Anda di halaman 1dari 94

LOGIKA DAN BERPIKIR KRITIS:

BEKAL INSAN AKADEMIS (MAHASISWA)


MENGHADAPI TANTANGAN DUNIA MASA DEPAN

PURNAWAN BASUNDORO
DEPARTEMEN ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pengertian Berpikir Kritis

• Berpikir kritis atau sering disebut critical


thinking adalah sebuah skill atau kemampuan
untuk berpikir secara jernih dan rasional
sehingga dapat membuat keputusan yang
masuk akal berdasarkan informasi yang
diperoleh dan diproses.
• Berpikir kritis dapat diartikan juga sebagai
alat untuk menganalisis, merekonstruksi dan
menganalisis secara logis, objektif, rasional,
jelas dan independen.
• Lawan dari berpikir kritis: debat kusir, ngeyel,
pokoke, harus, dll
• Karakteristik yang harus ada dalam seseorang
untuk berpikir kritis yaitu, memiliki rasa ingin
tahu, kreativitas, tekun, dan objektif.
• Dengan berpikir kritis dapat menangani
masalah sehingga mencoba menemukan
informasi yang relevan, mengajukan
pertanyaan yang bermakna,
mempertimbangkan pandangan alternatif,
menggunakan logika dan alasan, menghindari
asumsi dan mempertimbangkan semua
peluang.
Tujuan Berpikir Kritis

• Mencapai pemahaman yang mendalam


terhadap sesuatu yang menjadi tujuan kita.
• Memperoleh ide-ide segar dan inovasi baru
• Membantu pengambilan keputusan yang
tepat dan terarah
Manfaat Berpikir Kritis
Sumber: https://www.hashmicro.com/id/

1. Berpikir kritis adalah asset


yang berharga, karena hampir
semua profesi membutuhkan modal
pikiran kritis.
2. Tidak mudah tertipu.

• Saat ini kita hidup di dua dunia, dunia nyata


dan dunia nyata, di mana antara yang benar
dan yang tipuan sulit dibedakan.
• Jika kita tidak mampu berpikiri kritis maka
kita akan menjadi mangsa dari para penipu.
• Berpikir kritis membuat seseorang berpikir
secara logis, rasional, dan beralasan dalam
memandang dan menetapkan sebuah
keputusan.
• Setiap data, asumsi, opini harus berdasarkan
sebuah analisis yang mendalam terhadap
fakta yang ada.
3. Mudah beradaptasi

• Dengan berpikir kritis maka seseorang akan


memiliki karakter yang reflektif dan analisis
sehingga memiliki inisiatif untuk melakukan
sesuatu tanpa diperintah.
4. Meningkatkan kreativitas

• Berpikir kritis membuat seseorang akan


mempertimbangkan sudut pandang alternatif
dan tidak fanatik terhadap sudut pandangnya
sendiri atau mbebek mengikuti pandangan
orang lain tanpa pandang bulu (taqlid).
5. Meningkatkan ketrampilan
berbahasa dan presentasi

• Berpikir kritis berarti juga berpikir jernih dan


sistematis.
• Pola berpikir ini dapat meningkatkan
kemampuan untuk memahami struktur logika
teks saat mempelajari dan menganalisanya.
• Hal tersebut dapat meningkatkan
kemampuan untuk mengekspresikan ide
Langkah Berpikir Kritis
Sumber: https://www.generali.co.id/

Analisa dan
evaluasi data yang
terkumpul

Kumpulkan data,
Identifikasi data
pendapat,
dengan asumsi
argumen

Identifikasi Tentukan hal yang


permasalahan signifikan

Gunakan
Buat keputusan
kesimpulan untuk
untuk mencari
memecahkan
kesimpulan
masalah
1. Identifikasi permasalahan

• Permasalahan yang kita hadapi harus


diidentifikasi dengan tepat. Semakin tepat
dalam mengidentifikasi akan semakin mudah
mencari solusi
2. Kumpulkan data, pendapat,
argument

• Ciri berpikir kritis adalah berbasis pada data.


Kita tidak boleh mengajukan pendapat hanya
berdasarkan imajinasi atau sekedar asumsi.
3. Analisa dan evaluasi data
yang terkumpul

• Pastikan bahwa data yang terkumpul


merupakan data yang benar dan valid yang
berasal dari sumber terpercaya
4. Identifikasi data dengan
asumsi

• Asumsi adalah dugaan yang diterima sebagai


dasar; landasan berpikir karena dianggap.
• Pengajuan asumsi bisa dianggap sebagai test
case (uji coba) atas data yang kita miliki
5. Tentukan hal-hal yang
signifikan

• Hal apa yang paling penting?


• Apakah jawaban sudah memadai?
• Apakah jawaban sudah relevan dengan
permasalahan?
6. Buat keputusan untuk
mencari kesimpulan

• kesimpulan adalah pernyataan yang diambil


secara ringkas dari keseluruhan hasil
pembahasan atau analisis
• Seorang pemikir kritis harus bisa dengan
cepat membuat keputusan untuk sebuah
kesimpulan
7. Gunakan kesimpulan untuk
memecahkan permasalahan
yang kita temukan di awal

• Kesimpulan yang telah kita ambil dipakai


untuk memecahkan masalah yang kita
temukan
• Seringkali rangkaian berpikir kritis harus
dilakukan dengan cepat, oleh karena itu kita
harus berlatih untuk hal tersebut.
Melatih Berpikir Kritis

• Kemampuan berpikir kritis tidak datang


seketika, kecuali bagi orang-orang super
cerdas.
• Kemampuan berpikir kritis melalui proses
panjang, yaitu proses melatih diri terus-
menerus.
1. Jangan lelah untuk
mengamati secara langsung

