Disusun Oleh :
Kelompok 8
1. Sinta Sukma Dewi 18108241016
2. Alisa Hikma Rosida 18108241032
3. Resta Al Mega 18108241133
4. Shelina Syalmadia Aji 18108241139
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan tugas mata kuliah “Psikologi
Pendidikan”. Dalam tugas mata kuliah ini kami akan membahas mengenai “Teori
Belajar dalam Kelompok Kognitif”. Kami berharap makalah ini dapat menambah
wawasan kepada kita semua, terutama wawasan mengenai teori belajar kognitif.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
serta melancarkan tersusunnya tugas mata kuliah ini. Mudah-mudahan ini semua
bisa menjadi suatu amal baik bagi penyusun maupun pembaca.
Selanjutnya, apabila dalam tugas ini terdapat kesalahan dari susunan
kalimat maupun dalam penulisan, kami mohon maaf dan selalu terbuka menerima
masukan, kritikan serta mengharapkan saran dari rekan-rekan khususnya dari
dosen pengampu. Tentunya kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
perbaikan untuk tugas berikutnya.
Tim Penyusun
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................2
C. Tujuan Penulisan................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan........................................................................................... 18
B. Saran..................................................................................................... 18
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar kognitif?
2. Siapa saja tokoh-tokoh pemikir teori belajar kognitif?
3. Apa saja macam-macam teori belajar kognitif?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif?
5. Apa saja prinsip dari teori belajar kognitif?
6. Apa kelebihan dan kekurangan teori belajar kognitif?
7. Bagaimana implementasi teori kognitif dalam pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian teori belajar kognitif
2. Mengetahui tokoh-tokoh pemikir teori belajar kognitif
3. Mengetahui macam-macam teori belajar kognitif
4. Mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif
5. Mengetahui prinsip dari teori belajar kognitif
6. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teori belajar kognitif
7. Mengetahui bagaimana implementasi teori kognitif dalam pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Berikut ini adalah tokoh-tokoh pemikir pada teori belajar kognitif :
1. Jean Piaget
Pada tahap ini, anak mulai memanfaatkan memori dan cara berpikir. Mereka
mulai menyadari benda-benda bergerak dan benda berbunyi.
Pada tahap ini, anak sudah mampu mengembangkan bahasa dan dapat
berpikir dalam bentuk simbolik.
4
c. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
Pada tahap ini, anak mulai mampu memecahkan masalah abstrak dengan cara
yang logis dan dapat berpikir lebih ilmiah.
Keempat tahap tersebut dialami oleh setiap individu seiring dengan proses
perkembangannya, di mana dalam setiap tahap, individu mengalami suatu proses
belajar sesuai dengan usianya. Menurut Piaget, proses belajar sebenarnya terdiri
dari tiga tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi dan equilibrasi :
Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan
tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi
kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh
interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru
hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau
berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai
hal dari lingkungan.
2. Ausubel
5
murid hanya disuruh menghafal formula-formula tanpa mengetahui arti
formula-formula itu. Sebaliknya, bisa lebih bermakna jika murid diajari fungsi
dan arti dari formula-formula tersebut. Dalam aplikasinya, teori Ausubel ini
menuntut siswa belajar secara deduktif (dari umum ke khusus).
Menurut Ausubel, siswa akan belajar dengan baik jika apa yang disebut
“pengatur kemajuan” (advance organizer) didefenisikan dan dipresentasikan
dengan baik dan tepat kepada siswa. Pengatur kemajuan belajar adalah konsep
atau informasi umum mewadahi (mencakup) semua isi pelajaran yang akan
diajarkan kepada siswa. Ada tiga manfaat dari “advance organizer” ini, yaitu :
3. Brunner
Menurut teori discovery learning, proses belajar akan berjalan dengan baik
dan kreatif jika guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
aturan (termasuk konsep, teori, defenisi, dan sebagainya), melalui contoh-contoh
yang ia jumpai dalam kehidupan. Dengan kata lain, siswa dibimbing secara
induktif untuk memahami suatu kebenaran umum. Untuk memahami konsep
kejujuran, misalnya siswa tidak semata-mata menghafal definisi kata kejujuran
tersebut melainkan dengan mempelajari contoh-contohnya yang konkret tentang
kejujuran, dan dari contoh itulah siswa dibimbing untuk mendefinisikan kata
kejujuran. Menurut Brunner, pembelajaran hendaknya dapat menciptakan situasi
agar siswa dapat belajar dari diri sendiri melalui pengalaman dan eksperimen
untuk menemukan pengetahuan dan kemampuan baru yang khas baginya.
Teori belajar Brunner ini dalam aplikasinya sangat membebaskan siswa untuk
belajar sendiri. Karena itulah teori Brunner ini dianggap sangat cenderung bersifat
6
discovery (belajar dengan cara menemukan). Di samping itu, karena teori Brunner
ini banyak menuntut pengulangan-pengulangan, maka desain yang berulang-ulang
ini lazim disebut sebagai kurikulum spiral Brunner.
c. Evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil tranformasi pada tahap kedua
tadi benar atau tidak.
