LAMPUNG SELATAN
skripsi
Oleh:
NUR EFENDI
NPM : 1311030048
LAMPUNG SELATAN
skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd)
Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh:
NUR EFENDI
NPM : 1311030048
i
ABSTRAK
PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS DALAM MENINGKATKAN
KINERJA GURU BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI MTS AL-ISHLAH SUKADAMAI NATAR
LAMPUNG SELATAN
Oleh
NUR EFENDI
Supervisi klinis adalah suatu pembimbingan yang bertujuan untuk
meningkatkan profesionalitas guru secara sengaja yang dimulai dari pertemuan awal,
observasi kelas dan pertemuan akhir yang dianalisis secara cermat, teliti dan obyektif
untuk mendapatkan perubahan perilaku mengajar yang diharapkan.
Seiring dengan kemajuan pendidikan yang berkembang saat ini guru dituntut
untuk meningkatkan keprofesionalannya dalam mengajar, untuk itu kesadaran dari
guru dan kepala sekolah harus tumbuh didalam diri untuk meningkatkan pendidikan.
Untuk mencapai pembelajaran yang optimal hendaklah seorang guru sebelum
memberikan materi harus membuat perencanaan mengajar dan menguasai bahan
materi serta metode yang digunakan harus bervariasi selain itu pemanfaatan sarana
dan prasarana yang sudah disediakan harus di berdaya gunakan.
Tentang Pelaksanaan Supevisi klinis dalam menigkatkan kinerja guru bidang
studi pendidikan agama Islam di MTs. Al-Ishlah Sukadamai Natar Lampung Selatan,
dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa peningkatan kinerja guru melalui
pelaksanaan supervisi klinis sudah berjalan dengan baik, namun memang terlihat
bahwa kinerja dari beberapa guru bidang studi pendidikan agama Islam belum
terlaksana secara maksimal, disini terlihat pentingnya pelaksanaan supervisi klinis
dalam meningkatkan kinerja guru bidang studi pendidikan agama Islam yang secara
langsung dapat meningkatkan kompetensi profesional guru. Program ini juga perlu
dijalankan setiap semesternya agar guru itu dapat memperbaiki keterampilan
mengajarnya, selain itu juga perlu ada dukungan dari pihak sekolah baik itu dari
kepala sekolah, guru-guru dan staf sekolah agar pelaksanaan supervisi klinis ini dapat
berjalan dengan baik, sehingga kualitas proses belajar mengajar menjadi lebih efektif
serta kualitas dan kuantitas sekolah dapat meningkat secara keseluruhan.
Dalam supervisi klinis ini diharapkan guru bidang studi pendidikan agama
Islam setelah pelaksanaan supervisi klinis ini adalah meningkatnya kemampuan
kompetensi professional guru dalam pembelajaran pendidikan agama islam. Guru
mulai memperbaiki proses belajar mengajarnya sehingga dapat meningkatkan
kinerjanya didalam mengajar.
Kata kunci : Supervisi Klinis, Kinerja Guru
ii
iii
iv
MOTTO
petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka
1
Departemen Agama RI, (Di Jakarta : Al-Qur`an dan Terjemahannya 2006), Hlm. 328.
v
PERSEMBAHAN
1. Kedua Orang tuaku, Bapak Ngaliyul Qodri dan Ibu Khayatun tercinta yang
getar-getar bibir serta air mata tulus yang senantiasa mengiringi perjalanan
hidup ini. Semoga Allah SWT, selalu melimpahkan Rahmat dan magfiroh
vi
RIWAYAT HIDUP
Nur Efendi lahir di desa Way Empulau Ulu Kecamatan Balik Bukit
Kabupaten Lampung Barat, pada tanggal 06 Mei 1995, Anak ketiga dari tiga
Empulau Ulu Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat tamat pada tahun
2007, kemudian melanjutkan pendidikan di MTs N 1 Liwa tamat pada tahun 2010,
pendidikan selanjutnya dijalani di SMA Negeri 1 Liwa lampung Barat tamat pada
tahun 2013.
(UIN) Raden Intan Lampung pada Fakultas Tarbiayah dan Keguruan Jurusan
yaitu aktif di UKM Puskima angkatan 2013. Selain UKM Puskima penulis juga
mengikuti kegiatan kemahasiswaan yang lain yaitu KAMMI dan pernah mengikuti
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang maha mengetahui dan maha melihat hamba-
hambanya, maha suci Allah yang menciptakan bintang-bintang dan langit yang
dijadikannya penerang, dan bulan yang bercahaya. Jika bukan karena rahmat dan
karuniaNya, maka tentulah skripsi ini tidak akan terselesaikan. Dan aku bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan
Rosul-Nya yang diutus dengan kebenaran, sebagai pembawa kabar gembira dan
Penulis menyadari bahwa terselesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak baik yang bersifat moral, material maupun spiritual, secara langsung
maupun tidak langsung, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
viii
memberikan bimbingan, arahan, dan masukan dalam penyelesaian skripsi
ini.
4. Bapak Drs. H. Mukti SY. M.Ag selaku pembimbing II (dua) yang telah
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Semoga atas motivasi dan do`a dari semua pihak baik yang tercantum
maupun yang tidak tercantum, menjadi catatan ibadah di sisi Allah SWT.
Amin
Penulis
Nur Efendi
Npm. 1311030048
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PERTSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
MOTTO
PERSEMBAHAN
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
B. Alasan Memilih Judul
C. Latar Belakang Masalah
D. Identifikasi Masalah
E. Pembatasan Masalah
F. Rumusan Masalah
G. Tujuan Penelitian
H. Manfaat Penelitian
x
2. Model Kinerja Guru
3. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru
C. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
5. Pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi Peserta Didik
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
maka akan penulis jelaskan istilah yang terkandung dalam judul skripsi ini,
LAMPUNG SELATAN.
1. Pelaksanaan
1
evaluasi. Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa pelaksanaan
2. Supervisi Klinis
2
Nurdin Usman. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada). Hlm. 70.
3
M. Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1991), Hlm. 90.
2
pertemuan awal, observasi kelas dan pertemuan akhir yang dianalisis
3. Kinerja
4. Guru
4
Sulistyorini, Hubungan antara Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dan Iklim
Organisasi dengan Kinerja Guru, (Jakarta: Media Ilmu, 2001), Hlm. 62.
5
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta:Sinar
Grafika,2006), Hlm 2.
3
efektif. Dari pelaksanaan atau kegiatan supervisi klinis ini maka akan
Adapun yang menjadi alasan penulis dalam memilih judul ini adalah sebagai
berikut:
sebagai pendidik.
merupakan makhluk hidup dengan akal budi memiliki potensi untuk terus
4
dinamisnya, artinya perubahan terus terjadi terus-menerus pada manusia.