• Basis dari berpikir kritis adalah bukti riil


(evidence).
2. Selalu bertanya

• Ada pepatah: malu bertanya sesat di jalan


• Selalu pertanyakan informasi apapun yang
kita terima.
3. Sabar menjadi pendengar
aktif

• Mendengarkan dengan tekun akan


meningkatkan daya kritis kita karena dengan
mendengarkan kita akan mendapatkan
banyak informasi
4. Selalu mengevaluasi
fakta/data

• Evaluasi segala fakta, berkaitan dengan


informasi yang kitadapat (check and recheck).
• Pastikan fakta-fakta tersebut bisa
dipertanggung jawabkan.
TM. II

Pengantar Berlogika dan


Berfikir Kritis

Unit Pendidikan Kebangsaan dan Karakter


Universitas Airlangga

Tim MK. Logika dan Pemikiran Kritis


Dr. Achmad Chusairi, MA
Dr. Johny Alfian Khusyairi, MA
Fahrul Muzaqqi, Saudara.IP., M.IP

UPKK
Sub pokok bahasan
1. Pengertian berlogika dan berpikir
kritis
2. Logika dan berfikir kritis sebagai
ketrampilan
3. Relevansi berlogika dan berfikir
kritis (akademis, di dunia usaha
dan industry/DUDI, dan
kehidupan sehari-hari)
Berlogika

• Berlogika adalah berpikir atau proses


menalar (reasoning) menggunakan
syarat dan aturan/pola tertentu yang
mengantar pada penyimpulan yang valid
dan benar.
• Logika, secara etimologis, dibentuk dari
kata dalam bahasa Yunani "logikos" yang
berasal dari kata benda "logos". logos
berarti: sesuatu yang diutarakan, suatu
pertimbangan akal (fikiran), kata, atau
ungkapan lewat bahasa.
Berlogika

• Logika dengan demikian adalah suatu


pertimbangan akal atau pikiran yang
dinyatakan dalam bahasa. logika Sebagai
ilmu disebut logike episteme atau dalam
bahasa latin disebut logica scientia yang
berarti ilmu logika.
Berlogika

• Berlogika dengan demikian dapat


diartikan sebagai mempraktikkan dan
mempelajari elemen, aturan, dan pola
berpikir/menalar/menyimpulkan
sehingga mencapai simpulan tepat/valid.
Logic will get you from A
to B. Imagination will take
you everywhere…

ETIMOLOGI “LOGIKA”
Berasal dari kata Yunani: logike (kata sifat), yang kata bendanya: logos, berarti manifestasi pikiran
manusia. Logos juga berarti “wacana” (Luce, 1975) sehingga erat kaitannya dengan bahasa/kata-kata
(Bahasa Arab: mantiq yang berarti berkata secara benar / masuk akal).

SEBAGAI ILMU
Logika disebut logike episteme (latin: logica scientia) atau ilmu logika (pengetahuan) yang mempelajari
perihal kecakapan berpikir secara lurus, tepat dan teratur.

DUA MAKNA “LOGIKA”


a. Sebagai ilmu pengetahuan. Objek materialnya adalah proses berpikir / bernalar, sementara objek
formalnya adalah ketepatan bernalar;
b. Cabang filsafat praktis. Logika digunakan untuk pembuktian. Logika juga dipahami sebagai
sistematisasi pikiran. Matematika sebagai produk logika yang tersistematisasi.
https://www.pngall.com/albert-einstein-png/download/46824
Sejarah Logika
Logika Simbolik Gottfried Leibniz Organon
 Berawal dari tradisi Filsafat 1646 – 1716  Kompilasi 6 buku karya
Stoa sebagai cikal bakal Aristoteles:
lahirnya logika modern (logika
Aristoteles  Categoriae / konsep (I)
simbolik / matematik) 384 – 322 SM  De Intepretatione / Preposisi
 Proses konklusi didasarkan atas (II)
premis yang terbatas dan  Analytica Priora / Silogisme
sudah melepaskan diri dari (III)
kenyataan  Analytica Posteriora /
Pembuktian (IV)
 Implementasi logika model ini
 Topica / Seni Berdebat (V)
terdapat pada bahasa sandi,
https://kbimages1-  De Sophisticis Elenchis / Sesat
kalkulus maupun bahasa https://m.media-
a.akamaihd.net/a8d7cd12-c7ed-4710-a832-
amazon.com/images/I/51UhqGxL4TL.jpg
a6b25a7e5f7c/353/569/90/False/organon- Pikir (VI).
pemograman komputer. posterior-analytics.jpg

Logika Aristotelian
Leibniz’s Law  Ilmu untuk membuat penyimpulan yang tepat,
I. Tidak ada di alam semesta yang persis sebagai batu fondasi yang penting bagi semua jenis
sama dalam semua segi pengetahuan
II. Tidak ada dua hal yang benar-benar sama https://cutateachings.org/wp-content/uploads/2017/05/Aristotle-250x300.png  Logika dan matematika merupakan disiplin yang
dalam semua segi kecuali secara numerik bertalian erat
III. Segala sesuatu yang berbeda secara  Logika dibangun di atas prinsip-prinsip umum
numerik memiliki perbedaan-perbedaan  Hanya berkonsentrasi pada bentuk
yang dapat dicermati.  Tidak memperhatikan apakah suatu premis benar
atau salah dalam kenyataannya.
Sejarah Logika

Georg W.F. Hegel Immanuel Kant


Logika Metafisik 1770 – 1831 Filsafat Kritis
1724 – 1804  Ia adalah perintis filsafat kritis
 Logika dipahami sebagai Ilmu
tentang ide dari struktur logis
Aristoteles  Kant membedakan antara akal,
384 – 322 SM rasio dan pengalaman
 Pikiran sentral Hegel adalah ide,
alam, dan roh.  Pengalaman melalui panca
indera bersifat a posteriori,
 “Ide” akan senantiasa
berdinamika/ berkembang
sedangkan akal sendiri sifatnya
dalam dirinya a priori.

