Ketua Penyunting
Sekretaris Penyunting
Penyunting Pelaksana
Mitra Bestari
Anggota Penyunting
Alamat Redaksi:
Graha Yuma Perkasa Group
Jl. Samudra Pasai No. 49, Lt. 2, Kleco RT 02/01, Kadipiro, Surakarta 57136
Email: bpsdm.bj@gmail.com Website: bpsdm-bj.blogspot.com
Narahubung: 081391423540
Diterbitkan:
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Brilian Jaya (BPSDM-BJ)
Kota Surakarta
Langganan tiga edisi dalam satu tahun Rp. 180.000, ditambah biaya pengiriman
sesuai dengan alamat yang dituju, biaya langganan dapat ditransfer
Ke rekening bank BNI cabang nusukan 0338489167 a.n. Muhammad Kavit.
PENGANTAR REDAKSI
Penelitian dalam bidang pendidikan saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi guru, dosen,
wisdyaiswara, peneliti, dan praktisi pendidikan dalam mengembangkan profesionalisme.
Sebagai salah satu komponen pendidikan, peran mereka cukup banyak berpengaruh terhadap
kemajuan pendidikan di Indonesia, baik berupa ide, gagasan, maupun temuan berupa alat
peraga, metode pembelajaran, penerapan teknologi pendidikan, dan sebagainya. Maka dari
itu, diperlukan lebih banyak sarana penyaluran ide, gagasan, maupun temuan sebagai bentuk
dukungan pengembangan profesionalitas para guru, dosen, wisdyaiswara, peneliti, dan praktisi
pendidikan demi pendidikan Indonesia yang lebih maju, berkualitas, dan berdaya saing tinggi.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Brilian Jaya (BPSDM-BJ) Surakarta berkomitmen
untuk mendukung pengembangan profesionalitas tenaga dan praktisi pendidikan melalui
penerbitan Jurnal Cakrawala Pendidikan ini. Berbagai hasil penelitian, gagasan, dan tinjauan
ilmiah serta resensi buku-buku pendidikan yang dihasilkan oleh tenaga maupun praktisi
pendidikan siap kami terima untuk dipublikasikan lebih luas agar bisa menjadi bahan bacaan
dan referensi bagi siapa pun yang ingin membacanya maupun mengaksesnya secara online.
Para pembaca dapat meng-up date artikel dalam jurnal ini setiap empat bulan, yaitu pada
bulan Januari, Mei, dan September. Pada edisi kali ini redaksi menerbitkan jurnal untuk Edisi
Mei 2016. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Tim Redaksi
DAFTAR ISI
ANALISIS KONFLIK INTERNAL DALAM NOVEL AIR MATA TUHAN KARYA
AGUK IRAWAN M.N.
Rini Agustina............................................................................................................ 553 - 559
KESALAHAN PENERJEMAHAN TEKS DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA
INDONESIA DI UNIKOM
Asih Prihandini, Fenny Febryanti, Nungki Heriyati................................................... 560 - 564
MENYIMAK KOMPREHENSIF DAN KRITIS SEBAGAI ALTERNATIF
PEMBELAJARAN MENYIMAK DI PERGURUAN TINGGI IKIP-PGRI PONTIANAK
Dewi Leni Mastuti..................................................................................................... 565 - 576
PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR BAHASA ARAB SISWA MATERI
QIRAAH TENTANG SIYIHAH WAKHALAQUL ALAM MELALUI PENDEKATAN
METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW
Bukhari .................................................................................................................... 577 - 682
NOVEL MERPATI KEMBAR DI LOMBOK KARYA NURIADI (KAJIAN SOSIOLOGI
SASTRA, BUDAYA, RESEPSI SASTRA, DAN NILAI PENDIDIKAN)
Herman Wijaya ........................................................................................................ 583 - 694
HUBUNGAN ANTARA MINAT MEMBACA KARYA SASTRA DAN KEMAMPUAN
MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK NOVEL MIHRAB CINTA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 16 PONTIANAK TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011
Melia......................................................................................................................... 595 - 603
PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR FISIKA DALAM MENGANALISIS
PERCOBAAN LISTRIK DINAMIS MELALUI METODE KOOPERATIF LEARNING
PADA SISWA MTSN DELIMA, KABUPATEN PIDIE
Rasimah .................................................................................................................. 604 - 609
TEORI PRAGMATIK DAN SESANTI BUDAYA MASYARAKAT JAWA
Ika Arifianti................................................................................................................ 610 - 615
TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF BAHASA DAYAK KANAYATN (AHE)
KECAMATAN SENGAH TEMILA, KABUPATEN LANDAK
Muhammad Thamimi . ............................................................................................. 616 - 623
PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA DALAM MEMAHAMI
HADIST TENTANG MENJAGA DAN MELESTARIKAN LINGKUNGAN ALAM
MATA PELAJARAN AL QURAN HADIST MELALUI PENDEKATAN METODE
KOOPERATIF TIPE JIGSAW
Zulfina....................................................................................................................... 624 - 630
ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL TIGA CARA MENCINTA
KARYA IRENE DYAH RESPATI
Ramadhan Kusuma Yuda ....................................................................................... 631 - 639
ABSTRACT
This study focuses on internal conflicts in the novel Air Mata Tuhan works Aguk Irawan
M.N. The method in this study uses descriptive method and form of qualitative research .
Psychology literature is used as an approach in this study. Data collection technique used is
the technique of documentary studies to examine how literature. Data collection tool used is
the human instrument with the help of card data recorder. Technique authenticity of data used
are, investigator triangulation , theory triangulation and inspection peers through discussion.
The analysis technique used is the study of the contents.
Keywords: literature, conflict, novel
ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada konflik internal dalam novel Air Mata Tuhan karya Aguk Irawan
M.N.. Penelitan menggunakan metode deskriptif dan bentuk penelitian kualitatif. Psikologi
sastra digunakan sebagai pendekatan dalam penelitian ini. Teknik pengumpul data yang
digunakan, yaitu teknik studi dokumenter dengan cara menelaah karya sastra. Alat pengumpul
data yang digunakan, yaitu human instrument dengan bantuan kartu pencatat data. Teknik
keabsahan data yang digunakan, yaitu, triangulasi penyidik, triangulasi teori, dan pemeriksaan
teman sejawat melalui diskusi. Teknik analisis yang digunakan, yaitu kajian isi.
Kata kunci: sastra, konflik, novel
PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan sistem
tanda yang mempunyai makna, yang
mempergunakan medium bahasa. Karya
sastra mencerminkan masyarakat pada
suatu zaman, bisa juga dianggap sebagai
dokumen sosial budaya meskipun unsurunsur imajinasi tidak bisa dilepaskan
begitu saja, sebab tidak mungkin seorang
pengarang dapat berimajinasi jika tidak ada
kenyataan yang melandasinya. Mengkaji
sastra adalah suatu hal yang menarik dan
tidak pernah terhenti selagi karya sastra
itu masih diciptakan. Hal ini karena sastra
memiliki hubungan yang cukup erat dengan
kehidupan, khususnya pengarang dan
pembacanya. Sastra adalah suatu bentuk
kehidupan dan kekayaan yang tidak ternilai
harganya.
553
554
555
556
557
558
Kutipan
tersebut
menunjukkan
Fisha hanya bisa menangisi semua yang
menimpanya. Padahal Fisha sangat-sangat
menginginkan bayinya, akan tetapi Tuhan
berkendak lain.
