PENDIDIKAN
UU No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
Editor:
Dr. Musnaini, S.E., M.M.
dan Hadion Wijoyo, S.E., S.H., S.Pd., M.H., M.M., Ak., CA.
Desainer:
Mifta Ardila
Sumber:
www.insancendekiamanidiri.co.id
Penata Letak:
Reski Aminah
Proofreader:
Tim ICM
Ukuran:
viii, 157 hlm., 15.5 x 23 cm
ISBN:
Cetakan Pertama:
0HL 2021
Perumahan Gardena Maisa 2, Blok F03, Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung,
Kabupaten Solok, Provinsi Sumatra Barat – Indonesia 27361
HP/WA: 0813-7272-5118
Website: www.insancendekiamandiri.co.id
www.insancendekiamandiri.com
E-mail: penerbitbic@gmail.com
D aftar I si
2 OTONOMI PENDIDIKAN............................................... 17
v
4 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH ........................ 57
Penulis,
vii
viii Manajemen Pembiayaan Pendidikan
1 PERENCANAAN
PENDIDIKAN
A. Pentingnya Posisi Perencanaan Pendidikan
Menurut C. E. Beeby (Ervin, 2014) menjelaskan perencanaan
pendidikan ialah upaya menuju ke arah yang maju dalam
menetapkan kebijakan, tujuan, dan biaya pendidikan dengan
memperhatikan realitas ekonomi, sosial, dan politik yang
bertujuan untuk peningkatan kapabilitas pendidikan
nasional, pemenuhan kepentingan masyarakat, terutama
pelajar yang menerima layanan oleh sistem.
Perencanaan pendidikan, menurut Comb yaitu
penerapan penelitian objektif dan sistematik dalam proses
pembangunan pendidikan dengan tujuan untuk
meningkatkan produk dan kualitas pendidikan guna
melengkapi kebutuhan serta tercapainya tujuan
(pendidikan), baik untuk pelajar dan masyarakat.
Di Indonesia, perencanaan pendidikan merupakan
salah satu metode perumusan alternatif kebijakan yang akan
diterapkan untuk mencapai pembentukan pendidikan
nasional dengan mempertimbangkan realitas terkini serta
1
memperhatikan sistem yang ada di bidang sosial ekonomi,
sosial budaya, dan kebutuhan pembangunan pendidikan
nasional secara keseluruhan (Kambaton, 2012).
Perencanaan pendidikan berperan sebagai bentuk
dasar, indikasi, dan pedoman dalam pengambilan keputusan,
pelaksanaan dan pengelolaan program pendidikan,
peningkatan mutu pendidikan, pemenuhan akuntabilitas
badan pendidikan serta pembuatan kebijakan alternatif
untuk kegiatan pertumbuhan pendidikan di masa yang akan
datang.
Pada proses penyelenggaraan pendidikan, perencanaan
pendidikan memberikan arah kejelasan. Pengelolaan sistem
pendidikan dapat diterapkan dengan lebih efektif dan efisien
dengan kejelasan tersebut.
Jadi, dalam semua tatanan (struktural, institusional,
dan operasional), seorang perencana pembelajaran harus
memiliki kapasitas dan pemahaman yang luas untuk
membentuk sebuah desain yang bisa dijadikan acuan dalam
melaksanakan proses pendidikan yang akan ditempuh. Agar
memenuhi kriteria tersebut, bagian yang wajib dipahami oleh
perencana pendidikan ialah bidang analisis permasalahan
perencanaan pendidikan.
Perencanaan dapat membantu dalam pencapaian misi
dan tujuan dengan cara yang ekonomis dan tepat waktu, serta
memberikan peluang untuk pengawasan dan pengelolaan
2. Pengumpulan data
Metode pengorganisasian data memiliki lima tahapan:
a. data dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam sistem.
b. data dimasukkan atau disimpan di area penyimpanan
data.
c. data diolah sesuai dengan ketentuan yang ada.
3. Tabulasi data
Prosedur tabulasi data harus teliti dari tahun ke
tahun, sehingga diperlukan survey setiap tahun untuk
penelitian dan penelitian terkini untuk memperoleh data
yang paling terbaru. Untuk berbagai analisis data, tabulasi
data penting dalam perencanaan pendidikan.
