Anda di halaman 1dari 33

ABSTRAK

Afi Parnawi NIM DMP. 16.154 Disertasi dengan judul Pengaruh


pengetahuan manajemen, Gaya Kepemimpinan, dan komunikasi
interpersonal terhadap kepuasan kerja karyawan di Kepulauan Riau,
Disertasi, Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, 2018.
Penelitian ini berlokasi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Provinsi
Kepulauan Riau yang terdiri dari MAN wilayah Provinsi Kepulauan Riau
bagian Tengah (Kota Batam), MAN wilayah Provinsi Kepulauan Riau
bagian Barat (Kabupaten Bintan), MAN wilayah Provinsi Kepulauan Riau
bagian Timur (Tanjung Pinang). Penelitian ini dilatar belakangi dari rasa
puas dan ketidak puasan kerja karyawan pada suatu organisasi yang
dipimpin oleh seorang kepala madrasah. Keberhasilan kepala madrasah
dalam mengelola organisasinya tidak lepas dari pengetahuan manajemen,
gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonalnya.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survey.
Teknik penarikan sampel menggunakan teknik probability sampling
dengan jumlah sampel 97 karyawan. Pengujian hipotesis menggunakan
analisis jalur dengan taraf signifikasi ɑ = 0.05.
Hasil riset adalah bahwa pengetahuan manajemen dan gaya
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan baik secara parsial maupun secara simultan. Dari hasil analisis
determinasi masih ada faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan selain variabel pengetahuan manajemen dan gaya
kepemimpinan. Semakin baik pengetahuan manajemen dan gaya
kepemimpinan maka akan semakin baik pula kepuasan kerja karyawan
pada Madrasah Aliyah Negeri Provinsi Kepulauan Riau.

Kata kunci: pengetahuan manajemen, gaya kepemimpinan,


komunikasi interpersonal, dan kepuasan kerja
karyawan

1
ABSTRACT

Afi Parnawi NIM DMP. 16,154 Dissertation entitled Influence of


management knowledge, Leadership style, and interpersonal
communication to employee job satisfaction in Kepulauan Riau,
Dissertation, Management of Islamic Education Graduate UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi, 2018.
The research is located in State Madrasah Aliyah (MAN) in of
Riau Island Province consisting of MAN of Riau Island Province Central
(Batam City), MAN of West Riau Province (Regency of Bintan), MAN of
East of Riau Island Province (Tanjung Pinang). This research is motivated
from the satisfaction and dissatisfaction of employee work in an
organization led by a head of madrasah. the success of madrasah head in
managing the organization can not be separated from the knowledge
management, leadership style and interpersonal communication. In this
study has 10 formulas.
This research is quantitative research with survey method.
Sampling technique using probability sampling technique with sample
number 97 employees. Hypothesis testing using path analysis with
significance level ɑ = 0.05
The result of research is that management knowledge and
leadership style have positive and significant effect to employee job
satisfaction either partially or simultaneously. From the results of
determination analysis there are other factors that affect employee job
satisfaction in addition to management knowledge variables and
leadership style. The better the management knowledge and leadership
style will be the better the employee job satisfaction at Madrasah Aliyah
Negeri of Riau Island Province.

Keywords: management knowledge, leadership style, interpersonal


communication, and employee job satisfaction

2
KATA PENGANTAR
Naskah Disertasi ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian
persyaratan untuk memperoleh gelar Doktor (S3) Manajemen Pendidikan Islam
(MPI) Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Thaha saifuddin Jambi.
Penulisan naskah disertasi ini, dilandasi beberapa kajian literatur yang
berhubungan dengan pengetahuan manajemen, gaya kepemimpinan,
komunikasi interpersonal, dan kepuasan kerja karyawan. Penelitian dilaksanakan
di MAN wilayah Provinsi Kepri bagian Tengah (Kota Batam), MAN wilayah
Provinsi Kepri bagian Barat (Kabupaten Bintan), MAN wilayah Provinsi Kepri
bagian Timur (Tanjung Pinang). dengan judul: “Pengaruh Pengetahuan
Manajemen, Gaya Kepemimpinan, dan Komunikasi Interpersonal terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan di Kepulauan Riau”.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu demi kelancaran dalam penyelesaian disertasi ini. Selama proses
penyelesaian naskah disertasi ini, banyak pihak yang telah memberikan
kontribusi baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Husein Ritonga, MA selaku Direktur Pascasarjana
UIN STS Jambi.
3. Ibu Dr. Risnita, M.Pd, selaku Wakil Direktur
4. Bapak Prof. Dr. H. Mukhtar, MPd, dan Ibu Dr. Risnita, MPd, selaku
Promotor I dan Promotor II.
5. Bapak Kepala Kesbanglinmas Provinsi Jambi yang telah memberikan izin
penelitian Provinsi Jambi.
6. Bapak Kepala Kesbanglinmas Provinsi Kepulauan Riau yang telah
memberikan izin penelitian Provinsi Kepulauan Riau.
7. Kepala MAN Kota Batam beserta guru dan staf.
8. Kepala MAN Kota Tanjung Pinang beserta guru dan staf.
9. Kepala MAN Kabupaten Bintan beserta guru dan staf.
10. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana UIN STS Jambi.
11. Bapak dan Ibu staf Pascasarjana UIN STS Jambi.
12. Kedua orang tua saya H. Suwadi dan Hj. Samini yang selalu mendoakanku.
13. Kedua Mertua saya H. Muhammad Yahya dan Hj. Sugiarti.
14. Istriku yang tercinta Ellis Siti Khotijah, S.Pd yang selalu setia
mendampingiku.
15. Teman-teman seperjuangan Pascasarjana UIN STS Jambi.
16. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sampaikan satu persatu.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan disertasi
ini, kiranya saran dan tanggapan guna penyempurnaan disertasi ini, akan penulis
terima. Semoga disertasi ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Akhirnya
penulis ucapakan terima kasih.
Jambi, 22 September 2018
Penulis

Afi Parnawi

3
PENDAHULUAN

Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia pada


masa kini dan masa depan adalah mampu menghadapi persaingan yang
semakin ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia
tersebut dihasilkan melalui penyelengaraan pendidikan yang bermutu oleh
pendidik profesional dan tenaga kependidikan yang handal. Untuk
mencapai fungsi dan tujuan pendidikan tersebut maka peran tenaga
pengajar dan tenaga kependidikan dalam mendidik peserta didik begitu
berarti.

Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 5 dan 6 yang dimaksud dengan tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan
diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisispasi
dalam menyelenggarakan pendidikan. Oleh karena itu, karyawan
merupakan stakeholder internal yang berharga serta membantu
mengembangkan iklim kerjasama dan kepercayaan bersama. Karyawan
sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan
pendidikan sesuai dengan prinsip-prinsip profesional untuk memenuhi hak
yang sama bagi setiap warga Negara dalam memperoleh pendidikan yang
bermutu.

Aqib dalam Suwar dan Muchlisin mengatakan bahwa karyawan


adalah faktor penentu bagi keberhasilan pendidikan di madrasah karena
karyawan merupakan sentral serta sumber kegiatan belajar mengajar.1

1
Muhlisin, Profesionalisme Kinerja Karyawan Menyongsong Masa Depan 2008. Diunduh
dari http://muhlis.files.worpress.com/2008/05/profesionalisme-kinerja-karyawan--masa-
depan.doc/26 Januari 2017.