PENUTUP
Berdasarkan hasil dan pembahasan
di atas, dapat diambil simpulan sebagai
berikut. Konflik internal yang terdapat dalam
novel Air Mata Tuhan karya Aguk Irawan
M.N. berdasarkan analisis yang peneliti
lakukan, yaitu konflik batin yang berupa
harapan-harapan dan pertentangan antara
dua keinginan.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, M. N., Aguk. 2014. Air Mata Tuhan. Depok: Imania.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
559
ABSTRACT
This study aimed to analyze the error text translation from English to Indonesian influenced
by the background of a multicultural society. Indonesia as a multicultural society has diverse
languages and cultures that make up the concept and perspective of a person. This can make
it difficult to understand the causes of errors in the translation from the source language to the
target language. Respondents in this study were students UNIKOM. Selection of respondents
using purposive sampling, with the objective of getting the students who have limited English
skills and come from various regions in Indonesia so that it can be observed fault does.
Moreover, interviews conducted to obtain accurate information from respondents about the
translation process does. The results showed that the errors that often arise due to lack of
vocabulary and understanding of the structure of the English language. This problem can be
solved by formulating learning strategies and structured English vocabulary in a way that most
easily adjusted to the level of students.
Keywords: mistranslation, English and Indonesian, multicultural
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan penerjemahan teks dari bahasa Inggris
ke bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh latar belakang masyarakat yang multikultural.
Indonesia sebagai masyarakat yang multikultural memiliki beragam bahasa dan budaya
yang membentuk konsep dan cara pandang seseorang. Hal ini dapat menyebabkan sulitnya
memahami penyebab dari kesalahan dalam menerjemahkan dari bahasa sumber ke bahasa
sasaran. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa UNIKOM. Pemilihan responden
menggunakan purposive sampling, dengan tujuan mendapatkan mahasiswa yang memiliki
kemampuan bahasa Inggris tertentu dan berasal dari berbagai daerah di Indonesia sehingga bisa
diamati kesalahan yang dilakukannya. Selain itu, dilakukan juga wawancara untuk mendapat
informasi yang akurat dari responden mengenai proses penerjemahan yang dilakukannya.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kesalahan yang sering muncul disebabkan kurangnya
penguasaan kosakata dan pemahaman struktur bahasa Inggris. Masalah ini dapat diselesaikan
dengan merumuskan strategi pembelajaran kosakata dan struktur bahasa Inggris dengan cara
yang paling mudah disesuaikan dengan tingkat kemampuan mahasiswa.
Kata kunci: kesalahan penerjemahan, bahasa Inggris & Indonesia, multikultural
PENDAHULUAN
Perkembangan pengetahuan dan
pendidikan tidak lepas dari buku sebagai
sumber rujukan utama, yang wajib dijadikan
acuan dalam memaparkan kajian teoretis
untuk memecahkan sebuah permasalahan
dalam lapangan ilmu pengetahuan. Buku
teks yang menjadi bagian utama dari
pengajaran ternyata sebagian besar masih
menggunakan bahasa Inggris. Hal ini cukup
560
menyulitkan
pemahaman
mahasiswa.
Apalagi untuk dapat menerjemahkannya ke
dalam bahasa Indonesia.
Latar belakang budaya yang berbeda
menyebabkan sulitnya memahami dan
menerjemahkan buju teks tersebut. Seperti
halnya pada ilmu pengetahuan humaniora,
misalnya sastra, latar belakang kultural
penulisnya biasanya sangat berpengaruh
terhadap gaya penulisan ataupun thematic
561
562
Ketidakmampuan
menganalisis
konteks kalimat menjadi faktor penyebab
berikutnya. Perbedaan struktur bahasa
Inggris pun menyulitkan mereka untuk
dapat memahami makna dari kalimat
yang diterjemahkan, walaupun banyak
di antaranya yang mampu menyebutkan
beberapa perbedaan mendasar bahasa
Inggris dan Indonesia, seperti dalam bahasa
Indonesia, biasanya berpola diterangkanmenerangkan, sedangkan dalam bahasa
Inggris menerangkan-diterangkan. Ada juga
yang mengetahui bahwa dalam bahasa
Indonesia, dimungkinkan ada kalimat yang
tidak memiliki kata kerja, misalnya dalam
kalimat Dia cantik. Hal ini tidak mungkin
dalam bahasa Inggris karena kalimat dalam
bahasa Inggris minimal memiliki subjek dan
predikat.
563
melakukan
kesalahan
dalam
proses
penerjemahan. Berdasarkan hal tersebut,
maka perlu adanya rancangan dalam
proses pembelajaran bahasa Inggris yang
memberikan strategi dalam penguasaan
kosakata dan strategi dalam mempelajari
struktur bahasa Inggris.
Adapun saran dari penulis sebagai
berikut: penelitian lapangan, terutama
menggunakan purposive sampling, yaitu
snow ball memerlukan waktu yang cukup
lama dalam mengumpulkan data. Selain itu,
kemungkinan tidak dikembalikannya hasil
survei dan tes membuat waktu pengambilan
data menjadi lebih dari yang direncanakan.
Maka, diperlukan rancangan waktu penelitian
yang lebih cermat.
DAFTAR PUSTAKA
Bell, Roger T.. 1993. Translation and Translating: Theory and Practice. Longman: London and
New York.
Jones, Tood. 2003. Translation and Belief Ascription: Fundamental Barriers in Paula Rubel
and Rosman Abraham (Ed.), Translating Cultures: Perspectives on Translation and
Antropology. New York: Berg.
Moentaha, Salihen. 2006. Bahasa dan Terjemahan. Jakarta: Kesaint Blanc.
Moleong, Lexy J.. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rubel, Paula and Rosman Abraham (Ed.). 2003. Translating Cultures: Perspectives on
Translation and Antropology. New York: Berg.
564
ABSTRACT
Learning to listen is one activity that is often overlooked, this happens because the less
productive colleger in listening, the first activity of the colleger to be involved in the learning
process skills listen to speeches and interviews are still lacking, and both the willingness
and seriousness of the colleger to learn in groups is very low, such as colleger just quiet,
annoying friends who discuss, and do not dare to propose. This study aimed to describe: 1)
Implementation of the created lecturer in a comprehensive and critical listening, 2) instructional
media created lecturer in a comprehensive and critical listening. The method used in this
research is descriptive qualitative research method. Sources of data obtained from informants,
events, questionnaires and direct observations. The informant of this study is the lecturer
Training College lecturer PBSI PGRI Pontianak.
Keywords: scrutinize, comprehensive and critical, learning
ABSTRAK
Pembelajaran menyimak merupakan salah satu kegiatan yang sering diabaikan. Hal ini terjadi
karena kurang produktifnya mahasiswa dalam menyimak, pertama, keaktifan mahasiswa
untuk terlibat dalam proses pembelajaran keterampilan menyimak pidato dan wawancara
masih kurang dan kedua, kemauan dan keseriusan mahasiswa untuk belajar berkelompok
sangat rendah, misalnya mahasiswa hanya diam, mengganggu teman yang berdiskusi,
serta tidak berani mengajukan pendapat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1)
pelaksanaan yang dibuat guru dalam pembelajaran menyimak komprehensif dan kritis, (2)
media pembelajaran yang dibuat guru dalam pembelajaran menyimak komprehensif dan kritis.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif
deskriptif. Sumber data diperoleh dari informan, peristiwa, angket, dan pengamatan langsung.
Informan dari studi ini adalah dosen PBSI IKIP PGRI Pontianak.
