Anda di halaman 1dari 19

Karakter dalam Kajian Islam

‫العالمة ال حتذف‬

al-khulūq at-Ṭhab’u Al-sifāt


(karakter) (tabiat) (sifat-sifat)
KARAKTER DASAR MANUSIA

QS. As-Syams: 8-10

َْ ‫ َوقَ ْْد َخ‬.‫ قَ ْْد َْأفََْ ََْ َمن َز اَّك َها‬.‫فَأَلْهَ َمهَا فُ ُج َور َها َوتَ ْق َوا َها‬
‫اب َمن َد اسا َها‬
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan Sesungguhnya
merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams: 8-10).
Nafs al-Rububiyah/Uluhiyah

Nafs al-Mulukiyah

Nafs al-Mulukiyah

Nafs al-Bahimiyah

Nafs al-Syathoniyah
Paradigma Sekularistik
Pola relasi bejana dengan bejana. Islam sebagai ajaran
”langit” diturunkan di Jazirah Arab oleh seorang nabi,
sedangkan Sunda sebagai etnik dengan ajaran ”bumi”
diturunkan di nusantara oleh kepala suku (puun).
Mengawinkan keduanya suatu yang tidak mungkin. Relasi ini
menghasilkan ekspresi keberagamaan Nyunda tidak Nyantri,
atau Nyantri tidak Nyunda. Gerakan ini bersifat etno-
religious, yaitu pengentalan formalisasi agama dan etnik
dalam bentuk ekstrim yang dihubungkan dengan
primordialisme kesukuan. Gerakan kesundaan dan keislaman
dalam bentuk ini tidak bisa ”kawin” karena persoalan simbol,
atribut dan kesukuan.
Paradigma Integralistik

Penyatuan Islam dan Sunda. Pola relasi Air dengan Air.


Islam sebagai ajaran dan Sunda sebagai ajaran. Paradigma
ini berkesimpulan bahwa Mengamalkan ajaran Sunda sama
dengan mengamalkan ajaran Islam. Sunda mah, sudah Islam
sebelum Islam. Gerakan ini bersifat Deistik (Faith without
Religion), faham agama yang mengutamakan substansial dan
mengabaikan ritus juga simbol keagamaan dan kebudayaan
secara formal.
Paradigma Simbiotik

Pola relasi air dengan bejana. Islam sebagai air dan


Sunda sebagai bejana. Paradigma ini memposisikan
Islam sebagai ajaran dan Sunda sebagai etnik penerima
ajaran. Pola ini menghasilkan relasi Islam dan Sunda
ibarat ”gula” jeung ”amisna”. Gula sebagai Sunda, dan
amis (manis)nya sebagai Islam. Setiap gula pasti manis,
tapi tidak setiap yang manis itu gula. Setiap Sunda Pasti
Islam, tapi Tidak Setiap Islam itu Sunda. Gerakan ini
dikenal sebagai falsafah kalam (theo-philosofical
Movement) yaitu gerakan keberagamaan bersifat
filosofis serta menemukan relevansi Islam dengan
Sunda baik sebagai ajaran maupun sebagai etnik.
INDIKASI NYUNDA
GOGOG (KOMUNIKASI)

TAGOG (PENAMPILAN)

GOGOBROG (BANGUNAN)
(1)
NILAI KESUNDAAN SEBAGAI PRIBADI

1. Nyaur kudu diukur, nyabda kudu diugang


(Segala perkataan harus dipertimbangkan sebelum diucapkan)
2. Batok bulu eusi madu
(Pintar merasa, bukan merasa pintar)
3. Ulah bengkung, bekas nyalahan
(Konsistensi berperilaku sesuai norma)
4. Nu lain kudu dilainkeun, nu enya kudu dienyakeun, nu ulah kudu diulahkeun
(Segala sesuatu harus berdasarkan kenyataannya atau hidup jujur)
5. Ulah papadon los kolong
(Jangan berjanji bila tak bisa menepatinya)
6. Ulah gindi pikir belang bayah
(Jangan berburuk sangka pada orang lain)
7. Ulah lali kana purwadaksina
(Jangan sombong karena ilmu, pangkat maupun kekayaan)
8. Kudu leleus jeueur liat tali

(Segala perbuatan dan keputusan harus melalui pemikiran yang matang)


