71
Nuthpaturahman, Hakikat Manusia, Akal .....
Oleh: Nuthpaturahman
Dosen Pada Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Washliyah Barabai
Abstrak
71
Nuthpaturahman, Hakikat Manusia, Akal .....
Sumber: https://www.researchgate.net/publication/338832626
bahwa manusia dalam konsep Bani Adam, kualitas moral/akhlak, sehingga tidak hanya
adalah sebuah usaha pemersatu yang tidak masalah kekuatan fisik dan kognitif, tapi
ada perbedaan sesamanya, yang mengacu juga menyangkut akhlak, sebagaimana
pada nilai-nilai penghormatan yang Rasul diutus untuk memperbaiki akhlak
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. manusia. (Hasan, 2004).
Alquran tidak menggolongkan
C. Manusia dan Akal Pikirannya manusia ke dalam kelompok binatang
selama ia menggunakan akal dan karunia
Akal yang dalam bahasa Yunani Tuhan lainnya. Namun, apabila akal dan
disebut nous atau logos atau intelek potensi lainnya yang bernilai tinggi
(intellect) dalam bahasa Inggris adalah daya (pemikiran/ rasio, kalbu, jiwa, raga
berpikir yang terdapat dalam otak, pancaindra) tersebut tidak digunakan, maka
sedangkan ‘hati” adalah daya jiwa (nafs derajatnya akan turun bahkan lebih rendah
nathiqah). Daya jiwa berpikir yang ada dari pada binatang, sebagaimana QS. al
pada otak di kepala disebut akal. A'raf ayat 179;
Sedangkan yang ada pada hati (jantung) di
ْ
dada disebut rasa (dzauq). Karena itu ada
dua sumber pengetahuan, yaitu
ﺲِ َوﻟَﻘَ ْﺪ َذ َرأ َﻧﺎ ِﻟ َﺠ َﮭﻨﱠ َﻢ َﻛ ِﺜﯿﺮً ا ِﻣﻦَ ْاﻟ ِﺠﻦﱢ َواﻹ ْﻧ
pengetahuan akal (ma'rifat aqliyah) dan ﻟَﮭُ ْﻢ ﻗُﻠُﻮبٌ ﻻ ﯾَ ْﻔﻘَﮭُﻮنَ ِﺑﮭَﺎ َوﻟَﮭُ ْﻢ أَ ْﻋﯿ ٌُﻦ ﻻ
pengetahuan hati (ma'rifat qalbiyah). ان ﻻ ﯾَ ْﺴ َﻤﻌُﻮنَ ﺑِﮭَﺎ ٌ ْﺼﺮُونَ ﺑِﮭَﺎ َوﻟَﮭُ ْﻢ آ َذ ِ ﯾُﺒ
Kalau para filsuf mengunggulkan ُ
ﺿﻞﱡ أوﻟَﺌِﻚَ ھُ ُﻢ َ أُوﻟَﺌِﻚَ َﻛﺎﻷ ْﻧ َﻌ ِﺎم ﺑَﻞْ ھُ ْﻢ أ
َ
pengetahuan akal, para sufi lebih
mengunggulkan pengetahuan hati (rasa). . َْاﻟ َﻐﺎﻓِﻠُﻮن
Sebagian filosof dan pemikir Artinya:
berpendapat bahwa akal dan tubuh dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi
merupakan hal yang terpisah bahkan neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
kontradiktif. Hal ini diakui oleh Plato (427- manusia, mereka mempunyai hati, tetapi
347 SM) yang menjadikannya sebagai tidak dipergunakannya untuk memahami
landasan teorinya tentang akhlak, politik, (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai
sosial serta pendidikan (Aly dan Suparta, mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
2003). Akal dianggap lebih mulia daripada melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
tubuh, sehingga terjadi pengkultusan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
terhadap ilmu-ilmu teoritis. Di samping itu dipergunakannya untuk mendengar (ayat-
ada juga yang berpendapat bahwa akal dan ayat Allah). mereka itu sebagai binatang
tubuh merupakan satu kesatuan yang tidak ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
dapat terpisahkan (Asrori, 2008). mereka Itulah orang-orang yang lalai.
