Anda di halaman 1dari 13

IDENTIFIKASI DAN ASESMEN ANAK BERKESULITAN BELAJAR DISLEKSIA

(MEMBACA PEMAHAMAN)

DI SUSUN OLEH:

ANGGOTA:
IIN AZHARI (200405501022)

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
2020/2021

A. Ruang Lingkup
1. Disleksia
Disleksia adalah Suatu gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca.
Disleksia terjadi pada anak-anak dengan penglihatan dan intelektual normal. Gejala termasuk
terlambat bicara, lambat dalam belajar kata-kata baru dan membaca. Sebagian besar anak yang
mengidap disleksia dapat berhasil di sekolah dengan bimbingan atau program pendidikan khusus

Kemampuan Membaca Kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman


isi bacaan secara keseluruhan (D.P. Tampubolon 1990: 7). Sedangkan Santosa, dkk. (2010: 320)
menjelaskan bahwa kemampuan membaca merupakan lanjutan dari membaca dalam hati, mulai
diberikan di kelas 3, membaca tanpa suara denganAgustinus Suyoto (2008: 1) berpendapat
bahwa membaca pemahaman atau komprehensi ialah kemampuan membaca untuk mengerti ide
pokok, detail penting, dan seluruh pengertian. Pemahaman ini berkaitan erat dengan kemampuan
mengingat bahan yang dibacanya. Berdasarkan beberapa pendapat tokoh di atas dapat
disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam
merekonstruksi pesan yang terdapat dalam teks yang dibaca dengan menghubungkan
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki untuk mengerti ide pokok, detail penting, dan seluruh
pengertian serta mengingat bahan yang dibacanya.

Kemampuan memahami aspek-aspek tersebut sangat menentukan keberhasilan dalam proses


komunikasi. Aspek-aspek bahasa tersebut antara lain keterampilan menyimak, berbicara,
membaca dan menulis. Salah satu aspek keterampilan berbahas adalah keterampilan membaca.
Keterampilan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut membuktikan
pentingnya penguasaan keterampilan membaca.

proses mental seperti penilaian, penalaran, pertimbangan, penghayalan, dan pemecahan


masalah. Dalam kegiatan membaca pemahaman, pembaca harus melibatkan diri secara aktif
dalam bacaan, mengolah informasi visual dan nonvisual, merekonstruksi isi yang tersurat dan
tersirat dalam bacaan. Membaca pemahaman melibatkan beberapa kemampuan, seperti
penguasaan diksi, penalaran, perseptual, kompetensi semantik, dan psikologi.

