Anda di halaman 1dari 4

1.

Perkembangan Geografi modern ( abab 18 )

Pandangan ini mulai berkembang pada abad ke-18. Pada masa ini Geografi sudahdianggap sebagai suatu
disiplin ilmiah dan sudah dipandang dari sudut praktis. Paratokohnya, adalah Immanuel Kant (1724-
1804), seorang ahli filsafat UnversitasKoningsburg, Jerman yang memiliki pandangan seperti Varenius.
Dia memandang bahawailmu Pengetahuan dapat dipandang dari tiga pandangan,iaitu ilmu pengetahuan
yangmenggolongkan fakta berdasarkan objek yang diteliti. Disiplin yang mempelajari kategoriini disebut
"ilmu pengetahuan sistematis", seperti ilmu botani yang mempelajaritumbuhan, Geologi yang
mempelajari kulit bumi, dan Sosiologi yang mempelajarimanusia, terutama golongan sosial. Menurut
Kant, pendekatan yang dipergunakan dalamilmu pengetahuan sistematis adalah tentang kenyataan..
Ilmu pengetahuan yangmemandang hubungan fakta-fakta sepanjang masa. Ilmu pengetahuan yang
mempelajari bidang ini, adalah sejarah. Ilmu pengetahuan yang mempelajari fakta yang
berasosiasidalam ruang, dan ini merupakan bidang dari Geografi.Oleh demikian, terdapat juga pelbagai
tentangan terhadap pemikiran Kant, misalnyaapakah ilmu pengetahuan sistematik dalam mempelajari
fenomena tidak tergantung padaruang dan waktu ? Secara sistematis, Kant membagi Geografi
menjadi :1. Mathematical Geography (Geografi Matematik) yang berisi keterangan tentanggambaran
bumi sebagai suatu masa dari sistem Tata Surya.2. Moral Geography (Geografi Moral), iaitu huraian yang
berisi gambaran tentang caradan adat istiadat manusia di pelbagai daerah di muka bumi,3. Political
Geography (Geografi Politik), iaitu huraian yang berisi gambaran tentangkesatuan-kesatuan negara di
dunia yang didasarkan atas sistem pemerintahan.4. Physical Geography (Geografi Fisis), yaitu uraian
yang berisikan gambaran tentang bumi dan bagian-bagiannya termasuk hewan, veerasi dan mineral.5.
Merchantile Geography (Geografi Perdagangan), yaitu uraian yang berisikangambaran tentang pola
hubungan ekonomi penduduk dan bangsa-bangsa di dunia.

Penjelajahan dunia juga dilakukan oleh Alexander Von Humboldt yang juga seorang ahlikosmografi.
Humboldt menggolongkan ilmu menjadi 3 iaitu :1. fisiografi (ilmu alam dan sistematis)2. natural (sejarah
alam dalam waktu)3. geografi (huraian bumi dengan persebaran spasial)Carl Ritter memberikan
deskripsi tentang geografi regional yang membagi duniaatas wilayah-wilayah yang biasanya didasarkan
atas morfologinya. Setiap wilayah akanmempunyai ciri dan perananya tersendiri yang berbeza dengan
wilayah lain.Pandangannya menunjukkan bahawa pada suatu unit wilayah yang berisi unsur-unsur,akan
berinteraksi antara unsur secara kompleks.

5.Perkembangan bidang Geografi pada Zaman pengagungan alam ( abad 19 )

Pada abad ke-19 di Amerika Serikat timbul dorongan untuk mengenal lingkungansekitar dengan
tokohnya iaitu Mayor Powell serta Marsh. Pemikirannya lebih diarahkankepada pemanfaatan sumber
daya yang baik serta pengawetannya. Mereka melanjutkan pemikiran dari Humboldt dan Ritter
bagaimana alam luar mempengaruhi kemajuan sertakehidupan sosial manusia.

