Anda di halaman 1dari 13

Alat Musik NTT

Sebagai bukti cinta kita dengan kebudayaan Indonesia maka penting bagi kita
mengetahui berbagai kesenian yang ada di Indonesia khususnya yang ada di NTT,
berikut daftar gambar alat musik NTT beserta penjelasannya.
Alat Musik Edang / Ti / Harabili

Alat musik Edang atau juga sering disebut Harabili adalah jenis alat musik harpa mulut,
Edang terbuat dari dari bambu yang dibentuk tipis, biasanya memiliki ukuran panjang
21 cm dan lebar 3 cm.
Untuk membunyikan alat ini pangkal lidah pada Endang dipasang tali, sehingga ketika
ditarik ke arah kanan dapat menggetarkan bagian lidah dan menghasilkan suara khas.
Biasanya Edang dimainkan oleh para petani pada saat waktu senggang, yaitu ketika
setelah bercocok tanam di sawah.

Alat Musik Foy Doa

Foy Doa adalah alat musik NTT tepatnya berasal dari Kabupaten Ngada, Flores, sesuai
dengan namanya Foy Doa yang artinya suling berganda, alat musik ini memang terdiri
dari dua suling yang digabung menjadi satu ketika dimainkan.
Foy Doa dulu digunakan untuk beberapa kepentingan seperti untuk memberikan petuah
orang tua kepada anaknya atau dimainkan di pagi hari untuk menyindir tetangganya
yang belum bangun juga dimainkan untuk hiburan bagi anak-anak muda.
Bahan pembuatan alat ini sama dengan suling pada umumnya yaitu menggunakan
bambu yang berdiameter relatif kecil dan diberikan beberapa lubang dibagian atasnya.
Dulu sekali Foy Doa dimainkan secara tunggal, saat ini Foy Doa dimainkan dengan
alat-alat musik tradisional NTT lainnya seperti :
 Sowito
 Thobo
 Foy Pay
 Laba Dera
 dan Laba Toka

Alat Musik Foy Pay

Alat musik Foy Pay adalah alat musik yang terbuat dari bambu, sekilas mirip dengan
dengan Foy Doa namun ukurannya jauh lebih besar .
Foy Pay juga selalu dimainkan bersama Foy Doa, nada yang dihasilkan dari Foy Pay
adalah do, re mi, fa dan sol. Alat musik ini sering dimainkan ketika ada upacara adat
maupun ketika ada hiburan rakyat.
Alat Musik Gambus

Gambus sebenarnya bukanlah alat musik asli dari NTT, alat musik ini diperkirakan
masuk ke NTT sekitar pada abad ke lima belas hingga berkembang di daerah Flores
Timur.
Alat musik ini dapat dikategorikan sebagai alat musik petik NTT karena cara
memainkannya yaitu dengan cara dipetik pada bagian dawainya.

Alat Musik Gong

Nusa Tenggara Timur ternyata memiliki berbagai jenis Gong yang berasal dari daerah
yang berbeda begitupun dengan fungsinya, berikut berbagai jenis gong yang ada di
NTT :
 Gong Dawan, gong dawan adalah alat musik yang berasal dari Amanuban yaitu
di Desa Busa Timor Tengah Selatan. Gong ini biasanya berjumlah 6 buah yang
memiliki ukuran berbeda-beda.Dua buah gong dawan yang berukuran kecil
dinamakan Tetun namun ketika dimainkan salah satunya saja maka namanya
akan berubah menjadi Toluk. Dua Buah gong Dawan Berukuran sedang
dinamakan Ote’ sedangkan dua buah gong dawan berukuran besar dinamakan
Kbolo’ yaitu gong yang dimainkan dengan perlahan atau tidak terlalu cepat.
 Gong Ngada, gong ini secara keseluruhan memiliki ukuran yang relatif kecil
yang berjumlah 5 buah, masing-masing Gong Ngada pun memiliki namanya
masing-masing. Doa yaitu dua gong yang dimainkan secara silih berganti, lalu
uto-uto terdiri hanya satu gong, dhere terdiri hanya satu gong dan wela yaitu
gong ngada yang suaranya paling tinggi.
 Gong Alor, gong alor adalah gong berjumlah tujuh buah dengan variasi ukuran
yang berbeda, dua buah gong kecil dinamakan kingkang, dua buah ukuran
sedang dinamakan dung-dung atau kong-kong dan tiga buah gong berukuran
besar dinamakan posa.

