Anda di halaman 1dari 10

PPM MZ131A KELOMPOK 07

TUGAS KE-1 (TEORI BELAJAR) 202018005 GABRIELA YAN M.


TANGGAL PEMBERIAN TUGAS 10 MEI 2019 202018007 ANISA SHOLIKHAH

TEORI BELAJAR MENURUT JOHN DEWEY

A. PENDAHULUAN

John Dewey (1859-1952) adalah tokoh kedua


yang berperan besar dalam membentuk psikologi
pendidikan. Ia dilahirkan di Burlington, Vermont
pada tanggal 20 Oktober 1859 sebagai anak seorang
pemilik toko. Seusai Dewey mendapat diploma
ujian kandidat di Universitas Vermont (1879) ia
menjadi guru selama 2 tahun. Tiga tahun kemudian
ia menjadi mahasiswa lagi dan mendapatkan gelar
doktor filsafat (Ph.D) di Universitas John Hopkins
(1884).

Dia menjadi motor penggerak untuk


mengaplikasikan psikologi di tingkat praktis.
Dewey membangun laboratorium psikologi
pendidikan pertama di AS, di Universitas Chicago,
pada tahun 1894. Kemudian, di Columbia Universitas, dia melanjutkan karya inovatifnya
tersebut. Ia mempunyai banyak waktu luang untuk melakukan penelitian dan melakukan
perjalanan ke Eropa dan Asia. Dia mengunjungi Cina dan Jepang untuk memberikan
penyuluhan mengenai merekontruksi filsafat.

Pada tahun 1924 Dewey mengunjungi Turki, dimana ia membuat organisasi Turkish
Educational System. Dua tahun kemudian saat musim panas dia bergabung dengan
Universitas Mexico. Pada tahun 1928 dia mengunjungi Rusia dan melakukan perbaikan
sistem pendidikan disana. Dewey tinggal di New York lebih dari 40 tahun sampai dipensiun
dari mengajar dalam tahun 1930 dan akhirnya Dewey meninggal di kota ini pada tanggal 1
Juni 1952.

1
B. TEORI BELAJAR MENURUT JOHN DEWEY

Teori kognitif John Dewey mengemukakan bahwa belajar tergantung pada


pengalaman dan minat siswa sendiri dan topik dalam kurikulum seharusnya saling
terintegrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain (Sugihartono dkk,
2007:108). Apabila belajar siswa tergantung pada pengalaman dan minat siswa maka
suasana belajar siswa akan menjadi lebih menyenangkan dan hal ini akan mendorong
siswa untuk berfikir proaktif dan mampu mencari pemecahan masalah, di samping itu
kurikulum yang diajarkan harus saling terintegrasi agar pembelajaran dapat berjalan
dengan baik dan memiliki hasil maksimal.

Teori belajar oleh John Dewey menerapkan prinsip pembelajaran sambil melakukan
(learning by doing). Isi pembelajaran berasal dari pengalaman siswa sendiri yang sesuai
dengan minat dan keutuhannya. Ia merefleksi terhadap masalah-masalah yang muncul
dalam kehidupannya. Berkat refleksi itu ia memahami dan menggunakannya bagi
kehidupan. Guru lebih merupakan ahli dalam metodologi daripada dalam bahan ajar.

Pembelajaran sambil melakukan (learning by doing), dapat berarti bahwa peserta


didik memperoleh pengetahuan dengan melakukan suatu kegiatan dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran ini dapat berupa pengalaman siswa dalam kehidupan
sehari-hari. Belajar dari pengalaman adalah bagaimana siswa dapat menghubungkan
pengalaman masa lalu dan masa yang akan datang.

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa proses belajar harus
dilakukan secara terus-menerus agar berjalan dengan baik. proses belajar yang
berkesinambungan akan lebih memiliki manfaat bagi siswa seperti siswa akan lebih banyak
memiliki alternatif pemecahan masalah sehingga masalah yang dihadapi akan terselesaikan
dengan cara yang efisien.

