Anda di halaman 1dari 65

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH


(PTS)

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK


UNTUK MENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK
GURU SD NEGERI PAKIJANGAN 01
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Oleh:
NONO KHUDORI, M.Pd
NIP 19710323 199903 1 003

SD NEGERI PAKIJANGAN 01
KORWILCAM KECAMATAN BULAKAMBA
KABUPATEN BREBES
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Peneliti : NONO KHUDORI, M.Pd.


NIP : 19710323 199903 1 003
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SD Negeri Pakijangan 01, Kecamatan Bulakamba
Judul Penelitian : Penerapan Supervisi Akademik untuk Meningkatan
Kompetensi Pedagogik Guru SD Negeri Pakijangan 01
Tahun Pelajaran 2019/2020

Pelaksanaan Penelitian : Bulan Agustus s/d Oktober 2019


a. Persiapan : Minggu pertama dan
kedua Agustus 2019
b. Siklus 1 : 19 sd. 31 Agustus 2019
c. Siklus 2 : 9 sd. 21 September 2019
d. Penyusunan Laporan : Oktober 2019

Bulakamba, Oktober 2019


Mengetahui,
Pengawas Sekbin IV Peneliti,

SRI MULYANI, S.Pd. NONO KHUDORI, M.Pd.


NIP 19591110 197911 2 002 NIP 19710323 199903 1 003

Mengetahui
Ketua Korwilcam Satuan Pendidikan
Kecamatan Bulakamba

SUWATNO, M.Pd.
NIP 19631028 198405 1 004
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan penelitian


tindakan sekolah yang saya laksanakan seluruhnya merupakan hasil karya saya
sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PTS yang saya
kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas
sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PTS
ini bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian
tertentu, saya bersedia menerima sanksi, sesuai dengan perundang-undangan yang
berlaku.

Bulakamba, Oktober 2019


Yang membuat pernyataan,

Materai
Rp6.000

Nono Khudori, M.Pd


NIP 19710323 199903 1 003
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu, ada kemauan. Maka apabila
kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh
sungguh(urusan) yang lain dan hanya kepada tuhanmu kamu berharap
( Q.S Al-Insyirah : 5 : 8)

PERSEMBAHAN
Laporan ini dipersembahkan kepada :
1. Istri dan Anakku tersayang
2. Keluarga Besar Tercinta
3. Teman – teman sejawat
4. Pembaca yang budiman
ABSTRAK

Nono Khudori. 2019. Penerapan Supervisi Akademik untuk Meningkatan


Kompetensi Pedagogik Guru SD Negeri Pakijangan 01 Tahun
Pelajaran 2019/2020. Laporan PTS.

Kata kunci : Supervisi Akdemik, Kompetensi Pedagogik. SDN Pakijangan 01

Permasalahan penelitian tindakan sekolah (PTS) ini adalah rendahnya


kompetensi pedagogik guru. Subjek penelitian ini adalah guru-guru kelas di SD
Negeri Pakijangan 01 sejumlah 6 guru. Penelitian dilaksanakan pada bulan
Agustus sampai dengan Oktober 2019 (3 bulan) dengan tujuan meningkatkan
kompetensi pedagogik guru melalui supervisi akademik.Kegiatan penelitian ini
meliputi (1) tahap persiapan proposal (2) membuat instrumen (3) pelaksanaan
siklus I dan II (4) Menganalisa data (5) pembahasan (6) membuat laporan.
Penelitian tindakan sekolah (PTS) termasuk jenis kuantitatif
menggunakan analisis diskrptif komparatif dengan membandingkan hasil kondisi
awal, hasil siklus I, dan siklus II. Kondisi awal kompetensi pedagogik rata-rata
nilai 61,9, siklus I rata-rata 67,, dan iklus II 82,9 Berdasarkan hasil analisis di atas
dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik meningkatkan kompetensi
pedagogik guru.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyusun laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTS) sebagai pengembangan
keprofesian berkelanjutan.
Penulis menyadari di dalam penyusunan laporan Penelitian Sekolah
(PTS) ini banyak hambatan dan rintangan. Namun berkat bantuan dari berbagai
pihak sehingga hambatan dan rintangan tersebut dapat penulis hadapi dengan
baik. Laporan ini membantu meningkatkan profesional guru dalam kegiatan
pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini disampaikan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Suwatno,M.Pd, sebagai Ketua Kordikcam Satuan Pendidikan Kecamatan
Bulakamba yang telah memberikan izin penelitian dan pembimbingan.
2. Sri Mulyani, S.Pd., selaku pengawas yang yang telah membimbing dalam
menyusun laporan dengan sabar dan tekun.
3. Haryono, S.Pd., selaku pembimbing penelitian.
4. Guru SD Negeri Pakijangan 01, sebagai mitra kerja dan subyek penelitian.
5. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan laporan ini.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya,
dan rekan-rekan kepala sekolah dan guru pada khususnya.

Pakijangan, Oktober 2019


Penulis,
DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Pernyataan Bebas Plagiat ................................................................................. iii
Moto dan Persembahan .................................................................................... iv
Abstrak ............................................................................................................. v
Kata Pengantar ................................................................................................ vi
Daftar Isi .......................................................................................................... vii
Daftar Tabel ..................................................................................................... ix
Daftar Gambar ................................................................................................. x
Daftar Lampiran ............................................................................................... xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
E. Batasan Istilah ............................................................................. 6
BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Tugas dan Peranan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ...... 7
2. Supervisi Akademik .............................................................. 11
3. Kompetensi Akademik ........................................................... 13
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 15
C. Kerangka Berpikir....................................................................... 18
D. Hipotesis Tindakan .................................................................... 19
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian ....................................................................... 20
B. Subyek Penelitian ...................................................................... 20
C. Prosedur Penelitian ..................................................................... 21
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 24
E. Teknis Analisis Data .................................................................. 25
F. Indikator Kinerja ......................................................................... 26
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Siklus I ....................................................................................... 28
B. Siklus II ...................................................................................... 33
C. Pembahasan Antar Siklus ........................................................... 37
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 42
B. Saran ........................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 44
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 46
DAFTAR TABEL

Tabel 3,1 : Standar Keberhasilan Kompetensi Guru ....................................... 26


Tabel 4.1 : Hasil Supevisi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ...................... 29
Tabel 4.2 : Hasil Supevisi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ...................... 30
Tabel 4.3 : Hasil Supevisi Penilaian Prestasi belajar Siklus I ......................... 31
Tabel 4.4 : Hasil Supevisi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ..................... 34
Tabel 4.5 : Hasil Supevisi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ..................... 35
Tabel 4.6 : Hasil Supevisi Penilaian Prestasi belajar Siklus II ....................... 36
Tabel 4.7 : Hasil Supevisi Perencanaan Pembelajaran Prasiklus .................... 37
Tabel 4.8 : Rekapitulasi Hasil Supevisi Siklus I ............................................. 38
Tabel 4.8 : Rekapitulasi Hasil Supevisi Siklus II ............................................ 39
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 : Hasil Observasi Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ...................... 41


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian .................................................................. 41


Lampiran 2 : Rencana Pelakasanaan Pembelajaran Siklus I .......................... 42
Lampiran 3 : Rencana Pelakasanaan Pembelajaran Siklus II ......................... 46
Lampiran 4 : Nilai Prestasi Belajar Pra Siklus, Siklus I dan II ....................... 50
Lampiran 5 : Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siklus I ............................ 51
Lampiran 6 : Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siklus II ........................... 52
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemampuan guru memegang peran kunci keberhasilan dalam

peningkatan mutu pendidikan. Meskipun faktor-faktor lain telah tersedia,

namun guru tetap menjadi penentu utama dalam pelaksanaan pendidikan di

suatu sekolah. Guru menjadi penanggung jawab keberhasilan pembelajaran di

dalam kelas. Mengingat peran guru sangat strategis dalam kegiatan

pembelajaran maka upaya peningkatan mutu guru merupakan kegiatan yang

harus dilakukan terus menerus.

