1
ABSTRACT
2
KATA PENGANTAR
Naskah Disertasi ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian
persyaratan untuk memperoleh gelar Doktor (S3) Manajemen Pendidikan Islam
(MPI) Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Thaha saifuddin Jambi.
Penulisan naskah disertasi ini, dilandasi beberapa kajian literatur yang
berhubungan dengan pengetahuan manajemen, gaya kepemimpinan,
komunikasi interpersonal, dan kepuasan kerja karyawan. Penelitian dilaksanakan
di MAN wilayah Provinsi Kepri bagian Tengah (Kota Batam), MAN wilayah
Provinsi Kepri bagian Barat (Kabupaten Bintan), MAN wilayah Provinsi Kepri
bagian Timur (Tanjung Pinang). dengan judul: “Pengaruh Pengetahuan
Manajemen, Gaya Kepemimpinan, dan Komunikasi Interpersonal terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan di Kepulauan Riau”.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu demi kelancaran dalam penyelesaian disertasi ini. Selama proses
penyelesaian naskah disertasi ini, banyak pihak yang telah memberikan
kontribusi baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Husein Ritonga, MA selaku Direktur Pascasarjana
UIN STS Jambi.
3. Ibu Dr. Risnita, M.Pd, selaku Wakil Direktur
4. Bapak Prof. Dr. H. Mukhtar, MPd, dan Ibu Dr. Risnita, MPd, selaku
Promotor I dan Promotor II.
5. Bapak Kepala Kesbanglinmas Provinsi Jambi yang telah memberikan izin
penelitian Provinsi Jambi.
6. Bapak Kepala Kesbanglinmas Provinsi Kepulauan Riau yang telah
memberikan izin penelitian Provinsi Kepulauan Riau.
7. Kepala MAN Kota Batam beserta guru dan staf.
8. Kepala MAN Kota Tanjung Pinang beserta guru dan staf.
9. Kepala MAN Kabupaten Bintan beserta guru dan staf.
10. Bapak dan Ibu dosen Pascasarjana UIN STS Jambi.
11. Bapak dan Ibu staf Pascasarjana UIN STS Jambi.
12. Kedua orang tua saya H. Suwadi dan Hj. Samini yang selalu mendoakanku.
13. Kedua Mertua saya H. Muhammad Yahya dan Hj. Sugiarti.
14. Istriku yang tercinta Ellis Siti Khotijah, S.Pd yang selalu setia
mendampingiku.
15. Teman-teman seperjuangan Pascasarjana UIN STS Jambi.
16. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sampaikan satu persatu.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan disertasi
ini, kiranya saran dan tanggapan guna penyempurnaan disertasi ini, akan penulis
terima. Semoga disertasi ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Akhirnya
penulis ucapakan terima kasih.
Jambi, 22 September 2018
Penulis
Afi Parnawi
3
PENDAHULUAN
1
Muhlisin, Profesionalisme Kinerja Karyawan Menyongsong Masa Depan 2008. Diunduh
dari http://muhlis.files.worpress.com/2008/05/profesionalisme-kinerja-karyawan--masa-
depan.doc/26 Januari 2017.
4
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan atau kompetensi profesional
seorang karyawan sangat menentukan mutu pendidikan dan tidak dapat
dipungkiri bahwa karyawan merupakan aset berharga organisasi
pendidikan, yaitu madrasah. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Day,
Christoper, et.al (2012) [2], menurutnya karyawan adalah aset madrasah
terbesar karena ia sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai.
5
that determines group performance and satisfaction concerns the
processes that go on within a work group such as communication,
decision making, conflict management, and the like.
6
lanjut dijelaskan oleh Northouse, kepemimpinan sebagai proses, diartikan
bahwa kepemimpinan merupakan peristiwa yang interaktif ada peristiwa
saling mempengaruhi antara pemimpin dan pengikut, elemen yang
terpenting dalam kepemimpinan adalah pengaruh yang menggambarkan
eksisitas seorang pemimpin, kelompok dipandang sebagai sasaran
kepemimpinan seseorang, tanpa kelompok kepemimpinan tidak akan
pernah ada, komponen yang mempersatukan pemimpin dan individu-
individu atau kelompok diperkuat dengan tujuan bersama.
7
penyesuaian diri dan hubungan sosial individu.2 Menurut Robbins dan
Judge, kepuasan adalah suatu perasaan positif seseorang (pelanggan)
tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi
karakteristiknya dan setelah membandingkan antara kinerja atau hasil
yang dirasakan (pelayanan yang diterima dan dirasakan) dengan yang
diharapkannya. Selain itu Rivai dan Mulyadi menjelaskan kepuasan
adalah penilaian dari seseorang tentang seberapa jauh pekerjaannya
secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya atau sikap umum yang
merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor
pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individu di luar kerja.
