Anda di halaman 1dari 17

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

Posted by PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN on Saturday,


September 16, 2017

PENDEKATAN / MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI


A. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri yang dalam bahasa Inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau


pemeriksaan, penyelidikan (Gulo, 2004:84). Beberapa pendapat tentang
model pembelajaran inkuiri, antara lain menurut Widja (1989:48) model
pembelajaran inkuiri adalah suatu Model yang menekankan
pengalaman-pengalaman belajar yang mendorong siswa dapat
menemukan konsep-konsep dan prinsip.

Selanjutnya, Sumantri (1999:164) menyatakan bahwa model


pembelajaran inkuiri adalah cara penyajian pelajaran yang memberi
kesempatan kepada siswa untuk menemukan informasi dengan atau tanpa
bantuan guru. Model pembelajaran inkuiri adalah porses belajar yang
memberi kesempatan pada siswa untuk menguji dan menafsirkan problem
secara sistematika yang memberikan konklusi berdasarkan pembuktian
(Nasution, 1992:128). Lebih lanjut dikatakan Model pembelajaran inkuiri
adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi
dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban
atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah
dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis.

Model atau pendekatan pembelajaran inkuiri merupakan salah satu bentuk


pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered
approach). Ciri utama yang dimiliki oleh pendekatan inkuiri yaitu
menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan (menempatkan siswa sebagai subjek belajar), seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan
dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief) serta mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental (Wina Sanjaya, 2009: 196-197).

==================================================

==================================================

Dalam modul pelatihan Kurikulum 2013, pembeajaran inkuiri


dikelompokkan dalam model pembelajaran. Pengertian Model
pembelajaran Inkuiri diartikan sebagai proses pembelajaran yang
didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara
sistematis. Pengetahuaan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat,
akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Belajar pada dasarnya
merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis.
Melalui proses mental itulah, diharapkan peserta didik berkembang secara
utuh baik intelektual, mental, emosi, maupun pribadinya. Oleh karena itu
dalam proses perencanaan pembelajaran, guru bukanlah mempersiapkan
sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik dapat menemukan sendiri materi yang
harus dipahaminya. Pembelajaran adalah proses memfasilitasi kegiatan
penemuan (inquiry) agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan
keterampilan melalui penemuannya sendiri (bukan hasil mengingat
sejumlah fakta).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Model


pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga dapat merumuskan
sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

B. Sasaran penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Sasaran utama penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dalam kegiatan


mengajar adalah sebagai berikut.
1) Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.
Kegiatan belajar di sini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial
emosional.
2) Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran.
3) Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (self-belief) pada diri
siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Untuk menyusun strategi yang terarah pada sasaran tersebut perlu


diperhatikan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa dapat berinkuiri
secara maksimal. Joyce mengemukakan kondisi-kondisi umum yang
merupakan syarat bagi timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa. Kondisi
tersebut antara lain sebagai berikut.
1) Aspek sosial di dalam kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa
berdiskusi. Hal ini menuntut adanya suasana bebas (permisif) di dalam
kelas, di mana setiap siswa tidak merasakan adanya tekanan atau
hambatan untuk mengemukakan pendapatnya. Adanya rasa takut, atau
rasa rendah diri, atau rasa malu dan sebaginya, baik terhadap teman,
siswa, maupun terhadap guru adalah faktor-faktor yang menghambat
terciptanya suasana bebas di kelas. Kebebasan berbicara dan
penghargaan terhadap pendapat yang berbeda sekalipun pendapat itu
tidak relevan, perlu selalu dipelihara dalam batas-batas disiplin yang ada.
2) Inkuiri berfokus pada hipotesis. Siswa perlu menyadari bahwa pada
dasarnya semua pengetahuan bersifat tentatif. Tidak ada kebenaran yang
bersifat mutlak. Kebenarannya selalu bersifat sementara. Sikap terhadap
pengetahuan yang demikian perlu dikembangkan. Dengan demikian, maka
penyelesaian hipotesis merupakan fokus strategi inkuiri. Apabila
pengetahuan dipandang sebagai hipotesis, maka kegiatan belajar berkisar
sekitar pengujian hipotesis dengan pengajuan berbagai informasi yang
relevan. Sehubungan adanya berbagai sudut pandang yang berbeda di
antara siswa, maka sedapat mungkin dimungkinkan adanya variasi
penyelesaian masalah sehingga inkuiri bersifat open ended. Inkuiri bersifat
open ended jika ada berbagai kesimpulan yang berbeda dari siswa
masing-masing dengan argumen yang benar sebagai hasil proses inkuiri.