4. Gestalt
7
laku. Dalam belajar, menurut teori Gestalt, yang terpenting adalah penyesuaian
pertama, yaitu mendapatkan respons atau tanggapan yang tepat. Belajar yang
terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau
memperoleh insight.
d. Terjadi transfer
g. Belejar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan, dan tujuan
Pada saat kita mendengar kata belajar, maka yang biasanya kita maksud
adalah “melakukan proses pemikiran dengan menggunakan otak”. Konsep yang
paling mendasar dari belajar ini merupakan pandangan yang paling utama dari
teori belajar kognitif. Teori ini sendiri telah banyak digunakan untuk menjelaskan
berbagai proses mental yang memberikan pengaruh dan mempengaruhi berbagai
8
faktor. Faktor intrinsik dan ekstrinsik nantinya akan mempengaruhi proses belajar
dari suatu individu.
Di sisi lain, proses kogntif yang tidak efektif akan menimbulkan berbagai
kesulitan dalam proses belajar yang akan dapat dilihat dalam kehidupan suatu
individu. Berikut ini merupakan macam-macam teori belajar kognitif :
Dalam teori kognitif sosial ini ada 3 variabel yang harus dipertimbangkan, yaitu :
a. Faktor perilaku.
b. Faktor lingkungan atau disebut juga faktor ekstrinsik.
c. Faktor personal atau dikenal juga sebagai faktor intrinsik.
Tiga variabel dalam teori kognitif sosial ini dapat dikatakan saling
berkaitan satu dengan lainnya. Ketiganya merupakan variabel yang secara
bersama-sama membantu proses belajar untuk terjadi. Suatu pengalaman individu
akan bergabung dengan berbagai macam determinan yang menentukan perilaku
serta faktor lingkungan.
9
Dalam interaksi antara seseorang dengan perilaku, proses kognitif
seseorang akan mempengaruhi perilakunya. Demikian pula halnya adalah kinerja
dari perilaku tersebut akan mengubah bagaimana cara seseorang berpikir. Faktor
eksternal dapat mengubah bagaimana seseorang berperilaku. Begitu sebaliknya,
perilaku seseorang juga dapat mempengaruhi dan memberikan perubahan
terhadap lingkungan yang berada di sekitarnya.
Model ini secara jelas mengimplikasikan bahwa agar proses belajar yang
efektif dan mendorong ke arah yang positif dapat terjadi, maka suatu individu
seharusnya memiliki karakteristik personal yang bersifat positif, menunjukkan
perilaku yang semestinya dan juga berada di dalam lingkungan yang memberikan
dukungan.
10
2. Teori Kognitif Behavioral atau Perilaku
Pada dasarnya teori kognitif perilaku ini menjelaskan tentang peranan dan
pengaruh dari kognisi atau mengetahui dalam menentukan dan memperkirakan
tentang pola tingkah laku dari suatu individu. Teori kognitif behavioral
mengatakan bahwa para individu cenderung untuk membentuk suatu konsep
pribadi yang akan memberikan pengaruh terhadap tingkah laku yang mereka
tunjukkan. Konsep-konsep ini dapat bersifat positif dan negatif. Selain itu,
berbagai macam konsep ini juga dapat mempengaruhi lingkungan di mana
seseorang berada.
11
3. Kematangan
Tiap organ tubuh manusia, baik fisik maupun psikis dapat dikatakan
telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya
masing-masing.
4. Pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri anak yang mempengaruhi
perkembangan intelegensinya.
5. Minat dan Bakat
Minat mengarahkan perbuatan pada suatu tujuan, sedangkan
bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang
masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud.
6. Kebebasan
Kebebasan dapat diartikan sebagai kebebasan manusia dalam berpikir.
12
4. Equilibrasi
Equilibrasi merupakan suatu keadaan dimana pada diri setiap individu
akan terdapat proses equilibrasi yang mengintegrasikan ketiga faktor tadi,
yaitu hereditas, pengalaman, dan transmisi sosial.
13
9. Keterlibatan dan keaktifan peserta didik sangat penting dalam
pembelajaran.
10. Materi pelajaran dan proses pembelajaran disusun dengan pola mulai dari
yang sederhana sampai ke yang kompleks.
11. Keberagaman individu peserta didik perlu diperhatikan, karena sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan belajarnya.
14
harus lebih bisa mengkreasikan hal-hal baru yang belum ada atau
menginovasikan hal-hal yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.
d) Metode kognitif ini mudah untuk diterapkan dan juga telah banyak
diterapkan pada pendidikan di Indonesia dalam segala tingkatan.
e) Sebagian besar dalam kurikulum pendidikan negara Indonesia lebih
menekankan pada teori kognitif yang mengutamakan pada
pengembangan pengetahuan yang dimiliki pada setiap individu.
