BPSDM-BJ
ISSN: 2442-4846
Jurnal
BR
ILIAN JAYA
BPSDM-BJ
PENDIDIKAN
JURNAL
CAKRAWALA
PENDIDIKAN
Januari 2016
ISSN: 2442-4846
CAKRAWALA PENDIDIKAN
Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, Menengah, dan Tinggi
ISSN: 2442-4846
Cakrawala Pendidikan memuat hasil penelitian, gagasan, dan tinjauan ilmiah serta resensi
buku- buku pendidikan. Jurnal ini terbit setahun tiga kali, pada bulan Januari, Mei, dan
September. Redaksi mengundang para guru, dosen, widyaiswara, peneliti, dan praktisi
pendidikan untuk mengirimkan hasil penelitian dan gagasanya ke jurnal ini.
Ketua Penyunting
Sekretaris Penyunting
Penyunting Pelaksana
Mitra Bestari
Anggota Penyunting
Alamat Redaksi:
Graha Yuma Perkasa Group
Jl. Samudra Pasai No. 49, Lt. 2, Kleco RT 02/01, Kadipiro, Surakarta 57136
Email: bpsdm.bj@gmail.com Narahubung: 081391423540
Diterbitkan:
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Brilian Jaya (BPSDM-BJ)
Kota Surakarta
Langganan tiga edisi dalam satu tahun Rp. 180.000, ditambah biaya pengiriman
sesuai dengan alamat yang dituju, biaya langganan dapat ditransfer
Ke rekening bank BNI cabang nusukan 0338489167 a.n. Muhammad Kavit.
DAFTAR ISI
410 - 419
420 - 429
430 - 438
439 - 451
452 - 461
462 - 470
Penerapan Model Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) untuk Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Segiempat pada Siswa
Kelas VII A SMP Negeri 1 Pulokulon Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015
Condro Kuncorowati
471 - 479
The Effect of Applying Word Webbing Technique on The Students Ability in Writing
Descriptive Paragraph at The Teacher Training Faculty of Nommensen
University Pematangsiantar
Eben Pasaribu
480 - 488
Peningkatan Keterampilan Kreasi Gerak pada Kreativitas Berkarya melalui
Metode Jigsaw dan Video Tari Nusantara di Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1
Pulokulon Tahun Pelajaran 2014/2015
Rita Sudarwahyuni
489 - 498
499 - 508
509 - 520
521 - 532
533 - 541
542 - 552
ABSTRACT
This study aims to explain the Indonesian media learning, especially learning speaking skills in
class XI SMA 7 Pontianak. The method used in this research is descriptive method. Forms of
research is qualitative, which is a form of research by analyzing the data obtained from the study.
The use of qualitative research on the election form media learning speaking skills is intended
to determine the ability of teachers in selecting instructional media in conducting teaching
and learning activities. The research data was obtained through interviews and observation or
direct observation of instructional media speaking skills contained in the teacher made lesson
plans. The results showed that the media used by teachers among other examples exciting
experience of a book or newspaper, examples of articles and books, text instance drama, as
well as resource persons from various circles. The media is in conformity with the theme, point
of learning, as well as the characteristics of the medium itself. The media used can provide
innovation and motivation for students. In addition, the strategy used by teachers when using
the media to help students in learning.
Keywords: media, learning Indonesian, speaking skills
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan media pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya
pembelajaran keterampilan berbicara di kelas XI SMA Negeri 7 Pontianak. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Bentuk penelitian yang digunakan
adalah kualitatif, yaitu suatu bentuk penelitian dengan cara menganalisis data-data yang
diperoleh dari hasil penelitian. Penggunaan bentuk penelitian kualitatif terhadap pemilihan
media pembelajaran keterampilan berbicara dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan
guru dalam memilih media pembelajaran dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Data penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan observasi atau pengamatan secara
langsung terhadap media pembelajaran keterampilan berbicara yang termuat dalam rencana
pembelajaran yang dibuat guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media yang digunakan
guru antara lain contoh pengalaman menarik dari buku atau surat kabar, contoh artikel dan buku,
contoh teks drama, serta narasumber dari berbagai kalangan. Media tersebut sudah sesuai
dengan tema, butir pembelajaran, serta karakteristik media itu sendiri. Media yang digunakan
dapat memberikan inovasi dan motivasi bagi siswa. Selain itu, strategi yang digunakan guru
saat menggunakan media membantu siswa dalam belajar.
Kata kunci: media, pembelajaran Bahasa Indonesia, keterampilan berbicara
PENDAHULUAN
Dalam sistem pendidikan nasional di
Indonesia, mata pelajaran Bahasa Indonesia
sangat penting. Hal ini karena peran bahasa
Indonesia yang sangat strategis, yakni
sebagai bahasa pengantar pendidikan dan
bahasa nasional. Oleh karena itu, mutu
pengajaran Bahasa Indonesia sangat
401
402
Penggunaan
Media
Ada
beberapa
keuntungan
menggunakan media pembelajaran. Menurut
Harjanto (2003: 245 - 246), keuntungan
menggunakan media pengajaran sebagai
berikut. Pertama, guru dapat memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis
atau lisan belaka. Kedua, guru dapat
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan
daya indra. Ketiga, dengan menggunakan
media pendidikan secara tepat dan
403
Pemilihan
Media
404
Keterampilan
405
Dari
pendapat
tersebut,
dapat
disimpulkan bahwa metode mengajar
adalah cara yang digunakan guru dalam
menyajikan materi pelajaran untuk mencapai
tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
Ada beberapa hal yang berkenaan dengan
metode yang digunakan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran, misalnya
metode tanya jawab, diskusi, ceramah,
simulasi, dan demontrasi.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif.
Bentuk penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif, yaitu suatu
bentuk penelitian dengan cara menganalisis
data-data yang diperoleh dari hasil
penelitian. Menurut Moleong (2002: 6),
penggunaan bentuk penelitian kualitatif
terhadap pemilihan media pembelajaran
keterampilan berbicara dimaksudkan untuk
mengetahui kemampuan guru dalam memilih
media pembelajaran dalam melaksanakan
kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini
keterampilan berbicara di kelas XI SMA
Negeri 7 Pontianak. Data dalam penelitian
ini adalah hasil observasi dan wawancara,
serta pengamatan secara langsung terhadap
media pembelajaran keterampilan berbicara
oleh guru kelas XI yang termuat dalam
rencana pembelajaran yang dibuat guru.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian analisis data ini diuraikan
data yang didapat dari lapangan yang
dilakukan peneliti terhadap kegiatan guru
Bahasa Indonesia di kelas XI SMA Negeri
7 Pontianak dalam mengajar di kelas.
Penelitian ini dilakukan melalui observasi dan
wawancara dengan guru Bahasa Indonesia
SMA Negeri 7 Pontianak yang mengajar di
kelas XI sesuai dengan permasalahan yang
diteliti. Data dianalisis sesuai dengan urutan
permasalahan penelitian. Penganalisisan
406
data
dilakukan
secara
kontekstual.
Maksudnya, media pembelajaran aspek
keterampilan berbicara keberadaannya
dilihat atau digambarkan sebagai suatu
komponen yang berkaitan.
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
yang Digunakan Guru dalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia Aspek Keterampilan
Berbicara
Media pembelajaran Bahasa Indonesia
aspek keterampilan berbicara yang digunakan
oleh guru Bahasa Indonesia di kelas XI SMA
Negeri 7 Pontianak, yaitu media yang dapat
dilihat (contoh pengalaman menarik dari buku
atau surat kabar, contoh artikel dan buku,
serta contoh teks drama). Selain itu, media
yang dapat dilihat juga didengar (berupa
narasumber dari berbagai kalangan). Media
yang digunakan sudah dicantumkan dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Data tersebut diperkuat pada saat observasi
langsung dalam kelas.
Pembelajaran
Bahasa
Indonesia
aspek keterampilan berbicara tentang
menceritakan pengalaman atau kejadian
yang dilihat. Media yang digunakan guru
adalah contoh pengalaman menarik dari buku
atau surat kabar. Media yang digunakan guru
sudah tepat dengan kompetensi dasar yang
diajarkan. Ketepatan media yang digunakan
guru selain sesuai dengan karakteristik
(tema, butir pembelajaran, jumlah siswa,
ruang, metode, dan tujuan), juga merupakan
suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Dalam pemanfaatan
media, harus sesuai dengan karakteristik
penggunaan media tersebut, serta adanya
relevansi dengan butir pembelajaran.
Pembelajaran
Bahasa
Indonesia
aspek keterampilan berbicara media contoh
pengalaman menarik dari buku atau surat
kabar yang digunakan guru sudah sangat
tepat karena strategi yang digunakan tepat
pula. Hal ini dilihat dari tugas yang dikerjakan
siswa tentang menceritakan pengalaman
407
408
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Harjanto. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Miarso, Yusufhadi, dkk.. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Pustekkom Dikbud
dan Rajawali.
Moleong, Lexy J.. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Robinson, d.n. Adjai.1988. Asas-Asas Praktik Mengajar. Jakarta: Bhratara.
Semi, M. Atar. 1990. Rancangan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.
Soeparno. 1988. Media Pengajaran Bahasa. Yogyakarta: Intan Pariwara
Subyakto-Nababan, Sri Utari. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Tarigan, H. G.. 1986. Berbicara sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angka
Bandung.
409
Endang Setiyowati
SMA Negeri 1 Pulokulon
endan9.wati@gmail.com / 081325691649
ABSTRACT
This study aims to determine the application of Contextual Teaching and Learning in improving
the quality of the process and the quality of learning outcomes Civics in class XI IPS 1 SMAN 1
Pulokulon Semester 2 Academic Year 2014/2015. This study consisted of two cycles. Each cycle
there are four stages, which consisted of action planning, action, observation, and reection.
The subjects were students of class XI IPS 1 SMAN 1 Pulokulon the Academic Year 2014/2015
the number of 35 students. Data obtained through observation, testing, and documentation.
The data analysis technique used is descriptive qualitative analysis. The results showed the
following results. 1) The application of cooperative learning CTL (Contextual Teaching and
Learning) can improve the quality of learning civics. In the rst cycle the percentage of active
students in learning by 80% and increased to 94.2% in the second cycle. 2) Implementation of
the learning CTL (Contextual Teaching and Learning) can improve learning outcomes Civics. In
the rst cycle of students learning completeness percentage is 74.2% and increased to 91.4%
in the second cycle.
Keywords: CTL, Civics learning, the quality of learning
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran Contextual Teaching and
Learning dalam meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil belajar PKn pada siswa kelas
XI IPS 1 SMA Negeri 1 Pulokulon Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini yang
terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdapat empat tahapan, yang terdiri dari perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan reeksi. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Pulokulon Tahun Ajaran 2014/2015 dengan jumlah 35 siswa.
Data diperoleh melalui pengamatan, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan hasil sebagai
berikut. 1) Penerapan pembelajaran kooperatif CTL (Contextual Teaching and Learning)
dapat meningkatkan kualitas proses belajar PKn. Pada siklus I persentase keaktifan siswa
dalam pembelajaran sebesar 80% dan meningkat menjadi 94,2% pada siklus II. 2) Penerapan
pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan hasil belajar
PKn. Pada siklus I persentase ketuntasan belajar siswa adalah 74,2% dan meningkat menjadi
91,4% pada siklus II.
Kata kunci: CTL, pembelajaran PKn, kualitas belajar
PENDAHULUAN
Pendidikan di Indonesia diharapkan
dapat mempersiapkan peserta didik menjadi
warga negara yang memiliki komitmen
kuat dan konsisten untuk mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
410
411
412
413
414
415
416
Hasil
belajar
siswa
dapat
digunakan untuk memotivasi siswa,
memperbaiki
dan
meningkatkan
kualitas pembelajaran oleh guru. Selain
itu, pemanfaatan hasil belajar untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran harus didukung oleh
siswa, guru, kepala sekolah, serta orang
tua siswa (Depdiknas, 2003: 21). Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa
fungsi hasil belajar bagi siswa adalah
sebagai indikator pencapaian tujuan
pembelajaran dan umpan balik bagi
guru dalam rangka peningkatan kualitas
proses pembelajaran.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan
Kelas
(Classroom
Action
Research), yang terdiri dari dua siklus. Setiap
siklus terdapat empat tahapan, yang terdiri
dari perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan reeksi. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA
Negeri 1 Pulokulon Tahun Ajaran 2014/2015.
Data diperoleh melalui pengamatan, tes,
dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kondisi Awal
Pada pembelajaran PKn kelas XI. IPS
1 sudah biasa dikondisikan berkelompok
sehingga
untuk
materi-materi
yang
memerlukan kerja kelompok, guru tidak perlu
lagi membentuk kelompok. Dari 35 siswa,
dibagi menjadi 6 kelompok sehingga tiap
kelompok berjumlah 5 - 6 siswa. Sebelum
penelitian tindakan kelas ini, materi pokoknya
adalah Hubungan Internasional.
Pembelajaran berlangsung menarik
karena guru mengarahkan siswa untuk
menghubungkan
materi
hubungan
internasional dengan kehidupan seharihari. Bagi sebagian siswa, ini merupakan
417
418
Indikator
Ketercapaian
Siklus I Siklus II
80%
91,4%
Motivasi dan
kegairahan
dalam mengikuti
pembelajaran (
meyelesaikan tugas
mandiri atau tugas
kelompok )
80%
88,5%
85,7%
94,2%
74,2%
94,2%
Memperhatikan
pelajaran dengan baik
Untuk aspek
pengetahuan
tercapainya nilai batas
tuntas (KKM= 78)
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Pedoman Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Psikomotor
(Unpublised). Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Fajri, E. M. Zul, dkk.. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Utama.