https://pngimage.net/wp-
https://maverickphilosopher.typepad.com/.a/ Logika Materiil Kant
content/uploads/2018/06/immanuel-kant-
 Terdapat antitesis ide yang berada di luar dirinya yakni ”ruang /
6a010535ce1cf6970c01b8d1b9d436970c-
320wi
png.png
alam” yang juga terus menerus berkembang  Merupakan kaidah berpikir yang mempelajari kegiatan akal
 Pada diri manusia pun terdapat perkembangan kesadaran diri dengan menilai hasil-hasil logika formal dengan cara menguji
yang terus menerus pula yang dikenal dengan “roh” dengan kenyataan yang sebenarnya.
 Terdapat pula antitesis dari ide dan alam pada tataran  Terdapat 3 pijakan:
kesadaran yakni “sejarah” a) Apa yang saya ketahui berbeda dengan kenyataan itu
https://cutateachings.org/wp-content/uploads/2017/05/Aristotle-250x300.png
 Waktu bukanlah fisik yang berjalan bersama ruang. Waktu sendiri
adalah “kesadaran” b) Tindak tanduk manusia selalu dikendalikan oleh apa
 Roh menyusun kesadaran berupa fase sejarah karena yang disebut kategori imperatif (keharusan yang
perkembangan yang bersifat dialektis absolut)
 “Sejarah” sesungguhnya adalah “perkembangan roh dalam c) Berkaitan dengan soal estetik dengan pertanyaan
waktu”. spesifiknya, apakah suatu benda telah sesuai/merujuk
pada ketentuan yang umum sifatnya.
Logika menurut Para Ahli
Ialah: sebuah pertimbangan akal atau pikiran Logika adalah pengkajian untuk berpikir secara sahih untuk
yang diutarakan lewat kata dan dinyatkan menegaskan bahwa logika harus dipahami lewat sebuah
dalam bahasa penalaran
Logika adalah ilmu dalam lingkungan filsafat Sebuah penlaran akan dikatakan logis jika menggunkan
maupun pengetahuan (science) yang konsep berpikir dalam logika
membahas prinsip-prinsip dan hukum- Dalam memahami logika terlebih dahulu harus dipahami
hukum penalaran dengan tepat dan teratur. apa itu penalaran.

DEFINISI UMUM William S. Sahakian (1965)

Immanuel Kant: logika adalah the Dua bagian logika: logika umum
science of the laws of understanding (universal), dan logika khusus (particular)

Encyclopedia Britannica (1972) BERPIKIR DAN PEMIKIRAN

Logika: studi sistematik tentang sruktur Berpikir berarti mengamati dengan sadar, setiap
proposisi dan syarat-syarat umum mengenai pengamatan dengan sadar selalu akan bergerak menuju
penalaran yang sahih dengan menggunakan penilaian, dan berakhir pada sebuah keputusan
metode yang mengesampingkan isi atau Proses berpikir, meliputi pengamatan, pengolahan dan
bahan proposisi dan hanya membahas memutuskan. Kesemuanya itu disebut dengan pemikiran.
bentuk logisnya saja. Jadi, terdapat: pemikiran, data, dan konklusi.
Fungsi Logika
Secara umum, logika berfungsi untuk menghindari sesat pikir,
membangun argumen / alasan, berpikir secara ilmiah.
(1)
(3)

Jan Henrik Rapar (1996)


Membantu setiap orang
Meningkatkan kecerdasan untuk berpikir secara
dan kemampuan berpikir rasional; kritis; lurus; tepat;
KOHEREN RASIONAL tertib; metodis; serta
secara tajam.
berpikir koheren.
OBJEKTIF KRITIS

(4) (2)
Meningkatkan rasa ingin menggapai Meningkatkankemampuan berpikir
kebenaran guna menghindari secara abstrak, cermat, serta objektif.
kekeliruan dan kesesatan berpikir
(logical fallacy).
Berpikir kritis adalah
• Proses mengambil simpulan/keputusan yang
cermat dan berhati-hati (make careful
judgments)
• Melakukan pemeriksaan berdasarkan data
(sensible evaluations), and
• Berpendapat dengan argumentasi
• Yang artinya tidak dipengaruhi sikap emosional
(does not rely on emotion)
• Yang artinya tidak hanya mempertimbangkan
satu aspek saja (does not involve only one
aspect)
• Dan harus mempertimbangkan berbagai aspek
kehidupan (does involve all aspects of life)
Logika dan berpikir kritis sebagai ketrampilan

Logika dan berpikir kritis adalah kemampuan


melakukan analisis, penyimpulan dan
memutuskan. Selain menjadi kemampuan
dasar mahasiswa Ketika menempuh
perkuliahan, kemampuan tersebut terus
dapat dipraktikkan dalam kehidupan, baik
kini maupun di masa dating, di berbagai
bidang kehidupan.
TM. III

Elemen Berpikir Logis

Unit Pendidikan Kebangsaan dan Karakter


Universitas Airlangga

Tim MK. Logika dan Pemikiran Kritis


Dr. Achmad Chusairi, MA
Dr. Johny Alfian Khusyairi, MA
Fahrul Muzaqqi, S.IP., M.IP

UPKK
Sub pokok bahasan
1. Dasar: Fakta, data dan opini
2. Prinsip: bukti (evidence) dan
hukum non-kontradiksi (the law of
non-contradiction)
Berlogika