2. Kekurangan Teori Pembelajaran Kognitif
Selain memiliki kelebihan, teori pembelajaran kognitif juga memiliki
kelemahan atau kekurangan, yaitu:
a) Pada dasarnya teori kognitif ini lebih menekankan pada kemampuan
ingatan peserta didik, sehingga kelemahan yang terjadi di sini adalah
selalu menganggap semua peserta didik itu mempunyai kemampuan
daya ingat yang sama dan tidak dibeda-bedakan.
b) Adakalanya juga dalam metode ini tidak memperhatikan cara peserta
didik dalam mengeksplorasi atau mengembangkan pengetahuan dan
cara-cara peserta didiknya dalam mencarinya, karena pada dasarnya
masing-masing peserta didik memiliki cara yang berbeda-beda.
c) Apabila dalam pengajaran hanya menggunakan metode kognitif, maka
dipastikan peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang
diberikan.
d) Jika dalam sekolah kejuruan hanya menggunakan metode kognitif tanpa
adanya metode pembelajaran lain maka peserta didik akan kesulitan
dalam praktek kegiatan atau materi.
e) Dalam menerapkan metode pembelajaran kognitif perlu diperhatikan
kemampuan peserta didik untuk mengembangkan suatu materi yang
telah diterimanya.
15
mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif
yang dimilikinya. Proses pembelajaran siswa merupakan pembentukan
lingkungan belajar yang dapat membantu siswa untuk membangun konsep-konsep
atau prinsip-prinsip siswa berdasarkan kemampuannya sendiri melalui proses
internalisasi.
1. Memusatkan perhatian pada cara berpikir atau proses mental anak, tidak
sekedar hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak
sehingga sampai pada hasil tersebut. Pengalaman-pengalaman belajar yang
sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan jika
guru penuh perhatian terhadap pendekatan yang digunakan siswa untuk
sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam
posisi memberikan pengalaman yang dimaksud.
16
1. Pengalaman tilikan (insight), dalam proses pembelajaran sebaiknya para
peserta didik memiliki kemampuan memandang sesuatu secara keseluruhan.
Untuk itu perlu ada bantuan dari guru dalam mengembangkan kemampuan
tersebut melalui kemampuan dalam memecahkan masalah dengan dilihat dari
berbagai sudut pandang.
2. Pembelajaran bermakna (meaningful learning), dalam proses pembelajaran
hendaknya selalu dihubungkan dengan peristiwa atau objek yang pernah atau
sering dialami siswa, sehingga dalam proses pemecahan masalah akan lebih
memberikan kemudahan kepada siswa untuk mencari solusinya, sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna.
3. Perilaku bertujuan (purposive behavior), dalam proses pembelajaran
sebaiknya siswa mengetahui tujuan mereka mempelajari suatu materi agar
proses pembelajaran menjadi efektif, karena memudahkan guru menggiring
siswa ke arah pencapaian tujuan tersebut. Untuk itu, pada awal proses
pembelajaran sebaiknya guru mengemukakan tujuan pembelajaran agar siswa
mengetahui arah capaian pembelajaran tersebut.
4. Prinsip ruang hidup (life space), dalam proses pembelajaran sebaiknya guru
selalu menghubungkan antara proses pembelajaran dengan tuntutan dan
kebutuhan lingkungan. Materi pelajaran yang disampaikan hendaknya
memiliki padanan dan kaitan dengan situasi dan kondisi yang terjadi di
lingkungannya.
5. Transfer dalam pembelajaran (transfer of knowledge), dalam proses
pembelajaran sebaiknya guru membantu siswa untuk menguasai
prinsip-prinsip pokok dari materi yang akan diajarkannya, tujuannya agar
siswa dapat menerapkannya dalam situasi-situasi lain yang mungkin berbeda
sifatnya.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah kami bahas kami dapat menyimpulkan bahwa
teori belajar kognitif lebih menitikberatkan pada proses belajar, bukan pada
hasil belajarnya. Teori kognitif berpendapat bahwa belajar tidak sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, tetapi belajar melibatkan
proses berpikir yang sangat kompleks. Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri
seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan
lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpisah-pisah, tetapi secara menyeluruh.
Ada beberapa tokoh pemikir teori belajar kognitif, yaitu Jean Piaget,
Ausubel, Brunner, dan Gestalt. Secara umum, ada dua macam teori kognitif,
yaitu teori kognitif sosial dan teori kognitif behavioral atau perilaku. Teori
kognitif dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor hereditas
(keturunan), kematangan, lingkungan, kebebasan, minat bakat, dan
pembentukan. Teori belajar kognitif ini perlu diterapkan oleh seorang guru
dalam pembelajaran, agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.
B. Saran
Dalam pembelajaran kognitif, kita dapat membangun dan membimbing
siswa dalam melatih kemampuan mengoptimalkan proses pemahaman
terhadap suatu objek secara rasional.
18
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, & Wahyuni, E.N. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Ar – Ruzz Media.
Dahar, R.W. 2002. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.
19