Teori pembelajaran kognitif dapat dibagi menjadi dua aliran yakni teori gestalt
dan konstruktivistik. Sugihartono dkk. (2007) menjelaskan perbedaan antara teori
gestalt dengan konstruktivistik terletak pada permasalahan yakni pada gestalt permasalahan
yang dimunculkan berasal dari pancingan eksternal sedangkan pada konstruktivistik
permasalahan yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri atau dapat dikatakan sebagai
faktor internal. Faktor internal tersebut yang akhirnya memunculkan suatu permasalahan.

John Dewey dalam bukunya Democracy and Education (1950: 89-90, dalam Dwi
Siswoyo dkk, 2011), pendidikan adalah rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman
yang menambah makna pengalaman, dan yang menambah kemampuan untuk
mengarahkan pengalaman selanjutnya. Seperti telah diuraikan di muka bahwa dalam
teori konstruktivisme disebutkan bahwa permasalahan muncul dibangun dari rekonstruksi
yang dilakukan oleh siswa sendiri, hal ini dapat dikatakan bahwa dalam pendidikan ada

2
keterkaitan antara siswa dengan permasalahan yang dihadapi dan siswa tersebut yang
merekonstruksi lewat pengetahuan yang dimiliki. Selain itu dari teori kognitif yang
menegaskan pengalaman sebagai landasan pembelajaran juga sangat relevan.

Beberapa ide Dewey yang memberi kontribusi penting bagi pendidikan yaitu :

1. Anak sebagai pribadi aktif dalam belajat .sebelumnya berkembang pandangan


bahwa anak adalah pribadi yang pasif anak hanya duduk dan mendengar apa yang
disampaikan oleh guru dewet perpendapat secara tegas bahwa belajar yang terbaik
adalah “learn best by doing”.
2. Dalam pelaksaan pelajatan anak harus dipandang sebagai pribadi utuh dan
menekankan makna penyesuaian anak terhadap lingkunganya pelaksanaan
pembelajaran haruslah memberikan penekanan pada upaya guru untuk mendorong
bagaimana belajat untuk berfikir dan beradaptasi dengan dunia luar di luar sekolah
bukannya memberikan topik-topik sempit untuk dikuasai anak guru harus
mendorong anak untuk belajar bagaimana menjadi pribadi yang mampu
memecahkan masalah
3. Dewey sangat percaya bahwa semua anak berhak mendapat keahlian dan
keterampilan yang semestinya dilaksanakan oleh penyelenggara pendidikan
semua anak dari berbagai latar belakang kehidupan termasuk dari latar belakang
etnis, status sosial ekonomi dan latar belakang lainnya berhak mendapat
pendidikan layak.

C. POSISI/PERAN GURU DALAM TEORI MENURUT JOHN DEWEY

Menurur Dewey tidak perlu adanya minat paksaan pada anak. Misalkan anak
menyukai ilmu alam tetapi untuk mendapatkan ilmu alam itu dengan baik perlulah ia
berhitung. Untuk itu, guru wajib memberikan semangat anak untuk berhitung dengan
menyadarkannya bahwa berhitung itu penting untuk ilmu alam. Maka anak tersebut harus
mempelajari berhitung dengan sebaik-baiknya demi ilmu alam yang ia sukai.

Sehingga guru berperan sebagai berikut:

1. Guru berperan sebagai motivator dan fasilitator. Guru berperan membangkitkan


motivasi belajar dan memberikan pelayanan untuk memudahkan peserta didik
dalam belajar.
2. Guru berusaha agar dapat mengembangkan potensi kognitif yang ada pada setiap
peserta didik. Jika potensi peserta didik telah dapat berfungsi, maka peserta akan
mengetahui dan memahami serta menguasai materi pelajaran.
3. Membantu peserta didik menghubungkan informasi yang baru dengan apa yang
diketahui misalnya dengan mengulangi hal-hal yang diketahui siswa untuk

3
mengingat kembali dan menghubungkan dengan informasi baru, menggnakan
diagram atau garis untuk menunjukkan hubungan informasi baru dengan
informasi yang dimiliki.
4. Mengutamakan pembelajaran bermakna bukan ingatan dengan mengajarkan
perbendaharaan kata-kata baru dan mengaitkannya dengan kata-kata yang sudah
dimiliki.

