historis dan memiliki organisasi dan struktur yang berkembang terus menerus
bersumber dari akal manusia melahirkan bentuk-bentuk tingkah laku berpola dan
wujud kompleks ide-ide, wujud kompleks aktivitas kelakuan berpola, dan wujud
Wujud ini ada dalam pikiran anggota-anggota masyarakat atau bila telah
dituangkan dalam berbagai media, maka akan ditemui dalam berbagai media cetak
atau media elektronik. Dalam masyarakat seringkali wujud ideal kebudayaan ini
dinamakan adat tata kelakuan atau adat. Kebudayaan ideal ini berfungsi sebagai
tata kelakuan yang mengatur, mengendalikan dan memberi arah kepada kelakuan
dan perbuatan manusia dalam masyarakat. Wujud ideal ini berbentuk nilai,
hukum, peraturan-peraturan. Nilai adalah bentuknya yang paling abstrak dan luas
cakupannya sedangkan aturan sopan santun adalah yang paling konkrit dan sempit
ruang lingkupnya.
57
Wujud kebudayaan ideal menurut Koentjaraningrat ini merupakan
sistem gagasan dan norma-norma atau ideologi yang dapat bermakna sebagai
sebuah sistem gagasan yang saling berhubungan yang dianut oleh sebuah
sebagai pembenaran logis dan filosofis dari pola tingkah laku kelompok atau
teori yang bersifat tentatif. Oleh karena itu, ideologi atau adat seringkali sangat
mengikat.
Wujud ini adalah tingkah laku nyata yang berpola yang dapat diamati
berhubungan, dan bergaul berdasarkan tuntutan nilai, norma, peraturan, atau adat
istiadat tertentu. Kelakuan berpola ini dinamakan sistem sosial yang secara
58
Ketiga wujud kebudayaan tersebut disampaikan dari satu generasi ke
Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran
peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi budaya yang bersifat abstrak adalah wujud
ideal dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang menjadi cita-cita atau harapan
Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan
59
3. Materi, hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk materi misalnya
sederhana yang terdiri dari beberapa puluh orang, Seorang anggota yang telah
adanya pembagian kerja yang paling elementer antara wanita dan pria telah
kebudayaan yang dapat dikuasai oleh seseorang. Makin tinggi tingkat pembagian
kerja dan makin banyak jumlah anggota suatu masyarakat, makin komplek
teknologi yang digunakan, maka makin terbatas unsur dan wujud budaya yang
“sub culture” yaitu suatu unit dalam sebuah kebudayaan yang lebih besar, sebuah
unit yang memiliki beberapa hakikat dari ideologi sebuah kebudayaan yang lebih
besar tetapi dapat dikenal secara khusus karena ia memiliki pola-pola berpikir
tersendiri.
yang berasal dari adanya perbedaan asal usul etnis dan ras. Juga terdapat sub-
budaya berdasarkan sex, umur, dan kelas sosial. Pada sub-budaya yang didasarkan
atas umur akan ditemui adanya sub-budaya murid-murid Sekolah Dasar, Sekolah
60
masyarakat terdapat saling hubungan, baik dalam bentuk kerjasama, persaingan,
terjadi ada jurang yang terdapat dalam transmisi budaya pada suatu sistem
persekolahan, karena pada guru mungkin berasal dari suatu budaya yang dominan
ditemui istilah-istilah yang sering dipakai secara bergantian, tumpang tindih, dan
1. Enculturation (Pembudayaan)
atau yang membedakan manusia dari makhluk lain, dan dengan menggunakan
61
enculturation. Pada hakekatnya enkulturasi adalah proses pelaziman secara sadar
atau tidak sadar yang dilakukan dalam batas-batas yang diizinkan oleh suatu
kebudayaan.