Tidak ada yang tidak berubah, kecuali perubahan itu sendiri. Salah satu
kebutuhan manusia.6
yang gigih, tidak dapat melepaskan diri dari kenyataan itu. Dengan kemajuan
yang baik secara system dan bermutu, agar tujuan pendidikan dan pengajaran
6
Teguh Triwiyanto, Pengantar Pendidikan, (Jakarta :Bumi Aksara, 2014), Hlm.1
5
Disini tenaga pengajar tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu
murabby, satu akar kata dengan rabb yang berarti Tuhan. Jadi, fungsi dan
peran guru dalam sistem pendidikan merupakan salah satu manifestasi dari
“Sang Maha Guru” Guru seluruh jagad raya”. Untuk itu kewajiban pertama
yang dibebankan setiap hamba sebagai murid “Sang Maha Guru” adalah
belajar, mencari ilmu pengetahuan. Setelah itu setiap orang yang telah
6
mempunyai kompetensi profesional untuk itu justru akan berbuah dosa.
(HR. Bukhari)
Penggalan hadits Rasulullah SAW ini seolah memberikan warning bagi guru
politik dan upaya nyata bangsa itu dalam membangun pendidikan untuk
7
Sayyid Ahmad Al-Hasyimi, Syarah Mukhtaarul AHaadiits, Sinar Baru Algensindo Hlm.
103.
7
bantuannya kepada guru. Sehingga terjadi perubahan perilaku akademik pada
perlu adanya supervisi, maksud dari supervisi di sini adalah agar pendidik
mengetahui pula fungsi dari pekerjaan yang pendidik lakukan. Ini tidak lain
membantu pendidik agar lebih fokus pada tujuan yang ingin dicapai dalam
individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam
8
Mulyasa, Manajemen dan kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012),
Hlm.239.
8
komponen itu bila diteliti secara seksama akan ditemukan aspek klinisnya,
9
untuk membantu pengembangan profesional guru/calon guru, khususnhya
teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku mengajar
tersebut.9
dimulai dari pertemuan awal, observasi kelas dan pertemuan akhir yang
1. Persiapan awal
2. Pertemuan awal
3. Proses supervisi
4. Pertemuan balikan10
sebagai berikut:
9
M. Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1991), Hlm.91.
10
Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Hlm. 130.
10
2) Jenis keterampilan yang akan disupervisi diusulkan oleh guru
atau calon guru yang akan disupervisi, dan disepakati melalui
pengkajian bersama antara guru dan supervisor;
3) Meskipun guru atau calon guru mempergunakan keterampilan
mengajar secara terintegrasi, sasaran supervisi hanya pada
beberapa keterampilan tertentu saja;
4) Instrumen supervisi dikembangkan dan disepakati bersama
antara supervisor dan guru berdasarkan kontrak
5) Balikan diberikan dengan segera dan secara objektif (sesuai
dengan dan yang direkam oleh instrumen observasi);
6) Meskipun supervisor telah menganalisis dan menginterpretasi
data yang direkam oleh instrumen observasi, didalam diskusi
atau pertemuan balikan guru/calon guru diminta terlebih
dahulu menganalisis penampilannya;
7) Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan dari pada
memerintah atau mengajarkan;
8) Supervisi berlangsung dalam suasana intim dan terbuka;
9) Supervisi berlangsung dalam siklus yang meliputi
perencanaan, observasi, dan diskusi/pertemuan balikan;
10) Supervisi klinis dapat dipergunakan untuk pembentukan atau
peningkatan dan perbaikan keterampilan mengajar; di pihak
lain dipakai dalam konteks pendidikan prajabatan maupun
dalam jabatan (pre service dan inservice education).11
satu persatu terlebih dahulu kemudian akan dijelaskan secara utuh sehingga
11
M. Ngalim Purwanto, Op Cit, Hlm. 91.
11
untuk berpikir aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengeksplorasi dan
mengelaborasi kemampuannya.12
tentang ilmu pengetahuan yang nantinya pada masa-masa yang akan datang.
pula diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja.
proceses, human or therwise, yaitu kinerja adalah hasil dari suatu proses yang
dilakukan manusia.14
oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
12
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), Hlm. 19.
13
Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru Konsep Strategi, Dan
Implementasi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), Hlm. 139.
14
Rusman, Op. Cit, Hlm. 50.
12
tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan
dilakukan oleh guru agama Islam dan merupakan suatu wujud perilaku
seseorang.
standar Nasional Pendidikan, bahwa kinerja guru dalam hal ini meliputi empat
1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi kepribadian
3. Kompetensi profesional
4. Kompetensi sosial15
15
Ahmad Susanto, Op. Cit, Hlm. 69-71.
16
Rusman, Op. Cit, Hlm. 75.
13
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dipahami bahwa seorang
guru harus memiliki kinerja yang baik dalam proes belajar mengajar
matang sehingga tampak dihadapan murid bahwa guru adalah cakap dan
pandai.
studi agama islam, tidak bisa dilepaskan dari apa yang menjadi tugas pokok
utama dan berbagai tanggung jawab guru yang terkait lainnya. Tugas dan
tanggung jawab guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan sebagai
tugas lainnya yang terkait dengan statusnya sebagai guru pendidikan Islam.
bagi setiap jenjang pendidikan yang ada di negara kita ini, Berdasarkan
Kurikulum Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
14
antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.17
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih
Islam disekolah memegang peran yang sangat penting oleh karena itu
nasional yang wajib diikuti oleh semua pihak didik mulai dari SD sampai
baiknya.
17
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Hlm. 130.
15
Memperhatikan hal diatas, maka guru mata pelajaran bidang studi
pendidikan agama Islam harus memiliki kinerja yang baik, kinerja guru adalah
bidang studi pendidikan agama Islam sudah memiliki salah satu kemampuan
18
Syaiful aziz, Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Ishlah Sukadamai Natar Lampung Selatan,
Wawancara 03 januari 2017, pukul 09.30.
16
pelaksanaan pembelajaran. Akan tetapi ada beberapa guru tersebut masih
pernyataan yang diutarakan oleh guru bidang studi pendidikan agama Islam
yaitu:
19
Taqwatul Uliyah, Guru Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Al-Ishlah Sukadamai
Natar Lampung Selatan, Wawancara Senin pukul 10.00, Tanggal 06 Januari 2017.