2
M.L. Blum dan J.C.Naylor., Industrial Psychology: It’s Theorical and social Fondation.
(New York: Harper and Row Publisher, 2013), hal. 6.
3
Colquitt Jason A., Lepine Jeffery A., and Wesson Michael J., Organizational Behavior
Improving Performance and Commitment in the Workplace (New York : McGraw-Hill, Inc
2009), hal 105.
8
attainment), (4) keadilan (equity) dan (5) komponen genetik, kepuasan
kerja merupakan fungsi sifat pribadi atau faktor genetik. Selain itu faktor
kinerja yang menantang, ganjaran yang setimpal, kondisi kerja, rekan
kerja yang mendukung, dan kesesuaian pekerjaan dengan kepribadian.4
Lebih lanjut teori dua faktor (two-factor theory), menurut Frederick
Harberg dalam Robbins dan Judge (2009), hubungan individu dengan
pekerjaan adalah mendasar dan sikap seseorang terhadap pekerjaan bisa
sangat baik menentukan keberhasilan atau kegagalan, selan itu menurut
Herzberg, faktor yang menghasilakan kepuasan kerja terpisah dari faktor
yang menimbulkan ketidakpusan kerja. Kondisi yang mempengaruhi
kepuasan kerja adalah pengawasan, imbalan kerja, kebijaksanaan
perusahaan, kondisi fisik pekerjaan, hubungan dengan individu lain dan
keamanan pekerjaan. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan
seperti peluang promosi, peluang pengembangan diri, pengakuan,
tanggung jawab, dan pencapaian.
4
Cepi Triatna, Perilaku Organisasi Dalam pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2015), hal. 110-111.
9
Adapun dimensi dan indikator dari kepuasan kerja karyawan adalah
sebagai berikut: (1) pekerjaan itu sendiri dengan tanggung jawab, minat
dan pergembangan diri, variasi pekerjaan, otonomi dalam bekerja (2)
Penghasilan atau kompensasi dengan indikator kecukupan pembayaran
gaji, tunjangan dan honor, ketepatan pembayaran gaji, tunjangan dan
honor, dan kesesuaian antara yang diharapkan dengan kenyataan yang
dibayarkan (3) pengawasan dengan indikator kejelasan tugas, tanggung
jawab, dan bimbingan dari supervisor, (4) promosi dengan indikator
dengan indikator kebijakan promosi, transparasi kesempatan promosi, dan
jenjang karir, dan (5) rekan kerja dengan indikator kecocokan sosial,
saling menghargai dan saling membantu dalam pekerjaan.
5
Jalaluddin, Filsafat Ilmu Pengetahuan (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 85.
10
daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi adalah sebagai aktifitas
manajemen.
Manajemen menurut G.Terry adalah usaha-usaha untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu dengan mempergunakan
kegiatan orang lain. Maka definisi tentang knowledge management pun
berbeda-beda tergantung siapa yang mendefinisikan dan dalam kontek
apa definisi tersebut diterapkan. Para professional informasi seperti
pustakawan, manajer rekod, dan arsiparis, menekankan pada manajemen
dokumen. Ahli teknologi informasi seperti pengembang software,
programmer, dan teknologi serupa, menitik beratkan pada hardware,
software, jaringan, dan telekomuniaksi. Demikian juga ahli pendidikan,
memiliki persepsi dan defenisinya sendiri tentang knowledge
management. Slocum dan Hellriegel menyatakan “knowledge
management is the art of adding or creating value by systematically
capitalizing on tehe know-how, experince, and judgment found both within
and outside an organization”.
Manajemen dalam sebuah organisasi untuk melaksanakan
kegiatan agar suatu tujuan dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
fungsi manajerial diaplikasikan dalam program penyelenggaraan
pendidikan di sekolah antara lain:
11
Spesific, Measurable, Achievable, Realistic, Timely. pendapat tersebut
maksudnya adalah sebuah target dan tujuan idealnya dapat dipahami
secara menyeluruh oleh semua pegawai dan dapat diterima akal,
tujuan yang hendak dicapai mestinya bersifat Spesifik, artinya terfokus,
dapat diukur artinya memiliki indicator pencapaian yang dapat diukur
tingkat ketercapaiannya, Dapat dicapai, maksudnya tujuan yang
ditetapkan itu memungkinkan untuk dicapai sesuai dengan sumber
daya yang ada, Sesuai dengan kenyataan maksudnya sesuai dengan
kondisi sumber daya yang dimiliki, dan ketepatan waktu. Sementara itu
Locke dan Gary yang dikutif MTD Training menyatakan bahwa ada
lima prinsip dalam menetapkan tujuan yaitu ; kejelasan, tantangan,
komitmen, umpan balik, dan tingkat kesulitan tugas (MTD Training,
2010).