Pandangan kedua inilah yang lebih banyak
dianut, oleh karena itu, teori-teori Sebuah hadits riwayat Bukhari dan
pendidikan tidak terlepas pada masalah Muslim dikatakan bahwa dalam tubuh
perkembangan akal dan kaitannya dengan manusia terdapat segumpal daging, bila ia
perkembangan fisik manusia. baik maka baik pula seluruh tubuh, dan bila
Sementara itu dalam Islam, ia rusak, rusak pula seluruh tubuh,
keturunan yang berkualitas mencakup tiga segumpal daging inilah yang disebut
hal, yakni kualitas fisik, kualitas akal dan dengan hati (kalbu). Maka penting kiranya
bahwa aspek pendidikan tidak hanya
manusia dan perkembangannya. Muhaimin berupa tugas terhadap diri sendiri, keluarga,
(2009) mengemukakan, manusia yang masyarakat serta tugas kekhalifahan
diinginkan oleh pendidikan Islam adalah terhadap alam.
manusia yang mengenal dirinya
(kemampuan, bakat, minat dan sebagainya) F. Simpulan
dan tempat-tempat segala sesuatu dalam
tatanan wujud, serta mengadakan Agama akan memelihara manusia
pengakuan atau mewujudkan kemampuan, dari penyimpangan, kesalahan dan
bakat dan minatnya dalam kehidupannya menjauhkannya dari tingkah laku yang
untuk menuju kepada pengenalan dan negatif. Dalam Alquran ada beberapa
pengakuan manusia akan Kekuasaan dan konsep, yaitu: a) konsep al-Basyar, yaitu
Keagungan Tuhan di dalam tataran wujud. aspek fisik yang membuat pengertian
Bagi umat Islam, jelas pemahaman Basyar mencakup anak turun Adam secara
tentang hakikat manusia, akal dan keseluruhan. Kata basyar dalam Alquran
kebahagiaan yang diikuti adalah yang disebutkan sebanyak 36 kali dalam bentuk
sesuai dengan ajaran Islam, yakni manusia tunggal. b) konsep al-Insan, kata insan bila
adalah ciptaan Tuhan, bukan terjadi dengan dilihat asal kata al-Nas yang berarti
sendirinya, yang memiliki tugas sebagai melihat, mengetahui, dan minta izin, yang
Khalifatullah, yang dibekali dengan akal mengandung petunjuk adanya kaitan antara
dan kemauan serta nafsu, sehingga di manusia dengan kemampuan penalaran
samping fitrah patuh kepada aturan Allah, atau berpikir. c) konsep al-Naas, yang pada
juga ada potensi pemberontakan. umumnya dihubungkan dengan fungsi ma-
Islam juga menuntut agar umat nusia sebagai makhluk sosial yang mengu-
muslim hidup secara seimbang, tidak hanya tamakan keharmonisan bermasyarakat,
mengandalkan akal tapi juga kalbu, karena manusia tidak bisa hidup sendiri. d)
keimanan dan ketakwaan, rasa takut dan konsep Bani Adam, menyatakan manusia
harap, kebahagiaan dunia dan akhirat, bila dilihat dari asal keturunannya. e)
sehingga pendidikan haruslah memberikan Konsep al-Ins, dalam Alquran disebutkan
masukan atau mengembangkan tidak hanya sebanyak 18 kali. f) konsep Abdullah dan
pada akal tapi juga kalbunya, tidak sekedar Khalifatullah.
mengejar materi tapi juga kepuasan rohani. Alquran tidak menggolongkan
Dengan demikian, setiap ilmu akan manusia ke dalam kelompok binatang
menghasilkan amal, dan amal yang ikhlas selama ia menggunakan akal dan potensi
akhirnya akan membuahkan kebahagiaan lainnya yang bernilai tinggi (pemikiran/
yang hakiki. rasio,kalbu, jiwa, raga pancaindra), tetapi
Maka dengan demikian pendidikan jika tidak digunakan maka derajatnya akan
dalam Islam adalah untuk membimbing dan setara dan lebih rendah dari pada binatang,
mengarahkan manusia agar mampu sebagaimana QS. al-A’raf ayat 179.
mengemban amanat dari Allah Swt, yaitu Sesungguhnya manusia akan menemukan
menjalankan tugas-tugas dalam hakikat dirinya ketika ia sepenuhnya
kehidupannya sebagai Abdullah yang harus mengabdi kepada Allah, dan inilah yang
tunduk dan taat terhadap segala aturan dan menjadikan dirinya bernilai. Maka
kehendak-Nya serta mengabdi hanya kebahagiaan yang dicari bukan hanya
kepada-Nya dan juga sebagai Khalifatullah kebahagiaan di dunia, tapi juga