4. Perkiraan perencanaan
Sistem peramalan pendidikan menggunakan
berbagai pendekatan yang menganalisis berbagai variabel
(masyarakat, perkembangan ekonomi, dan kegiatan yang
lain), dan pada sistem pendidikan terdapat asumsi dasar
dan khusus. Asumsi dasar meliputi faktor-faktor seperti
kelahiran, kematian, migrasi penduduk, politik, ekonomi,
bentuk pemerintahan, serta organisasi lainnya.
Sebaliknya, asumsi khusus yaitu asumsi yang di dasarkan
pada kondisi lokal.
5. Perancangan rencana
Jika perencanaan pendidikan dapat menentukan
efektivitas pada berbagai layanan, hal itu dapat
6. Mengevaluasi perencanaan
Tujuan dari simulasi perencanaan pendidikan ialah
menyediakan cara untuk menganalisis aktivitas yang
berbeda dari komponen perencanaan dengan mereplikasi
atau memvisualisasikan tindakan dari suatu sistem.
Berikut ini terdapat 3 model simulasi yang digunakan:
7. Menspesifikasikan rencana
Untuk menyusun perencanaan yang komprehensif,
dibutuhkan rumusan masalah yang jelas. Perencanaan
muncul sebagai kegiatan partisipatif untuk mencapai
tujuan dengan memasukkan semua komponen, sehingga
tujuan tersebut dicapai oleh masyarakat yang akan
dilayani oleh lingkungan dan dipengaruhi oleh lingkungan,
yang berhak dan berkewajiban untuk berpartisipasi dalam
perencanaan pembangunan lingkungan tersebut.
Perencanaan pendidikan memerlukan rekomendasi dalam
mencapai suatu tujuan.
17
3. Memotong rantai birokrasi yang panjang dan menghapus
proses bertingkat yang terdapat pada kinerja
administratif.
4. Perluasan dan pendistribusian, memungkinkan
terselenggaranya pendidikan di daerah terpencil, sehingga
terjadinya perluasan dan distribusi pendidikan.
29
Sumber pendanaan dan pembiayaan sekolah dapat
dibagi menjadi tiga kategori:
1. Pemerintah pusat maupun daerah, atau keduanya yang
bersifat umum atau khusus yang ditujukan untuk tujuan
pendidikan
2. Orang tua/siswa
3. Masyarakat
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas mengacu pada kemampuan seseorang
untuk dinilai oleh orang lain berdasarkan hasil
pekerjaannya dalam melaksanakan tugas dan mencapai
tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas
dalam pengelolaan keuangan mengacu pada kemampuan
mempertanggungjawabkan penggunaan biaya sekolah
sesuai yang telah ditentukan.
Pihak sekolah membelanjakan uang secara ber
tanggung jawab berdasarkan rencana yang telah
3. Efektivitas
Pencapaian tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya sering digunakan untuk menggambarkan
efektivitas. Garner (2004) menjelaskan efektivitas
memiliki konsep lebih dalam untuk suksesnya, karena
tidak berakhir sampai target tercapai, melainkan berlanjut
sampai visi lembaga terwujud. Effectiveness characterized
by qualitative outcomes. Efektivitas menekankan hasil
kualitatif daripada hasil kuantitatif. Apabila kegiatan
dapat mengatur keuangan untuk membiayai kegiatan
tersebut dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang
bersangkutan, dan hasil kualitatif sesuai dengan strategi
yang sudah ditentukan, maka pengelolaan keuangan
dikatakan mengikuti asas efektivitas.
3. Lain-lain
Guru dan pegawai terkadang memiliki hubungan
finansial yang bersangkut paut, terutama dalam hal
keuangan (gaji). Misalnya, kegiatan arisan di sekolah serta
koperasi antara guru dan hal lainnya.
Akibatnya, kepala sekolah, sebagai pimpinan
lembaga, dituntut untuk mengetahui secara pasti berapa
besar gaji bersih bawahannya, dan upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan pegawai harus
mempertimbangkan data tersebut.