D. POSISI/PERAN SISWA DALAM TEORI MENURUT JOHN DEWEY

John Dewey ingin mengubah bentuk pengajaran dimana terdapat cara belajar DDCH
(duduk, dengar ,catat, hafal) murid bersifat pasif saja. Hanya menerima pengetahuan
sebanyak-banyaknya dari guru, tanpa melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar-
mengajar. Guru mendominasi kegiatan belajar. Murid tidak diberikan kebebasan sama
sekali untuk bersikap dan berbuat. Segala sesuatu terletak diluar minat siswa.

Keadaan ini harus diubah. Anak harus bekerja sama-sama , menyelidiki dan
mengamati sendiri, berfikir dan menarik kesimpulan sendiri, membangun sendiri sesuai
dengan insting yang ada padanya. Dengan ini anak belajar sambil bekerja dan bekerja
sambil belajar. Learning by Doing adalah hal yang dikehendaki John Dewey dalam sekolah.

Anak harus dididik kecerdasannya, agar padanya timbul hasrat untuk menyelidiki dan
akhirnya dapat berpikir secara keilmuan, objektif dan logis.yang diperhatikan adalah jalan
berpikir bukan yang dipikirkan.

E. CONTOH TEORI MENURUT JOHN DEWEY DALAM MATEMATIKA


Dewey menyampaikan pandangan bahwa peserta didik di tuntut lebih kreatif karena
mereka tidak hanya menerima dan merespon rangsangan tetapi juga memproses informasi
yang di peroleh dan berfikir untuk dapat melakukan ide-ide dan mengembangkan
pengetahuannya.

4
Dan yang membuat perserta didik mandiri contohnya pada saat mengerjakan soal
peserta didik dapat mengerjakan sendiri tanpa bergantung dengan orang lain karena pada
saat belajar peserta didik menggunakan fikirannya untuk mengasah ingatannya. Contoh
lainnya yaitu seorang guru yang menyuruh peserta didik untuk membuktikan kebenaran
suatu rumus sebelum guru itu menjelaskan secara benar. Disini peserta didik akan
berdiskusi dengan teman atau mungkin dengan orang lain serta mencari sumber informasi
lainnya dari buku, internet atau yang lainnya. Dari kegiatan tersebut siswa akan berpikir
objektif.

5
REFERENSI

Santrock, John W.2004.Psikologi Pendidikan.Jakarta : Prenadamedia Group, h 4


Rosalin, Erlin.2008.Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual.Bandung.PT.Karsa
Mandiri Persada, h 24
Ririn Eka Kartika.2015. Implementasi Konsep Pendidikan John Dewey pada Mata Pelajaran
Agma Islam ( Pendekatan Kontekstual ). Skripsi. UIN Syarif Hidayatulullah.
Surna, I Nyoman dan Olga D. Pandeirot. 2014.Psikologi Pendidikan 1.Jakarta:Erlangga, h
32
Dwi Siswoyo dkk. 2011. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press, h 89-90
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press, h 108

