Anda di halaman 1dari 22

BEST PRACTICES

MENERAPKAN DISIPLIN MELALUI


KOMUNIKASI INTERPERSONAL WARGA SEKOLAH
SMP NEGERI 1 PANGENAN

Disusun
Untuk Persyaratan
Kepala Sekolah SMP Berprestasi
Tahun 2019

Oleh
H. Basyuni, S.Pd., M.MPd

SMP NEGERI 4 MURUNG PUDAK


Jl. Pertamina Desa Masukau RT.05 Kec. Murung Pudak. Kab. Tabalong. Kode Pos 71571
Agustus 2012

i
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, kepada kita sekalian, terutama

kepada diri saya sebagai penyusun karya ilmiah ini.

Melalui tulisan Best Practices ini penulis sebagai kepala sekolah,

mempuyai tugas dan tanggung jawab yang lebih luas dan lebih berat dibanding

dengan guru yang lain. Dalam rangka menjalankan amanah tugas guru dengan

segala aktifitasnya, penulis menyampaikan suatu pengalaman nyata yang kami

lakukan pada tempat terbaik kami menjalankan tugas pengabdian di SMP Negeri

1 Pangenan Kabupaten Cirebon bersama-sama dengan rekan-rekan seluruh warga

sekolah dan stakeholder.

Setiap sekolah mempunyai karateristik yang berbeda-beda, baik dari segi

lingkungan sosial budaya, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana prasarana,

kesiswaan, dan kebijakan pemerintah daerah. Oleh karena itu setiap sekolah

memiliki alternatif pengembangan sekolah yang berbeda pula. Pengalaman yang

kami sampaikan di sini adalah pengalaman nyata yang ada sekolah di SMP

Negeri 1 Pangenan Kabupaten Cirebon.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ...................................................................................... i

Kata Pengantar ....................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1


B. Permasalahan ................................................................... 3
C. Strategi Pemecahan Masalah ........................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Disiplin kerja ................................................................... 6


B. Komunikasi Interpersonal ............................................... 7
C. Kerangka Berpikir ........................................................... 9

BAB III METODOLOGI PENULISAN ........................................... 11

BAB IV PEMBAHASAN

A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah ............. 12


B. Hasil atau Dampak yang dicapai ..................................... 13
C. Kendala yang dihadapi .................................................... 15
D. Faktor-faktor Pendukung ................................................ 16
E. Alternatif Pengembangan ................................................. 17

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ......................................................... 18
B. Rekomendasi ....................................................... 18

Daftar Pustaka ......................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan hasil penelitian pengendalian mutu pendidkan,

bahwa pendidikan memegang peranan kunci dalam pengembangan sumber

daya manusia dan insan yang berkualitas. Pendidikan memang bukan

segala-galanya, tetapi segala-galanya berawal dari pendidikan. Secara

kuantitas, kemajuan pendidikan di Indonesia cukup menggembirakan,

namun secara kualitas, perkembangannya masih belum merata.

Sesuai amanat UU RI nomor 20 tahun 2005 tentang

sisdiknas, bahwa pendidikan tanggung jawab bersama antara pemerintah,

orangtua dan masyarakat. SMP Negeri 1 Pangenan Kabupaten Cirebon

merupakan salah satu dari sekitar 80 lembaga pendidikan Negeri yang ada

di kabupaten Cirebon, secara resmi mulai beroperasional menerima peserta

didik baru pada tahun pelajaran 2009/2010, tepatnya pada tanggal 13 Juli

2009 awal masuk sekolah tahun pelajaran baru. Sebagai sekolah baru,

yang berada di lingkungan penduduk yang relatif kurang padat, dan radius

dengan sekolah yang lain berkisar 5-6 km, merupakan suatu masalah

tersendiri dalam hal pengembangan sekolah.

Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun 2010 tentang disiplin

pegawai negeri sipil, bahwa berdasarkan hasil razia para pamong praja,

pada masing-masing daerah, masih banyak terdapat pelanggaran disiplin

iv
pegawai negeri sipil, termasuk guru pada saat jam kerja dengan membolos

pergi ke pasar, atau tempat lain, yang tidak seharusnya berada pada jam

tersebut.