2. Pengorganisasian (Organizing), meliputi tindakan-tindakan yang
menentukan aktivitas yang harus dilaksanakan dengan menempatkan
orang-orang yang melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut,
menentukan pembagian tugas sesuai dengan keadaan,
memperhitungkan tenaga, waktu, biaya yang seminim mungkin,
menetapkan fasilitas-fasilitas, mengalokasikan tugas, mendelegasikan
kekuasaan dan menetapkan hubungan-hubungannya. Menempatkan
sumber daya manusia harus sesuai dengan kemampuannya untuk
melakukan pekerjaan yang dibebankan padanya. Sumber Daya
Manusia sebuah sorganisasi terdiri dari semua usaha atau
kemampuan orang-orang yang bekerja pada organisasi itu
(Manmohan, 2013).
3. Pelaksanaan (Actuating), mencangkup keseluruhan tindakan dari
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan manusia yang merupakan
salah satu elemen management, hubungan antara sikap, moril, disiplin,
serta komunikasi individu dalam melaksanakan management.
Tindakan-tindakan inilah yang menggerakan seseorang untuk
melakukan aktivitasnya
12
4. Pegawasan (Controlling), mencangkup tindakan-tindakan untuk
melihat sejauhmana hasil yang diiaksanakan oleh ketiga fungsi dasar
di atas. Walaupun ketiga fungsi lainnya disusun dengan tepat dan
dilakukan dengan sebaik-baiknya tetapi apabila controlling tidak
berjalan maka usaha tidak akan berhasil dengan baik.
Berdasarkan teori yang telah diuraikan, maka yang dimaksud
dengan pengetahuan manajemen dalam penelitian ini adalah
pengetahuan tentang segala sesuatu yang diketahui berkaitan dengan
fakta, istilah dan kategori mengenai ruang lingkup fungsi manajemen
melalui proses penanaman nilai (value) kemanusian yang baik secara
terus menerus dan konsisten. Indikator dari pengetahuan tentang
manajemen dalam penelitian adalah (1) pengetahuan, (2) pemahaman,
(3) penerapan, (4) analisis, (5) sintesis, dan (5) evaluasi.
13
adalah proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok
individu untuk mencapai tujuan bersama.
Syafruddin (2010) menjelaskan kepemimpinan adalah kemampuan
untuk memperoleh tindakan dengan kepercayaan dan kerja sama. Orang
yang menjalankan kepemimpinan (leader), sedangkan orang yang
dipimpin disebut anggota atau pengikut (followers). Kepemimpinan
merupakan proses mempengaruhi yang dilakukan seorang pemimpin
kepada anggotanya. Rektor atau dekan adalah pemimpin bagi civitas
kampus yang dipimpinnya.
Sedangkan gaya kepemimpinan Karwati dan Priansa (2013)
menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan adalah sikap, gerak-gerik, atau
penampilan yang dipilih pemimpin dalam melaksanakan tugas
kepemimpinannya. Gaya yang dipakai oleh seorang pemimpin satu
dengan yang lainnya berbeda, tergantung pada situasi dan kondisi
kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang
dipergunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan adalah suatu pola
perilaku yang konsisten yang ditunjukkan oleh pemimpin dan ketahui
pihak lain ketika pemimpin berusaha mempengaruhi kegiatan-kegiatan
orang lain. Thoha (2010) mengemukakan gaya kepemimpinan adalah
suatu pola perilaku yang ditunjukkan dan diketahui oleh pihak lain ketika
berusaha mempengaruhi kegiatan-kegiatan orang lain.
14
Komunikasi adalah hal yang paling penting dalam kehidupan, sebab
dengan komunikasi kita bisa mengenal diri dan sesama lainnya, dan
karena komunikasi pula seseorang akan baik atau buruk, karena
komunikasi merupakan manifestasi dari ungkapan hati yang terpancar
melalui mulut, atau anggota tubuh. Sesuai dengan hakikat manusia
sebagai makhluk sosial, semua manusia terlibat dalam komunikasi.
Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non-verbal antara si
pengirim dan si penerima pesan untuk mengubah perilaku. Pengirim
maupun penerima pesan dapat berasal dari individu, kelompok atau
organisasi, anggota organisasi, dan pimpinan.6 Harnack dan Fest
menganggap komunikasi sebagai proses interaksi diantara orang untuk
tujuan integrasi intrapersonal dan interpersonal.7
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa
komunikasi interpersonal dalam penelitian ini adalah proses pengiriman
dan penerimaan informasi yang dilakukan karyawan dengan anggota
organisasi lainnya sehingga terjadi hubungan timbal balik, saling
mempengaruhi dan saling interaksi. Dalam melaksanakan tugasnya,
dapat dikelompokkan menjadi empat indikator, yaitu: (1) Menyampaikan
pesan dengan jelas, (2) Mendengarkan, (3) Menerima dan memberi
umpan balik, serta (4) Menangani interaksi emosional.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji keberlakuannya,
atau merupakan suatu jawaban sementara atas pertanyaan penelitian.8
Untuk menjawab permasalahan penelitian yang telah diajukan di atas dan
mencapai tujuan penelitian, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
6
A. Muhammad, Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2009, hal. 430
7
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 8.
8
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2012), hal. 76.
15
2. Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan (X2) terhadap kepuasan
kerja karyawan (X4) di MAN Provinsi Kepulauan Riau
3. Terdapat pengaruh pengetahuan manajemen (X1) dan gaya
kepemimpinan (X2) terhadap kepuasan kerja karyawan (X4) di MAN
Provinsi Kepulauan Riau
4. Terdapat pengaruh pengetahuan manajemen (X1) terhadap
komunikasi interpersonal (X3) di MAN Provinsi Kepulauan Riau
5. Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan (X2) terhadap komunikasi
interpersonal (X3) di MAN Provinsi Kepulauan Riau
6. Terdapat pengaruh pengetahuan manajemen (X1) dan gaya
kepemimpinan (X2) secara bersama-sama terhadap komunikasi
interpersonal (X3) di MAN Provinsi Kepulauan Riau
7. Terdapat pengaruh komunikasi interpersonal (X3) terhadap kepuasan
kerja karyawan (X4) di MAN Provinsi Kepulauan Riau
8. Terdapat pengaruh pengetahuan manajemen (X1), terhadap
kepuasan kerja karyawan (X4) melalui komunikasi interpersonal (X3)
di MAN Provinsi Kepulauan Riau
9. Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan (X2), terhadap kepuasan
kerja karyawan (X4) melalui komunikasi interpersonal (X3) di MAN
Provinsi Kepulauan Riau
10. Terdapat pengaruh pengetahuan tentang manajemen (X1) gaya
kepemimpinan (X2) dan komunikasi interpersonal (X3) secara
bersama-sama terhadap kepuasan kerja karyawan (X4) di MAN
Provinsi Kepulauan Riau
F. METODOLOGI PENELITIAN
Objek penelitian ini adalah Madrasah Aliyah Negeri Provinsi
Kepulauan Riau, unit analisisnya adalah karyawan Madrasah Aliyah
Negeri Provinsi Kepulauan Riau. Metode penelitian ini adalah dengan
metode survei untuk meneliti persepsi responden. Populasi penelitian
adalah seluruh karyawan Madrasah Aliyah Negeri di Kepulauan Riau
16
dengan jumlah 222 karyawan. Penentuan sampel ditentukan dengan
teknik purposive random sampling, sehingga diperoleh jumlah sampelnya
(n) sebanyak 97 orang. Instrument yang digunakan pada riset ini adalah
kuesioner.
G. Kesimpulan.
Berdasarkan analisis pengolahan data dan pembahasan yang telah
dipaparkan pada bab sebelumnya. Maka diambil kesimpulan dalam
penelitian ini antara lain:
1. Terdapat pengaruh langsung pengetahuan manajemen (X1) terhadap
kepuasan kerja karyawan (X4). Berdasarkan hasil perhitungan analisis
diperoleh nilai thitung (7,686) > ttabel (1,994), sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Berarti pengetahuan manajemen memberikan pengaruh
yang signifikan bagi kepuasan kerja karyawan.
2. Terdapat pengaruh langsung gaya kepemimpinan (X2) terhadap
kepuasan kerja karyawan (X4). Berdasarkan hasil perhitungan analisis
diperoleh nilai thitung (6,65) > ttabel (1,994), sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Berarti gaya kepemimpinan yang berkembang di lembaga
tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi kepuasan kerja
karyawan.
3. Terdapat pengaruh langsung pengetahuan manajemen (X1) dan gaya
kepemimpinan (X2) terhadap kepuasan kerja karyawan (X4).
Berdasarkan hasil perhitungan analisis diperoleh nilai Fhitung (24,217) >
Ftabel (3,14), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti pengetahuan
manajemen dan komunikasi interpersonal yang tinggi di lembaga
tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi kepuasan kerja
karyawan.
4. Terdapat pengaruh langsung pengetahuan manajemen (X1) terhadap
komunikasi interpersonal (X3). Berdasarkan hasil perhitungan analisis
diperoleh nilai thitung (2,73) > ttabel (1,994), sehingga H0 ditolak dan H1
17
diterima. Berarti pengetahuan manajemen memberikan pengaruh
yang segnifikan terhadap komunikasi interpersonal.