6
PERTANYAAN

1. Dalam suatu permasalahan eksternal, yang dimaksud suatu permasalahan itu apa?
(Marlinda/202018018)
Jawab : Permasalahan yang muncul dari luar dari siswa. Seperti permasalahan yang
muncul ketika seorang guru memberikan suatu soal atau permasalahan.
2. Apa maksud kurikulum seharusnya saling terintegrasi bukan terpisah? (Lina
Veronica/202018013)
Jawab : Harus terintegrasi bukan terpisah maksudnya agar pembelajaran dapat berjalan
dengan baik dan memiliki hasil maksimal.
3. Apa hubungan learning by doing dengan teori kognitif? (Alfina D/ 202018009)
Jawab : Teori kognitf adalah belajar dari pengalaman sedangkan learning by doing itu
belajar sesuatu dengan melakukaan hubungannya siswa dapat belajar sesuatu dengan
melakukan berdasarkan pengalaman yang sudah pernah didapat.
4. Mengapa belajar harus terus menerus dan berkesinambungan? (Ratu S.M. /202018008)
Jawab : Belajar harus terus menerus agar berjalan dengan baik. Berkesinambungan agar
memiliki manfaat bagi siswa seperti siswa akan lebih banyak memiliki alternatif yang
dihadapi akan terselesaikan dengan cara yang efisien.
5. Guru memberikan pelayanan untuk memudahkan peserta didik dalam belajar. Contoh
pelayanannya apa? (Tiara Kusuma/20201822)
Jawab : Jika ada siswa yang ingin bertanya diluar jam pelajaran, guru mau membimbing
atau mengajarkan dan memberikan jam tambahan.
6. Mengapa guru perlu menghubungkan informasi yang baru dengan yang diketahui? (Vara
Andini/202018019)
Jawab : Karena dengan menghubungkan informasi yang baru dengan yang diketahui,
pembelajaran akan lebih mudah karena siswa sudah memiliki dan sudah memahami
dasar dari pelajaran itu.
7. Pada teori kontruktivistik ada faktor internal yang akhirnya memunculkan suatu masalah.
Yang dimaksud masalah itu apa? (Arum Dwi/202018045)
Jawab : Dalam belajar siswa mungkin akan mengalami suatu kesulitan, contohnya
kesulitan menjawab pertanyaan atau kesulitan memahami materi atau ada beberapa hal
yang belum ia kuasai kesulitan-kesulitan ini yang disebut masalah internal.
8. Bagaimana membangkitkan semangat siswa dalam belajar? (Deviana/202018042)
Jawab : Dengan cara memberikan dukungan dan meyakinkan siswa bahwa dia bisa dan
mampu untuk melakukanya.
9. Bagaimana guru membuat siswa menjadi aktif? (Artani/202018010)
Jawab : Dengan cara memberi kesempatan dalam siswa untuk mengajukan pertanyaan
dan memberikan kesempatan siswa untuk mengajarkan soal didepan kelas dan
menjelaskannya.

