Anda di halaman 1dari 14

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.

FAKULTAS PSIKOLOGI

JULIA SALSABILLA
1824090180
Rabu (19.30- 21.10)

Aplikasi komputer
Dosen:
ZAINUN MU`TADIN, S.Psi., M.Psi.
PERANAN KOGNITIF DAN KOGNISI
DALAM PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang


terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.
Belajar adalah kunci yang paling vital dalam
kehidupan manusia, khususnya dalam setiap usaha
pendidikan, sehingga tanpa belajar tidak akan
pernah ada pendidikan. Proses belajar itu terjadi
karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi
kapan saja dan dimana saja.Sebagai suatu proses,
belajar hampir selalu mendapat perhatian yang luas
dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan
pendidikan. Salah satu pertanda bahwa seseorang
itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah
laku pada diri seseorang yang mungkin disebabkan
oleh terjadinya peningkatan pengetahuan,
keterampilan yang dimilikinya. Begitu pentingnya
pendidikan untuk mengkaji bagaimana tercapainya
pemahaman yang lebih luas dan mendalam
mengenai perubahan manusia dan bagaimana
proses belajar terjadi.

Menyadari hal tersebut, maka guru haruslah


memperhatikan kebutuhan peserta didik dengan
berupaya mengacu pada kurikulum dan dengan
model desain pembelajaran agar peserta didik
belajar lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan
dalam pelaksanaan pembelajaran , baik dari segi
kognitif, behavioristik ataupun humanistik.
Pendidikan di Indonesia selama ini belum mampu
membangkitkan kemauan peserta didik untuk
melakukan sesuatu yang bermanfaat. Cukup banyak
orang pandai dan terampil di Indonesia. Masalahnya
bagimana agar mereka memiliki kemauan untuk
memanfaatkan kepandaian dan keterampilannya
untuk memecahkan permasalahan masyarakat dan
bangsa khususnya dalam pembangunan pendidikan,
dimana hal ini tidak lepas dari peranan guru sebagai
ujung tombak keberhasilan pendidikan yang
memiliki kemampuan professional untuk
pembelajaran yang berkualitas.

1.2. Tujuan Masalah


 Untuk mengetahui pengertian kognitif dan
kognisi dalam pembelajaran
 Untuk mengetahui cara mengembangkan
kognitif dan kognisi anak
 Untuk mengetahui hubungan kognitif dan
kognisi dalam strategi pembelajaran
1.3. Rumusan Masalah

 Apa pengertian kognitif dan kognisi dalam


pembelajaran?
 Bagaimana cara mengembangkan kognitif dan
kognisi anak ?
 Bagaimana hubungan kognitif dan kognisi
dalam strategi pembelajaran?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kognitif dan kognisi dalam


pembelajaran
Kognitif diartikan sebagai pengetahuan yang
luas, daya nalar, kreativitas (daya cipta),
kemampuan berbahasa, serta daya ingat.
Seperti halnya komputer, otak manusia juga
menerima informasi, memprosesnya
kemudian memberi jawaban. Proses jalannya
informasi tersebut pada manusia disebut
kognisi. Kualitas perkembangan kognitif,
diusahakan pendidikan dan latihan yang lebih
ditujukan pada latihan meneliti dan
menemukan, yang memerlukan berfungsinya
kedua belahan otak.

Proses kognitif Definisi

Menganalisis Memecahkan materi ke dalam


bagian-bagiannya dan menentukan
bagaimana bagian-bagian itu
terhubungkan antar bagian dan
struktur atau tujuan keseluruhan.

Menilai dan mengevaluasi Membuat pertimbangan


berdasarkan kriteria atau standar.

Mengkreasi atau mencipta Membentuk koheran/ fungsional


menyusun kembali unsur-unsur ke
dalam pola atau struktur baru.

Pengolahan Informasi dan Proses Eksekutif


Metakognisi :
 Para ahli psikologi melakukan pengolahan
informasi untuk memahami bagaimana
anak menafsirkan, menyimpan,
mendapatkan kembali dan mengevaluasi
informasi.
 Metakognitif adalah pengetahuan seorang
anak mengenal dan mengendalikan fungsi
kognitif mereka sendiri. Salah satu jenis
metakognitif adalah metamemori.
Teori belajar kognitif merupakan suatu teori
belajar yang kebih mementingkan proses
belajar daripada hasil belajar itu sendiri.
Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan
antara stimulus dan respon. Lebih dari itu,
belajar melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks. Menurut teori ini, ilmu pengetahuan
dibangun dalam diri seorang individu melalui
proses interaksi yang berkesinambungan
dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan
terpatah-patah, terpisah-pisah, tapi melalui
proses yang mengalir, berkesinambungan, dan
menyeluruh. Seorang guru yang berorientasi
pada teori kognitif berkeinginan untuk
mengubah pemahaman siswanya, sebagaimana
berikut :
1. Dorongan/motivasi belajar Anak secara
aktif mencari pengetahuan
2. Anak Terlatih dengan bakat, minat dan
prestasi tertentu
3. Peran guru Sebagai fasilitator agar
pertimbangan prestasi anak optimal
4. Hasil belajar Struktur pengetahuan, cara
berpikir, cara belajar

Implikasi dari teori kognitif di sekolah ialah


pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan
secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun
secara aktif dibangun oleh siswa sendiri
melalui pengalaman nyata. Peranan guru
adalah membantu siswa mengembangkan
pengertian baru. Siswa diajarkan bagaimana
mengasimilasi pengalaman, pengetahuan, dan
pengertiannya dan apakah mereka siap untuk
tahu dari pembentukan pengertian baru ini.

Menurut Jean Peaget  peranan dan fungsi


kawasan kognisi terhadap proses
pembelajaran  sebagai  :
1.      Strategi dimana siswa menggunakan
kontrol dan pengawasan dalam proses
memperoleh pengetahuan yang dimilikinya
2.      Usaha yang digunakan dalam
pembelajaran dalam proses pemikiran
3.      Cara mental yang mengarah pada
kreatifitas, inspirasi dan menemukan
kebiasaan  perilaku pada individu dalam
bekerja menjalin informasi dan  dan
pemecahan masalah pada setiap individu
4.      Cara mental dalam proses pemecahan dan
penilaian informasi.

Dalam pemprosesan informasi terdapat dua


proses kognitif yang sangat penting yaitu
atensi dan memori. Atensi adalah pemusatan
atau pemfokusan usaha mental yang bersifat
selektif dan beralih. Sedangkan memori adalah
penyimpanan informasi sepanjang waktu yang
merupakan pusat bagi kehidupan mental dan
pemrosesan informasi. Memori terbagi menjadi
dua yaitu memori jangka pendek dan memori
jangka panjang.  Pemantauan kognitif
(cognitive monitoring) adalah proses
pencatatan hal-hal yang sedang dikerjakan, apa
yang akan dikerjakan kemudian, dan seberapa
efektif kegiatan mental tersebut berkembang.

2.2  Cara  Mengembangkan Kognitif dan


Kognisi Anak Sekolah Dasar   
2.2.1 Pandangan dan Prinsip Dasar
Vygotsky Tentang Perkembangan Kognitif 

KONSEP  SOSIOKULTURAL
Teori Vygotsky   menekankan bagaimana
proses-proses perkembangan mental seperti
ingatan, perhatian, dan penalaran melibatkan
pembelajaran menggunakan temuan-temuan
masyarakat seperti bahasa, sistem matematika,
dan alat-alat ingatan. Ia juga menekankan
bagaimana anak-anak dibantu berkembang
dengan bimbingan dari orang-orang yang
sudah terampil di dalam bidang-bidang
tersebut. Penekanan Vygotsky pada peran
kebudayaan dan masyarakat di dalam
perkembangan kognitif berbeda dengan
gambaran Piaget tentang anak sebagai
ilmuwan kecil yang kesepian. Piaget
memandang anak-anak sebagai pembelajaran
lewat penemuan individual, sedangkan
Vygotsky lebih banyak menekankan peranan
orang dewasa dan anak-anak lain dalam
memudahkan perkembangan si anak.

PERKEMBANGAN BAHASA
Para pakar perilaku memandang bahasa sama
seperti perilaku lainnya, misalnya duduk,
berjalan, atau berlari. Mereka berpendapat
bahwa bahasa hanya merupakan urutan
respons (Skinner,1957) atau sebuah imitasi
(Bandura, 1977).Bahasa dipahami dalam suatu
urutan tertentu. Pada setiap tahap di dalam
tahap perkembangan, interaksi linguistik anak
dengan orang tua dan orang lain pada dasarnya
mengikuti suatu prinsip tertentu.

KONSEP SCAFFOLDING
Scaffolding merupakan suatu istilah yang
ditemukan oleh seorang ahli psikologi
perkembangan-kognitif masa kini, Jerome
Bruner, yakni suatu proses yang digunakan
orang dewasa untuk menuntun anak-anak
melalui zona perkembangan proksimalnya.
Pengaruh karya Vygotsky dan Bruner terhadap
dunia pengajaran dijabarkan oleh Smith et
al. (1998).

2.2.2  Membangun  Kognitif dan Kognisi


Pada Anak Sekolah Dasar

Membangun pengetahuan pada anak sangat


berbeda dengan orang dewasa. Membangun
pengetahuan pada anak haruslah berdasarkan
kepada bermain dan permainan. Dengan
melalui kegiatan bermain anak-anak dapat
mengembangkan berbagai aspek yang
diperlukan untuk persiapan masa depan.
Bermain antara lain membantu perkembangan
tubuh, perkembangan emosional,
perkembangan sosial, perkembangan kognitif
dan moral serta kepribadian maupun bahasa.
Bermain juga bisa dijadikan media untuk
membina hubungan yang dekat antar anak,
atau anak dengan orang tua/guru/orang
dewasa lainnya sehingga tercipta komunikasi
yang efektif.

2.2.3    Peran Guru dalam  Mengembangkan


kognitif dan Kognisi pada Anak Sekolah
Dasar

Pada usia anak di Sekolah Dasar, guru harus


memberikan dasar-dasar ilmu pengetahuan
yang bermanfaat untuk perkembangan diri
kelak, baik yang bersifat kurikuler maupun
ekstrakurikuler. Dengan adaanya kegiatan
belajar dan bermain, seorang anak akan
menemukan bahwa merancang suatu hal baru
dan berbeda dapat menimbulkan kepuasan dan
pada akhirnya seorang anak akan menjadi
lebih kreatif dan inovatif.Peran guru sebagai
teman, model, motivator, dan fasilitator akan
menjadikan anak senang datang ke sekolah dan
akan menjadikan setiap proses belajar menjadi
bermakna. Inilah yang akan selalu dituntut oleh
masyarakat diera pengetahuan dimana guru
menjadi seorang profesional. Ia juga akan
dituntut kematangan yang mempersyaratkan
willingness dan ability, baik secara intelektual
maupun pada kondisi yang prima.
Profesionalisasi seperti ini harus dipandang
sebagai proses yang terus menerus.

2.2.4 Metode yang Digunakan pada


Pengembangan Kognitif dan kognisi anak

Metode merupakan bagian dari strategi


kegiatan. Setiap guru Sekolah Dasar
menggunakan metode sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai. Demikian pula halnya
dengan pembelajaran sains. Harus dipilih
metode yang sesuai, sehingga materi untuk
pembelajaran sains yang diajarkan guru mudah
dimengerti oleh siswa. Akan tetapi, sebagai alat
untuk mencapai tujuan tidak selamanya
metode berfungsi secara optimal. Metode
mengajar yang sesuai dengan karakteristik
anak usia Sekolah Dasar ditinjau dari
pendekatan teori belajar menurut Vygotsky
adalah: pemberian tugas, demonstrasi, tanya
jawab, bercerita, karyawisata, dan bermain
peran. 

2.3  Hubungan kognitif dan kognisi dalam


strategi  pembelajaran
2.3.1 Kedudukan Media dalam sistem
pembelajaran

Sistem adalah Sistem adalah suatu totalitas


yang terdiri dari sejumlah komponen atau
bagian yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Pembelajaran dikatakan sebagai sistem karena
didalamnya mengandung komponen yang
saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan. Komponen – komponen
tersebut meliputi : tujuan, materi, metode,
media dan evaluasi. Masing-masing komponen
saling berkaitan erat merupakan satu
kesatuan.  
2.3.2MediaDalamPengembanganKognitif

Media pembelajaran yang baik sangat


diperlukan untuk mencapai pembelajaran yang
berkualitas tinggi. Media yang digunakan untuk
mengembangkan kemampuan kognitif,
khususnya yang sesuai dengan teori belajar
untuk merangsang daya pikir, perasaan,
perhatian, dan kemampuan anak sehingga
media tersebut mampu mendorong terjadinya
proses belajar mengajar pada diri anak.

2.3.3 Penerapan Media dalam


Pengembangan Kognitif Anak

Levie & Lentz mengemukakan empat fungsi


media pengajaran, khususnya media visual,
yaitu (a) fungsi atensi, (b) fungsi afektif, (c)
fungsi kognitif, dan (d) fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi media merupakan inti, yaitu
menarik dan mengarahkan perhatian siswa
untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang
berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi
pelajaran. Fungsi afektif media visual dapat
terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika
belajar (atau membaca) teks yang bergambar.
Fungsi kognitif media visual yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau
gambar memperlancar pencapaian tujuan
untuk memahami dan mengingat informasi
atau pesan yang terkandung dalam gambar.

DAFTAR PUSTAKA

Usman Uzer dan Setiawati Lilis. 2001. Upaya


Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung : Remaja Rosdakarya
Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran.
Jakarta : Raja Grafindo
http://wijayalabs.blogspot.com/2007/11/
media-pembelajaran.html
http://www.unisla.ac.id/content/view/20/9
http://www.blogger.com/feeds/
8448731080978427505/posts/default
http://blog.persimpangan.com/blog/
2007/08/04/kegunaan-media-komun

Anda mungkin juga menyukai