Adanya komentar dari teman guru yang belum sertifikasi atau

dari pagawai negeri sipil selain guru, bahwa pemberian tunjangan profesi

bagi guru yang sertifikasi belum mampu meningkatkan motivasi,

komitmen dan disiplin kerja guru.

Selain hal-hal di atas, yang ikut melatarbelakangi

permasalahan disekolah adalah adanya tawuran siswa, miras, narkoba di

kalangan siswa. Melalui penegakan disiplin sekolah diharapkan dapat

mengurangi dan mencegah hal tersebut.

Sesuai Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar

kompetensi kepala sekolah, bahwa kinerja seorang kepala sekolah akan

dinilai melalui 6 aspek sebagai berikut:

(1) kepribadian dan sosial

(2) kepemimpinan

(3) pengelolaan sumber daya

(4) pengembangan sekolah

(5) kewirausahaan

(6) supervisi kelas

Melalui pengembangan komponen-komponen penilaian

kinerja kepala sekolah tersebut, diharapkan sosok seorang kepala sekolah

v
sebagai nahkoda pendidikan mempunyai peranan, tugas, fungsi dan

tanggung jawab memegang kendali mutu pendidikan di suatu sekolah.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi inti

pembahasan dalam program pengembangan sekolah SMP Negeri 1

Pangenan adalah: “Bagaimana cara menerapkan disiplin kerja melalui

komunikasi interpersonal warga sekolah SMP Negeri 1 Pangenan untuk

mewujudkan pendidikan yang bermutu ?

C. Strategi Pemecahan masalah

Tanggung jawab pendidikan adalah tanggung jawab bersama

antara pemerintah, orang tua dan masyarakat, oleh karena itu beban

permasalahan pendidikan harus diselesaikan bersama juga secara

kolaboratif dan sinergis. Strategi pengembangan sekolah pada SMP Negeri

1 Pangenan dalam rangka menarik minat peserta didik baru, melalui

beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Di akhir tahun pelajaran

Mengadakan sosialisasi ke sekolah-sekolah pendukung (SD/MI) di

sekitar SMP Negeri 1 Pangenan tentang kurikulum sekolah, mendata

jumlah siswa kelas VI,

2. Membangun hubungan komunikasi dan kerja sama dengan sekolah-

sekolah pendukung, yaitu mengundang siswa kelas IV s.d VI pada

vi
kegiatan sekolah seperti peringatan hari besar nasional, hari besar

agama, classmeeting akhir semester dan mengembangkan lapangan

olah raga bersama.

3. Menunjukkan prestasi kerja kepada masyarakat umum dan pemerintah

bahwa SMP Negeri 1 Pangenan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan

sekolah, sebagai tempat belajar yang bermutu, aman, nyaman, bersih,

dan kondusif, Hal ini dapat ditunujukkan melalui:

a. Kegiatan proses pembelajaran dengan pendekatan PAIKEM,

kepala sekolah sebagai mitra kerja dan kolaborator guru dalam

pembelajaran, supervisi kepala sekolah adalah bantuan dan

bimbingan, bukan evaluator.

b. Sistem administrasi sekolah rapi, semua surat masuk dan keluar,

dokumen-dokumen pegawai, dan laporan-laporan kegiatan sekolah

dan keuangan semuanya diarsipkan dalam file map.

c. RKAS, pelaksanaan kegiatan, dan laporan keuangan sekolah

ditempel, dan dipertanggung jawabkan secara transparansi dan

akuntabel.

d. Kegiatan pembiasaan yang lakukan antara lain: (1) tadarus Al

Qur’an, (2) jum;at bersih, (3) sholat dhuha, (4) sholat dhuhur

berjama’ah, (5) salam, sapa dan senyum

e. Kegiatan pengembangan diri setiap hari jum’at: (1) olah raga

prestasi, (2) KIR, (3) ketrampilan, (4) Pertanian dan kebun

sekolah.

