Anda di halaman 1dari 8

17 ALAT MUSIK TRADISIONAL SUMATERA UTARA

1. Doli-doli

Alat musik Doli-Doli sangatlah unik, secara sekilas mungkin akan ada orang yang beranggapan
bentuknya menyerupai angklung, hanya saja cara memainkan dan memegangnya berbeda. Di daratan
Melayu, masyarakat daerah sana mengenali Doli-Doli dengan sebutan Kolintang.
Doli-Doli terbuat dari 4 bilah kayu dan alat musik tradisional ini dimainkan dengan cara ditiup. Alat
musik tradisional Sumatera Utara Doli-Doli, bisa anda jumpai di dearah Nias. Alat musik ini dimainkan
bersamaan dengan alat musik tradisional yang lainnya seperti Aramba dan Pakpak.

2. Aramba

Dalam susunan Alat musik tradisional Sumatera Utara Aramba merupakan alat musik yang biasa
dimainkan pada saat acara perkawinan. Aramba terbuat dari tembaga kuningan / logam perunggu, alat
musik ini diyakini berasal dari Nias.
3. Druri Dana

Satu lagi alat musik tradisional Sumatera Utara yang dimainkan dengan cara dipukul, yakni Druri
Dana, alat ini terbuat dari kayu yang dipotong dan dibentuk seperti gambar diatas. Druri dana
merupakan alat musik yang mengeluarkan suara ketika bambu tersebut saling beradu.
Druri Dana diyakini berasal dari pulau Nias, dan prinsip kerjanya seperti alat musik tradisional
Angklung.

4. Garantung / Kolintang

Garantung adalah alat musik tradisional provinsi Sumatera Utara tepatnya Batak Toba, yang terbuat
dari kayu dan bentuknya tertata rapi dan memiliki 5 bilah nada yang fungsinya sebaga pembawa
melodi. Garantung termasuk kedalam kelompok Xylophone (batang-batang yang menghasilkan nada).
Garantung dimainkan dengan menggunakan dua buah stik di tangan kiri dan kanan. Teknik yang
digunakan pada umumnya ialah tangan kiri sebagai pembawa melodi dan ritme (memukul bagian
tankai Garantung sekaligus saat memainkan sebuah lagu).
5. Gonrang

Gonrang merupakan hasil dari kesenian masyarakat Simalungun yang mempunyai fungsi dalam
masyarakat daerah tersebut. Gonrang terdiri dari beberapa alat musik yang masing-masingnya memiliki
makna berbeda, Gonrang tidak mungkin bisa lepas dari kehidupan dan acara adat dalam budaya
Simalungun.

6. Faritia

Faritia terbuat dari bahan logam atau kuningan, alat musik tradisional ini termasuk golongan alat musik
idiophone (alat musik yang menghasilkan suara dari getaran). Bentuk alat musik Faritia seperti
Talempong dari Padang dan gamelan dari Jawa.
Fatiria berbentuk bundar dengan diameter 23 cm dan ketebalannya 4 cm dengan bagian tengah yang
menonjol untuk dipukul. Fatiria dimainkan dengan alat pemukul khusus yang disebut Simalambuo atau
kayu Duria, kabarnya Fatiria merupakan alat barter pada jaman dulu yang dijadikan alat musik
tradisional oleh masyarakat Nias.
7. Gordang

Gambar Alat Musik Tradisional Sumatera Utara Gordang Sambilan Mandailing via Blogger
Gordang juga termasuk kedalam alat musik tradisional Sumatera Utara yang dimainkan dengan cara
dipukul, sebuah gendang dari taganing yang berperan sebagai pengatur ritme dan sangat serbaguna,
itulah Gordang.
Gordang merupakan instrumen musik yang terdiri dari 9 buah Gendang, bentuk dari Gordang sendiri
adalah susunan dari gendang-gendang besar yang tersusun secara rapi dan urutan.
Gordang biasanya dimainkan saat pertunjukkan upacara adat, penyambutan, acara pernikahan dan juga
terkadang pada saat adanya “acara kematian”. Gordang umunya dimainkan dengan alat musik
tradisional dari Sumatera Utara yang lainnya.

8. Hapetan atau Hasapi

Hapetan merupakan jenis alat musik tradisional Sumatera Utara yang dimainkan dengan cara di petik,
cara memainkannya mirip dengan sejenis gitar tradisional berdawai 2 dari daerah Tapanuli. Di daerah
bernama Sumbawa, alat musik ini disebut Jungga.
Hapetan sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia yang terbukti nama dari “Hapetan” sudah
tercatata pada KBBI, Hapetan adalah alat musik sejenis kecapi dari daerah Tapanuli, berdawai dan
dimainkan dengan sebuah bilah petik.
9. Ole-Ole

Ole-ole, jenis alat musik tiup yang badannya terbuat dari batang padi dan resonatornya terbuat dari
daun kelapa atau enau. Ole-ole merupakan alat musik sederhana yang masuk dalam jenis alat musik
yang bersifat instrumen solo, Alat musik ole-ole terbuat dari satu ruas batang padi.

