“ILMU GEOGRAFI”
Disusun oleh:
ILMU SEJARAH B
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu geografi adalah merupakan suatu disiplin ilmu yang menekankan pada
penggambaran alam semesta secara luas. Ilmu geografi juga menekankan kepada
metode dan konsep untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan geografi dari
masa Yunani kuno hingga sekarang ini. Namun ilmu geografi juga mempelajari
tentang keadaan alam dan keadaan kebudayaan sosial suatu masyarakat. Ilmu geografi
juga mempelajari tentang kaeadaan tata ruang dan tata lahan dalam bumi. Dengan
sistem informasi geografi (SIG),ilmu georafi juga dapat melihat keadaan bumi yang
akan terjadi dalam kurun waktu tertentu dan bisa juga untuk menghindari bencana
alam yang akan terjadi. Jadi secara aspek umum ilmu geografi tidak hanya
mempelajari ilmu tenytang kebumian dan alam semesta,namun ilmu geografi juga
mempelajari tentang keadaan kebudayaan sosial masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, rumusan masalah dari makalah
ini adalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
ILMU GEOGRAFI
Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geo yang berarti bumi dan graphien yang
berarti lukisan atau tulisan. Menurut Erasthothenes, geographika berarti tulisan tentang bumi.
Pengertian bumi dalam geografi berkenaan dengan bumi, gejala, dan prosesnya. Baik gejala
dan proses alamnya, serta gejala dan proses kehidupannya.
Karl Ritter berpendapat bahwa bumi tidak hanya terbatas pada bagian permukaan
bumi saja, tetapi juga wilayah-wilayah lainnya yang tidak dihuni oleh manusia, sejauh
wilayah itu penting bagi kehidupan manusia. Sehingga, wilayah studi geografi mencakup
semua fenomena yang ada di permukaan bumi, baik alam organik maupun anorganik dalam
interelasi dan interaksinya dalam ruang (spatial relationship), yang kesemuanya itu dikaji.
Mengingat ilmu geografi sangat luas maka dapat dianalogikan sebagai perpaduan dari
berbagai disiplin ilmu, yaitu ilmu murni, terapan, eksak, noneksak, alam, dan sosial maka
geografi sering disebut sebagai “ibu” atau “induk” ilmu pengetahuan.1
Bidang geografi yang luas mencakup beberapa aspek ilmiah yang bersifat eksak,
kemudian beberapa aspek sosial yang bersifat noneksak. James memberi sebutan “induk ilmu
pengetahuan” terhadap geografi, tidak hanya didasarkan realita bhawa observasi dan
pengkajian ilmu pengetahuan lain diambil dari bagian bagian-bagian di permukaan bumi,
namun juga didasarkan perkembangan geografi telah begitu tua, sejalan dengan pemikiran
filosofis mengenai terbentuknya alam semesta dengan kehidupannya, dimulai dari zaman
Herodotus pada 480-430SM.
Ruang lingkup displin geografi sangatlah luas dan mendasar, mencakup aspek ilmiah
dan insaniah, kemudian aspek-aspek tersebut dituangkan dalam suatu ruang berdasarkan
prinsip-prinsip penyebaran dan kronologinya.
1 Dadang Supardan. Pengantar Ilmu Sosial. (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) halaman 228
Cakupan dan peranan geografi memiliki empat hal, seperti yang dikemukakan dari
hasil penelitian UNESCO maupun Lounsbury, yaitu:
Secara akademik geografi pertana kali dibentuk di Jerman kemudian menyebar dan
dimaksudkan untuk menyediakan informasi mengenai tempat-tempat penting yang sering
digunakan pemerintah kolonial ketika terjadi konflik. Selain itu, diperkenalkan sebagai mata
pelajaran dalam pendidikan formal di berbagai negara yang betujuan untuk meningkatkan
pengawasan dan pengenalan dunia yang juga sebagai landasan wawasan nasional.
Dalam Geografi terdiri dari tiga cakupan kajian yang berkaitan satu sama lain,
terutama mencakup lingkungan, tata ruang, dan tempat.
Lingkungan
Lingkungan alamiah suatu wilayah terdiri dari permukaan lahan itu sendiri,
hidrologi air di wilayah itu, flora fauna yang tinggal di dalamnya, lapisan tanah di
permukaan itu, dan atmosfer yang ada di atasnya. Semua unsur terjalin dalam suatu
sistem lingkungan yang kompleks..
Pemfokusan ini tercermin atas berbagai subdisiplin pada geografi fisik.
Subdisiplin yang terbesar adalah geomorfologi, yakni studi mengenai bentuk permukaan
tanah dalam berbagai skala ruang dan proses pembentukannya.
Tata Ruang
Tata ruang merupakan fokus kajian para ahli geografi manusia, karena
penggunaan lahan oleh manusia juga esensi dalam berbagai skala (antara perkotaan dan
pedesaan) terdapat hubungan yang erat, baik fisik maupun sosialnya.