Ismail, Adang. 2006. Education Games. Yogyakarta: Nuansa Aksara.
Kusuma, Wijaya & Dwitagama, Dedi. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Indeks.
Nana, Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rahayu, Evin Tri. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Disertai Metode Number
Heads Together dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi. Skripsi, FKIP Universitas
Sebelas Maret, Surakarta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Wiraputtra, Udin S.. 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
419
Al Ashadi Alimin
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP-PGRI Pontianak
Jalan Ampera Pontianak 78116
dj_ashadi@yahoo.co.id
ABSTRAK
This article provides the variations of language usage in various contexts by the society in
Pontianak. The purposes of this research are: 1. to describe the variations of language that
exist in the society, and 2. the existence of code switching and code mixing in language use.
The method of this research is descriptive qualitative, object of this research is utterances that
have been transcribed into text. The data collections method used listening and free listening
technique. The result of the analysis showed the existence variation of Malay language with
Sambasnese dialect, Ketapang dialect, Pontianak dialect, Dayaknese language, Javanese
language, Indonesian slang and foreign language. The existence of code switching and code
mixing was in form of the sentence from Malay Pontianak language to Indonesian language.
The forms of code mixing that exist is in form of words from local language, foreign language
and Indonesian slang.
Keywords: society language use, language variation, code switching, code mixing
ABSTRAK
Artikel ini memuat analisis variasi pemakaian bahasa di berbagai ranah atau konteks oleh
masyarakat Pontianak. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan variasi-variasi bahasa
yang muncul dari pemakaian bahasa; dan 2) ragam alih dan campur kode yang muncul dari
pemakaian bahasa. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif dengan objek penelitian
berupa pertuturan yang telah ditranskrip dalam bentuk teks dengan metode pengumpulan data
menggunakan teknik simak dan teknik simak bebas libat cakap. Hasil analisis menunjukkan
bahwa varasi bahasa yang muncul meliputi variasi bahasa Melayu dialek Sambas, bahasa
Melayu dialek Ketapang, bahasa Melayu dialek Pontianak, bahasa Dayak, bahasa Jawa,
bahasa Prokem, serta bahasa asing. Ragam alih dan campur kode yang muncul adalah alih
kode yang berwujud kalimat dari bahasa Melayu Pontianak ke dalam bahasa Indonesia. Wujud
campur kode yang muncul adalah campur kode berwujud kata dari bahasa daerah, bahasa
asing, serta bahasa prokem.
Kata kunci: pemakaian bahasa masyarakat, variasi bahasa, alih dan campur kode.
PENDAHULUAN
Komunikasi yang berlangsung dalam
masyarakat bahasa merupakan tempat atau
media untuk mengungkapkan ide, gagasan,
isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya.
Peristiwa komunikasi yang berlangsung
antara pembicara kepada pendengar
merupakan suatu peristiwa yang sangat
majemuk. Dalam hal ini, bahasa sebagai alat
komunikasi yang mempunyai peranan sangat
penting. Begitu pentingnya bahasa, sehingga
420
421
422
Andi
Ari
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan sebuah
penelitian
lapangan
(eld
research)
menggunakan metode deskriptif melalui
pendekatan sosiolinguistik. Data dalam
penelitian ini berupa pertuturan atau dialog
percakapan yang telah ditranskrip dalam
bentuk teks dengan sumber data dalam
penelitian adalah penutur yang melakukan
percakapan pada saat perekaman data
penelitian. Subjek dalam penelitian ini bersifat
purposive sampling. Data dikumpulkan
dengan metode simak atau penyimakan
selanjutnya dianalisis menggunakan metode
padan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pontianak memiliki berbagai suku
dan etnis yang multikultural, dalam interaksi
percakapan sehari-hari, pemakain kode oleh
masyarakat tutur sangat bervariasi.
1. Analisis Data 1
Konteks: tiga orang mahasiswa
sedang duduk-duduk di kontrakan B5 Danau
Sintarum sedang membicarakan rencana
pulang ke kampung halaman.
Andi : Teg, bile kau nak balik ke
Singkawang. (kapan mau pulang ke
Singkawang)
Tegi : Ndak taulah An, sian libornye maseh
tok be. Kau bile nak balik? (kurang
tahu juga An, belum ada libur. Kamu
Andi
Ari
Tegi
kapan pulang?)
: Rencaneku nak balik hari Jumat itok.
Dah lamak juak daan balik tok e, kau
nak balik ndak? Mun kau balik, serate
jak kite baliknye
hari
Jumat
itok. Cemane, oke? (rencanaku mau
pulang hari Jumat ini. Sudah lama
tidak pulang ni, kamu mau pulang
tidak? Kalau kamu pulang samasama kita, hari jumat ini, bagaimana,
oke?)
: Andi, bahasa apa yang kalian
gunakan. Aku tidak mengerti apa
yang kalian bicarakan.
: Ohitu bahasa Melayu Sambas.
Aku dengan Tegi rencananya mau
pulang ke Singkawang hari jumat ini.
: Begitu toh ceritanya. Berarti minggu
ini weekend-nya di Singkawang ya.
: Pastinya
423
424
2. Analis Data II
Konteks: komunikasi terjadi antara
Piktor (Dayak) dan Addul (Melayu) yang
terjadi di salah satu toko tempat penjualan
sembako pada pagi hari.
Piktor : Apa y2ang maok kau beli Dul?
(apa yang mau kau beli Dul)
Addul : Ini maok beli ikan kerring (ini mau
membeli ikan kering)
Piktor : Berapa harganya nean? (berapa
harganya ini?)
Addul : Sehibu satu ons (seribu satu ons)
a. Analisis Variasi Bahasa
Analisis bahasa difokuskan pada kata
maok dan sehibu.
1) Penggunaan kata maok dalam
bahasa Melayu yang bermakna ingin
dalam bahasa Indonesia, terdapat
beberapa variasi penyebutan seperti
[mau], [maOk]. Penggunaan variasi
kata [mau] dan [maOk] digunakan
dalam percakapan sehari- hari sering
digunakan oleh masyarakat yang
berdomisili di wilayah Pontianak
atau sering disebut bahasa Melayu
dialek Pontianak.
2) Penggunaan
kata
sehibu.
Masyarakat
Melayu
Pontianak
sering memakai kata seribu atau
sribu untuk menyebut nominal
uang seribu rupiah. Penyebutan
sehibu di dalam bahasa Melayu
Pontianak
merupakan
bentuk
yang jarang digunakan. Terjadinya
variasi penyebutan akibat adanya
interferensi bahasa daerah lain, yaitu
bahasa Dayak. Hal ini karena dalam
berkomunikasi dengan mitra tutur
kelompok etnis lain, dalam kasus
ini berkomunikasi dengan tetangga
yang beretnis Dayak, mereka tidak
menggunakan bahasa Indonesia
ataupun bahasa Dayak, akan tetapi
menggunakan
Bahasa
Melayu
Pontianak. Hal ini disebabkan
425
426
Intan
5)
6)
7)
8)
427
428
DAFTAR PUSTAKA
Apriana, A.. 2006. Mixing and Switching in SMS Messages. Malang: State University of Malang.
Chaedar, Alwasilah A.. 1989. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Chaer, Abdul & Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka
Cipta.
______. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta : Rineka Cipta.
______. 2010. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal (Edisi Revisi). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Iqbal, N.A.. 2011. Sosiolinguistik: Teori dan Praktik. Surabaya: Lima-lima Jaya.
Nababan. 1991. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Saddhono. Kundharu. 2012. Pengantar Sosiolinguistik: Teori dan Konsep. Surakarta: Sebelas
Maret University Press.
Soeparno. 2002. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: PT Tiara Wacana.
Suwandi, Sarwiji. 2008. Serba Linguistik (Mengupas Pelbagai Praktik Bahasa). Surakarta:
Sebelas Maret University Press.
Suwito. 1991. Sosiolinguistik. Surakarta: UNS Press.
429
Indri Yuniarti
SMA Negeri 1 Pulokulon
ABSTRACT
This study aims to determine the application of learning to the experimental method in improving
the quality of the process and student achievement in class XI IPA 1 SMAN 1 Pulokulon the
academic year 2014/2015. This research is a class action (Classroom Action Research), which
consists of two cycles. There are four stages of each cycle, which consists of action planning,
action, observation, and reection. The subjects were students of class XI IPA 1 SMAN 1
Pulokulon the school year 2014/2015. Data obtained through observation, daily tests, document
review, and documentation. The data analysis technique used is descriptive qualitative analysis.
The results showed that 1) Implementation of the learning using the experimental method can
enhance the activity and skills of students in the use of practical tools. In the rst cycle the
percentage of active students in learning by 86% and increased to 89% in the second cycle. (2)
The application of the experimental method of learning can improve students skills in the use
of tools and reading lab results. In the rst cycle of students learning completeness percentage
by 73% and increased to 85% in the second cycle.
Keywords: experimental methods, teaching biology, academic achievement
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pembelajaran dengan metode
eksperimen dalam meningkatkan kualitas proses dan prestasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA
Negeri 1 Pulokulon tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas (Classroom Action Research), yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklusnya terdapat
empat tahapan, yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi,
dan reeksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Pulokulon tahun
pelajaran 2014/2015. Data diperoleh melalui observasi, ulangan harian, kajian dokumen,
dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Penerapan pembelajaran menggunakan metode
eksperimen dapat meningkatkan keaktifan dan keterampilan siswa dalam penggunaan alat
praktikum. Pada siklus I persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran sebesar 86% dan
meningkat menjadi 89% pada siklus II. (2) Penerapan pembelajaran metode eksperimen dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam penggunaan alat dan pembacaan hasil praktikum.
Pada siklus I persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 73% dan meningkat menjadi 85%
pada siklus II.
Kata kunci: metode eksperimen, pembelajaran biologi, prestasi belajar
PENDAHULUAN
Pendidikan bangsa Indonesia saat
ini masih jauh tertinggal jika dibandingkan
dengan pendidikan bangsa Asia lainnya.
Perkembangan dan kemajuan sebuah
bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya
430
Melalui
penerapan
metode
eksperimen,
para
siswa
diharapkan
bisa saling membantu, kerja sama, dan
meningkatkan toleransi ataupun tenggang
rasa sesama teman. Selain itu, diharapkan
dari pengalaman pembelajaran melalui
metode eksperimen, memungkinkan siswa
melakukan percobaan untuk membuktikan
sendiri suatu pernyataan yang dipelajari.
Harapannya, semua siswa dapat dengan
mudah memahami materi pelajaran. Hal ini
sejalan dengan penelitian Supriyanti yang
menunjukkan bahwa penerapan metode
eksperimen mampu meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Bologi.
Dengan demikian, penulis menerapkan
metode pembelajaran eksperimen untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI
IPA 1 SMAN 1 Pulokulon tahun pelajaran
2014/2015.
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang
disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi
perubahan kemampuan diri. Dengan belajar,
anak yang tadinya tidak mampu melakukan
sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu
itu, atau anak yang tadinya tidak terampil
menjadi terampil. Belajar adalah suatu
proses yang kompleks, yang terjadi pada
semua orang dan berlangsung seumur hidup
sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat
(Sadiman, 1986 : 1).
Dalam pengertian yang sangat luas,
Wolkfolk (1993) menegaskan bahwa belajar
terjadi ketika pengalaman menyebabkan
431
432
yang
diperlukan
melalui
percobaan yang dilakukan.
c) Dapat
digunakan
untuk
melaksanakan
prosedur
metode ilmiah dan berpikir
ilmiah.
d)
e)
433
434
435
3. Siklus 2
a. Perencanaan
Untuk mengatasi masalah pada
siklus I, guru merubah sedikit pola
pemberian masalah pada praktikum
selanjutnya. Pada siklus II guru mengambil
materi selanjutnya, yaitu sistem respirasi
(pernapasan) dengan uji praktikum
pada sistem respirasi serangga. Pada
praktikum ini guru merancangnya dengan
lebih sedikit perlakuan pada bahan
praktikum, yaitu serangga.
b.
Tindakan
Tindakan pada siklus II pada materi
sistem respirasi dilaksanakan dalam satu
kali pertemuan, yakni tanggal 3 Maret
2015, waktunya 3 jam pelajaran, yaitu 3
x 45 menit. Siklus II pembelajaran sistem
respirasi dengan metode eksperimen.
Pembelajaran pada siklus II ini sebagai
berikut. 1) Guru memberi apersepsi dan
motivasi; 2) guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai; 3)
guru mempresentasikan materi sistem
respirasi dilanjutkan dengan tanya jawab
seputar materi; 4) guru menjelaskan
cara kerja praktikum uji makanan; 5)
siswa berkelompok; 6) siswa mulai
436
4. Pembahasan
Hasil pelaksanaan siklus I dan siklus II
secara ringkas dapat dideskripsikan dalam
tabel berikut.
Tabel 1. Hasil Tindakan Ditinjau dari
Indikator Keberhasilan Proses dan Hasil
Pembelajaran.
Indikator Kinerja
Untuk keaktifan siswa
a. Siswa yang bertanya
pada guru
b. Siswa yang menjawab
pertanyaan
c. Siswa yang aktif dalam
praktikum
d. Siswa yang aktif
berdiskusi
e. Siswa yang menulis
hasil pemecahan
masalah
Untuk aspek psikomotorik
a. Siswa mampu dalam
penggunaan alat
b. Siswa teliti dalam
pembacaan hasil
percobaan
Untuk aspek pengetahuan,
tercapainya
nilai
batas
tuntas (KKM = 78)
Siklus I Siklus II
86%
89%
78,9%
85%
84,5%
88%
86%
87,9%
87,9%
90,9%
90,9%
93,9%
83%
88%
85%
89%
80%
87%
73%
85%
437
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Saifudin. 2005. Pembelajaran dan Prestasi. Jakarta: PT Raja Grando Persada.
