Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 36 mengamanatkan
agar kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan disusun dan dikembangkan: (a) dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik; (b) sesuai dengan jenjang
pendidikan; dan (c) dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan prinsip diversifikasi itu,
pemerintah tidak lagi menetapkan kurikulum nasional. Oleh karena itu, kurikulum yang berlaku pada
satuan pendidikan penyusunannya diserahkan di tingkat satuan pendidikan dalam bentuk Kurikulum
Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP). Sedangkan untuk menjamin mutu minimal layanan pendidikan
dengan KTSP yang variatif, dapat mengacu pada delapan standar nasional pendidikan yaitu: (a) Standar
isi, (b) Standar Kompetensi Lulusan, (c) Standar Proses, (d) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
(e) Standar Sarana dan Prasarana, (f) Standar Pengelolaan, (g) Standar Pembiayaan, dan (h) Standar
Penilaian Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 ayat 16 berbunyi kurikulum adalah
separangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Pada ayat 20 berbunyi, kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Rumusan-rumusan ini mengandung
beberapa hal, yaitu: (a) kurikulum harus berupa rencana yang berisi visi, misi dan tujuan yang menjadi
arah kurikulum yang disusun, bahkan struktur kurikulum yang lengkap sampai kepada rencana
pelaksanaan pembelajaran; (b) kurikulum mengandung pengaturan bagi pelaksana kurikulum yang
memberikan rambu-rambu dalam mengimplementasikannya yang harus ditaati oleh yang berperan dan
bertanggung jawab melaksanakannya; (c) kurikulum ini karena disusun dan dilaksanakan oleh satuan
pendidikan, maka disebut dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau disingkat KTSP.
KTSP merupakan suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang dilekatkan pada posisi yang paling
dekat dengan pembelajaran, yaitu madrasah atau satuan pendidikan. Madrasah memiliki otoritas penuh
dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan madrasah. Untuk
mewujudkan hal tersebut satuan pendidikan madrasah dapat melakukan inovasi dan mengembangkan
KTSP pada struktur kurikulum, beban belajar, mengembangkan strategi, muatan lokal, ekstra kurikuler
dan kebutuhan prioritas madrasah.
Keputusan Menteri Agama Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada
Madrasah menjelaskan bahwa satuan pendidikan dapat melakukan inovasi dan pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai kebutuhan peserta didik, akademik, social budaya dan
kebutuhan madrasah. Inovasi dan pengembangan KTSP meliputi struktur kurikulum, beban belajar, desain
pembelajaran, muatan lokal dan ekstrkurikuler. Dengan demikian bagi satuan pendidikan yang ingin
melakukan terobosan-terobosan dalam penyelenggaraan pendidikan di madrasahnya, dapat melakukan
inovasi dalam pengembangan KTSP madrasahnya. Dalam pengembangan KTSP, pedoman yang
digunakan adalah petunjuk teknis pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang
disusun oleh Dirjen Pendis Kementerian Agama Jakarta..
Bahwa saat ini seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia terdampak penyebaran
Covid-19. Selain itu di beberapa daerah di wilayah Indonesia terdapat juga yang terdampak musibah atau
bencana lain walaupun bersifat lokal.. Dalam kondisi darurat, kegiatan pembelajaran tidak bisa berjalan
secara normal seperti biasanya, namun demikian siswa harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan
pembelajaran. Pada masa darurat Covid-19 ini, madrasah tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran di
tengah kondisi darurat sesuai dengan kondisian kreatifitas madrasah. Siswa belajar dari rumah dengan
bimbingan dari guru dan orang tua. Oleh karena itu Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Jakarta
mengeluarkan Surat Keputusan Nomer 2791 Tahun 2020 tentang Panduan Kurikulum Darurat Pada
Madrasah, yang menjadi dasar madrasah dalam melaksanakan pembelajaran di masa pandemi covid-19.
Pembelajaran yang kami laksanakan adalah pembelajaran jarak jauh, secara online/daring (dalam
jaringan) secara penuh, dan sebagian pembelajaran jarak jauh secara luring (luar jaringan). Beberapa
kendala antara lain, keterbatasan SDM, keterbatasan sarana berupa laptop atau HP yang dimiliki siswa,
kesulitan akses internet dan keterbatasan kuota internet siswa yang disediakan orang tuanya, dan
sebagainya. Kondisi yang seperti ini menuntut adanya perubahan paradigma pada perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil belajar. Kegiatan pembelajaran tidak hanya
dilaksanakan sepenuhnya di madrasah, tetapi siswa dapat belajar dari rumah. Kegiatan pembelajaran yang
tadinya lebih banyak dilaksanakan secara tatap muka antara guru dengan siswa di kelas, berubah menjadi
pembelajaran jarak jauh secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan). Kegiatan belajar dari
rumah menuntut adanya kolaborasi, partisipasi dan komunikasi aktif antara guru, orang tua dan siswa.
Belajar dari rumah tidak sekedar memenuhi tuntutan kompetensi (KI-KD) pada kurikulum, tetapi lebih
ditekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia, ubudiyah dan kemandirian siswa. Guru harus
lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi pelajaran dan memberi tugas kepada siswa, agar
terwujud pembelajaran yang bermakna, inspiratif dan menyenangkan agar siswa tidak mengalami
kebosanan belajar dari rumah. Agar kegiatan pembelajaran pada masa darurat berjalan dengan baik dan
optimal, kami berpedoman pada Panduan Kurikulum Darurat pada Madrasah, yang disusun Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam Kementerian agama Republik Indonesia Konsep Dasar KTSP