B. Membaca Pemahaman Anak Disleksia


Kemampuan Membaca Pemahaman adalah kemampuan memberikan makna pada
sebuah teks. Melalui proses membaca pemahaman aset pengetahuan seseorang
bertambah, dan juga meningkatkan daya berpikir. Membaca berupaya menghubungkan
pengetahuan yang dimiliki dengan informasi yang disampaikan penulis, sehingga dapat
merumuskan suatu kesimpulan. Membaca pemahaman juga dapat berarti sebagai
suatu kegiatan membuat urutan tentang uraian/menggorganisasi isi teks, bisa
mengevaluasi sekaligus dapat merespon apa yang tersurat atau tersirat dalam teks.
Sedangkan pemahaman berhubungan laras dengan kecepatan. Membaca pemahaman
(reading for understanding) yang di maksudkan di sini adalah sejenis membaca yang
bertujuan untuk memahami:
1) Standar atau norma-norma susastra (letery standards)
2) Resensi kritis (critical review)
3) Drama tulis (printed drama)
4) Pola-pola fiksi (patterns of fiction)
Sebagai contoh, dari perumpamaan susunan kalimat memobilisasi pengetahuan
saja bisa menghasilkan sekian model bacaan yang akan menjadi sekian sudut pandang
dan sudah jelas akan menjadi bahan keputusan untuk bertindak. Dalam hal ini
menciptakan pemahaman adalah bagaimana anda merefleksikan pengetahuan yang
sifatnya generally applicable di atas menjadi specifically applicable dengan setting
persoalan mikro: anda dengan wilayah operasi dan konsentrasi. 
C. Tujuan Asesmen
Ada 3 tujuan asesmen yaitu:
1) Memperoleh data yang relevan, objektif, akrat, dan menentukan komprehensif tetang
kondisi anak pada saat asesmen dilakukan
2) Mengetahi profil anak secara utuh terutama permasalahan atau hambatan belajar yang
dihadapi,potensi yang di miliki, kebutuhan-kebutuhan khususnya, serta data dukung
lingkungan yang dibutukan anak.
3) Menentukan layanan yang di butuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan-
kebutuhan anak dan memonitor kemajuannya.
Alat yang bisa digunakan dalam asemen untuk disleksia ada beberapa metode yang bisa
digunakan antaranya:
1. Metode Multisensori
Studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Psychological
Studies menyatakan, metode multisensori membangun banyak asosiasi visual-auditori
melalui kegiatan kinestetik, mengembangkan rentang perhatian pada detail dalam
huruf atau kata, mengurangi rasa bosan, dan meningkatkan keterlibatan anak dalam
belajar. Berikut contohnya:
1) Menggunakan Pasir atau Krim
Orangtua bisa menggunakan bantuan pasir atau whipping cream untuk metode
ini. Tuangkan pasir atau sebarkan krim pada wadah. Lalu, minta Si Kecil untuk
menuliskan kata di atas pasir atau krim menggunakan jari mereka. Sambil menulis,
minta ia membaca setiap huruf, lalu sebutkan suku katanya. Kemudian, minta ia
menyebutkan kata tersebut.
2) Menggunakan Balok Huruf
Siapkan balok-balok huruf dan berikan warna yang berbeda, misalnya warna
kuning untuk kelompok huruf vokal dan warna merah untuk kelompok huruf
konsonan. Minta anak untuk menyusun kata menggunakan balok-balok huruf tersebut
sambil mengejanya. Kemudian, minta ia untuk menyebutkan kata utuhnya dengan
jelas setelah selesai menyusun kata.
3) Dinding Kosakata
Cetaklah kata-kata yang sering dipakai dan terlihat di tempat umum, seperti
“dari”, “di”, “ke”, “dan”, “saya” dalam ukuran besar dan berwarna-warni, kemudian
tempel kata-kata tersebut di dinding kamar anak sesuai dengan urutan alfabetik. Anak
secara otomatis sering melihat dan mengingat kata-kata tersebut, sehingga
membuatnya lebih lancar membaca.
D. Tekhnik Yang Digunakan Dalam Asesmen
1. Observasi
Observasi ini dilakukan di SDN 5 Sila, di sekolah tersebut saya menemui
seorang guru yang menjabat sebagai guru bahasa indonesia di sekolah tersebut. Beliau
bernama bapak Junaidin. Disini kami memperkenalkan diri kami terlebih dahulu dan
menjelaskan apa tujuan kami datang ke sekolah ini, yaitu untuk melakukan observasi
anak yang mengalami kesulitan belajar khususnya kesulitan dalam membaca
pemahaman. Setelah itu saya bertanya kepada bapak tentang masalah anak yang
mengalami kesulitan belajar, kemudian beliau memberikan informasi bahwa di
sekolah tersebut terdapat satu anak yang mengalami kesulitan belajar. Anak tersebut
bernama Muhammad Riski, kelas VI SD. Kemudian bapak tersebut menceritakan
karakteristik yang dimiliki oleh Riski. Riski adalah anak yang mudah sekali bergaul
dengan teman-temanya. Tetapi dia memounyai watak yang keras kepala, dia kalau
aminata sesuatu harus dituruti, kalau tidak dia bisa menangis dan marah. Dia suku
mengajak temanya bermai dan berbicara ketika guru menjelaskan di depan. Dan ketika
di suruh melakukan sesuatu seperti membaca dia sangat kesulitan melakukannya.
Setelah kami mendapatkan informasi dari bapak tersebut kami langsung menemui wali
kelas dari anak tersebut, untuk menanyakan apakah anak ini mengalami kesulitan
belajar sekaligus meminta izin kepada guru wali kelas untuk melakukan observasi
terhadap anak ini. Menurut pengakuan atau cerita dari guru wali kelasnya bahwa anak
yang bernama Muhammad Riski ini mengalami kesusilitan dalam belajar terutama
dalam hal membaca pemahaman.