17
mengenal bagaimana dan apa itu rancangan pelaksanaan pembelajaran
(RPP).20
20
Mulyana, Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak Al-Ishlah Sukadamai Natar Lampung
Selatan, Wawancara Senin pukul 10.00, Tanggal 06 Januari 2017.
21
Siti Fauziyah, Guru Mata Pelajaran Qur’an Hadits Al-Ishlah Sukadamai Natar Lampung
Selatan, Wawancara Sabtu pukul 09.30, Tanggal 07 Januari 2017.
22
Nur Ajizah, Guru Mata Pelajaran Fiqih Al-Ishlah Sukadamai Natar Lampung Selatan,
Wawancara Sabtu pukul 09.30, Tanggal 07 Januari 2017.
18
Hasil wawancara yang peneliti lakukan, pembelajaran yang telah
dilakukan oleh guru bidang studi pendidikan agama Islam sudah sesuai
dalam proses pembelajaran, yaitu seperti guru Qur’an Hadits dan Fiqih yang
sehingga para guru bidang studi pendidikan agama Islam dapat menjadi guru
yang profesional.
pembelajaran kedepan akan lebih baik serta berjalan secara optimal dan
19
tentunya pengeloalaan kinerja gurunya bisa lebih ditingkatkan. Untuk sumber
datanya diperoleh yaitu dari Kepala sekolah serta guru-guru bidang studi
didik dan membantu dan mengarahkan fitrah agama si anak didik menuju
bahwa kecenderungan guru bidang studi pendidikan agama Islam di MTs. Al-
ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar yang tidak
kurangnya keterampilan dalam mengajar. Maka dari itu disini kepala sekolah
Selatan sudah berjalan dengan baik, namun terdapat beberapa hal yang harus
ditingkatkan dan harus dievaluasi lagi yaitu kinerja para guru bidang studi
20
pendidikan agama Islam dengan tujuan agar proses pembelajaran menjadi
lebih baik lagi. Sebagaimana hasil dari pra penelitian yang saya lakukan
terhadap kepala sekolah dan beberapa guru bidang studi pendidikan agama
yang baik oleh beberapa guru, penggunaan media dan sumber belajar, dan
pembelajaran yang inovatif yang lebih bisa membuat para peserta didik lebih
peta, globe, gambar dan sebagainya, contoh lain misalkan penggunaan seperti
nantinya para peserta didik tidak akan merasa bosan dan tentunya akan
21
membuat peserta didik lebih bersemangat dalam proses pembelajaran
Sukadamai Natar Lampung Selatan yang khusus untuk guru bidang studi
secara sistimatik kepada guru atau calon guru berdasarkan kebutuhan guru
antara guru dan supervisor merupakan dasar program, prosedur, dan strategi
murid-murid.23
penulis paparkan di atas oleh karena itulah akan dibahas semua permasalahan
23
Ibrahim Bafadal, peningkatan profesionalisme guru sekolah dasar, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2006), Hlm. 66
22
itu dengan teknik supervisi klinis dengan tujuan untuk dapat dijadikan salah
D. Identifikasi Masalah
E. Pembatasan Masalah
Lampung Selatan.
23
F. Rumusan Masalah
G. Tujuan Penelitian
H. Manfaat Penelitian
supervisi klinis.
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. SUPERVISI KLINIS
Supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “visi” yang
mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari
atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktifitas, kreatifitas, dan
kinerja bawahan. 24
pendidikan dan pertumbuhan pribadi peserta didik. Dengan kata lain dalam
24
Mulyasa, Manajemen dan kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2012,
Hlm.239
25
lebih baik, yang akhirnya juga meningkatkan pertumbuhan peserta didik.25
25
Mulyasa, Op Cit, Hlm. 241.
26
Departemen Agama RI, (Di Jakarta : Al-Qur`an dan Terjemahannya 2006), Hlm. 6.
26
Relevansi supervisi berkaitan dengan ayat tersebut memberi makna
kegiatan disekolah yang masih negatif untuk diupayakan menjadi positif, dan
melihat mana yang sudah positif untuk dapat ditingkatkan menjadi lebih
27
Suharsimi Arikunto, Dasar – Dasar Supervisi, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006), Hlm.3.
27
jabatan dan perkembangan guru-guru serta merevisi tujuan-tujuan pendidikan,
berikut:
28
Piet A Sahertian, Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : PT Rineka Cipta, 2008), Hlm.17
29
Zainal Aqib dan Elham Rohmanto, Membangun Profesionalisme Guru Dan Pengawas
Sekolah, (Bandung : Yrama Widya, 2007), Hlm.195.
30
M. Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1991), Hlm.90.
28
Didalam bukunya Piet A, Sahertian yang berjudul konsep dasar dan
intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan
klinis yang diwujudkan dalam bentuk hubungan tatap muka antara supervisor
dan calon guru yang sedang berpraktik. Cogan mendefinisikan supervisi klinis
sebagai berikut.
teacher and supervisor from the basis of the program, procedures, and
31
Piet A Sahertian, Op Cit, Hlm. 36.
29
strategies designed to improve the student`s learning by improving the
murid-murid. Cogan sendiri menekankan aspek supervisi klinis pada lima hal,
yaitu
pola pengajaran yang tidak atau kurang efektif. Menurut Sergiovani ada dua
motivasi kerja guru. Sedangkan menurut dua orang teoritisi lainnya yaitu
32
Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar,( Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), Hlm. 66.
30
guru dikelas. Tujuan ini dirinci lagi kedalam tujuan yang lebih spesifik,
sebagai berikut.
pertemuan awal, observasi kelas dan pertemuan akhir yang dianalisis secara
33
Ibid, Hlm. 67.
31
cermat, teliti dan obyektif untuk mendapatkan perubahan perilaku mengajar
yang diharapkan.
sebagai berikut:
32
dengan baik Atau kebaikan bekerja guru itu dipelihara agar
tidak kumat jeleknya.34
Agar menjadi lebih jelas bagaimana pelaksanaan supervisi klinis itu,
sebagai berikut:
34
Made Pidarta, Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992),
Hlm. 250-251.
35
M. Ngalim Purwanto, Op Cit, Hlm. 91.
33
3. Tujuan supervisi klinis
proses belajar mengajar. Terutama yang kronis, secara aspek demi aspek
dengan intensif, sehingga mereka dapat mengajarkan dengan baik. Ini berarti
perilaku yang tidak kronis bisa diperbaiki dengan teknik supervisi yang lain.36
dibagi menjadi empat topik, yaitu (1) persiapan, (2) Pertemuan awal, (3)
supervisor dengan guru bersangkutan, agar makna supervisi ini menjadi jelas
36
Made Pidarta, Op. Cit, Hlm. 251.