H. Penyusunan RAPBS
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)
harus dibuat sesuai dengan rencana pengembangan sekolah
57
Tujuan dari penerapan MBS, yakni
Meningkatkan kualitas pendidikan dan program
berbasis sekolah untuk memberdayakan dan memanfaatkan
potensi dan modal saat ini.
1. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan secara menyeluruh di
sekolah.
2. Meningkatkan rasa tanggung jawab pihak sekolah atas
kualitas sekolah kepada siswa, pemerintah, orang tua/
wali siswa, dan masyarakat sekitar.
3. Mendorong persaingan yang sehat antar sekolah untuk
mencapai jenjang pendidikan yang diinginkan.
Kesulitan koordinasi
Sifat partisipatif sistem kerja MBS membutuhkan
komunikasi yang efisien dan sukses. Oleh karena itu,
diperlukan kerja sama antar pihak yang berkepentingan agar
mereka dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan masing-
masing. Pelatihan atau trainee tentang apa itu MBS dan
informasi tentang peran dan tanggung jawab serta hasil yang
69
kegiatan dalam proses penyelenggaraan lembaga
pendidikan, artinya setiap program yang akan dilaksanakan
akan memerlukan anggaran operasional yaitu biaya
keuangan. Akibatnya, anggaran kelembagaan, khususnya
unsur keuangan dan pendanaan, harus ditangani dengan
sebaik-baiknya. Sehingga anggaran kelembagaan yang ada
saat ini dapat digunakan secara maksimal untuk mendorong
pencapaian pendidikan.
Terdapat tiga sumber utama pembiayaan dan
pendanaan dalam suatu lembaga pendidikan.
1. Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah, baik
umum maupun khusus, dan diperuntukkan bagi lembaga
pendidikan.
2. Siswa atau orang tua.
3. Masyarakat
3. Karakteristik anggaran
Anggaran dibagi menjadi dua bagian: sisi
pendapatan dan sisi pengeluaran. Jumlah dana yang
4. Fungsi anggaran
Anggaran selain sebagai alat perencanaan dan
pengelolaan juga menjadi alat bagi manajemen dalam
memimpin organisasi untuk menentukan kekuatan dan
kelemahannya. Oleh karena itu, anggaran juga dapat
digunakan sebagai tolak ukur kinerja organisasi dalam
mencapai tujuannya. Selain itu, anggaran dapat digunakan
untuk mempengaruhi dan menginspirasi para pemimpin,
administrator, dan karyawan agar berfungsi secara efektif
untuk mencapai tujuan kelembagaan.
a. Anggaran juga dapat digunakan sebagai alat persiapan,
yang dapat digunakan untuk:
1) Menetapkan prioritas dan tujuan kebijakan yang
sejalan dengan visi dan tujuan.
5. Prinsip anggaran
a. Dalam struktur manajemen dan organisasi terdapat
pemisahan khusus antara wewenang dan tanggung
jawab
b. Adanya kerangka akuntansi yang memadai untuk
pelaksanaan anggaran.
c. Adanya penelitian dan analisis yang digunakan untuk
mengevaluasi efisiensi organisasi.
d. Adanya dukungan yang meluas dari tingkat atas ke
bawah.
6. Pengawasan anggaran
Prinsip dasar pengawasan anggaran adalah
menghitung, membandingkan, dan menganalisis alokasi
biaya dan tingkat penggunaanya. Dengan kata lain,
83
1. Pengawasan dijelaskan oleh Winardi sebagai “semua
kegiatan yang dilakukan oleh manajer guna memastikan
bahwa hasil yang sebenarnya sesuai dengan hasil yang
diharapkan".
2. Pengawasan adalah fungsi yang memastikan bahwa
operasi akan mencapai hasil yang diinginkan " menurut
Basu Swasta”.
3. Pengawasan dijelaskan oleh Komaruddin sebagai
"hubungan antara pelaksana rencana yang sebenarnya
dan dimulainya tindakan perbaikan terhadap pelanggaran
dan rencana penting.
3. Penilaian Pelaksanaan
Manajer bertanggung jawab atas tahap evaluasi ini.