4
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan atau kompetensi profesional
seorang karyawan sangat menentukan mutu pendidikan dan tidak dapat
dipungkiri bahwa karyawan merupakan aset berharga organisasi
pendidikan, yaitu madrasah. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Day,
Christoper, et.al (2012) [2], menurutnya karyawan adalah aset madrasah
terbesar karena ia sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.

Melihat begitu pentingnya peranan karyawan dalam organisasi


pendidikan yaitu madrasah, maka sudah sepatutnya karyawan tersebut
mendapat perhatian yang serius. Karena karyawan sebagai ujung tombak
dalam memberikan pelayanan langsung terhadap pelanggan pendidikan
ditataran lembaga pendidikan atau dengan kata lain di tataran madrasah,
akan memberikan dampak langsung terhadap layanan yang diberikan.
Hal tersebut didukung oleh pendapat Robbins & Judge yang menyatakan
kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang
yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristiknya. Pendapat Robbins
tersebut memberikan informasi kepada kita bahwa seseorang dengan
tingkat kepuasan tinggi memiliki sikap positif tentang pekerjaannya, dan
seseorang yang tidak puas dengan pekerjaanya akan memiliki sikap yang
negatif terhadap pekerjaannya.

Robbins and Coulter dalam buku yang berjudul Management,


kepuasan kerja kelompok dipengaruhi oleh faktor-faktor utama yaitu: (1)
external conditions imposed on the group. Work groups are affected by the
external conditions imposed on it, such as the organization’s strategy,
authority relationships, formal rules and regulations, availability of
resources,employee selection criteria, the performance management
system and culture, andthe general physical layout of the group’s work
space, (2) group member resources, these resources include knowledge,
abilities, skills, and personality traits, (3) group structure, the structure
defines roles, norms, conformity,status systems, group size, group
cohesiveness, and leadership, dan (4) group processes,the next factor

5
that determines group performance and satisfaction concerns the
processes that go on within a work group such as communication,
decision making, conflict management, and the like.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Robbins and


Coulter di atas, kondisi eksternal yang berpengaruh terhadap kepuasan
kerja diantaranya adalah pengetahuan manajemen dan gaya
kepemimpinan. Menurut pendapat Robbins dan Coulter menyatakan
bahwa manajemen sebagai suatu proses untuk membuat aktivitas
terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Namun berdasarkan pendapat Hikmat, bahwa manajemen adalah suatu
proses ilmu pengetahuan dan juga bisa dilihat sebagai seni yang
bertujuan untuk menyelesaikan pekerjaan secara efesien dan efektif
dengan menggunakan sumber daya yang ada didalam suatu organisasi.
Untuk lebih jelasnya manajemen itu adalah untuk mengatur dan
mengelola secara keseluruhan secara efektif.

Selain pengetahuan manajemen adapun kondisi eksternal yang


berpengaruh terhadap kepuasan kerja adalah gaya kepemimpinan, Dalam
kontek lembaga pendidikan tingkat madrasah yang berpengaruh terhadap
kepuasan kerja tenaga kependidikan adalah pemimpin. Kepemimpinan
dalam lembaga pendidikan merupakan salah satu variabel yang
berpengaruh terhadap kepuasan kerja tenaga kependidikan seperti tata
usaha dan stafnya, pegawai perpustakaan beserta stafnya, tenaga
laboratorium beserta stafnya, cleaning service serta sekuriti.
Kepemimpinan biasa dianalogikan dengan cara memimpin yang
diperankan oleh seorang pemimpin, di lembaga pendidikan khususnya
madrasah yang dimaksud dengan pemimpin adalah kepala madrasah.
Kepemimpinan menurut Northouse, memiliki empat komponen yaitu
proses, pengaruh, melibatkan kelompok dan tujuan bersama, sehingga
kepemimpinan didefenisikanya sebagai proses dimana individu
mempengaruhi kelompok individu untuk mencapai tujuan bersama. Lebih

6
lanjut dijelaskan oleh Northouse, kepemimpinan sebagai proses, diartikan
bahwa kepemimpinan merupakan peristiwa yang interaktif ada peristiwa
saling mempengaruhi antara pemimpin dan pengikut, elemen yang
terpenting dalam kepemimpinan adalah pengaruh yang menggambarkan
eksisitas seorang pemimpin, kelompok dipandang sebagai sasaran
kepemimpinan seseorang, tanpa kelompok kepemimpinan tidak akan
pernah ada, komponen yang mempersatukan pemimpin dan individu-
individu atau kelompok diperkuat dengan tujuan bersama.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan maka tujuan yang


ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1) Menganalisis pengaruh pengetahuan manajemen terhadap kepuasan


kerja karyawan secara parsial.
2) Menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja
karyawan secara parsial.
3) Menganalisis pengaruh pengetahuan manajemen dan gaya
kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan secara simultan
pada Madrasah Aliyah Negeri Provinsi Kepulauan Riau.

LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN


A. Kepuasan Kerja (X4)
Kepuasan kerja pada prinsipnya suatu hal yang bersifat individual.
Hal mana setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda sesuai
dengan system nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin banyak aspek-
aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan individu tersebut tercapai,
semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan.

Blum mengatakan bahwa kepuasaan kerja adalah sikap umum


yang merupakan hasil dari sikap khusus terhadap skor-skor pekerjaan,

7
penyesuaian diri dan hubungan sosial individu.2 Menurut Robbins dan
Judge, kepuasan adalah suatu perasaan positif seseorang (pelanggan)
tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi
karakteristiknya dan setelah membandingkan antara kinerja atau hasil
yang dirasakan (pelayanan yang diterima dan dirasakan) dengan yang
diharapkannya. Selain itu Rivai dan Mulyadi menjelaskan kepuasan
adalah penilaian dari seseorang tentang seberapa jauh pekerjaannya
secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya atau sikap umum yang
merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor
pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individu di luar kerja.

Coulquitt, LePine, dan Wesson berpendapat bahwa job satisfaction


is defined as pleasurable state resulting from the appraisal of one’s job or
job experiences.3 Senada dengan pendapat di atas, Menurut Wegner and
Hollenbeck satisfaction is a pleasurable feeling that results from the
perception that one’s job fulfills or allows for the fulfillment of one’s
important job values. Our definition of job satisfaction includes three key
components: values, importance of values, and perception. Ketidakpuasan
dalam kinerja perlu dikelola, dengan harapan tidak berjalan secara
berkelanjutan. Lebih lanjut dituliskan metode untuk mengelola
ketidakpuasan dan stres di tempat kerja dengan cara menghilangkan
sumber ketidakpuasan dan stress, mengidentifikasi dan mengatasi
ketidakpuasan yang berdampak terhadap biaya organisasi.
Kepuasan kerja dipengaruhi oleh lingkungan kerja dan hubungan
antar pekerja, menurut Kreitner dan Kinicki dalam Triatna, ada lima faktor
yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu: (1) Pemenuhan
kebutuhan (need fulfillment), (2) Perbedaan (discrepancies), kepuasan
adalah hasil pemenuhan akan harapan, (3) Pencapaian nilai (value

2
M.L. Blum dan J.C.Naylor., Industrial Psychology: It’s Theorical and social Fondation.
(New York: Harper and Row Publisher, 2013), hal. 6.
3
Colquitt Jason A., Lepine Jeffery A., and Wesson Michael J., Organizational Behavior
Improving Performance and Commitment in the Workplace (New York : McGraw-Hill, Inc
2009), hal 105.