37
Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Hlm. 130.
34
bagi guru sehingga kerjasama dan partisipasinya meningkat. (2)
merencanakan aspek periaku yang akan diperbaiki serta pada sub pokok
pertemuan, boleh juga dengan pihak ketiga yang ingin mengetahui. (7)
mengajarnya sebelum dibahas bersama. Dan (8) membuat rencana baru bila
aspek perilaku itu belum dapat diperbaiki dan mengulangi dari langkah awal
sampai akhir.
supervisi ini melalui tiga tahap yaitu (1) perencanaan, (2) pengamatan
klinis ini berfokus pada tiga hal ialah melakukan perencanaan secara
kepada guru bersangkutan. Tetapi untuk supervisor maupun guru baru, ketiga
fokus ini belum cukup memberi bekal kepada mereka. Perlu uraian yang lebih
berikut:
35
1. Pertemuan awal atau perencanaan.
a. Menciptakan hubungan yang baik dengan cara menjelaskan
makna supervisi klinis sehingga partisipasi guru meningkat.
b. Menemukan aspek-aspek perilaku apa dalam proses belajar
mengajar yang perlu diperbaiki.
c. Membuat prioritas aspek-aspek perilaku yang akan diperbaiki.
d. Membentuk hipotesis sebagai cara atau bentuk perbaikan pada
sub topik bahan pelajaran tertentu.
2. Persiapan
a. Bagi guru tentang cara mengajar yang baru dihipotesis.
b. Bagi supervisor tentang cara dan alat observasi seperti tape-
recorder, video-tape recorder, daftar cek, catatan anekdotal dan
sebagainya.
3. Pelaksanaan
a. Guru mengajar dengan tekanan khusus pada aspek perilaku
yang diperbaiki.
b. Supervisor mengobservasi
4. Menganalisis hasil mengajar secara terpisah.
5. Pertemuan akhir, bisa juga dengan orang-orang lain yang ingin
tahu.
a. Guru memberi tanggapan/penjelasan/pengakuan.
b. Supervisor memberi tanggapan/ulasan.
c. Menyimpulkan bersama hasil yang telah dicapai: hipotesa
diterima, itolak, atau direvisi.
d. Menentukan rencana berikutnya.
- Mengulangi memperbaiki aspek tadi
- Atau meneruskan untuk memperbaiki aspek-aspek yang
lain.38
B. Kinerja Guru
diartikan prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja.
38
Ibid, Hlm .251-253.
36
proceses, human or therwise, yaitu kinerja adalah hasil dari suatu proses yang
dilakukan manusia. Adapun ukuran dari kinerja menurut T.R Mitchell dapat
dijadikan dasar untuk mengetahui baik buruknya atau efektif tidaknya kinerja
bahwa:
Artinya : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
dimintai pertanggungjawabannya.
39
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014), Hlm. 50.
40
Departemen Agama RI,( Di Jakarta: Al-Qur`an dan Terjemahannya, 2006 ) , Hlm. 389.
37
Pekerjaan diserahkan kepada yang benar-benar menguasai baik
Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS. An-
Nisa:58)41
hasilnya juga akan baik. Hal inilah yang mendasari mengapa perkejaan harus
41
Departemen Agama RI,( Di Jakarta: Al-Qur`an dan Terjemahannya, 2006 ) , Hlm. 113.
38
maka membawa dampak buruk tidak hanya kepada pelaku tapi juga
lingkungannya.
meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin
kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu dalam
kinerja sebagai hasil yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang
dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.42
42
Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru Konsep Strategi, Dan
Implementasi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), Hlm. 69.
39
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja
prestasi.
organisasi sekolah, maka guru menduduki peran yang amat penting dalam
bahwa sepuluh kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh seorang guru,
meliputi:
43
Ibid, Hlm. 70.
40
a. Menguasai bahan/materi pelajaran
b. Mengelola program pembelajaran
c. Mengelola kelas
d. Menggunakan media dan sumber belajar
e. Menguasai landasan pendiddikan
f. Mengelola interaksi pembelajaran
g. Menilai prestasi belajar siswa
h. Mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan
i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah dan
j. Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan
pembelajaran. 44
berikut:
41
b. Model Oregan
c. Model Stanford
1) Komponen tujuan.
2) Komponen guru mengajar.
3) Komponen evaluasi.
42
guru. Faktor ini sangat besar pengaruhnya yang ditimbulkan dan bahkan yang
diantaranya adalah:
45
Ahmad Susanto, Op. Cit., Hlm. 72-74.
43
C. Pendidikan Agama Islam
ini dan kinerja dimasa mendatang, karena pendidikan adalah proses secara
melaksanakan pekerjaannya.46
dijadikan acuan dasar hukum tentang Pendidikan Agama Islam. Firman Allah
46
Veithzal Rivai Zainal dan Fauzi Bahar, ISLAMIC EDUCATION MANAGEMENT Dari
Teori ke Praktik Mengelola Pendidikan Secara Profesional dalam Perspektif Islam, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2013), Hlm. 9.
44
Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap
anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa
47
Departemen Agama RI,( Di Jakarta: Al-Qur`an dan Terjemahannya, 2006 ) ,Hlm. 904.
45
yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan
hirat kelaknya.48
persatuan bangsa.49
suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
hidup.
48
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2016), Hlm. 88.
49
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Hlm. 130.
46
keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi manusia bertakwa
generasi muda mampu hidup. Oleh karena iitu kita menyebut pendidikan
Islam, maka akan mencakup dua hal, (a) mendidik siswa untuk berprilaku
sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam; (b) mendidik siswa-siswi untuk
Islam.50
hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk
47
ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah
b. Segi religius
ibadah kepada-Nya.
48
c. Aspek Psikologis
Ra`d : 28)51
51
Departemen Agama RI,( Di Jakarta: Al-Qur`an dan Terjemahannya, 2006 ), Hlm. 341.
49
Karena itu manusia akan selalu berusaha untuk selalu mendekatkan
diri kepada Allah, hanya saja mereka mengabdi dan mendekatkan diri pada
itu, dari dasar pendidikan itu akan menentukan corak dan isi pendidikan, dan
dari tujuan pendidikan akan menentukan arah mana anak didikan itu dibawa.
sebagai berikut.