Kata kunci: menyimak, komprehensif dan kritis, pembelajaran
PENDAHULUAN
Bahasa
Indonesia
merupakan
pelajaran yang sangat penting dalam
pengembangan potensi diri di perguruan
tinggi. Oleh sebab itu, pendidikan bahasa
Indonesia yang diajarkan di perguruan tinggi
adalah pendidikan bahasa Indonesia yang
dapat menata nalar, membentuk kepribadian,
menanamkan
nilai-nilai,
memecahkan
suatu masalah, dan melakukan tugas
tertentu. Bahasa memiliki peran penting
dalam perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional mahasiswa, bahasa juga
merupakan penunjang keberhasilan dalam
565
566
567
568
569
570
571
572
573
574
575
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.
Berk, Ronald. 2009. Multimedia Teaching with Video Clips: TV, Movies, Youtobe, and MTv in
the College Classroom. International Journal of Technology in Teaching and Learning.
The Johns Hopkes University.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Kurniawan, Deni. 2011. Pembelajaran Terpadu. Bandung: Pustaka Cendekia Utama.
Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2014. Menjadi Guru Profesional. Bandung: RemajaRosdakarya.
Sukmara, Dian. 2003. Implementasi Program Life Skill. Bandung: Mughni Sejahtera.
Tarigan. 2008. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
576
ABSTRACT
This study aims to improve the understanding of student learning material on Siyiihah Wakhalqul
Alam qirah. The study lasted for three months, ie from January to March 2016. The method
used is classroom action research consisting of two cycles. The subjects were students of class
IX/3 MTsN Delima, Pidie district, which is 26 students. This research data analysis techniques
using the technique of comparative descriptive analysis, comparing the initial conditions with
the results that have been achieved in each cycle, and a qualitative descriptive analysis of the
results of observations by comparing the results of observation and reflection on the first cycle
and the cycle 2. Through cooperative learning approach Jigsaw basic competence explains
the material qirah, deliberately distributed the teacher to be read by a number of students.
Entering the final stage of the second cycle, an increase in the average grade 24.66%, of the
initial conditions of 56 to 75. While the mastery learning students at the end of the second cycle
has reached 92%, with an increasing percentage of the first cycle of 28.41%, compared with
pre cycle which only reached 27%. Observations researchers also showed increased activity
of students reading in the first cycle and the second cycle when compared to pre cycle. Thus,
most of the students of class IX/3 MTsN Delima, Pidie District has increased the understanding
of learning material qirah.
Keywords: cooperative, jigsaw, qiraah
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa materi Qiraah tentang
Siyiihah Wakhalqul Alam. Penelitian berlangsung selama tiga bulan, yaitu JanuariMaret
2016. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas dua
siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX/3 MTsN Delima, Kabupaten Pidie, yakni 26
siswa. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif,
yaitu membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil yang telah dicapai pada setiap siklus,
dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan membandingkan hasil observasi dan
refleksi pada siklus I dan siklus 2. Melalui pendekatan metode pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw pada kompetensi dasar menjelaskan materi Qiraah, secara sengaja dibagikan guru
untuk dibaca oleh sejumlah siswa. Memasuki tahap akhir siklus II, terjadi peningkatan ratarata kelas 24,66%, dari kondisi awal 56 menjadi 75. Sedangkan ketuntasan belajar siswa
pada akhir siklus II telah mencapai 92% dengan persentase peningkatan dari siklus I sebesar
28,41%, jika dibandingkan dengan prasiklus yang hanya mencapai 27%. Hasil pengamatan
peneliti juga menunjukkan aktivitas membaca siswa meningkat pada siklus I dan siklus II jika
dibandingkan dengan prasiklus. Dengan demikian, sebagian besar siswa kelas IX/3 MTsN
Delima, Kabupaten Pidie telah mengalami peningkatan pemahaman belajar materi Qiraah.
Kata kunci: kooperatif, jigsaw, qiraah
PENDAHULUAN
MTsN Delima, Kabupaten Pidie
merupakan suatu lembaga pendidikan
agama yang bernaung di bawah Kementerian
Agama, yang mengajarkan mata pelajaran
umum dan mata pelajaran khusus tentang
577
578
579
580
Kategori
Keterangan
Penilaian
85100
Sangat baik
Tuntas
7584
Baik
Tuntas
6574
Cukup
Tuntas
5564
Kurang
Tidak tuntas
<54
Sangat kurang
Tidak
Tuntas
Nilai
Hasil
Lambang
Angka
85-100
75-84
65-74
55-64
<54
Hasil
Evaluasi
Arti
Lambang
A
B
C
D
E
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
Jumlah
(Sumber: Tabulasi data 2016)
Hasil belajar siswa pada siklus I juga
sangat berbeda dari prasiklus, baik dari
perolehan nilai dan ketuntasan hasil belajar
siswa, serta peningkatan nilai rata-rata yang
diperoleh. Dari 26 siswa di kelas XI/3 MTsN
Delima, Kabupaten Pidie, 21 siswa telah
menuntaskan hasil belajarnya dengan nilai
rata-rata sebesar 70,4 dari sebelumnya
sebesar 6,23. Persentase peningkatan nilai
rata-rata dari prasiklus dan siklus I adalah
sebesar 13%. Selain itu, pada siklus I sudah
ada siswa yang mendapatkan nilai A (sangat
baik) sebanyak 3 siswa (15%).
Hasil/pemahaman belajar pada siklus
II lebih meningkat jika dibandingkan dengan
siklus I. Peningkatan tersebut terlihat jelas
pada perolehan nilai dan juga nilai rata-rata,
yaitu dari sebelumnya 70,4 menjadi 7,4 di
siklus II. Sementara itu, jumlah siswa yang
tuntas pada siklus I sebesar 80% dan pada
siklus II sebesar 92% dengan memperoleh
persentase peningkatan nilai rata-rata
adalah sebesar 5,11%. Secara keseluruhan,
penggunaan model pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw
dapat meningkatkan pemahaman mengenai
materi Qiraah di kelas XI/3 di MTsN Delima,
Kabupaten Pidie.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
ini, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran dengan menggunakan metode
Pratindakan
Model
Siklus I
Model
Siklus II
13
9
4
5
11
10
-
7
8
10
1
-
26
26
26
581
DAFTAR PUSTAKA
Anita. 2010. Penggunaan Metode Kooperatif.. Jakarta: Inna Publikatama.
Departemen of Education. 2001. Aplication of Cooperative Learning Methode. Dipublikasikan
oleh Yale Univeristy, dimuat dalam Jurnal Nasional Pendidikan, Jakarta.
Djamarah, Saiful Bahri. 1992. Proses Interaksi Belajar antara Guru dan Siswa. Jakarta: PT
Bina Aksara.
Djamarah, Saiful dan Aswin Zain. 1996. Banyak Manfaat Penggunaan Metode Cooperative
Learning. Surakarta: Nuansa Press.
Madjid, Abdul. 2010. Hakikat Pengertian Pembelajaran Quran Hadist. Jakarta: Erlangga.
Purwanto. 2003.Hakikat Pembelajaran Quran Hadist. Jakarta: Rineka Cipta.
582
ABSTRACT
This study aimed to describe: (1) the social situation of the author of the novel creation process
Merpati Kembar di Lombok Nuriadi work; (2) cultural society novel Merpati Kembar di Lombok
Nuriadi work; (3) reception of the novel reader Merpati Kembar di Lombok Nuriadi work; and (4)
educational values embodied in the novel Merpati Kembar di Lombok Nuriadi work. This is a
form of qualitative descriptive study using content analysis or content analysis. The data source
is the text of the study, the novel Merpati Kembar di Lombok Nuriadi work and informants. Test
the validity using triangulation credibility test theories and methods. The data was analyzed by
using an interactive model analysis, which includes three components: data reduction, data
presentation, and conclusion. The results showed that the background of the social situation
of authors, including authors educational background, social status authors, the ideology of
the authors, sociocultural background of the authors, and the professionalism of the author.