8
attainment), (4) keadilan (equity) dan (5) komponen genetik, kepuasan
kerja merupakan fungsi sifat pribadi atau faktor genetik. Selain itu faktor
kinerja yang menantang, ganjaran yang setimpal, kondisi kerja, rekan
kerja yang mendukung, dan kesesuaian pekerjaan dengan kepribadian.4
Lebih lanjut teori dua faktor (two-factor theory), menurut Frederick
Harberg dalam Robbins dan Judge (2009), hubungan individu dengan
pekerjaan adalah mendasar dan sikap seseorang terhadap pekerjaan bisa
sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan, selan itu menurut
Herzberg, faktor yang menghasilakan kepuasan kerja terpisah dari faktor
yang menimbulkan ketidakpusan kerja. Kondisi yang mempengaruhi
kepuasan kerja adalah pengawasan, imbalan kerja, kebijaksanaan
perusahaan, kondisi fisik pekerjaan, hubungan dengan individu lain dan
keamanan pekerjaan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan
seperti peluang promosi, peluang pengembangan diri, pengakuan,
tanggung jawab, dan pencapaian.

Kreitner dan Kinicki dalam Wibowo, memberikan pandangan bahwa


unsur yang memberikan dampak terhadap kepuasan kerja adalah sebagai
berikut: need fulfillment (pemenuhan kebutuhan) tingkat tingkat kepuasan
ditentukan oleh tingkat karakteristik pekerjaan memungkinkan individual
memenuhi kebutuhannya, discrepancies (ketidaksesuaian) memberikan
gambaran antara apa yang diharapkan untuk diterima individu dan
pekrjaan, seperti gaji, peluang promosi dengan yang diterima, Value
Attainment (pencapaian nilai) kepuasan merupakan hasil dari presepsi
bahwa pekerjaan memungkinkan untuk memenuhi nilai-nilai kerja , equity
(keadilan) kepuasan berkaitan dengan seberapa jujur pekerja
diperlakukan, dispositional/genetic components (komponen watak/genetik)
kepuasan kerja sebagian merupakan fungsi sifat personal dan faktor
genetik.

4
Cepi Triatna, Perilaku Organisasi Dalam pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2015), hal. 110-111.

9
Adapun dimensi dan indikator dari kepuasan kerja karyawan adalah
sebagai berikut: (1) pekerjaan itu sendiri dengan tanggung jawab, minat
dan pergembangan diri, variasi pekerjaan, otonomi dalam bekerja (2)
Penghasilan atau kompensasi dengan indikator kecukupan pembayaran
gaji, tunjangan dan honor, ketepatan pembayaran gaji, tunjangan dan
honor, dan kesesuaian antara yang diharapkan dengan kenyataan yang
dibayarkan (3) pengawasan dengan indikator kejelasan tugas, tanggung
jawab, dan bimbingan dari supervisor, (4) promosi dengan indikator
dengan indikator kebijakan promosi, transparasi kesempatan promosi, dan
jenjang karir, dan (5) rekan kerja dengan indikator kecocokan sosial,
saling menghargai dan saling membantu dalam pekerjaan.

B. Pengetahuan Manajemen (X1)


Pengetahuan Manajemen dalam bahasa Inggris knowledge
management sangat beragam defenisi yang disampaikan oleh para
pakar, karena konsep pengetahuan (knowledge) sendiri memiliki
pengertian yang ambiguitas. Tidak ada kesepakatan tentang apa
pengetahuan itu. Pengetahuan meliputi informasi (James R.Egvans,
William M Lindsay, secara bahasa (etimologi), pengetahuan berasal dari
bahasa inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia Of Philosophy
dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah “kepercayaan yang benar
(knowledge is justified true belief). Pengetahuan adalah produk dari tahu,
yakni mengerti sesudah melihat, menyaksikan dan mengalami.5

Menurut Brantas manajemen adalah suatu proses atau kerangka


kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang
kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Hesrey dan Blanchard dalam Syafaruddin mengemukakan manajemen
adalah proses bekerja sama antara iindividu dan kelompok serta sumber

5
Jalaluddin, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 85.

10
daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi adalah sebagai aktifitas
manajemen.
Manajemen menurut G.Terry adalah usaha-usaha untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan mempergunakan
kegiatan orang lain. Maka definisi tentang knowledge management pun
berbeda-beda tergantung siapa yang mendefinisikan dan dalam kontek
apa definisi tersebut diterapkan. Para professional informasi seperti
pustakawan, manajer rekod, dan arsiparis, menekankan pada manajemen
dokumen. Ahli teknologi informasi seperti pengembang software,
programmer, dan teknologi serupa, menitik beratkan pada hardware,
software, jaringan, dan telekomuniaksi. Demikian juga ahli pendidikan,
memiliki persepsi dan defenisinya sendiri tentang knowledge
management. Slocum dan Hellriegel menyatakan “knowledge
management is the art of adding or creating value by systematically
capitalizing on tehe know-how, experince, and judgment found both within
and outside an organization”.
Manajemen dalam sebuah organisasi untuk melaksanakan
kegiatan agar suatu tujuan dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
fungsi manajerial diaplikasikan dalam program penyelenggaraan
pendidikan di sekolah antara lain:

1. Perencanaan (Planning), fungsi dasar pertama dari seorang manager


untuk mengadakan perencanaan mengenai penetapan-penetapan
kegiatan yang harus dilaksanakan di dalam rangka mencapai suatu
tujuan yang harus didasarkan kepada fakta-fakta yang mencangkup
perbuatan, petunjuk serta arah dalam tindakan selanjutnya. Upaya
untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi itu mestinya
memperhatikan beberapakan sebagaimana yang dinyatakan oleh
Anthony Bagshawe (2010): ideally goals and target should be set in
conjunction sith the employee, so that they understand then fully and
accept them as reasonable make sure that the goal are SMART that is

11
Spesific, Measurable, Achievable, Realistic, Timely. pendapat tersebut
maksudnya adalah sebuah target dan tujuan idealnya dapat dipahami
secara menyeluruh oleh semua pegawai dan dapat diterima akal,
tujuan yang hendak dicapai mestinya bersifat Spesifik, artinya terfokus,
dapat diukur artinya memiliki indicator pencapaian yang dapat diukur
tingkat ketercapaiannya, Dapat dicapai, maksudnya tujuan yang
ditetapkan itu memungkinkan untuk dicapai sesuai dengan sumber
daya yang ada, Sesuai dengan kenyataan maksudnya sesuai dengan
kondisi sumber daya yang dimiliki, dan ketepatan waktu. Sementara itu
Locke dan Gary yang dikutif MTD Training menyatakan bahwa ada
lima prinsip dalam menetapkan tujuan yaitu ; kejelasan, tantangan,
komitmen, umpan balik, dan tingkat kesulitan tugas (MTD Training,
2010).
2. Pengorganisasian (Organizing), meliputi tindakan-tindakan yang
menentukan aktivitas yang harus dilaksanakan dengan menempatkan
orang-orang yang melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut,
menentukan pembagian tugas sesuai dengan keadaan,
memperhitungkan tenaga, waktu, biaya yang seminim mungkin,
menetapkan fasilitas-fasilitas, mengalokasikan tugas, mendelegasikan
kekuasaan dan menetapkan hubungan-hubungannya. Menempatkan
sumber daya manusia harus sesuai dengan kemampuannya untuk
melakukan pekerjaan yang dibebankan padanya. Sumber Daya
Manusia sebuah sorganisasi terdiri dari semua usaha atau
kemampuan orang-orang yang bekerja pada organisasi itu
(Manmohan, 2013).
3. Pelaksanaan (Actuating), mencangkup keseluruhan tindakan dari
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan manusia yang merupakan
salah satu elemen management, hubungan antara sikap, moril, disiplin,
serta komunikasi individu dalam melaksanakan management.
Tindakan-tindakan inilah yang menggerakan seseorang untuk
melakukan aktivitasnya