vii
f. Semua program dan kegiatan sekolah diawali dengan sikap

keteladanan dan implementasi nilai-nilai karakter bangsa oleh

seluruh warga sekolah.

g. Menegakkan disiplin warga sekolah melalui komunikasi

interpersonal warga sekolah SMP Negeri 1 Pangenan, yaitu

dengan membiasakan mengisi daftar hadir pegawai dan

memberitahukan kepada kepala sekolah atau wakil kepala sekolah

akademik, atau kepada guru piket jika berhalangan hadir. Pada

aspek disiplin diterapkan kepada seluruh warga sekolah dan

semua kegiatan dan aktifitas di sekolah.

viii
BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Disiplin Kerja

Disiplin dalam kamus umum bahasa Indonesia susunan W.J.S

Poerwadarminta adalah:

1. Latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya

selalu mentaati tata tertib.

2. Ketaatan pada aturan dan tata tertib.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa disiplin adalah suatu sikap,

perbuatan untuk selalu mentaati tata tertib. Pada pengertian disiplin juga

tersimpul dua faktor yang penting yaitu, faktor waktu dan kegiatan atau

perbuatan (Panji Anoraga, 2009: 46).

Di dalam suatu organisasi, termasuk lembaga pendidikan di

sekolah, usaha-usaha untuk menciptakan disiplin, selalu melalui adanya

tata tertib peraturan yang jelas, juga harus ada penjabaran tugas dan

wewenang yang jelas, tata cara atau tata kerja yang sederhana yang dapat

dengan mudah diketahui oleh setiap anggota organisasi.

Seseorang pekerja yang berdisiplin tinggi, masuk kerja tepat

pada waktunya, demikian juga pulang pada waktunya, Hal seperti kami

lakukan kepada seluruh warga sekolah. Absensi pegawai dan siswa setiap

akhir bulan direkapitulasi dan dilaporkan kepada pihak Dinas pendidikan

kabupaten tabalong, dan jika ada guru atau tenaga kependidikan yang

berkepentingan lain, pada lembar absensi harus ada keterangan yang jelas.

ix
B. Komunikasi Interpersonal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) komunikasi

adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atu

lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat diterima. Dengan

berkomunikasi kita dapat saling berhubungan satu sama lain. Komunikasi

menyentuh segala aspek kehidupan kita. Hasil penelitian mengungkapkan

bahwa 70% waktu dari mulai bangun dar tidur kita gunakan untuk

berkomunikasi.

Dari berbagai definisi tentang komunikasi di atas bahwa

komunikasi merupakan pertukaran pesan atau informasi dari satu orang ke

orang lain yang dapat diungkapkan melalui bahasa lisan dan tulisan,

gambar-gambar, isyarat, bunyi-bunyian dan bentuk kode lain yang

mengandung arti dan dimengerti oleh orang lain.

Komunikasi dapat berlangsung secara antarpribadi

(Communication Interpersonal) sehingga disebut sebagai komunikasi

interpersonal. DeVito (1997:231) mendefinisikan komunikasi

interpersonal dalam tiga pendekatan utama, yaitu: (1) definisi berdasarkan

komponen, (2) definisi berdasarkan hubungan dua orang (dyadic), dan (3)

definisi berdasarkan pengembangan.

Definisi berdasarkan komponen menjelaskann bahwa

komunikasi interpersonal dengan mengamati komponen-komponen

utamanya, dalam hal ini penyampaian pesan oleh satu orang dan

x
penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan

berbagai dampaknya dan dengan peluang memberi umpan balik segera.

Definisi berdasarkan hubungan diadik menunjukkan bahwa

komunikasi interpersonal sebagai komunikasi yang berlangsung diantara

dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas.

Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) atau

komunikasi antarpribadi yang dimaksud di dalam karya ilmiah ini adalah

proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih, secara

tatap muka, baik secara verbal maupun non verbal. Seperti yang

dinyatakan Wayne Pace yang dikutip oleh Hafied (2010: 22) bahwa “

interpersonal communicatio is communication involving two or more

people in a face setting.”