a. Identifikasi subjek observasi


Nama Anak : Muhammad Riski
Tempat Tanggal Lahir : Bima, 30-12-2008
Sekolah : SDN 5 Sila
Jenis kelamin : laki-laki
Kelas : VI SD
Alamat : Kananga, kecamatan Bolo
Agama : Islam
b. Identitas orang tua
Nama Ayah : Mustamin
Pekerjaan Ayah : Petani
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Alamat Rumah : Kananga, Rt 10 Rw 5

Nama Ibu : Jaenab


Pekerjaan Ibu : IRT
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat Rumah : Kananga, Rt 10 Rw 5
Setelah kami mendapatkan data tentang identitas subjek dan identitas dari orang
tuanya kemudian kami melakukan pengujian atau observasi kemudian kami melakukan
tes atau pengujian terhadap anak yang dicurigai tersebut, dengan memberikan pengujian
terhadap anak seperti menguji anak tersebut dalam hal membaca, pada saat anak tersebut
membaca anak tersebut sangat kesulitan dalam mengenal komponen huruf, kesulitan
menghubungkan antara huruf dengan bunyi, kesulitan dalam membentuk suku kata,
kurang memahamia arti kalimat serta pada saat proses membaca anak ini sulit
mengucapkan kata dan selalu memperbalikan posisi huruf yang dibaca. Setelah kami
mendapatkan hasil dari pengujian tersebut kemudian kami menanyakan beberapa
pertanyaan kepada anak tersebut seperti

1). Bagaimana cara kamu belajar di rumah?


Jawaban dari anak: sebenarnya sayaa tidak pernah belajar ulang di rumah karena kalau
sudah di rumah saya lebih suka main game.
2). Siapa yang menyiapkan buku-buku pelajran yang akan di bawah ke sekolah? Malam
hari atau pagi hari?
Jawaban anak : yang menyiapkan buku itu saya sendiri, waktu pagi hari sebelum saya
berangkat sekolah.
2. Wawancara
a. Wawancara orang tua
Setelah kami melakukan proses observasi terhadap anak tersebut
kemudian kami melakukan wawancara orang tua dari anak tersebut.Pada saat
kami mewawancarai orang tuanya kami menanyakan:
1. Apakah faktor yang mempengaruhi anak ibu/bapak sehingga mengalami kesulitan
dalam belajar ?
2. Apakah setelah pulang sekolah ibu/bapak menyuruh anaknya untuk belajar kembali
pelajaran yang dipelajri di sekolah tadi ?
3. Bagaimana pola makan anak ibu/bapak ?
4. Bagaimana peran ibu/bapak dalam mendidik anak
5. Apakah ibu sering memberikan penghargaan kepada anak ibu/bapak dalam hal
pendidikan ?

Adapun jawaban orang tua dari Muhammad Riski mengenai soal yang di
pertanyakan diatas yaitu sebenarnya faktor yang mempengaruhi anak kami kesulitan
dalam belajra itu yang pertama kurangnya perhatian dari kami orang tuanya, kemudian
kami juga jarang menanyakan kembali akepada anak kami pengenai pelajran apa yang
dipelajari di sekolag tadi. Kemudian kami sebagai orang tuanya kurang meberikan
penghargaan terhadap anak kami jika dia mendapatkan nilai-nilai yang bagus di
sekolahnya. Selain itu juga menurut kami Riski mengalami kesulitan dalam belajar
karena jarang mengonsumsi makanan yang bergizi dia suku mengonsumsi makanan
seperti snack saja.
E. Memgadministrasikan Alat Instrumen Asesmen
Tes ini meliputi subtest pemahaman, Yang diukur, seberapa akurat dan lancar
seorang anak dapat membaca satu paragraf serta memahami apa yang dibaca.Mengapa
penting karena daripada membuat anak membaca kata-kata secara terpisah, tes ini
mengharuskan mereka membaca kata-kata dalam konteks, sehingga menilai kemampuan
'nyata' mereka untuk membaca.Beberapa anak tampaknya membaca pada ujian sekolah,
tetapi terkadang tes tersebut memiliki petunjuk gambar yang dapat membantu anak-anak
mengetahui kata-kata dan makna dari apa yang mereka baca. Saat membaca dalam
kehidupan sehari-hari, anak-anak mungkin yak memiliki petunjuk seperti ini.
Cara kerjanya: hasil dari obsevasi Anak akan membaca dengan keras, kemudian
menjawab pertanyaan pilihan ganda atau terbuka tentang bagian tersebut. Pada beberapa
tes, anak-anak bisa merujuk ke bagian itu, namun pada orang lain mereka tidak bisa.