Pada tahap ini ditentukan arti dari perbedaan,
penyimpangan, atau ketidak sesuaian dalam pelaksanaan
kegiatan atau program dibandingkan dengan program
yang dijadwalkan.
4. Perbaikan
Upaya untuk perbaikan merupakan tahapan
penyesuian atas penyimpangan yang terjadi. Tindakan
perbaikan dimaksudkan agar status implementasi kembali
sesuai dengan standar.
2. Pengawasan Fungsional
Pengawasan fungsional (wasnal) mengacu pada
aparat yang diberikan tanggung jawab yang berfungsi
sebagai pengawas (tugasnya sebagai supervisor). Di
lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
perangkat pelaksana yang membidangi pengawasan
keuangan adalah:
a. Para inspektorat dan para pengawas pada tingkat
satuan pendidikan.
b. Badan Pengawasan dan Pembangunan (BPKB).
c. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
d. Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan dan Industri
serta Pengawasan Pembangunan.
e. Tim Koordinasi Pengawasan yang dipimpin oleh Wakil
Presiden.
3. Pengawasan Legislatif
Pengawasan Legislatif adalah pengawasan terhadap
pelaksanaan rencana kerja dan pelayanan pemerintah
oleh badan legislatif yaitu Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR). Anggota DPR dan DPRD mengawasi pelaksanaan
dan program kerja kementerian dan pegawainya,
termasuk di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
4. Pengawasan Masyarakat
Pengawasan masyarakat adalah pengawasan dan
pelaporan pelaksanaan kegiatan suatu satuan kerja oleh
anggota masyarakat, baik secara individu maupun
kelompok, dengan cara mengamati, mengidentifikasi,
memantau, mengevaluasi, dan melaporkannya, khususnya
satuan kerja pemerintah, dengan mengirimkan surat
pengaduan ke kementerian atau melalui kotak pos 5000.
Jika surat pengaduan masyarakat memenuhi kriteria
95
dalam rangka wajib belajar sembilan tahun yang berkualitas
dengan menyediakan dana untuk biaya operasional non
operasional satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana
program wajib belajar. Program BOS secara khusus
bertujuan untuk:
1. Membebaskan pembiayaan bagi siswa Sekolah Dasar
negeri dan Sekolah Menengah Pertama negeri terhadap
biaya operasional sekolah, kecuali untuk rintisan sekolah
bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf
internasional (SBI).
2. Pada sekolah negeri dan swasta, membebaskan semua
siswa miskin dari semua pungutan dalam bentuk apapun.
3. Siswa di sekolah swasta harus dibebaskan dari tanggung
jawab biaya operasional sekolah.
A. Mutu Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mutu berarti baik
buruknya suatu benda; kadar; tingkat atau derajat
(kecerdasan, kecerdasan, dll.); serta kualitas. Oleh karena itu,
pendidikan yang berkualitas dapat diartikan sebagai
penyelenggaraan pendidikan yang mampu menghasilkan
tenaga terlatih yang sesuai dengan kebutuhan negara. Mutu
di bidang pendidikan mencakup input, proses, output, dan
outcome. Jika input pendidikan siap untuk diproses, itu
ditetapkan sebagai kualitas yang tinggi. Jika bisa tercipta
lingkungan PAKEM (Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan)
dalam bidang pendidikan, itu berarti suatu proses
pendidikan mempunyai mutu
1. Karakteristik Mutu Pendidikan
Terdapat 13 karakteristik yang dimiliki oleh mutu
pendidikan menurut Husaini Usman (2006: 411):
a. Kinerja (Performance) berhubungan dengan
keberhasilan seorang guru dalam mengajar, baik dalam
111
memberikan penjelasan yang menarik, aman dan
penuh perhatian dalam mendidik, serta perencanaan
materi pembelajaran yang lengkap, fasilitas
administrasi dan pendidikan sekolah yang baik dengan
kinerja yang baik setelah menjadi sekolah favorit.
b. Waktu wajar yaitu jumlah waktu yang sikron, seperti
memulai dan menyelesaikan pelajaran tepat waktu, dan
memeriksa waktu secara akurat.
