PEMBELAJARAN KOGNITIF
1. Peran kognisis dalam pembelajaran
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah kunci yang paling vital dalam
kehidupan manusia, khususnya dalam setiap usaha pendidikan, sehingga
tanpa belajar tidak akan pernah ada pendidikan. Proses belajar itu terjadi
karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh
karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.Sebagai suatu
proses, belajar hampir selalu mendapat perhatian yang luas dalam berbagai
disiplin ilmu yang berkaitan dengan pendidikan. Salah satu pertanda bahwa
seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri
seseorang yang mungkin disebabkan oleh terjadinya peningkatan
pengetahuan, keterampilan yang dimilikinya. Begitu pentingnya pendidikan
untuk mengkaji bagaimana tercapainya pemahaman yang lebih luas dan
mendalam mengenai perubahan manusia dan bagaimana proses belajar
terjadi.
Belajar dengan menggunakan indera ganda, pandang dan dengar akan
memberikan keuntungan bagi siswa. Siswa akan belajar lebih banyak
daripada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau
hanya dengan stimulus dengar. Proses belajar yang diselenggarakan
disekolah dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara
terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna
yang terkandung dalam belajar. Kemamupan manusia untuk merubah diri
membuat manusia bebas berekspolarisasi, memilih dan menetapkan
keputusan – keputusan penting dalam hidupnya. Perubahan yang terjadi
dalam diri manusia ditentukan oleh kemampuan dan kemauan belajarnya ,
sehingga peradapan manusia itupun tergantung dari bagaimana manusia itu
belajar. Belajar juga mempunyai peranan penting dalam mempertahankan
sekelompok manusia ditengah persaingan yang semakin ketat dengan
bangsa-bangsa lain yang lebih dulu maju karena belajar.
Menyadari hal tersebut, maka guru haruslah memperhatikan kebutuhan
peserta didik dengan berupaya mengacu pada kurikulum dan dengan model
desain pembelajaran agar peserta didik belajar lebih aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan dalam pelaksanaan pembelajaran , baik dari segi kognitif,
behavioristik ataupun humanistik. Pendidikan di Indonesia selama ini belum
mampu membangkitkan kemauan peserta didik untuk melakukan sesuatu
yang bermanfaat. Cukup banyak orang pandai dan terampil di Indonesia.
Masalahnya bagimana agar mereka memiliki kemauan untuk memanfaatkan
kepandaian dan keterampilannya untuk memecahkan permasalahan
masyarakat dan bangsa khususnya dalam pembangunan pendidikan, dimana
hal ini tidak lepas dari peranan guru sebagai ujung tombak keberhasilan
pendidikan yang memiliki kemampuan professional untuk pembelajaran yang
berkualitas.
Kognitif diartikan sebagai pengetahuan yang luas, daya nalar, kreativitas (daya
cipta), kemampuan berbahasa, serta daya ingat. Seperti halnya komputer, otak
manusia juga menerima informasi, memprosesnya kemudian memberi jawaban.
Proses jalannya informasi tersebut pada manusia disebut kognisi. Kualitas
perkembangan kognitif, diusahakan pendidikan dan latihan yang lebih ditujukan
pada latihan meneliti dan menemukan, yang memerlukan berfungsinya kedua
belahan otak.
1. Pengolahan Informasi dan Proses Eksekutif Metakognisi
2. Para ahli psikologi melakukan pengolahan informasi untuk memahami
bagaimana anak menafsirkan, menyimpan, mendapatkan kembali dan
mengevaluasi informasi.
3. Metakognitif adalah pengetahuan seorang anak mengenal dan mengendalikan
fungsi kognitif mereka sendiri.
Salah satu jenis metakognitif adalah metamemori. Ada 8 proses eksekutif
atau fungsi metakognitif yaitu:
- Formulasi masalah dan kemungkinan pemecahannya.
- Kesadaran akan proses kognitif yang diperlukan untuk pemecahan
masalah.
- Aktivitas kaidah dan strategi kognitif.
- Fleksibilitas yang meningkat.
- Kontrol atas distraksi dan ansietasi.
- Pemonitoran atas proses pemecahan masalah.