Arin, Zainal. 1990. Membelajarkan Anak. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Joni, Raka. 1993. Pendekatan Pembelajaran. Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud.
Sadiman, Arif. 1986. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Sagala. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV Alfabeta.
Syamsudin, Abin. 1981. Psikologi Kependididkan. Bandung: CV IKIP Bandung.
Winkel, W. S.. 2009. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
Wolkfolk, Anita E.. 1993. Educatial Psycology, Fifth Edition, Baton Allyu and Bacom. Jakarta:
UI Press.
438
ABSTRACT
This study aimed to describe the study of feminism that focuses on gender inequality in the
form of marginalization, subordination, stereotyping, violence, and workload experienced by
female characters in the novel Tarian Bumi works Rusmini Oka. The method used is descriptive
method qualitative forms and approaches is the approach of radical feminism. Based on the
analysis of data, then the resulting conclusions as follows. 1) The form of gender inequality
in the form of marginalization in this novel comes from peoples habits and customs; 2) the
form of gender inequality in the form of subordination in the novel Tarian Bumi works Rusmini
Oka showed condescension position of women by men; 3) the form of gender discrimination
in the form of stereotypes depicted through quotations related to tagging with the given rules
of a people who are often born out of habit or custom; 4) the form of gender inequality in the
form of violence in this novel consists of two forms of the physical and non-physical or mental
psychological; 5) the form of gender discrimination in the form of workload occur in women,
especially in this novel stems from the belief that women have a nurturing nature and diligent.
Key words: feminism, gender discrimination, novel
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kajian feminisme yang berfokus pada
ketidakadilan gender dalam bentuk marginalisasi, subordinasi, stereotipe, kekerasan, dan
beban kerja yang dialami tokoh perempuan dalam novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif bentuk kualitatif dan pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan feminisme radikal. Berdasarkan hasil analisis data, maka
dihasilkan simpulan sebagai berikut. 1) Bentuk ketidakadilan gender berupa marginalisasi dalam
novel ini berasal dari kebiasaan masyarakat maupun adat istiadat; 2) bentuk ketidakadilan
gender berupa subordinasi dalam novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini menunjukkan adanya
sikap merendahkan posisi kaum perempuan oleh kaum laki-laki; 3) Bentuk ketidakadilan
gender berupa stereotipe tergambar melalui kutipan yang berkaitan dengan penandaan
dengan adanya aturan yang diberikan suatu kaum yang seringkali lahir dari kebiasaan maupun
adat istiadat; 4) bentuk ketidakadilan gender berupa kekerasan dalam novel ini terdiri atas dua
bentuk, yakni sik maupun nonsik atau mental psikologis seseorang; 5) bentuk ketidakadilan
gender berupa beban kerja terjadi pada kaum perempuan, khususnya dalam novel ini bermula
dari adanya anggapan bahwa kaum perempuan memiliki sifat memelihara dan rajin.
Kata kunci: feminisme, ketidakadilan gender, novel
PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan gambaran
kehidupan
bermasyarakat,
memang
selayaknya dapat dinikmati, dipahami,
dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan
bermasyarakat. Sastra bukan merupakan
suatu komunikasi praktis, melainkan suatu
439
440
441
442
443
444
445
dapat
dipertanggungjawabkan.
Guna
menjamin validitas data yang akan diperoleh
dalam penelitian ini, maka peningkatan
validitas akan dilakukan dengan beberapa
cara, yakni dengan melihat kecukupan
referensi, menggunakan teknik triangulasi,
dan pemeriksaan sejawat melalui diskusi.
Teknik analisis data adalah suatu
proses mengatur urutan data, menyusunnya
ke dalam suatu pola, kategori, maupun
satuan uraian dasar. Menurut Sugiyono
(2014: 91), analisis data dalam penelitian
kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan
data berlangsung. Menurut Milles dan
Huberman (Sugiyono, 2014: 91), aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara
terus-menerus sampai tuntas sehingga
datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis
data meliputi beberapa tahap. Pertama,
reduksi data, yaitu bagian dari analisis, yang
berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting,
dicari tema dan polanya. Dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Dalam penelitian ini, reduksi data yang
dilakukan adalah dengan merangkum datadata yang telah diperoleh, yang berkaitan
dengan permasalahan ketidakadilan gender,
memfokuskan dan memberikan gambaran.
Kedua, penyajian data. Setelah data
direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif,
penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antarkategori, dan sejenisnya. Menurut Miles
dan Huberman (Sugiyono, 2014: 95), yang
paling sering digunakan untuk menyajikan
data dalam penelitian kualitatif adalah teks
yang bersifat naratif. Dengan menyajikan
data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan
446
447
448
449
DAFTAR PUSTAKA
Baidhawy, Zakiyuddin. 1997. Wacana Teologi Feminis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fakih, Mansour. 2013. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mandrastuty, Rany. 2010. Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini: Kajian Feminisme. Skripsi
(Tidak Diterbitkan), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Moleong, Lexy J.. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moore. H. A. & Ollenburger. J. C.. 2002. Sosiologi Wanita. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rusmini, Oka. 2007. Tarian Bumi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Saebani, A. B. & Afuddin. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Santosa, W. H. & Wahyuningtyas, Sri. 2011. SASTRA: Teori dan Implementasi. Surakarta:
Yuma Pustaka.
Semi, Atar, M.. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa Bandung.
Soa, Adib & Sugihastuti. 2003. Feminisme dan Sastra. Bandung: Katarsis.
450
Sugihastuti & Suharto. (2013). Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suyitno. 2014. Kajian Novel dalam Spektroskop Feminisme dan Nilai Pendidikan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Tarigan, H. G.. 2011. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Windiyarti, Dara. 2008. Pemberontakan Perempuan Bali terhadap Diskriminasi Kelas dan
Gender: Kajian Feminis Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini. Balai Bahasa Surabaya,
Surabaya.
451
Puji Lestari
SMA Negeri 1 Pulokulon
pujilestari13680@gmail.com
ABSTRACT
This classroom action research using media images beamed in Mind mapping methods with
the aim to improve students writing skills of narrative text in class XI IPA 3 SMAN 1 Pulokulon
in the school year 2014/2015. This study is a Class Action Research, which consists of two
cycles. There are four stages of each cycle consisting of planning, action, observation, and
reection. Subjects were students of class XI IPA 3. The data obtained through observation,
interviews, observation, writing tests, and documentation. The data analysis technique used is
descriptive qualitative analysis. The results showed that: (1) Use of media images beamed in
mind mapping method can increase motivation seen in the increase in the activity. In the rst
cycle, the percentage of active students in learning is 64.10% and increased to 76.92% in the
second cycle. (2) Utilization of media images beamed in mind mapping method can improve
the writing skills of narrative text. In the rst cycle of student learning outcomes completeness
percentage is 74.36% and increased to 84.62% in the second cycle.
Keywords: media images beamed, mind mapping, narrative text
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini memanfaatkan media gambar berseri dalam metode mind
mapping untuk meningkatkan keterampilan menulis narrative text pada siswa kelas XI IPA
3 SMA Negeri 1 Pulokulon Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research). yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklusnya
terdapat empat tahapan, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
reeksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 3. Data diperoleh melalui pengamatan,
wawancara, observasi, tes menulis, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan hasil berikut. 1) Pemanfaatan
media gambar berseri dalam metode mind mapping dapat meningkatkan motivasi, yang
terlihat pada peningkatan keaktifan siswa. Pada siklus I persentase keaktifan siswa dalam
pembelajaran sebesar 64,10% dan meningkat menjadi 76,92% pada siklus II. 2) Pemanfaatan
media gambar berseri dalam metode mind mapping dapat meningkatkan keterampilan menulis
narrative text. Pada siklus I persentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 74,36% dan
meningkat menjadi 84,62% pada siklus II.
Kata kunci: media gambar berseri, mind mapping, narrative text
PENDAHULUAN
Bahasa Inggris menjadi salah satu
bahasa internasional yang dipakai oleh
sebagian besar penduduk dunia. Kemajuan
teknologi
berpengaruh
besar
pada
perkembangan dunia pendidikan. Untuk
mengaksesnya, diperlukan pemahaman
452
453
454
455
456
457
458
3. Siklus II
a. Perencanaan
Pada penelitian siklus II ini guru
menyiapkan RPP dan gambar berseri
yang berbeda dari siklus sebelumnya.
Siswa diminta untuk bergabung lagi
dalam kelompok yang lebih kecil yang
terdiri dari empat orang. Diskusi kelompok
tetap dilakukan, tetapi di siklus II ini siswa
akan membuat mind mapping dengan
waktu yang lebih cepat dari sebelumnya
sehingga kesiapan siswa juga perlu
ditekankan lagi.
b. Tindakan
Siklus II dilaksanakan pada
tanggal 23 Februari 2015 untuk membuat
mind mapping kembali. Pada pertemuan
pertama siswa diberi gambar berseri
dengan tema yang berbeda dari siklus
sebelumnya. Siswa diberi kesempatan
untuk terus menggali informasi pada
gambar,
membuka
kamus
untuk
membantu mereka memahami cerita,
membuat ide pokok, membuat konsep,
dan memvariasi kata. Guru meminta
siswa menentukan terlebih dahulu lay out
(kerangka karangan) untuk gambar yang
mereka dapat. Sampai akhirnya, siswa
akan mudah untuk menerapkan konsep
mind mapping.
Kegiatan membuat peta pikiran
baru dimulai pada pertemuan kedua,
di mana siswa sudah benar-benar siap
akan materi yang akan mereka tulis.
Siswa dengan konsep yang sudah
matang dan pengalaman pada siklus I
menghasilkan konsep dan tulisan yang
pastinya berbeda. Mereka lebih berani
untuk
bereksperimen
memberikan
variasi-variasi kalimat, imajinasi gambar,
yang menunjukkan bahwa mereka mulai
menyukai dan menikmati pembelajaran
dengan metode mind mapping. Mereka
tidak lagi banyak bertanya pada guru
tentang kesulitan mereka sehingga
459
Siklus II
76,92%
23,08%
84,62%
PENUTUP
Berdasarkan hasil dan pembahasan
di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Pertama, penerapan metode mind mapping
(peta pikiran) dengan memanfaatkan
media gambar berseri sangat efektif untuk
meningkatkan proses pembelajaran dan hasil
belajar siswa dalam keterampilan menulis
narrative text. Hal ini terlihat pada presentase
hasil uji kompetensi pada siklus I dan siklus
II terdapat peningkatan dari 74,36% menjadi
84,62%. Kedua, metode mind mapping
(peta pikiran) dengan memanfaatkan media
gambar berseri mampu meningkatkan
motivasi dan keaktifan siswa dalam menulis
narrative text. Hal ini terlihat pada siswa
yang semakin aktif berdiskusi bersama
membahas materi menulis. Presentase
hasil keaktifan belajar siswa selama proses
pembelajaran juga meningkat, dari 64,10%
menjadi 76,92%.
Berdasarkan hasil dan implikasi dalam
penelitian ini, maka saran-saran yang dapat
dianjurkan adalah sebagai berikut. Pertama,
kepada guru, antara lain: a) penggunaan
metode pembelajaran yang bervariasi dan
menyenangkan dapat membuat proses
belajar mengajar menjadi menarik dan tidak
membosankan; b) pemanfaatan media
gambar berseri dengan metode mind mapping
(peta pikiran) adalah salah satu alteratif cara
pembelajaran menulis yang dapat digunakan
dalam proses belajar mengajar Bahasa
Inggris untuk meningkatkan keterampilan
siswa dalam menulis teks Bahasa Inggris.
Dengan metode mind mapping (peta pikiran),
siswa tidak hanya menggambar bentuk,
tetapi juga akan menalar, berpikir menulis
gagasan, membuat ide-ide yang kreatif,
bahkan siswa akan berimajinasi sehingga
semua itu bisa dituangkan dalam bentuk
gambar peta pikiran.
Kedua, kepada siswa, antara lain: a)
siswa harus berkonsentrasi untuk menggali
ide dan gagasan untuk bisa membuat peta
460
DAFTAR PUSTAKA
Buzan, Tony. 2004. Mind Map untuk Meningkatkan Kreativitas. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Ceranic, Helena. 2011. Panduan bagi Guru Bahasa Inggris. Jakarta: Erlangga.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
461
Eti Ramaniyar
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
IKIP PGRI Pontianak
ABSTRACT
This research aim to describe and explain about the variety of code-switching and codemixing, the social factors which become the basic rules to choose code-switching and codemixing, and the effect of using code for Indonesian language learning. The methods which
the writer used in this research are descriptive method using sociolinguistic approach and a
eld research. The result of this research found there are two varieties from the basic use of
language. Those are: 1) code-switching and code-mixing by BI basic code; 2) code-switching
and code-mixing by BMS basic code. there are two factors which determine code-switching
to the speakers of MMS society in Pontianak. First, based on situational code-switching, and
second,metaphorical code-switching.
