Anda di halaman 1dari 14

TEORI – TEORI BELAJAR

Oleh :

Jumari Ismanto, M.Ag1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar.

Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu yang

dapat diamati, diubah dan dikontrol (Robert M. Gagne, 1977). Kemampuan

manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu pertama; ketrampilan

intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap.

Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik

untuk mencapai kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh

subyek didik. Dalam hal ini peranan desain pesan dalam kegiatan belajar

mengajar sangat penting, karena desain pesan pembelajaran menunjuk pada

proses memanipulasi, atau merencanakan suatu pola atau signal dan lambang

yang dapat digunakan untuk menyediakan kondisi untuk belajar.

Dalam kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari belajar, karena dengan

belajar manusia menjadi mengerti dan paham tentang hal – hal yang sebelumnya

belum mereka ketahui. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu

1
Dosen Ilmu Jiwa Belajar. Prodi. PAI STAI Al-Musaddadiyah Garut
1
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dalam lingkungan.

Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan,

sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan persepsi manusia. Oleh karena itu

seseorang harus menguasai prinsip – prinsip dasar belajar agar mampu memahami

bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam psikologis dan

kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.Perubahan perilaku yang

merupakan hasil dari proses belajar dapat berwujud perilaku yang tampak (overt

behavior) dan perilaku yang tidak tampak (inner behavior).Perilaku yang tampak

misalnya menulis, memukul, menendang sedangkan perilaku yang tidak tampak

misalnya berfikir, bernalar dan berkhayal.Untuk itu, agar aktivitas belajar dapat

mencapai hasil belajar yang optimal, maka stimulus atau proses belajar untuk

peserta didik harus dirancang secara matang, menarik, dan spesifik sehingga

peserta didik mudah memahami dan merespon positif materi yang diberikan.

Meskipun pengajar sudah merancang sedemikian rupa kadang masih sulit

untuk peserta didik dalam mengerti dan paham pada materi yang diberikan. Oleh

karena itu pengajar harus mampu menggunakan berbagai cara agar peserta didik

mampu memahami apa yang sudah diberikan oleh pengajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami merumuskan

beberapa permasalahan yang menjadi pembahasan pada makalah ini, yaitu sebagai

berikut :

2
a) Apa yang dimaksud dengan pengertian belajar?

b) Apa saja teori-teori dalam belajar yang dapat mendukung pembelajaran?

c) Kelebihan dan Kekurangan dalam Teori – Teori Belajar?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah tentang teori-teori belajar ini adalah

sebagai berikut :

a) Menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang proses belajar

b) Menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang teori-teori dalam belajar

yang dapat mendukung pembelajaran

c) Kelebihan dan Kekurangan dalam Teori – Teori Belajar

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Belajar

Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan

keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. (Dimyati dan Mudjiono,

2006:6), Berbeda dengan Sanjaya (2010:112), beliau berpendapat bahwa “Belajar

adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan

munculnya perubahan tingkah laku.” Menurut Djamarah, Syaiful dan Zain

(2006:11), “belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan

latihan.”

Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar

adalah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah berinteraksi dengan

lingkungannya, dalam hal ini adalah lingkungan kelas pada saat proses

pembelajaran, yang akan menambah pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan

maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. (Syaiful,

2003:61). Menurut Hamalik (2007:77) pembelajaran adalah suatu system artinya

suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponenyang berinteraksi antara

satu dengan lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan

pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun komponen-komponen

tersebut meliputi tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik dan siswa,

4
tenaga kependidikan khususnya guru, perencanaan pengajaran, strategi

pengajaran, media pengajaran, dan evaluasi pengajaran.

Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:17) adalah kegiatan

guru secara terprogram dalam desain instruk-sional, untuk membuat siswa belajar

secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Sedangkan

Coney (dalam Sagala, 2005:61) mengatakan bahwa pembelajaran sebagai suatu

proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi

khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.

Dari teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

suatu proses yang dilakukan oleh guru yang telah diprogram dalam rangka

membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan

sesuai dengan petunjuk kurikulum yang berlaku.