Menurut Syamsuddin (2005:66) ada tiga komponen utama yang

saling berkaitan dan memiliki kedudukan strategis dalam kegiatan belajar

mengajar. Ketiga komponen tersebut adalah kurikulum, guru, dan pembelajar

(siswa). Ketiga komponen itu, guru menduduki posisi sentral sebab

peranannya sangat menentukan. Dalam pembelajaran seorang guru harus

mampu menerjemahkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum secara

optimal. Walaupun sistem pembelajaran sekarang sudah tidak theacher center

lagi, namun seorang guru tetap memegang peranan yang penting dalam

membimbing siswa. Bahkan berdasarkan seorang guru harus mempunyai

pengetahuan yang memadai baik di bidang akademik maupun pedagogik.

Oleh karena itu kompetensi guru harus terus menerus dibina dan
dikembangkan sehingga guru mampu menghasilkan pendidikan yang

bermutu.

Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 mengenai

Standar Nasional Pendidikan menyebutkan bahwa guru memiliki 4

kompetensi meliputi: 1) kompetensi pedagogik, yakni kemampuan mengelola

pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan

dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, 2)

kompetensi kepribadian, yakni kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,

dewasa, arif, dan berwibawa, mampu menjadi teladan bagi peserta didik, serta

berakhlak mulia, 3) kompetensi profesional, yakni kemampuan penguasaan

materi pembelajaran secara luas dan mendalam untuk membimbing peserta

didik, dan 4) kompetensi sosial, yakni kemampuan pendidik sebagai bagian

dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan

peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta

didik, dan masyarakat sekitar.

Dari empat kompetensi tersebut, dalam penelitian ini kompetensi

pedagogik menjadi salah satu kompetensi yang perlu dikembangkan karena

sesuai untuk meningkatkan proses pembelajaran. Menurut Depdiknas (2004)

menyebut bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam

merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan

interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan

penilaian. Berdasarkan uraian definisi kompetensi dan standar kompetensi


pedagogik diatas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru SD pada

hakekatnya merupakan perwujudan dari kemampuan, pengetahuan, dan

keterampilan yang dimiliki guru SD dalam menjalankan tugas sebagai

pendidik untuk mewujudkan pembelajaran yang berkualitas.

Hasil pengamatan peneliti di SD Negeri Pakijangan 01 masih

ditemukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh guru dalam proses

pembelajaran, khususnya dalam hal persiapan mengajar, metode

pembelajaran, dan penilaian prestasi belajar. Guru mengajar hanya dengan

bekal buku teks, memberi tugas mencatat, dan kemudian siswa mengerjakan

soal. Terdapat kesan bahwa pembelajaran yang penting target kurikulum

tercapai sesuai program semester atau program tahunan.

Disamping itu, masih banyak ditemukan guru yang tidak

melaksanakan penilaian hasil belajar. Penilaian harian seyogyanya tiap

subtema dilaksanakan, tetapi guru lebih memakai nilai rekayasa untuk

mengisi daftar nilai. Dari observasi awal diperoleh data sebagai berikut: (1)

guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sebelum proses

pembelajaran masih kurang baik (45%), (2) kemampuan guru dalam

pelaksanaan pembelajaran masih kurang baik (55%), dan (3) Guru belum

melaksanakan penilaian prestasi belajar siswa (50%) atau predikat kurang

baik. Hasil wawancara dengan beberapa guru ditemukan faktor yang

penyebabnya antara lain: kurangnya pembinaan guru dari kepala sekolah dan

pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengelola proses pembelajaran

kurang baik.
Berdasarkan kondisi seperti telah dipaparkan diatas, maka kepala

sekolah berupaya melakukan perbaikan dalam rangka peningkatan

kompetensi pedagogik menggunakan supervisi akademik. Menurut Arikunto

Suharsimi (2006:5), kegiatan supervisi ada dua jenis yaitu supervisi

akademik dan supervisi administrasi. Dari dua kegiatan supervisi yang ada,

supervisi akademik merupakan kegiatan yang sangat potensial untuk

meningkatkan kompetensi pedagogik guru. Potensi supervisi akademik

tersebut oleh karena lingkupnya langsung pada kegiatan pembelajaran.

Sedangan yang menjadi fokus dalam supervisi akademik adalah mengkaji,

menilai, memperbaiki, meningkatkan, dan mengembangkan mutu kegiatan

belajar mengajar yang dilakukan guru melalui pendekatan bimbingan dan

konsultasi dalam nuansa dialog profesional. Ditegaskan oleh Sudjana, dkk

(2011:19) bahwa Supervisi akademik merupakan fungsi pengawas berkenaan

dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian dan

pelatihan professional guru dalam: (1) merencanakan pembelajaran; (2)

melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing

dan melatih peserta didik, dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang

melekat pada pelaksanaan. kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.

Berdasarkan uraian latar belakang seperti tersebut di atas, maka

permasalahan penelitian yang akan dipecahkan adalah “apakah supervisi

akademik dapat meningkakan kompetensi pedagogik guru SD Negeri

Pakijangan 01”
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian tindakan ini adalah: “Apakah supervisi akademik dapat

meningkakan kompetensi pedagogik guru SD Negeri Pakijangan 01?”

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa keefektifan penggunaan

supervisi akademik sebagai upaya dalam membimbing dan membantu

guru meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Untuk mendeskripsikan proses penerapan supervisi akademik dalam

meningkatkan kompetensi pedagogik guru SD Negeri Pakijangan 01.

3. Meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan kompetensi

pedagogik guru dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi siswa, yaitu: mengembangkan potensi yang dimiliki peserta

didik sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

2. Manfaat bagi guru, yaitu: meningkatkan wawasan guru sehingga

termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.

3. Manfaat bagi sekolah, yaitu: menciptakan pembelajaran yang aktif, efektif,

kreatif dan menyenangkan sehingga berdampak pada peningkatan mutu

pendidikan.
E. Batasan Istilah

Untuk menghindari salah pengertian mengenai istilah yang digunakan

dalam penelitian tindakan ini, maka perlu adanya batasan istilah, di antaranya

adalah:

1. Supervisi, menurut Sudjana, dkk (2011:19) Supervisi akademik

merupakan fungsi pengawas berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas

pembinaan, pemantauan, penilaian dan pelatihan professional guru.

2. Guru, menurut UU Nomor 14 Tahun 2015 guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

3. Peningkatan, menurut KBBI (1885:861) peningkatan adalah proses,

perbuatan, cara meningkatkan.

4. Kompetensi pedagogik, menurut Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun

2005, kompetensi pedagogik yakni kemampuan mengelola pembelajaran

yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Dalam penelitian ini, kompetensi pedagogik dibatasi pada kemampuan

kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran, dan pelaksanaan proses

pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar.


BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Tugas dan Peranan Kepala Sekolah sebagai Supervisor.

Implementasi kurikulum 2013 sebagaimana diatur dalam

Permendikbud no. 81.A memerlukan perhatian dan usaha yang serius

untuk memastikan implementasi tersebut dapat dilakukan sesuai yang

diharapkan. Sehubungan dengan hal tersebut sesuai dengan

Permendiknas No.13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

sekolah/madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah

harus mampu melakukan supervisi akademik dalam bentuk bimbingan,

arahan dan pembinaan bagi guru dalam mengimplemnetasikan

kurikulum.

Ada beberapa tugas/fungsi dan tanggung jawab kepala

sekolah sebagai supervisor pengajaran di sekolah. Secara umum,

kegiatan atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah

sesuai fungsinya sebagai supervisor ialah mencakup kegiatan atau usaha

sebagai berikut: (1) Membangkitkan dan merangsang guru-guru dan

pegawai sekolah dalam melaksanakan tugasnya masing-masing dengan

sebaik-baiknya, (2) berusaha mengadakan dan melengkapi alat-alat

perlengkapan sekolah termasuk media instruksional yang diperlukan bagi

kelancaran keberhasilan PBM, (3) bersama guru-guru berusaha


mengembangkan, menggunakan, dan mencari metode-metode mengajar

yang lebih sesuai dengan tuntutan kurikulum baru, (4) membina

kerjasama yang baik dan harmonis di antara guru-guru dan pegawai

sekolah lainnya, (5) berusaha mempertinggi mutu dan pengetahuan guru-

guru dan pegawai sekolah, antara lain dengan mengadakan diskusi

kelompok, menyediakan perpustakaan sekolah, dan/atau mengirim para

guru dan pegawai untuk mengikuti penataran, seminar, dan kegiatan

ilmiah lainnya sesuai bidangnya masing-masing, dan (6) membina

hubungan kerjasama yang baik antara sekolah dengan komite sekolah,

orang tua siswa, masyarakat, dan instansi lain yang terkait dalam rangka

peningkatan mutu pendidikan di sekolah (Purwanto, 2003:119;

Sergiovanni dan Starratt, 1993: 267; Brown and Bourne, 1995;

Goldhammer, et al. 1993).