Alat Musik Heo

Alat musik Heo adalah alat musik tradisional NTT yang termasuk dalam kategori alat
musik gesek yaitu cara memainkannya dengan digesek menggunakan busur pada
dawainya.
Heo sendiri terbuat dari kayu yang bagian tengahnya dibuat lubang sehingga
membentuk ruang sebagai wadah resonansi, sedangkan busur penggesek senar biasanya
terbuat dari rambut kuda yang disusun menjadi satu.

Alat Musik Kediding (Adiding)


Kediding merupakan alat musik petik dari NTT, tepatnya berasal dari kabupaten Alor.
Kediding sendiri terbuat dari bambu yang di sebelah kanan dan kirinya terdapat lubang
resonansi dan terdapat masing-masing 3 buah dawai.
Biasanya masyarakat kabupaten Alor memainkan alat musik ini ketika sedang menjaga
ladang di malam hari yaitu untuk menghilangkan rasa sepi ketika sendirian.

Alat Musik Kelontang


Kelontang merupakan alat musik yang bersifat hanya digunakan untuk hiburan semata,
alat musik ini sebenarnya hanyalah bunyi-bunyian yang pada awalnya digunakan untuk
mengusir hewan ketika ingin mendekati tanaman pertanian.
Kelontang sendiri dibuat menggunakan tiga buah kayu bulat kering yang memil iki
panjang sekitar 30 cm. cara memainkannya yaitu dengan cara meletakkan Kelontang
pada kaki yang sedang duduk selanjutnya dipukul dengan menggunakan tongkat.

Alat Musik Ketadu Mara

Ketadu Mara adalah alat musik NTT yang sebenarnya memiliki arti yang cukup unik,
Ketadu yang artinya bayi makan hingga kenyang sedangkan Mara artinya adalah
kuningan.
Lain dengan arti yang sesungguhnya, Ketadu Mara adalah alat musik yang terbuat dari
kayu dan senar, cara memainkan alat ini sama dengan gitar yaitu dengan car a dipetik,
namun Ketadu Mara hanya memiliki dua senar.
Alat musik ini biasanya dimainkan hanya untuk hiburan semata, namun sering juga
masyarakat setempat mempercayai ketika alat ini dipetik bisa mengajak cicak untuk
berbunyi juga.
Alat Musik Knobe Khabetas

Alat musik tradisional ini memiliki bentuk yang sangat simpel, yaitu hanya berbentuk
seperti busur panah. Oleh masyarakat Dawa , Nusa Tenggara Timur mempercayai
bahwa alat musik ini ada sudah sejak lama yaitu sejak nenek moyang mereka masih
menempati gua-gua.
Cara memainkan alat musik ini yaitu dengan cara meletakkan salah satu ujung Knobe
Khabetas ke bibir dan dialirkan udara dari mulut sedangkan bagian senarnya dipetik
agar menghasilkan suara.

Alat Musik Knobe Oh

Knobe Oh adalah alat musik yang terbuat dari kulit bambu yang memiliki ukuran sekitar
12,5 cm, alat musik ini dibuat dengan bagian tengah-tengahnya dibuat belahan yang
memanjang seperti lidah yang begitu halus, sehingga berfungsi sebagai vibrator.
Cara memainkannya yaitu dengan bagian ujungnya di ikat dengan untaian tali dan tali
tersebut ditarik maka akan menghasilkan bunyi dan mulut pemain menjadi
resonatornya.