Selanjutnya oleh Hafied (2010: 32) dinyatakan bahwa menurut

sifatnya, komunikasi interpersonal dapat dibedakan atas dua macam, yaitu

(1) komunikasi diadik (Dyadic Communication) dan (2) komunikasi

kelompok kecil (Small Group Communication).

Komunikasi dyadic adalah proses komunikasi yang berlangsung

antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik menurut

Pace dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yaitu: (1) percakapan, (2) dialog,

dan (3) wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang

bersahabat dan informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih

intim, lebih dalam, dan lebih personal, sedangkan wawancara sifatnya

xi
lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan

yang lainnya pada posisi menjawab.

Komunikasi kelompok kecil adalah ialah proses komunikasi

yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, di mana

anggota-anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya.

Komunikasi kelompok kecil oleh banyak kalangan dinilai

sebagai tipe komunikasi antarpribadi karena: (1) anggota-anggotanya

terlibat dalam suatu proses komunikasi yang berlangsung secara tatap

muka. (2) pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong di mana

semua peserta bisa berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata

lain tidak ada pembicara tunggal yang mendominasi situasi. (3) sumber

dan penerima sulit diidentifikasi. Dalam situasi seperti ini, semua anggota

bisa berperan sebagai sumber dan juga sebagai penerima. Oleh karena itu

pengaruhnya bisa bermacam-macam, misalnya si A bisa terpengaruh dari

si B, dan si C bisa mempengaruhi si B. Proses seperti ini biasanya banyak

ditemukan dalam kelompok studi dan kelompok diskusi.

C. Kerangka berpikir

Kerangka berpikir dalam penulisan best practices ini

meggambarkan alur permasalahan dan penerapan kebijakan yang

diberlakukan pada SMP Negeri 1 Pangenan, Kabupaten Cirebon Propinsi

Jawa Barat, adalah sebagai berikut:

xii
Pengembangan Disiplin
Sekolah Strategi
Kerja

Komunikasi
Interpersonal
Sekolah
bermutu

Gambar 2.1 Alur Kerangka berpikir

xiii
BAB III

METODE PENULISAN

Keberhasilan (Best Practices) dalam pencapaian suatu tujuan

merupakan hasil dari usaha kerja keras semua komunitas dalam suatu organisasi.

Keberhasilan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja seluruh warga

sekolah SMP Negeri 1 Pangenan tidak terlepas dari usaha, komitmen dan kerja

keras semua warga sekolah, yang meliputi kepala sekolah, guru, tata usaha

sekolah, siswa dan penjaga sekolah.

Metode yang diterapkan pada SMP Negeri 1 Pangenan, dalam

meningkatkan disiplin kerja warga sekolah, melalui:

1. Pengisian daftar hadir harian pegawai (tanda tangan kepala sekolah, guru,

tata usaha, dan pesuruh sekolah) dengan menuliskan jam datang dan jam

pulang, serta catatan atau keterangan jika ada kepentingan lain.

2. Pegawai yang berhalangan hadir diharapkan ada komunikasi secara

interpersonal dengan kepala sekolah atau guru piket atau wakil kepala

sekolah bagian akademik, melalui surat izin, surat keterangan sakit, atau

surat tugas.

3. Kepada seluruh siswa jika berhalangan hadir ke sekolah diharapkan ada

pemberitahuan kepada pihak sekolah.

4. Rekapitulasi absensi seluruh warga sekolah setiap akhir bulan dilaporkan

kepada dinas pendidikan kabupaten Cirebon.

xiv
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah

Strategi atau teknik adalah suatu cara yang digunakan oleh

sesorang untuk mencapai sesuatu tujuan yang ingin dicapai. Sebagai alasan

mengapa kami memilih strategi tersebut, adalah:

1. Sosialisasi yang dilakukan secara dor to dor, school to school kepada

calon peserta didik baru, (siswa kelas VI, anak putus sekolah tamatan

SD sederajat) dengan membagikan formulir pendaftaran, pembagian

baju seragam gratis, membantu siswa yang tidak mampu. Melalui

strategi “jemput bola” ini, akan sangat mambantu siswa secara

langsung memfasilitasi dalam kemudahan untuk menarik minat

siswa masuk ke SMP Negeri 1 Pangenan.