3) Penggunaan fakta sebagai evidensi. Di dalam kelas dibicarakan validitas


dan reliabiltas tentang fakta sebagaimana dituntut dalam pengujian
hipotesis pada umumnya (Gulo, 2004:85).

C. Jenis Model / Pendekatan Pembelajaran Inkuiri

Menurut Sund dan Trowbridge dalam E. Mulyasa (2007:109) ada tiga


macam model atau pendekatan pembelajaran inkuiri yaitu :

1) Inkuiri terpimpin (guide inquiry)


Inkuiri terpimpin merupakan pendekatan inkuiri yang menggunakan
pedoman berupa pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk
membimbing siswa. Jadi tugas guru dalam pendekatan ini adalah
membimbing dan mengarahkan siswa secara luas serta menyusun
perencanaan pembelajaran. Pemberian bimbingan oleh guru disesuaikan
dengan tingkat perkembangan pengalaman siswa. Pendekatan ini
digunakan terutama bagi siswa yang belum berpengalaman belajar
dengan pendekatan inkuiri.

2) Inkuiri bebas (free inquiry)


Inkuiri bebas merupakan pendekatan yang inkuiri memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melakukan penelitian sendiri seperti
seorang ilmuwan. Pendekatan ini mengharuskan siswa untuk dapat
mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai macam persoalan yang
hendak diselidiki secara berkelompok.

3) Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry)


Inkuiri bebas yang dimodifikasi merupakan pendekatan inkuiri dimana guru
memberikan permasalahan kemudian siswa diminta untuk memecahkan
permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi dan prosedur
penelitian.

D. Peranan Guru dalam Penarapan Model Pembelajaran Inkuiri

Karakteristik dari Model pembelajaran Inkuiri :


1) Menekankan kepada proses mencari dan menemukan.
2) Pengetahuan dibangun oleh peserta didik melalui proses pencarian.
3) Peran guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik dalam
belajar.

4) Menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk merumuskan


kesimpulan.
Untuk menciptakan karakteristik seperti itu, maka peranan guru sangat
menentukan. Guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan
siswa sebagai penerima informasi, sekalipun hal ini sangat diperlukan.
Peranan utama guru dalam menciptakan kondisi inkuiri adalah sebagai
berikut.
1) Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah
berpikir.
2) Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam proses
berpikir siswa.
3) Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka perbuat
dan memberi keyakinan pada diri sendiri.
4) Administrator, yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan di dalam
kelas.
5) Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan yang
diharapkan.
6) Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.
7) Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai dalam
rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa.
8) Supaya guru dapat melakukan peranannya secara efektif, maka
pengenalan kemampuan siswa sangat diperlukan, terutama cara
berpikirnya, cara mereka menanggapi, dan sebagainya (Gulo, 2004:86).

E. Tahapan Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh


potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan
pengembangan keterampilan. Pada hakikatnya, inkuiri ini merupakan
suatu proses. Proses ini bermula dari merumuskan masalah,
mengembangkan hipotesis, mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, dan
menarik kesimpulan sementara, menguji kesimpulan sementara supaya
sampai pada kesimpulan yang pada taraf tertentu diyakini oleh peserta
didik yang bersangkutan.

Dengan demikian Langkah-langkah atau Tahapan Penerapan Model


Pembelajaran Inkuiri adalah sebagai berikut
Contoh tahap penyajian masalah
dalam model Pembelajaran Inkuiri

1.Tahapan penyajian masalah

Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing siswa


untuk mengumpulkan informasi.Keterlibatan siswa pada tahap ini
adalah(1)memberi respon positif terhadap masalah yang
dikemukakan,(2)mengungkapkan ide awal.