Keywords: code choosing, bilingual, Sambas Malay society
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan tentang berbagai alih kode
dan kode - pencampuran , faktor-faktor sosial yang menjadi aturan dasar untuk memilih alih
kode dan kode - pencampuran , dan efek dari menggunakan kode untuk belajar bahasa
Indonesia . Metode yang penulis digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan menggunakan pendekatan sosiolinguistik dan penelitian lapangan . Hasil penelitian ini
ditemukan ada dua varietas dari penggunaan dasar bahasa . Mereka adalah : 1 ) alih kode dan
kode - pencampuran dengan kode dasar BI ; 2 ) alih kode dan kode - pencampuran dengan
kode dasar BMS . ada dua faktor yang menentukan kode -switching ke speaker masyarakat
MMS di Pontianak . Pertama , berdasarkan situasional alih kode , dan kedua , metafora alih
kode .
Kata kunci : Kode memilih , bilingual , Sambas Melayu masyarakat
PENDAHULUAN
Kajian bahasa sangat menarik untuk
diteliti, terutama berkaitan dengan faktor
sosial. Menurut Fishman (dalam Saddhono,
2013: 2), sosiolinguistik adalah kajian tentang
ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi
bahasa, dan pemakai bahasa karena ketiga
unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan
saling mengubah satu sama lain dalam
satu masyarakat tutur. Artinya, dengan
adanya latar belakang sosial, budaya, dan
462
463
464
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kualitatif dengan pendekatan
sosiolinguistik untuk meneliti pemakaian
kode pada masyarakat Sambas di Kota
Pontianak. Sumber data dalam penelitian
ini, yaitu data yang berasal dari peristiwa
tutur yang terjadi di antara para penutur,
yaitu masyarakat dwibahasa Sambas di
Kota Pontianak, Kalimantan Barat yang
merupakan data primer. Sesuai dengan
pandangan Sugiyono (2008: 308), sumber
primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.
Dalam penelitian ini, teknik sampling
yang digunakan adalah purposive sampling.
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan
melalui
observasi
dan
wawancara.
Penerapan metode observasi dilakukan
dengan teknik dasar sadap. Penelitian ini
menggunakan triangulasi sumber. Data yang
diperoleh dari hasil wawancara dan observasi
ditriangulasikan untuk menjaga validitas data
dalam penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Variasi Alih Kode
Berdasarkan hasil penelitian di Kota
Pontianak, Kalimantan Barat, ditemukan
berbagai variasi alih kode dan variasi campur
kode yang muncul dalam peristiwa tutur
dalam masyarakat tutur BMS.
Data [20]
(1) P1 : dolo kamE yE, an bu Enda
E, tiap kali ke rumah di sorroh arE
materi anaE, balli obat, balli
balon/ dulu / kami / tu, / dengan / bu
/ Endang, / tiap / kali / ke / rumah /
disuruh / nyari / materi / anaknya, /
beli / obat, / beli / balon /
(2) P2 :balli ballon untu kan?
/ beli / balon / untuk / kan? /
(3) P1 :untukan ana E, lalah arE balon
ke manE-manE, sian / untukkan /
(4) P2
(5) P1
(6) P2
(7) P1
(8) P2
(9) P1
(10) P2
(11) P1
Terjemahan:
(1) P1 : dulu kami tu, dengan Bu Endang,
tiap kali ke rumah disuruh nyari
materi anaknya, beli obat, beli balon
(2) P2 :beli balon untuk apa?
(3) P1 :untukkan anaknya, lelah nyari balon
ke mana-mana, tidak ada
(4) P2 :bayar listrik eh bayar PDAM
(5) P1 :bayar PDAM, listrik segala macam
(6) P2 :pakai duit kalian semuanya tu?
ST
TT
LT
465
pembicaraan
bicarakan.
Mt
ST
TT
LT
PK
466
dosen
yang
Pt
dan
ST
TT
LT
PK
ST
: berapa PINmu
: tidak hafal aku, nanti ku smskan ya
: iya, beli lah jualan bajuku
: iya nanti broadcast saja ke aku ya
lewat BBM
:Pt adalah seorang perempuan
yang berlatar belakang etnik Melayu
Sambas merupakan mahasiswa di
Untan
Mt adalah seorang perempuan
yang berlatar belakang etnik Melayu
Sambas merupakan mahasiswa di
Untan
:Tuturan
terjadi
dalam
situasi
nonformal dan santai saat berada di
kantin kampus
467
TT
LT
: PIN BB
:Tuturan terjadi di kantin kampus Untan
Pontianak
468
PENUTUP
469
DAFTAR PUSTAKA
Arin, Edy Burhan., dan Sodaqah Zainudin. 1999. Penggunaan Bahasa Osing dalam
Masyarakat Banyuwangi dalam Irwan Abdullah. Bahasa Nusantara: Posisi dan
Penggunaannya Menjelang Abad ke-21. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Berbahasa).
Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Ayeomoni, M.O. 2006. Code-Switching and Code-Mixing: Style of Language Use in Childhood
in Yoruba Speech Community Nordic Journal of African Studies. Obafemi Awolowo
University, Ile-Ife, Nigeria. Vol. 15. (1). pp 90-99.
Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2010. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chung, Haesook Han. 2006. Code Switching as a Communicative Strategy: A Case Study of
Korean-English Bilinguals dalam Bilingual Research Journal. Vol. 30, (2), pp 293-307.
Judy, Woon Yee Ho. 2007. Code-mixing: Linguistic form and socio-cultural meaning. The
International Journal of Language Society and Culture. Issue 21. pp 1-8
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Monica Stella Cardenas-Claros. 2009. code switching and code mixing in internet chatting:
between yes, ya, and si a case study the jalt call journal 2009: forums. The University
of Melbourne. Vol. 5, (3). Pages 67-78.
Muksan. 2012. Analisis Alih Kode dan Campur Kode pada Masyarakat Keturunan Arab di
Jungcangcang Kota Pamekasan. Lingua Franca Volume 2, (1), pp 1-19.
Rahardi, Kunjana. 2001. Sosiolinguistik, Kode dan Alih Kode. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rugare, Mareva & Felix P. Mapako. 2012. The Prevalence and Forms of Code Switching and
Code-Mixing in Readers Comments on Selected News Articles in the Herald Online.
International Journal of Academic Research in Progressive Education and Development,
Vol. 1, (4). pp 35-43.
Saddhono, Kundharu. 2013. Pengantar Sosiolinguistik Teori dan Konsep Dasar. Surakarta:
Sebelas Maret University Press.
Simarmata, Mai Yuliastri. 2012. Pemilihan Kode dalam Masyarakat Dwibahasawan pada
Masyarakat Batak Toba di Desa Binjai, Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau
Pontianak, Kalimantan Barat. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Soetomo, Istiati. 1985. Telaah Sosial-Budaya Terhadap Interverensi, Alih Kode, dan Tunggal
Bahasa dalam Masyarakat Ganda Bahasa. Disertasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suwandi, AM. 2001. Pilihan Tindak Tutur dan Kode dalam Wacana Pidato Kepala Desa
Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Tesis. Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Suwito. 1991. Sosiolinguistik. Surakarta: DEPDIKBUD.
Trudgill, Peter. 2003. A Glossary of Sociolinguistict. Edinburgh University Press.
Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2012. Sosiolinguistik: Kajian Teori dan Analisis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
470
Condro Kuncorowati
SMP Negeri 1 Pulokulon
condrokuncorowati@yahoo.com
ABSTRACT
This study aims to determine the application of cooperative models TPS in increasing
motivation and learning outcomes Rectangular Flat Build Math materials to the students of
class VII A Junior High School I Pulokulon Semester 2 Academic Year 2014/2015. This study
was conducted in two cycles, each cycle consists of four stages, namely stages of planning,
action, observation, and reection. The method used to collect the data of this study was the
test results of students, student motivation questionnaire, drawing documentation, observation
observer, by comparing the initial conditions with the rst cycle and the second cycle. At the
time of the evaluation of the initial conditions, the rst cycle and the second cycle, known to the
average value obtained, namely 53.32, 63.62, 79.88. Retrieved also classical completeness of
the initial conditions, the rst cycle, the second cycle, ie 14.70%, 35.29%, 88.23%. Moreover,
it also looks at the motivation of students of the rst condition, the rst cycle, the second cycle
of learning by 47%, 91.1%, 94%. This shows there is an increase in motivation and learning
outcomes of students in each cycle.
Keywords: think pair share, motivation to learn, learning outcomes, mathematics
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model kooperatif tipe TPS dalamt
meningkatkan motivasi dan hasil belajar Matematika materi Bangun Datar Segiempat
pada siswa kelas VII A SMP Negeri I Pulokulon Semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan reeksi. Metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian ini adalah hasil tes siswa, angket motivasi siswa, dokumentasi
gambar, pengamatan observer, yaitu dengan membandingkan kondisi awal dengan siklus I
dan siklus II. Pada saat evaluasi kondisi awal, siklus I, dan siklus II, diketahui nilai rata-rata
yang diperoleh, yaitu 53,32, 63,62, 79,88. Diperoleh pula ketuntasan klasikal dari kondisi awal,
siklus I, siklus II, yaitu 14,70%, 35,29%, 88,23%. Selain itu, juga tampak pada motivasi siswa
dari kondisi awal, siklus I, siklus II dalam pembelajaran sebesar 47%, 91,1%, 94%. Hal ini
menunjukkan ada peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa pada tiap siklusnya.
Kata kunci: think pair share, motivasi belajar, hasil belajar, matematika
471
PENDAHULUAN
Tahun pelajaran 2014/2015 SMP
Negeri I Pulokulon menetapkan KKM 75
untuk mata pelajaran Matematika kelas VII.
Namun, pada kelas VII A yang berjumlah 34
siswa diketahui hasil nilai ulangan harian
pada KD 6.2. Mengidentikasikan sifat-sifat
persegi panjang, persegi, trapesium, jajar
genjang, belah ketupat, dan layang-layang
diperoleh nilai maksimum 87, minimum 25,
nilai rata-rata 53,32. Dari 34 siswa, yang
tuntas 5 siswa dan yang tidak tuntas 29
siswa sehingga diperoleh ketuntasan klasikal
14,70%. Siswa yang mempunyai motivasi
dalam mengikuti pembelajaran ada 16 siswa
atau sebesar 47%.
Penyebab kurangnya motivasi belajar
siswa, misalkan kurangnya pengetahuan
prasyarat yang dimiliki siswa, latar belakang
siswa, sosial ekonomi, guru dalam proses
pembelajaran tidak mengikutsertakan siswa
secara aktif. Dominasi guru dalam proses
pembelajaran menyebabkan kecenderungan
siswa lebih bersifat pasif sehingga mereka
lebih banyak menunggu sajian guru mengajar
daripada mencari dan menemukan sendiri
pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang
mereka butuhkan. Upaya yang dilakukan
sebagai usaha meningkatkan motivasi dan
hasil belajar Matematika dengan menerapkan
model pembelajaran dengan pendekatan
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
Dengan pendekatan model TPS, siswa bisa
saling membantu di antara teman dalam satu
kelompok sehingga diharapkan hasil belajar
Matematika siswa minimal dapat mencapai
KKM.
Tujuan
penelitian
ini
adalah
meningkatkan motivasi dan hasil belajar
Matematika materi bangun datar segiempat
melalui penerapan model koopratif tipe Think
Pair Share (TPS) pada siswa kelas VII A
SMP Negeri I Pulokulon semester 2 tahun
pelajaran 2014/2015. Manfaat penelitian
bagi siswa, yaitu dapat meningkatkan
472
473
474
Uraian
Frekuensi Persentase
01
02
03
40 - 50
51 - 60
61 - 70
Tidak bermotivasi
Kurang bermotivasi
Bermotivasi
9
16
9
26%
47%
26%
04
71 - 80
Sangat bermotivasi
0%
Uraian
Frekuensi Persentase
01
02
5-8
9-12
Tidak aktif
Kurang aktif
0
18
0%
53%
03
04
13-16
17-20
Aktif
Sangat aktif
12
4
35%
12%
Prestasi
25
87
03 Nilai Rerata
04 Rentang Nilai
53,32
62
Uraian
40 - 50
Tidak
bermotivasi
51 - 60
61 - 70
71 - 80
Kurang
bermotivasi
Bermotivasi
Sangat
bermotivasi
Frekuensi Persentase
0
0%
16
47%
15
44%
9%
475
5-8
02
9 - 12
03
13 - 16
04
17 - 20
Tidak
Aktif
Kurang
Aktif
Aktif
Sangat
Aktif
0%
No Rentang
17
50%
01
40 - 50
11
32%
02
51 - 60
18%
03
61 - 70
04
71 - 80
No
Prestasi
01 Nilai Terendah
02 Nilai Tertinggi
49
95
03 Nilai Rerata
04 Rentang Nilai
70,62
55
Freku- Persenensi
tase
Uraian
Tidak
bermotivasi
Kurang
bermotivasi
Bermotivasi
Sangat
bermotivasi
0%
24%
19
56%
21%
5-8
02
9 - 12
03
13 - 16
04
17 - 20
Uraian
Tidak
aktif
Kurang
aktif
Aktif
Sangat
aktif
Frekuensi
Persentase
0%
0%
24%
26
76%
Uraian
01 Nilai Terendah
02 Nilai Tertinggi
03 Nilai Rerata
04 Rentang Nilai
Prestasi
50
100
79,88
50
476
Rata-rata
Nilai tinggi
Nilai rendah
Kondisi
Awal
53,32
87
25
Siklus I
Siklus II
70,62
79,88
95
49
100
50
477
478
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika
SMP & MTs. Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.
Hamalik, O.. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia.