Setelah Humboldt dan Ritter meninggal pada tahun 1859, muncul buku dari Darwin “On

The Origin of Spec


ies” yang mempengaruhi pandangan ahli kembali pada konsep lama

geografi, maka timbul hubungan kegiatan ekonomi dan budaya dengan lingkungan alam.Tambahan
pula, dalam perspektif keilmuan, pada dasarnya semua ilmu memiliki kesamaanfilosofi yang disebut
dengan metode keilmuan. Masing masing ilmu memiliki cara yangsama untuk mencari pengetahuan
antara lain melalui kerangka berfikir rasionalisme danemperisme. John Dewey (1859-1952) menyusun
formula perkhawinan cara berfikirrasionalisme dan empirisme yang telah digunakan oleh Galileo,
Newton maupun CharlesDarwin pada era sebelumnya ( Suriasumantri, 1983 p. 28 ). Secara ringkas
dijelaskan bahawa rasionalisme adalah kerangka pemikiran yang koheren dan logis, sedangempirisme
adalah kerangka pengujian dalam memastikan suatu kebenaran pengetahuansah secara keilmuan.

6.Perkembangan Geografi Pada Abad Mutakhir

Geografi Mutakhir

Geografi pada periode ini terjadi pada abad ke-19 sampai abad ke-21.

Pelopornya antara lain Wrigley, Petter Haggett, Gareth Dhaw, dan D. Wheller. Di Indonesia dipelopori
oleh ahli-ahli geografi antara lain R. Bintarto, dan Surastopo. Pandangan geografi pada periode ini
adalah interaksi yang berkaitan pada analisis keruangan, kelingkungan, dan wilayah.

Adanya berbagai pandangan mengenai geografi di atas, menyebabkan definisi geografi mengalami
perubahan dari waktu ke waktu. Definisi mengenai geografi, telah dikemukakan oleh berbagai ahli,
antara lain sebagai berikut:

Frederick Ratsel (1844-1904), geografi mempelajari pengaruh lingkungan fisik terhadap kehidupan
manusia.

R. Hartshorne (1959) dalam bukunya Perspectives on The Nature on Geography, mengemukakan


geografi bertujuan menjelaskan secara akurat, teratur, dan rasional tentang karakteristik variabel di
permukaan bumi.

Wregley, geografi adalah suatu disiplin yang berorientasikan kepada masalah interaksi antara manusia
dengan lingkungannya.

M. Yeates (1986) dalam bukunya Introduction to Quantitative Analysis in Economic Geography,


mengemukakan geografi adalah ilmu pengetahuan tentang pengembangan rasional dan loka.si berbagai
karakteristik di atas permukaan bumi.

Komisi Ad Hoc Geografi, 1965, geografi menjelaskan bagaimana subsistem lingkungan fisik diatur di
permukaan bumi dan bagaimana penyebaran manusia itu sendiri di atas permukaan bumi, dalam
hubungannya dengan kenampakan fisik dan manusia lainnya.
P. Haggett dalam bukunya Locational Analysis in Human Geography, mengemukakan bahwa akhir-akhir
ini geografi mengarah pada Sistem ekologi dan Sistem keruangan. Yang tersebut pertama merupakan
hubungan antara manusia dengan lingkungannya, sedangkan yang kedua berkaitan dengan wilayah dan
pergerakan-pergerakan yang kompleks di dalamnya. Kedua sistem menyangkut pergerakan dan saling
kontak merupakan masalah pokok yang perlu diperhatikan.

Bintarto (1981), geografi mempelajari hubungan kausal atau timbal balik antara gejala-gejala dan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di permukaan bumi, baik secara fisik maupun menyangkut makhluk
hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan regional untuk
kepentingan program, proses, dan keberhasilan pembangunan.

Bintarto dan Surastopo (1978), tiga macam pendekatan yang digunakan untuk mendekati masalah
dalam geografi yaitu pendekatan analisis keruangan, analisis ekologi, dan analisis kompleks wilayah.

Seminar dan Lokakarya Peningkatan Kualitas Pengajaran Geografi (1988) di Semarang, berkesimpulan
bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.