Siswa merumuskan masalah merupakan tahap verifikasi data


dalam Model Pembelajaran Inkuiri

2.Tahapan verifikasi data

Guru memberikan pertanyaan pengarah sehingga siswa mampu


mengidentifikasi dan merumuskan hipotesis.Keterlibatan siswa pada tahap
ini yaitu (1)melakukan pengamatan terhadap masalah yang diberikan,
(2)merumuskan masalah, (3)mengidentifikasi masalah, (4)membuat
hipotesis,dan (5)merancang eksperimen.

Tahap melakukan eksperimen dan pengumpulan data


dalam model Pembelajaran Inkuiri

3.Megadakan eksperimen dan pengumpulan data

Pada tahap ini siswa diajak melakukan eksperimen atau mengumpulkan


data dari permasalahan yang ada.Peran siswa dalam tahap ini
yaitu(1)melakukan eksperimen atau pengumpulan data,dan(2)melakukan
kerjasama dalam mengumpulkan data.
Tahap merumuskan penjelasan dalam
model Pembelajaran Inkuiri
4.Merumuskan penjelasan

Guru mengajak siswa untuk melakukan analisis dan diskusi terhadap hasil
yang diperoleh sehingga siswa mendapatkan konsep dan teori yang benar
sesuai konsepsi ilmiah.Keterlibatan siswa dalam tahap ini adalah
(1)melakukan diskusi,dan (2)menyimpulkan hasil pengumpulan data.
Contoh Tahap Analisis Inkuiri dalam
model Pembelajaran Inkuiri

5.Mengadakan analisis inquiry

Guru meminta kepada siswa untuk mencatat informasi yang diperoleh


serta diberi kesempatan bertanya tentang apa saja yang berkaitan dengan
informasi yang mereka peroleh sebelumnya lalu kemudian guru
memberikan latihan soal-soal jika dipelukan.Keterlibatan siswa dalam
tahap ini yaitu(1)mencatat informasi yang diperoleh,(2)aktif
bertanya,dan(3)mengerjakan latihan soal.

Semua tahap dalam proses inkuiri tersebut di atas merupakan kegiatan


belajar dari siswa. Guru berperan untuk mengoptimalkan kegiatan tersebut
pada proses belajar sebagai motivator, fasilitator, pengarah. Pada strategi
ekspositori murni, semua tahap itu dilakukan sendiri oleh guru. Guru yang
merumuskan masalah, guru yang membuktikan hipotesis dan
merumuskan kesimpulan. Semua perolehan guru pada setiap tahap
diinformasikan kepada peserta didik. Pada inkuiri semua itu dilakukan oleh
siswa.
Kemampuan-kemampuan yang dituntut pada setiap tahap dalam proses
inkuiri tertuang dalam tabel berikut.

Tahap Inkuiri Kemampuan yang dituntut


1. Merumuskan masalah 1. Kesadaran terhadap masalah
2. Melihat pentingnya masalah
3. Merumuskan masalah
2. Merumuskan jawaban 1. Menguji dan menggolongkan jenis
sementara (hipotesis) data yang dapat diperoleh
2. Melihat dan merumuskan
hubungan yang ada secara logis
3. Merumuskan hipotesis
3. Menguji 1. Merakit peristiwa
jawaban tentatif a. Mengidentifikasikan peristiwa
yang dibutuhkan.
b. Mengumpulkan data
c. Mengevaluasi data
2. Menyusun data
a. Mentranslasikan data
b. Menginterpretasikan data
c. Mengklasifikasikan
3. Analisis data
a. Melihat hubungan
b. Mencatat persamaan dan
perbandingan
c. Mengidentifikasikan tren, sekuensi
dan keteraturan
4. Menarik kesimpulan 1. Mencari pola dan makna hubungan
2. Merumuskan kesimpulan
5. Diharapkan menemukan hal baru
Menerapkan kesimpulan dan yang sejenis
generalisasi
6. Menulis laporan 1. Membuat draf
2. Merevisi laporan final
(Gulo, 2004:95)
Adapun Langkah-Langkah Model pembelajaran Inkuiri yang terdapat
dalam modul pelatihan Kurikulum 2013 mata pelajaran PPKN adalah
sebagai berikut:

Tahap Deskripsi
Tahap 1 Guru mengondisikan agar peserta didik siap
Orientasi melaksanakan proses pembelajaran,
menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar
Tahap Deskripsi
yang diharapkan dapat tercapai oleh peserta
didik, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang
harus dilakukan oleh peserta didik untuk
mencapai tujuan, menjelaskan pentingnya topik
dan kegiatan belajar, hal ini dapat dila-kukan
dalam rangka memberikan motivasi belajar
peserta didik.
Tahap 2 Guru membimbing dan memfasilitasi peserta
Merumuskan didik untuk merumuskan dan memahami
masalah masalah nyata yang telah disajikan.
Tahap 3 Guru membimbing peserta didik untuk
Merumuskan mengembangkan kemampuan berhipotesis
hipotesis dengan cara menyampaikan berbagai
pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik
untuk dapat merumuskan jawaban sementara
atau dapat merumuskan berbagai perkiraan
kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan
yang dikaji.
Tahap 4 Guru membimbing peserta didik dengan cara
Mengumpulkan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
data mendorong peserta didik untuk berpikir mencari
informasi yang dibutuhkan.
Tahap 5 Guru membimbing peserta didik dalam proses
Menguji menentukan jawaban yang dianggap diterima
hipotesis sesuai dengan data dan informasi yang
diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang
terpenting dalam menguji hipotesis adalah
mencari tingkat keyakinan peserta didik atas
jawaban yang diberikan.
Tahap 6 Guru membimbing peserta didik dalam proses
Merumuskan mendes-kripsikan temuan yang diperoleh
kesimpulan berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk
mencapai kesimpulan yang akurat sebiknya guru
mempu menunjukkan pada peserta didik data
mana yang relevan.

Misalnya ketika seorang guru Bahasa Indonesia akan mengajar teknik


pembelajaran menulis laporan hasil pengamatan dengan model
pembelajaran inquiri maka kegiatan pembelajarannya harus mengarah
pada enam tahapan pembelajaran Insquiri, yaitu (1) merumuskan
masalah, (2) merumuskan hipotesis, (3) menguji jawaban, (4) menarik
kesimpulan, (5) menerapkan kesimpulan, dan (6) menulis laporan.

Berikut ini contoh langkah-langkah proses belajar yang menggunakan


model inkuiri berjalan, tertuang dalam bentuk langkah-langkah seperti
tabel berikut.

Tahap Kegiatan Materi Kegiatan


Pendahuluan Menulis laporan Artikulasi masalah
Merumuskan Membahas objek Merumuskan masalah
masalah yang diamati Hasil pengamatan
Perumusan 1. Hipotesis (1) 1. Mencari data
hipotesis 2. Hipotesis (2) 2. Mengklasifikasikan
3. Hipotesis (3) data
3. Mencatat hipotesis
Menguji jawaban Menuliskan 1. Mencatat peristiwa
laporan 2. Mencatat data
hasil pengamtan 3. Mencatat hubungan
antar
data
Penarikan 1. Kesimpulan (1) Membuat generalisasi
kesimpulan 2. Kesimpulan (2)
3. Kesimpulan (3)
Menulis laporan Laporan hasil Menuliskan laporan
pengamatan hasil pengamatan

Pada contoh di atas, kesimpulan merupakan integrasi dari ketiga


kesimpulan sementara dari masing-masing unit. Setelah menyimpulkan
laporan hasil pengamatan barulah ditarik kesimpulan umum yang berlaku
bagi seluruh laporan hasil pengamatan (Gulo,2004:96).

Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2009: 202-205), langkah penerapan


model atau Penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran di kelas
adalah sebagai berikut:

1. Orientasi
Orientasi merupakan langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif dimana guru mengkondisikan siswa supaya
siap untuk melaksanakan proses pembelajaran. Ada beberapa hal yang
dapat dilakukan dalam tahap orientasi yaitu menjelaskan topik, tujuan dan
hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa; menjelaskan
pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai
tujuan (dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuannya); serta
menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar untuk memberikan
motivasi kepada siswa.

2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah sebagai langkah untuk membawa siswa pada suatu
permasalahan yang mengandung teka-teki. Permasalahan yang diberikan
harus menantang siswa untuk berpikir memecahkannya. Ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah yaitu masalah
hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa untuk menumbuhkan
motivasinya dalam belajar, masalah yang dikaji adalah masalah yang
mengandung teka-teki yang jawabannya pasti serta konsep-konsep dalam
masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh
siswa.