Sedangkan secara khusus, tugas/fungsi dan tanggung jawab

kepala sekolah sebagai supervisor ialah melaksanakan kegiatan berupa:

(1) Mendiskusikan tentang tujuan-tujuan dan filsafat pendidikan

dengan guru-guru di sekolah, (2) mendiskusikan tentang metode-metode

dan teknik-teknik mengajar dalam rangka pembinaan dan pengembangan

proses belajar mengajar kepada guru-guru, (3) membimbing guru-guru

dalam penyusunan rencana pembelajaran, program semesteran, dan

pengembangan silabus, (4) membimbing guru-guru dalam memilih dan

menilai buku-buku untuk perpustakaan sekolah, buku-buku pelajaran

untuk murid, dan buku referensi mengajar untuk guru-guru, (5)


membinbing guru-guru dalam menganalisis dan menginterprestasi hasil

tes dan penggunaannya bagi perbaikan proses belajar mengajar, (6)

melakukan kunjungan kelas dalam rangka supervisi klinis, (7)

mengadakan kunjungan observasi kepada guru-guru demi perbaikan cara

mengajarnya, dan (8) mengadakan pertemuan individual dengan guru-

guru tentang masalah yang mereka hadapi (Purwanto, 2003:119-120;

Brackett, 1994; Goldhammer, et al. 1993).

Selanjutnya, Julitriarsa dan Suprihanto (1992)

mengemukakan bahwa tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam

supervisi di sekolah, yaitu: (1) Melakukan perencanaan kegiatan yang

akan dilakukan di sekolah bersama staf guru dan staf sekolah lainnya, (2)

melakukan pengorganisasian kegiatan di sekolah, (3) melakukan kegiatan

penggerakkan kepada semua staf di sekolah, (4) melakukan kegiatan

supervisi terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh para staf guru

dan staf sekolah lainnya di sekolah, dan (5) menilai proses kerja dan hasil

kerja yang dicapai oleh para staf dalam melakukan kegiatannya masing-

masing di sekolah.

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab supervisor, ada

beberapa peranan yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah. Menurut

Alfonso et al (1981) bahwa ada empat peranan penting yang perlu

dilakukan oleh supervisor pengajaran, yaitu (1) mengenal masalah

pengajaran, (2) berperan sebagai nara sumber, (3) sebagai komunikator

antar pribadi, dan (4) sebagai agen pembaharuan dalam sistem sekolah.
Dalam melakukan peranan pertama (mengenal masalah), supervisor

dituntut sebagai peneliti yang dapat mengumpulkan data tentang proses

belajar mengajar, menganalisisnya, dan menarik kesimpulan. Peranan

sebagai peneliti dapat dilakukan dengan melakukan observasi kelas yang

direncanakan, menjadi pendengar yang baik untuk berbagai masalah

yang disampaikan oleh guru-guru kepadanya, dan berusaha untuk selalu

mengikuti permasalahan dan gagasan aktual dalam bidang pendidikan

dan pengajaran, khususnya tentang proses belajar mengajar di sekolah

(Satori, 1989: 88-89). Peranan sebagai nara sumber dapat dilakukan oleh

supervisor pengajaran dengan bertindak sebagai konsultan di mana guru-

guru membutuhkannya sebagai fasilitator, penolong, dapat memahami

kebutuhan atau kesulitannya dan mencarikan solusi atas masalah tersebut

secara bersama.

Dari uraian pendapat diatas, disimpulkan bahwa supervisi

adalah tugas-tugas kepala sekolah yang berkaitan dengan pembinaan

guru untuk perbaikan pengajaran. Tugas dan tanggung jawab kepala

sekolah tersebut harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya demi

kesuksesan kepala sekolah dalam melaksanakan fungsinya sebagai

supervisor pengajaran di sekolah. Jika fungsi supervisor telah

dilaksanakan dengan profesional, kepala sekolah akan dapat berhasil

dalam memimpin semua staf sekolah (khususnya staf guru) yang menjadi

mitranya dalam bekerjasama secara tim (Team Work) untuk

meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru, yang bermuara kepada


peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran di kelas khususnya

dan mutu pendidikan di sekolah pada umumnya. Untuk melaksanakan

supervisi dengan baik kepala sekolah mempunyai tugas dan peranan

sebagai berikut: a) Merencanakan program supervisi akademik dalam

rangka peningkatan profesionalisme guru. b) Melaksanakan supervisi

akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik

supervisi yang tepat, c) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik

terhadap guru rangka peningkatan profesionalisme guru.

2. Supervisi Akademik

Supervisi merupakan serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi

pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Sahertian (2010: 19) supervisi

adalah usaha memberi layanan kepada guru-guru baik secara individual

maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran.

Sedangkan Ngalim Purwanto (2013: 26) menjelaskan bahwa supervisi

merupakan akivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu guru

dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.

Sejalan dengan Sahertian (2010: 19) dan Ngalim Purwanto

(2013: 26), Suhertian (2000: 19) menjelaskan bahwa secara umum

supervisi memiliki tujuan untuk memberikan bantuan dalam

mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik, melalui usaha

peningkatan profesionalitas dalam mengajar; menilai kemampuan guru

sebagai pendidik dan pengajar dalam bidang masing-masing guna


membantu mereka melakukan perbaikan dan jika diperlukan dengan

menunjukkan kekurangan-kekurangan untuk diperbaiki. Sedangkan

Sudjana, dkk (2011:19) menyebutkan bahwa Supervisi akademik

merupakan fungsi pengawas berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas

pembinaan, pemantauan, penilaian dan pelatihan professional guru

dalam: (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran;

(3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta

didik, dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada

pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru. Oleh karena

itu dalam pelaksanaannya, supervisi harus dilakukan secara teratur dan

berkesinambungan sehingga kualitas pembelajaran dapat meningkat.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukaakan diatas dapat

disimpulkan bahwa supervisi merupakan pemberian layanan dan bantuan

untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas dengan tujuan untuk

meningkatkan kualitas belajar siswa yang dimulai dari perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi

pembelajaran sampai melakukan refleksi. Selain untuk memperbaiki

kemampuan mengajar supervisi juga bertujuan untuk pengembangan

potensi kualitas guru. Sejalan dengan pendapat diatas, Permendiknas

nomor 39 tahun 2009 menyebutkan bahwa ruang lingkup supervisi

akademik meliputi: a) membina guru dalam merencanakan,

melaksanakan dan menilaia proses pembelajaran, b) memantau

pelaksanaan standar isi, c) memantau pelaksanaan standar proses,


d) memantau pelaksanaan standar kompetensi kelulusan, e) memantau

pelaksanaan standar tenaga pendidik dan f) memantau pelaksanaan

standar penilaian.

Berpijak uraian dan pendapat ahli diatas, melalui supervisi

akademik kepala sekolah mampu menampung berbagai masalah yang

dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran untuk dapat menemukan

cara-cara pemecahan permasalahan. Esensi supervisi akademik bukanlah

menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran,

melainkan untuk membantu guru mengembangkan kemampuan

profesionalismenya. Walaupun dalam prosesnya tidak lepas dari kegiatan

menilai guru. Wajar jika supervisi akademik dianggap sebagai penilaian

guru dikarenakan supervisi lebih banyak dilakukan dalam bentuk

pengamatan mengajar guru. Penilaian dalam mengelola proses

pembelajaran sebagai suatu proses pemberian estimasi kualitas unjuk

kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian

yang tak terpisahkan dari serangkaian kegiatan supervisi. Dalam

supervisi akademik ini peneliti melaksanakan kunjungan kelas, observasi

kelas, pertemuan individual, berdiskusi, serta megadakan pelatihan dalam

bentuk In House Training (IHT).

3. Hakekat Kompetensi Pedagogik

Kompetensi Pedagogik merupakan bagian yang tak terpisahkan

dari empat kompetensi utama yang harus dimiliki seorang guru, yaitu

kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat


kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru saat melaksanakan

profesinya. Kompetensi Pedagogik yaitu kemampuan seorang guru

dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. Selain itu

kemampuan pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing

dan memimpin peserta didik. Menurut Depdiknas (2004) menyebut

bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam

merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan

interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan

melakukan penilaian.