50
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih
tinggi
implikasi sosial dalam istilah Qodry Azizy disebut dengan moralitas sosial
atau estetika sosial AA. Gym menyebutkan dengan krisis akhalk hampir tidak
Islam pada dasarnya hubungan antar sesama manusia (mu`amalah bayina al-
nas) yang sarat dengan nilai-nilai yang berkaitan dengan moralitas sosial itu.
nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai kebehasilan hidup (hasanah) didunia
51
bagi anak didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan
oleh Allah SWT pancaindera, pikiran, dan rasa sebagai modal untuk
ikhtiar manusia dengan jalan bimbingan dan pimpinan untuk membantu dan
dia memiliki budi pekerti atau akhlak yang mulia. Oleh karena itu, masalah
akhlak atau budi pekerti merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang harus
52
Abdul Majid dan Dian Andayani ,Op cit, Hlm. 135-136.
52
Oleh karena itu pendidikan agama Islam di Indonesia dimasukkan ke dalam
kurikulum nasional yang wajib diikuti oleh semua pihak didik mulai dari SD
sebaik-baiknya.
53
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
memberikan petunjuk yang jelas bagi rencana penelitian yang akan dilakukan.
berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi yang meliputi kegiatan
54
sistematis fakta, objek, atau subjek apa adanya dengan tujuan menggambarkan
secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat. 53
penelitian.
diperolehnya data yang objektif. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini
adalah data tentang MTs. Al-Ishlah Sukadamai Natar Lampung Selatan dan
53
Etta Mamang Sangadji, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:Andi, 2000), Hlm. 24
55
Islam. Penulis telah memilih teknik pengumpulan data yang sesuai dengan
harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
kecil.
dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan
menggunakan telepon.54
pembelajaran itu sendiri yang ada disekolah tersebut serta guru mata
54
Sugiyono. Op. Cit., Hlm. 137-138
56
adalah untuk mengetahui dan memperoleh data terkait dengan judul
jawabkan.
Data yang digali dalam metode ini adalah Pelaksanaan supervisi klinis
b. Teknik Observasi
yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan orang yang sedang diamati atau
yang diteliti dan mencatat secara langsung hal- hal yang terkait
55
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), Hlm. 158
57
pelajaran guru bidang studi pendidikan agama Islam di MTs. Al-Ishlah
c. Teknik Dokumentasi
dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang
berikut:
56
Ibid., Hlm. 240
58
1. Sejarah singkat berdirinya MTs. Al-Ishlah Sukadamai Natar
lampung Selatan.
4. Struktur organisasi.
sebagai berikut:
59
penting, mencari tema dan pola, serta membuang yang dianggap tidak
perlu.
dalam pola hubungan, sehingga main mudah dipahami. Pada langkah ini
tolak dari fakta yang bersifat khusus untuk ditarik kesimpulan yang bersifat
umum.
57
Sugiono,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D,(Bandung:Alfabeta,2014) Hlm.345
60
Setelah data diolah sedemikian rupa langkah-langkah yang telah
penelitian yang diperankan oleh peneliti itu sendiri, maka yang akan diperiksa
uji kreadibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian dalam
memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan
sumber.
61
b. Triangulasi teknik, untuk menguji kreadibilitas data dilakukan
yang berbeda.
Pada penelitian ini, uji kreadibilitas data hasil penelitian dilakukan dengan
62
BAB IV
Selatan.
pertengahan tahun 1982 namun secara resmi berdiri pada tanggal 05 Juni
formal maupun non formal, dari tingkat pendidikan dasar, menengah, tingkat
atas dan perguruan tinggi, yang salah satunya adalah Madrasah Tsanawiyah
Al-Ishlah.
63
dahulunya merupakan semangat kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan
karena adanya SMP PGRI pada saat itu telah non aktif, melihat banyaknya
Atas usulan Bpk. Ismail Marzuki, Bpk. Wagiyo, BA. dan prakarsa
sekitar desa Sukadamai, seperti KH. Imam Muhyidin, Kyai. Khusnan Efendi,
Kyai. Syamsuri, Bpk. Imam Mahsun, Bpk. Sutrisno, Bpk. Afandi, Bpk. Isa
Sukarto dan tokoh-tokoh Islam desa Sukadamai yang lainnya, maka pada
pada saat itu masih bergabung dengan MI Al-Ishlah sampai tahun 1993,
beberapa tahun ajaran, setelah ada perundangan tentang otonomi daerah tahun
64
kabupaten masing-masing, maka Madrasah Tsanawiyah Al-Ishlah menginduk
ke MTsN Kalianda dan pada tahun 2004 terakreditasi dengan status diakui
Tsanawiyah Al-Ishlah.
propinsi yakni jalan K.H Hasyim Asy’ari No. 03 Desa Sukadamai Kecamatan
dengan wilayah Kabupaten Lampung Timur dan berdekatan dengan Ibu Kota
propinsi Lampung yakni Kota Bandar Lampung dan juga kota administratif
yakni kota Metro, sehingga hal ini menjadi asset strategis dan menjanjikan
65
jalan raya KH Hasyim Asy’ari, sebelah Utara berbatasan dengan rumah
Lampung Selatan.
Tabel 1
1. Kursi guru 20
4. Papan tulis 7
5. Buku paket -
6. Buku modul -
7. Buku perpustakaan -
13. Lain-lain -
66
Tabel 2
3. Perpustakaan 7x9 1
5. Aula 7 x 14 1
7. Lapangan olahraga - -
9. Lain-lain - -
Selatan
Tabel 3
Pend. Status
67
1. Saiful Aziz, S.Pd.I S.1 PAI GTY Mapel
68
24. Istiqomah MA IPS Staff TU -
Tabel 4
1 VII 106 3 97 3 95 3
2 VIII 95 3 106 3 97 3
3 IX 96 3 95 3 107 3
69
5. Struktur Organisasi Sekolah MTs. Al-Ishlah Sukadamai Natar
Lampung Selatan.
Tabel 5
SUSUNAN KELEMBAGAAN
MADRASAH TSANAWIYAH Al-ISHLAH
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
WALI KELAS
Kelas VIIA Kelas VIIB Kelas VIIC Kelas VIIIA Kelas VIIIB Kelas VIIIC Kelas IXA Kelas IXB Kelas IXC
DEWAN GURU
P E S E R T A D I D I K
70
B. Hasil Penelitian
penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan
dimulai dari pertemuan awal, observasi kelas dan pertemuan akhir yang
mengajar.
berikut:
1. Pengamatan awal yang mendalam tentang diri guru yang akan disupervisi.
2. Observasi mendalam pada waktu proses supervisi.
3. Diskusi balikan yang mendalam.
71
4. Dalam diskusi ini guru merefleksi diri.
5. Hasil diskusi memungkinkan pembuatan alternatif-alternatif atau hipotesis
pemecahan yang baru.