Cliff dan Frey dalam karya Locational Analysisi in Human Geography (1978),
membagi pokok bahasan disiplin geografi manusia menjadi lima, yaitu:
(e) Penyebaran dalam tata ruang, seperti penyebaran penyakit dalam suatu
jaringan dan pelintasan permukaan wilayah.
(c) Geografi politik yang bersinggungan dan berpotongan dengan ilmu politik;
Disiplin tersebut berkembang sangat pesat pada tahun 1970-an hingga saat ini.
Termasuk sebagai pendekatan ekonomi politik, pendekatan struktural, dan pendekatan
realis terhadap ketidakseimbangan pembangunan yang mengakibatkan ketimpangan
ekonomi serta pergeseran budaya yang perlu dikaji kembali dalam pengertian
pembangunan perlu direvitalisasi dan diredefinisi.
Tempat
Geografi secara makro dapat dibagi ke dalam dua subdisiplin, yaitu geografi fisik dan
geografi sosial. Pada kajian tulisan kali ini akan memfokuskan kepada kajian geografi sosial.
Dalam kajian geografi manusia/sosial terdapat dua pendekatan. Pendekatan pertama
adalah pendekatan yang menekankan struktur dari hubungan sosial, sehingga bidang ini layak
menjadi ilmu sosial. Kedua, menjelang akhir tahun 1960-an, terjadi permasalahan sosial di
dunia dan juga terjadi ketimpangan sosial.
Pada tahun 1970-an, ada dua teks yang membantu para ahli untuk mengembangkan
peran kritis dan konstruktif dalam tatanan masyarakat yang tidak adil. Karya pertama dari
David Harvey ialah Social Justice and the City (1973), berisi pesan politis serta
menghancurkan ilmu sosial yang “bebas nilai” agar ilmu sosial dapat membawa perubahan
sosial yang radikal. Karya kedua dari David Smith yang berjudul Human Geography: A
Welfare Approach (1997) yang membahas mengenai geografi sosial yang dikonsep sebagai
inkuiri terhadap alokasi sumber daya dan telah membujuk para ahli geografi untuk mengkaji
menganai ketimpangan spasial, seperti dalam bidang perumahan, kesempatan kerja,
kesehatan, dan sebagainya.
Geografi Populasi
Pada pendekatan ini, cenderung terfokus pada hal fertilitas dan mortalitas dan
melahirkan istilah demografi, bersandar pada korelasi ekologis, dan diasosiasikan
2 Dadang Supardan. Pengantar Ilmu Sosial. (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) halaman 243
melalui usaha-usaha untuk meniru maupun memeperkirakan perubahan-perubahan
dengan menggunakan tiga komponen, yakni migrasi, mortalitas, dan fertilitas.
Berdasarkan hasil riset pada tahun 1990-an, masalah yang dihadapi oleh
geografi populasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
d. Geografi sosial dari populasi yang yang tersingkir atau terpinggirkan, seperti
kepedulian terhadap para pengungsi, tuna wisma, dan lain-lain. (Woods, 2000:
803-304)
1. Pendekatan Geografi
Perkembangan terakhir dalam ilmu geogarfi sejak geografi fisik dan geografi
manusia bergerak dari sifatnya yang deskriptif menuju analitis pada tahun 1950-an
dan 1960-an, berkembanglah paham positivisme yang menekankan pengujian
hipotesis untuk merumuskan hukum-hukum dan derivasi teori yang menonjol.
Pendekatan positivistime banyak memiliki kelemahan karena tidak mampu
mengakomodasi kekhususan-kekhususan yang bersifat kontekstual. Pendekatan yang
didasarkan pada pengukuran dalam disiplin ini membutuhkan banyak eksperimentasi
dan inovasi dalam cara-cara pengumpulan data lapangan, baik proses-proses dalam
lingkungan fisik maupunn mengenai cara-cara individu membentuk tingkah laku
ruang mereka. Hal itu dibantu oleh penemuan teknologi informasi sehingga
pengumpulan, penyimpanan, penyajian, dan analisis data sangat berguna bagi ahli
geografi yang banyak memainkan peran sebagai pelopornya.
c. Metode ex Post Facto, untuk melihat dan mengkaji hubungan antara dua variabel
atau lebih, dimana variabel yang dikaji telah terjadi sebelumnya atau tidak diberi
perlakuan khusus.
Teknik penelitian yang banyak digunakan dalam ilmu geografi, yaitu meliputi:
Selain geografi ,terdapat pula logografi. Salah satu pelopor logografi ialah
Strabo (63-24 SM). Strabo adalah ahli geografi dan sejarawan Yunani kuno. Strabo
tergolong enviromental determinisme lingkungan yang telah mengungkapkan konsep
natural attributes of place. Starbo juga menulis sebanyak 17 jilid dalam judul
Geographica. Dalam buku Strabo membuat sintesis antara geografi, korografi,dan
topografi.