Dengan berpedoman pada beberapa definisi di atas, maka ruang lingkup ilmu geografi seperti berikut
ini:

Pengungkapan gejala-gejala atau fenomena-fenomena yang ada di permukaan bumi, seperti lapisan
kulit bumi (litosfer), air (hidrosfer), udara (atmosfer), manusia (antroposfer), serta hewan dan tumbuhan
(biosfer). Misalnya, tanah yang longsor merupakan gejala litosfer, akan tetapi bisa disebabkan oleh
faktor hidrosfer, atmosfer, antroposfer, atau biosfer.

Interelasi atau interaksi antara gejala satu dengan gejala lainnya. Misalnya, banjir berkaitan dengan
penggundulan hutan, sedangkan penggundulan hutan berkaitan dengan kepadatan penduduk.

Mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer. Karakteristik suatu wilayah sangat
ditentukan oleh perbedaan fenomena tersebut. Misalnya, daerah tropis mempunyai banyak hujan dan
hutan belantara, sedangkan daerah arid sangat kurang hujan dan daerahnya gundul (gersang).

Mempelajari penyebaran fenomena-fenomena di permukaan bumi. Contoh: penyebaran penduduk,


penyebaran daerah gempa, penyebaran gunung berapi, dan sebagainya.

Pemecahan masalah geografi dilakukan melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan kewilayahan.
Contoh: perencanaan tata ruang pedesaan dilakukan melalui pendekatan analisis keruangan,
penebangan hutan yang mengakibatkan banjir merupakan pendekatan analisis ekologi, dan pembuatan
rencana induk daerah aliran sungai merupakan pendekatan analisis wilayah.

Mengingat luasnya cakupan geografi sudah barang tentu dalam kajiannya membutuhkan dukungan ilmu
lain. Bahkan antar ilmu pendukung tersebut dapat melahirkan ilmu baru, misalnya: antara Geografi dan
Morfologi melahirkan Geomorfologi (bentuk muka bumi); antara Geografi dengan Antropologi
melahirkan Antropogeografi (Etnografi); antara Geografi dengan Biologi menjadi Biogeografi, dan masih
banyak lagi yang kesemuanya membuktikan bahwa geografi sangat luas dan membutuhkan kerjasama
dengan ilmu lain.

Unsur pokok yang dipelajari dalam geografi dibedakan menjadi dua,yaitu:

Unsur alam (Fisik), meliputi aspek kimiawi, biologis, astronomis, hidrologis, geologis, matematis.

Unsur Kemanusiaan (Sosial), antara lain antropologis, politis, ekonomis, sosiologis, historis, etnografis.

Di antara ke duanya terdapat hubungan yang sangat erat, bahkan tak dapat dipisahkan, karena terdapat
hubungan timbal balik antara aspek alam dengan aspek kemanusiaan. Keadaan atau lingkungan
kemanusiaan mengalami perubahan yang cepat, bersifat sangat dinamis. Berbeda dengan aspek alam,
perubahan yang terjadi relatif lambat dan memerlukan waktu yang lama. Kegunaan geografi secara
garis besar ada dua, yaitu membantu untuk memahami keadaan negara kita sendiri, dan juga membantu
kita untuk memahami dunia. Sementara itu ada anggapan bahwa geografi mempelajari tentang kota,
sungai, membaca peta. Anggapan tersebut harus sudah ditinggalkan, karena geografi mempunyai
kemanfaatan lebih dari anggapan tersebut. Bahkan dengan geografi menunjukkan bahwasanya alam
yang kita tempati ini, dengan segala isi serta serba keteraturannya semua itu sudah tentu ada yang
mengatur dan menciptakannya, Dialah Yang Maha Kuasa, Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui Alloh
SWT. Sebagai manusia wajib memanfaatkan, memelihara dan melestarikan secara bijak agar semua
bermanfaat bagi kehidupan manusia di muka bumi.

Anda mungkin juga menyukai