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
479
Eben Pasaribu
Universitas HKBP Nommensen
Alamat korespondensi: pasaribu_eben16@yahoo.com
ABSTRACT
This research uses the quantitative analysis to nd the effect of using word webbing technique
to the ability of third semester students in writing descriptive paragraph of the third semester
students of Teacher Training Faculty. The population are the third semester students of Teacher
Training Faculty where Group A as experimental group and Group B as the control group. The
instrument for collecting the data is by writing descriptive text in essay. After collecting the data,
the writer calculates and analyzes each data into the table that appropriate the t-test formula.
The writer nds that there is a signicant effect in teaching descriptive paragraph by using
word webbing. The research of t-test (17.26). It means that the test is higher than the table
(17.26>2.00). It can be said that the using word webbing is able to improve students ability in
writing descriptive paragraph. From the result of analysis, the writer concludes that the use of
technique media gives a positive effect in writing descriptive text. The score of experimental
group is higher than score of control group. So, the using of webbing technique gives an effect
to students ability in writing descriptive text is accepted.
Keywords: word webbing technique, writing descriptive paragraph
INTRODUCTION
Writing is one way to express the
result of thinking. Although the people can
also tell their thoughts by speaking, but it
often spontaneously and so the problems of
grammar and its structure can not be always
controlled thoroughly. But if the language
is ordered and completed by the style and
intonation, incompetency will not be seen and
the mistakes can not be improved directly.
According to Hyland (2002: 98), writing
is central to childrens intellectual, social and
emotional development and plays a critical
role in learning. It is therefore essential that
the early teaching of writing should draw on
research which describes of the types of
texts the students have to write at different
stages. Writing process required a writer to
think about and to do many different things
at once, takes time and also requires a
480
Descriptive Paragraph
Descriptive is a type of writing which
describes something in details in order to
enable the readers to see, hear, feel, and
touch it directly or involve themselves in the
event. Description reproduces the way thing
look smell, taste, feel, or sound it may also
evoke moods, such as happiness, loneliness,
or fear. It is used to create visual, image of
people, place event of unit times. It may be
used also to describe more than the outward
appearance of people. It may tell about their
traits or characters or personality.
Figure 1
481
Figure 2
Tabel 1. The Calculation for the Validity of the Test in Experimental Group
Scores Sores of
No
Subject
of Pre
Post Test
Y2
XY
Test (X)
(Y)
1
Aeron. P
66
82
4356
6724
5412
2
Agung. P
66
85
4356
7225
5610
3
Aldi. T
68
82
4624
6724
5576
4
Alwi
62
83
3844
6889
5146
5
Arian. S
52
64
2704
4096
3328
6
Awi
60
65
3600
4225
3900
482
No
Subject
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Benny
Dedi. M
Dila
Desi
Emma. P
Fitri. A
Friska
Frista
Hariati
Hendra
Melia
Ombi
Pestauli
Prengki
Rani
Rioni
Sarima
Theresia
Telly
Uwais
Wanny
Winda F
Yuliantika
Zean
N=30
Scores
of Pre
Test (X)
58
66
51
50
53
53
66
56
53
50
50
63
45
53
49
46
51
64
66
54
50
50
62
65
X
=
1698
Sores of
Post Test
Y2
XY
(Y)
65
3364
4225
3770
82
4356
6724
5412
65
2601
4225
3315
65
2500
4225
3250
65
2809
4225
3445
65
2809
4225
3445
82
4356
6724
5412
82
3136
6724
4592
84
2809
7056
4452
65
2500
4225
3250
64
2500
4096
3200
85
3969
7225
5355
47
2025
2209
2115
65
2809
4225
4445
65
2401
4225
3185
47
2116
2209
2162
65
2601
4225
3315
64
4096
4096
4096
84
4325
7056
5544
64
2916
4096
3456
65
2500
4225
3250
65
2500
4225
3250
84
3844
7056
5208
84
4255
7056
5460
2
2
Y =
X = Y
= XY=
2129
98240 153559 122342
Tabel 2. The Calculation for the Validity of the Test Control Group
Scores of Scores of Post
No
Subject
Pre Test (X)
Test (Y)
1 Alwin
54
66
2916
4356
2 Agung
47
56
2209
3136
3 Aulia
58
72
3364
5184
4 Azan
50
52
2500
2704
5 Bryanson
59
68
3481
4624
6 Charles
58
68
3364
4624
7 Chelsy
54
72
2916
5184
8 David
54
56
2916
3136
9 Dimas
57
58
3249
3364
10 Ferdy
50
57
2500
3249
XY
3564
2632
4176
2600
4012
3944
3888
3024
3306
2850
483
No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Subject
Gokarga
Rinto .P
Rinto. R
Rizky
Ruth
Risna
Rudi
Rusdi
Rustam
Santi
Said
Tri A
Valentina
Vita
Vivi
Wilson
Winda
Windi
Yosua
Yuda
N=30
484
Y =
1807
XY
3249
3025
3249
2601
3600
1156
2601
2304
2304
2025
2209
2601
1156
2025
3025
3249
2304
1156
2401
2704
=
78706
3249
4761
3481
2704
5184
1849
3249
3025
3025
3136
5476
5184
1849
3364
5625
4096
3025
2809
3364
3364
3249
3795
3363
2652
4320
1462
2907
2640
2640
3478
1462
3672
1462
2610
4125
3648
2640
1802
2842
3016
=
109579
XY=
92375
4. T-Table
485
486
487
REFERENCES
Arikunto, S.. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ary, Jacobs, Sorensen. 2010. Introduction to Research in Education. Nashville: Wadsworth.
Byrne, Donn. 2002. Teaching Writing Skil. London: Longman.
Kagan, S. 2001. Planning Guides and Teaching Techniques Plus Activities and Project for
Working with Youth and Technology. Available at www.youthlearn.org/learning/
teaching/webbing.html, Acc eased on June, 8th 2014]
Knapp, Peter & Megan, Watkins. 2005. Genre, Text, Grammar. Sydney: University of New
South Wales.
488
Rita Sudarwahyuni
SMA Negeri 1 Pulokulon
sudarwahyunirita@gmail.com / 085225731630
ABSTRACT
This classroom action research aims to determine the increase in motion the creation of skills
in creativity works through Jigsaw method and video dance archipelago in class XI IPA 2 SMA
Negeri 1 Pulokulon the school year 2014/2015. This research is a class action (Classroom
Action Research), which consists of two cycles. There are four stages of each cycle, which
consists of action planning, action, observation, and reection. The subjects were students of
class XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pulokulon the Academic Year 2014/2015. The results showed
as beikut. 1) The application of cooperative learning jigsaw archipelago dance video-assisted
media can improve the quality of learning in creative work. In the rst cycle of creativity
percentage of students in learning by 53.3% and increased to 80% in the second cycle. 2) The
application of cooperative learning jigsaw aided archipelago dance video media can enhance
learning outcomes material culture and art creativity dance work. In the rst cycle of students
learning completeness percentage of 60% and increased to 80% in the second cycle.
Keywords: action research, jigsaw, creativity
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan kreasi
gerak pada kreativitas berkarya melalui metode Jigsaw dan video tari nusantara di kelas
XI IPA 2 SMA Negeri 1 Pulokulon tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yang terdiri dari dua siklus. Setiap
siklusnya terdapat empat tahapan, yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi, dan reeksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 1 Pulokulon Tahun Ajaran 2014/2015. Hasil penelitian menunjukkan sebagai beikut. 1)
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan media video tari nusantara dapat
meningkatkan kualitas proses belajar pada kreativitas berkarya. Pada siklus I persentase
kreativitas siswa dalam pembelajaran sebesar 53,3% dan meningkat menjadi 80% pada siklus
II. 2) Penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw berbantuan media video tari nusantara
dapat meningkatkan hasil belajar seni budaya materi kreativitas berkarya tari. Pada siklus I
persentase ketuntasan belajar siswa 60% dan meningkat menjadi 80% pada siklus II.
Kata kunci: penelitian tindakan kelas, jigsaw, kreativitas
PENDAHULUAN
Perkembangan dan kemajuan sebuah
bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya
manusia yang dimilikinya. Sumber daya
manusia yang berkualitas sangat diperlukan
dalam pembangunan bangsa, khususnya
pembangunan di bidang pendidikan. Sumber
daya manusia yang berkualitas akan menjadi
489
490
491
yang
Mempengaruhi
492
493
494
Cara
Mengukur
Kualitas
pembelajaran
proses
kreativitas
60%
70%
80%
Pengamatan
KBM dan
wawancara
respons
siswa
Kompetensi
kreativitas
berkarya
60%
70%
85%
Dilihat
dari nilai
psikomotor
495
analisis
hasil
496
Kelas XI IPA 2
Pengamatan
Kondisi Awal Siklus I Siklus II Selisih
Kreativitas siswa
20%
53,3%
80%
26,7%
Persentase ketuntasan
20%
60%
80%
20%
Persentase
pengamatan
dalam
keaktifan siswa dan ketuntasan hasil tampak
tidak jauh berbeda dan yang paling jauh
selisihnya adalah pada siklus I dengan
selisih 26,7%.
PENUTUP
Berdasarkan penilaian proses dan
hasil belajar setelah dilakukan tindakan,
dapat diambil simpulan sebagai berikut.
Pertama, penggunaan metode pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dengan media
video tari nusantara dapat meningkatkan
kreativitas gerak siswa kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 1 Pulokulon. Kedua, penggunaan
metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
dengan media video dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri
1 Pulokulon.
497
DAFTAR PUSTAKA
Ngalim, Purwanto M.. 1989. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sadia, I Wayan. 2000. Pengembangan Model Pembelajaran Sains untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret.
Slavin, R. E.. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, Nana. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudrajat, 2008. Kurikulum dan Pembelajaran dalam Paradigma Baru. Yogyakarta: Paramitra
Publishing.
Syah, Muhibbin.. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
_______. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel, W. S.. 2009. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
498
Melia
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Pontianak
Jl. Ampera No.88 Pontianak
melygautama@gmail.com
ABSTRACT
This study aims to describe the phonology BDD of the phonetic and phonemic aspects. This
study used a qualitative descriptive form. Data were obtained from three informants are native
speakers who live in the village BDD Empaci, District Dedai, Sintang. The technique used is
direct, by way listen involved procient, mutilations, interviews, and recorders, namely data
collection tool in the Indonesian vocabulary list and a list of images/props that contain aspects of
phonology as early in the crawl data by direct speech compiled by the Coaching and Language
Development Center. Based on the research results fonologi language Dayak village, Village
Empaci, Dedai District of Sintang District, consisting of 1) a description of phonetics, divided
into three a) a description of the sound, grouped into vowels, consonants and diphthongs are
[i], [u], [a], [], [], [b], [c], [d], [g], [h], [j], [k], [l], [m], [n] , [], [n], [p], [], [s], [t], [w], [y], [aw],
and [v]; b) rows of vowels and consonants, series vocal in BDD there are seven, namely: /-ao/, /-ua-/, /-au-/, /-a-/, /-ia-/, /-ai-/ and /-iu-/ and consonant series in BDD there are sixteen,
namely: /-mp-/, /-mb-/, /-ms-/, /-nc-/, /-nd-/, /-n- /, /-nt-/, /-ks-/, /-rb-/, /-rj-/, /-rl-/, /-rn-/, /-rm-/,
/-g-/, and /-k-/; c) group, in BDD there are two rows of consonant clusters that exist in one
syllable. Group in the BDD is / bl / and / kr /. 2) A description of phonemic, divided into three,
a) proof of phonemes, in BDD there are twenty-three, which consists of vowel phonemes are
ve, namely /a/, /i/, //, // and /u/ , and consonant phonemes are eighteen, the /b/, /c/, /d/,
/g/, /d/, /j/, /k/, /l/, /m/, /n/, /n/, //, /p/, /r/, /s/, /t/, /w/ and /y/; b) phonemes and allophones; c)
the structure of syllables, syllable structure in BDD there are ve, ie V, KV, KVK, KKVKV, and
KKVKVK.
Keywords: fonology, netics, fenemic
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Fonologi BDD dari aspek fonetik dan fonemik.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang berbentuk kualitatif. Data yang diperoleh
dari tiga informan, yaitu penutur asli BDD yang tinggal di Desa Empaci, Kecamatan Dedai,
Kabupaten Sintang. Teknik yang digunakan adalah langsung, dengan cara simak libat
cakap, pencacatan, wawancara, dan perekam. Alat pengumpul data, yaitu daftar kosakata
dalam bahasa Indonesia dan daftar gambar/alat peraga yang mengandung aspek fonologi
sebagai awal dalam penjaringan data dengan percakapan langsung yang disusun oleh Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Berdasarkan hasil penelitian fonologi bahasa Dayak,
Desa Empaci, Kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang, terbagi atas 1) deskripsi fonetik, terbagi
tiga, a) deskripsi bunyi, dikelompokkan atas bunyi vokal, konsonan, dan diftong, yaitu [i], [u],
[a], [], [], [b], [c], [d], [g], [h], [j], [k], [l], [m], [n], [], [], [p], [], [s], [t], [w], [y], [aw], dan [ay];
b) deret vokal dan konsonan, deret vokal dalam BDD ada tujuh, meliputi: /-ao-/, /-ua-/, /-au-/,
/-a-/, /-ia-/, /-ai-/ dan /-iu-/ dan deret konsonan dalam BDD ada enam belas, meliputi: /-mp-/,
/-mb-/, /-ms-/, /-nc-/, /-nd-/, /-n-/, /-nt-/, /-ks-/, /-rb-/, /-rj-/, /-rl-/, /-rn-/, /-rm-/, /-g-/, dan /-k-/;
c) gugus, dalam BDD terdapat dua gugus konsonan, yaitu deretan konsonan yang ada pada
satu suku kata. Gugus dalam BDD, yaitu /bl/ dan /kr/. 2) Deskripsi fonemis, terbagi tiga, a)
pembuktian fonem, dalam BDD ada dua puluh tiga, fonem vokal ada lima, yaitu /a/, /i/, //, //,
/u/ dan fonem konsonan ada delapan belas, yaitu /b/, /c/, /d/, /g/, /h/, /j/, /k/, /l/, /m/, /n/, //, //,
/p/, /r/, /s/, /t/, /w/. /y/; b) fonem dan alofon; c) stuktur suku kata dalam BDD ada lima, yaitu V,
KV, KVK, KKVKV, dan KKVKVK.