- Kesetiaaan dalam pemikiran.
- Keinginan untuk pemecahan yang bagus.
Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang kebih
mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Belajar tidak
sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Lebih dari itu, belajar
melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Menurut teori ini, ilmu
pengetahuan dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang
berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpatah-patah,
terpisah-pisah, tapi melalui proses yang mengalir, berkesinambungan, dan
menyeluruh. Seorang guru yang berorientasi pada teori kognitif berkeinginan
untuk mengubah pemahaman siswanya, sebagaimana berikut :
1. Dorongan/motivasi belajar Anak secara aktif mencari pengetahuan
2. Anak Terlatih dengan bakat, minat dan prestasi tertentu
3. Peran guru Sebagai fasilitator agar pertimbangan prestasi anak optimal
4. Hasil belajar Struktur pengetahuan, cara berpikir, cara belajar Implikasi dari
teori kognitif di sekolah ialah pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan
secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun secara aktif dibangun oleh
siswa sendiri melalui pengalaman nyata. Peranan guru adalah membantu
siswa mengembangkan pengertian baru.
Siswa diajarkan bagaimana mengasimilasi pengalaman, pengetahuan, dan
pengertiannya dan apakah mereka siap untuk tahu dari pembentukan
pengertian baru ini. Menurut Jean Peaget peranan dan fungsi kawasan
kognisi terhadap proses pembelajaran sebagai :
1. Strategi dimana siswa menggunakan kontrol dan pengawasan dalamproses
memperoleh pengetahuan yang dimilikinya
2. Usaha yang digunakan dalam pembelajaran dalam proses pemikiran
3. Cara mental yang mengarah pada kreatifitas, inspirasi dan menemukan
kebiasaan perilaku pada individu dalam bekerja menjalin informasi dan
dan pemecahan masalah pada setiap individu
4. Cara mental dalam proses pemecahan dan penilaian informasi.
Dalam pemprosesan informasi terdapat dua proses kognitif yang sangat
penting yaitu atensi dan memori. Atensi adalah pemusatan atau pemfokusan
usaha mental yang bersifat selektif dan beralih. Sedangkan memori adalah
penyimpanan informasi sepanjang waktu yang merupakan pusat bagi kehidupan
mental dan pemrosesan informasi. Memori terbagi menjadi dua yaitu memori
jangka pendek dan memori jangka panjang. Pemantauan kognitif (cognitive
monitoring) adalah proses pencatatan hal-hal yang sedang dikerjakan, apa yang
akan dikerjakan kemudian, dan seberapa efektif kegiatan mental tersebut
berkembang.
Pemantauan kognisi selain untuk memahami dan memecahkan masalah sosial
juga penting dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan aspek non
sosial dari inteligensi. Misalnya saat sedang mengerjakan soal matematika, yang
terdiri dari banyak soal dan membutuhkan waktu yang panjang, ia akan
menentukan jenis masalah yang dikerjakan dan cara terbaik untuk
memecahkannya.
Dengan begitu mereka dapat menilai apakah jalan yang dilakukannya berhasil
atau tidak. Orang tua, guru, dan teman sebaya dapat menjadi sumber yang efektif
untuk meningkatkan pemantauan kognitif remaja. Pengajaran timbal balik adalah
strategi pengajaran yang semakin banyak dipakai.
Sedangkan Pemrosesan informasi sosial memusatkan perhatian pada cara
seseorang menggunakan proses kognitifnya, seperti perhatian, persepsi, ingatan,
pemikiran, penalaran, harapan dan seterusnya untuk memahami dunia sosial
mereka. Berkaitan erat dengan keterampilan pengambilan keputusan yang tepat
adalah berpikir kritis. Berpikir kritis meliputi kemampuan seseorang untuk
memahami makna yang mendalam dari suatu masalah, keterbukaan pikiran
terhadap berbagai pendekatan atau pandangan yang berbeda, dan menentukan
sendiri hal yang diyakininya. Agar pemikiran kritis dapat berkembang secara
efektif, dibutuhkan dasar yang kuat dalam hal keterampilan dan pengetahuan
dasar di masa kanak-kanak.