9. Cing Caringcing Pageuh Kancing, Set Saringset Pageuh Iket

(Senantiasa waspada, hati-hati dan antisipasi atas berbagai situasi buruk)


(2)
NILAI KESUNDAAN SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

1. Kudu silih asih, silih asah jeung silih asuh


(Hidup saling menyayangi, saling memberi , dan saling melindungi)
2. Ngadeudeul ku congo rambut
(Memberi tidak terlalu besar tapi dilandasi keikhlasan)
3. Kawas gula jeung peueut
(Hidup rukun berdampingan saling menyayangi dan saling memberi manfaat)
4. Ulah kawas seneu jeung injuk
(Jangan mudah terprovokasi atau pandai mengendalikan diri agar tidak merusak
hubungan dengan sesama)
5. Ulah merebutkeun balung tanpa eusi
(Jangan berselisih tentang sesuatu yang tidak ada manfaatnya)
6. Ulah nyieun pucuk ti girang
(Jangan menjadi penyebab awal terjadinya permusuhan)
7. Ulah nendeun piheleut, ulah nunda picela
(Jangan memprovokasi orang lain untuk melakukan kejelekan dan permusuhan)
8. Ulah ngaliarkeun taleus ateul
(Jangan mempermalukan orang itu, jangan berbuat ghibah/fitnah)
9. Ulah biwir nyiru rombengeun.
(Janganlah memberitakan sesuatu yang tidak pantas terdengar oleh orang lain atau membocorkan rahasiah)
10. Kudu nyanghulu ka hukum, nunjang ka nagara, mupakat ka balarea
(Harus menjungjung tinggu hukum, berpijak kepada ketentuan negara, dan bermupakat kepada kehendak
rakyat)
11. Ulah pagiri-giri calik, pagirang-girang tampilan
(Jangan berebut kekuasaan atau jabatan)
12. Ngeduk cikur kudu mihatur, nyohel jehe kudu micarek, ngagegel kudu bewara
(Segala keputusan harus dilandasi persetujuan Bersama/musyawarah)
13. Ulah ngukur baju sesereg awak
(Jangan mempertimbagkan sesuatu hanya dari segi kepentingan pribadi/egois)
14. Ulah nyaliksik ka buuk leutik
(Jangan mencari keuntungan dari rakyat kecil)
15. Ulah pupulur memeh mantun
(Jangan minta upah sebelum bekerja)
16. Ulah ngeok memeh dipacok
(Jangan memiliki perasaan psimis atau kecil hati)
(3)
NILAI KESUNDAAN SEBAGAI MAKHLUK ALLAH

1. Mulih ka jati mulang ka asal (Sing inget kana purwadaksina)


(Manusia berasal dari Allah dan kembali kepada Allah)
2. Dihin pinasti anyar pinanggih
(Segala yang dialami sekarang sesungguhnya sudah ditentukan dahulu, beriman pada
Qadha dan Qodar dari Allah)
3. Nimu luang tina burang
(Mendapat hikmah dari musibah)
4. Bumi manjing ka langitna, ayat manjing ka adamna
(Menjadi empirisasi ajaran langitan (al-quran)
5. Eling tan pangling, rinasuk jaja tumehing pati
(Memegang teguh keyakinan, sampai mati memisahkan)
6. Kudu tungkul ka jukut, tanggah ka sadapan
(Mampu membangun relasi positif pada manusia, alam dan allah swt)
MEMBUMIKAN NILAI KESUNDAAN

Pendekatan
struktural

Pendekatan
kultural

Pendekatan virtual
STRATEGI MIKRO DI KAMPUS
Integrasi ke dalam KBM Pembiasaan dalam kehidupan
pada setiap Matkul keseharian di satuan pendidikan

BUDAYA SEKOLAH: KEGIATAN KEGIATAN


(KEGIATAN/KEHIDUPAN EKSTRA KESEHARIAN
KESEHARIAN DI SATUAN KURIKULER DI RUMAH
PENDIDIKAN)

Integrasi ke dalam kegiatan


Ektrakurikuler Pramuka, Olahraga,
Karya Tulis, Dsb. Penerapan pembiasaan
kehidupan keseharian di rumah
yang sama dengan di satuan
pendidikan
Individualistik Pragmatistik Hedonistik Materialistik Rasionalistik
Tahapan Pendidikan
Individu

Keluarga

Organisasi

Masyarakat terbuka

Anda mungkin juga menyukai