3. Mengajukan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu persoalan yang dikaji
sehingga kebenarannya perlu diuji. Salah satu cara yang dapat dilakukan
guru untuk mengembangkan kemampuan hipotesis (menebak) pada siswa
yaitu dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong
siswa untuk merumuskan jawaban sementara atau dapat merumuskan
berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu persoalan yang dikaji.
Kemampuan berpikir logis akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman
wawasan yang dimiliki serta keluasan pengalaman.

4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data merupakan kegiatan menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Kegiatan pengumpulan
data adalah proses mental yang sangat penting dalam pengembangan
intelektual karena membutuhkan motivasi yang kuat, ketekunan serta
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Maka dari itu, tugas guru
dalam tahap ini yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang diperlukan.

5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis merupakan proses untuk menentukan jawaban yang
dianggap diterima sesuai data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan adalah
hal terpenting dalam menguji hipotesis.

6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan merupakan proses mendekripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Langkah perumusan
kesimpulan ini adalah langkah terakhir dalam penerapan pendekatan
inkuiri di dalam pembelajaran.

Sedangkan menurut Gulo (2004:98) Tahapan kegiatan belajar


mengajar model inkuiri disusun sebagai berikut.
 Menghadapi stimulus ( terencana atau tidak terencana)
 Menjajaki reaksi terhadap situasi yang merangsang
 Merumuskan tugas yang dipelajari dan mengorganisasikan kelas
(merumuskan masalah, tugas kelas, peranan, dan sebagainya)
 Belajar menyelesaikan masalah secara indenpenden atau kelompok
 Menganalisis proses dan kemajuan kegiatan belajar
 Evaluasi dan tindak lanjut

Strategi belajar mengajar inkuiri di atas mengantarkan siswa pada tujuan


intruksional tingkat tinggi, dapat juga memberi tujuan iringan (nutrunant
effect) sebagai berikut.
 Keterampilan memproses secara ilmiah (mengamati, mengumpulkan dan
mengorganisasikan data, mengidentifikasikan variabel, merumuskan, dan
menguji hipotesis, serta mengambil kesimpulan)
 Pengembangan daya kreatif
 Belajar secara mandiri
 Memahami hal-hal yang mendua
 Sikap terhadap ilmu pengetahuan yang menerimanya secara tentatif
(Gulo, 2004:101).

Keberhasilan proses inkuiri seperti telah dipaparkan di atas, sangat


tergantung pada tahap pendahuluan. Permasalahan yang diketengahkan
pada tahap awal ini harus mampu dipertanyakan oleh siswa. Tujuan umum
strategi inkuiri bukan pada terselesaikannya masalah itu sendiri, tetapi
seperti yang dikemukakan oleh Joice – Weil ialah to help the students
develope the intellectual discipline and skills necessary to raise question
and search out answers stemming from their curiousity. Oleh karena itu,
keberhasilan strategi ini amat tergantung pada bahan yang dikemukakan
sebagi stimulus pada tahap ini. Tahap pendahuluan ini disebut juga tahap
apresepsi atau advanced organizer. Disebut demikian oleh karena materi
yang disajikan harus terkait dengan apa yang telah diketahui siswa
sebelumnya. Ketidakterkaitan materi dengan apa yang telah diperoleh
siswa. Selain itu, bahan pelajaran bukan saja tidak asing, tetapi
merangsang keingintahuan dari siswa. Untuk maksud tersebut, maka
bahan sajian merupakan gambaran menyeluruh tetapi singkat terhadap
apa yang akan ditemukan dalam pelajaran yang akan disajikan selanjutnya
(Gulo, 2004:97).

F. Skenario Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Inkuiri


Pada penerapan Model Pembelajaran Inkuiri, kegiatan belajar mengajar
diawali dengan menghadapkan siswa pada masalah yang merangsang.
Hal ini dapat dilakukan dengan menyajikan presentasi verbal atau
pengalaman nyata, atau bisa dirancang sendiri oleh guru. Jika siswa
menunjukkan reaksinya maka guru berusaha menarik perhatian mereka
terhadap hal yang berbeda-beda (sudut pandang, cara penerimaan
mereka). Jika siswa sudah menunjukkan perhatian dan minatnya dengan
cara yang dinyatakan oleh reaksi mereka yang berbeda-beda, guru
mengarahkan mereka untuk merumuskan dan menyusun masalah.

