kosakata Afro-Amerika, Hip itu adalah "memberi
tahu" atau "sekarang" dengan akhiranya Hep, istilah "Hip-Hop" itu sendiri adalah kata atau
kalimat waktu becanda kepada temannya yang baru bergabung di Angkatan Bersenjata, dan
bercerita bahwa suara kaki-kaki tentara itu tersebut bergerak seirama dengan kata Hip-Hop.
Alat musik
1. Turntable
Turntable adalah alat yang berfungsi sebagai pemutar Piringan Hitam atau Vinyl.
2. Synthesizer
Synthesizer adalah alat musik elektronik yang menggunakan satu atau lebih generator untuk
membuat bentuk gelombang suara yang kemudian diolah dan dikombinasikan untuk
menghasilkan musik suara
3. Mixer DJ
Mixer DJ adalah alat yang digunakan untuk proses mixing lagu selanjutnya (agar pemindahan
lagunya halus)

Ciri khas Musik Hip-Hop


Ciri-ciri dari aliran musik Hip-Hop ialah musik yang nge-beat, liriknya yang berisi teriakan-
teriakan protes, dan yang paling khas dan paling penting dari Hip-Hop adalah intinya yaitu Rap.
Musisi musik hip-hop
1. Di Indonesia
a). Iwa K
b). Bondan Prakoso & Fade 2 Black
c). Saykoji
d). Ki Jarot
2. Di Luar Indonesia
a). Eminem
b). LL Cool J
c). Notorius Big
Grup Musik Hip-Hop
1. Homicide
Grup asal Bandung ini pasti sudah banyak yang tahu. Berdiri tahun 1994 dengan personil Ucok,
Azis, Lephe dan DJ E
2. Cronik
Yang satu ini juga berasal dari Bandung.
3. D Army
Grup asal Bandung yang dimotori oleh Gaya [MC], Ghettorude [MC] dan Jay [Beat Artilery]
4. Eye Feel Six
Dimotori oleh Soul Killa (MC) Mind Freeza (MC) DJ Amer (Beat Maker)
5. Rotra
Grup asal Kota Gudeg ini dimotori oleh Rajapati dan Gantas.
6. BSK
Salah satu grup Hiphop dari Semarang
7. Sundanis
Merasa peduli akan budaya Sunda, salah satu personil D Army, Ghettorude mendirikan grup
HipHop Sundanis.
Contoh Lagu : Jogja HipHop Foundation – Jogja Istimewa

Musik Keroncong
Pengertian
Keroncong merupakan sejenis musik Indonesia yang memiliki hubungan historis dengan
sejenis musik Portugis yang dikenal sebagai fado. Keroncong berawal dari musik yang
dimainkan para budak dan opsir Portugis dari daratan India (Goa) serta Maluku. Bentuk awal
musik ini disebut moresco.
Moresco adalah jenis keroncong yang paling populer di Kampung Tugu. Dinamakan
Keroncong Moresco karena dihubungkan dengan asal musik keroncong tersebut, yaitu suku
bangsa Moor. Jenis ini mengingatkan mornas (lagu-lagu) dari Cobo Verde (Afrika), yang irama
dasarnya dipakai sebagai latar belakang sebagian musik modern Indonesia.

SEJARAH MUSIK KERONCONG


Keroncong dikatakan bermula di Pulau Jawa pada abad ke-16 sewaktu pengaruh Portugis
mula bertapak di kawasan Tenggara Asia.
Proses penyesuaian ini mengambil masa yang lama. Hasilnya seni musik keroncong menjadi
sempurna pada akhir abad ke -19.Namun begitu corak musik keroncong ini berubah dari masa ke
masa.
Bentuk seni keroncong dengan seni musik gamelan mempunyai beberapa aspek yang
hampir sama misalnya rentak dan bentuk melodinya. Musik gamelan dimainkan dengan cara
yang teratur, tetapi musik keroncong ditambah mengikuti perasaan pemain-pemainnya. Alat
melodi dan bentuk suara yang digunakan dalam persembahan keroncong juga lebih luas.

ALAT MUSIK

Dalam bentuknya yang paling awal, moresco, diiringi oleh musik dawai, seperti biola,
ukelel, serta selo. Set orkes semacam ini masih dipakai dalam memainkan musik keroncong.
Pem-”pribumi”-an keroncong menjadikannya seni campuran, dengan alat-alat musik seperti :
a. Sitar India
b. Rebab
c. Suling bambu

CIRI KHAS MUSIK KERONCONG

1. Matra atau ukuran birama 4/4.


2. Kalimat lagu atau syair lagu terdiri dari tujuh kalimat, setipa lagu terdiri atas 4 bar atau birama
sehingga jumlah seluruhnya adalah 28 birama atau bar.
3. Kalimat lagu ke-3 terdapat interlude secara instrumental sebanyak 2 barsampai 4 bar.
4. Pada kalimat lagu ke-4 selalu mendapat iringan.
5. Alat musik ukulele memiliki peranan yang sangat penting dan merupakan identitas musik
keroncong.
6. Untuk jenis lagu keroncong asli, jumlah instrumen sangat dibatasi jumlahnya, yaitu 7 macam,
terdiri atas bas, cello, biola, seruling, gitar melodi, ukulele, dan chak.
7. Menggunakan harmoni yang sangat terbatas dan kurang mendapat kebebasan untuk
mengadakan improvisasi.
8. Muncul pada abad ke-16.
Musisi : Gesang Marto Hartono

Musik Campursari
Pengertian

Music campursari adalah sejenis orkes keroncong yang nama dan alat musiknya di
paduksn dengan alat music gamelan dan alat music dangdut (elektrik).
Istilah campursari dalam dunia musik nasional Indonesia mengacu pada campuran ( crossover )
beberapa genre music kontemporer Indonesia. Nama campursari diambil dari bahasa Jawa yang
sebenarnya bersifat umum. Musik campursari di wilayah Jawa bagian tengah hingga timur
khususnya terkait dengan modifikasi alat-alat musik gamelan sehingga dapat dikombinasi
dengan instrument musik barat, atau sebaliknya.
Sejarah
Sejarah musik campur sari kira-kira telah dimulai 40 tahun yang lalu, dan sempat
menghilang. Pada tahun 1990, musik yang secara estetika tidak memiliki kelebihan apapun
selain enak di telinga ini kembali menjamur lagi. Tempat yang paling mudah untuk kita
menemui musik-musik campur sari adalah di daerah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan kota-kota
yang ada di sekitaran Jawa Timur.
Sejarah musik campur sari sendiri baru dimulai pada tahun 1993 ketika Manthous
membuat gebrakan dengan menciptakan sebuah grup musik bernama Maju Lancar Gunung
Kidul. Grup musik ini adalah tempat dimana ia pertama kali menunjukkan pada masyarakat
Indonesia gaya khas musiknya yang ia sebut campur sari. Tak jarang dalam musik yang
dibawakan, terasa sedikit nuansa rock, reggae, atau bahkan suara gamelan yang turut diiringi
keyboard maupun bas.

Anda mungkin juga menyukai