Cultural society, including culture and customs, employment, education, social conditions,
religious beliefs, place of residence, language, and ethnicity. From interviews with receptors,
novel Merpati Kembar di Lombok making a positive contribution to the reader. The educational
values in the novel Merpati Kembar di Lombok is a social education, moral, cultural, religious,
and historical.
Keywords: sociology of literature, culture, literary reception, the value of education
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) situasi sosial pengarang terhadap proses
penciptaan novel Merpati Kembar di Lombok karya Nuriadi; (2) kultural masyarakat Lombok
novel Merpati Kembar di Lombok karya Nuriadi; (3) resepsi pembaca terhadap novel Merpati
Kembar di Lombok karya Nuriadi; dan (4) nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel
Merpati Kembar di Lombok karya Nuriadi. Bentuk penelitian ini adalah kualitatif deskriptif
menggunakan metode content analysis atau analisis isi. Sumber data penelitian ini adalah teks,
yaitu novel Merpati Kembar di Lombok karya Nuriadi dan informan. Uji validitas menggunakan
uji kredibilitas triangulasi teori dan metode. Data-data tersebut dianalisis dengan teknik analisis
model interaktif, yang meliputi tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan simpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang situasi sosial pengarang, meliputi latar
belakang pendidikan pengarang, status sosial pengarang, ideologi pengarang, latar belakang
sosiobudaya pengarang, dan profesionalisme pengarang. Kultural masyarakat, mencakup
budaya dan adat, pekerjaan, pendidikan, kondisi sosial, agama dan kepercayaan, tempat
tinggal, bahasa, dan suku. Dari hasil wawancara dengan reseptor, novel Merpati Kembar di
Lombok memberikan kontribusi yang positif bagi pembaca. Nilai-nilai pendidikan dalam novel
Merpati Kembar di Lombok adalah pendidikan sosial, moral, budaya, agama, dan historis.
Kata kunci: sosiologi sastra, budaya, resepsi sastra, nilai pendidikan
PENDAHULUAN
Sastra dan masyarakat memiliki
kaitan yang sangat erat.1 Sastra menyajikan
sebagian besar kehidupan masyarakat, yang
583
584
585
586
3. Nilai Pendidikan
Purwanto (1995: 12) berpendapat
bahwa pendidikan adalah segala usaha
orang dewasa dalam pergaulannya dengan
anak-anak untuk memimpin perkembangan
jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.
Selanjutnya,
Soedomo
(2003:
18)
menemukan bahwa nilai pendidikan adalah
bantuan atau tuntunan yang diberikan oleh
orang yang bertanggung jawab kepada
anak didik dalam usaha mendewasakan
manusia melalui pengajaran dan pelatihan
yang dilakukan. Pendidikan berfungsi
mengembangkan manusia, masyarakat, dan
alam sekitar. Fungsi ini dipakai dalam suatu
proses yang berkesinambungan dari suatu
generasi ke generasi.
Proses pendidikan tidak hanya terjadi
di sekolah atau lembaga pendidikan. Akan
tetapi, di keluarga dan masyarakat. Dengan
kata lain, pendidikan berlaku di mana saja
dan kapan saja. Untuk mencapai tujuan
pendidikan, diperlukan alat pendidikan.
Salah satu kekayaan bangsa yang dapat
digunakan sebagai alat pendidikan adalah
karya sastra. Hal itu sesuai dengan pendapat
Teeuw (1984: 71) bahwa karya sastra dapat
berfungsi sebagai dorcere, yang artinya
memberi ajaran, delectare yang berarti
karya sastra memberikan kenikmatan, serta
movere yang artinya karya sastra dapat
menggerakkan pembaca pada kegiatan yang
bertanggung jawab sehingga dipengaruhi
dan digerakkan untuk bertindak.
Sebuah karya sastra, seperti novel
terdapat nilai pendidikan yang dapat
dipetik oleh pembaca. Baribin (1985: 79)
mengemukakan bahwa dari karya sastra,
dapat ditemukan buah pikiran atau renungan
dari penulis dan sanggup menyadari nilainilai yang lebih halus berarti telah dapat
mengapresiasi atau menangkap nilai yang
terkandung dalam karya sastra tersebut. Nilai
pendidikan yang dibungkus dalam kisah,
dialog, atau peristiwa-peristiwa yang terjalin
587
588
589
590
591
592
DAFTAR PUSTAKA
Baribin, Raminah. 1985. Teori dan Apresiasi Prosa Fiksi. Semarang: IKIP Semarang Press.
Depdikbud. 1979. Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Nusa Tenggara Barat. Depertemen
Pendidikan dan Kebudayaan: Pusat Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah.
Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sosiologi Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Escarpit, Robert. 2005. Sosiologi Sastra. (Terjemahan: Ida Sundari Husen). Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Jabrohim. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya.
Junus, Umar. 1986. Sosiologi Sastra: Persoalan Teori dan Metode. Jakarta: Gramedia.
Noor, Rohinah M.. 2011. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Jakarta: Ar-ruzz Media.
Pradopo, Rachmat Djoko, dkk.. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita
Graha Widya.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purwanto. 1995. Kebudayaan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi. Yogyakarta: Pustaka
pelajar.
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Putaka Pelajar.
Segers, Rien. T.. 2000. Evaluasi Teks Sastra. (Terjemahan: Suminto A. Sayuti). Yogyakarta:
Adicita.
Siswantoro. 2011. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soedomo, Hadi. 2003. Pendidikan Suatu Pengantar. Surakarta: UNS Press.
Sumardjo, Jacob. 1999. Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977. Bandung: Grasindo.
Sutopo, H.B.. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: University Sebelas Maret.
Teeuw, A.. 1984. Sastra dan Ilmu Pengantar Teori Sastra. (Terjemahan: Dick Hartoko). Jakarta:
Pustaka Jaya.
593
Waluyo, Herman J.. 2002. Apresiasi dan Pengkajian Prosa Fiksi. Salatiga: Widya Sari Press.
Wardani, Nugraheni Eko. 2009. Makna Totalitas dalam Karya sastra. Surakarta: LPPM UNS
dan UNS Press.
Wellek, Rene & Austin Warren. 1995. Teori Kesusatraan. (Terjemahan: Melani Budianta).
Jakarta: Gramedia.
594
ABSTRACT
This study aimed to describe the relationship between interest in reading literature and the
ability to understand the intrinsic elements of Mihrab Cinta novel in class VIII SMP Negeri 16
Pontianak. This research uses descriptive method with a form of quantitative research. The
sampling technique using random sampling techniques. Data collection techniques used, the
technique of indirect communication. Data collection tool used, ie questionnaires and tests.
Based on the analysis of the relationship between interest in reading literature and the ability to
understand the intrinsic elements of the novel Mihrab Cinta grade students of SMP Negeri 16
Pontianak, it can be concluded that there is a relationship between interest in reading literature
and the ability to understand the intrinsic elements of the novel Mihrab Cinta students of class
VIII SMP Negeri 16 Pontianak. The results obtained showed that the count r of 0.91. The
results are then interpreted in interpretation table r values between 0.800 up to 1.00 with the
interpretation of high correlation number is 0.91. After analyzing the data using statistical test,
it is known that thitung greater than ttable, namely 14 727> 2.000, the null hypothesis (Ho), which
states there is no correlation between interest in reading literature and the ability to understand
the intrinsic elements of the novel Mihrab Cinta in class VIII SMP Negeri 16 Pontianak rejected.