B. Landasan Hukum KTSP


Landasan pengembangan KTSP di madarsah adalah sebagai berikut :
1. Landasan Filosofis
a. Madrasah sebagai satuan pendidikan formal dengan kekhasan pembelajaran Islam yang
mendasarkan kepada Alquran dan Hadis sebagai sumber utama.
b. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan
masa mendatang.
c. Target utama pendidikan madrasah adalah pembentukan karakter mulia atau akhlakul karimah
serta pembekalan kompetensi sebagai bekal masa depan peserta didik.
d. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
e. Guru adalah sosok teladan yang baik bagi peserta didik.

2. Landasan Sosiologis

Kurikulum dikembangkan atas dasar kebutuhan merespon perubahan rancangan dan proses
pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan keberagamaan, bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, membangun masyarakat yang sejahtera dan berkeadilan.

3. Landasan Psiko-pedagogis

Kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan
dan zamannya. Kurikulum harus mencakup tiga aspek (kognitif, afektif dan psikomotorik) sekaligus
secara berimbang sesuai dengan perkembangan psikologi peserta didik.
4. Landasan Yuridis
Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan masa akan datang
bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan pretasi bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan
serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa
sekarang-masa yang akan datang, menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai
dan pretasi bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai
anggota masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk membangun kualitas kehidupan
bangsa dan individu yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan  keberlanjutan kehidupan bangsa dan
warganegara di amsa mendatang. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut kurikulum selalu menempatkan
peserta didik dalam lingkungan sosial-budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta didik
sebagai warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini yang
lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi.
Adapun Landasan Yuridis yang kami pakai dalam penyusunan KTSP tahun pelajaran 2020/2021adalah
sebagai berikut :
1) Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2) PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan jo PP N0 32 tahun 2013 tentang
Perubahan PP No 19 tahun 2005 jo PP No 13 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua PP Nomor 19
tahun 2005
3) Permendikbud No 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum Kompetensi SD/MI
4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang
Standar  Kompetensi  Lulusan  Pendidikan  Dasar dan Menengah
5) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 Tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
7) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 Tentang
Standar Penilaian Pendidikan
8) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2018
Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti
9) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomer 20 tahun 2018 tentang Penguatan
Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan Formal
10) Permenag No.912  Tahun 2013 Tentang kurikulum 2013 Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab.
11) KMA RI No. 117 Tahun 2014 Tentang Implementasi Kurikulum 2013
12) Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 165 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Pada Madrasah.
13) Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor: 2676 Tahun  2013 Tentang Kurikulum
2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah
14) Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 6890 tahun 2019 tentang Petunjuk Tehnis
Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah.
15) KMA RI Nomer 183 tahun 2019 tentang Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di
Madrasah
16) KMA RI Nomer 184 tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah
17) SE Mendikbud No 14 tahun 2019 tentang Penyederhanaan RPP
18) PMA RI Nomer 2 Tahun 2020 Tentang Penyelenggaraan Penguatan Pendidikan Karakter
19) Keputusan Dirjen Pendis Nomer 2791 Tahun 2020 tentang Panduan Kurikulum Darurat pada
Madrasah
20) Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Jawa Tengah Nomer1687 Tahun
2020 Tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Madrasah Tahun Pelajaran 2020/2021.
21) Peraturan Gubernur Jawa Tengah No 55 Tahun 2014 tentang  Mata Pelajaran Bahasa Daerah Sebagai
Muatan Lokal Wajib di Sekolah/Madrasah
22) Keputusan Kepala Madrasah ....