• Berlogika adalah berpikir atau proses


menalar (reasoning) menggunakan syarat
dan aturan/pola tertentu yang mengantar
pada penyimpulan yang valid dan benar.
• Bernalar ialah proses akal budi manusia
untuk berusaha sampai pada satu
keterangan baru (kesimpulan) dengan
bertolak dari satu atau beberapa keterangan
yang sudah diketahui (premis), dan
keterangan baru itu mestilah merupakan
urutan kelanjutan dari sesuatu atau
beberapa keterangan semula.
Kualitas Bernalar

• Bernalar selain ditentukan oleh kemampuan


logis, juga ditentukan oleh kualitas fakta dan
data. Semakin faktual perumusan fakta,
semakin lengkap fakta dideskripsikan, dan
ditangkap karakteristiknya, maka semakin
valid simpulan yang dihasilkan oleh
penalaran (hal itu menunjukkan kualitas
data). Sebaliknya, semakin tidak subyektif
dan semakin miskin kemampuan kita
merumuskan fakta sebagai data, maka
kualitas simpulan hasil penalaran akan
semakin rendah.
Argumentasi vs Opini

• Suatu simpulan atau pernyataan yang


didukung oleh proses penalaran dan data
yang berkualitas akan menghasilkan
argumentasi.
• Sebaliknya simpulan dan pernyataan
yang dihasilkan oleh penalaran dan data
yang tidak berkualitas, akan jatuh
derajatnya hanya sebagai satu opini
pribadi.
Metode Berpikir
a) Logika Deduksi (Bernalar / Berlogika)
 Cara berpikir dimana dari pernyataan bersifat umum
ditarik kesimpulan bersifat khusus (silogismus);
b) Logika Induksi
 Silogisme disusun dari dua buah pernyataan (premis
mayor & minor) dan sebuah kesimpulan;  Cara berpikir dimana dari berbagai kasus yang
bersifat individual (khusus) ditarik kesimpulan
 Ketepatan penarikan kesimpulan dalam penalaran yang bersifat umum;
deduktif bergantung dari tiga hal: a) kebenaran
premis mayor; b) kebenaran premis minor, dan c)  Penalaran induktif memungkinkan disusunnya
keabsahan pengambilan kesimpulan. pengetahuan secara sistematis yang mengarah

A B kepada pernyataan-pernyataan yang makin lama


makin bersifat fundamental.

Contoh berpikir deduktif C D


 Semua makluk mempunyai mata [premis mayor] Contoh berpikir induktif
 Si Polan adalah makluk [premis minor]  Fakta bahwa kambing punya mata [kasus khusus]
 Jadi si Polan mempunyai mata [kesimpulan]  Fakta bahwa kucing punya mata [kasus khusus]
 Fakta bahwa anjing punya mata [kasus khusus]
 Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif.  Kesimpulan umum: bahwa semua binatang mempunyai
Misalnya, A = B dan bila B = C maka A = C. mata.
 Kesimpulan A = C bukan merupakan pengetahuan baru,
melainkan sekedar konsekuensi dari dua pengetahuan yang
telah diketahui sebelumnya.
Hukum Dasar Logika
John Stuart Mill (1806-1873) menyebut sebagai postulat-postulat
Universal semua penalaran (universal postulates of all reasonings), sementara Friedrich
Uberweg (1826-1871) menyebutnya “aksioma inferensi”. Tiga dari hukum dasar itu
dirumuskan oleh Aristoteles, sedangkan satu lagi ditambahkan oleh Gottfried Wilhelm
Leibniz (1646-1716).

Hukum Identitas
Law of Identify (Law of Identify)
Sesuatu itu adalah sama dengan dirinya sendiri (P =
P).

Law of Contradiction Hukum Kontradiksi (Law of


Sesuatu pada waktu yang sama tidak dapat sekaligus memiliki sifat tertentu dan juga Contradiction)
tidak memiliki sifat tertentu itu (tidak mungkin P = Q dan sekaligus P ≠ Q).

Law of Excluded Middle


Hukum Tiada Jalan Tengah (Law
Sesuatu itu pasti memiliki suatu sifat tertentu atau tidak memiliki sifat tertentu of Excluded Middle)
itu dan tidak ada kemungkinan lain (P = Q atau P ≠ Q).

Law of Sufficient Reason


Jika terjadi perubahan pada sesuatu, perubahan itu haruslah berdasarkan alasan yang
cukup. Itu berarti tidak ada perubahan yang terjadi dengan tiba-tiba tanpa alasan yang Hukum Cukup Alasan (Law of
dapat dipertanggungjawabkan. Hukum ini ialah pelengkap hukum identitas. Sufficient Reason)
Content E
Modern PowerPoint
Presentation
Lingkaran Berpikir
(The Operations of Mind)
III. PENALARAN (REASONING) TIGA OPERASI AKAL BUDI
 Adalah sebuah proses berpikir dalam menarik suatu Terdapat tiga kegiatan akal budi (the mind) manusia dalam
kesimpulan berupa pengetahuan berpikir menurut Jacques Maritain (1937): (I) Konsep (the
 Tiga definisi: a) Proses penarikan kesimpulan dari concept); (II) Proposisi (the proposition); dan (III) Penalaran

0
peranyataan-pernyataan; b) Penerapan logika dan (reasoning).
tindakan perencanaan; c) Kemampuan untuk mengetahui
beberapa hal tanpa bantuan langsung persepsi inderawi I. KONSEP (THE CONCEPT)
atau pengalaman langsung  Istilah lain adalah “pengertian”, “term”, atau “idea”.