Alat Musik Leko Boko/ Bijol

Alat musik Leko Boko atau sering juga disebut Bijol adalah alat musik petik yang
menyerupai dengan Rebab, meski menyerupai Rebab alat musik ini bahan baku
pembuatan alat musik ini sangatlah berbeda.
Loko Boko terbuat dari Labu hutan sebagai resonator dan kayu untuk membentangkan
dawai, sedangkan dawainya sendiri terbuat dari usus kuskus yang telah dikeringkan.
Cara memainkan Bijol sama dengan alat musik petik lainnya yaitu dengan cara dipetik
dawanya yang berjumlah empat dawai.

Alat Musik Leto

Sekilas alat musik Leto memang menyerupai Tatabuang yaitu berbentuk seperti
mangkuk dan terdapat punuk pada bagian tengahnya.
Meski memiliki bentuk yang hampir sama, cara meletakkan Leto ketika dimainkan
sangatlah berbeda, Leto dimainkan dengan cara digantung sedangkan Tatabuang
dimainkan pada posisi diletakkan horizontal pada suatu tempat penyanggah.

Alat Musik Mendut

Mendut merupakan alat musik tradisional kabupaten manggarai NTT, alat musik ini
dapat dimainkan dengan dua cara yaitu dengan dipetik ataupun dipukul dengan tongkat
kayu berukuran kecil.
Bahan utama pembuatan alat musik Mendut yaitu dengan menggunakan bambu yang
memiliki usia sekitar 1,5 tahun.
Bambu dipotong tepat pada bagian ruas buku sehingga tertutup bagian kanan dan
kirinya kemudian dibagian kulit di cungkil tengahnya namun bagian ujungnya tidak
terkelupas kemudian diberikan bantalan kayu pada ujung kanan dan kirinya, dan pada
bagian tengahnya diberikan lubang sebagai wadah resonansi.
Alat Musik Moko

Alat musik moko adalah alat musik NTT tepatnya berasal dari Pulau Alor. Sekilas alat
musik ini menyerupai gendang namun bahan dasar pembuatannya sangatlah berbeda
yaitu terbuat dari perunggu dan pada bagian luarnya dihiasi dengan berbagai motif.
Cara memainkan alat musik Moko yaitu dengan cara dipukul menggunakan tangan
secara langsung maupun menggunakan tongkat.

Alat Musik Nuren

Nuren merupakan alat musik yang cukup terkenal oleh masyarakat Solor Barat tepatnya
di Sikka Timur, alat musik ini juga sering disebut sebagai Sason Nuren yang memiliki
arti Sason yaitu Laki-laki dan Nuren yang berarti Perempuan.
Sesuai dengan namanya, Sason Nuren terdiri dari dua alat musik berbentuk suling yang
digabungkan dan dimainkan secara bersamaan.

Alat Musik Pitung Ong

Alat musik Pitung Ong adalah alat musik yang berasal dari Alor, alat musik ini ter buat
dari bambu dan kayu. Secara lengkap alat musik ini mewakili bagian dari gong asli
(perunggu).
Alat musik ini biasa dimainkan di ladang yaitu sebagai ungkapan rasa kebahagiaan
karena telah selesai berkebun secara gotong royong, seperti setelah menanam atau
memanen bersama.
Alat Musik Prere

Prere adalah alat musik berupa bunyi-bunyian yang cara memainkannya dengan cara
ditiup, Prere sendiri terbuat dari bambu yang memiliki diameter berukuran kecil kurang
lebih seukuran pensil.
Bambu dipotong persis pada bagian ruas buku bambu, salah satu ruas buku dibuat
lubang sedangkan satunya lagi dibelah dan diselipkan daun pandan, prinsip ini
sebenarnya hampir sama dengan terompet yang terbuat dari karton.
Alat musik NTT ini biasa dimainkan sebagai hiburan atau juga sebagai alat musik
pelengkap dalam penampilan pencak silat daerah setempat. Alat musik ini memiliki
nada Do dan Re sehingga diberi nama Prere.

