Filsafat pendidikan progresivisme merupakan salah satu awal dalam membangun pendidikan yang demokratis. Aliran ini membuat dasar tujuan dan tugas pendidikan yang demokratis. Selain itu, ada tiga pilar dasar dalam pendidikan demokratis yang diturunkan dari kerangka pikir filsafat pendidikan progresivisme.
John Dewey Nilai-nilai kebudayaan yang dianggap ideal untuk masyarakat Amerika Serikat yang bersifat majemuk adalah nilai-nilai demokratis. John Dewey mencoba mengembangkan suatu model filsafat pendidikan demokratis yang dapat mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan masyarakat demokrasi modern kontemporer. Aliran filasafat pendidikan progresivisme memandang bahwa proses pendidikan tidak seharusnya terlepas dari realitas sosial masyarakatnya. John Dewey merumuskan bahwa tujuan pendidikan yang paling bersifat umum adalah mengarahkan subyek didik, berdasar pada kecenderungan alamiah dan minat yang dimilikinya, untuk mencapai kemampuan perkembangan melalui partisipasi aktif dan reflektif dalam suatu cara hidup yang bersifat demokratis.
4. Garis Besar 6 Aliran Dasar Filsafat Pendidikan 5. Aliran Filsafat Pendidikan Fundamentalisme
3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pendidikan harus berdasarkan spontanitas dari aktivitas anak Memperbanyak imlu pengetahuan merupakan bagian penting dalam pendidikan Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan fisik, sekaligus otak Praktik mengajar adalah seni menunda Metode instruksi dalam mendidik menggunakan cara induktif Hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi alam akibat melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukan hukuman, hal itu harus dilakukan secara simpatik. (J. Donald Butler :tt)
Wakhudin dan Trisnahada. Filsafat Naturalisme. (Makalah) Bandung: PPS-UPI Bandung Artikel yang berhubungan: 1. 2. 3. 4. 5. Filsafat Pendidikan Progresivisme sebagai Pendidikan Demokratis Garis Besar 6 Aliran Dasar Filsafat Pendidikan Asas Filsafat Pendidikan Nativisme dan Naturalisme Aliran Filsafat Pendidikan Intelektualisme Aliran Filsafat Pendidikan Liberalisme
Paul Goodman Sekolah secara mandiri dan sukarela adalah penekanan aliran filsafat pendidikan anarkisme. Oleh karena itu, sistem wajib sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dihapuskan. Lalu apa yang bisa dilakukan demi menduduk aliran filsafat pendidikan semacam ini? Haruslah ada akses bebas dalam memperoleh materi pendidikan yang dapat dinikmati oleh siapa saja. Orang bebas menentukan apakah ia ingin belajar, bagaimana belajarnya, metode apa yang digunakan, dan apa yang ingin dipelajari tanpa ada larangan sedikit pun. Oleh karena itu, siswa atau siapa pun yang belajar boleh menentukan cara belajar yang sesuai dengan keinginannya. Dua di antara para pendukung aliran filsafat pendidikan adalah Ivan Illich yang mengarang buku Deschooling Society dan Paul Goodman yang mengarang buku Growing Up Absurd: Problems of Youth in the Organized Society.
Artikel yang berhubungan: 1. 2. 3. 4. 5. Tujuan, Ciri, Metode, dan Kurikulum Anarkisme Pendidikan Aliran Filsafat Pendidikan Liberalisme Aliran Filsafat Pendidikan Intelektualisme Aliran Filsafat Pendidikan Fundamentalisme Filsafat Pendidikan Progresivisme sebagai Pendidikan Demokratis
karenanya, tidak salah bahwa aliran filsafat pendidikan liberalisme merupakan turunan dari salah satu paham dasar filsafat yaitu empirisme. Dalam aliran liberalisme, semua bertujuan untuk mengedepankan kebebasan individual dan memaksimalkan potensi manusia. Oleh karenanya, berbagai penemuan, perubahan, dan pembaharuan yang sifatnya membangun sangat didukung oleh liberalisme. Tujuan dari liberalisme yaitu memperbaiki keadaan sosial yang rusak dan memajukan keadaan sosial yang stagnan dengan menemukan solusi dan penyelesaiannya secara mandiri.
Paulo Freire Liberalisme tentu saja menekankan pada hak seorang manusia dan juga human oriented. Segalanya demi manusia. Oleh karena itu pendidikan juga harus dapat memperbaiki kualitas manusia. Sejalan dengan itu, demokrasi juga harus berdiri dengan kuat dan berkesinambungan. Kita juga tahu bahwa demokrasi merupakan turunan dari liberalisme. Secara aplikatif aliran ini mengharuskan sekolah memotivasi dan mendukung para siswa agar mereka belajar sendiri (student centered learning). Namun, bukan berarti para siswa terus belajar sendiri melainkan juga ditanggapi segala kebutuhannya. Salah satu tokoh liberalisme pendidikan yang terkenal adalah Paulo Freire. Artikel yang berhubungan: 1. 2. 3. 4. 5. Aliran Filsafat Pendidikan Anarkisme Hakikat Pendidikan Menurut Paulo Freire Filsafat Pendidikan Progresivisme sebagai Pendidikan Demokratis Aliran Filsafat Pendidikan Intelektualisme Aliran Filsafat Pendidikan Fundamentalisme
Sampai sekarang tentu peran pendidikan fundamentalisme seperti yang sudah dijelaskan di atas masih terpakai di Indonesia. Banyak daerah di Indonesia ini yang belum terjangkau pendidikan. Siswa didik harus dididik secara fundamental terlebih dahulu. Dibimbing agar paham nilai-nilai kebangsaan, tentang etika, dan etiket. Setelah itu barulah diterapkan pendidikan yang memacu kreativitas siswa.
Pragmatisme merupakan kreasi filsafat dari Amerika, dipengaruhi oleh empirisme, utilitarianisme, dan positivisme. Esensi ajarannya, hidup bukan untuk mencari kebenaran melainkan untuk menemukan arti atau kegunaan. Menurut pragmatisme, pendidikan bukan merupakan proses pembentukan dari luar dan juga bukan pemerkahan kekuatan laten dengan sendirinya, melainkan proses reorganisasi dan rekonstruksi dari pengalaman individu. Tujuan pendidikannya menggunakan pengalaman sebagai alat untuk menyelesaikan hal-hal baru dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. HUMANISME Humanisme berpandangan bahwa pendidikan harus ditekankan pada kebutuhan anak. Tujuannya untuk aktualisasi diri, perkembangan efektif, dan pembentukan moral. BEHAVIORISME Behaviorisme memandang perubahan perilaku setelah seseorang memperoleh stimulus dari luar merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu, pendidikan behaviorisme menekankan pada proses mengubah atau memodifikasi perilaku. Tujuannya untuk menyiapkan pribadi-pribadi yang sesuai dengan kemampuannya, mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. KONSTRUKTIVISME Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses aktif individu mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki seseorang. Tujuan pendidikannya menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan temporal. Tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalamanpengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kebudayaan. Belajar berfungsi untuk mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.