10. Panggora

Panggora merupakan alat musik sejenis Gong namun suara bunyinya sedikit unik, bunyi Panggora
seperti itu karena memang alat musik jenis itu dimainkan oleh satu orang dengan pukulan
menggunakan stik, lalu setelah suara muncul nanti diredam dengan pegangan tangan.
Panggora ini adalah gong yang paling besar dengan ukuran diameter mencapai 37 cm dengan tebalnya
sekitar 6 cm. Panggora mempunyai bentuk berupa gong berukuran amat besar, besarnya melebihi
Aramba dan Faritia. Panggora terbuat dari logam seperti besi, kuningan atau perunggu, Suara yang
dihasilkan oleh alat musik tersebut nyaring dan keras.
11. Gendang Singanaki

Gendang Singanaki terbuat dari Kayu dan potongan kulit binatang, Gendang yang sangat khas di
daerah Batak Karo ini memiliki 2 bagian berbeda yak ni penganaki dan anak gendang yang disebut
Gerantung / enek-enek, berukuran kecil ramping. Untuk memainkannya anda memerlukan alat
memukulnya.
Gendang Singanaki berfungsi sebagai alat penentu ritme dalam sebuah ensambel musik, alat musik ini
biasanya juga dimainkan bersamaan dengan alat musik lain seperti Sarune. Gendang Singanaki
biasanya dimainkan pada saat upacara adat yang bernuansa religi atau acara guro-guro aron.

12. Gendang Sisibah/Pakpak

Jika anda mencari terjemahan dari Gendang Sisibah/pakpak ini, artinya adalah Sembilan gendang yang
dimana salah satu sisinya diletakkan dalam satu rak yang dipukul menggunakan pemukul yang terbuat
dari kayu / alat pukul lainnya.
Gendang Sisibah banyak dijumpai di daerah Sumatera Utara untuk mengiringi upacarat adat yang ada
di PakPak Dairi dalam acara suka ataupun duka
Bisa dibilang Gendang Sisibah merupakan Ensambel musik dari Pakpak, Sumatera Utara yang terdiri
dari sembilan gendang (yang memiliki 1 sisi saja),
Kalondang, Lobat, Kecapi, dan Gong. Lalu Ensambel musik ini dimainkan untuk mengiringi upacara-
upacara adat di daerah sana.
13. Gung dan Penganak

Penganak dan Gong tergolong di kelompokan dalam alat musik idiophone (bergetar untuk
menghasilkan suara). Perbedaan antara keduanya dengan gong nusantara lainnya terletak pada ukuran
dan lebar diameternya.
Alat musik ini memiliki ukuran diameter yang terbilang cukup besar di angka 68 cm dan penganaknya
berukuran kecil sekitar 16 cm. Gong dan penganak terbuat dari logam kuningan, sedangkan alat
pemukulnya yang dinamai Palu-Palu terbuat dari kayu dengan benda lunak diujungnya (biasanya
diikatkan kain).

14. Sarune Bolon

Sarune Bolon terbuat dari logam, alat musik ini memiliki 6 buah lubang nada yang berfungsi utuh dan
berperan sebagai pengiring melodi yang keluar. Alat musik tradisional ini termasuk bagian dari
perangkat Gondang Sabangunan dari daerah Batak Toba.
Instrumen ini digabungkan dengan Taganing,Gondang, Ogung, Hesek, dan Adap. Sedangkan pada
masyarakat daerah Simalungun, Alat musik Sarune Bolon merupakan bagian dari perangkat Gindrang
Saparangguan.
15. Taganing

Taganing merupakan salah satu alat musik Batak Toba yang terdiri dari 5 buah gendang yang
fungsinya sebagai pengatur ritme di beberapa lagu daerah. Taganing bisa disebut juga sebagai Drum set
melodis, alat musik ini digantung dalam sebuah rak yang sama.
Bentuk dari Taganin menyerupai Gordang, hanyasaja ukurannya yang memang bermacam-macam,
yang paling besar adalah Gendang yang paling kanan, semakin ke kiri ukurannya semakin kecil dan
suara yang dihasilkan-pun berbeda, karena memang itu tujuannya.
Semakin ke kiri semakin tinggi nada yang dihasilkan, Taganing biasanya dimainkan oleh 1 – 2 orang
saja menggunakan sebuah stik untuk memukul. Dibandingkan dengan Gordang, Taganing memiliki
musik yang terdengar lebih melodis.

16. Balobat

Balobat adalah alat musik tradisional Suku Karo dari Sumatera Utara yang menyerupai suling dan
terbuat dari seruas pucuk bambu berukuran sejengkal jari tangan. Alat musik ini dapat dimainkan
secara solo dan juga dengan ansamble. Balobat memiliki tangga nada lagu minor maupun mayor, serta
mempunyai lobang nada yang terdiri dari enam buah.

17. Gendang Singindungi

Gendang Singindungi hampir sama dengan Gendang Singanaki, Kedua alat musik memiliki kesamaan
dari sisi bahan, bentuk, ukuran, dan cara pembuatannya. Perbedaannya hanya pada “gendang mini”
yang disebut gerantung (panjang 11,5 cm) yang di ikat di sisi badan gendang singanaki, sedangkan
pada gendang singindungi tidak ada. Gendang singindungi dapat menghasikan bunyi naik turun melalui
teknik permainan tertentu, sedangkan gendang singanaki tidak memiliki tehnik tersebut sehingga bunyi
yang dihasilkannya tidak bisa naik turun. Masing-masing gendang memiliki dua palu-palu gendang
atau alat pukul (drum stick) sepanjang 14 cm.

Anda mungkin juga menyukai