menyesuaikan alam pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan
ini berlangsung sejak kecil, mulai dari lingkungan kecil (keluarga) ke lingkungan
yang lebih besar (masyarakat). Misalnya anak kecil menyesuaikan diri dengan
waktu makan dan waktu minum secara teratur, mengenal ibu, ayah, dan anggota-
berlangsung seumur hidup, tetapi proses tersebut berbeda pada berbagai tahap
dalam lingkaran kehidupan seseorang. Enkulturasi tercermin pada tiap anak yang
baru lahir memiliki serangkaian mekanisme biologis yang diwarisi, yang harus
dirubah atau diawasi supaya sesuai dengan budaya masyarakatnya. Fungsi dari
bentuk tingkah laku budaya yang secara sosial disetujui. Hasilnya adalah
2. Socialization (Permasyarakatan)
bermula sejak lahir hingga mati. Proses sosialisasi itu terjadi dalam kelompok atau
62
institusi sosial di dalam masyarakat. Di antara kelompok atau institusi sosial yang
berperan penting dalam sosialisai anak adalah keluarga, kelompok sebaya, sekolah
atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya
melalui kompetisi, mendisiplinkan murid dan hal lainnya yang dianggap perlu
Desa: Proses sosialisasi anak balita pada masyarakat desa dilakukan secara
63
keluarga memiliki anak maka urusan pengasuhan anak dilakukan
dilakukan oleh ibu. Kehidupan kota yang menuntut biaya hidup yang
lebih mahal daripada di desa serta kedudukan wanita yang sama oleh
Desa : Proses sosialisasi anak pada usia remaja di desa, pergaulan dan interaksi
yang baik baginya. Karena pada usia ini anak memiliki rasa ingin tahu
lingkungan pergaulan anak agar anak tetap berada pada koridor yang
64
benar sesuai dengan ajaran/nilai/norma yang telah diajarkan oleh orang
tua.
Kota : Proses sosialisasi anak pada usia remaja di kota, pengaruh teman sebaya,
proses sosialisasi pada anak remaja di kota. Remaja di kota juga banyak
tempat tinggalnya.
Desa: Dalam tahapan proses sosialisasi manusia dewasa telah berada pada
tahap penerimaan norma kolektiv. Pada tahap ini seseorang sudah dapat
65
bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara bagus. Manusia
Kota : Pada masyarakat kota, manusia dewasa harus siap berada pada situasi-
situasi yang baru karena mobilitas yang cukup tinggi. Ia harus mampu
Desa : Proses sosialisasi pada orang tua di desa adalah bahwa orang tua mampu
menjadi panutan bagi orang-orang yang lebih muda darinya. Dalam hal
perilakunya.
Kota: Proses sosialisasi pada orang tua di kota, cenderung untuk lebih santai
66
lebih menikmati hari-hari tuanya bersama keluarganya, mengasuh
berikut:
1. Menurut Herskovits:
dari enkulturasi.
67
a. Hansen, Enkulturasi mencakup proses perolehan keterampilan bertingkah
diperlukan oleh seorang individu untuk dapat berfungsi sebagai anggota suatu
pendidikan adalah sub bagian dari enkulturasi: usaha yang disengaja dan bersifat
kebiasaan berpikir dan bertingkah laku yang dituntut harus dimiliki oleh para
68
yang dilembagakan. Di sini, siswa belajar seolah-olah mereka mengalami sendiri
yang sebenarnya. Jadi, berdasarkan skala keluasannya, maka yang paling luas
learning yang dilakukan disekolah, dan sebuah sekolah adalah sebuah institusi
yang secara sengaja dan sistematis berusaha mengubah sekelompok orang yang
punya perhatian yang sama dikumpulkan ditempat dan selama waktu tertentu dari
simbolis yang disiapkan secara formal. Enkulturasi adalah semua “learning” atau
keterampilan dasar, satu atau dua bahasa yang diperoleh dirumah tangga,
mengenal disiplin waktu, tempat, dan teknik pelaksanaan proses fisik yang
informasi yang lain dengan menggunakan ekspresi muka, gerakan tubuh dan jenis
gerak-gerak lainnya. Menurut Wallace, materi yang terdapat pada proses ini
69
adalah teknik (keterampilan yang diperoleh melalui latihan), moralitas, dan
intelek.
Pendidikan formal adalah sistem pendidikan yang disusun secara hirarkis dan
berjenjang secara kronologi mulai dari sekolah dasar sampai ke universitas, dan di
sumber yang ada dilingkungannya dari keluarga, tetangga, dari bekerja dan
jalan ini seringkali dilakukan dengan cara “learning by doing”, karena diajar atau
diilhami oleh orang lain dalam mengerjakan suatu tugas tertentu, melalui
pergaulan dengan teman sebaya dan rekan kerja, atau semata-mata melalui
ada sekolah.
di luar kerangka sekolah formal atau sistem universitas yang ada yang bertujuan
70
untuk mengkomunikasi gagasan-gagasan tertentu, pengetahuan, keterampilan-
memerlukan perkenalan dan latihan. Pendidikan non-formal bisa jadi alat untuk
memerangi kemiskinan.