7
10. Apa contoh pengalaman yang dapat diterapkan dalam pembelajaran? (Titi/202018024)
Jawab : Contohnya permainan ular tangga siswa akan memindahkan sesuai dengan nilai
dadu yang dilemparkan pemindahan ini dapat diterapkan siswa dalam belajar
penjumlahan dalam matematika.
11. Apa yang dimaksud rekontruksi atau reorganisasi pengalaman? (Aqila/202018
Jawab : Rekontruksi itu membangun / memberbaiki pengalaman, pengalaman yang baik
dan buruk, yang baik akan dibawa untuk memperbaiki pengalaman yang akan datang.
12. Bagaimana guru meningkatkan suasana belajar siswa agar siswa minat dalam mengikuti
pelajaran? (Fera/202018011)
Jawab : Guru harus kreatif, tidak monoton, membuat kelas tidak membosankan.
13. Apa yang dimaksud pembelajaran bermakna bukan ingatan? (Dwi Saputri/202018028)
Jawab : Maksudnya guru bukan memaksa siswa untuk mengafal melainkan memahami
dan juga dengan memahami siswa akan mengingatnya lebih lama dari hafalan.
14. Apa contoh anak harus bekerja sama? (Hanum/202018040)
Jawab : Mengerjakan kerja kelompok dengan semaksimal mungkin.
15. Mengapa duduk, dengar, catat, hafal, harus diubah ? (Pratiwi/202018015)
Jawab : Karena tidak sesuai dengan yang dipikirkan John Dewey bahwa siswa harus
aktif dalam pembelajaran.
16. Apa yang dimaksud belajar sambil bekerja? (Nanda/202018027)
Jawab : Contohnya pembelajaran yang dilakukan Bu Erlin tugas video, disana siswa
akan belajar sambil bekerja.
17. Apa yang dimaksud yang diperhatikan adalah jalan pikiran bukan yang dipikirkan?
(Hardika/202018016)
Jawab : Kalau memperhatikan jalan pikiranya dia memperhatikan cara demi cara tapi
kalau yang dipikir dia bisa keluar dari jalurnya.
18. Mengapa belajar harus berkesinambungan ? (Angger/202018026)
Jawab : Berkesinambungan agar memiliki manfaat bagi siswa seperti siswa akan lebih
banyak memiliki alternatif yang dihadapi akan terselesaikan dengan cara yang efisien.
19. Bagaimana jika guru tidak menghubungkan informasi yang baru dengan yang akan
diketahui? (Frensius Jodi/202018049)
Jawab : Jika guru tidak menghubungkan mungkin siswa akan kebingungan atau
kesusahan dan jika guru menghubungkan informasi yang baru dengan yang diketahui,
pembelajaran akan lebih mudah karena siswa sudah memiliki dan sudah memahami
dasar dari pelajaran
20. Cara guru meningkatkan suasana belajar dikelas? (Dwi Setyo/202018017)
Jawab : Guru bisa lebih menarik perhatian siswa bisa dengan kekreatifan seorang guru,
bisa dengan game sederhana yang bisa meningkatkan suasana.
21. Arti dari rekontruksi pengalaman? (Nastiti/202018006)
Jawab : Rekontruksi itu membangun / memberbaiki pengalaman, pengalaman yang baik
dan buruk, yang baik akan dibawa untuk memperbaiki pengalaman yang akan datang.

8
22. Kenapa anak perlu bekerja sama? (Santi/202018002)
Jawab : Agar anak lebih kratif, belajar mengemukakan pendapat dan belajar aktif.
Tabel kesimpulan
Teori Isi Teori Eksperimen Peran Guru Peran Siswa
Belajar dan Hasil

John Teori kognitif John - Guru berperan Anak harus bekerja


Dewey Dewey sebagai sama-sama ,
mengemukakan motivator dan menyelidiki dan
bahwa belajar fasilitator. mengamati sendiri,
tergantung pada berfikir dan menarik
pengalaman dan Berusaha agar kesimpulan sendiri,
minat siswa sendiri dapat membangun sendiri
dan topik dalam mengembangkan sesuai dengan
kurikulum potensi kognitif insting yang ada
seharusnya saling yang ada pada padanya.
terintegrasi bukan setiap peserta
terpisah atau tidak didik. Dengan ini anak
mempunyai kaitan belajar sambil
Membantu bekerja dan bekerja
satu sama lain
peserta didik sambil belajar.
(Sugihartono dkk,
menghubungkan
2007:108).
informasi yang Anak harus dididik
Teori belajar oleh baru dengan apa kecerdasannya, agar
John Dewey yang diketahui padanya timbul
menerapkan prinsip hasrat untuk
Mengutamakan menyelidiki dan
pembelajaran
pembelajaran akhirnya dapat
sambil melakukan
bermakna bukan berpikir secara
(learning by
ingatan dengan keilmuan, objektif
doing).
mengajarkan dan logis.yang
perbendaharaan diperhatikan adalah
kata-kata baru jalan berpikir bukan
dan yang dipikirkan.
mengaitkannya
dengan kata-kata
yang sudah
dimiliki.

9
10

Anda mungkin juga menyukai