Thus, the alternative hypothesis (Ha) which states the presence of a relationship between
interest in reading literature and the ability to understand the intrinsic elements of Mihrab Cinta
novel in class VIII SMP Negeri 16 Pontianak accepted.
Keywords: interest in reading, the ability to understand, intrinsic elements, novel
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara minat membaca karya sastra
dan kemampuan memahami unsur intrinsik novel Mihrab Cinta pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 16 Pontianak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan bentuk penelitian
adalah kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan, yaitu teknik komunikasi tidak langsung. Alat pengumpul
data yang digunakan, yaitu angket dan tes. Berdasarkan hasil analisis data tentang hubungan
antara minat membaca karya sastra dan kemampuan memahami unsur intrinsik novel Mihrab
Cinta pada siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Pontianak, dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara minat membaca karya sastra dan kemampuan memahami unsur intrinsik
novel Mihrab Cinta pada siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Pontianak. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa r hitung sebesar 0,91. Hasil tersebut kemudian diinterpretasikan ke
dalam tabel interpretasi nilai r antara 0,800 sampai dengan 1,00 dengan interpretasi tinggi
dengan angka korelasi adalah sebesar 0,91. Setelah dilakukan analisis data menggunakan
uji statistik, diketahui bahwa thitung lebih besar dari ttabel, yaitu 14.727 > 2.000, maka hipotesis
nol (Ho) yang menyatakan tidak ada hubungan antara minat membaca karya sastra dan
kemampuan memahami unsur intrinsik novel Mihrab Cinta pada siswa kelas VIII SMP Negeri
16 Pontianak ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan terdapatnya
suatu hubungan antara minat membaca karya sastra dan kemampuan memahami unsur
intrinsik novel Mihrab Cinta pada siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Pontianak diterima.
Kata kunci: minat membaca, kemampuan memahami, unsur intrinsik, novel
595
PENDAHULUAN
Minat dan belajar adalah suatu
keinginan dan kemampuan yang berasal dari
diri siswa. Dalam penelitian ini, yang dilihat
adalah minat dan kemampuan terhadap
pelajaran novel. Minat siswa terhadap
pelajaran bahasa Indonesia perlu diketahui
oleh guru maupun oleh siswa itu mengingat
minat pada sastra ini dapat mengarahkan
siswa untuk melakukan pilihan menentukan
cita-citanya. Cita-cita merupakan perwujudan
dari minat dalam proses/jangkauan masa
depan bagi siswa untuk merencanakan dan
menentukan pilihan terhadap pendidikan,
serta
siswa
yang
berminat
dalam
pembelajaran sastra.
Novel merupakan karya sastra yang
dapat dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan
para pembacanya untuk memahami pikiranpikiran yang disampaikan oleh pengarang.
Novel selain dapat dijadikan sebagai media
hiburan, dapat juga dijadikan sebagai
objek penelitian, baik dari segi struktur
maupun dari segi karakter tokoh yang
berperan dalam sebuah novel. Novel tidak
hanya dapat dijadikan sebagai sarana
hiburan bagi pembaca, tetapi dapat pula
dijadikan sebagai media pendidikan dan
objek penelitian. Penelitian terhadap novel
dapat dilakukan dengan meneliti segi
struktur maupun nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya. Melalui novel, pembaca
menemukan dan mengetahui berbagai
problematika kehidupan suatu masyarakat
atau golongan tertentu, pandangan, dan
sikap hidup masyarakat yang diceritakan,
serta menawarkan beberapa alternatif nilainilai baru bagi pemecahan persoalan yang
diceritakan di dalamnya. Atas dasar hal
tersebut, peneliti bermaksud mengadakan
penelitian terhadap novel.
Hubungan antara minat membaca
karya sastra dengan kemampuan memahami
unsur intrinsik novel remaja sangat erat.
Dapat dikatakan erat, karena jika kita ingin
596
597
598
599
600
r n2
1 r
t
0,91 47 2
1 0,8281
t
0,91 45
1 0,1719
t
0,91x6,71
0,414608248
t
6,1061
14,727
0,414608248
601
602
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Depdikbud. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Luxemburg, Jan Van. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. (Terjemahan: Dick Hartako). Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Natawijaya, Suparman P.. 1982. Apresiasi Sastra dan Budaya. Jakarta: PT Inter Massa.
Nurgiyantoro, Burhan. 1994. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Sudjana, N.. 1989. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjiman, Panuti. 1991. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Sumadi, Suryabrata. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sumardjo, Jacob & Saini, K.M.. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumardjo. 2008. Puisi dan Prosa. Jakarta Barat: CV Pamularsih.
603
ABSTRACT
This study aims to improve understanding of student learning about electrical experiment
analyzing the dynamic approach of cooperative learning methods. This research was conducted
in MTsN Delima, Pidie District and lasted for three months, ie from February to April 2014. The
method used was classroom action research (CAR) consisting of two cycles. The subjects
were students of class XI/2 MTsN Delima, Pidie District 2013/2014 school year as many as 28
students. Data analysis using comparative descriptive analysis techniques, by comparing the
initial conditions with the results achieved in each cycle, and a qualitative descriptive analysis
of the results of observations by comparing the results of observation and reflection on the first
cycle and the cycle 2. Through cooperative learning methods learning approach to the basic
competence explain the material on analyzing the experiment of dynamic electricity, at the final
stage of the second cycle is known to have an increase in the average grade 23.66%, from
an average of initial conditions test 60 to 75. While the mastery learning students at the end of
the second cycle was 92% with the percentage increase from the first cycle of 29.41% when
compared to prasiklus which only reached 28%. Observations nontes showed more student
activity increased in the first cycle and the second cycle when compared to prasiklus. Thus,
most of the students of class XI/2 MTsN Delima, Pidie District have improved the understanding
of learning.
Keywords: cooperative learning methods, dynamic electricity, analysis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa tentang menganalisis
percoban listrik dinamis melalui pendekatan metode kooperatif learning. Penelitian ini
dilaksanakan di MTsN Delima, Kab. Pidie dan berlangsung selama tiga bulan, yaitu Februari
April 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang
terdiri atas dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI/2 MTsN Delima, Kab. Pidie tahun
ajaran 2013/2014 sebanyak 28 siswa. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif
komparatif, yaitu dengan membandingkan kondisi awal dengan hasil yang telah dicapai pada
setiap siklus, dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan membandingkan hasil
observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus 2. Melalui pendekatan metode pembelajaran
kooperatif learning pada kompetensi dasar menjelaskan materi tentang menganalisis percoban
listrik dinamis, pada tahap akhir siklus II diketahui telah terjadi peningkatan rata-rata kelas
23,66%, yaitu dari rata-rata tes kondisi awal 60 menjadi 75. Sedangkan ketuntasan belajar
siswa pada akhir siklus II mencapai 92% dengan persentase peningkatan dari siklus I sebesar
29,41% jika dibandingkan dengan prasiklus yang hanya mencapai 28%. Hasil pengamatan
nontes menunjukkan aktivitas siswa lebih meningkat pada siklus I dan siklus II jika dibandingkan
dengan prasiklus. Dengan demikian, sebagian besar siswa kelas XI/2 MTsN Delima, Kab.
Pidie telah mengalami peningkatan pemahaman belajar.