Kata kunci: fonologi, fonetik, fonemik
499
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan sarana komunikasi
yang sangat penting keberadannya bagi
masyarakat. Bahasa digunakan masyarakat
untuk mengungkapkan ide, pikiran, dan
perasaan kepada orang lain sehingga akan
terjalin interaksi antarmasyarakat tersebut.
Tanpa bahasa, komunikasi tidak akan
berjalan dengan baik. Bahasa Dayak Desa
(BDD) merupakan satu di antara bahasa
daerah yang ada di wilayah Indonesia,
tepatnya di daerah Kabupaten Sintang,
Kalimantan Barat. BDD sampai sekarang
masih digunakan dan dilestarikan oleh
masyarakat Dayak Desa.
BDD
digunakan
masyarakat
Dayak Desa sebagai alat komunikasi
antaranggota keluarga dan masyarakat,
serta digunakan dalam upacara adat dan
cerita rakyat. Selain fungsi tersebut, BDD
juga merupakan kebanggaan masyarakat
Dayak Desa. Penutur BDD tersebar di
beberapa kecamatan yang terbagi lagi atas
beberapa desa. Mengingat luasnya wilayah
pemakai BDD, peneliti menetapkan lokasi
penelitian di Desa Empaci, Kecamatan
Dedai, Kabupaten Sintang dengan jumlah
penduduk 1765 jiwa, yang terdiri dari 450
jiwa beragama Islam, 1227 jiwa beragama
Katolik, dan 88 beragama Protestan. Desa
Empaci terbagi menjadi lima dusun, yaitu
Dusun Suka Maju yang jumlah penduduknya
410 jiwa, Dusun Kali Sari dengan jumlah
penduduknya 310 jiwa, Dusun Gurung
dengan jumlah penduduknya 405 jiwa,
dusun Empaci dengan jumlah penduduk
320 jiwa dan Dusun Labuk Jaya dengan
jumlah penduduk 320 jiwa. Penutur BDD ada
di Dusun Suku Maju, Dusun Empaci, dan
Dusun Labuk Jaya. Penutur BDD berjumlah
1050 jiwa. Desa Empaci berjarak 34 km dari
Kecamatan Dedai Kabupaten Sintang, jarak
antara Desa Empaci dan ibukota kabupaten
32 km. Luas wilayah Desa Empaci 3.090 Ha.
500
2. Fonetik
Fonetik
dapat
didenisikan
sebagai kajian tentang bunyi bahasa,
pembentukkannya, frekuensinya sebagai
getaran udara, dan cara penerimaannya
oleh telinga (Husen & Yayat, 1997: 16).
Berdasarkan proses kejadian bunyi bahasa
tersebut, fonetik dibedakan atas tiga jenis,
yaitu fonetik artikulatoris, fonetik akustis,
fonetik auditoris.
501
502
Bunyi
[j]
merupakan
konsonan
hambat-platalbersuara.
Konsonan
ini
dilafalkan dengan daun lidah
ditempelkan pada langit-langit
keras untuk menghambat
udara dari paru-paru dan
kemudian
dilepaskan.
Misalnya: [tija?]
injak
g. Bunyi
[k]
merupakan
konsonan
hambat-velartak
bersuara.
Konsonan
itu
dilafalkan
dengan
menempelkan
belakang
lidah pada langit-langit lunak.
Udara dihambat, kemudian
dilepaskan. Misalnya:
[ka?] mau
h. Bunyi
[g]
merupakan
konsonan
hambat-velarbersuara.
Konsonan
itu
dilafalkan
dengan
menempelkan
belakang
503
j.
Bunyi
[s]
merupakan
konsonan
frikatif-alveolartak bersuara yang dihasilkan
dengan menempelkan ujung
lidah pada gusi atas sambil
melepaskan udara lewat lidah
sehingga menimbulkan bunyi
desis. Misalnya:
[sp?]
abu
Bunyi
[h]
merupakan
konsonan
frikaif-glotal-tak
bersuara
yang
dibentuk
dengan melewatkan arus
udara di antara pita suara
yang menyempit sehingga
menimbulkan bunyi desis,
tanpa dihambat di tempat
lain. Misalnya:
[mayuh]
banyak
k. Bunyi
[r]
merupakan
konsonan
getar-alveolarbersuara
yang
dibentuk
dengan menempelkan ujung
lidah pada gusi, kemudian
menghembuskan
udara
sehingga
lidah
tersebut
secara
berulang-ulang
menempel dan lepas dari
gusi. Misalnya:
[li] leher
l.
504
Konsonan
semivokal
dihasilkan
[y] merupakan
palatal
yang
dengan
505
[bas?]
[b?]
cuci
rambut
[mpat>]
[jpIt>]
empat
kecil
5) Vokal /a/
Realisasi atau vokal ini yang
dianggap umum adalah [a]
terdapat pada posisi awal, tengah
dan akhir suku kata.
[abu]
abu
[aka]
akar
[tipa]
bagaimana
4) Konsonan /d/
Realisasi atau lafal konsonan ini
yang dianggap umum adalah [d]
yang terdapat pada posisi awal
dan tengah kata.
[dbu]
debu
[dilah]
lidah
[panda?]
pendek
b. Konsonan
Realisasi fonem konsonan yang
terdapat dalam BDD.
1) Konsonan /p/
Realisasi atau lafal konsonan ini
yang dianggap umum adalah [p]
yang terdapat pada posisi awal
dan tengah kata.
[panda?]
pendek
[pah]
peras
[sapa]
siapa
>
Konsonan /p / adalah alofon /p/ yang
terdapat pada akhir suku kata.
[celap>]
dingin
>
[ asap ]
asap
5) Konsonan /c/
Realisasi atau lafal konsonan ini
yang dianggap umum adalah [c]
yang terdapat pada posisi awal
dan tengah kata.
[cincin]
cicin
y
[cac iN]
cacing
2) Konsonan /b/
Realisasi atau lafal konsonan ini
yang dianggap umum adalah [b]
yang terdapat pada posisi awal
dan akhir kata.
[bau]
baru
[baNab]
tuli
[kjab]
sebentar
3) Konsonan /t/
Realisasi atau lafal konsonan ini
yang dianggap umum adalah [t]
yang terdapat pada posisi awal
dan tengah kata.
[tlu?]
telur
[tiga]
tiga
[datay]
datang
/t>/ adalah alofon /t/ yang terdapat
pada posisi akhir kata.
506
6) Konsonan /j/
Realisasi atau lafal konsonan ini
yang dianggap umum adalah [j]
yang terdapat pada posisi awal
dan tengah kata.
y >
[ja it ]
jahit
[tija?]
injak
[ijaw]
hijau
7) Konsonan /k/
Realisasi atau lafal konsonan ini
yang dianggap umum adalah [k]
yang terdapat pada posisi awal
kata yang merupakan suku kata
buka. Contohnya sebagai berikut.
[kutu]
kutu
[kalaw]
kalau
>
/k / adalah alofon /k/ yang terdapat
pada suku tutup.
[kak>i]
kaki
>
[lak i]
suami
/?/ adalah alofon /k/ yang terdapat
pada posisi akhir kata.
[kiba?]
kiri
[sp?]
abu
8) Konsonan /g/
Realisasi atau lafal konsonan ini
yang dianggap umum adalah [g]
yang terdapat pada posisi awal
dan tengah kata.
y
[git i?]
lurus
[gaga]
senang
[gigi]
gigi
9) Konsonan /s/
Realisasi atau lafal konsonan
ini yang dianggap umum adalah
[s] yang terdapat pada posisi
awal, tengah, dan akhir kata.
Contohnya sebagai berikut.
[suti?]
satu
[silu?]
kuku
y
[mnsi a]
manusia
[tlas]
baik
[tawun]
tahun
13) Konsonan //
Realisasi atau lafal konsonan ini
yang dianggap umum adalah []
yang terdapat pada posisi awal
dan tengah kata.
[ai]
nyanyi
>
[kuit ]
kuning
[baut]
alir (me)
14) Konsonan /N/
Realisasi atau lafal konsonan ini
yang dianggap umum adalah [N]
yang terdapat pada posisi awal,
tengah, dan akhir kata.
[Naw]
dan
[niNa]
dengar
w
[id uN]
hidung
[li ]
leher
[lawa s]
siang
507
Diftong
Realisasi diftong dalam BDD secara
umum terdapat pada akhir suku kata.
1) Diftong /aw/
Realisasi atau lafal diftong ini
yang dianggap umum adalah [aw]
yang terdapat pada akhir suku
kata.
[buntaw]
busuk
2) Diftong /ay/
Realisasi atau lafal diftong ini
yang dianggap umum adalah [ay]
yang terdapat pada akhir suku
kata.
[makay]
makan
PENUTUP
Berdasarkan hasil dan pembahasan
penelitian ini, dapat diambil kesimpulan
sebagai
berikut.
Pertama,
deskripsi
fonetik bahasa Dayak, Desa Empaci,
Kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang, BDD
dikelompokkan atas bunyi vokal, konsonan,
dan diftong, jumlahnya dua puluh lima,
yaitu [i], [u], [a], [], [], [b], [c], [d], [g], [h],
[j], [k], [l], [m], [n], [N], [], [p], [], [s], [t],
[w], [y], [aw], dan [ay]. Kedua, pembuktian
fonem berdasarkan pasangan minimal dan
pasangan mirip dalam BDD ada dua puluh
DAFTAR PUSTAKA
Husein, Akhlan & Yayat S.. 1997. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud RI.
Kridalaksana, Harimukti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Samsuri. 1991. Analisiss Bahasa. Jakarta: Erlangga.
508
Kasmini
MAN 2 Madiun
kasminispd@yahoo.co.id / 085235255779
ABSTRACT
This classroom action research study aims to describe the ability to read the text of the news
through the news media students MAN 2 Madiun, in particular the class XI. The subjects were
students of class XI IPA 5 MAN 2 Madiun. Researchers chose this class because most of the
students quiet and somewhat passive, so the authors wanted to change the attitude of silent
and passive to aggressive, courageous, and active. The class there are 32 students, consisting
of 12 men and 20 women with a background of economic and social diverse. The results of
the study in class XI IPA 5 MAN 2 Madiun increased. In the rst cycle of 32 students, there are
18 students (56.25%) are less able to read the text of the news, 8 students (25%) are quite
capable, and 6 students (18.75) was able to read the text of the news through the media of
newspapers. In the second cycle of 32 students, there are four students (12.5%) are less able
to read the text of the news, 8 students (25%) are quite capable, and 20 students (62.5%) was
able to read the text of the news through the media of newspapers.
Keywords: reading, text news, newspaper media
ABSTRAK
Penelitian penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan
membacakan teks berita melalui media surat kabar siswa MAN 2 Madiun, khususnya kelas
XI. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 5 MAN 2 Madiun. Peneliti memilih kelas ini
karena sebagian besar siswanya pendiam dan agak pasif, sehingga penulis ingin mengubah
sikap dari pendiam dan pasif menjadi agresif, pemberani, dan aktif. Kelas tersebut terdapat
32 siswa, yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 20 orang perempuan dengan latar belakang
ekonomi dan sosial yang berbeda-beda. Hasil penelitian di kelas XI IPA 5 MAN 2 Madiun
mengalami peningkatan. Pada siklus I dari 32 siswa, terdapat 18 siswa (56,25%) kurang mampu
membacakan teks berita, 8 siswa (25%) cukup mampu, dan 6 siswa (18,75) sangat mampu
membacakan teks berita melalui media surat kabar. Pada siklus II dari 32 siswa, terdapat 4
siswa (12,5%) kurang mampu membacakan teks berita, 8 siswa (25%) cukup mampu, dan 20
siswa (62,5%) sangat mampu membacakan teks berita melalui media surat kabar.
Kata kunci: kemampuan membaca, teks berita, media surat kabar
PENDAHULUAN
Pembelajaran
Bahasa
Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia, baik lisan maupun tulis, serta
menimbulkan penghargaan terhadap hasil
cipta manusia. Selain itu, keterampilan
membaca merupakan salah satu dari aspek
keterampilan berbahasa yang harus dikuasai
oleh siswa.
509
510
511
512
513
514
515
METODE PENELITIAN
Kelas yang akan diteliti adalah kelas
XI IPA 5 MAN 2 Madiun. Peneliti memilih
kelas ini karena sebagian besar siswanya
pendiam dan agak pasif sehingga penulis
ingin mengubah sikap dari pendiam dan pasif
menjadi agresif, pemberani, dan aktif. Kelas
tersebut terdapat 32 siswa, yang terdiri dari
12 orang laki-laki dan 20 orang perempuan
dengan latar belakang ekonomi dan sosial
yang berbeda-beda.