C. Tujuan Pengembangan KTSP

Secara umum tujuan diterapkan KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan
pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada satuan pendidikan dan mendorong untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Sedangkan secara
khusus tujuannya adalah: (a) meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif madrasah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia; (b)
meningkatkan kepedulian warga madrasah dalam mengembangkan kurikulum melalui pengambilan
keputusan bersama untuk mewujudkan keunggulan madrasah; dan (c) meningkatkan kompetisi yang
sehat antar satuan pendidikan.
Pengembangan KTSP diserahkan kepada satuan pendidikan dengan pertimbangan sebagai berikut: (a)
madrasah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi dirinya sehingga dapat
mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan lembaganya; (b) madrasah
lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan
didayagunakan dalam proses pendidikan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik; (c)
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh madrasah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan madrasah
karena pihak madrasahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi madrasahnya; (d) keterlibatan semua
warga madrasah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum menciptakan transparansi dan
demokrasi yang sehat, serta lebih efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat; (e)
madrasah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masingmasing kepada pemerintah, orang tua
peserta didik dan masyarakat pada umumnya, oleh karena itu madrasah akan berupaya semaksimal
mungkin untuk melaksanakan dan mencapai sasaran KTSP; (f) madrasah dapat melakukan persaingan
sehat dengan satuan pendidikan lain untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif
dengan dukungan orang tua peserta didik, masyarakat dan pemerintah setempat; (g) madrasah dapat secara
cepat merespon perkembangan zaman, aspirasi masyarakat dan lingkungannya yang berubah dengan cepat
dan sulit diduga pada saat sekarang dan yang akan datang.

D. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan dan komite madrasah di bawah koordinasi Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan/atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dalam
mewujudkan relevansi atau kesesuaian atas perkembangan kebutuhan kehidupan peserta didik di masa
depan. KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, kepentingan peserta
didik dan tuntutan lingkungan.

2. Belajar Sepanjang Hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsurunsur pendidikan
formal, non formal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang, serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

3. Menyeluruh dan berkesinambungan

Subtansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

E. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan


kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun untuk memungkinkan
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan taqwa serta akhlak
mulia.
2. Penguatan pendidikan karakter
Penguatan Pendidikan Karakter merupakan upaya membangun dan membekali
peserta didik sebagai generasi emas Indonesia Tahun 2045 guna menghadapi
dinamika perubahan di masa depan, mengembangkan platform pendidikan nasional
yang meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dengan memperhatikan
keberagaman budaya Indonesia dan merevitalisasi serta memperkuat potensi dan
kompetensi pada lingkungan pendidikan.

3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik.
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik
yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor ) berkembang secara optimal. Sejalan
dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan minat, kecerdasan
intelektual, emosional, sosial, spiritual, dan kinestetik peserta didik.

4. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan

Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan dan keragaman karasteritik lingkungan. Masing-
masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-
hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.

5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis
perlu memperhatikan keragaman dan mendrong partisipasi masyrakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus di tampung secara berimbang dan saling mengisi.
6. Tuntutan dunia kerja

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang
berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat
kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama
bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan
di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus-menerus
melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEK sehingga tetap relevan dan kontekstual
dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala
dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni.

8. Moderasi Beragama

Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum
semua mata pelajaran harus ikut mendukung perilaku kehidupan beragama yang moderat.

9. Dinamika perkembangan global

Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat
penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat
memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang
menjadi landasan penting bagi upaya pemeliharaan persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI.
Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong perkembangan wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
11. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Pendidikan diharapkan menjadi penguat budaya antikorupsi. Kurikulum harus dikembangkan


dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian
keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan
sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.

12. Kesetaraan Gender

Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan
kesetaraan gender.

13. Karakteristik satuan pendidikan

Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri
khas satuan pendidikan

14. Pendidikan Anti Korupsi

Kurikulum diarahkan pada pembentukan karakter termasuk mengembangkan kejujuran dan nilai
integritas sedini mungkin agar anak menjadikannya sebagai kebiasaan dan pandangan hidup termasuk di
dalamnya pendidikan anti korupsi.

15. Pendidikan Anti Narkoba

Dalam upaya mencegah permasalahan sosial global saat ini kurikulum harus menjamin
terwujudnya karakter peserta didik yang tangguh dan tidak mudah terbawa pada perilaku menyimpang
termasuk penggunaan narkoba

Anda mungkin juga menyukai