6. Perbaikan kelemahan guru dilakukan satu per satu bersifat berkelanjutan.
Hanya untuk guru-guru yang sangat lemah
kinerja guru bidang studi pendidikan agama Islam di Mts. Al-Ishlah Natar
C. Analisis Data
diperoleh dari hasil penelitian. Dimana data tersebut penulis dapatkan dari
yang objektif yang dapat berfungsi sebagai fakta. Disamping itu juga penulis
dengan jenis data yang ada, sesuai data terkumpul menurut jenisnya masing-
72
memaparkan dan menafsirkan data yang ada, setelah data dianalisis kemudian
diambil kesimpulan.
Selatan. Berikut ini adalah hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru
pada saat nanti akan dilakukannya supervisi maka supervisor akan menguasai
58
Syaiful Aziz, Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Ishlah Sukadamai Natar Lampung Selatan,
Wawancara 28 Januari 2017.
73
pada supervisi klinis sebab dengan melakukan observasi dan inteview yang
guru, sehingga supervisor tahu betul apa yang tergambar dibenak guru.
pembelajaran.
supervisi?
Iya, observasi dilakukan secara mendalam dan diskusi dengan guru yang
akan disupervisi. Disini terjadi proses klinis tentang apa yang kami
rencanakan dan tentang hasil pembelajaran.59
mendalam dan itu sangat baik sekali, sehingga nantinya akan menemukan data
59
Syaiful Aziz, Kepala Madrasah Tsanawiyah Al-Ishlah Sukadamai Natar Lampung Selatan,
Wawancara 28 Januari 2017.
74
3. Apakah terjadi diskusi balikan yang mendalam?
Iya, disini terjadi diskusi balikan mendalam antara saya dan guru yaitu tentang
hasil yang disupervisi dan diskusi balikan terhadap penilaian tata kerja guru
yang baru saja disupervisi. diskusi ini merupakan umpan balik bagi guru
untuk meningkatkan kinerjanya.
Berdasarkan wawancara terlihat bahwa kedua diskusi diatas merupakan
umpan balik bagi guru utuk meningkatkan kinerjanya. Diskusi seperti ini
kali saja. Tujuannya adalah supaya target optimal kinerja guru bisa tercapai
dan kelemahannya yang ada pada guru tersebut bisa diperbaiki. Disini guru
diharapkan aktif mengevaluasi diri dan merefleksi apa yang telah ia lakukan
dalam mengajar dan keduanya bersama membahas data tentang hasil supervisi
Iya, guru mulai menilai dirinya sendiri, merefleksi tentang cara mengajar, ia
mengoreksi apa yang sudah ia kerjakan, apakah kinerja dia sudah baik atau
belum. Melalui refleksi ini dia akan mengerti bagaimana kinerja dalam
kegiatan pembelajarannya apakah sudah optimal atau masih terdapat
kekurangan yang perlu diperbaiki.
75
dirinya sendiri bagaimana ia menjalankan proses pembelajaran. Ia
mengeksplorasi apa yang sudah ia kerjakan lakukan, eksplorasi ini harus ada
diri guru. Untuk hasil dari refleksi diri ini dijadikan koreksi disamping hasil
dan guru. Disini harus tercipta kerja sama yang harus harmonis antara guru
yang disupervisi dengan supervisor. Kerja sama ini dibutuhkan agar guru
Iya, melalui hasil diskusi sangat mungkin membutuhkan revisi tentang cara-
cara menangani sesuatu dalam proses pembelajaran, Bila ternyata
diketemukan hal-hal yang sulit diselesaikan dalam proses pembelajaran maka
dibuat alternatif-alternatif penyelesaian baru sebab cara awal tidak mampu
menyelesaikan masalah.
supervisi perlu terus menerus berfikir untuk mencari variasi langkah kegiatan
dengan maksud memperoleh data yang lebih baik dan model pembinaan yang
76
dimiliki serta fasilitas dan kendala-kendala yang mungkin dihadapi maka
Iya ,Tentu saja guru yang mengalami perrmasalahan dilakukan perbaikan satu
per satu dan dilakukan secara berkelanjutan, artinya supervisi dilakukan
secara continue dan nantinya guru tersebut menganalisis dirinya sendiri apa
sudah bekerja dengan baik atau belum.
secara terus-menerus dan rutin , artinya aspek-aspek perilaku itu satu persatu
diperbaiki sampai guru itu bisa bekerja dengan baik. Untuk memperbaiki
Iya, saya mengusahakan semua guru bisa mempunyai kompetensi yang sama,
karena itu kelemahan yang dialami oleh beberapa guru harus di supervisi
secara intensif agar kesulitan tersebut dapat diperbaiki sehingga nantinya
kinerja dari guru tersebut bisa meningkat dan sesuai dengan yang diharapkan.
77
Berdasarkan wawancara diatas jika guru yang ditangani sangat lemah maka
penanganan itu tidak dapat dilakukan sekaligus tetapi satu persatu. Memang
benar supervisi harus dilakukan secara intensif tetapi penanganan itu harus
dilakukan satu per satu sampai kasus lemah menjadi baik. Memperbaiki
dilakukan oleh kepala sekolah ini sudah berjalan dengan baik artinya peran
memiliki kinerja yang baik, didalam buku yang ditulis oleh Rusman yang
sebagai berikut:
78
1. Perencanaan pembelajaran
media belajar sebelum masuk kelas atau proses belajar, diantaranya guru
pembelajaran?
Disini tentu saja setiap guru sudah memilih media, alat, serta sumber
belajarnya dan telah menyiapkan silabus, Prota, Promes serta RPP dalam
membuat sebuah sebuah perencanaan pembelajaran. Adapaun sumber
pembelajarannya saya sendiri menggunakan buku cetak yang berasal dari
Kementerian Agama.60
buku cetak ataupun buku penunjang yang lain yang dapat menunjang
pembelajaran di kelas.
60
Mulyana, Guru Akidah Akhlak MTS A-Ishlah Sukadamai Natar Lampung Selatan,
Wawancara 30 Januari 2017
79
Kegiatan pembelajaran dikelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang
tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal
pertanyaan temannya.
61
Taqwatul Uliyah, Guru Sejarah Kebudayaan Islam, MTS A-Ishlah Sukadamai Natar
Lampung Selatan, Wawancara 31 Januari 2017
80
Apakah Bapak/Ibu selalu menggunakan media dan sumber belajar?