Pencapaian kompetensi pedagogik guru dinilai melalui indikator

kinerja. Menurut Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 kompetensi

pedagogik guru kelas adalah sebagai berikut: (1) Menguasai karakteristik

peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan

intelektual, (2) Menguasai teori belajar danprinsip-prinsip pembelajaran

yang mendidik, (3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan

mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (4)

Menyelenggarakan pembelajaranyang mendidik, (5) Memanfaatkan

teknologi informasidan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (6)

Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, (7) Berkomunikasi

secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, (8)

Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (9)

Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan


pembelajaran, dan (10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan

kualitas pembelajaran.

Lebih lanjut Dirjen PMPTK (2012:71) merumuskan pedoman

pengukuran kompetensi pedagogik yaitu: 1) menyusun alat penilaian

sesuai dengan tujuan pembelajaran (RPP), 2) melaksanakan penilaian, 3)

menganalisa hasil penilaian, 4) memanfaatkan masukan dari peserta didik

dan merefleksikan, 5) memanfaatkan hasil penilaian sebagai penyusunan

rancangan pembelajaran selanjutnya.

Berdasarkan uraian kompetensi pedagogik diatas, dapat

disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Pada penelitian ini

dilakukan untuk mengembangkan kompetensi pedagogik guru dalam

merencanakan pembelajaran, melaksanakan dan menilai proses

pembelajaran. Pengukuran kompetensi pedagogik dilakukan dengan cara

pengamatan mengunakan instrumen supervisi.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Ada beberapa jurnal sebagai penelitian terdahulu yang sudah

membahas tentang kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru

profesional, dan sekaligus dengan pelaksanaan supervisi. Penjelasan dalam

jurnal tersebut sudah merupakan persamaan yang ada pada penelitian ini,

adalah sebagai berikut.

Bloom (2003: 8) dalam Journal of Case Studies in Education yang

berjudul Leadership effectiveness and instructional supervision: the case of


the failing twin dalam Suhandi Astuti: 2015, menyatakan bahwa kepala

sekolah sebagai administrator mempunyai kewajiban dalam melakukan

supervisi dan monitoring secara teratur. Tujuannya untuk mengurangi

benturan sumber daya manusia yang dikelola baik secara vertikal maupun

horizontal. Dalam jurnal tersebut digambarkan beberapa fenomena

permasalahan pembelajaran, efektivitas kepemimpinan, pengawasan pelatihan

peningkatan kinerja guru. Permasalahan yang diangkat merupakan fenomena

dalam sebuah instansi pendidikan. Dijelaskan bahwa penjiwaan

kepemimpinan yang beroreantasi pada efektivitas dan etos kerja yang tinggi

akan membawa sebuah keberhasilan yang cemerlang. Penjiwaan ini adalah

proses mengangkat semangat kinerja tenaga pendidikan yang dilakukan

secara efektif dan profesional. Perlakuan dalam proses peningkatan tersebut

difokuskan pada peningkatan hasil perolehan keterampilan yang diraih anak.

Kecemerlangan hasil yang digenggam anak merupakan cermin

kepemimpinan yang efektif dan etos kerja yang tinggi.

Penelitian Tindakan Sekolah Berjudul Penerapan supervisi

akademik untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menyusun

administrasi penilaian (Suhandi Astuti. : 2015) menyatakan, bahwa kepala

sekolah harus mempunyai strategi dalam memanajemen guru. Kepala sekolah

merupakan kunci dalam pengelolaan tersebut. Banyak kegiatan guru

dipengaruhi oleh supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Supervisi ini

meningkatkan kinerja guru, memperbaiki pembelajaran, dan melatih guru

untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangkan pembelajaran di kelas.


Dijelaskan lebih dalam lagi mengenai pengelolaan guru dan staf, sarana dan

prasarana, hubungan masyarakat dengan sekolahan, pengelolaan kesiswaan

dan kurikulum, hal tersebut dalam rangka pendayagunaan sumberdaya secara

optimal. Pada intinya adalah pada faktor utama dikelola dengan baik maka

komponen-komponen yang lain akan terimbas juga. Dengan demikian apabila

faktor semangat guru sudah termotivasi dengan baik maka semua yang

berkaitan dengan tugas guru akan menghasilkan produk yang optimal.

Canadian Journal of Educational Administration and Policy,

January 14, 2007 berjudul Teacher Education Program Admission Criteria

and What Beginning Teachers Need to know to be Successful Teachers oleh

Childs and Casey (2007: 1) dalam abstraknya melaporkan mengenai

pemilihan program pendidikan guru yang prospektif. Program tersebut

berkaitan dengan skill, wawasan dan perilaku yang merupakan kriteria

persiapan guru dalam pembelajaran. Hasil dari proses tersebut mampu

memproduksi guru profesional. Keberhasilan potensi yang dimiliki anak juga

merupakan keberhasilan seorang guru.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah bahwa

penelitian ini lebih memfokuskan pada pengelolaan supervisi pembelajaran

yang meliputi perencanaan, implementasi dan umpan balik. Metode yang

digunakan adalah kualitatif, dimana penelitian ini dilakukan pada taraf

sekolah dasar, sedangkan persamaannya adalah sama-sama membahas cara

peningkatan profesionalisme guru melalui suatu pembinaan dalam bentuk

supervisi.
C. Kerangka Pemikiran

Kemampuan guru memegang peran kunci keberhasilan dalam

peningkatan mutu pendidikan. Meskipun faktor-faktor lain telah tersedia,

namun guru tetap menjadi penentu utama dalam pelaksanaan pendidikan di

suatu sekolah. Mengingat peran guru sangat strategis dalam kegiatan

pembelajaran maka upaya peningkatan mutu guru merupakan kegiatan yang

harus dilakukan terus menerus, salah satunya adalah pengembangan

kompetensi pedagogik guru. Kompetensi ini merupakan salah satu jenis

kompetensi yang mutlak perlu dikuasai guru, karena kompetensi ini erat

hubungan dengan upaya meningkatkan proses pembelajaran.

Hasil observasi ditemukan kondisi guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran tidak sesuai dengan standar kompetensi pedagogik,

seperti guru mengajar hanya tanpa persiapan rencana pembelajaran hanya

dengan bekal teks, guru masuk kelas memberi tugas mencatat buku atau soal

latihan, dan siswa hanya mengerjakan soal. Terdapat kesan bahwa

pembelajaran yang penting target kurikulum tercapai. Hasil wawancara

dengan beberapa guru ditemukan penyebabnya yaitu: kurangnya pembinaan

dari kepala sekolah dan pengetahuan dan keterampilan guru dalam mengelola

proses pembelajaran kurang.

Kondisi demikian menurut peneliti diperbaiki dengan supervisi

akademik. Permendiknas No.13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

sekolah/madrasah menegaskan bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus

mampu melakukan supervisi akademik dalam bentuk bimbingan, arahan dan


pembinaan bagi guru dalam mengimplemnetasikan kurikulum. Selanjutnya

dalam Permendiknas nomor 39 tahun 2009 menyebutkan bahwa ruang

lingkup supervisi akademik meliputi membina guru dalam merencanakan,

melaksanakan dan menilaia proses pembelajaran.

Supervisi merupakan layanan yang bersifat membimbing,

memfasilitasi, memotivasi serta menilai guru dalam pelaksanaan

pembelajaran dan pengembangan profesinya secara efektif yang dilakukan

melalui antara lain, pemberian contoh, diskusi, konsultasi, atau pelatihan.

Melalui supervisi akademik kepala sekolah mampu menampung berbagai

masalah yang dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran untuk dapat

menemukan cara-cara pemecahan permasalahan, sehingga guru dapat

meningkatkan proses pembelajaran pada akhirnya tujuan peningkatan mutu

pendidikan tercapai.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah ”Supervisi akademik dapat

meningkakan kompetensi pedagogik guru SD Negeri Pakijangan 01?”


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (PTS) yang

dilakukan di SD Negeri Pakijangan 01 Kecamatan Bulakamba Kabupaten

Brebes pada tahun pelajaran 2019/2020. Waktu penelitian dari bulan Agustus

sampai dengan Oktober 2019. Sumber data primer berasal dari hasil

pengukuran variabel penelitian tindakan sekolah berikut skor kompetensi

pedagogik guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.

Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini dilakukan melalui

tahapan penyusunan proposal penelitian, penyusunan instrument, pelaksanaan

tindakan dalam rangka pengumpulan data, analisis data dan pembahasan hasil

penelitian serta penyusunan laporan PTS.

B. Subyek Penelitian

Subyek yang dilibatkan dalam penelitian tindakan sekolah ini

adalah guru kelas I sd.VI SD Negeri Pakijangan 01 Kecamatan Bulakamba

Kabupaten Brebes. Jumlah guru sebanyak enam orang terdiri dari satu laki-

laki dan lima orang perempuan. Status kepegawaian dua orang adalah

pegawai ASN dan empat orang Non ASN. Latar belakang pendidikan subyek

penelitian adalah S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Rata-rata pengalaman

bekerja sebagai guru selama 12 tahun.


C. Prosedur Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan sekolah

(PTS) yaitu penelitian tindakan yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus

terdiri dari (1) planning, (2) acting, (3) observing, (4) reflecting (Arikunto

et.al, 2004).

Tindakan penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus. Langkah awal

tindakan yang dilakukan adalah pra tindakan, yaitu (a) Berkoordinasi dengan

pengawas tentang rencana pelaksanaan penilitian melalui supervisi akademik

terhadap guru kelas yang dianggap memerlukan bimbingan dalam menyusun

rencana pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil

belajar, (b) Menyusun rancangan pelaksanaan supervisi akademik dengan

tahapan tahapan sebagai berikut: pertemuan awal, yaitu mengadakan diskusi

bersama dengan guru secara terbuka untuk mengembangkan instrumen,

sekaligus memeriksa persiapan mengajar, melakukan observasi kelas, yaitu

mengamati guru dalam mengelola kelas dan aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran, dan selanjutnya mengadakan pertemuan akhir atau pertemuan

balikan, yaitu melakukan diskusi dengan guru tentang hasil observasi kelas

khusus dalam kompetensi pedagogik, baik keberhasilan dan kekurangannya

dan memberi bantuan penyelesaian masalah. Selanjutnya merencanakan dan

menyepakati pelaksanaan tindakan siklus berdasarkan perbaikan pada siklus

sebelumnya, dan (c) Menyusun jadwal pelaksanaan supervisi yang

disesuaikan dengan jadwal mengajar guru


Siklus I

1. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan meliputi kegiatan: (a) Peneliti dan guru

menciptakan suasana akrab, sehingga terjadi suasana kolegial. Dengan

kondisi ini diharapkan guru dapat mengutarakan pendapatnya secara

terbuka, (b) Peneliti dan guru membahas rencana pembelajaran yang

dibuat guru dan menyepakati aspek dan indikator yang menjadi fokus

perhatian supervisi, dan (c) peneliti dan guru menyusun atau

menyepakati jadwal kegiatan supervisi.

2. Tahap tindakan dan Observasi

Tahap tindakan meliputi kegiatan: (a) Peneliti memantau

kegiatan guru menyusun perencanaan pembelajaran (b) Mengamati

proses proses pembelajaran dan penilaian prestasi belajar siswa, (c)

Mencatat secara rinci dan lengkap kegiatan guru dan siswa berhubungan

dengan instrumen supervisi yang berfokus pada indikator yang telah

disepakati, dan (d) dalam hal tertentu peneliti membuat komentar secara

terpisah dengan hasil observasi.

3. Tahap refleksi (pertemuan balikan)

Tahap refleksi meliputi kegiatan: (a) Peneliti menciptakan

suasana akrab dan terbuka dan menanyakan perasaan guru tentang

jalannya pelajaran, (b) Peneliti memberikan penguatan terhadap kegiatan

guru yang dianggap berhasil. Dilanjutkan menanyakan indikator yang

dianggap berhasil, kemudian menanyakan indikator dianggap kurang


berhasil. Peneliti tidak memberikan penilaian dan membiarkan guru

menyampikan pendapatnya, (c) Peneliti menyampaikan data hasil

observasi. Peneliti dan guru menganalisisnya, dimana guru lebih banyak

diminta pendapatnya. Peneliti mengarahkan guru sehingga menemukan

sendiri kekurangannya. Dalam diskusi dihindari kesan menyalahkan, dan

(d) Secara bersama, peneliti dan guru merencanakan pembelajaran

berikutnya. Peneliti terus memberi dorongan agar guru mampu

memperbaiki kekuragannya.

Siklus II

1. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan melipuiti kegiatan: (a) Merencanakan

tindakan berdasarkan hasil pertemuan balikan pada siklus I, (b) Peneliti

dan guru membahas rencana pembelajaran yang dibuat guru, (c)

Mendiskusikan persiapan alat dan bahan yang diperlukan serta setting

pembelajaran. (b) Peneliti dan guru membahas supervisi dan

menyepakati aspek dan indikator yang menjadi fokus perhatian supervisi,

dan (c) peneliti dan guru menyusun atau menyepakati jadwal kegiatan

supervisi.

2. Tahap tindakan (dan observasi),

Tahap tindakan meliputi kegiatan: (a) Peneliti memantau

kegiatan guru menyusun perencanaan pembelajaran (b) Mengamati

proses proses pembelajaran dan penilaian prestasi belajar siswa, (c)

Mencatat secara rinci dan lengkap kegiatan guru dan siswa berhubungan
dengan instrumen supervisi yang berfokus pada indikator yang telah

disepakati, rekomendasi pada pertemuan balikan siklus I, dan (d) dalam

hal tertentu peneliti membuat komentar sambil membandingkan dengan

siklus I secara terpisah dengan hasil observasi.

3. Tahap refleksi (pertemuan balikan)

Tahap refleksi meliputi kegiatan: (a) Peneliti menciptakan

suasana akrab dan terbuka dan menanyakan perasaan guru tentang

jalannya pelajaran, (b) Peneliti memberikan penguatan terhadap kegiatan

guru yang dianggap berhasil. Dilanjutkan menanyakan indikator yang

dianggap berhasil, kemudian menanyakan indikator dianggap kurang

berhasil. Peneliti tidak memberikan penilaian dan membiarkan guru

menyampikan pendapatnya, (c) Peneliti menyampaikan data hasil

observasi. Peneliti dan guru menganalisisnya, dimana guru lebih banyak

diminta pendapatnya. Peneliti mengarahkan guru sehingga menemukan

sendiri kekurangannya. Dalam diskusi dihindari kesan menyalahkan, dan

(d) Secara bersama, peneliti dan guru merencanakan pembelajaran

berikutnya. Peneliti terus memberi dorongan agar guru mampu

memperbaiki kekuragannya. Selanjutnya peneliti dan guru membuat

kesimpulan tentang kegiatan supervisi yang telah dilaksanakan.

D. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas tiga

kegiatan pokok yakni pengumpulan data awal, data hasil analisis setiap akhir
siklus, serta tanggapan lain dari guru terhadap pelaksanaan supervisi. Teknik

pengumpulan data pada penelitian ini antara lain:

1. Studi Dokumen

Studi dokumen digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan kinerja guru, Hasil PKG, dokumen SKP,

dan dokumen program dan pelaksanaan supervisi tahun sebelumya.

2. Teknik Observasi (Pengamatan )

Dalam teknik ini peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan

yang sistematik terhadap subyek penelitian. Teknik ini digunakan untuk

pengumpulan data supervisi. Alat yang digunakan adalah instrumen

supervisi perencanaan pembelajaran, instrumen pelaksanaan proses

pembelajaran, instrumen penilaian prestasi belajar siswa.

3. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpul data untuk memperoleh

informasi langsung dari sumbernya. Teknik ini digunakan untuk

pengumpulan data tentang kegiatan supervisi.

4. Dekumentasi

Teknik ini digunakan untuk mengambil data kegiatan supervisi dan

pelaksanaan kegiatan guru dalam pelaksaanaan supervisi.

E. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan

analisis teknik analisis deskriptif komparatif. Data kuantitatif yang diperoleh

di deskripsikan dalam bentuk kata-kata atau penjelasan. Selanjutkan


dilakukan komparasi data untuk memastikan ada tidaknya peningkatan

kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran, peningkatan

kemampuan guru dalam pelaksanaan, dan penilaian prestasi belajar.