12
4. Pegawasan (Controlling), mencangkup tindakan-tindakan untuk
melihat sejauhmana hasil yang diiaksanakan oleh ketiga fungsi dasar
di atas. Walaupun ketiga fungsi lainnya disusun dengan tepat dan
dilakukan dengan sebaik-baiknya tetapi apabila controlling tidak
berjalan maka usaha tidak akan berhasil dengan baik.
Berdasarkan teori yang telah diuraikan, maka yang dimaksud
dengan pengetahuan manajemen dalam penelitian ini adalah
pengetahuan tentang segala sesuatu yang diketahui berkaitan dengan
fakta, istilah dan kategori mengenai ruang lingkup fungsi manajemen
melalui proses penanaman nilai (value) kemanusian yang baik secara
terus menerus dan konsisten. Indikator dari pengetahuan tentang
manajemen dalam penelitian adalah (1) pengetahuan, (2) pemahaman,
(3) penerapan, (4) analisis, (5) sintesis, dan (5) evaluasi.

C. Gaya Kepemimpinan (X2)


Robbins (2009) memberikan definisi kepemimpinan sebagai
kemampuan mempengaruhi suatu kelompok menuju pada pencapaian
tujuan. Sumber dari pengaruh mungkin bersifat formal, seperti yang
diberikan pada jabatan manajerial dalam organisasi. Husaini Usman
(2013) mengemukakan kepemimpinan adalah urusan orang karena
setiap manusia adalah pemimpin, minimal memimpin dirinya sendiri serta
bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Marques (2009) mengatakan
bahwa kepemimpinan bukanlah pekerjaan, tugas, peran, atau tingkat
pada bagan organisasi. Kepemimpinan adalah panggilan suci untuk
membuat perbedaan memperkaya kehidupan didunia.
Sementara itu, Rivai dan Mulyadi (2008) dimengatakan
kepemimpinan dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakkan dan
mempengaruhi orang. Kepemimpinan sebagai sebuah alat, sarana atau
proses untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara
sukarela/sukacita. Charteris (2000) mengatakan bahwa kepemimpinan

13
adalah proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok
individu untuk mencapai tujuan bersama.
Syafruddin (2010) menjelaskan kepemimpinan adalah kemampuan
untuk memperoleh tindakan dengan kepercayaan dan kerja sama. Orang
yang menjalankan kepemimpinan (leader), sedangkan orang yang
dipimpin disebut anggota atau pengikut (followers). Kepemimpinan
merupakan proses mempengaruhi yang dilakukan seorang pemimpin
kepada anggotanya. Rektor atau dekan adalah pemimpin bagi civitas
kampus yang dipimpinnya.
Sedangkan gaya kepemimpinan Karwati dan Priansa (2013)
menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan adalah sikap, gerak-gerik, atau
penampilan yang dipilih pemimpin dalam melaksanakan tugas
kepemimpinannya. Gaya yang dipakai oleh seorang pemimpin satu
dengan yang lainnya berbeda, tergantung pada situasi dan kondisi
kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang
dipergunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan adalah suatu pola
perilaku yang konsisten yang ditunjukkan oleh pemimpin dan ketahui
pihak lain ketika pemimpin berusaha mempengaruhi kegiatan-kegiatan
orang lain. Thoha (2010) mengemukakan gaya kepemimpinan adalah
suatu pola perilaku yang ditunjukkan dan diketahui oleh pihak lain ketika
berusaha mempengaruhi kegiatan-kegiatan orang lain.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan teori dari para ahli di atas, maka


yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan dalam penelitian ini adalah:
sikap, gerak-gerik, atau penampilan yang dipilih pemimpin dalam
melaksanakan tugas kepemimpinannya. Adapun indikator gaya
kepemimpinan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) kemampuan
mempengaruhi orang lain, 2) kemampuan mengarahkan tingkah laku
orang lain,3) cara menggerakkan bawahan.

D. Komunikasi Interpersonal (X3)

14
Komunikasi adalah hal yang paling penting dalam kehidupan, sebab
dengan komunikasi kita bisa mengenal diri dan sesama lainnya, dan
karena komunikasi pula seseorang akan baik atau buruk, karena
komunikasi merupakan manifestasi dari ungkapan hati yang terpancar
melalui mulut, atau anggota tubuh. Sesuai dengan hakikat manusia
sebagai makhluk sosial, semua manusia terlibat dalam komunikasi.
Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non-verbal antara si
pengirim dan si penerima pesan untuk mengubah perilaku. Pengirim
maupun penerima pesan dapat berasal dari individu, kelompok atau
organisasi, anggota organisasi, dan pimpinan.6 Harnack dan Fest
menganggap komunikasi sebagai proses interaksi diantara orang untuk
tujuan integrasi intrapersonal dan interpersonal.7
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa
komunikasi interpersonal dalam penelitian ini adalah proses pengiriman
dan penerimaan informasi yang dilakukan karyawan dengan anggota
organisasi lainnya sehingga terjadi hubungan timbal balik, saling
mempengaruhi dan saling interaksi. Dalam melaksanakan tugasnya,
dapat dikelompokkan menjadi empat indikator, yaitu: (1) Menyampaikan
pesan dengan jelas, (2) Mendengarkan, (3) Menerima dan memberi
umpan balik, serta (4) Menangani interaksi emosional.

E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya,
atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.8
Untuk menjawab permasalahan penelitian yang telah diajukan di atas dan
mencapai tujuan penelitian, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh pengetahuan manajemen (X1) terhadap


kepuasan kerja karyawan (X4) di MAN Provinsi Kepulauan Riau

6
A. Muhammad, Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hal. 430
7
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 8.
8
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2012), hal. 76.