Tentu saja, setiap guru pastinya memilih serta menggunakan media dan
sumber belajar untuk siswa, saya sendiri biasanya menggunakan Mushaf AL-
Qur’an dan terjemahan, buku pegangan siswa Kemenag, buku pedoman siswa
Kemenag, gambar/video/multimedia atau sumber lain yang menunjang.62
kurang begitu menguasai media yang sudah ada bahkan ada guru yang tidak
klinis dilaksanakan secara kolegial antara supervisor dan guru sehingga dapat
62
Siti Fauziyah, Al-Qur’an Hadis, Guru MTS Al-Ishlah Sukadamai Natar Lampung Selatan,
Wawancara 31 Januari 2017
81
perubahan. Guru lebih memiliki peluang dalam peningkatan keterampilan
diharapkan para guru dalam rangka membantu dan membimbing guru ke arah
khususnya mata pelajaran agama Islam. Kerja sama antara supervisor dengan
guru mata pelajaran mutlak diperlukan agar tujuan pendidikan di MTs. Al-
dibutuhkan hubungan yang sinergis dan continue antara kepala sekolah dan
guru sehingga kegiatan dalam upaya memajukan prestasi siswa atau kemajuan
pembelajaran?
82
kelas akan lebih hidup karena pserta didik aktif berfikir dan menyampaikan
pikirannya dengan melalui pemberian jawaban dari pertanyaan guru. Untuk
diskusi partisipasi interaksi murid dalam metode ini lebih aktif dan dapat
meningkatkan sifat demokratis sabar dan berani mengemukakan pendapatnya
masing-masing, sedangkan untuk penugasan itu adalah bentuk metode yang
dapat meningkatkan kemauan siswa untuk belajar lebih banyak, baik pada
waktu di kelas maupun di luar kelas. Dengan metode seperti itu maka
diharapkan para peserta didik akan lebih memahami apa yang saya sampaikan
dalam proses pmbelajaran.63
terkadang penggunaan metode seperti di atas akan membuat para peserta didik
akan merasa jenuh dan akan lebih baiknya jika guru mampu menggunakan
metode yang lebih bervarisasi dalam meningkatkan minat para peserta didik
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk
pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut
ini seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Mulyana dalam wawancara sebagai
berikut:
63
Nur Ajizah, Fiqih, Guru MTS Al-Ishlah Sukadamai Natar Lampung Selatan, Wawancara
31 Januari 2017
83
Apakah Bapak/Ibu menggunakan alat evaluasi dalam setiap akhir
kegiatan pembelajaran?
Tentu saja, untuk evaluasi di akhir pembelajaran selalu saya berikan, biasanya
tugasnya dalam bentuk pekerjaan rumah yang harus dikerjakan para siswa dan
tujuannya adalah untuk mendalami atau memperluas penguasaan materi
pelajaran sebagai bentuk evalusi apakah murid mengerti dan memahami
tentang materi yang disampaikan, selain itu terkadang saya menggunakan tes
lisan sebagai bentuk evaluasi, ini saya lakukan juga biasanya setiap di akhir
pembelajaran.64
Evaluasi disini sebagai alat untuk mengetahui apakah siswa atau perserta
dilakukan secara terus menerus bukan hanya satu kali saja, guru harus selalu
64
Mulyana, Guru Akidah Akhlak MTS A-Ishlah Sukadamai Natar Lampung Selatan,
Wawancara 30 Januari 2017
84
terdapat beberapa permasalahan yang perlu diperbaiki, ada guru yang kurang
85
BAB V
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari data dan hasil penelitian serta analisis sebagaimana yang
dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan
kualitatif dan untuk seumber penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru- guru
bidang studi pendidikan agama Islam MTs. Al-Ishlah Sukadamai. Untuk metode
guru melalui pelaksanaan supervisi klinis sudah berjalan dengan baik dan sudah
86
bidang studi pendidikan agama Islam belum terealisasikan secara maksimal yaitu
supervisi klinis ini adanya supervisor akan sangat membantu dan membimbing
supervisi klinis dalam meningkatkan kinerja guru guru bidang studi pendidikan
guru. Program ini juga perlu dijalankan setiap semesternya agar guru itu dapat
memperbaiki keterampilan mengajarnya, selain itu juga perlu ada dukungan dari
pihak sekolah baik itu dari kepala sekolah, guru-guru dan staf sekolah agar
pelaksanaan supervisi klinis ini dapat berjalan dengan baik, sehingga kualitas
proses belajar mengajar menjadi lebih efektif serta kualitas dan kuantitas sekolah
B. Saran
Dari hasil temuan penelitian di atas, ada beberapa saran yang dapat
dilakukan oleh guru yang telah disupervisi klinis, apakah guru tersebut sudah
87
2. Bagi guru jika terdapat kekurangan dalam keterampilan mengajar, sebaiknya
meminta bantuan kepada kepala sekolah atau guru-guru senior yang ada di
antusias dan keinginan yang kuat dari para guru untuk berkeinginan dalam
C. Penutup
serta wawasan keilmuan yang ada sehingga kemungkinan skripsi ini ada
Akhirnya, atas bimbingan yang telah diberikan dengan tulus dan ikhlas
88
pada umumnya, semoga Allah SWT mengampuni segala kesalahan dan
kehilafan penulis dalam penulisan skripsi ini, semoga Allah SWT senantiasa
89
LAMPIRAN
90
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH MTS AL-
6. Bagaimana perbaikan kelemahan guru dilakukan satu per satu dan apakah
bersifat berkelanjutan?
91
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN GURU BIDANG
pembelajaran?
pembelajaran ?
92
Lembar Observasi Kinerja Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
TIDAK
NO KOMPONEN YANG DINILAI ADA KETERANGAN
ADA
A PERSIAPAN MENGAJAR
1.
Tersedianya Analisis, minggu efektif,
prota, prosem
2. Tersedianya Silabus
3.
Tersedianya RPP ( Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran)
4.
Tersedianya Alat Peraga atau Media
belajar yang Relevan
5.
Tersedianya Daftar Nilai Siswa dan
Diisi Sesuai dengan Aspek
6.
Tersedianya Daftar Hadir Siswa dan
Diisi Bukti Kehadiranya
KEGIATAN MEMBUKA
B
PEMBELAJARAN
7.
Memperhatikan sikap dan tempat
duduk siswa
8.
Memulai pembelajaran setelah siswa
siap untuk belajar
9.
Menjelaskan pentingnya
materipelajaran yang akan dipelajari
Melakukan apresiasi (mengaitkan
10.
materi yang disajikan dengan materi
yang telah dipelajari sehingga terjadi
kesinambungan)
Kejelasan hubungan antara
11. pendahuluan dengan inti pelajaran
dilakukan semenarik mungkin
93
KEGIATAN PELAKSANAAN
C
PEMBELAJARAN
12.