5. Terdapat pengaruh langsung gaya kepemimpinan (X2) terhadap
komunikasi interpersonal (X3). Berdasarkan hasil perhitungan analisis
diperoleh nilai thitung (3,95) > ttabel (1,994), sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Berarti gaya kepemimpinan yang tinggi memberikan
pengaruh yang segnifikan bagi komunikasi interpersonal.
6. Terdapat pengaruh langsung pengetahuan manajemen (X1) dan gaya
kepemimpinan (X2) terhadap komunikasi interpersonal (X3).
Berdasarkan hasill perhitungan analisis diperoleh nilai Fhitung (27,55) >
Ftabel (3,14), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti pengetahuan
manajemen dan gaya kepemimpinan yang tinggi di lembaga tersebut
memberikan pengaruh yang signifikan bagi komunikasi interpersonal.
7. Terdapat pengaruh langsung komunikasi interpersonal (X3) terhadap
kepuasan kerja karyawan (X4). Berdasarkan hasil perhitungan analisis
diperoleh nilai thitung (8,92) > ttabel (1,994), sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Berarti komunikasi interpersonal memberikan pengaruh yang
signifikan bagi kepuasan kerja karyawan.
8. Terdapat pengaruh pengetahuan manajemen (X1) terhadap kepuasan
kerja karyawan (X4) melalui komunikasi interpersonal (X3)
Berdasarkan hasil perhitungan analisis diperoleh nilai thitung (7,99) > ttabel
(1,946), sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti pengetahuan
manajemen memberikan pengaruh yang segnifikan bagi kepuasan
kerja karyawan melalui komunikasi interpersonal.
9. Terdapat pengaruh gaya kepemimpinan (X2) terhadap kepuasan kerja
karyawan (X4) melalui komunikasi interpersonal (X3). Berdasarkan
hasil perhitungan analisis diperoleh nilai thitung (8,39) > ttabel (1,994),
18
10. Terdapat pengaruh langsung pengetahuan manajemen (X1), gaya
kepemimpinan (X2) dan komunikasi interpersonal (X3) terhadap
kepuasan kerja karyawan (X4). Berdasarkan hasil perhitungan analisis
jalur diperoleh nilai Fhitung (99) > Ftabel (3,14), sehingga H0 ditolak dan H1
diterima. Berarti pengetahuan manajemen, gaya kepemimpinan dan
komunikasi interpersonal memberi pengaruh yang signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan.
Novelty dari hasil penelitian ini bisa dilihat dari model sebagai berikut:
H. Implikasi.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengetahuan
manajemen, gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal
terhadap kepuasan kerja karyawan. Tingkat kepuasan kerja karyawan
19
terhadap pengetahuan manajemen maupun sebaliknya, sangat
diperlukan karena melalui pengetahuan manajemen; faham manajemen
secara teori dan praktek, mampu menerapkan secara keseluruhan,
serta melaksanakan rencana, kerja dan kontrol maka akan tercipta
kepuasan kerja; hati sejuk, senang, ridha terhadap tanggungjawabnya.
Penelitian ini telah membuktikan pengetahuan manajemen (X1),
gaya kepemimpinan (X2) dan komunikasi interpersonal (X3)
berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan (X4).
20
3. Untuk meningkatkan komunikasi interpersonal maka harus dibangun
pengetahuan manajemen. Membangun pengetahuan manajemen
dilandasi dari kesadaran diri, bahwa seorang pemimpin mampu
mengendalikan hawa nafsunya jangan sampai tidak bisa menjaga
emosinya. Walaupun bad mood seorang pemimpin bisa mengontrol
emosi.
4. Untuk meningkatkan komunikasi interpersonal maka harus
ditingkatkan gaya kepemimpinan. Seorang pemimpin harus mampu
menunjukkan cara berbicara yang baik, enak didengar, pahit madu
sopan santun, tata krama papan, empan adhepan dan saling menjaga
perasaan agar satu sama lain tetap utuh terjaga kerukunannya.
5. Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan maka harus
ditingkatkan komunikasi interpersonal. Semakin baik pelayanan,
pembicaraan seorang pemimpin terhadap karyawannya maka
karyawan semakin matang, semakin dewasa, semakin bangga punya
pemimpin yang sangat baik.
6. Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan maka harus dibangun
pengetahuan manajemen, dan gaya kepemimpinan. Pengetahuan
dalam mengatur karyawan sangat diperlukan bagi seorang kepala
madrasah. Apalagi dalam sebuah organisasi yang dihadapi banyak
orang, berbagai macam karakter akan sangat nampak sekali. Untuk
meningkatkan kepuasan kerja karyawan maka harus dibangun
komunikasi interpersonal melalui gaya kepemimpinan. Komunikasi
yang dilakukan secara baik, secara berkesinambungan dengan tujuan
untuk meningkatkan tali silaturrahim dan mencari hal-hal yang
bermanfaat, maka akan menemukan suatu manisnya dalam
pembicaraan, sehingga akan terasa nyaman. Demikian juga dalam
bekerja karyawan merasa sangat menikmati dan bahagia dengan
pekerjaanya. Apalagi diberikan reward maka kerja akan semangat.
Sikap pemimpin sangat menentukan lajunya perkembangan disuatu
madrasah. Pemimpin yang menunjukkan sikap tenang, penuh
21
kewibawaan dan kearifan maka akan selalu disukai semua
karyawannya.
7. Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan maka harus dibangun
pengetahuan manajemen melalui komunikasi interpersonal.
Kemampuan seseorang dalam menerapkan aturan di suatu
madrasah akan menjadi modal bagi seorang pemimpin. Dengan
punya kemampuan, itikad baik dan keberanian dalam mengelola
madrasah maka akan membawa dampak yang positif untuk
madrasah dan karyawan akan selalu betah dalam bekerja.
8. Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan maka harus dibangun
gaya kepemimpinan melalui komunikasi interpersonal. Seorang
pemimpin sangat menentukan kesuksesan madrasah
dilingkungannya, dengan cara banyak mencari informasi terkait hal-hal
apa yang harus dibenahi dan dievaluasi dalam sebuah lembaga.
9. Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan maka harus dibangun
pengetahuan manajemen, gaya kepemimpinan, dan komunikasi
interpersonal. Dalam sebuah kenyamanan hati, kelapangan hati,
kesesuaian pendapatan itu ditentukan bagaimana seorang pemimpin
harus menjaga perasaan, saling memperhatikan dan menjaga hak
antara sesama karyawan.
Selain itu pemimpin juga menerapkan kemampuan dalam menunjuk
karyawan untuk ditempatkan bidang kerjaannya. Jika pemimpin salah
mengambil tindakan salah menempatkan karyawan untuk
mengerjakan pekerjaaan maka karyawan sulit untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan baik.
Pemimpin juga harus menciptakan komunikasi didalam madrasah
dengan baik, seorang kepala madrasah dan satu-satunya karyawan,
dimana saja, kapan saja selalu bisa tetap-menetapi memerlukan dan
mempersungguh cara berbicara yang baik, lemah lembut, santun,
saling menjaga perasaan, tidak boleh merusak hak asasinya dan
saling percaya dan bisa mempercayai, maka akan terwujud karyawan
22
merasa senang dan betah terhadap kerjaannya dan karyawan merasa
bangga punya kepala madrasah yang baik hati.
I. Rekomendasi.
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah disusun, dapat
dikemukakan beberapa rekomendasi bagi perwujudan kepuasan kerja
karyawan lebih baik, yaitu sebagai berikut:
1. Kepada kepala madrasah yang ada di provinsi kepulauan Riau agar
terus meningkatkan pengetahuaan manajemen di lembaga yang
dipimpinnya. Memang ada banyak hal yang telah dilakukan oleh kepala
madrasah, sehingga kondisi madrsaah sekarang dalam berbagai hal
lebih baik dari kondisi-kondisi sebelumnya. Namun tuntutan
pekembangan zaman, perubahan situasi dan kondisi, tantangan
globalisasi, dan dunia kerja yang semakin kompetitif, mengharuskan
para kepala madrasah bekerja lebih keras dan lebih cerdas.
2. Kepada pemerintah daerah (PEMDA) baik pemerintah provinsi maupun
kabupaten/kota, agar memberikan perhatian yang lebih maksimal
memperhatikan Madrasah Aliyah yang ada di provinsi Kepulauan Riau.
3. Kepada pengawas pembina madrasah agar lebih memberikan
perhatian kepada sekolah untuk terus berkarya dan melakukan
perubahan kearah yang lebih baik lagi demi anak bangsa.
J. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, dapat dikemukakan
beberapa saran bagi perwujudan dan peningkatan kepuasan kerja
karyawan di provinsi Kepualauan Riau sebagai berikut:
Pertama, hendaknya para kepala madrasah aliyah di provinsi
Kepualauan Riau untuk memperbaiki pengetahuan manajemen, gaya
kepemimpinan dan komunikasi interpersonal dalam melaksanakan
tugas untuk peningkatan kepuasan kerja karyawan. Tiga hal ini secara
sendiri-sendiri dan simultan memberikan pengaruh positif terhadap
kepuasan kerja karyawan. Upaya peningkatan kepuasan kerja
23
karyawan banyak dipengaruhi oleh pengetahuan manajemen. Hal ini
menunjukkan bahwa pimpinan memiliki tanggungjawab bagi
pengembangan kepuasan kerja karyawan.