Alat Musik Sasando

Sasando adalah alat musik tradisional NTT yang cukup terkenal di Indonesia maupun di
Manca Negara, alat musik petik ini cara memainkannya sama seperti dengan Harpa
yaitu menggunakan kedua tangan untuk memetik dawainya.
Sasando sendiri memilki jumlah dawai atau senar yang berbeda, ada yang berjumlah 28
dan juga ada yang berjumlah 58 senar.
Sasando sendiri dibuat menggunakan bambu sebagai wadah resonansi yang dikelilingi
dengan bantalan kayu untuk menahan senar. Saat ini Sasando dikembangkan
menggunakan listrik, sehingga meski alat musik ini masuk dalam kategori tradisional
namun dapat mengikuti perkembangan jaman yang semakin modern.

Alat Musik Sowito

Alat musik Sowito adalah alat musik pukul yang berasal dari kabupaten Ngada Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT), alat musik ini memang menyerupai Mendut dari
Manggarai.
Cara membuat alat musik Sowito yaitu dengan menggunakan bambu yang bagian ujung -
ujungnya masih tertutup dengan ruas buku bambu lalu dicungkil pada kulitnya dan
diganjal dengan bantalan kayu.
Cara memainkan alat ini yaitu dengan cara memukul bagian kulit tadi dengan sebilah
kayu yang berukuran kecil.
Sowito sendiri merupakan alat musik yang menghasilkan satu nada, sehingga ketika
ingin dimainkan dalam suatu pagelaran maka dibutuhkan beberapa Sowito untuk
dimainkan beberapa orang.

Alat Musik Suling Hidung

Suling hidung adalah alat musik yang tersebar hampir diseluruh NTT, alat musik ini
dinamakan Suling Hidung karena cara memainkan alat musik ini yaitu ditiup
menggunakan hidung pemainnya.
Sama seperti dengan suling lainnya alat musik ini terbuat dari bambu yang diberikan
beberapa lubang untuk menghasilkan nada yang di Inginkan.

Alat Musik Sunding Tongkeng

Alat musik Sunding Tokeng adalah alat musik tiup yang mempunyai wujud seperti
suling yang mempunyai ukuran kira-kira sepanjang 30 cm.
Bambu yang digunakan adalah bambu yang memiliki ruas berbuku, ujung dari bambu
ruas buku dibiarkan tanpa dilubangi, lubang yang dibuat berjumlah 6 buah. Sedangkan
sebagian lubang peniup dililitkan secarik daun talas.
Cara memainkan alat musik ini seperti memainkan flute, karena posisi ketika meniup
yang tegak maka orang-orang Manggarai menyebutnya dengan nama Sunding
Tongkeng.
Alat ini biasanya digunakan ketika menjaga kebun dari hama Babi hutan ketika malam
hari.

Alat Musik Tambur Terompet (Bi)

Tambur Terompet adalah alat musik NTT tepatnya berada di Desa Armaba, Kecamatan
Pantar Tengah. Alat musik ini tergolong kedalam alat musik pukul karena cara
memainkannya dengan cara dipukul.
Tambur sendiri terbuat dari kayu, rotan dan kulit binatang, kayu yang digunakan adalah
kayu lai (kurma hutan) dan kulit hewan yang digunakan adalah kulit rusa.
Alat musik ini sering dimainkan pada upacara adat dan untuk mengiringi tarian
tradisional bernama lego-legi.
Alat Musik Tatabuang

Tatabuang adalah alat musik pukul yang berasal dari Daerah Lamanole, Flores Timur,
alat ini dipercaya dibawa oleh Suku Maluku ke Flores Timur karena bentuknya pun
sama dengan Totobuang dari Maluku.
Di Lamanole alat musik ini dimainkan dengan dua cara yaitu dengan cara digantung
atau diletakkan di pangkuan sang pemain. Pembuatan alat ini yaitu menggunakan kayu
sukun yang bagian tengahnya dihilangkan sebagai wadah resonansi.
Alat Musik Thobo

Alat musik Thobo adalah alat musik yang cara membuatnya sangatlah simpel yaitu
hanya menggunakan bambu yang beruas berbuku dan bagian bawahnya ruas tersebut
dihilangkan.
Alat musik Thobo sekilas memang mirip dengan alat musik bambu hitada yang berasal
dari Maluku Utara, meskipun memiliki bentuk yang sama alat musik Thobo sering
dimainkan Foy Doa.

Anda mungkin juga menyukai