Kata kunci: metode kooperatif learning, listrik dinamis, analisis
PENDAHULUAN
Kenyataan selama ini kegiatan belajar
mengajar (PBM) masih didominasi oleh
guru, yaitu hanya bertumpu pada kegiatan
604
penjelasan
materi-materi
berdasarkan
kurikulum pembelajaran maupun dengan
cara praktikum (bereksperimen) mengenai
materi yang diberikan (Sudjana, 2011: 100101).
2. Hasil Belajar Siswa
Belajar merupakan suatu bentuk usaha
sadar yang dilakukan oleh setiap manusia
dalam rangka mencapai suatu tujuan yang
ingin diraihnya. Belajar adalah sebuah
proses yang ditandai dengan perubahan
pada diri siswa dan perubahan itu merupakan
hasil belajar yang melibatkan segi jasmani
dan rohani yang menghasilkan perubahanperubahan
dalam
hal
pengetahuan,
pemahaman, sikap, mentalitas, dan tingkah
laku. Belajar itu sebagai suatu proses
perubahan tingkah laku atau memaknai
sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi, apabila
kita bicara tentang hasil belajar, maka hal
itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh
si pebelajar. Belajar merupakan sebuah
proses perubahan perilaku yang dilakukan
secara sadar, baik itu perilaku positif maupun
perilaku negatif yang dipengaruhi oleh nilainilai yang ditanamkan. Proses perubahan
perilaku merupakan permulaan dari tidak
ada menjadi ada atau tidak bisa menjadi
bisa melakukan sesuatu. Proses tersebut
memerlukan waktu yang biasanya tidak
bisa dilakukan secara instan dan proses
juga memerlukan suatu jenis penggunaan
metode yang jelas.
3. Pelajaran Fisika SMP/MTs
605
4. Pendekatan
Learning
Metode
Kooperatif
606
analisis
hasil
dengan
persentase
perumusan
Keterangan:
P = Persentase yang dicari (%)
F = Frekuensi jawaban siswa
n = Jumlah siswa
Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
85100
7584
6574
5564
<54
Kategori
Penilaian
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
kurang
Keterangan
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Hasil
Lambang
Angka
Hasil
Evaluasi
Arti
Lambang
Pra
Tindakan
Model
Siklus I
Model
Siklus II
1.
85-100
2.
3.
4.
5.
75-84
65-74
55-64
<54
B
C
D
E
Sangat
Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
15
9
4
12
10
1
-
9
10
2
-
28
28
28
Jumlah
2. Pembahasan
a. Siklus I
Hasil Belajar siswa pada siklus I
juga sangat berbeda dari prasiklus, baik
dari perolehan nilai yang didapat maupun
ketuntasan hasil belajar siswa serta
peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh.
Dari 28 siswa di kelas IX/2 MTsN Delima,
Kabupaten Pidie, sejumlah 27 siswa sudah
menuntaskan hasil belajarnya dengan nilai
rata-rata sebesar 70.4 dari sebelumnya
sebesar 6,23. Persen peningkatan nilai ratarata dari prasiklus dan siklus I adalah sebesar
607
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1992. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.
Dewi, G.. 2008. Pengertian Pendekatan Metode Kooperatif Learning. Surakarta: Nuansa
Press.
Journal of Sciences. 2015. The Sistem Reproduction of Human. Dipublikasikan oleh Yale
Univeristy, dimuat dalam Jurnal Nasional Pendidikan, Jakarta.
Muntasir, M. Saleh. 1995. Pengajaran Terprogram dan Sifat-sifat Muatan Listrik. Jakarta: CV.
Rajawali.
Poerwadarminta, W.J.S.. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
608
Gramedia.
609
Universitas Pekalongan
ABSTRACT
Javanese culture and behavior associated with the realm of pragmatics which became the
most thorough study in completing the analysis of speech. Field study of linguistic pragmatics
can resolve completely, including the implied word. The essence of the Javanese who are
always polite to speak and ethics contained in the politeness principle and the principle of
cooperation. In addition, the Javanese culture has sesanti or slogan that is capable of burning
passion, the motivation, improve self-esteem, build power of the unconscious, and the binding
unity and solidarity groups.
Keywords: pragmatic, sesanti, Javanese culture
ABSTRAK
Budaya dan perilaku orang Jawa berkaitan dengan ranah pragmatik yang menjadi kajian yang
paling tuntas dalam menyelesaikan analisis tuturan. Bidang pragmatik dapat menyelesaikan
kajian linguistik secara sempurna, termasuk kata yang tersirat. Esensi orang Jawa yang
selalu santun dalam bertutur dan beretika terdapat dalam prinsip kesantunan dan prinsip kerja
sama. Selain itu, kebudayaan Jawa memiliki sesanti atau semboyan yang mampu membakar
semangat, membangkitkan motivasi, meningkatkan rasa percaya diri, membangun kekuatan
bawah sadar, dan mengikat kesatuan serta solidaritas kelompok.
Kata kunci: pragmatik, sesanti, budaya Jawa
PENDAHULUAN
Secara tidak langsung, bahasa
merupakan hasil dari budaya masyarakat
yang beragam. Bahasa kedua adalah
bahasa pendamping atau bahasa asing
yang diajarkan di sekolah dan lingukangan
lain di luar tempat tinggalnya. Bahasa
kedua umumnya bersifat lebih resmi serta
digunakan dalam situasi dan kondisi tertentu.
Fungsi utama bahasa, yakni sebagai
alat komunikasi yang dalam penggunaannya
disesuaikan dengan kepentingan, baik
melalui bahasa lisan maupun bahasa
tulis. Keduanya mempunyai kelebihan dan
kekurangannya. Apabila dilihat dari segi
pendengar (audience), bahasa tulis tidak
terbatas, sedangkan bahasa lisan sangat
terbatas. Bahasa tulis dapat mengungkapkan
perasaan yang tidak dapat diungkapkan
melalui lisan. Namun, dilihat dari kejelasan
maksud,
bahasa
tulis
mempunyai
kelemahan, yaitu pembaca kurang jelas
610
2.
3.
4.
5.
6.
611
612
613
614
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas, dapat
ditarik beberapa simpulan berikut. Pertama,
konsep pragmatik dan budaya masyarakat
Jawa memiliki keterkaitan. Masyarakat
Jawa dikenal sebagai masyarakat yang
nrimo, tidak banyak menuntut, dan selalu
menghormati yang tua. Dalam bertutur,
masyarakat Jawa juga sangat santun,
lembah manah, dan andhap asor. Kedua,
masyarakat Jawa memiliki sesanti atau
semboyan yang dapat membakar semangat,
membangkitkan motivasi, meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Cummings, Louise. 2007. Pragmatik: Sebuah Perspektif Multidisipliner. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar (Terjemahan: Abdul Syukur Ibrahim, dkk.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Grice, H.P. 1975. Logic and Conversation. New York: Academic Press.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsiple of Pragmatics. London: Longman.
Rustono. 1999. Pokok-pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press.
Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
615
ABSTRACT
The purpose of the research describes illocutionary speech acts in the Dayak language
Kanayatn in Sengah Temila of Landak District. The Research is a qualitative descriptive study.
The objects of research are Kanayatn Dayak language (Ahe) from Landak district of West
Kalimantan, primary data and secondary data. Data sources of the researchis native speakers
of Kanayatn (Ahe) in Sengah Temila of Landak District. Data collection using Utterances
methods of simak bebas libat cakap. Technique of data analysis using interactive model that
analyzes in structural means prioritizing on Sequence and Structure of Language Units and
amongs units of language. Results showed directive languages act of Dayak Kanayatn (ahe)
that are booking speeches are 10 utterances, the suggestion speeches are 20 utterances, and
pleading speeches are 16 utterances.