c. Handal, yang mengacu pada kemampuan suatu sekolah
untuk bertahan lama. Selain kinerja sekolah yang luar
biasa yang berlangsung lama dari tahun ke tahun,
efisiensi sekolah terus meningkat dari tahun ke tahun.
d. Data tahan, misalnya, di tengah krisis moneter, sekolah
masih tetap bertahan (eksis)
e. Indah, misalnya eksterior dan interior sekolah di
dekorasi dengan menarik, dan guru menciptakan media
pendidikan yang menarik.
f. Hubungan manusiawi yang melibatkan menjaga
standar moral dan profesionalisme. Anggota sekolah
misalnya, saling menghargai, demokrasi, dan
profesionalisme.
g. Mudah digunakan, mengacu pada layanan dan
infrastruktur. Peraturan sekolah, misalnya, mudah
diikuti, dan buku perpustakaan mudah dipinjam dan
dikembalikan tepat waktu.
123
ATK, pertemuan, penilaian, pemeliharaan, pembinaan serta
jasa yang diperkirakan terpakai.
Dalam membedakan faktor-faktor kemahalan dan
keunikan pada daerah, perlu adanya indeks yang mengukur
biaya di tiap-tiap daerah. Standar pembiayaan ini digunakan
sebagai tolak ukur kelayakan sekolah mengenai pembiayaan,
serta dapat menjadi suatu pertimbangan terhadap keputusan
pembiayaan di setiap kegiatan pemerintah. Dalam
melaksanakan suatu penghitungan terhadap analisa
keuangan memerlukan keahlian pemahaman perhitungan
keuangan banyak yang tidak dipahami.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 mengenai
Persyaratan Pendidikan Nasional menjadi landasan standar
pembiayaan pendidikan. Bagian Standar Pembiayaan Bab IX
PP SNP, pembiayaan pendidikan meliputi biaya investasi,
biaya operasional, serta biaya pribadi. Biaya penyediaan
sarana dan prasarana, serta pertumbuhan SDM dan modal
kerja tetap, semuanya termasuk dalam biaya investasi satuan
pendidikan.
Gaji untuk guru dan tenaga pendidik, dan semua
tunjangan gaji, bahan/fasilitas yang dapat dikonsumsi, ini
termasuk kepada biaya operasional secara langsung dan
biaya operasional pendidikan yang tidak langsung meliputi:
listrik, air, komunikasi, perbaikan peralatan dan
perlengkapan, upah lembur, transportasi, konsumsi, pajak,
131
Sulthon, M. Khusnuridlo, M. Manajemen Pondok Pesantren
Dalam Perspektif Global. 2006. Yogyakarta: LaksBang
PRESSindo.
133
Telp. /HP : 081334626470
Alamat e-mail : ambarwati.titiek@gmail.com
PENELITIAN (2016-2020)
Jabatan
Tahun Judul Penelitian (Ketua/ Sumber Dana
Anggota)
Pendampingan
Penyusunan
Proposal
Mahasiswa
Dalam Skim
Program
2016 Kreativitas Ketua DPPM
Mahasiswa
Kewirausahaan
(PMKM) Pada
Mahasiswa
Jurusan
Manajemen
B. Makalah/Poster/Proceeding
Tahun Judul Penyelenggara
Seminar Nasional Diseminasi
Pengabdian Kepada Masyarakat
2019 UNIBRAW
"Berkarya Membangun Menuju
Revolusi Industri 4.0"
Judul Sebagai:
Tahun Penyelenggara
Kegiatan Penyaji Peserta
Lokakarya
2016 Pengembangan √ UMM
FEB UMM
Workshop
Learning
Outcomes Forum
2016 Manajemen S1 √ Manajemen
dalam “Bedah Indonesia
Kurikulum
KKNI”
Seminar
2016 Nasional dan √ UM
Call for Papers
Workshop
“Establishing
and USAID dan
2016 √
Strengthening RISTEKDIKTI
the Role of
Carrer
HAKI
Tahun Judul
2016 Lukisan Tiga Dimensi Berbahan Kayu dengan
Tema “Rumah Asri”
2017 Modul Manajemen Operasional
151
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
KARYA BUKU: