ISBN: ……………………….
Cetakan ke-…..: Tahun 2021
TBA…………..
KATA PENGANTAR............................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................................................1
B. Landasan................................................................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................................................4
D. Ruang Lingkup......................................................................................................................................4
BAB II KONSEP INTERVENSI INTERAKSI SOSIAL, DAN PERILAKU PESERTA DIDIK AUTIS.....5
A. Prinsip Pelaksanaan.............................................................................................................................13
B. Rambu-Rambu Pelaksanaan................................................................................................................15
C. Prosedur Pelaksanaan:.........................................................................................................................15
D. Persiapan Pelaksanaan.........................................................................................................................17
BAB IV PENILAIAN DAN TINDAK LANJUT................................................................................................40
A. Penilaian..............................................................................................................................................40
B. Tindak Lanjut......................................................................................................................................40
BAB V PENUTUP.................................................................................................................................................49
A. Latar Belakang
B. Landasan
C. Tujuan
D. Ruang Lingkup
Interaksi sosial, komunikasi dan perilaku merupakan masalah utama yang dihadapi
oleh peserta didik autis. Kemampuan peserta didik autis untuk berinteraksi dengan teman
seusianya, berkomunikasi dengan orang lain, dan berperilaku adaptif dengan lingkungan
harus dikembangkan secara optimal. Jika masalah tersebut tidak tertangani dengan baik
sejak usia dini, maka tantangan di masa datang bagi peserta didik autis akan sangat berat.
Program kebutuhan khusus bagi peserta didik autis adalah program perencanaan,
penyediaan, pelaksanaan dan evaluasi yang diberikan kepada peserta didik autis agar
memiliki kemampuan dasar yang memadai sehingga peserta didik autis siap untuk
memasukan kehidupan nyata baik di lingkungan rumah, sekolah dan lingkungan
masyarakat.
2. Tujuan
3. Ruang ligkup
1. Pengertian Komunikasi
2. Tujuan
Tujuan dari pengembangan komunikasi peserta didik autis dalam program kebutuhan
khusus ini adalah:
1. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
2. Meningkatkan kemampuan Bahasa reseptif dan aktif
3. Ruang Lingkup
1. Pengertian Perilaku
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan
dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau
genetika. Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat
diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Perilaku manusia dipelajari dalam
ilmu psikologi, sosiologi, ekonomi, dan kedokteran. Benyamin Bloom, seorang
psikolog pendidikan membedakan adanya tiga bidang perilaku, yakni kognitif, afektif,
dan psikomotor yang selanjutnya dibagi ke dalam tiga tingkatan yaitu pengetahuan
(knowledge), sikap (attitude), dan tindakan atau praktik (practice), yaitu perilaku yang
diwujudkan dalam bentuk tindakan.
Menurut Skener dalam Notoatmodjo, bahwa semua kegiatan atau aktifitas
manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati dari luar
(Notoatmodjo, 2003). Dalam pengertian lain perilaku dapat diartikan sebagai suatu
reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, baik dalam bentuk pasif (tanpa
tindakan nyata atau kongkrit) maupun dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit).
Sedangkan menurut Skiner, yang dikutif Notoatmojo (2003) bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar
dan teorinya dikenal dengan teori ‘S-O-R’ atau Teori – Organisme – Respon.
Peserta didik autis autis memiliki masalah dalam mengorganisasi perilakunya,
kurang memiliki perilaku adaftif dan perilaku yang tidak fungsional. Singkronisasi
anatara pengetahuan, sikap dan tindakanya kurang harmoni. Hukum stimulus respon
terkadang tidak berjalan dengan baik.
2. Tujuan
3. Ruang Lingkup
D. Sensori
1. Pengertian
2. Tujuan
Tujuan dari Pengembangan pada aspek sensorik anak autis adalah untuk
meningkatkan kemampuan respon peserta didik autis atas berbagai sensorik yang
diterima sehingga memunculkan perilaku yang efektif bagi kehidupan sehari-harinya.
a. Visual/penglihatan
b. Auditory/pendengaran
c. Olfactory/penciuman
d. Gustatory/ pengecap
e. Tactile/perabaan
f. Vestibular
g. Proprioseptik
E. Motorik
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Ruang Lingkup
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Ruang Lingkup
A. Prinsip Pelaksanaan
1. Terstruktur
2. Terpola
Kegiatan peserta didik autis biasanya terbentuk dari rutinitas yang terpola dan
terjadwal, baik di sekolah maupun di rumah (lingkungannya), mulai dari bangun tidur
sampai tidur kembali. Oleh karena itu dalam pendidikannya harus dikondisikan atau
dibiasakan dengan pola yang teratur. Namun, bagi peserta didik dengan kemampuan
kognitif yang telah berkembang, dapat dilatih dengan memakai jadwal yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungannya, supaya peserta didik dapat
menerima perubahan dari rutinitas yang berlaku (menjadi lebih fleksibel). Diharapkan
pada akhirnya peserta didik akan lebih mudah menerima perubahan, mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan (adaptif) dan dapat berperilaku secara wajar.
3. Terprogram
Prinsip dasar terprogram berguna untuk memberi arahan dari tujuan yang
ingin dicapai dan memudahkan dalam melakukan evaluasi. Prinsip ini berkaitan erat
dengan prinsip dasar sebelumnya. Sebab dalam program materi pendidikan harus
dilakukan secara bertahap dan berdasarkan pada kemampuan peserta didik, sehingga
apabila target program pertama tersebut menjadi dasar target program yang kedua,
demikian pula selanjutnya.
5. Continue
Pendidikan dan pengajaran bagi peserta didik autis sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan peserta didik pada umumnya. Maka prinsip pendidikan dan
pengajaran yang berkesinambungan juga mutlak diperlukan bagi peserta didik autis.
Continue di sini meliputi kesinambungan antara prinsip dasar pengajaran, program
pendidikan dan pelaksanaannya. Kontinuitas dalam pelaksanaan pendidikan tidak
hanya di sekolah, tetapi juga harus ditindaklanjuti untuk kegiatan dirumah dan
lingkungan sekitar peserta didik. Kesimpulannya penanganan perilaku dan pendidikan
bagi peserta didik autis harus dilaksanakan secara berkesinambungan, simultan dan
integral (menyeluruh dan terpadu).
C. Prosedur Pelaksanaan:
1. Asesmen
Asesmen pada pengertian ini diartikan sebagai proses yang sistematis untuk
pengumpulan data seorang peserta didik sehingga dapat diketahui kemampuan dan
hambatan yang dihadapinya, dan pada akhirnya dari data tersebut dapat disusun
program pembelajaran yang bersifat realistis sesuai dengan kenyataan obyektif serta
2. Asesmen Perkembangan
a. Tes
Tes biasanya dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu tes tertulis, tes secara lisan
dan tes kinerja/performan. Tes tertulis adalah teknik penilaian yang menuntut
jawaban secara tertulis, baik berupa tes objektif dan uraian. Tes secara lisan
adalah teknik penilaian yang menuntut jawaban secara langsung. Sementara tes
perbuatan adalah berupa instruksi, dimana kita dapat melihat kemampuan anak
secara langsung.
b. Wawancara
Teknik wawancara bisa dilakukan kepada guru kelas, guru bidang studi, orang tua
dan keluarga laiannya yang dekat dengan peserta didik atau dapat dilakukan pada
c. Observasi
Observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan cara mencatat hasil
pengamatan terhadap objek tertentu. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan
cara menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya sesuai dengan
jenis perilaku yang akan diamati dan situasi yang akan diobservasi, misalnya
dalam kelas, waktu istirahat atau ketika bermain. Metode pencatatan, berapa lama
dan berapa kali observasi dilakukan disesuaikan dengan tujuan observasi.
D. Persiapan Pelaksanaan
Tabel 3.1. Tabel Kompetensi dan Penjabaranya bagi Peserta Didik Autis
Manifestasi Perilaku
Manifestasi Perilaku
Manifestasi Perilaku
minum:gelas
Dapat menunjukan binatang:
ayam,bebek,kucing dsb
Dapat menunjukan alat
transportasi:
mobil,motor,pesawat
2. Maladaptif Tantrum
Menyakiti diri sendiri
Menyendiri
Sulit mengikuti aturan
Manifestasi Perilaku
tertentu
Mudah terdistraksi dengan
suara
Senang dengan suara musik
atau TV yang keras
Tidak sadar dengan suara di
sekitar
Manifestasi Perilaku
Manifestasi Perilaku
aneh
Makan berantakan
Sulit memanipulasi objek kecil
Suka nubruk-nubruk jika
berjalan
Suka menjatuhkan diri
Menggigit-gigit sesuatu
Membenturkan kepala
Manifestasi Perilaku
Kontak Mata
Guru menyapa peserta didik sambil menyebut namanya
Peserta didik merespon sapaan/panggilan guru
Guru mengajak peserta didik berbicara dengan saling berhadapan dan
sejajar
Guru memandang mata peserta didik
Peserta didik merespon memandang kontak mata guru
Catatan: Jika kontak mata belum bisa anak di latih terlebih dahulu
kontak dengan benda
27
Pedoman Program Kebutuhan Khusus_Autis 26
Peserta didik meminjamkan barang miliknya apabila ada teman yang
tidak membawa pensil/penghapus
Tahap awal:
benda nyata
menyamakan benda identik
menyamakan gambar identik
menyamakan gambar identik ke benda
Tantrum
guru mencari tahu apa penyebab tantrum
berikan input Calmdown dgn beberapa teknik contoh peluk beruan
ignor (abaikan)
Menyakiti diri sendiri
Menyendiri
Tidak membiarkan peserta didikasyik sendiri
Berrikan input /stimulus/rangsangan yang dapat menarik perhatian peserta
didik
Sulit mengikuti aturan
Sodorkan gambar setiap aktifitas yg akan dilakukan
Berikan aktifitas satu persatu dan dimulai dari yg disukai
Dampingi terus dalam setiap kegiatan
Memiliki perilaku yang kooperatif
Duduk dengan tenang selama 5-10 menit
Dapat memperhatikan/fokus pada kegiatan belajar di kelas
Dapat mengikuti/melakukan kegiatan sederhana; pasang puzzle, mewarnai
bebas dsb.
Dapat mengikuti aturan, mudah dialihkan kembali
Dapat memanipulasi mainan sesuai dengan fungsinya
Mampu menirukan gerakan/aktivitas
Dapat menirukan gerakan motorik kasar; angkat tangan, tepuk tangan,
lompat, berguling dsb. Dari gerakan yang sederhana sampai yang komplek
Kesulitan membedakan warna, gambar, huruf, objek, angka atau simbol. Latih
peserta didik dengan tahapan:
Mulai perkenalkan dari menjodohkan dgn perbedaan yang kontras terlebih
dahulu baik dari bentuk atau warnanya misalnya merah dengan biru dst.
Diawali dari benda/bentuk yang kongkrit, semi kongkrit, semi abstrak dan
abstrak.
Pemilih makanan (picky eater), hanya suka dengan makanan dingin atau
panas.Lebih suka makanan yang tawar, Tidak suka makanan yang lembek,
Suka menjilat atau merasakan benda, Rasa makanan harus kuat (pedas, gurih
dll), Senang dengan makanan yang keras (kriuk)
Mengangkat beban
Memakai baju
Mengambil baju dan celana dari lemari
Membuka kancing baju
Memasukkan lengan baju kanan ke tangan kanan
Memasukkan lengan baju kiri ke tangan kiri
Mengancingkan baju dengan tepat sampai selesai
Membuka kancing dan retsleting celana
Memasukkan kaki kanan ke lobang celana sebelah kanan
Memasukkan kaki kiri ke lobang celana sebelah kiri
Menancingan/ menarik retsleting celana
Penilaian bertujuan untuk menjamin bahwa proses dan kinerja yang dicapai telah
sesuai dengan rencana dan tujuan. Penilaian merupakan salah satu aspek penting dalam
pembelajaran agar sebagian besar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya
secara optimal. Penilaian dilakukan secara terus menerus. Penilaian juga dilakukan untuk
mengetahui dan memantau perubahan serta kemajuan yang dicapai peserta didik.
Penilaian pembelajaran dilakukan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
Penilaian pada program layanan peserta didik autis dilihat dari keberhasilan peserta
didik mencapai indikator yang dibuat. Dengan melakukan penilaian, guru dapat
menentukan efektifitas pembelajaran bagi peserta didik autis. Penilaian pada program
layanan peserta didik autis dominan berbentuk diskriptif. Kalaupun terdapat penilaian
kuantitatif, guru sebaiknya membubuhkan keterangan yang menyertainya. Beberapa
teknik penilaian pada program layanan peserta didik autis sebagai berikut:
1. Guru dapat memberikan penilaian secara kuantitatif dimana ketercapaian program
diukur dari frekuensi perilaku muncul, perilaku yang dapat diamati baik dari aktifitas,
kemampuan komunikasi, interaksi, emosi, sensori dan kemandirianya.