15
2. Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan (X2) terhadap kepuasan
kerja karyawan (X4) di MAN Provinsi Kepulauan Riau
3. Terdapat pengaruh pengetahuan manajemen (X1) dan gaya
kepemimpinan (X2) terhadap kepuasan kerja karyawan (X4) di MAN
Provinsi Kepulauan Riau
4. Terdapat pengaruh pengetahuan manajemen (X1) terhadap
komunikasi interpersonal (X3) di MAN Provinsi Kepulauan Riau
5. Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan (X2) terhadap komunikasi
interpersonal (X3) di MAN Provinsi Kepulauan Riau
6. Terdapat pengaruh pengetahuan manajemen (X1) dan gaya
kepemimpinan (X2) secara bersama-sama terhadap komunikasi
interpersonal (X3) di MAN Provinsi Kepulauan Riau
7. Terdapat pengaruh komunikasi interpersonal (X3) terhadap kepuasan
kerja karyawan (X4) di MAN Provinsi Kepulauan Riau
8. Terdapat pengaruh pengetahuan manajemen (X1), terhadap
kepuasan kerja karyawan (X4) melalui komunikasi interpersonal (X3)
di MAN Provinsi Kepulauan Riau
9. Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan (X2), terhadap kepuasan
kerja karyawan (X4) melalui komunikasi interpersonal (X3) di MAN
Provinsi Kepulauan Riau
10. Terdapat pengaruh pengetahuan tentang manajemen (X1) gaya
kepemimpinan (X2) dan komunikasi interpersonal (X3) secara
bersama-sama terhadap kepuasan kerja karyawan (X4) di MAN
Provinsi Kepulauan Riau

F. METODOLOGI PENELITIAN
Objek penelitian ini adalah Madrasah Aliyah Negeri Provinsi
Kepulauan Riau, unit analisisnya adalah karyawan Madrasah Aliyah
Negeri Provinsi Kepulauan Riau. Metode penelitian ini adalah dengan
metode survei untuk meneliti persepsi responden. Populasi penelitian
adalah seluruh karyawan Madrasah Aliyah Negeri di Kepulauan Riau

16
dengan jumlah 222 karyawan. Penentuan sampel ditentukan dengan
teknik purposive random sampling, sehingga diperoleh jumlah sampelnya
(n) sebanyak 97 orang. Instrument yang digunakan pada riset ini adalah
kuesioner.

G. Kesimpulan.
Berdasarkan analisis pengolahan data dan pembahasan yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya. Maka diambil kesimpulan dalam
penelitian ini antara lain:
1. Terdapat pengaruh langsung pengetahuan manajemen (X1) terhadap
kepuasan kerja karyawan (X4). Berdasarkan hasil perhitungan analisis
diperoleh nilai thitung (7,686) > ttabel (1,994), sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Berarti pengetahuan manajemen memberikan pengaruh
yang signifikan bagi kepuasan kerja karyawan.
2. Terdapat pengaruh langsung gaya kepemimpinan (X2) terhadap
kepuasan kerja karyawan (X4). Berdasarkan hasil perhitungan analisis
diperoleh nilai thitung (6,65) > ttabel (1,994), sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Berarti gaya kepemimpinan yang berkembang di lembaga
tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi kepuasan kerja
karyawan.
3. Terdapat pengaruh langsung pengetahuan manajemen (X1) dan gaya
kepemimpinan (X2) terhadap kepuasan kerja karyawan (X4).
Berdasarkan hasil perhitungan analisis diperoleh nilai Fhitung (24,217) >
Ftabel (3,14), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti pengetahuan
manajemen dan komunikasi interpersonal yang tinggi di lembaga
tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi kepuasan kerja
karyawan.
4. Terdapat pengaruh langsung pengetahuan manajemen (X1) terhadap
komunikasi interpersonal (X3). Berdasarkan hasil perhitungan analisis
diperoleh nilai thitung (2,73) > ttabel (1,994), sehingga H0 ditolak dan H1

17
diterima. Berarti pengetahuan manajemen memberikan pengaruh
yang segnifikan terhadap komunikasi interpersonal.
5. Terdapat pengaruh langsung gaya kepemimpinan (X2) terhadap
komunikasi interpersonal (X3). Berdasarkan hasil perhitungan analisis
diperoleh nilai thitung (3,95) > ttabel (1,994), sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Berarti gaya kepemimpinan yang tinggi memberikan
pengaruh yang segnifikan bagi komunikasi interpersonal.
6. Terdapat pengaruh langsung pengetahuan manajemen (X1) dan gaya
kepemimpinan (X2) terhadap komunikasi interpersonal (X3).
Berdasarkan hasill perhitungan analisis diperoleh nilai Fhitung (27,55) >
Ftabel (3,14), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti pengetahuan
manajemen dan gaya kepemimpinan yang tinggi di lembaga tersebut
memberikan pengaruh yang signifikan bagi komunikasi interpersonal.
7. Terdapat pengaruh langsung komunikasi interpersonal (X3) terhadap
kepuasan kerja karyawan (X4). Berdasarkan hasil perhitungan analisis
diperoleh nilai thitung (8,92) > ttabel (1,994), sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Berarti komunikasi interpersonal memberikan pengaruh yang
signifikan bagi kepuasan kerja karyawan.
8. Terdapat pengaruh pengetahuan manajemen (X1) terhadap kepuasan
kerja karyawan (X4) melalui komunikasi interpersonal (X3)
Berdasarkan hasil perhitungan analisis diperoleh nilai thitung (7,99) > ttabel
(1,946), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti pengetahuan
manajemen memberikan pengaruh yang segnifikan bagi kepuasan
kerja karyawan melalui komunikasi interpersonal.
9. Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan (X2) terhadap kepuasan kerja
karyawan (X4) melalui komunikasi interpersonal (X3). Berdasarkan
hasil perhitungan analisis diperoleh nilai thitung (8,39) > ttabel (1,994),

sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti gaya kepemimpinan yang


tinggi lembaga tersebut memberikan pengaruh yang segnifikan bagi
kepuasan kerja karyawan melalui komunikasi interpersonal.

18
10. Terdapat pengaruh langsung pengetahuan manajemen (X1), gaya
kepemimpinan (X2) dan komunikasi interpersonal (X3) terhadap
kepuasan kerja karyawan (X4). Berdasarkan hasil perhitungan analisis
jalur diperoleh nilai Fhitung (99) > Ftabel (3,14), sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Berarti pengetahuan manajemen, gaya kepemimpinan dan
komunikasi interpersonal memberi pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan.

Novelty dari hasil penelitian ini bisa dilihat dari model sebagai berikut:

Kepuasan Kerja Karyawan


1.Ridha
2.Sakdermo/ikhlas
3.Amanah
4.Tanggung jawab
5.Kedudukan yang terhormat
6.Berkecukupan

Pengetahuan Manajemen Gaya Kepemimpinan


1.Keteladanan Komunikasi Interpersonal
1.Faham teori & praktek
2.Arif/bijaksana 1.Santun
2.Menerapkan sistem
3.Muzhid mujhid/bekerja 2.Pahit madu/persuasif
3.Rencana kerja kontrol
keras dan hemat 3.Menjaga perasaan
4.Punya power/kekuatan
4.Dermawan 4.Saling memperhatikan

Gambar 5.1 Model Novelty pengetahuan manajemen, gaya


kepemimpinan dan komunikasi interpersonal terhadap kepuasan kerja
karyawan.

H. Implikasi.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan
manajemen, gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal
terhadap kepuasan kerja karyawan. Tingkat kepuasan kerja karyawan

19
terhadap pengetahuan manajemen maupun sebaliknya, sangat
diperlukan karena melalui pengetahuan manajemen; faham manajemen
secara teori dan praktek, mampu menerapkan secara keseluruhan,
serta melaksanakan rencana, kerja dan kontrol maka akan tercipta
kepuasan kerja; hati sejuk, senang, ridha terhadap tanggungjawabnya.
Penelitian ini telah membuktikan pengetahuan manajemen (X1),
gaya kepemimpinan (X2) dan komunikasi interpersonal (X3)
berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan (X4).

1. Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan harus dibangun


pengetahuan manajemen. Pemimpin/kepala madrasah Aliyah harus
banyak menimba ilmu dari karyawannya, dengan cara sering dan
membiasakan bertanya tentang kehidupan sehari-hari kepada
karyawannya. Dengan mengetahui kehidupan satu-satunya personal
karyawan, maka pemimpin akan tahu tentang ukuran
instruksi/perintah yang akan diberikan oleh karyawannya, sehingga
tugas dan tanggungjawab setiap karyawan secara teoretis sama
namun secara fakta tidak sama, yang paling penting adalah hasil dari
akhir yang telah dikerjakan karyawan sangat baik. Sehingga karyawan
akan merasa puas dengan apa yang telah dikerjakannya dan
pemimpin juga akan semakin tahu bagaimana cara memimpin yang
benar.
2. Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan maka harus dibangun
gaya kepemimpinan. Setiap pemimpin punya sikap yang berbeda-
beda. Sikap pemimpin yang arif akan disenangi oleh karyawannya,
dengan demikian pemimpin yang profesional adalah pemimpin yang
banyak berbuat melayani, melindungi karyawannya dan berani
berkorban untuk kepentingan karyawannya. Dengan demikian
karyawan akan semakin senang mempunyai jiwa pemimpin yang
berkompeten.

20
3. Untuk meningkatkan komunikasi interpersonal maka harus dibangun
pengetahuan manajemen. Membangun pengetahuan manajemen
dilandasi dari kesadaran diri, bahwa seorang pemimpin mampu
mengendalikan hawa nafsunya jangan sampai tidak bisa menjaga
emosinya. Walaupun bad mood seorang pemimpin bisa mengontrol
emosi.
4. Untuk meningkatkan komunikasi interpersonal maka harus
ditingkatkan gaya kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mampu
menunjukkan cara berbicara yang baik, enak didengar, pahit madu
sopan santun, tata krama papan, empan adhepan dan saling menjaga
perasaan agar satu sama lain tetap utuh terjaga kerukunannya.
5. Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan maka harus
ditingkatkan komunikasi interpersonal. Semakin baik pelayanan,
pembicaraan seorang pemimpin terhadap karyawannya maka
karyawan semakin matang, semakin dewasa, semakin bangga punya
pemimpin yang sangat baik.
6. Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan maka harus dibangun
pengetahuan manajemen, dan gaya kepemimpinan. Pengetahuan
dalam mengatur karyawan sangat diperlukan bagi seorang kepala
madrasah. Apalagi dalam sebuah organisasi yang dihadapi banyak
orang, berbagai macam karakter akan sangat nampak sekali. Untuk
meningkatkan kepuasan kerja karyawan maka harus dibangun
komunikasi interpersonal melalui gaya kepemimpinan. Komunikasi
yang dilakukan secara baik, secara berkesinambungan dengan tujuan
untuk meningkatkan tali silaturrahim dan mencari hal-hal yang
bermanfaat, maka akan menemukan suatu manisnya dalam
pembicaraan, sehingga akan terasa nyaman. Demikian juga dalam
bekerja karyawan merasa sangat menikmati dan bahagia dengan
pekerjaanya. Apalagi diberikan reward maka kerja akan semangat.
Sikap pemimpin sangat menentukan lajunya perkembangan disuatu
madrasah. Pemimpin yang menunjukkan sikap tenang, penuh

21
kewibawaan dan kearifan maka akan selalu disukai semua
karyawannya.
7. Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan maka harus dibangun
pengetahuan manajemen melalui komunikasi interpersonal.
Kemampuan seseorang dalam menerapkan aturan di suatu
madrasah akan menjadi modal bagi seorang pemimpin. Dengan
punya kemampuan, itikad baik dan keberanian dalam mengelola
madrasah maka akan membawa dampak yang positif untuk
madrasah dan karyawan akan selalu betah dalam bekerja.
8. Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan maka harus dibangun
gaya kepemimpinan melalui komunikasi interpersonal. Seorang
pemimpin sangat menentukan kesuksesan madrasah
dilingkungannya, dengan cara banyak mencari informasi terkait hal-hal
apa yang harus dibenahi dan dievaluasi dalam sebuah lembaga.
9. Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan maka harus dibangun
pengetahuan manajemen, gaya kepemimpinan, dan komunikasi
interpersonal. Dalam sebuah kenyamanan hati, kelapangan hati,
kesesuaian pendapatan itu ditentukan bagaimana seorang pemimpin
harus menjaga perasaan, saling memperhatikan dan menjaga hak
antara sesama karyawan.
Selain itu pemimpin juga menerapkan kemampuan dalam menunjuk
karyawan untuk ditempatkan bidang kerjaannya. Jika pemimpin salah
mengambil tindakan salah menempatkan karyawan untuk
mengerjakan pekerjaaan maka karyawan sulit untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan baik.
Pemimpin juga harus menciptakan komunikasi didalam madrasah
dengan baik, seorang kepala madrasah dan satu-satunya karyawan,
dimana saja, kapan saja selalu bisa tetap-menetapi memerlukan dan
mempersungguh cara berbicara yang baik, lemah lembut, santun,
saling menjaga perasaan, tidak boleh merusak hak asasinya dan
saling percaya dan bisa mempercayai, maka akan terwujud karyawan

22
merasa senang dan betah terhadap kerjaannya dan karyawan merasa
bangga punya kepala madrasah yang baik hati.
I. Rekomendasi.
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah disusun, dapat
dikemukakan beberapa rekomendasi bagi perwujudan kepuasan kerja
karyawan lebih baik, yaitu sebagai berikut:
1. Kepada kepala madrasah yang ada di provinsi kepulauan Riau agar
terus meningkatkan pengetahuaan manajemen di lembaga yang
dipimpinnya. Memang ada banyak hal yang telah dilakukan oleh kepala
madrasah, sehingga kondisi madrsaah sekarang dalam berbagai hal
lebih baik dari kondisi-kondisi sebelumnya. Namun tuntutan
pekembangan zaman, perubahan situasi dan kondisi, tantangan
globalisasi, dan dunia kerja yang semakin kompetitif, mengharuskan
para kepala madrasah bekerja lebih keras dan lebih cerdas.
2. Kepada pemerintah daerah (PEMDA) baik pemerintah provinsi maupun
kabupaten/kota, agar memberikan perhatian yang lebih maksimal
memperhatikan Madrasah Aliyah yang ada di provinsi Kepulauan Riau.
3. Kepada pengawas pembina madrasah agar lebih memberikan
perhatian kepada sekolah untuk terus berkarya dan melakukan
perubahan kearah yang lebih baik lagi demi anak bangsa.

J. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, dapat dikemukakan
beberapa saran bagi perwujudan dan peningkatan kepuasan kerja
karyawan di provinsi Kepualauan Riau sebagai berikut:
Pertama, hendaknya para kepala madrasah aliyah di provinsi
Kepualauan Riau untuk memperbaiki pengetahuan manajemen, gaya
kepemimpinan dan komunikasi interpersonal dalam melaksanakan
tugas untuk peningkatan kepuasan kerja karyawan. Tiga hal ini secara
sendiri-sendiri dan simultan memberikan pengaruh positif terhadap
kepuasan kerja karyawan. Upaya peningkatan kepuasan kerja

23
karyawan banyak dipengaruhi oleh pengetahuan manajemen. Hal ini
menunjukkan bahwa pimpinan memiliki tanggungjawab bagi
pengembangan kepuasan kerja karyawan.
Kedua, diharapkan kepala madrasah di provinsi Kepulauan Riau
untuk mewujudkan kepuasan kerja karyawan untuk semua kegiatan di
organisasi dan di luar organisasi madrasah di provinsi Kepulauan Riau
berwenang dalam menumbuh kembangkan gaya kepemimpinan yang
positif serta menanamkan komunikasi interpersonal bagi seluruh
karyawan. Dukungan pengelola sangat penting sebagai wujud nyata
pelaksanaan tugas dan menjadikan organisasi sebagai agen
perubahan yang mampu mendorong dan memotivasi terjadinya
perubahan dalam semua aspek di madrasah. Pengelola madrasah
dapat membantu karyawan dalam peningkatan kepuasan kerja
karyawan melalui: (1) dengan meningkatkan pengetahuan manajemen,
kepemimpinan yang baik dicirikan oleh sifat-sifat yaitu (1) manusiawi; (2)
memandang jauh kedepan; (3) inspiratif (kaya akan gagasan; dan (4) percaya
diri.
Ketiga, tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan adalah
penelitian-penelitian yang lain yang berkaitan dengan kepuasan kerja
karyawan dengan mengkaji variabel-variabel lain yang diduga
berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
kepuasan kerja karyawan dengan responden yang luas.
Keempat, bagi kepala madrasah bahkan bagi mereka yang
berkepentingan dengan keberhasilan karyawan di madrasah
diharapkan mampu mendorong pengembangan anggota yang
berorientasi pada peningkatan kepuasan kerja karyawan disamping
pengetahuan manajemen dan gaya kepemimpinan serta komunikasi
interpersonal yang dilakukan secara berkala.
Kelima, diharapkan Kantor Kementerian Agama wilyah Kepulauan
Riau dan pihak lain yang berkepentingan termasuk para praktisi dan
pemerhati pendidikan dapat memfasilitasi peningkatan kualitas

24
karyawan melalui upaya–upaya yang mampu mendorong peningkatan
kepuasan kerja karyawan. Hal ini perlu dilakukan begitu agar secara
otomatis dapat melakukan perubahan kearah yang lebih baik di sekolah
terutama pada proses manajemen pelatihan. Oleh karena itu, melalui
kepuasan kerja karyawan yang semakin meningkat, diharapkan mampu
mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik

K. Kata Penutup
Demikianlah hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pembaca, peneliti selanjutnya dan kepada pihak yang terlibat dalam
penelitian ini, antara lain, karyawan dalam menjalankan tugasnya
selayaknya tidak menjadikan dirinya sebagai pemegang kekuasaan yang
mutlak. Oleh karena itu dalam menjalankan tugas idealnya dilakukan
bersama-sama dengan pimpinan, guna untuk menumbuhkan kepuasan
karyawan terhadap pekerjaan. kepuasan yang dimiliki karyawan sangat
dibutuhkan guna mewujudkan hubungan sosial di madrasah yang baik.
Dalam penelitian dimasa mendatang hasil penelitian menjadi lebih
komprehensif dan respresentatif, maka ada baiknya untuk melibatkan
stakeholders sebagai responden untuk menilai kepuasan kerja karyawan.
Hal ini dikarenakan stakeholders juga merupakan bagian dari madrasah
yang turut memajukan pendidikan di madarsah dalam rangka mencapai
tujuan madrasah yang akan memberikan kontribusi terhadap pengetahaun
manajemen, gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal terhadap
kepuasan kerja karyawan.

Akhirnya saya sebagai mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah membantu dalam penyelesaian disertasi ini, semoga
menjadi inspirasi untuk penelitian selanjutnya.

25
L. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Departemen Agama RI, 2008.


Anonim, Hadits Web 4.0 Kumpulan & Referensi Belajar Hadits.
A. Hussein Fattah, Perilaku Pemimpin & Kinerja Pegawai, Budaya
Organisasi, Efikasi Diri, dan Kepuasan Kerja. Yogyakarta:
Elmatera: 2014
Aan Komariah dan Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah
Efektif. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.
Abd. Kadim Masaong dan Arfan A. Tilomi, Kepemimpinan Berbasis
Multiple Intelligence (Sinergi Kecerdasan Intelektul, Emosional dan
Spritual untuk Meraih Kesuksesan yang Gemilang). Bandung:
Alfabeta, 2011.
Agus Irianto,Statistik Konsep Dasar, Aplikasi dan Perkembangannya.
Jakarta: Kenacana Pranada Media Group, 2012.
Agus Sujanto, Halem Lubis dan Taufik Hadi, Psikologi Kepribadian.
Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Anonim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, edisi keempat.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011.
Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Arif Rahman, Prinsip-prinsip Sekolah Unggul, Jakarta: Media Wacana,
2008.
Arief S Sadiman, Media Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2009.
Asnawi, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat, 2012.
Bambang Prasetyo dan lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian
Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.
Best John W. dan Khan James V., Research in Education, Tenth Edition,
(New York : Pearson Education Inc, 2008.
Briner Rob B. and Walshe Neil D.,Psychologyof Leadership, Change, and
Organizational Development. West Sussex: John Wiley & Sans,Ltd,
2013.
Bush Tony, Leadership And Management Development In Education.
London: SAGE Publications Ltd, 2008.
Cepi Triatna, Perilaku Organisasi dalam Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015.
Champoux Joseph E., Organizational Behavior: integrating individual,
Groups, and Organizations. New York : Routledge, 2011.

26
Cloninger Susan C., Theories of Personality: Understanding Persons,
Fourth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2009.
Colquitt Jason A., LePine Jeffery A., and Wesson Michael J.,
Oganizational Behavior Improving Performance and Commitment in
the Workplace. New York. McGraw-Hill.2009.
Creswell John W., Educational Research Planning, Conducting, and
Evaluating Quantitative and Qualitative Research, Fifth Edition,
(New Jersey: Pearson Educational, Inc.,2015.
Deal Terrence E., and Peterson Kent D., Shaping School Culture Pitfalls,
Paradoxes & Promises, Scond Edition. San Francisco: Jossey-
Bass, Inc, 2009.
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2012.
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung, Remaja Rosdakarya,
2009.
Feist Jess and Feist Gregory J., Theories of Personality, Seventh Editions.
America: McGrow-Hill Companies. Inc. 2008.
George Jennifer M, and Jones Gareth R., Understanding and Managing
Organizational Behavior, Sixth Editon. New Jersey: Pearson
Edukational Inc, 2012.
George Jennifer m., and Jones Gareth R., Understanding and Managing
Organizational Behavior, Fifth Edition. New Jersey: Pearson
Education, Inc., 2008.
George R Terry, Principles of Management, terj. Winardi, Alumni, 2009.
George R. Terry, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
HE. Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2013.
Hery Noer Aly dan Muzier, Watak Pendidikan Islam, Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2008.
Hikmat, Manajemen Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Hopkins David, The Practice and Theory of School Improvement. New
York: Spinger, 2009.
Husaini Usman, manajemen Teori, Praktik, dan Riset pendidikan, Edisi
keempat. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Edisi
keempat. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