Keywords: illocutionary speech acts, directive, Kanayatn Dayak language (Ahe)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan tindak tutur Ilokusi bahasa Dayak Kanayatn di Kecamatan
Sengah Temila, Kabupaten Landak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
Objek penelitian berupa bahasa Dayak Kanayatn (Ahe) yang berasal dari Kabupaten Landak,
Kalimantan Barat serta data berupa data primer dan data sekunder. Sumber data penelitian ini
adalah masyrakat asli penutur bahasa Dayak Kanayatn (Ahe) di Kecamatan Sengah Temila,
Kabupaten Landak. Pengumpulan data menggunakan metode simak atau penyimakan, yaitu
teknik simak bebas libat cakap. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis data model interaktif yang dianalisis secara struktural, artinya mengutamaan
perhatian pada urutan dan susunan unit-unit bahasa dan antarunit bahasa. Hasil penelitian
menunjukkan tindak tutur direktif Bahasa Dayak Kanayatn (Ahe), yaitu tuturan memesan
terdapat 10 tuturan, tuturan menyarankan terdapat 20 tuturan, dan tuturan memohon terdapat
16 tuturan.
Kata kunci: tindak tutur ilokusi, direktif, bahasa Dayak Kanayatn (Ahe)
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan sistem tanda bunyi
ujaran yang bersifat arbitrer atau sewenangwenang. Berdasarkan konsep ini, subtansi
bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh
manusia. Bahasa mempunyai sistem yang
sifatnya mengatur. Bahasa merupakan
suatu lembaga yang memiliki pola-pola atau
aturan-aturan yang dipatuhi dan digunakan
oleh pembicara dalam komunitas saling
memahami.
Bahasa Dayak Kanayatn (Ahe)
merupakan satu di antara bahasa daerah
616
617
618
619
620
621
622
DAFTAR PUSTAKA
Leech, Geoffrey. 2011. Prinsip-prinsip Pragmatik: Jakarta: Universitas Indonesia.
Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
Rohmadi, Muhammad. 2010. Pragmatik: Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Wijana, I Dewa Putu dan Rohmadi, Muhammad. 2011. Semantik: Teori dan Analisis. Surakarta:
Yuma Pustaka.
Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
623
ABSTRACT
This study aims to improve the understanding of students in understanding the hadith of
maintaining and preserving the natural environment. The study lasted for three months, ie from
February to April 2015. The method used was classroom action research (CAR) consisting of
two cycles. The subjects were students of class IX-3 MTsN Delima, Pidie District, a number
of 26 students. Data were analyzed using descriptive comparative analysis by comparing the
initial conditions with the results that have been achieved in each cycle, and a qualitative
descriptive analysis of the results of observations by comparing the results of observation
and reflection on the first cycle and cycle approach 2. Through cooperative learning methods
Jigsaw method, deliberately distributed the teacher to be read by a number of students. At the
final stage of the second cycle is known to have an increase in the average grade 24.66%, from
an average of initial conditions test 56 to 75. While the mastery learning students at the end of
the second cycle has reached 92%, with an increasing percentage of the first cycle of 28,41%
when compared pre cycle is only 27%. Observations researchers showed increased activity
reading more students in the first cycle and the second cycle when compared to pre cycle.
Thus, most of the students of class IX-3 MTsN Delima, Pidie District has increased the ability to
learn to understand the maintaining and preserving the natural environment..
Keywords: Jigsaw type of cooperative, ability, short letter
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa dalam memahami
hadist tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Penelitian berlangsung selama
tiga bulan, yaitu FebruariApril 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX-3
MTsN Delima, Kabupaten Pidie sejumlah 26 siswa. Teknik analisis data menggunakan
analisis deskriptif komparatif dengan cara membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil
yang telah dicapai pada setiap siklus, dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan
membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus 2. Melalui pendekatan
metode pembelajaran metode kooperatif tipe Jigsaw, secara sengaja dibagikan guru untuk
dibaca oleh sejumlah siswa. Pada tahap akhir siklus II diketahui telah terjadi peningkatan ratarata kelas 24,66%, yaitu dari rata-rata tes kondisi awal 56 menjadi 75. Sedangkan ketuntasan
belajar siswa pada akhir siklus II telah mencapai 92% dengan persentase peningkatan dari
siklus I sebesar 28,41% jika dibandingkan prasiklus yang hanya 27%. Hasil pengamatan
peneliti menunjukkan aktivitas membaca siswa lebih meningkat pada siklus I dan siklus II jika
dibandingkan dengan prasiklus. Dengan demikian, sebagian besar siswa kelas IX-3 MTsN
Delima, Kabupaten Pidie telah mengalami peningkatan kemampuan belajar memahami hadist
tentang menjaga dan melestrikan lingkungan alam.
Kata kunci: kooperatif tipe Jigsaw, kemampuan, surat pendek
PENDAHULUAN
Pedalaman
materi
tentang
pentingnya Al quran dan Hadist, maka
dalam pembelajaran Quran dan Hadist di
624
625
626
Nilai
1.
85
100
7584
6574
5564
<54
2.
3.
4.
5.
Kategori
Penilaian
Sangat baik
Keterangan
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
kurang
Tuntas
Tuntas
Tidak tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
627
1.
Hasil Lambang
Angka
85-100
Hasil
Evaluasi
A
2.
3.
4.
5.
75-84
65-74
55-64
<54
B
C
D
E
No
Sangat Baik
Pra
Tindakan
-
Model
Siklus I
3
Model
Siklus II
7
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
10
12
4
11
12
-
8
10
1
-
26
26
26
Arti Lambang
Jumlah
2. Pembahasan
a. Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I
terlihat sangat berbeda dari prasiklus,
di mana sudah terjadi interaksi antara
siswa dan juga adanya komunikasi dan
penggalian materi secara bersamasama. Siswa terlihat lebih cair dalam
suasana belajarnya dan merasa tidak
kaku. Selain itu, siswa terlihat lebih aktif
dalam bertanya dan mencari jawaban
dari tugas yang diberikan oleh guru
bersama dengan teman-temannya.
Walaupun masih ada sebagian kecil
siswa yang kurang terlibat dalam proses
pembelajaran ini, tapi secara umum
sudah terlihat perbedaan yang sangat
jelas dari pada suasana pembelajaran
pada prasiklus.
Hasil belajar siswa pada siklus I
juga sangat berbeda dari prasiklus,
baik dari perolehan nilai yang didapat
dan juga ketuntasan hasil belajar siswa
serta peningkatan nilai rata-rata yang
diperoleh. Dari jumlah 26 siswa di kelas
IX-3 MTsN Delima, Kabupaten Pidie,
24 siswa telah berhasil menuntaskan
628
DAFTAR PUSTAKA
Anita. 2010. Penggunaan Metode Kooperatif Learning. Jakarta: Inna Publikatama.
Departemen of Education. 2001. Aplication of Cooperative Learning Methode. Dipublikasikan
oleh Yale Univeristy, dimuat dalam Jurnal Nasional Pendidikan, Jakarta.
Djamarah, Saiful Bahri. 1992. Proses Interaksi Belajar antara Guru dan Siswa. Jakarta: PT
Bina Aksara.
Djamarah, Saiful dan Aswin Zain. 1996. Banyak Manfaat Penggunaan Metode Cooperative
Type Jigsaw. Surakarta: Nuansa Press..