B. Teori Belajar Behaviorisme

Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku

individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah,

dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak

mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu

belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa

sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Teori kaum behavoris lebih

dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil

belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh

5
lingkungan. Teori behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya

dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.

Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil,

bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan

pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan

mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar

yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini

sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan

oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan.

Adapun kelebihan dan kelemahannya, sebagai berikut:

 Kelebihan

1. Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi

belajar.

2. Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan

yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-

unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan, dan

sebagainya.

3. Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan

belajar mandiri. Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru

yang bersangkutan.

4. Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih

membutuhkan dominansi peran orang dewasa , suka mengulangi dan harus

6
dibiasakan , suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan

langsung seperti diberi permen atau pujian.

 Kekurangan.

1. Memandang belajar sebagai kegiatan yang dialami langsung, padahal

belajar adalah kegiatan yang ada dalam sistem syaraf manusia yang tidak

terlihat kecuali melalu gejalanya.

2. Proses belajar dipandang bersifat otomatis-mekanis sehingga terkesan

seperti mesin atau robot, padahal manusia mempunyai kemampuan self

control yang bersifat kognitif, sehingga, dengan kemampuan ini, manusia

mampu menolak kebiasaan yang tidak sesuai dengan dirinya.

3. Proses belajar manusia yang dianalogikan dengan hewan sangat sulit

diterima, mengingat ada perbedaan yang cukup mencolok antara hewan

dan manusia.

C. Teori Belajar Kognitivisme

Teori Kognitivisme mengalihkan perhatiannya pada “otak”. Mereka

berpendapat bagaimana manusia memproses dan menyimpan informasi sangat

penting dalam proses belajar. Akhirnya proposisi (gagasan awal) inilah yang

menjadi fokus baru mereka. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para

peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya

mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara

pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini

menekankan pada bagaimana informasi diproses.

7
Kognitivisme tidak seluruhnya menolak gagasan behaviorisme, namun

lebih cenderung perluasannya, khususnya pada gagasan eksistensi keadaan mental

yang bisa mempengaruhi proses belajar. Pakar psikologi kognitif modern

berpendapat bahwa belajar melibatkan proses mental yang kompleks, termasuk

memori, perhatian, bahasa, pembentukan konsep, dan pemecahan masalah.

Mereka meneliti bagaimana manusia memproses informasi dan membentuk

representasi mental dari orang lain, objek, dan kejadian. Adapun kelemahan dan

kelebihannya, sebagai berikut:

 Kelebihan

1. Sebagian besar dalam kurikulum pendidikan negara Indonesia lebih

menekankan pada teori kognitif yang mengutamakan pada pengembangan

pengetahuan yang dimiliki pada setiap individu.

2. Pada metode pembelajaran kognitif pendidik hanya perlu memeberikan dasar-

dasar dari materi yang diajarkan unruk pengembangan dan kelanjutannya

deserahkan pada peserta didik, dan pendidik hanya perlu memantau, dan

menjelaskan dari alur pengembangan materi yang telah diberikan.

3. Dengan menerapkan teori kognitif ini maka pendidik dapat memaksimalkan

ingatan yang dimiliki oleh peserta didik untuk mengingat semua materi-materi

yang diberikan karena pada pembelajaran kognitif salah satunya menekankan

pada daya ingat peserta didik untuk selalu mengingat akan materi-materi yang

telah diberikan.

4. Menurut para ahli kognitif itu sama artinya dengan kreasi atau pembuatan satu

hal baru atau membuat suatu yang baru dari hal yang sudah ada, maka dari itu

8
dalam metode belajar kognitif peserta didik harus lebih bisa mengkreasikan

hal-hal baru yang belum ada atau menginovasi hal yang yang sudah ada

menjadi lebih baik lagi.

 . Kelemahan

1. Pada dasarnya teori kognitif ini lebih menekankan pada kemampuan ingatan

peserta didik, dan kemampuan ingatan masing-masing peserta didik, sehingga

kelemahan yang terjadi di sini adalah selalu menganggap semua peserta didik

itu mempunyai kemampuan daya ingat yang sama dan tidak dibeda-bedakan.