2. Guru dapat memberikan penilaian kualitatif (diskripsi) dari kemampuan yang dicapai
berdasarkan hasil dari pengamatan secara terus menerus dan dari berbagai sumber
informasi (guru lainnya).
3. Penilaian kualitatif bermanfaat memberikan informasi yang detail tentang tingkat
kemampuan, hal-hal yang mendukung dan menghambat ketercapaian program materi.
Dalam penilaian ini, selain hasil juga didiskripsikan kondisi peserta didik dan
prosesnya sehingga hasil penilain ini dapat memberikan gambaran kondisi
kemampuan peserta didika autis secara faktual.
4. Guru dapat melakukan penilaian secara kombinasi dari dua penilaian di atas
(kuantitatif dan kualitatif).
B. Tindak Lanjut
Hasil penilaian memberikan informasi kepada guru untuk memberikan tindak lanjut
dari program layanan bagi peserta didik autis. Pada umumnya tindak lanjut dilakukan
M MB TM
1 Interaksi Sosial
2 Komunikasi
3 Perilaku
M MB TM
4 Sensorik
M MB TM
tepat
Meronce manik-manik
berukuran dengantepat
Meronce dengan
squensing dengan tepat.
SKOR
NO. TAHAP KEGIATAN
4 3 2 1
8. Mencuci tangan
Penghitungan skor untuk setiap indikator dapat dihitung dengan membagi skor perolehan
dengan skor maksimal dikalikan 4 (100%)
Skor perolehan
x 4 (100 %)
Skor Maksimal
Secara keseluruhan rata-rata capaian kemampuan peserta didik untuk setiap indikator
dalam satu kompetensi dapat dikelompokkan dalam kategori huruf sebagai berikut.
DS
T
*) diisi sesuai kebutuhan. Guru dapat menambahkan komponen perkembangan yang dibutuhkan. misal
Kompetensi interaksi sosial, komunikasi, emosi, prilaku, sensorik, motorik, dan kemandirian.
.................................. …………................
NIP. NIP.
*) diisi sesuai kebutuhan. Guru dapat menambahkan komponen perkembangan yang dibutuhkan.
misal Kompetensi interaksi sosial, komunikasi, emosi, prilaku, sensorik, motorik, dan kemandirian.
.................................. …………................
NIP. NIP.
*) diisi sesuai kebutuhan. Guru dapat menambahkan komponen perkembangan yang dibutuhkan.
misal Kompetensi interaksi sosial, komunikasi, emosi, prilaku, sensorik, motorik, dan kemandirian.
.................................. …………................
NIP. NIP.
Di dalam memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik autis terdapat metode
yang sangat kaya dan bervariatif. Dalam buku panduan program kebutuhan khusus bagi
peserta didik autis ini tidak menekankan pada satu metode tertentu. Guru sangat diberikan
keleluasaan dalam menentukan metode apa yang sesuai (pendekatan, prosedur, dan prinsip)
terhadap peserta didik autis. Tentu hasil asesmen dan pembuatan program serta pelaksanaan
yang dibuat dengan mempertimbangkan masukan orang tua dan terapis serta profesi yang
relevan menjadi dasar penentuannya. Guru dapat memodifikasi dan mengadaptasi sesuai
dengan kebutuhannya.
Pada tahap pelaksaan dalam buku pandua ini tidak semuanya dibuat secara mendetail
langkah-langkah pembelajaranya. Beberapa yang dibuat dalam buku ini hanya bersifat contoh
sehingga guru harus melakukan modifikasi dan penyesuaian berdasarkan karakteristik,
kondisi dan kebutuhan dalam proses pembelajaran.
Tim Penulis menyadari bahwa buku panduan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dalam kesempatan ini penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan buku ini. Semoga dengan hadirnya buku panduan ini dapat membantu guru
dalam mendidik peserta didik autis sesuai dengan kemampuan, potensi, bakat dan minat serta
harapan kita semua terutama di lingkungan pendidikan AUTIS.