Sebelum penelitian dilaksanakan,
selain menyiapkan pengajaran, seperti
silabus
dan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran, peneliti juga mempersiapkan
instrumen yang diperlukan dalam penelitian
tindakan kelas ini, di antaranya lembar
observasi, lembar penilaian kegiatan siswa,
dan lembar eldnote.
Reeksi awal dilakukan
degan
mengadakan pengamatan pendahuluan
yang digunakan untuk menetapkan dan
merumuskan rencana tindakan. Berdasarkan
hasil pengamatan awal ditemukan indikatorindikator, yaitu suasana kelas tidak
menggairahkan dan kurang menyenangkan
karena dicekam oleh tugas yang dirasa
membebani siswa. Sebagian besar siswa
tampak demam panggung karena takut kurang
tepat saat membacakan teks berita, apalagi
membacakan di depan kelas dan diberikan
516
1. Perencanaan
Rencana-rencana
tindakan
yang
akan peneliti lakukan saat pembelajaran
membacakan teks berita sebagai berikut.
a) Mempersiapkan perangkat pembelajran;
b) menjelaskan kegiatan kepada siswa; c)
mengelompokkan siswa per bangku dalam
beberapa kelompok; d) satu kelompok dua
anggota untuk berlatih membacakan teks
berita sambil memperhatikan informasi yang
tepat, artikulasi, dan volume suara yang
jelas; f) membagikan lembaran berisi kutipan
teks berita terhangat pada masing-masing
anggota kelompok; g) agar ada tanggung
jawab dari kelompok, maka setiap kelompok
diberi lembar kerja siswa yang isinya
mengevaluasi teman yang membacakan
teks berita dengan format penilaian yang
dibagikan; h) masing-masing anggota
kelompok berlatih membacakan teks berita
sambil memperhatikan intonasi yang tepat,
artikulasi, dan volume suara yang jelas; i)
siswa secara bergiliran dan acak dipanggil
oleh guru untuk membacakan teks berita di
depan kelas; j) siswa lain memberi komentar
terhadap penampilan siswa yang ditunjuk
membacakan teks berita di depan kelas; k)
mempersiapkan lembar eldnote (untuk guru
peneliti); l) mempersiapkan format penilaian
yang akan digunakan untuk menilai setiap
517
518
3)
4)
5)
6)
b. Observasi
Berdasarkan data pengamatan
(observasi)
setelah
diberikan
tindakan I pada siklus I, peneliti dapat
mengungkapkan perubahan-perubahan
yang terjadi pada siswa, di antaranya
1) dengan sharing antarsiswa dalam
kelompok, siswa dapat berlatih dan
berani mengemukakan idenya sehingga
mengurangi rasa demam panggung;
2) suasana kelas menjadi hidup dan
meyenangkan; 3) dengan bekerja sama
dalam kelompok, siswa bisa menemukan
kesalahan dalam intonasi, artikulsi, dan
volume suara; 4) sebagian siswa berani
memberi masukan kepada temannya
di dalam kelompoknya dan diharapkan
nantinya bisa tampil lebih bagus; 5) pada
waktu tampil ternyata masing-masing
siswa lebih percaya diri dan siap. Pada
umumnya siswa dapat membacakan
teks berita melalui media surat kabar
dengan lancar.
Ternyata untuk melatih siswa
lancar dan tepat membacakan teks
berita dapat dilakukan melalui media
surat kabar terbaru dan diskusi dengan
519
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2004. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.
Romli, Asep Syamsul M.. 2009. Bahasa Media: Panduan Praktis Bahasa Jurnalistik. Bandung:
Baticpress.
Sumadiria, A. S. Haris. 2008. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita. Tk: Simbiosa Rekatama
Pustaka
Tampubolon, D. P.. 1987. Kemampuan Membaca dan Teknik Membaca Efektif dan Esien.
Bandung: Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa
Yusuf, Amir Abadi. 1996. Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta: Salemba Empat.
520
Mesterianti Hartati
ABSTRACT
This research is motivated by the low of percentage of students learning completeness
particularly in aspects of reading. Whereas on daily examination and the nal exam reading
skills are needed. Therefore, the researcher offer a new method that has never been applied
in schools. That method is Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRD) that can
improve student achievement. Based on the background problems that have been described
previously, the researcher conducted a study of the method with a focus on the problems
of planning, implementation, and results of study use Cooperative Integrated Reading and
Composition method for class VIII MTs Siantan academic year 2010/2011. Based on data
analysis, we can conclude that reading skill of students increase in each cycle. The average
score in rst cycle is 65.7 with a 72% percentage of completeness. The second cycle of the
average value of students increased to 70.5 by the percentage of completeness 83% of eighth
grade students C.
Keywords: reading, Cooperative Integrated Reading and Composition
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya persentase siswa ketuntasan belajar terutama
dalam aspek membaca. Sedangkan pada pemeriksaan harian dan ujian akhir kemampuan
membaca diperlukan. Oleh karena itu, peneliti menawarkan metode baru yang belum pernah
diterapkan di sekolah-sekolah. Metode Cooperative Integrated Reading and Composition
(CIRD) yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan latar belakang masalah
yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti melakukan studi terhadap metode dengan fokus
pada masalah perencanaan, pelaksanaan, dan hasil penelitian menggunakan Cooperative
Integrated Reading and Composition untuk tahun akademik kelas VIII MTs Siantan 2010 / 2011.
Berdasarkan analisis data, dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca siswa meningkat
pada setiap siklus. Skor rata-rata pada siklus pertama adalah 65,7 dengan persentase 72% dari
kelengkapan. Siklus kedua nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 70,5 dengan persentase
ketuntasan 83% dari siswa kelas delapan C.
Kata kunci: membaca, Cooperative Integrated Reading and Composition
PENDAHULUAN
Peranan membaca tidak dapat
diabaikan
dalam
dunia
pendidikan.
Pengajaran membaca yang disajikan oleh
guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia kepada para siswa bertujuan
agar siswa mampu memahami pesanpesan komunikasi yang disampaikan melalui
media tulisan dengan cermat, tepat, dan
cepat serta kritis dan kreatif. Di MTs Negeri
521
522
523
Terdapat
dua
tingkatan
dalam
keterampilan membaca. Tingkatan tersebut,
yaitu kemampuan pengenalan huruf dan
kemampuan pemahaman teks bacaan.
Membaca pemahaman dapat diartikan
sebagai suatu aktivitas yang sengaja
dilakukan untuk memperoleh informasi
melalui proses penguasaan dan pemahaman
isi suatu wacana secara cepat. Satu di
antara jenis membaca pemahaman adalah
membaca ekstensif. Membaca ekstensif
merupakan
teknik
membaca
secara
sekilas tanpa mengurangi pemahaman inti
524
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan bagian
yang penting dalam penelitian karena
memandu peneliti guna mengontrol jalannya
penelitian. Pada penelitian ini metode
yang digunakan peneliti adalah metode
deskriptif. Sistem kerja metode ini dengan
cara menggambarkan/melukiskan keadaan
yang sebenarnya atas subjek ataupun
objek penelitian. Pada penelitian ini metode
deskripsi digunakan untuk menggambarkan
keadaan sebenarnya penerapan proses
pembelajaran pada kelas VIII C, semester 2
dengan kompetensi dasar 11.1 menemukan
masalah utama dari beberapa berita yang
bertopik sama melalui membaca ekstensif
525
526
Tahap
perencanaan
merupakan
tahap awal dalam penelitian ini. Pada
tahap perencanaan, dijelaskan tentang
apa, mengapa, kapan, di mana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan dilakukan.
Pada tahap ini peneliti bersama guru akan
merencanakan tindakan apa saja yang akan
dilakukan dalam penelitian. Peneliti dan guru
mendiskusikan serta mempersiapkan segala
hal yang diperlukan dalam proses penelitian.
Adapun secara rinci hal yang didiskusikan
adalah sebagai berikut. Pertama, peneliti
dan guru menentukan tugas masing-masing
pada proses penelitian. Kedua, peneliti dan
guru menetapkan prosedur perencanaan
berupa tujuan dari pembelajaran yang akan
diteliti, membuat RPP, pemilihan materi ajar,
pemilihan sumber atau media pembelajaran
berupa buku, LKS, dan teks berita yang
terdapat di koran. Ketiga, peneliti dan guru
berdiskusi untuk menetapkan prosedur
pengumpulan dan analisis data. Keempat,
peneliti dan guru membandingkan kondisi
awal dan kondisi yang diharapkan.
Pada saat prariset, peneliti berkunjung
ke MTs Negeri Siantan. Di MTs, peneliti
bertemu dengan Kepala Sekolah MTs
tersebut, Drs. Idam Sollekh. Ketika bertemu
dengan beliau, peneliti menyampaikan
maksud meminta izin untuk mengetahui
kendala apa saja yang dialami sekolah
seputar mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Dari hal ini, Bapak Idam memperkenalkan
saya kepada guru kelas VIII, yakni Ibu
Rusmi Susila. Dari beliau, saya memperoleh
informasi bahwa para siswanya terhambat
pada aspek membaca, terutama untuk
menemukan ide pokok dari wacana. Ibu
Rusmi mengajar mata pelajaran Bahasa
Indonesia pada kelas VIII A, VIIIB, VIII C, dan
VIII D. Dari keempat kelas ini, nilai membaca
yang paling rendah terdapat pada kelas
VIII C dengan persentase ketuntasan 58%,
yakni dari 36 siswa, yang tuntas sebanyak
20 siswa.
Ada
beberapa
faktor
yang
menyebabkan prestasi mereka lebih rendah
dibanding kelas lainnya, di antaranya adalah
pada kelas ini siswa kurang berminat pada
mata pelajaran, kerja sama maupun saling
tukar pikiran terhadap mata pelajaran juga
masih kurang, dan para siswa di kelas ini
cenderung hiperaktif di luar pelajaran.
Penulis dan guru juga mendiskusikan
bahwa setelah penelitian, persentase
ketuntasan para siswa diharapkan minimal
70%. Karena penelitian ini merupakan
PTK, maka pelaksanaannya paling tidak
sebanyak dua siklus. PTK dikatakan berhasil
jika ada peningkatan hasil dari proses
pelaksanaannya. Dari hal ini, penulis dan
guru menetapkan bahwa PTK dianggap
berhasil apabila pada siklus pertama
persentase ketuntasan minimal 70% dan
pada siklus kedua minimal 75%. Selain
persentase ketuntasan, penelitian juga
dianggap berhasil apabila pelaksanaannya
sudah sesuai seperti yang direncanakan.
Pada
penelitian
ini
kegiatan
pembelajaran ada pada dua siklus. Masingmasing siklus terdapat dua kali pertemuan.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus
I di pertemuan pertama ini dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 17 Mei 2011
pukul 08.20 - 09.40 WIB (2 jam mata
pelajaran). Sedangkan dipertemuan kedua,
dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2011
pukul 08.20 - 09.40 WIB.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti
pada kegiatan awal, waktu yang direncanakan
adalah selama 10 menit. Namun, guru
melakukan kegiatan di luar perencanaan,
yaitu pada saat memperkenalkan peneliti
kepada para siswa. Selain itu, pada
saat mengabsen kehadiran siswa guru
menanyakan secara satu per satu kepada
siswa. Hal ini telah menyita cukup waktu
sehingga mengganggu proses selanjutnya.
Pada kegiatan inti di pertemuan
pertama siklus I tidak berjalan sesuai
527
528
masih diperlukan.
Kedua, reeksi terhadap pelaksanaan
siklus I, seperti yang telah disampaikan
sebelumnya bahwa proses pelaksanaan
tindakan dilakukan selama dua kali
pertemuan. Jadi, kegiatan yang perlu
dianalisis juga meliputi dua kali pertemuan
tersebut.
Pada
pertemuan
pertama,
terjadi pemborosan waktu, terutama pada
saat pertemuan awal atau pendahuluan.
Pemborosan waktu ini terjadi karena ada
penyimpangan di luar skenario RPP, yakni
karena guru memperkenalkan peneliti
kepada para siswa. Selain itu, waktu juga
cukup tersita pada saat kegiatan mengabsen
siswa secara satu per satu. Padahal untuk
menghemat waktu, guru dapat langsung
menanyakan kepada siswa mengenai siswa
yang tidak hadir. Dampak dari hal ini adalah
tidak berlangsungnya kegiatan siswa untuk
mempresentasikan hasil tugas serta proses
menanggapi hasil persentasi sehingga begitu
siswa selesai mengerjakan tugas, kegiatan
selanjutnya adalah mengoreksi hasil tugas
mereka tanpa ada proses umpan balik bagi
siswa.
Selain itu, kegiatan reeksi pada
saat penutup pembelajaran juga tidak
berlangsung. Guru kurang mengawasi
kegiatan siswa, baik pada saat menjelaskan
maupun pada saat para siswa mengerjakan
tugas. Fokus perhatian guru cenderung
pada siswa yang aktif serta yang posisi
duduknya ada di depan. Hal ini memberikan
kesempatan bagi para siswa yang kurang
diperhatikan untuk melakukan hal lain di
luar pelajaran. Siswa juga kurang aktif, hal
ini dapat dilihat pada saat guru memberikan
kesempatan
kepada
mereka
untuk
bertanya, hanya sedikit dari para siswa yang
merespons. Guru merasa para siswa sudah
cukup mengerti sehingga dinilai sudah siap
untuk mengerjakan tugas, namun ternyata
para siswa masih ada yang belum mengerti.
Hal ini dapat dilihat pada pertemuan kedua
529
530
PENUTUP
531
DAFTAR PUSTAKA
Harjasujana, A.S.. 1997. Membaca 2. Jakarta: Depdikbud.