2. Dalam metode ini tidak memperhatikan cara peserta didik dalam

mengeksplorasi atau mengembangkan pengetahuan dan cara-cara peserta

didiknya dalam mencarinya, karena pada dasarnya masing-masing peserta

didik memiliki cara yang berbeda-beda.

3. Apabila dalam pengajaran hanya menggunakan metode kognitif, maka

dipastikan peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang

diberikan .

4. Jika dalam sekolah kejuruan hanya menggunakan metode kognitif tanpa

adanya metode pembelajaran lain maka peserta didik akan kesulitan dalam

praktek kegiatan atau materi.

5. Dalam menerapkan metode pembelajran kognitif perlu diperhatikan

kemampuan peserta didik untuk mengembangkan suatu materi yang telah

diterimanya.

9
D. Teori Belajar Humanistime

Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang

pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik

adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu

masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia

yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri

mereka.

Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara

pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya isi

dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang

pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata

lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal

dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia

keseharian. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan

manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.

Tujuan utama para pendidik adalah membantu si peserta didik untuk

mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk

mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam

mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.

Jadi, teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang

mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu

mengembangkan potensi dirinya. Adapun kelemahan dan kelebihannya sebagai,

berikut:

10
 Kelebihan

1) Tumbuhnya kreatifitas peserta didik

Dengan belajar aktif dan mengenali diri maka kreatifitas ang sesuai dengan

karakternya akan muncul dengan sendirinya. Dengan begitu akan muncul

keragaman karya.

2) Semakin canggihnya teknologi

Canggihnya teknologi ternyata mampu membangun motivasi dalam diri peserta

didik untuk belajar dan semakin maju perkembangan belajarnya.

3) Tugas guru berkurang

Dengan peserta didik yang melibatkan dirinya dalam proses belajar itu juga

akan mengurangi tugas guru karena guru hanyalah failisator peserta didik.

4) Mendekatkan satu dengan yang lainnya

Bimbingan guru kepada peserta didik akan mempererat hubungan antar

keduanya. Seringnya berkomunikasi akan menciptakan suasana yang nyaman

karena peserta didik tidak merasa takut atau tertekan. Begitupun antar peserta

didik.

 Kekurangan

1. Pemahaman yang kurang jelas dapat menghambat pembelajaran

Guru biasanya tidak memberikan informasi yang lengkap sehingga peserta

didik yang kurang referensi akan kesulitan untuk belajar.

2. Kebebasan yang diberikan akan cenderung disalahgunakan


11
Misal saja guru menugaskan peserta didik untuk berdiskusi sesuai kelompok,

pasti ada beberapa peserta didik yang mengandalkan teman atau tidak mau

bekerja sama.

3. Pemusatan pikiran akan berkurang

Dalam hal ini guru tidak sepenuhnya mengawasi karena system belajar yang

seperti ini adalah siswa yang berperan aktif menggali potensi, sehingga peserta

didik akan memanfaatkan keadaan yang ada.

4. Kecurangan-kecurangan yang semakin menjadi tradisi

Dalam pembuatan tugas peserta didik yang malas akan berinisiatif mengcopy

pekerjaan temannya. Ini akan mengurangi kepercayaan guru maupun

temannya.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah ini disimpulkan bahwa :


a. Teori belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru yang telah
diprogram dalam rangka membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan sesuai dengan petunjuk kurikulum yang
berlaku.
b. Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku
individu. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena
jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Teori behaviorisme hanya
ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor
lingkungan.
c. Teori Kognitivisme adalah tentang bagaimana manusia memproses dan
menyimpan informasi sangat penting dalam proses belajar. Model kognitif ini
memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan
pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian
menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan
yang telah ada.
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang
pelakunya. Tujuan utama para pendidik adalah mengedepankan bagaimana
memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi
dirinya.
d. Teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik
mampu mengembangkan potensi dirinya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.

Darsono dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo. Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algensido.

14

Anda mungkin juga menyukai