3
 Dua tahap penalaran: a) Pemahaman proposisi atau Berasal dari bahasa latin (concipere: kata kerja)
sejumlah proposisi dan hubungan diantara proposisi- berarti mencakup, mengandung, menyedot,

1
proposisi tersebut; b) Kesimpulan / inferensi. menangkap. Kata bendanya conceptus, artinya
tangkapan.
 Konsep adalah hasil tangkapan intelektual atau akal
II. PROPOSISI (THE PROPOSITION) budi manusia.

2
 Istilah lain adalah “pernyataan”, “pendapat”,  Dari sudut sumbernya dikelompokkan menjadi dua:
“penilaian”, “justifikasi”, atau judgement. (a) a priori: pengertian yang sudah ada pada budi
 Proposisi adalah pendirian atau pendapat tentang sebelum pengalaman (bawaan sejak lahir); (b) a
sesuatu hal (peristiwa / fenomena) yang di dalamnya posteriori: pengertian yang baru ada pada akal budi
mengandung hubungan antara dua hal atau lebih. setelah pengalaman (praktik).
 Contoh: korupsi disebabkan oleh mental korup,  Gambaran perihal konsep yang menyebutkan unsur-
kesempatan dan regulasi yang longgar. unsur pokok atau ciri-ciri utama dalam konsep
tersebut disebut “definisi”.
“Nalar berpikir menuntun saya memilah mana yang harus diselesaikan
secara teknis, mana yang perlu dipikirkan mendalam, dan mana yang
memerlukan rasa perasaan.” __Dr. Karlina Supelli (STF Driyarkara)

“Orang “pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika


bisa di capai. Orang “bodoh” tidak perduli dengan logika, yang penting
dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin
dicapai menurut orang lain.”__Bob Sadino.

“Logic and happiness may not be combined.”__Mark Twain (1835-1910).

“Logic is the anatomy of thought.”__John Locke (1632-1704).

“Cinta tak tertangkap oleh mata, tapi diserap oleh pikiran. Maka bagi si
buta, cinta seperti bidadari yang bersayap. Logika cinta pun tak bekerja
seperti penilaian atas selera. Ia bersayap tetapi buta, ia tak ubahnya
seperti anak-anak. Karena di dalam memilih, ia seringkali
terpikat..”__William Shakespeare (1564-1616).

“We assume a common sense as the necessary condition of the universal


communicability of our knowledge, which is presupposed in every logic
and every principle of knowledge that is not one of
skepticism.”__Immanuel Kant (1742-1804).
TM. IV

Logika

Unit Pendidikan Kebangsaan dan Karakter


Universitas Airlangga

Tim MK. Logika dan Pemikiran Kritis


Dr. Achmad Chusairi, MA
Dr. Johny Alfian Khusyairi, MA
Fahrul Muzaqqi, S.IP., M.IP

UPKK
Sub Pokok Bahasan

1. Istilah-istilah
2. Argumen
3. Proposisi
Istilah-Istilah
• Premis : pernyataan.
• Proposisi/kalimat: Pernyataan atau kalimat
deklaratif yang bernilai benar (true) atau salah
(false), tetapi tidak keduanya.
• Konklusi : kesimpulan
Istilah-Istilah
• Argumen : usaha untuk mencari kebenaran
dari pernyataan berupa kesimpulan dengan
berdasarkan kebenaran dari satu kumpulan
pernyataan.
• Argumen bukan suatu perdebatan, tetapi alur
penalaran yang disertai satu atau lebih
pernyataan yang berfungsi sebagai argumen
pendukung / alasan / pertimbangan atau bukti
untuk pernyataan yang lain.
Argumen
• Argumen adalah rangkaian/deret proposisi yang
dituliskan sebagai:
• p1
• p2
• :
• Pn

q

• p1, p2, …, pn dalam hal ini disebut hipotesis (atau


premis), dan q disebut konklusi.
• Argumen ada yang sahih (valid) dan palsu (invalid).
Argumen …
Definisi: Satu argumen dinyatakan sahih jika
konklusi benar, yaitu bilamana semua
hipotesisnya benar; sebaliknya satu
argumen akan dinyatakan sebagai argumen
yang keliru/palsu (fallacy atau invalid)
Argumen …

• Argumen adalah cara untuk mendukung klaim


tentang suatu kebenaran.
• Argumentasi menetapkan kebenaran suatu
kesimpulan relatif terhadap presmis-premis
dan aturan-aturan tentang inferensi (cara
menarik kesimpulan).
• Untuk menilai argumentasi kebenaran Premis
dan keabsahan (validitas) penalaran.
Argumen …
• Jika argumen sahih, maka kita juga sering
menyatakan bahwa secara logika konklusi
mengikuti hipotesis atau sama dengan
memperlihatkan bahwa implikasi
• (p1 ꓥ p2 ꓥ … ꓥ pn) → q
→ adalah benar (yaitu, sebuah tautologi).
Argumen yang palsu menunjukkan proses
penalaran yang tidak benar.
Validitas argumen
• Argumen valid jika: (validitas semantik)
kebenaran premisnya menjamin kebenaran
kesimpulannya; atau jika kesimpulan adalah
benar atas asumsi bahwa semua premisnya
benar; atau jika mustahil kesimpulannya salah
bersamaan dengan semua premis benar; atau
(validitas sintaktik) jika kesimpulannya dapat
ditarik dari premis-premis sesuai dengan
aturan yang berlaku.
• Jika tidak memenuhi ketentuan di atas maka
argument haus dinyatakan tidak valid
Bentuk Penalaran: Silogisme
• Silogisme adalah keseluruhan argumentasi
yang didapat dari premis-premis penyusunnya.
• Contoh silogisme
• Premis 1: Semua A adalah B; Semua kuda
adalah hewan yang berkembang biak dengan
beranak (vivipar)
• Premis 2: Semua B adalah Covid-19; Hewan
vivipar pemakan tumbuhan
• Konklusi : Semua A adalah C; Semua kuda
pemakan tumbuhan
Penghubung Kalimat
1. Misalkan p dan q adalah proposisi.
– Konjungsi (conjunction): p dan q (notasi p ꓥ q),
– Disjungsi (disjunction): p atau q (notasi: p V q)
– Ingkaran (negation) dari p: tidak p (notasi: ~p)