Komponen Indikator Jumlah


Kegiatan Awal 1). Membuka pembelajaran 10
dengan salam doa dengan sikap hangat dan
memberikan kenyamanan
2). Mempersiapkan alatdan media 5
pembelajaran
Kegiatan Inti 1). Memberikan membaca teks bacaan setiap 8
dua kalimat
2.). mengerjakan soal membaca
pemahaman dengan menggunakan pilihan 5

ganda
3). Bekerja sama dengan baik 6

4). Siswa aktif selama pelajaran 5

5). Antusias dalam belajar 4

Kegiatan Penutup 1). Menyimpulkan hasil dari


Pembelajran membaca 7
pemahaman

F. Mengembangkan Hasil Asesmen


PENGEMBANGAN BUTIR INSTRUMEN ASESMEN PEMAHAMAN ISI BACAAN
Hasil
Indikator Butir Instrumen 1 2 3
a. Memahami isi 1. Anak ditanyakan apa 2
teks bacaan secara tema dari isi teks yang dibacanya
faktual melalui 2. Anak ditanyakan siapa 1
pertanyaan apa, siapa, saja subjek yang ada
dimana, kapan dari isi teks yang
dibacanya
1
3. Anak ditanyakan
dimana tempat
keterangan yang ada di
isi teks yang dibacanya
1
4. Anak ditanyakan
kapan/waktu kejadian
dari isi teks yang
dibacanya
b. Memahami isi teks 1. Anak diminta 2
bacaan berdasarkan mengurutkan siapa
sekuen/urutan tokoh yang ada dari isi
teks yang dibacanya
2. Anak diminta 2

mengurutkan sebab
kejadian yang ada dari
isi teks yang dibacanya
2
3. Anak diminta
mengurutkan akibat
kejadian yang ada dari
isi teks yang dibacanya 1
4. Anak diminta
mengurutkan peristiwa
yang ada dari isi teks
c. Memahami isi teks yang dibacanya 1
bacaan yang 1. Anak diminta
mengandung menjelaskan mengapa
argumentasi peristiwa itu terjadi, dari
isi teks yang dibacanya 3

2. Anak diminta
menjelaskan bagaimana
peristiwa itu terjadi, dari
2
isi teks yang dibacanya
3. Anak diminta
menjelaskan sebab
peristiwa itu terjadi, dari 1
isi teks yang dibacanya
4. Anak diminta
menjelaskan akibat
peristiwa itu terjadi, dari 2
isi teks yang dibacanya
5. Anak diminta
menjelaskan kesimpulan
peristiwa itu terjadi, dari 1

isi teks yang dibacanya


6. Anak diminta
menjelaskan informasi
peristiwa itu terjadi, dari
isi teks yang dibacanya
Keterangan:
Untuk skor di ambil :
1. Anak tidak bisa melakukan
2. Anak bisa melakukan dengan bantuan
3. Anak bisa melakukan