2. Melalui hubungan komunikasi yang harmonis dengan sekolah-sekolah

pendukung, sehingga para siswa SD/MI sebagai adik kelas, terutama

siswa kelas VI, akan dapat menumbuhkan rasa kebersamaan dan

ikatan emosional di antara siswa SD dengan siswa SMP Negeri 1

Pangenan, antara guru SD dengan Guru SMP Negeri 1 Pangenan,

antara siswa SD dengan Guru SMP, dan siswa SMP dengan guru SD

untuk terus bersama-sama menjalin hubungan yang lebih inten,

berkelanjutan dan harmonis.

xv
3. Unjuk prestasi kepada masyarakat umum dan pemerintah merupakan

daya tarik bagi para orang tua, dan masyarakat untuk pilihan anaknya

ke SMP Negeri 1 Pangenan. Dalam unjuk prestasi ini melalui kegiatan

intrakurikuler, dan ekstrakurikuler (akademik dan non akademik)

4. Disiplin kerja adalah salah satu indikator kualitas suatu pendidikan.

Dengan menegakkan disiplin kerja yang tinggi dan seluruh warga

sekolah tidak merasa terkekang dan terbebani ( penuh dengan

kesadaran dan tanggung jawab) bahwa tugas sebagai guru adalah

tugas yang mulia, insyaallah akan menghasilkan lulusan yang

berkualitas.

B. Hasil atau dampak yang dicapai

Hasil atau dampak yang dapat dicapai dari pemilihan strategi-

strategi tersebut di atas adalah antara lain:

1. Meningkatnya Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat SMP/sederajat

di wilayah sekitar sekolah, karena dengan strategi tersebut sangat

membantu anak putus sekolah karena tidak mampu, sehingga dapat

melanjutkan sekolah. Terjalinnya hubungan komunikasi dan

silaturohmi yang baik dengan sekolah-sekolah pendukung (SD),

masyarakat dan komite sekolah. Hal ini terlihat dari adanya bantuan

tempat parkir, sarana musholla, 20 unit komputer semuanya berasal

dari orang tua murid dan komite sekolah.

xvi
3. Meningkatnya kedisiplinan warga sekolah dalam menjalankan tugas

dan fungsinya masing-masing. Dalam hal disiplin kerja, diawali dari

keteladanan kepala sekolah selalu datang paling awal, absen harian

(jam datang dan jam pulang), izin dengan alasan yang tepat dan

berpamitan, serta pulang secara bersama-sama dengan seluruh warga

sekolah (berjabat tangan dengan siswa dengan salam dan jabat

tangan).

4. Terjalinnya kebersamaan dan kekeluargaan seluruh warga sekolah

harmonis (team works kompak), yaitu setiap tugas kepanitiaan

dikerjakan secara bersama-sama dan bergantian, silaturahmi dengan

anggota keluarga pada kegiatan tertentu (peringatan hari besar agama,

karyawisata, cinderamata anggota keluarga baru, atau pindah tugas)

5. kinerja seluruh warga sekolah meningkat, yaitu petugas kebersihan

setiap hari lantai dipel, tenaga administrasi banyak menyediakan

waktu lebih diluar jam kerja untuk kepentingan sekolah, dan guru

setiap hari kerja hadir tepat waktu, administrasi dikerjakan dengan

penuh tanggung jawab, proses pembelajaran PAIKEM, supervisi

kelas, dan komunikasi antar warga sekolah harmonis).

xvii
2. Kendala yang dihadapi

Kendala atau hambatan yang dialami dalam

mengimplementasikan strategi-strategi tersebut, ini antara lain:

1. Kurangnya sarana pembelajaran (alat peraga, alat laboratorium, buku

perpustakaan dan ICT di sekolah (komputer dan jaringan internet),

biaya operasional sekolah dan prasarana lapangan olah raga yang

memadai.