2. p dan q disebut proposisi atomik


3. Kombinasi p dengan q menghasilkan
proposisi majemuk (compound
proposition)
Proposisi
• Proposisi adalah ungkapan atau pernyataan yang
dapat disangsikan, disangkal, atau diyakini, serta
dapat dibuktikan benar atau tidaknya.
• Proposisi sendiri terbentuk atas tiga unsur, yaitu
subjek predikat dan kopula.
• Subjek merupakan pelaku atau pihak yang
melakukan perkara.
• Predikat adalah perkara yang dikenakan kepada
subjek.
• Kopula adalah penghubung antara subjek dan
predikat.
Contoh Proposisi
• “Manusia adalah makhluk hidup”.
• Pada kalimat di atas, kata manusia
berperan sebagai subjek, sedangkan
makhluk hidup adalah predikatnya. Kopula
pada kalimat di atas ialah kata "adalah".
TM. V

Berpikir Kritis

Unit Pendidikan Kebangsaan dan Karakter


Universitas Airlangga

Tim MK. Logika dan Pemikiran Kritis


Dr. Achmad Chusairi, MA
Dr. Johny Alfian Khusyairi, MA
Fahrul Muzaqqi, S.IP., M.IP

UPKK
Sub Pokok Bahasan

1. Identifikasi argumen
2. Analisis argumen
3. Kompleksitas argumen
4. Penarikan kesimpulan
5. Penalaran
6. Asumsi
7. Cacat dan kekeliruan
Berpikir kritis adalah

• Proses mengambil simpulan/keputusan yang cermat


dan berhati-hati (make careful judgments)
• Melakukan pemeriksaan berdasarkan data (sensible
evaluations), and
• Berpendapat dengan argumentasi
• Yang artinya tidak dipengaruhi sikap emosional (does
not rely on emotion)
• Yang artinya tidak hanya mempertimbangkan satu
aspek saja (does not involve only one aspect)
• Dan harus mempertimbangkan berbagai aspek
kehidupan (does involve all aspects of life)
Memeriksa Argumen
Berpikir kritis pada dasarnya upaya untuk
menyusun argumen secara valid dan
cermat, kemudian memeriksa Kembali dan
menyusun kembali argumen sebagai proses
siklis (berulang) untuk mencapai satu
simpulan.
Argumen
• Argumen adalah serangkaian pernyataan/
preposisi yang digunakan untuk
mengekspresikan dan mengatur penalaran
tertentu.
• Terdiri atas dua atau lebih pernyataan yang
salah satu diantaranya adalah kesimpulan.
Identifikasi Argumen
• Ciri argumen yang baik dan yang buruk:
ditunjukkan oleh hubungan yang
kuat/lemah antara pernyataan dan
simpulan
• Indikator argumen: konjungsi (karena,
sehingga), masuk akal, rekomendasi,
prediksi, kemungkinan.
Analisis Argumen

• Simpulan yang benar berasal dari pernyataan yang


benar
• Menemukan alasan
• Alasan saling berhubungan
• Pernyataan 1 – Pernyataan 2 – Pernyataan 3

Simpulan
Kompleksitas Argumen
Pernyataan 1 Pernyataan 2

Simpulan tak langsung

Pernyataan 3 Simpulan

Pernyataan 1 Pernyataan 2
Mata pelajaran X dianggap Simpulan tak langsung Siswa merasa stress terhadap
sulit bagi siswa Mata pelajaran X menyebabkan mata pelajaran X
stress bagi siswa

Pernyataan 3 Simpulan
Siswa merasa tidak Siswa merasa stress terhadap
menguasai mata pelajaran X matapelajaran X karena merasa
tidak menguasai.
Penarikan Simpulan
• Bagian terpenting dari argument.
• Fakta mendahului prediksi.

Penalaran
• Ungkapan yang menyampaikan sesuatu seperti
apa adanya
• Bedakan penalaran sebagai pendukung
argumen dari simpulan atau sebagai
penjelasan.
Cacat dan Kekeliruan

Argumen benar (masuk akal) jika:


1. Penalaran benar
2. Simpulan mengikuti penalaran yang
benar
Argumen salah jika salah satu atau
keduanya cacat.
TM. V

Dasar Ketrampilan
Penyelesaian Masalah

Unit Pendidikan Kebangsaan dan Karakter


Universitas Airlangga

Tim MK. Logika dan Pemikiran Kritis


Dr. Achmad Chusairi, MA
Dr. Johny Alfian Khusyairi, MA
Fahrul Muzaqqi, S.IP., M.IP