Munculnya reaksi mereka sangat tergantung pada bahan stimulasi yang


dipresentasikan oleh guru. Bahan tersebut sebagai pendahuluan dari
bahan pengajaran harus terkait dengan pengetahuan yang telah dimiliki
oleh siswa. Bahan ini disebut advanced organize.

Selanjutnya, siswa diarahkan pada usaha supaya mereka mampu


menganalisis, mengorganisasikan kelompok mereka, bekerja, dan
melaporkan hasilnya. Akhirnya, siswa mengevaluasi sendiri
penyelesaiannya dalam hubungannya dengan tujuan semula. Lingkaran ini
berulang dengan sendirinya, walaupun dalam situasi lain atau dalam
menghadapi masalah baru di luar penyelidikan mereka (Gulo, 2004:98).

G. Prinsip Pembelajaran dengan Model / Pendekatan Inkuiri

Prinsip merupakan sesuatu yang sangat mendasar yang dijadikan sebagai


pedoman dalam melaksanakan sesuatu supaya tidak mengalami
hambatan. Oleh karena itu, apabila pendekatan inkuiri akan diterapkan
dalam proses pembelajaran harus mengacu pada prinsip-prinsip (Wina
Sanjaya, 2009:199-201) :

1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual


Pendekatan inkuiri mempunyai tujuan utama yaitu mengembangkan
kemampuan berpikir. Oleh karena itu, pendekatan inkuiri berorientasi pada
proses dan hasil belajar yang merupakan bagian dari pengembangan
kemampuan berpikirnya. Keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan
inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi
pelajaran, melainkan sejauh mana siswa beraktivitas untuk mencari dan
menemukan sesuatu.

2) Prinsip Interaksi
Pada proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri ada proses interaksi
antar siswa, interaksi siswa dengan guru maupun interaksi antara siswa
dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi mengandung
pengertian bahwa penempatan guru bukan sebagai sumber belajar
melainkan sebagai pengatur interaksi itu sendiri atau pengatur lingkungan.
Guru harus mengarahkan supaya siswa dapat mengembangkan
kemampuan berpikirnya melalui interaksi tersebut.

3) Prinsip Bertanya
Prinsip bertanya sangat penting dalam menerapkan pendekatan inkuiri
ketika pembelajaran berlangsung. Kemampuan bertanya ini harus dimiliki
oleh guru karena setiap pertanyaan yang diberikan guru akan merangsang
jawaban dari dalam diri siswa sebagai wujud proses berpikir siswa.
Berbagai kemampuan bertanya harus dikuasai oleh guru, apakah itu
bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, bertanya untuk
melacak, bertanya untuk mengembangkan kemampuan atau bertanya
untuk menguji.

Menurut W. Gulo (2004:103) prinsip bertanya ada dua macam yaitu prinsip
bertanya dasar dan prinsip bertanya lanjut. Prinsip bertanya dasar
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dasar yang terdiri
dari pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension) dan aplikasi.
Sedangkan prinsip bertanya lanjut bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir kreatif-inovatif yang meliputi analisis, sintesis dan
evaluasi.

4) Prinsip Belajar untuk Berpikir


Belajar merupakan proses berpikir (learning how to think) yaitu proses
mengembangkan kemampuan seluruh otak (otak kanan dan otak kiri). Jadi
belajar yang baik harus memperhatikan keseimbangan kemampuan
berpikir otak kanan dan otak kiri.
5) Prinsip Keterbukaan
Belajar sebagai proses untuk mencoba segala kemungkinan. Maka dari
itu, siswa perlu diberi kebebasan untuk mencoba sesuai dengan
perkembangan kemampuan logika dan penalarannya. Pembelajaran akan
bermakna apabila menyediakan kemungkinan sebagai hipotesis yang
harus dibuktikan kebenarannya dan dalam hal ini guru harus menyediakan
ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan
hipotesis serta membuktikan kebenarannya secara terbuka.

Referensi

Gulo, W. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana


Indonesia.

Sumantri, Mulyani dan Johan Permana. 1999. Strategi Belajar Mengajar.


Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Widja, I Gede. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Strategi serta Model-


Model Pengajaran Sejarah. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.

Anda mungkin juga menyukai