Kedua, diharapkan kepala madrasah di provinsi Kepulauan Riau
untuk mewujudkan kepuasan kerja karyawan untuk semua kegiatan di
organisasi dan di luar organisasi madrasah di provinsi Kepulauan Riau
berwenang dalam menumbuh kembangkan gaya kepemimpinan yang
positif serta menanamkan komunikasi interpersonal bagi seluruh
karyawan. Dukungan pengelola sangat penting sebagai wujud nyata
pelaksanaan tugas dan menjadikan organisasi sebagai agen
perubahan yang mampu mendorong dan memotivasi terjadinya
perubahan dalam semua aspek di madrasah. Pengelola madrasah
dapat membantu karyawan dalam peningkatan kepuasan kerja
karyawan melalui: (1) dengan meningkatkan pengetahuan manajemen,
kepemimpinan yang baik dicirikan oleh sifat-sifat yaitu (1) manusiawi; (2)
memandang jauh kedepan; (3) inspiratif (kaya akan gagasan; dan (4) percaya
diri.
Ketiga, tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan adalah
penelitian-penelitian yang lain yang berkaitan dengan kepuasan kerja
karyawan dengan mengkaji variabel-variabel lain yang diduga
berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap
kepuasan kerja karyawan dengan responden yang luas.
Keempat, bagi kepala madrasah bahkan bagi mereka yang
berkepentingan dengan keberhasilan karyawan di madrasah
diharapkan mampu mendorong pengembangan anggota yang
berorientasi pada peningkatan kepuasan kerja karyawan disamping
pengetahuan manajemen dan gaya kepemimpinan serta komunikasi
interpersonal yang dilakukan secara berkala.
Kelima, diharapkan Kantor Kementerian Agama wilyah Kepulauan
Riau dan pihak lain yang berkepentingan termasuk para praktisi dan
pemerhati pendidikan dapat memfasilitasi peningkatan kualitas
24
karyawan melalui upaya–upaya yang mampu mendorong peningkatan
kepuasan kerja karyawan. Hal ini perlu dilakukan begitu agar secara
otomatis dapat melakukan perubahan kearah yang lebih baik di sekolah
terutama pada proses manajemen pelatihan. Oleh karena itu, melalui
kepuasan kerja karyawan yang semakin meningkat, diharapkan mampu
mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik
K. Kata Penutup
Demikianlah hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pembaca, peneliti selanjutnya dan kepada pihak yang terlibat dalam
penelitian ini, antara lain, karyawan dalam menjalankan tugasnya
selayaknya tidak menjadikan dirinya sebagai pemegang kekuasaan yang
mutlak. Oleh karena itu dalam menjalankan tugas idealnya dilakukan
bersama-sama dengan pimpinan, guna untuk menumbuhkan kepuasan
karyawan terhadap pekerjaan. kepuasan yang dimiliki karyawan sangat
dibutuhkan guna mewujudkan hubungan sosial di madrasah yang baik.
Dalam penelitian dimasa mendatang hasil penelitian menjadi lebih
komprehensif dan respresentatif, maka ada baiknya untuk melibatkan
stakeholders sebagai responden untuk menilai kepuasan kerja karyawan.
Hal ini dikarenakan stakeholders juga merupakan bagian dari madrasah
yang turut memajukan pendidikan di madarsah dalam rangka mencapai
tujuan madrasah yang akan memberikan kontribusi terhadap pengetahaun
manajemen, gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonal terhadap
kepuasan kerja karyawan.
25
L. DAFTAR PUSTAKA
26
Cloninger Susan C., Theories of Personality: Understanding Persons,
Fourth Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall, 2009.
Colquitt Jason A., LePine Jeffery A., and Wesson Michael J.,
Oganizational Behavior Improving Performance and Commitment in
the Workplace. New York. McGraw-Hill.2009.
Creswell John W., Educational Research Planning, Conducting, and
Evaluating Quantitative and Qualitative Research, Fifth Edition,
(New Jersey: Pearson Educational, Inc.,2015.
Deal Terrence E., and Peterson Kent D., Shaping School Culture Pitfalls,
Paradoxes & Promises, Scond Edition. San Francisco: Jossey-
Bass, Inc, 2009.
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2012.
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung, Remaja Rosdakarya,
2009.
Feist Jess and Feist Gregory J., Theories of Personality, Seventh Editions.
America: McGrow-Hill Companies. Inc. 2008.