Data diperoleh dari instrumen supervisi. Tiap instrumen penilaian

terdapat 5 kualifikasi penilaian yaitu 1, 2, 3, 4 dan 5 Setiap skor yang

diperoleh kemudian dibagi dengan skor maksimal dan dikalikan dengan 100

atau dengan rumus sebagai berikut.

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


𝑁(𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖) = 𝑥 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Adapun kriteria penilaian kompetensi guru disajikan pada tabel 3.1

di bawah ini.

Tabel 3.1

Standar Keberhasilan Komptensi Guru (Depdiknas)

Nilai Predikat Keterangan


81 -100 A (Amat Baik) Berhasil
76 - 80 B (Baik) Berhasil
55 - 75 C (Cukup) Belum Berhasil
0 - 54 D (Kurang) Belum Berhasil

F. Indikator Kinerja

Indikator yang dicapaioleh peneliti dalam penelitian ini ialah

apabila persentasi rata–rata kompetensi pedagogik dari keseluruhan guru

kelas meningkat. Sedangkan tolak ukur nilai keberhasilan dari seorang guru

sebesar > 76 atau memperoleh predikat baik. Aspek–aspek kompetensi

pedagogik yang ditujukan sebagai indikator keberhasilan, diantaranya kinerja


guru dalam menyusun rencana pembelajaran, kinerja guru dalam

melaksanakan pembelajaran, kinerja guru dalam menilai prestasi belajar

siswa, kinerja guru dalam melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian prestasi

belajar siswa.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan ini dilaksanakan minggu ketiga dan keempat Agustus

2019, tanggal 19 sd. 31 Agustus 2019. Pada tahap ini peneliti dan guru

mengadakan pertemuan dalam suasana akrab, sehingga terjadi suasana

kolegial. Dengan kondisi ini diharapkan guru dapat mengutarakan

pendapatnya secara terbuka.

Dalam pertemuan tersebut, peneliti dan guru membahas rencana

pembelajaran yang dibuat guru dan menyepakati aspek dan indikator

yang menjadi fokus perhatian supervisi, menyusun atau menyepakati

jadwal kegiatan supervisi, dan menyepakati aspek yang menjadi fokus

penelitian berdasarkan hasil observasi prasiklus.

2. Tahap Tindakan dan Observasi

Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu keempat Agustus, yaitu

tanggal 26 sd. 31 Agustus 2019. Tahap tindakan dilaksanakan secara

bersama dengan tahap observasi. Dalam kegiatan ini peneliti

melaksanakan tindakan supervisi kepada guru sekaligus observasi

terhadap kegiatan penelitiaan itu sendiri dan mengamati perubahan

perilaku dan kemampuan guru. Selama kegiatan pembelajaran peneliti

sekaligus observasi atau pengamat dan penilai terhadap kemampuan guru


membuat perencanaan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran,

dan menilai prestasi belajar sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.

Hasil observasi kegiatan perencanaan pembelajaran siklus 1 ini

disajikan pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1

Hasil Supervisi Perencanaan Pembelajaran

Hasil Penelaahan dan Skor


No Nama Tidak Kurang Sudah Predikat
Ada Lengkap Lengkap
1 Guru A 1,4% 34,8 60,9 Cukup Baik

2 Guru B 0,0% 39,1 60,9 Cukup Baik

3 Guru C 0,0% 34,1 65,2 Cukup Baik

4 Guru D 0,0% 56,5 43,5 Cukup Baik

5 Guru E 0,0% 47,8 52,2 Cukup Baik

6 Guru F 0,0% 39,1 60,9 Cukup Baik

Rata-rata 0,2% 41,9 57,3 Cukup Baik

Dari tabel 4.1 menunjukkan, beberapa guru masih belum

memenuhi komponen rencana pembelajaran yang benar. Masih ada 0,2%

guru tidak menulis komponen rencana pembelajaran. Kurang lengkap

lengkap 49,9% dan yang telah lengkap 49,3%. Secara umum bahwa

kemampuan rata-rata guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran

memperoleh predikat cukup baik.


Kegiatan observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran

dilaksanakan pada saat proses pembelajaran. Guru menempati kursi yang

disediakan, kehadiran peneliti diharapkan tidak mengganggu suasana

proses pembelajaran. Hasil observasi proses pembelajaran siklus I

disajikan Tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2
Hasil observasi Kegiatan pembelajaran Siklus 1

No Nama Nilai Predikat

1 Guru A 65,0 Cukup Baik

2 Guru B 62,3 Cukup Baik

3 Guru C 69,5 Cukup Baik

4 Guru D 62,3 Cukup Baik

5 Guru E 62,3 Cukup Baik

6 Guru F 59,5 Cukup Baik

Rata-rata 63,5 Cukup Baik

Dari tabel 4.2 menunjukkan, bahwa kemampuan rata-rata guru

dalam melaksanakan proses pembelajaran hanya memperoleh predikat

cukup baik. Guru melakukan kegiatan proses pembelajaran sebagaimana

instrumen supervisi pelaksanaan pembelajaran rata-rata cukup baik.

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I belum mencapai indikator

keberhasilan yang disyaratkan yakni ≥ 76. Hasil pengamatan guru belum

melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sebagaiman dalam rencana

pembelajaran yang disusun.


Tahap tindakan dan observasi guru dalam melaksanakan

penilaian prestasi belajar siswa tidak dilaksanakan bersama dengan

proses pembelajaran. Dalam supervisi ini, peneliti mengamati guru dalam

menyusun kisi-kisi, menulis butir soal, dan tindak lanjut hasil penilaian.

Hasil observasi kinerja guru pada aspek melaksanakan penilaian prestasi

belajar siswa disajikan pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.3
Hasil Supervisi Penilaian Prestasi Belajar

No Nama Nilai Predikat

1 Guru A 72 Cukup Baik

2 Guru B 72 Cukup Baik

3 Guru C 76 Baik

4 Guru D 70 Cukup Baik

5 Guru E 70 Cukup Baik

6 Guru F 70 Cukup Baik

Rata-rata 72,3 Cukup Baik

Dari tabel 4.3, menunjukkan rata-rata kemampuan guru dalam

melaksanakan penilaian prestasi belajar siswa memperoleh predikat

cukup baik (72,3). Hasil pengamatan diperoleh data guru belum

menyusun kisi-kisi saol dengan baik, hasil ulangan belum dilaporkan

kepada orang tua atau kepala sekolah, dan belum melakukan analisis

hasil penilaian. Sebagian guru masih memperoleh nilai di bawah batas


indikator keberhasilan, namun ada satu orang guru memperoleh telah

predikat baik.

3. Tahap Refleksi (pertemuan balikan)

Kegiatan ini dilaksanakan segera setelah kegiatan tindakan (dan

observasi). Berdasarkan hasil observasi siklus I, peneliti dan guru yang

diobervasi berdiskusi menganalisis kekuatan dan kelemahan kinerja guru.

Hasil pertemuan ini adalah sebagai berikut (a) kemampuan guru dalam

perencanaan pembelajaran rata-rata memperoleh predikat cukup baik, (b)

kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran memperoleh

predikat cukup baik, (c) kemampuan dalam penilaian prestasi belajar

siswa semua guru memperoleh predikat cukup baik.

Secara umum tindakan siklus I memperoleh predikat cukup

baik. Hal yang terpenting adalah menimbulkan motivasi diri guru secara

intrinsik. Indikator yang masih rendah dan perlu ditingkatkan pada aspek

perencanaan pembelajaran antala lain: (a) Indikator 7, penyusunan

skenario pembelajaran, dan (b) Indikator 7, penilaian. Pada aspek

pelaksanaan pembelajaran guru belum menguasai materi pelajaran,

menerapkan strategi yang tepat, dan belum menerapkan strategi

pembelaharan saintifik. Pada aspek kemampuan penilaian prestasi belajar

rata-rata indikator telah dikerjakan guru dengan baik. Berdasarkan data

siklus I peneliti dan guru sepakat melanjuti tindakan siklus II, aspek yang

memperoleh nilai rendah mendapat prioritas kegiatan pada siklus

selanjutnya, melaksanakan pelatihan, dan atau diskusi kelompok kecil.