Nurhadi, dkk.. 2006. Bahasa Indonesia untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suherli. 2007. Menulis Karangan Ilmiah. Depok: Arya Duta.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
pelajar.
Tarigan, H.G.. 1993. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
532
Ika Ariati
Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Pekalongan
Alamat korespondensi: -
ABSTRACT
Ideology, democracy, and globalization are the three things that always related. Ideology
originated from the perspective of a person or group of people who are into the concept of
culture. Meanwhile, democracy is freedom in making a decision. Globalization has changed
the concept of both of these because of the rapid understanding of capitalism, role of the
market, investment, and production process of the rms international companies. Trilogy in this
exposure associated with the text poems Sajak-sajak Kegelisan Hidup by Putu Oka Sukanta.
Some poem by Putu Oka Sukanta interesting concept and capitalist globalization.
Keywords: ideology, democracy, globalization, poems
ABSTRAK
Ideologi, demokrasi, dan globalisasi merupakan tiga hal yang senantiasa berkaitan.Ideologi
berawal dari cara pandang seseorang atau sekelompok masyarakat yang menjadi konsep
budaya. Sementara itu, demokrasi merupakan kebebasan dalam mengambil suatu keputusan.
Globalisasi telah mengubah konsep kedua hal tersebut karena pesatnya paham kapitalisme,
mengglobalnya peran pasar, investasi, dan proses produksi dari perusahaaan-perusahaan
internasional. Trilogi dalam paparan ini terkait dengan teks Sajak-sajak Kegelisan Hidup karya
Putu Oka Sukanta. Beberapa sajak karya Putu Oka Sukanta menarik konsep kapitalis dan
globalisasi.
Kata kunci: ideologi, demokrasi, globalisasi, sajak
PENDAHULUAN
Konsep pikiran manusia satu berbeda
dengan manusiayang lain, tergantung pada
kepentingan dan kebutuhan masing-masing.
Cara pandang menyelesaikan masalah dan
menyampaikan ide merupakan tolak ukur
kemampuan kognitif yang dimiliki seseorang.
Ideologi berawal dari cara pandang
seseorang atau sekelompok masyarakat
yang menjadi konsep budaya yang akhirnya
menjadi kesepakatan bersama.
Demokrasi merupakan kebebasan
dalam mengambil suatu keputusan, dalam
hal ini secara mufakat sesuai konsep
demokrasi pancasila. Walaupun di era
sekarang ini masyarakat Indonesia banyak
533
534
535
536
537
538
539
540
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Irwan. 2001. Seks, Gender,& Produksi Kekuasaan.Yogyakarta: Tarawang Press.
Fakih, Mansour. 2001. Sesat Pikir Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar dan Insist Press.
Gramsci, Antonio. 1975. Letters From Prison: Antonio Gramsci. Lynne Lawner (ed). New York:
Harper Colophon.
Habermas, Jurgen. 2007. Teori Tindakan Komunikatif II: Kritik Atas Fungsuonalis, Yogyakarta:
Kreasi Wacana.
Ritzer, George dan Goodman, Douglas J.. 2011. Teori Marxis dan Berbagai Ragam Teori NeoMarxian. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Sukanta, Putu Oka. 1999. Perjalanan Penyair Sajak-sajak Kegelisahan Hidup. Yogyakata:
Pustaka Pelajar Offset.
541
ABSTRACT
The aims of this study are to improve 1) the quality of students learning in writing proposal
at Grades XI SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar through implementing Numbered Head
Together (NHT) model; 2) the students ability in writing proposal. This study is a classroom
action research (CAR). The research was conducted in three cycles. The Subjects of this
research were the students of ICT Grades XI SMA Muhammadiyah I Karanganyar and an
Indonesian Language teacher. The data sources were collected from the teacher, the students,
the activities of teaching learning process, and the documents. The techniques of collecting
data were observation, interview, and test. The data were analyzed by using critical analysis
and descriptive comparative analysis. The results showed that the use of NHT learning model
can improve the quality of process learning and ability to write proposals and proposal writing
skills. Based on the analysis of data, the quality of the learning process of writing a proposal
covers activeness, attention, and independence of students achieving a total score of 186 on
the rst cycle with 7.2 of average, in second cycle reached 267 with an average of 10.27, and
in the third cycle 295 with an average of 11.27.
Keywords: writing proposal, teaching quality, Numbered Head Together
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan 1) kualitas belajar siswa dalam menulis
usulan di Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar melalui pelaksanaan Numbered
Head Together NHT) Model (; 2) kemampuan siswa dalam penulisan proposal. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Subyek
penelitian ini adalah siswa Kelas ICT XI SMA Muhammadiyah I Karanganyar dan guru Bahasa
Indonesia. Sumber data dikumpulkan dari guru, siswa, kegiatan proses belajar mengajar,
dan dokumen-dokumen. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan tes.
Data dianalisis dengan menggunakan analisis kritis dan analisis deskriptif komparatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan
kualitas proses belajar dan kemampuan untuk menulis proposal dan keterampilan penulisan
proposal. Berdasarkan analisis data, kualitas proses pembelajaran menulis proposal meliputi
keaktifan, perhatian, dan kemandirian siswa mencapai skor total 186 pada siklus pertama
dengan 7,2 dari rata-rata, pada siklus kedua mencapai 267 dengan rata-rata 10.27, dan pada
siklus ketiga 295 dengan rata-rata 11,27.
Kata kunci: menulis proposal, kualitas pengajaran, Numbered Head Together
PENDAHULUAN
Penilaian proses belajar mengajar
menyangkut penilaian terhadap kegiatan
siswa, pola interaksi guru dan siswa, dan
keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Apa yang dicapai oleh siswa merupakan
akibat dari proses yang ditempuhnya melalui
542
543
544
mengajukan
pertanyaan;
3)
berpikir
bersama; dan 4) menjawab. Menurut Kagan,
model pembelajaran NHT ini secara tidak
langsung melatih siswa untuk saling berbagi
informasi, mendengarkan dengan cermat,
serta berbicara dengan penuh perhitungan
sehingga siswa lebih produktif dalam
pembelajaran.
Berdasarkan wawancara dan observasi
dengan guru dan siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah 1 Karanganyar, terdapat
permasalahan dalam pembelajaran menulis
proposal yang dialami siswa. Permasalahanpermasalahan tersebut, di antaranya 1)
kualitas pembelajaran menulis proposal
pada siswa kelas XI SMA Muhamadiyah 1
Karanganyar rendah; dan 2) kemampuan
menulis proposal pada siswa kelas XI SMA
Muhamadiyah 1 Karanganyar rendah.
Permasalahan-permasalahan menulis
proposal ini juga dapat dilihat melalui
nilai tugas menulis proposal yang didapat
oleh siswa kelas XI SMA Muhammadiyah
Karanganyar. Dari 26 siswa kelas XI ICT,
hanya 3 (11,53%) siswa yang mencapai nilai
di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal),
yaitu 75. Sedangkan, 23 (88%) siswa masih
mencapai nilai di bawah KKM. Hal ini berarti
ketuntasan belajar untuk kelas tersebut
hanya 11,53%.
Adapun tujuan penelitian adalah
meningkatkan 1) kualitas pembelajaran
menulis proposal siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah 1 Karanganyar melalui
penerapan model pembelajan Numbered
Head Together; dan 2) meningkatkan
kemampuan menulis proposal siswa kelas XI
SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar melalui
penerapan model pembelajaran Numbered
Head Together.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMA
Muhammadiyah 1 Karanganyar, tepatnya di
kelas XI ICT sebagai subjek penelitian karena
545
2. Siklus I
546
Skor
Keaktifan
65
Perhatian
63
Kemandirian
58
Siklus II
60%
Aspek
Skor
Keaktifan
92
Perhatian
92
Kemandirian
83
547
Skor
101
97
97
Kualitas
Proses
548
549
Berdasarkan
hasil
penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan, tampak
bahwa secara teoretis dan empiris, hasil
penelitian tersebut cukup bermanfaat
dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
dan meningkatkan kemampuan menulis
proposal. Secara teoretis, penelitian yang
dilakukan oleh peneliti didukung dengan
teori-teori yang relevan dengan masalah
yang dihadapi. Secara empiris, tindakantindakan yang dilakukan oleh peneliti memiliki
dampak yang bermanfaat bagi peningkatan
kemampuan menulis proposal.
6. Peningkatan
Proposal
Kemampuan
Menulis
550
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, Arsjad, Maidar G. & Ridwan, Sakura H.. 1998. Bahasa Indonesia III. Jakarta:
Depdikbud Ditjen Dikti.
Dixon, C. N. & Nessel, D.. 1983. Language Experience Approach to Reading and Writing:
Language-Experience Reading for Second Language Learners. Englewood Cliffs:
Prentice Hall.
Gagne, Robert M. & Briggs, Leslie J.. 1979. Principles of Instructional Design. New York: Holt,
Rinehart and Winston.
Grace, Decy Natasha. 2012. Improving Students Achievement In Descriptive Writing Through
Numbered Head Together Technique. Artikel, Medan: Unimed Library.
Hernowo. 2002. Mengikat Makna. Kaifa: Bandung.
Lie, Anita. 2004. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang
Kelas. Jakarta: Grasindo.
Maheady. L., Haydon. T., & Hunter,W.. 2006. Effect of Numbered Heads Together with and
without an Incentive Package on The Seine Test Performance of A diverse Group of
Sixth Graders. Journal of Behavioral Education, 15(1). State University of New York.
Fredonia. NY.
Miarso, Yusufhadi. 2008. Peningkatan Kualikasi Guru dalam Perspektif Teknologi Pendidikan.
Jurnal Pendidikan Penabur, No 10/ Tahun ke 7/ Juni.
Nurgiantoro, Burhan. 2005. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra Edisi Ke-3. Yogyakarta:
PT. BFPE.
551
Rahmina, Iim. 1997. Perancangan dan Penulisan Alat Ukur Keterampilan Menulis secara
Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud.
Saddhono, Kundharu. 2013. Menulis Ilmiah: Teori dan Aplikasi. Surakarta: LPPM UNS.
Semi, Atar. 1990. Penelitian Bahasa dan Sastra. Padang: Angkasa Raya.
Slavin, Robert E.. 2008. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media.
Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1999. Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek). Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Suparti. 2009. Writing Process: Strategi Pengembangan Kemampuan Menulis Mengarang.
Jurnal Pendidikan Interaksi, 4(4), Juni 2009. Pamekasan: UNIRA.
Suwandi, Sarwiji. 2011. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Karya Ilmiah.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Tarigan, Henry G 1984. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher.
Ulfah, Maria. 2013. Teknik Peer-Correction Untuk Meningkatkan Kualitas Proses Dan Hasil
Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah Siswa Sekolah Menengah Atas. Journal of PBS,
2(1). Surakata: UNS Press.
Winkel, W.S.. 1995. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
552
PETUNJUK PENULISAN
1. Naskah berupa artikel penelitian dan artikel pemikiran konsep yang bertemakan pendidikan
2. Naskah belum pernah dipublikasikan di media lain, ditulis dalam bahasa Indonesia/Inggris,
diketik spasi 1,5 kecuali abstrak 1 spasi dalam bahasa Inggris pada kertas A4, Font Times
New Roman jumlah halaman 15-20.
3. Artikel diserahkan paling lambat dua bulan sebelum diterbitkan. Artikel dapat dikirim via
email ke bpsdm.bj@gmail.com
4. Artikel hasil penelitian
Judul di tengah halaman, huruf kapital dan diikuti 2) untuk catatan kaki status penulis
(mis:1) artikel penelitian)
Nama penulis lengkap, tanpa gelar
Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia kurang lebih sampai 50-70
kata. Keyword ditulis dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia maksimal 15 deskriptor.
Pendahuluan (tanpa subjudul, meliputi latar belakang, masalah/penelitian, dan sedikit
kajian teori)
Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Simpulan dan Saran
Daftar Pustaka (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja)
5. Artikel pemikiran konseptual.
Judul
Nama Penulis
Alamat Korespondensi, E-mail, dan Hp.
Abstrak dalam Bahasa Indonesia dan Inggris
Keyword
Pendahuluan (tanpa subjudul)
Subjudul (sebanyak kebutuhan)
Simpulan dan Saran
Daftar Pustaka
6. Daftar Pustaka yang ditulis hanya pustaka yang dikutip dan diurutkan secara alfabetis dan
kronologis.
Contoh: Kridalaksana, Harimurti. 1994. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
7. Setiap naskah yang masuk dikaji oleh Tim Penyunting Ahli sesuai dengan kepakarannya.
Jika diterima, naskah dapat diubah oleh tim penyunting tanpa mengubah esensi isinya.
8. Kepastian penerimaan atau penolakan artikel akan diberitahukan secara tertulis/lewat
e- mail. Penulis yang artikelnya dimuat akan mendapat nomor bukti penerbitan. Artikel
yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis.
9. Melampirkan biodata penulis yang dibuat secara naratif maksimal 100 kata. memuat
nama lengkap dan gelar, tempat dan tanggal lahir, jabatan/golongan/pekerjaan dan tempat
kerja, hasil penelitian dan publikasi ilmiah 3 tahun terakhir, dan alamat korespondensi
lengkap dengan telp/fax/email.
BPSDM-BJ
BR
ILIAN JAYA
BPSDM-BJ
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Brilian Jaya
Jl. Samudra Pasai No. 49, Lt. 2, Kleco RT 02/01,
Kadipiro, Surakarta 57136
Email: bpsdm.bj@gmail.com Hunting: 08122599653