UPKK
Sub Pokok Bahasan
1. Arti masalah
2. Pemecahan masalah
3. Seleksi dan penggunaan informasi
4. Pengolahan informasi
5. Menemukan metode penyelesaian masalah
6. Pemecahan masalah melalui penelusuran
7. Mengenali pola-pola penyelesaian masalah
8. Hipotesis, penalaran, penjelasan,
penyimpulan
9. Kebutuhan dan kecukupan
10. Memilih dan menggunakan model-model
penyelesaian masalah
11. Membuat pilihan dan keputusan
Solving Problems
Tiga Proses
'Problem solving' sebagai keterampilan berpikir tidak selalu menuntut
There are no hard and fast
bukti formal, melainkan meminta solusi, yang kerap merupakan nilai yang
rules; different problems must
be approached in different diperhitungkan atau cara melakukan sesuatu. Tidak selalu masalah bersifat
ways. This is why problem numerik. Ada tiga proses yang perlu dilakukan untuk memecahkan
solving appears in thinking
masalah.
skills examinations; it tests the
ability of candidates to look at Mengidentifikasi bagian data mana yang relevan ketika
situations in different ways and
to be able to use many dihadapkan dengan banyak data (sebagian besar data biasanya
SOLUSI
different strategies to find one tidak relevan).
that works. (Butterworth & Merangkai potongan-potongan informasi yang mungkin tidak
Thwaites, 2013: 82)
tampak berkaitan untuk mendapatkan informasi baru.
Menganalisa rangkaian informasi tersebut dengan melibatkan
pengalaman: menghubungkan masalah baru dengan masalah
serupa yang sebelumnya pernah dipecahkan untuk mendapatkan
alternatif-alternatif solusi.
Memilih Informasi
Tahap I Problem Solving adalah: “Data”, meliputi pemilihan potongan-potongan informasi (data) yang
benar (relevan) dan menggunakannya dengan cara yang tepat. Ada empat bentuk data / informasi:

I. Data Tabel II. Grafik III. Pictorial IV. Diagram


Data tabel meliputi Digunakan dalam sains Data gambar digunakan Dalam berbagai bentuk:
ringkasan survei, dan bisnis untuk tidak hanya untuk diagram alur, peta,
lembar spesifikasi, menunjukkan variabel menunjukkan sesuatu, jadwal, pohon
jadwal transportasi, seperti suhu, keuangan, namun juga informasi keputusan dlsb untuk
jarak umur, kegiatan, data pembelian, dll dari tentang ukuran dan meringkas informasi
dlsb. waktu ke waktu. posisi relatif. numerik dan spasial.
Selain empat bentuk data tersebut, terdapat V. Informasi Verbal (Transkrip): berupa numerik, spasial, logis dan banyak jenis informasi lainnya
yang dapat diringkas atau dijelaskan dalam informasi verbal / transkrip.
Memilih Informasi
Tahap I Problem Solving I. Data Tabel
adalah: “Data”, meliputi
pemilihan potongan- Data tabel meliputi ringkasan
potongan informasi survei, lembar spesifikasi,
(data) yang benar jadwal transportasi, jarak
(relevan) dan umur, kegiatan, dlsb.
menggunakannya
dengan cara yang tepat.
Ada empat bentuk data /
informasi:
Memilih Informasi

II. Grafik
Digunakan dalam sains dan
bisnis untuk menunjukkan
variabel seperti suhu,
keuangan, data pembelian, dll
dari waktu ke waktu.
Memilih Informasi

III. Pictorial
Data gambar digunakan tidak
hanya untuk menunjukkan
sesuatu, namun juga informasi
tentang ukuran dan posisi
relatif.
Memilih Informasi

IV. Diagram
Dalam berbagai bentuk: diagram
alur, peta, jadwal, pohon keputusan
dlsb untuk meringkas informasi
numerik dan spasial.
Mengolah Data
Tahap II Problem Solving adalah “Mengolah Data”, di mana data yang diperlukan diberikan dengan jelas (tidak ada ambiguitas tentang
bagian data mana yang akan digunakan). Tahap ini melibatkan penggunaan data dengan cara yang benar untuk menemukan solusi untuk suatu
masalah.

Answer Required
Dari permasalahan
(problems) dibutuhkan
jawaban (solusi). Solution
Setalah kalkulasi / analisis
dengan trial-error berulang
kali, akhirnya solusi dapat
Data Given ditemukan.
Informasi-informasi yang
telah digali lalu diseleksi
sesuai dengan relevansi
Information Required (tabel, grafik, diagram,
Dari permasalahan tersebut, transkrip, dlsb)
lalu digali informasi-informasi permasalahan. Calculation
(data) yang berkaitan. Data-data yang telah terseleksi
dikalkulasi / dianalisis dengan metode
yang relevan.
“The problem is not the
problem. The problem is
your attitude about the
problem. Do you
understand?”
- Captain Jack Sparrow

Pecahkan Kasus Permasalahan Berikut


Joko dan Susi adalah kakak beradik dan bersekolah di sekolah yang sama. Joko
berjalan kaki ke sekolah melewati jalan setapak, dengan jarak 900 m, dan dia
berjalan dengan kecepatan 1,5 m/detik.
Susi bersepeda ke sekolah sepanjang jalan, jarak 1,5 km, dan dia bersepeda
Contoh Kasus dengan kecepatan 5 m/detik. Mereka berdua berencana tiba di sekolah pada
pukul 8.55 pagi. Siapa yang meninggalkan rumah lebih dulu dan berapa lama?

A. Susi, selama 5 menit


B. Joko, selama 5 menit
C. Mereka berangkat pada waktu yang sama
D. Susi, selama 10 menit
https://www.pngall.com/wp-content/uploads/2017/03/Captain-Jack-Sparrow.png
E. Joko, selama 10 menit
TM. VII

Penerapan Berfikir Kritis

Unit Pendidikan Kebangsaan dan Karakter


Universitas Airlangga

Tim MK. Logika dan Pemikiran Kritis


Dr. Achmad Chusairi, MA
Dr. Johny Alfian Khusyairi, MA
Fahrul Muzaqqi, S.IP., M.IP

UPKK
Penerapan Berfikir Kritis

1. Penarikan kesimpulan, penjelasan,


bukti, dan kredibilitas
2. Berfikir kritis dan ilmu pengetahuan
Berpikir kritis adalah