Penguasaan bahan belajar (materi
pembelajaran)
Bahan belajar disajikan sesuai dengan
13. langkah-langkah yang direncanakan
dalam RPP
14.
Kejelasan dalam menjelaskan bahan
belajar belajar (materi)
15. Kejelasan dalam memberikan contoh
16.
Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan belajar
Memiliki keterampilan dalam
17. menanggapi dan merespon pertanyaan
siswa
18.
Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang disediakan
19.
Kemampuan menggunakan media
pembelajaran
KEGIATAN MENUTUP
D
PEMBELAJARAN
20. Menyimpulkan KBM dengan tepat
21.
Memberikan evaluasi lisan maupun
tulisan
Memberikan tugas yang sifatnya
22. memberikan pengayaan dan
pendalaman
94
Lembar Observasi Kinerja Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
TIDAK
NO KOMPONEN YANG DINILAI ADA KETERANGAN
ADA
A PERSIAPAN MENGAJAR
1.
Tersedianya Analisis, minggu efektif,
prota, prosem
2. Tersedianya Silabus
3.
Tersedianya RPP ( Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran)
4.
Tersedianya Alat Peraga atau Media
belajar yang Relevan
5.
Tersedianya Daftar Nilai Siswa dan
Diisi Sesuai dengan Aspek
6.
Tersedianya Daftar Hadir Siswa dan
Diisi Bukti Kehadiranya
KEGIATAN MEMBUKA
B
PEMBELAJARAN
7.
Memperhatikan sikap dan tempat
duduk siswa
8.
Memulai pembelajaran setelah siswa
siap untuk belajar
9.
Menjelaskan pentingnya
materipelajaran yang akan dipelajari
Melakukan apresiasi (mengaitkan
10.
materi yang disajikan dengan materi
yang telah dipelajari sehingga terjadi
kesinambungan)
Kejelasan hubungan antara
11. pendahuluan dengan inti pelajaran
dilakukan semenarik mungkin
95
KEGIATAN PELAKSANAAN
C
PEMBELAJARAN
12.
Penguasaan bahan belajar (materi
pembelajaran)
Bahan belajar disajikan sesuai dengan
13. langkah-langkah yang direncanakan
dalam RPP
14.
Kejelasan dalam menjelaskan bahan
belajar belajar (materi)
15. Kejelasan dalam memberikan contoh
16.
Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan belajar
Memiliki keterampilan dalam
17. menanggapi dan merespon pertanyaan
siswa
18.
Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang disediakan
19.
Kemampuan menggunakan media
pembelajaran
KEGIATAN MENUTUP
D
PEMBELAJARAN
96
Lembar Observasi Kinerja Guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
TIDAK
NO KOMPONEN YANG DINILAI ADA KETERANGAN
ADA
A PERSIAPAN MENGAJAR
1.
Tersedianya Analisis, minggu efektif,
prota, prosem
2. Tersedianya Silabus
3.
Tersedianya RPP ( Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran)
4.
Tersedianya Alat Peraga atau Media
belajar yang Relevan
5.
Tersedianya Daftar Nilai Siswa dan
Diisi Sesuai dengan Aspek
6.
Tersedianya Daftar Hadir Siswa dan
Diisi Bukti Kehadiranya
KEGIATAN MEMBUKA
B
PEMBELAJARAN
7.
Memperhatikan sikap dan tempat
duduk siswa
8.
Memulai pembelajaran setelah siswa
siap untuk belajar
9.
Menjelaskan pentingnya
materipelajaran yang akan dipelajari
Melakukan apresiasi (mengaitkan
10.
materi yang disajikan dengan materi
yang telah dipelajari sehingga terjadi
kesinambungan)
Kejelasan hubungan antara
11. pendahuluan dengan inti pelajaran
dilakukan semenarik mungkin
97
KEGIATAN PELAKSANAAN
C
PEMBELAJARAN
12.
Penguasaan bahan belajar (materi
pembelajaran)
Bahan belajar disajikan sesuai dengan
13. langkah-langkah yang direncanakan
dalam RPP
14.
Kejelasan dalam menjelaskan bahan
belajar belajar (materi)
15. Kejelasan dalam memberikan contoh
16.
Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan belajar
Memiliki keterampilan dalam
17. menanggapi dan merespon pertanyaan
siswa
18.
Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang disediakan
19.
Kemampuan menggunakan media
pembelajaran
KEGIATAN MENUTUP
D
PEMBELAJARAN
98
MTs. Al-Ishlah Sukadamai Natar Lampung Selatan.
TIDAK
NO KOMPONEN YANG DINILAI ADA KETERANGAN
ADA
A PERSIAPAN MENGAJAR
1.
Tersedianya Analisis, minggu efektif,
prota, prosem
2. Tersedianya Silabus
3.
Tersedianya RPP ( Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran)
4.
Tersedianya Alat Peraga atau Media
belajar yang Relevan
5.
Tersedianya Daftar Nilai Siswa dan
Diisi Sesuai dengan Aspek
6.
Tersedianya Daftar Hadir Siswa dan
Diisi Bukti Kehadiranya
KEGIATAN MEMBUKA
B
PEMBELAJARAN
7.
Memperhatikan sikap dan tempat
duduk siswa
8.
Memulai pembelajaran setelah siswa
siap untuk belajar
9.
Menjelaskan pentingnya
materipelajaran yang akan dipelajari
Melakukan apresiasi (mengaitkan
10.
materi yang disajikan dengan materi
yang telah dipelajari sehingga terjadi
kesinambungan)
Kejelasan hubungan antara
11. pendahuluan dengan inti pelajaran
dilakukan semenarik mungkin
KEGIATAN PELAKSANAAN
C
PEMBELAJARAN
99
12.
Penguasaan bahan belajar (materi
pembelajaran)
Bahan belajar disajikan sesuai dengan
13. langkah-langkah yang direncanakan
dalam RPP
14.
Kejelasan dalam menjelaskan bahan
belajar belajar (materi)
15. Kejelasan dalam memberikan contoh
16.
Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan belajar
Memiliki keterampilan dalam
17. menanggapi dan merespon pertanyaan
siswa
18.
Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang disediakan
19.
Kemampuan menggunakan media
pembelajaran
KEGIATAN MENUTUP
D
PEMBELAJARAN
20. Menyimpulkan KBM dengan tepat
21.
Memberikan evaluasi lisan maupun
tulisan
Memberikan tugas yang sifatnya
22. memberikan pengayaan dan
pendalaman
Syaiful Aziz
100
Lokasi MTS Al-ISHLAH Sukadamai Natar Lampung Selatan
101
Proses pembelajaran di kelas
102
103
Wawancara dengan Kepala Sekolah
104