B. Siklus II

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan ini dilaksanakan minggu kedua dan ketiga September

2019, tanggal 9 sd. 21 September 2019. Pada tahap ini peneliti dan guru

mengadakan pertemuan dalam suasana akrab, sehingga terjadi suasana

kolegial. Dengan kondisi ini diharapkan guru dapat mengutarakan

pendapatnya secara terbuka.

Dalam pertemuan tersebut, peneliti dan guru membahas rencana

pembelajaran yang dibuat guru dan menyepakati aspek dan indikator

yang menjadi fokus perhatian supervisi, menyusun atau menyepakati

jadwal kegiatan supervisi, dan menyepakati aspek yang menjadi fokus

penelitian berdasarkan hasil observasi siklus I

2. Tahap Tindakan (dan Observasi)

Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu ketiga Oktober, tanggal

16 sd. 21 Oktober 2019. Tahap tindakan dilaksanakan secara bersama

dengan tahap observasi. Dalam kegiatan ini peneliti melaksanakan

tindakan supervisi kepada guru sekaligus observasi terhadap kegiatan

penelitiaan itu sendiri dan mengamati perubahan perilaku dan

kemampuan guru. Selama kegiatan pembelajaran peneliti sekaligus

observasi atau pengamat dan penilai terhadap kemampuan guru membuat

perencanaan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, dan

menilai prestasi belajar sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.


Hasil observasi masing-masing kegiatan perencanaan

pembelajaran siklus II ini disajikan pada tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4

Hasil Supervisi Perencanaan Pembelajaran

Hasil Penelaahan dan Skor


No Nama Kurang Sudah Predikat
Tidak Ada
Lengkap Lengkap
1 Guru A 0,0 13,0 87,0 Baik

2 Guru B 0,0 13,0 87,0 Baik

3 Guru C 0,0 8,7 91,3 Baik

4 Guru D 0,0 13,0 87,0 Baik

5 Guru E 0,0 8,7 91,3 Baik

6 Guru F 0,0 13,0 87,0 Baik

Rata-rata 0,0 11,6 88,4

Dari tabel 4.4 menunjukkan, semua guru dalam menyusun

perencanaan pembelajaran memenuhi komponen dengan benar dengan

predikat baik nilai rata-rata 88,4%. Meskipun ditemukan rencana

pembelajaran yang kurang lengkap 11,6%. Secara umum bahwa

kemampuan rata-rata guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran

memperoleh predikat cukup baik.

Kegiatan observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran

dilaksanakan pada saat proses pembelajaran. Hasil observasi proses

pembelajaran siklus II disajikan Tabel 4.5 di bawah ini.


Tabel 4.5
Hasil Supervisi Pelaksanaan Proses Pembelajaran

No Nama Nilai Predikat

1 Guru A 81,4 Amat Baik

2 Guru B 78,6 Baik

3 Guru C 82,3 Amat Baik

4 Guru D 79,5 Baik

5 Guru E 79,1 Baik

6 Guru F 78,6 Baik

Rata-rata 79,9 Baik

Dari tabel 4.5 bahwa menunjukkan nilai kemampuan rata-rata

guru dalam melaksanakan proses pembelajaran memperoleh predikat

baik. Bahkan ada dua guru memperoleh predikat amat baik. Guru

melakukan kegiatan proses pembelajaran dengan baik. Pelaksanaan

proses pembelajaran pada siklus II mencapai indikator keberhasilan yang

disyaratkan yakni ≥ 76. Hasil pengamatan guru belum melaksanakan

sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran seperti dalam

rencana pembelajaran yang telah disusun.

Observasi penilaian prestasi belajar siswa disajikan pada tabel

4.6 di bawah ini. Dari tabel tersebut menunjukkan rata-rata kemampuan

guru dalam melaksanakan penilaian prestasi belajar memperoleh predikat

baik. Semua guru telah melaksanakan penilaian prestasi belajar dengan

baik dan memenuhi indikator keberhasilan ≥ 76.


Tabel 4.6
Hasil Supervisi Penilaian Prestasi Belajar

No Nama Nilai Predikat

1 Guru A 84 Amat Baik

2 Guru B 80 Baik

3 Guru C 82 Amat Baik

4 Guru D 78 Baik

5 Guru E 78 Baik

6 Guru F 80 Baik

Rata-rata 80,3 Baik

3. Tahap Refleksi (pertemuan balikan)

Kegiatan ini dilaksanakan segera setelah kegiatan tindakan (dan

observasi). Berdasarkan hasil observasi siklus II, peneliti dan guru

berdiskusi menganalisis kekuatan dan kelemahan tindakan siklus I.

Kelebihan-kelebihan yang muncul pada tindakan siklus I cukup baik,

antara lain: (a) rata-rata kemampuan guru dalam perencanaan

pembelajaran siklus II semakin baik, guru semakin terampil menyusun

perencanaan pembelajaaran, (b) kemampuan guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran pada siklus I semakin meningkat, guru memperoleh

tambahan pengetahuan keterampilan mengelola pembelajaran, dan (c)

kemampuan guru dalam penilaian prestasi belajar siswa semakin

meningkat. Keterampilan ini sangat diperlukan unrtuk mengetahui

keberhasilan proses pembelajaran.


Sedangkan kelemahan guru dalam tindakan siklus I adalah guru

belum melakukan pengelolaan pembelajaran sesuai dengan rencana yang

telah disusun sebelumnya, meningkatkan keterampilan menyusun alat

penilaian sendiri, dan mengaanalisis hasil penilaian.

C. Pembahasan Antar Siklus

Sebelum dimulai penelitian tindakan sekolah ini, peneliti

mengamati kondisi proses pembelajaran di SD Negeri Pakijangan 01.

Kegiatan ini selanjutnya dinamai prasiklus. Hasil observasi prasiklus

disajikan pada tabel 4.7 di bawah ini.

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Prasiklus

Aspek Kompetensi Pedagogik


Rata-
No Nama Perencanaan Pelaksanaan Penilaiaan rata
Pembelajaran Pembelaajaran Prestasi
1 Guru A 60,0 59,5 70 63,2
2 Guru B 60,9 62,3 70 64,4
3 Guru C 65,2 62,3 70 65,8
4 Guru D 43,5 59,3 70 57,6
5 Guru E 52,2 62,3 60 58,2
6 Guru F 52,2, 59,5 70 64,8
Rata-rata 56,4 60,9 68,3 61,9

Dari tabel 4.7 di atas menunjukkan rata-rata kompetensi pedagogik

guru dalam pengelaan pembelajaran memperoleh predikat cukup baik, (nilai

61,9). Kondisi guru demikian kurang baik dan perlu segera diatasi. Kepala

sekolah menerapkan supervisi akademik untuk menyelesaikan masalah

pembelajaran di sekolah.
Pada siklus I Hasil Tindakan siklus I disajikan pada tabel 4.8 di

bawah ini.

Tabel 4.8

Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I

Aspek Kompetensi Pedagogik


Rata-
No Nama
Perencanaan Pelaksanaan Penilaiaan rata
Pembelajaran Pembelaajaran Prestasi

1 Guru A 70,0 65,0 72 66,0


2 Guru B 65,2 62,3 72 65,1
3 Guru C 75,2 69,5 76 70,2
4 Guru D 63,5 62,3 70 58,6
5 Guru E 63,2 62,3 70 61,5
6 Guru F 60,9 59,5 70 63,5
Rata-rata 66,3 63,5 72,3 67,2

Dari tabel 4.8 menunjukkan peningkatan kompetensi pedagogik

guru dari siklus sebelumnya. Kondisi demikian karena kepala sekola selaku

peneliti menerapkan kegiatan supervisi dengan cukup baik, menciptakan

kondisi kolegial sehingga guru secara terbuka menyampaikan pendapat.

Peneliti mengadakan diskusi menyampaikan kekurangan dan kelebihan hasil

pengamatan secara jujur, terbuka, dan tidak bersifat menilai. Layanan

demikian yang menimbulan motivasi guru untuk meningkatkan kompetensi

pedagogik.

Hal ini sesuai pendapat Sahertian, bahwa supervisi memiliki tujuan

untuk memberikan bantuan dalam mengembangkan situasi belajar mengajar


yang lebih baik, melalui usaha peningkatan profesionalitas dalam mengajar;

menilai kemampuan guru sebagai pendidik dan pengajar dalam bidang

masing-masing guna membantu mereka melakukan perbaikan dan jika

diperlukan dengan menunjukkan kekurangan-kekurangan untuk diperbaiki.