71
kelahiran seorang bayi. Teknik-teknik yang dipakai akan berpengaruh terhadap
perkembangan struktur kepribadian anak kelak kalau mereka telah dewasa. Semua
tentang mata pencaharian hidup, aturan moral, basa-basi, etika, makna upacara
universal tersebut, tetapi bagaimana caranya dan media apa yang dipakaiterdapat
diluar keluarga kelihatannya baru akan mulai berkembang bila struktur sosial
memperoleh kedudukan dan peran yang berbeda dari orang tua mereka. Hal ini
diinginkan dapat dipelajari lebih mudah atau bila orangtua sendiri tidak bisa
mengajarkannya sehingga perlu diberikan khusus oleh pelatih atau spesialis. Hal
72
persekolahan juga tergantung pada faktor-faktor seperti kemampuan suatu
kelestarian pengetahuan.
suatu masyarakat atau bangsa memiliki arti dan fungsi tersendiri bagi anggotanya,
antara lain:
73
Dengan adanya faktor-faktor pendorong tersebut maka dalam berbagai
masyarakat sederhana dengan ekonomi yang masih bersifat sunsistensi dan belum
mempunyai aksara. Pemilikan aksara dapat dipakai sebagai salah satu faktor kunci
tidak sistematik
3 Pendidikan ditekankan terutama Pendidikan terutama mengenai
kesusastraan
4 Pengetahuan yang disampaikan Pengetahuan yang disampaikan
74
seorang spesialis
6 Tidak ada sekolah formal Ada sekolah formal
ditandai oleh proses belajar yang bersifat informal dalam keluarga dan
perkenalan perilaku sosial yang benar. Pada tahap ini peran siswa dan guru
ditentukan semata-mata atas dasar kriteria yang bersifat askriptif. Siswa dan
guru dibedakan karena umur dan apa yang mereka pelajari ditentukan oleh
orang tua adalah guru karena mereka telah dewasa dan spesialisasi yang
Disini para remaja mulia dididik oleh sekelompok orang dewasa yang sudah
jenis kelamin merupakan penentu siapa yang menjadi siswa. Perhatian terhadap
75
pengajar, untuk itu diberikan pelatihan-pelatihan untuk memiliki kemampuan
lebih dari pada orang biasa. Dengan demikian spesialisasi sebagai pengajar
dengan tanggung jawab mengajar yang lebih besar sebagai pendidik lebih
berkembang.
kekuasaan yang lebih besar atau keuntungan ekonomi yang besar, dan
yang relatif kecil yang memegang kekuasaan politik, ekonomi, atau agama.
ada dipusat proses diferensiasi masyarakat dalam bidang ekonomi, politik , dan
institusi mereka.
kepada askripsi terutama dalam bentuk pertalian kelas. Sedangkan kriteria untuk
menentukan guru berhubungan erat dengan tingkat intelegensi atau bakat dan guru
sebagai sumber ilmu tentang hidup, bukan sebagai spesialis dalam sebuah cabang
76
4. Merupakan tahap yang paling maju terlihat hubungan antara pendidikan dan
diukur dengan pembagian kerja, dan spesialisasi peran menjadi ciri yang utama
masalah pendidik yang banyak disupervisi yang diajar oleh berbagai spesialis
merupakan tujuan yang belum terpenuhi, namun dalam masyarakat yang paling
kurang maju pun pendidikan dasar telah diberikan kepada sejumlah besar anak-
yang direncanakan terlihat dalam beberapa hal. Sementara kemajuan yang telah
terus dikaitkan dengan prestise sosial dan status pekerjaan. Dalam masyarakat
77
masa kini pendidikan formal kelihatannya menjadi faktor utama bagi mobilitas
sebagai berikut:
3. Indoktrinasi (Indoctrination)
4. Pendidikan (Education)
2. Keterampilan (Skills)
4. Sertifikasi (Sertification)
DAFTAR PUSTAKA
78
Dounald,Jerry. 2012. Budaya sebagai Sistem Gagasan. Online.
http://jerry.blog.stisitelkom.ac.id/2012/06/19/budaya-sebagai-sistem-
gagasan/, diakses 01 Oktober 2015.
Widyanto,Putu.2012.ProsesSosialisasi.Online.
http://putuwidyanto.wordpress.com/2012/06/08/proses-sosialisasi/,
diakses 01 Oktober 2015.
79