27
Hussein Fattah, Perilaku Pemimpin & Kinerja Pegawai, Budaya
Organisasi, Efikasi Diri, dan Kepuasan Kerja. Yogyakarta:
Elmatera, 2014.
Iskandar , Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kuantitatif dan
Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Press, 2014.
Ivancevich John M., Konopaske Robert dan Matteson Michael T., Perilaku
dan Manajemen Organisasi, Jilid 1, Edisi Ketujuh. Jakarta:
Erlangga: 2009.
Jabnoun Neceur, Islam and Management. Riyadh, Saudi Arabia,
International Islamic Publishing House, 2008.
Joko, Pengembangan Model Evaluasi Kemandirian Sekolah
Muhammadiyah Kabupaten Sleman, 2017
Judge Timothy A. And Klinger Ryan, Handbook Of Principles Of Organizational
Behavior, Second Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd, 2009.
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana Media Group, 2013.
Kadir,Satatistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data Dengan
Program SPSS/Lisrel Dalam Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2015.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya, 2010.
Luthans Fred, Organizational Behaviore An Evidence-Based Approach,
Edisi ke-dua belas. New York, McGraw-hill/Irwin, 2011.
Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta, 2009.
Mohamed Cheriet, et al. Character recognition systems : a guide for
students and practioners, United States of America, 2008.
M. Zainuddin, Paradigma Pendidikan Terpadu Menyiapkan Generasi Ulul
Albab, Malang: UIN Malang Press, 2008.
Mansur, Diskurnas Pendidikan Islam, Yogyakarta: Global Pustaka Utama,
2011.
Mulyono Abdurrahman, Pendiddikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, 2009.

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


2009.

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2009.

28
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriftif Kualitatif, Jakarta : GP Press
Group, 2013.
Norman K. Denzin & Yvonna S. Lincoln, Handbook Of Qualitative
Research, California:Teller, Road Thousand Oaks, 2008.

Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung :


PT. Remaja Rosda Karya, 2011.
M. Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management),
Edisi ketiga. Bogor: Galia Indonesia, 2015.
Mc Crae Robert R., and Costa Paul T., Personality in Adulthood A Five-
Factor Theory Perspective, Second Edition. New York, The Guilford
Press, 2009.
Merry Michael s., Culture, Identity, and Islamic Schooling A Philosophical
Approach. New York : Palgrave Macmillan, 2009.
Northouse Peter G., Kepemimpinan Teori dan Praktik, Alih Bahasa: Ati
Cahayani, Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks, 2013.
Northouse Peter G., Kepemimpinan Teori dan Praktik, Edisi ke enam, Alih
Bahasa: Dr. Ati Cahayani. Jakarta: PT Indeks, 2013.
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan, (
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013.
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Kepribadian dengan Persektif Baru.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media, 2013.
Purwanto, N, Psikologi Pendidika, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2010.
Ramayulis dan Samsul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam,
Jakarta: PT. Ciputat Press Group, 2009.
Reni Harwadi, Akselerasi, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia,
2009.
Robbins Stephen P. and Coulter Mary, Management, Eleventh Edition,
America: Prentice Hall, 2012.
Ridwan dan Engkos Achmad Kuncoro, Cara Menggunakan Part Analisis (
Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta, 2013.
Robbins Stephen P. and Coulter Mary, Management, Eleventh Edition.
America: Prentice Hall, 2012.
Robbins Stephen P. and Langton Nancy, Organizational Behavior, 2 nd.
Canada: Pearson Education, 2009.
Robbins Stephen P. and Judge Timothy A., Organizatiaonal
Behaviore,15th Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc., 2013.

29
Rostina Sundayana, Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta,
2014.
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi,
dan Jalur Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Schein Edgar H., Organizational Culture and Leadershi 4th Edition, (San
Francisco: Jossey-Bass, 2010.
Schermerhorn John R., at all, Organizational Behavior. Hoboken New York :
John Wiley & Sons, Inc, 2010.
Schien Edgar H., The Corporate Culture Survival Guide , Revised Edition. San
Francisco: Jossey-Bass, 2009.
Siswanto, Pengantar Manajemen, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2009.
Stolp Stephen and Smith Struarte, Transforming School Culture, Stories,
Symbols, Values & The Leader’s Role. America: ERIC
Clearinghouse on Educational Management, 2015.
Strinati Dominic, An Introduction to Theories of Popular Culture, Second
Edition. New York: Rautledge, 2009.
Sudarwan Danim, Kinerja Staf dan Organisasi. Bandung: Cv Pustaka
Setia, 2008.
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta:


Aditya Median: 2009.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2008.
Supardi U. S, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian Konsep Statistika yang
Lebih Komprehensif. Jakarta: Change Publication, 2014.
Syamsul Kurniawan dan Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh
Pendidikan Islam, Yogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi
pendidikan & Tenaga kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010.
Ujam Jaenudin, Psikologi Kepribadian. Bandung: Pustaka Setia, 2012.
Veithzal Rivai Zainal, dkk., Islamic Management Meraih Sukses Melalui
Praktik Manajemen Gaya Rasulullah Secara istiqomah. Yogyakarta:
BPFE,2013.
Wegner III John A. and Hollenbeck John R., Organizational Behavior:
Securing Competitive Advantage. New York: Routledge, 2010.
Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: PT Raja Garafindo persada.
2013.

30
Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Wirawan, Kepemimpinan Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi
dan Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014.
Yukl, Gary,Kepemimpinan dalam Organisasi, Edisi ketujuh, Alih Bahasa
Ati Cahayani. Jakarta: PT Indeks, 2015.

CURRICULUM
VITAE

Afi Parnawi Lahir di Pati pada 10 Januari


1982. Anak ke-5 dari 6 bersaudara. Ayah
bernama H. Suwadi dan Ibu Hj. Samini.
Menikah degan Ny. Ellis Siti Khotijah
pada tahun 2006 dan dikaruniai 5 orang
anak; Nadilla Intan Raikhanah, Naditta
Intan Raikhanah, Ikhsan Firdaus Al Muzakki, Hakim Firdaus Al
Muzakki dan Najla Intan Raikhanah.
Pendidikan terakhir Doktor dari UniversitasIslam Negeri
(UIN) STS Jambi dengan Prodi Manajemen Pendidikan Islam
selesai tahun 2018. Pernah menjabat sebagai Sekretaris
Jurusan PAI di STAI Ibnu Sina 2015-2018, Saat ini menjabat
sebagai Ketua Jurusan PAI 2018-2022. Selain itu mengajar di
STAI Ibnu Sina dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Selain itu pernah menjadi Kepala Sekolah SDIT Al Kautsar
Madani 2014-2016, Direktur Pendidikan Yayasan Budi Luhur
Batam 2016-2018, selain itu pernah menjadi Juara I Silat
Terbaik Kelas E atlit Persinas ASAD 2009, Sebagai Pelatih Silat
Persinas ASAD Kota Batam 2005-2013.

31
Beberapa karya ilmiah yang pernah dihasilkan antara lain (1)
Penulis buku Psikologi Belajar (2017), (2) Penulis buku
Optimalisasi Kepuasan Kerja Tenaga Kependidikan (2018),
(3) Penulis Jurnal Nasional dan Internasional, Strategic
Management of STAI Ibnu Sina Batam Leaders in Dealing
with Asean Economic Society (AEC), The Effect of
Management Knowledge and Leadership Style to Employee
Satisfaction in Madrasah Aliyah Negeri of Riau Islands
Province.

32
33

Anda mungkin juga menyukai