Anda di halaman 1dari 9

PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN

PEMBELAJARAN YANG PENUH MAKNA


PEMBELAJARAN SEBAGAI PEMECAHAN MASALAH

RAHMAN UTOMO
MUSLIM
LATAR BELAKANG
 Keberhasilan seorang guru di dalam kelas sangat dipengaruhi
oleh proses pembelajaran yang berlangsung. Pada masa
terdahulu guru berperan sebagai satu-satunya sumber belajar,
sehingga terkesan dalam kelas bahwa guru adalah sosok yang
paling pintar. Hal ini mengakibatkan kegiatan pembelajaran di
kelas searah dan terasa sangat membosankan sehingga daya
serap terhadap materi yang diberikan sangat rendah.

 Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pembelajaran yang


masih sebagai bagian dari PAIKEM yaitu pembelajaran yang
menyenangkan dan model-model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam PAIKEM yaitu pembelajaran pemecahan
masalah (problem based learning) dan pembelajaran yang
penuh makna (meaningful learning).
PENGERTIAN PAIKEM
 PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan
sebagai: pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan
bersama metode tertentu dan pelbagai media pengajaran yang disertai
penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi
aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan demikian, para
siswa merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan ketrampilan
yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga memungkinkan siswa melakukan
kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman, dan
ketrampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata “disuapi” guru. Di
antara metode-metode mengajar yang amat mungkin digunakan untuk
mengimplementasikan PAIKEM, ialah:
1). Metode ceramah plus;
2). Metode diskusi;
3). Metode demonstrasi;
4). Metode role-play; dan
5). Metode simulasi.
PEMBELAJARAN MENYENANGKAN
 Pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning), perlu dipahami secara
luas, bukan hanya berarti selalu diselingi dengan lelucon, banyak bernyayi
atau tepuk tangan yang meriah. Pembelajaran yang menyenangkan adalah
pembelajaran yang dapat dinikmati siswa. Siswa merasa nyaman, aman dan
asyik. Perasaan yang mengasyikan mengandung unsur inner motivation,
yaitu dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu.

 Adapun ciri-ciri pembelajaran yang menyenangkan, adalah:


 Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat tegang (stress),
aman, menarik, dan tidak membuat siswa ragu melakukan sesuatu meskipun keliru
untuk mencapai keberhasilan yang tinggi;
 Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang relevan;
 Terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan;
 Adanya situasi belajar yang menantang (challenging) bagi peserta didik untuk
berpikir jauh ke depan dan mengeksplorasi materi yang sedang dipelajari;
 Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa belajar bersama,
dan ketika ada humor, dorongan semangat, waktu istirahat, dan dukungan yang
enthusiast.
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
 Problem-Based Instruction (PBI) memusatkan pada masalah
kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan
masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan
dialog.
 Beberapa tahapan yang perlu guru lalui dalam pembelajaran berbasis
masalah, yaitu:
 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistic yang dibutuhkan.
Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan yang dipilih.
 Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topic, tugas, jadwal, dan
lain-lain).
 Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
 Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
 Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
SOLVING DALAM PERSPEKTIF ISLAM
 Rahmat Hidayat menjelaskan metode Nabi dalam memecahkan
masalah adalah dengan berdiskusi, karena metode tersebut
adalah metode yang logis dalam memberikan jawaban, karena
cara itu dapat membuat ilmu yang disampaikan bisa masuk ke
dalam hati dan pikiran pendengarnya. Bahkan memperhatikan
penggunaan kata yang sederhana dalam berdiskusi akan
membuat para murid berperan aktif dalam berbicara sehingga
terjadi interaksi yang dinamis. Rasulullah SAW. menjawab suatu
masalah yang dipertanyakan murid beliau selalu dengan
DISKUSI, sebelum memberikan jawaban, sehingga ada proses
berkomunikasi, berpikir, menafsirkan masalah, membuat
argumentasi dan menyimpulkan masalah.
MODEL PEMBELAJARAN PENUH
MAKNA (MEANINGFUL LEARNING)
 Belajar bermakna (meaningful learning) yang
digagas David P. Ausubel adalah suatu proses
pembelajaran dimana siswa lebih mudah
memahami dan mempelajari, karena guru mampu
dalam memberi kemudahan bagi siswanya sehingga
mereka dengan mudah mengaitkan pengalaman
atau pengetahuan yang sudah ada dalam
pikirannya. Sehingga belajar dengan “membeo”
atau belajar hafalan (rote learning) adalah tidak
bermakna (meaningless) bagi siswa. Belajar hafalan
terjadi karena siswa tidak mampu mengaitkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang lama.
MODEL PEMBELAJARAN KEBERMAKNAAN
DALAM PERSPEKTIF ISLAM
 Cara Nabi Saw. mengajar adalah dengan PRAKTIKUM.
Dan penerapannya dengan menggunakan 2 teknik:
DENGAN TELADAN dan DENGAN PERBUATAN. Nabi Saw.
adalah contoh hidup (teladan) yang baik dari apa yang
beliau ajarkan kepada para sahabatnya. Tidak ada satu
keutamaan yang dianjurkan kecuali beliau lakukan,
bahkan mendahului yang lain dalam mengamalkannya.
Sebaliknya, tidak ada kejelekan yang beliau larang,
kecuali beliau orang yang paling jauh darinya.
 Ketika mengajar sesuatu tentang Islam, Nabi Saw.
menjelaskannya dengan perbuatan. Seperti
mengajarkan tata cara wudhu, tayamum dan tata cara
shalat dengan penjelasan melalui tindakan.
KESIMPULULAN
 Adalah pendekatan mengajar (approach learning)
yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik
haruslah tidak monoton dan satu arah, ketersediaan
model-model pengajaran yang komunikatif dan
bermakna serta menyenangkan yang harus
dilakukan, dilaksanakan oleh guru supaya terjadinya
suasana yang menyenangkan dan diharapkan peserta
didik dapat berkreasi, berinovasi, aktif dan memiliki
karakter yang kuat dalam kehidupannya. Pengajaran
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. adalah
sebaik-baik pengajaran dengan berpedoman pada Al
Qur’an , dan perilaku yang ditunjukkan oleh Nabi
adalah sebaik-baik ketauladanan.

Anda mungkin juga menyukai