Meskipun hasil tindakan siklus I menunjukkan peningkatan dari

siklus sebelumya, tetapi belum memenuhi indikator keberhasilan sehingga

peneliti dan guru melanjutkan tindakan siklus II. Hasil tindakan siklus II

disajikan pada tabel 4.9 di bawah ini.

Tabel 4.8

Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus II

Aspek Kompetensi Pedagogik


Rata-
No Nama
Perencanaan Pelaksanaan Penilaiaan rata
Pembelajaran Pembelaajaran Prestasi

1 Guru A 87 81,4 84 84,1


2 Guru B 87 78,6 80 81,9
3 Guru C 91,3 82,3 82 85,2
4 Guru D 87 79,5 78 81,5
5 Guru E 91,3 79,1 78 82,8
6 Guru F 87 78,9 80 82,0
Rata-rata 88,4 80,0 80,3 82,9

Dari tabel 4.9 menunjukkan peningkatan kompetensi pedagogik

secara signifikan. Kompetensi pedagogik pada kondisi prasiklus memperoleh

presikat kurang baik, nilai 61,9 meningkat pada tindakan siklus I memperoleh
predikat cukup baik, nilai 67,2 dan siklus II kompetensi guru meningkat

memperoleh predikat baik, nilai 82,9.

Keberhasilan tindakan siklus II merupakan kesuksesan kepala

sekolah dalam membantu guru memperbaiki kualitas pembelajaran. Kepala

sekolah melaksanakan tugas dan peranannya sebagai supevisor dengan baik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Alfonso, bahwa sebagai supervisor kepala

sekolah memiliki peranan penting, yaitu (1) mengenal masalah pengajaran,

(2) berperan sebagai nara sumber, (3) sebagai komunikator antar pribadi, dan

(4) sebagai agen pembaharuan dalam sistem sekolah. Sebagai peneliti, kepala

sekolah melakukan observasi kelas, menjadi pendengar yang baik untuk

berbagai masalah yang disampaikan oleh guru-guru kepadanya, dan berusaha

untuk selalu mengikuti permasalahan dan gagasan aktual dalam bidang

pendidikan dan pengajaran, khususnya tentang proses belajar mengajar.

Peranan sebagai nara sumber dapat dilakukan oleh supervisor pengajaran

dengan bertindak sebagai konsultan di mana guru-guru membutuhkannya

sebagai fasilitator, penolong, dapat memahami kebutuhan atau kesulitannya

dan mencarikan solusi atas masalah tersebut secara bersama.

Selain faktor keberhasilan dari kepala sekolah, guru menyadari

bahwa merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta

didik sehingga wajib dikembangkan secara terus menerus. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian sebelumya, antara lain: (a) Bloom, bahwa kepala

sekolah sebagai administrator mempunyai kewajiban dalam melakukan

supervisi dan monitoring secara teratur. Tujuannya untuk mengurangi


benturan sumber daya manusia yang dikelola baik secara vertikal maupun

horizontal. Penjiwaan kepemimpinan yang beroreantasi pada efektivitas dan

etos kerja yang tinggi akan membawa sebuah keberhasilan yang cemerlang.

(b) Penelitian Penerapan supervisi akademik untuk meningkatkan kompetensi

guru dalam menyusun administrasi penilaian (Suhandi Astuti. : 2015)

menyatakan bahwa Banyak kegiatan guru dipengaruhi oleh supervisi yang

dilakukan oleh kepala sekolah. Supervisi ini meningkatkan kinerja guru,

memperbaiki pembelajaran dan melatih guru untuk berpartisipasi aktif dalam

pengembangkan pembelajaran di kelas.

Berdasarkan uraian keberhasilan tindakan siklus di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa setelah dilaksanakan tindakan dengan penerapan

supervisi akademik telah meningkatan kompetensi pedagogik guru.

Peningkatan ini memenuhi indikator kinerja yaitu: (a) semua guru memiliki

persentasi rata–rata kompetensi pedagogik sebesar > 76, (b) rata-rata

keseluruhan kompetensi guru minimal mencapai predikat baik.

Dari keseluruhan tindakan yang dimulai siklus I dan siklus II,

kompetentensi pedagogik guru meningkat dan memenehi indikator kinerja.

Maka dengan demikian tindakan penelitian ini menjawab hipotesis, bahwa

supervisi akademik dapat meningkakan kompetensi pedagogik guru SD

Negeri Pakijangan 01. Peningkatan kompetensi pedagogik guru hasil

tindakan penelitian ini dipetegas dengan grafik 4.1 sebagai berikut.


Grafik Tindakan Prasiklus, Siklus I, dan
Siklus II
100

80

60 Series1
Series2
40
Series3
20

0
Guru A Guru B Guru C Guru D Guru E Guru F
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan teori yang telah dijawab melalui hipotesis pada bab II

maupun secara empirik berdasarkan hasil tindakan pada bab IV dapat

disimpulkan sebagai berikut.

4. Kegiatan supervisi akademik efektif sebagai upaya dalam membimbing

dan membantu guru meningkatkan kualitas pembelajaran.

5. Tindakan dengan penerapan supervisi akademik dapat meningkakan

kompetensi pedagogik guru SD Negeri Pakijangan 01 tahun pelajaran

2019/2020.

6. Peningkatan kompetensi pedagogik berpengaruh positif terhadap guru

dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

B. Saran

Berdasar hasil penelitian, analisis data dan simpulan dalam

penelitian ini, ada beberapa hal yang perlu disarankan yaitu :

1. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam

merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan

interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan

melakukan penilaian seyogyanya dikembangkan secara secara terus

menerus baik melalui supervisi akademik, pelatihan, dan pengembangan

2. Kepala sekolah sebagai administrator mempunyai kewajiban dalam


melakukan supervisi dan monitoring secara teratur. Penjiwaan

kepemimpinan yang beroreantasi pada efektivitas dan etos kerja yang

tinggi akan membawa sebuah keberhasilan yang cemerlang.


DAFTAR PUSTAKA

Alfonso, RJ., Firth, G.R., & Neville, R.F.2007.Instructional Supervision, A


Behavior System, Boston: Allyn and Bacon.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-dasar Supervisi. Jakarta: Rineke Cipta.

Dharma, Agus. 2006. Manajemen Supervisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hartoyo. 2006. Supervisi Pendidikan. Semarang: Pelita Insan.

Herabudin. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Muhroji, dkk. 2008. Manajemen Pendidikan : Pedoman Bagi Kepala Sekolah dan
Guru. Surakarta: Muhammadiyah Universitas Press.

Neagley. and Evan. 1980. Handbook for Effective Supervision of Instruction.


New Jersey: Prentice Hall, Inc

Pidarta, M. 2009. Supervisi Pendidikan Konstektual. Jakarta: Rineka Cipta.

Rucinski and Hazi. 2007. Teachers Supervision as Professional Development:


Compatible or Strange Bedfellows in the Policy Quest for Increased
Student Achievement.

Syamsudin. 2005. Konsep Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta:

Sahertian Piet, A. & Maheteru Frans. 2005. Prinsip dan Teknik Supervisi
Pendidikan. Surabaya: Usaha National.

Sudjana Nana dkk. 2011. Buku Kerja Pengawas Sekolah. Pusat Pengembangan
Tenaga Kependidikan, BadanPSDMdanPMP. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan

Suhandi Astuti. 2015. Penerapan Supervisi Akademik Untuk Meningkatkan


Kompetensi Guru Dalam Menyusun Administrasi Penilaian Di
SDLaboratorium UKSW. Salatiga

---------2005. Undang-Undang RI No. 14 Th. 2005 Tentang Guru dan


Dosen.Jakarta:Depdiknas.

---------2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang


Standar Kompetensi Guru. Jakarta:Depdiknas.

----------PP nomor 74 tahun 2008 tentang Guru Jakarta: CV Mini Jaya Abadi.
---------Pedoman Penelitian Tindakan Sekolah Peningkatan Kompetensi Supervisi
Pengawas Sekolah SMA/SMK, Dirjen PMPTK, Jakarta.(2013),

----------Pemendikbud No. 81 A tahun 2013, Jakarta (2013)

Anda mungkin juga menyukai