D. KONSEP-KONSEP GEOGRAFI
1. Tempat, Konsep tempat merujuk pada suatu wilayah dimana orang berada. Konsep ini
memiliki peran penting karena kedudukan tempat memberi banyak arti dan makna bagi
manusia serta organisme lainnya.
3.Iklim, Merupakan keadaan rata-rata dari cuaca disuatu daerah dalam periode tertentu,
keadaan fariasinya dari tahun ketahun dan keadaan ekstremnya. Unsur yang
mengambarkan iklim ada 5, yaitu suhu udara, kelembapan udara, curah hujan, dan
penyinaran matahari. Klasifikasi iklim yang terkenal didunia adalah klasifikasi menurut
Koppen dan Thornthwaite. Menurut Koppen, iklim dibagi didasarkan pada curah hujan
dan suhu tahunan serta bulanan. Sedangkan Thornthwaite membagi iklim berdasrkan
lima daerah kelembapan dengan karakteristik daerah basah dengan vegetasi hujan
penghujan, daerah lembab dengan vegetasi hujan,daerah setengah lembab dengan
begetasi padang rumput, daerah setengah kering dengan vegetasi padang rumput luas
tanpa pohon (stepa), dan daerah kering dengan vegetasi gurun pasir.
4. Laut, adalah keseluruhan masa air yang saling berhubungan, mengelilingi semua sisi
daratan dibumi. Air dilaut merupakan campuran dari 95,5% air murni dan 3.5 % material
lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-
partikel tak terlarut.
5.Lingkungan, adalah segala sesuatu yang di luar organisme. Dengan demikian semua
yang ada disekitar kita adalah lingkungan, baik lingkungan hidup (biotik) maupun tak
hidup (abiotik)
3 Dadang Supardan. Pengantar Ilmu Sosial. (Jakarta: Bumi Aksara, 2013) halaman 261
6.Benua, adalah suatu daratan luas sehingga bagian tengah daratan yang luas tersebut
tidak mendapat pengaruh angin laut sama sekali.
8.Peta, adalah pola permukaan bumi yang dilukiskan pada bidang datar. Dengan peta kita
dapat mendeskripsikan bentuk fisik bumi, keadaan sosial, ekonomi, sejarah dan
sebagainya.
9.Kota, adalah tempat adalah tempat di wilayah tertentu yang dihuni oleh cukup banyak
orang dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi.
11.Khatulistiwa, adalah sebuah konsep yang merujuk kepada garis khayal yang
melingkari bola bumi dan membelahnya menjadi dua bagian yang sama besar, masing-
masing 180 derajat.
13.Tanah, merupakan wilayah permulaan bumi dengan ciri khas mencakup segala sifat
yang sepatutnya stabil atau diperkirakan selalu terulang kembali dari lingkungan hidup
yang lurus.
15.Wilayah, merupakan area dipermukaan bumi yang relatif homogen dan berbeda
dengan sekelilingnya.
Sebagai salah satu ilmu sosial, geografi tidak berdiri sendirian, baik untuk
memajukan keilmuan maupun untuk menyelesaikan masalah sosial. Sebagai contoh, untuk
meneliti tentang pertumbuhan penduduk di suatu wilayah, ahli geografi perlu meminjam
konsep sejarah dan sosiologi guna memahami perkembangan dan kecenderungan sosial
yang terjadi. Geografi juga sangat berdekatan dengan ilmu politik ketika membahas tentang
letak dan konsep lainnya.5
Ilmu-ilmu sosial lain juga sangat membutuhkan geografi sebagai alat bantu maupun
embrio permasalahan yang akan ditekiti. Sebagai contoh dalam ilmu sejarah, pasti
membutuhkan data-data geografis mengenai kemajuan di setiap kerajaan di Indonesia.
PENUTUP
Kesimpulan:
Dari makalah yang telah ditulis di atas, dapat diketahui bahwa pada mulanya disiplin
geografi tidak tersusun secara sistematis pada zaman Homeros dan Hesiodos (abad 9-abad 8
SM) kemudian ilmu geografi semakin mengalami perkembangan hingga perkembangan yang
Ada pun metode yang digunakan meliputi Metode Deskriptif, Metode Eksperimen
dan Korelasi, Metode ex Post Facto. Beberapa teknik yang digunakan adalah Observasi
Lapangan, Wawancara, Kuesioner atau Angket, Studi Dokumenter, dan Studi Kepustakaan.
Dalam Geografi juga terdapat 15 konsep yang mengakar dalam ilmu tersebut. Ilmu Geografi
merupakan bagian dari Ilmu Sosial, yang hubungannya dapat dilihat bahwa geografi
memiliki peran, baik sebagai ilmu maupun alat untuk memcahkan masalah manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Elly M. Setiadi, dkk. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Kencana. 2006