• Proses mengambil simpulan/keputusan yang cermat


dan berhati-hati (make careful judgments)
• Melakukan pemeriksaan berdasarkan data (sensible
evaluations), dan Berpendapat dengan argumentasi
• Berpikir kritis juga berarti berusaha untuk
mengurangi subyektifitasdan tidak dipengaruhi sikap
emosional (does not rely on emotion)
• Serta … tidak hanya mempertimbangkan satu aspek
saja (does not involve only one aspect) namun
mempertimbangkan berbagai aspek kehidupan (does
involve all aspects of life)
Menerapkan Kemampuan Berpikir Kritis
dalam Project Based Learning (PjBL) PDB

• Kelompok dalam menentukan tema PjBL nya perlu


mendiskusikan tema permasalahan dan desain penyelesaian
masalah yang hendak diangkat.
• PjBL secara umum dapat dikerjakan dalam lingkup kampus
Universitas Airlangga dengan target mahasiswa, dosen maupun
karyawan maupun target kelompok dan tempat pelaksanaan di
luar kampus, dengan konsultasi dan bimbingan dosen pengampu
kelas.
• Usulan tema masalah yang diusulkan harus dilandasi
argumentasi, fakta dan data yang cukup.
• Untuk itu, kelompok harus melakukan kajian pustaka untuk
mempertajam dan menyederhanakan masalah dan desain
penyelesaiannya.
Menentukan Tema/Persoalan

• Tema/persoalan proyek yang dapat dipilih umumnya


merupakan: satu persoalan yang perlu diselesaikan
(kebiasaan membuang sampah, perilaku menjaga jarak
dalam stuasi pandemi dan lain-lain), dapat juga menjadi
persoalan karena karena hal itu seharusnya tidak terjadi
(perilaku menunda pengumpulan tugas pada mahasiswa,
belum ada petunjuk arah yang memudahkan tamu
memasuki lingkungan kampus).
• Tema yang diangkat adalah persoalan-persoalan yang
terjadi dan coba diatasi dengan desain kegiatan yang akan
dilaksanakan di lingkungan kampus Unair.
Menuliskan proses diskusi oleh kelompok

• Proses yang dikerjakan oleh kelompok dalam menentukan


topik permasalahan dan desain penyelesaian masalah
kemudian ditulis dalam bentuk proposal kegiatan;
• Proposal dapat ditulis dengan panduan umum
sebagaimana yang ada di Proposal Program Kreatifitas
Mahasiswa (PKM);
• Setelah kelompok melaksanakan desain penyelesaian
masalah, maka kelompok juga akan menuliskan laporan
pelaksanaan kegiatan.
• Penilaian PjBL kelompok untuk mata kuliah Logika dan
Pemikiran Kritis akan didasarkan pada proposal dan
laporan kegiatan.
Menuliskan proses diskusi oleh kelompok (lanjutan-1)

• Setelah kelompok memiliki alternatif masalah yang


hendak diangkat, kumpulkan data yang relevan
terkait masalah tersebut. Apabila data kuantitatif
belum tersedia, dimungkinkan menggunakan data
kualitatif, misalnya menggunakan wawancara awal
kepada responden terkait.
• Kemudian, tentukan faktor yang mempengaruhi
permasalahan yang kemudian hendak diatasi dengan
desain penyelesaian masalah yang disusun
kelompok.
Menuliskan proses diskusi oleh kelompok (lanjutan-2)

• Akan sangat bernilai jika penentuan faktor yang


mempengaruhi tersebut dilakukan melalui kajian
Pustaka (literature review).
• Dari sekian banyak faktor yang mungkin
mempengaruhi masalah, kelompok kemudian
menentukan satu faktor yang akan diatasi oleh
desain penyelesaian masalah.
Menuliskan dalam bentuk proposal

• Rumusan permasalahan dan desain penyelesaian masalah


kemudian ditulis dalam format minimal sebagai berikut:
• Bab 1. Pendahuluan (latarbelakang masalah, rumusan
masalah, tujuan desain penyelesaian masalah, dan
manfaat desain penyelesaian masalah)
• Bab 2. Kajian Pustaka (kajian tentang permasalahan yang
diangkat, faktor yang mempengaruhi, penjelasan
permasalahan dalam konteks di kampus, desain
penyelesaian masalah, alasan-alas an yang melandasasi
pemilihan desain penyelesaian masalah, jika diperlukan
dilengkapi gambar/grafis skema konseptual bagaimana
desain penyelesaian masalah dianggap dapat mengatasi
permasalahan.
Menuliskan dalam bentuk proposal

• Bab 3. Metode Pelaksanaan Kegiatan


• Bab 4. Pelaksanaan Kegiatan dan Analisis tentang
Pelaksanaan Penyelesaian masalah
• Bab 5. Simpulan dan Saran
• Daftar Pustaka
• Lampiran
PENILAIAN PROPOSAL
Nilai
No. Kriteria Indikator Maksimum

1. Kedalaman Pemahaman Mendemonstrasikan kedalaman pemahaman


yang ditunjukkan dengan ketajaman ulasan atas
25
latar belakang dan identifikasi permasalahan
yang diajukan
2. Evaluasi kritis Mengelaborasikan (menarik benang merah atau
relevansi satu sama lain) atas berbagai sumber 25
bacaan yang diulas.
Mampu mengelaborasikan berbagai sumber
bacaan dengan gagasan pribadi. 10

3. Relevansi sumber bacaan Sumber bacaan yang digunakan relevan dengan


dengan topik yang diulas topik yang dibahas. 10

4. Tata tulis dan gaya bahasa Proposal ditulis sesuai ketentuan yang ditetapkan
10
Menggunakan teknik pengutipan (citation) dan
daftar pustaka yang tepat 10

Menggunakan Bahasa Indonesia yang baku, baik


dan benar. 10

Total Nilai 100

Anda mungkin juga menyukai