2. Komitmen sebagian guru tertentu ada yang masih rendah (50%),

sehingga perlu ditingkatkan lagi dalam rangka percepatan pencapaian

visi, misi, dan tujuan sekolah.

3. Kurangnya guru mata pelajaran yang sesuai dengan latar belakang

pendidikan, dan Guru pemula (kurangnya pengalaman mengajar) akan

berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran.

3. Faktor-faktor Pendukung

Faktor –faktor yang ikut berperan mendukung dari pelaksanaan

strategi yang diterapkan pada SMP Negeri 1 Pangenan, dalam hal

pencapaian keberhasilan mutu sekolah, antara lain:

1. Kondisi fisik bangunan sekolah SMP Negeri 1 Pangenan.

Secara fisik bangunan SMP Negeri 1 Pangenan cukup lumayan,

karena Semangat dan kerja keras dari semua warga sekolah dan

mayarakat dalam rangka mewujudkan SMP Negeri 1 Pangenan

sebagai sekolah yang bermutu. Keterbukaan dan kerjasama dari semua

xviii
warga sekolah dalam hal memberi dan menerima masukan yang

konstruktif dari semua pihak dalam hal pengembangan sekolah. Setiap

tugas yang diamanahkan kepada teman-teman guru dan warga sekolah

dikerjakan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

4. Alternatif Pengembangan

Melihat potensi dan kondisi SMP Negeri 1 Pangenan sebagai

salah satu lembaga pendidikan formal, mempuyai peluang untuk

pengembangan pendidikan ke depan yang bermutu sesuai amanat Undang-

Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

antara lain:

1. Menjadi sekolah yang berwawasan lingkungan hidup.

Dengan memanfaatkan sisa lahan bangunan untuk tanaman pelindung.

2. Sebagai sekolah potensial untuk mengembangkan pendidikan menjadi

sekolah yang mandiri dan bertaraf nasional, mampu mencetak output

lulusan yang mampu bersaing terhadap perkembangan global.

xix
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan deskriptif uraian keberhasilan (best practices)

SMP Negeri 1 Pangenan tersebut, dapat ambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Keberhasilan pendidikan di SMP Negeri 1 Pangenan berkat kerja keras

dan komitmen seluruh warga sekolah dan stakeholder.

2. Melalui komunikasi interpersonal yang baik antar sesama warga

sekolah di SMP Negeri 1 Pangenan dapat mempererat

jalinan/hubungan silaturahmi yang akrap dan harmonis, sehingga

seluruh warga sekolah menjadi satu team works sekolah yang kompak

dan cerdas.

3. Sikap keteladanan yang diterapkan melalui pendidikan budaya dan

karakter bangsa di SMP Negeri 1 Pangenan sangat berpengaruh

terhadappeningkatan perubahan sikap seluruh warga sekolah, tertama

sikap disiplin.

B. REKOMENDASI

Dengan mencermati potensi sumber daya dan kondisi

geografis letak SMP Negeri 1 Pangenan, yang berada di Jalan Pangenan

xx
No. 57 Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon. Dapat dirumuskan

rekomendasi untuk pengembangan mutu pendidikan ke depan adalah:

1. Perhatian kepada pemerintah, dalam hal pengembangan infrastruktur

bangunan dan sarana prasana pendidikan dengan mengacu kepada

Permendiknas RI nomor 15 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan

Minimal (SPM) Pendidikan Dasar di Kabupaten / Kota.

2. “Pendidikan bukan segala-galanya, tetapi segala-segalanya berawal

dari pendidikan”. Kepada teman-teman guru dimana saja mengabdi,

marilah kita selalu tingkatkan kompetensi, untuk membangun negeri

jangan hanya semata-mata karena sertifikasi. Selamat mengabdi

semoga menjadi guru yang terpuji, Amin.

xxi
xxii

Anda mungkin juga menyukai