G. Menentukan Hasil Asesmen


Data kualitatif
Anak disleksia di samping kekurangan yang dia miliki yaitu dalam membaca
permulaan dengan menunjuk siap kata mengungkapkan kata dengan keras dari segi
kekurangan yang dia miliki,mereka juga memiliki kelebihan yang jarang di ketahui oleh
orang lain seperti melihat gambar besar mereka dapat mengigat dengan baik detail
gambar yang mereka sudah lihat,mereka lebih suka memikir melalui apa yang di lihat
nya, mereka sangat memiliki jiwa kreatif yang bisa menghasilkan karya dari sebuah
gambar yang iya lihat.
Adapun kesulitan yang kami dapatkan dari hasil Analisis alat tes pada anak
disleksia pemahaman yaitu:
1. Anak mengalami kesulitan belajar spesifik
2. Anak mengalami kesulitan membaca pemahaman
a. Kesulitan dalam mengenal komponen pemahaman huruf
b. Kesulitan menghubungkan antara huruf dengan huruf dan bunyi
c. Kesulitan dalam membentuk suku kata
d. Kurang memahami arti kalimat serta pada saat proses membaca anak sulit
mengucapkan kata dan selalu memperbalikan posisi huruf yang dibaca seperti
buku menjadi kubu.
Dan kelebihan hasil asesmen yang kami dapatkan yaitu:
1. Anak dapat mengikuti guru pada saat membuka pembelajaran dengan salam, doa,
dengan sikap hangat dan kenyamanan
2. Anak mampu berkerja sama dengan baik
3. Anak dapat menyimpulkan hasil dari pembelajaran pemahaman membaca walaupun
masih dengan bantuan guru
H. Kesimpulan Asesmen
a) Kelebihan Disleksia
Meskipun disleksia dapat menimbulkan beberapa masalah bagi individu yang
mengidapnya, tapi sebenarnya pengidap atau penderita disleksia memiliki beberapa
kelebihan, diantaranya yaitu:
1. Mampu Melihat Gambaran Besar
Anak yang mengidap disleksia mungkin kesulitan untuk mengingat detil
informasi yang diterima. Tapi kelebihannya adalah mereka mempunyai kemampuan
yang sangat tinggi untuk melihat gambaran besar dari suatu situasi.Mereka biasanya
juga pandai dalam bermain catur serta permainan atau pekerjaan yang membutuhkan
kemampuan untuk menemukan pola, seperti yang diperlukan oleh ilmuwan dan ahli
matematika.
2. Memiliki Kecerdasan Visual dan Spasial
Anak yang mengidap disleksia cenderung berpikir dalam bentuk visual atau
gambar dibandingkan kata-kata. Mereka dapat mengingat dengan baik detil gambar
yang sudah mereka lihat.Selain itu, mereka juga mempunyai kelebihan dalam
kecerdasan spasial, yang membuat mereka pandai dalam memvisualisasikan apapun
dalam bentuk tiga dimensi di pikiran mereka.
c. Sangat Kreatif
Meskipun mereka mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah,
mereka sukses dan dapat memberikan pengaruh melalui karya-karyanya. Daya
kreativitas yang sangat tinggi
b) Kekurangan disleksia pemahaman
1.mereka dalam membaca menunjukan tiap kata yang di baca dengan jadi
2. Menelusuri barisan sedang di baca dari kiri ke kanan dengan jadi
3. Menelusuri barisan atas ke bawah
4. Membaca berbisik
5. Mengucapkan kata sangat keras
6. Menggerakan kepala bukan mata saat membaca
7. Menenpatkan buku dengan cara aneh seperti bukunya terbalik
8. Menempatkan buku dengan cara pandang terlalu dekat
9. Sering melihat gambar jika ada
10. Hanya memandang sekilas dan mengatakan saya telah selesai
c) Metode pembelajaran anak disleksia
Berikut ada 3 metode pembelajaran bagi siswa disleksia:
1. Metode Multisensori
Metode ini mendayagunakan kemampuan visual atau kemampuan
penglihatan siswa, auditori atau kemampuan pendengaran, kinestetik atau
kesadaran pada gerak dan juga taktil atau perabaan pada siswa. Untuk praktiknya,
siswa diminta menuliskan huruf-huruf di udara dan di lantai, membentuk huruf
dengan lilin (plastisin), atau dengan menuliskannya besar-besar di lembaran
kertas. Cara ini dilakukan untuk memungkinkan terjadinya asosiasi antara
pendengaran, penglihatan dan sentuhan. Dengan demikian, akan memudahkan
otak bekerja mengingat kembali huruf-huruf.
2. Metode Fonik (Bunyi)
Metode yang memanfaatkan kamampuan visual dan auditori anak dengan
cara menamai huruf sesuai dengan bunyi bacaannya. Contoh, huruf B yang
dibunyikan eb, huruf C dibunyikan ec, dan lain sebagainya.
3. Metode Linguistik
Metode yang mengajarkan siswa disleksia mengenal kata secara utuh.
Metode ini menekankan pada kata-kata yang mirip. Dengan adanya penekanan,
diharapkan bisa membuat siswa mampu menyimpulkan sendiri pola hubungan
antara huruf dan juga bunyinya.

Anda mungkin juga menyukai