George Jennifer M, and Jones Gareth R., Understanding and Managing
Organizational Behavior, Sixth Editon. New Jersey: Pearson
Edukational Inc, 2012.
George Jennifer m., and Jones Gareth R., Understanding and Managing
Organizational Behavior, Fifth Edition. New Jersey: Pearson
Education, Inc., 2008.
George R Terry, Principles of Management, terj. Winardi, Alumni, 2009.
George R. Terry, Dasar-Dasar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
HE. Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2013.
Hery Noer Aly dan Muzier, Watak Pendidikan Islam, Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2008.
Hikmat, Manajemen Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Hopkins David, The Practice and Theory of School Improvement. New
York: Spinger, 2009.
Husaini Usman, manajemen Teori, Praktik, dan Riset pendidikan, Edisi
keempat. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Edisi
keempat. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
27
Hussein Fattah, Perilaku Pemimpin & Kinerja Pegawai, Budaya
Organisasi, Efikasi Diri, dan Kepuasan Kerja. Yogyakarta:
Elmatera, 2014.
Iskandar , Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kuantitatif dan
Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Press, 2014.
Ivancevich John M., Konopaske Robert dan Matteson Michael T., Perilaku
dan Manajemen Organisasi, Jilid 1, Edisi Ketujuh. Jakarta:
Erlangga: 2009.
Jabnoun Neceur, Islam and Management. Riyadh, Saudi Arabia,
International Islamic Publishing House, 2008.
Joko, Pengembangan Model Evaluasi Kemandirian Sekolah
Muhammadiyah Kabupaten Sleman, 2017
Judge Timothy A. And Klinger Ryan, Handbook Of Principles Of Organizational
Behavior, Second Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd, 2009.
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, Skripsi, Tesis, Disertasi, & Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana Media Group, 2013.
Kadir,Satatistika Terapan Konsep, Contoh dan Analisis Data Dengan
Program SPSS/Lisrel Dalam Penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2015.
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya, 2010.
Luthans Fred, Organizational Behaviore An Evidence-Based Approach,
Edisi ke-dua belas. New York, McGraw-hill/Irwin, 2011.
Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta, 2009.
Mohamed Cheriet, et al. Character recognition systems : a guide for
students and practioners, United States of America, 2008.
M. Zainuddin, Paradigma Pendidikan Terpadu Menyiapkan Generasi Ulul
Albab, Malang: UIN Malang Press, 2008.
Mansur, Diskurnas Pendidikan Islam, Yogyakarta: Global Pustaka Utama,
2011.
Mulyono Abdurrahman, Pendiddikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, 2009.
2009.
28
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriftif Kualitatif, Jakarta : GP Press
Group, 2013.
Norman K. Denzin & Yvonna S. Lincoln, Handbook Of Qualitative
Research, California:Teller, Road Thousand Oaks, 2008.
29
Rostina Sundayana, Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta,
2014.
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurahman, Analisis Korelasi, Regresi,
dan Jalur Dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Schein Edgar H., Organizational Culture and Leadershi 4th Edition, (San
Francisco: Jossey-Bass, 2010.
Schermerhorn John R., at all, Organizational Behavior. Hoboken New York :
John Wiley & Sons, Inc, 2010.
Schien Edgar H., The Corporate Culture Survival Guide , Revised Edition. San
Francisco: Jossey-Bass, 2009.
Siswanto, Pengantar Manajemen, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2009.
Stolp Stephen and Smith Struarte, Transforming School Culture, Stories,
Symbols, Values & The Leader’s Role. America: ERIC
Clearinghouse on Educational Management, 2015.
Strinati Dominic, An Introduction to Theories of Popular Culture, Second
Edition. New York: Rautledge, 2009.
Sudarwan Danim, Kinerja Staf dan Organisasi. Bandung: Cv Pustaka
Setia, 2008.
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
30
Wibowo, Manajemen Kinerja, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Wirawan, Kepemimpinan Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi
dan Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014.
Yukl, Gary,Kepemimpinan dalam Organisasi, Edisi ketujuh, Alih Bahasa
Ati Cahayani. Jakarta: PT Indeks, 2015.
CURRICULUM
VITAE
31
Beberapa karya ilmiah yang pernah dihasilkan antara lain (1)
Penulis buku Psikologi Belajar (2017), (2) Penulis buku
Optimalisasi Kepuasan Kerja Tenaga Kependidikan (2018),
(3) Penulis Jurnal Nasional dan Internasional, Strategic
Management of STAI Ibnu Sina Batam Leaders in Dealing
with Asean Economic Society (AEC), The Effect of
Management Knowledge and Leadership Style to Employee
Satisfaction in Madrasah Aliyah Negeri of Riau Islands
Province.
32
33