629
Ibrahim, T. dan H. Darsono. 2015. Pemahaman Al quran dan Hadist untuk Kelas IX Madrasah
Tsanawiyah. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Madjid, Abdul. 2010. Hakikat Pengertian Pembelajaran Quran Hadist. Jakarta: Erlangga.
Purwanto. 2003.Hakikat Pembelajaran Quran Hadist. Jakarta: Rineka Cipta.
630
ABSTRACT
This study aimed to describe the image of women in the novel Tiga Cara Cinta Irene Dyah Respati
work. This research method is descriptive qualitative approach sastra.Teknik psychological
analysis of data using content analysis with the documentary studies. The results showed that
the female characters in the novel Tiga Cara Mencinta Irene works Dyah Respati namely: (1)
Aliyah: love God, kind and humble and responsibilities. Overall less mature and easy fragile
in the face of married life. (2) Maya: Self, leadership, good, love peace, unity, confidence,
creativity, hard work and abstinence menyerahn. Ajeng judge men evil that he did not want to
easily flattered. (3) Miyu: Well, humble, honest, respectful and polite. Miyu is not so expert on
youth keeps to himself.
Keywords: analysis, character education, novels
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan citra wanita dalam novel Tiga Cara Mencinta
karya Irene Dyah Respati. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan
pendekatan psikologi sastra. Teknik analisis data menggunakan analisis isi dengan studi
dokumenter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter wanita dalam novel Tiga Cara
Mencinta karya Irene Dyah Respati, yaitu: (1) Aliyah: cinta Tuhan, baik dan rendah hati dan
tanggung jawab. Secara keseluruhan kurang dewasa dan mudah rapuh dalam menghadapi
kehidupan berumah tangga. (2) Ajeng: mandiri, kepemimpinan,baik, cinta damai, persatuan,
percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah. Ajeng menilai laki-laki itu jahat hingga
ia tak ingin mudah jatuh hati. (3) Miyu: baik, rendah hati, jujur, hormat, dan santun. Miyu tak
begitu ahli menyimpan perasaannya pada pemuda.
Kata kunci: analisis, pendidikan karakter, novel
PENDAHULUAN
Novel merupakan salah satu karya
sastra yang di dalamnya terdapat unsurunsur pembangun, seperti plot, tema,
penokohan, dan latar belakang. Menurut
Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2010: 9),
novel dan cerita pendek merupakan dua
bentuk karya sastra yang sekaligus disebut
fiksi. Bahkan dalam perkembangannya
yang kemudian, novel dianggap bersinonim
dengan fiksi. Novel berasal dari bahasa Itali
novella (yang dalam bahasa Jerman novelle),
diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk
prosa. Dewasa ini, istilah novella dan novelle
mengandung pengertian yang sama dengan
631
632
633
634
635
b. Nilai Pendidikan
Sendiri
terhadap
Diri
1) Tanggung jawab
Merupakan sikap melakukan tugas
ataupun kewajiban yang harus dipenuhi,
baik terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan negara, dan Tuhan yang
Maha Esa.
Aliyah hidup di Jepang dengan suami
orang Jepang dan hidup sebagai
penganut agama minoritas ternyata
sangat sulit dijalani di sana. Dia berjuang
untuk membuat suaminya yang masuk
Islam karena ingin menikahinya menjadi
penganut agama Islam tidak sekadar
Islam buku nikah. Namun, ternyata ini
bukan hal yang mudah. Lebih mudah
membuat Takuma masuk Islam daripada
menyuruhnya belajar Islam.
Aliyah merasa bertanggung jawab
terhadap Takuma, suaminya, karena ia
yang telah membuat suaminya masuk
Islam dan Aliyah pula yang harus
tetap mengajarkan dan membimbing
suaminya dalam suatu iman yang ada
dalam keluarganya.
Masuk Islam saat menikah itu justru
starting point. Perjuangan terbesar
itu bukan saat kita menarik pasangan
pindah
keyakinan,
melainkan
setelahnya. (Respati, 2014: 74)
2) Jujur
Mengatakan segala sesuatu sesuai
dengan fakta empirik.
Dalam novel ini, diceritakan ketiga
wanita ini tampak menikmati pertemuan
dan jalinan persahabatan mulai terjalin
lewat obrolan ringan yang perlahan
berubah serius karena mereka mulai
menceritakan rahasia dan isi hati masingmasing. Aliyah mempunya affair dengan
teman satu kantornya. Kemudian, Miyu
yang tergoda dengan pria beristri. Lalu,
Ajeng yang tak ingin menikah.
636
4) Percaya diri
Melakukan segala hal sesuai dengan
potensi yang dimilikinya.
Miyu mencoba meyakinkan kedua
sahabatnya dengan idenya untuk tidak
menggugurkan kandungan Aliyah.
Aku yakin kalau kita melakukan
sesuatu dengan niat baik, semesta
alam pasti akan membantu.
(Respati, 2014: 137)
5) Teguh pendirian/konsisten
Sikap memegang teguh prinsip atau
ideologi yang diyakini dan selalu mencoba
menjaga untuk tetap melaksanakan
prinsip tersebut.
Ajeng, wanita metropolis ini tampak
menikmati hidupnya. Dia begitu terbuka,
namun enggan untuk menjalin hubungan
serius dengan pria dan anti dengan kata
nikah.
Saya terbuka kepada semua
orang, termasuk urusan tabu
menurut wanita normal. Bahkan
ibuku sudah tahu, menyuruhku
menikah itu seperti menyuruh
preman perang jihad, alias mustahil.
Aku sudah terlalu nyaman dengan
hidupku yang sekarang. (Respati,
2014: 59)
c. Nilai Pendidikan Karakter terhadap
Lingkungan
1) Peduli terhadap sesama
Perilaku menyimpan rasa empatik
terhadap sesama manusia sehingga
dapat menimbulkan hubungan yang
harmonis.
Mereka bertiga bertemu pertama kali
di Thailand saat Festival Loy Krathong.
Kejadian Aliyah yang terpleset membuat
Ajeng tak sengaja latah meniru kata seru
Aliyah. Seorang wanita lain bernama
Miyu tampak membantu membawakan
Kratong milik Ajeng, karena Ajeng
berusaha menolong Aliyah.
Kemudian, perkenalan dimulai. Mereka
637
638
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Respati, Irene Dyah. 2014. Tiga Cara Mencinta. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
639
ABSTRACT
The research discusses translation of culture argued the involvement of cognitive process,
which is the inference of semantic representation of source language, to achieve communicative
translation equivalence. The translation equivalence, a central focus of translation, implies
translation strategies and strategies of choosing textual representation of target language.
Answering the challenges, the research aims to analyze: (1) what translation strategies apply in
translation of culture, and (2) what strategies are used to choose textual representation of target
language. In the research, Tourys descriptive translation study is implemented, embedded within
BSC technique to collect data, and techniques of analytic descriptive qualitative identification,
analysis, and description to present data. As a result of the research, translation equivalence
mechanism of culture provides semantic-pragmatic equivalence and generic-specific words to
impose semantic limitations triggering culture.
Keywords: culture, translation, translation equivalence, and translation strategies
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Bahasa merepresentasikan budaya
yang hidup dan berkembang di suatu
komunitas
masyarakat.
Pada
studi
terjemahan yang merupakan cabang dari
studi linguistik, fokus penelitian sudah banyak
mengalami perkembangan yang signifikan
dengan menambahkan unsur budaya dalam
pemerolehan padanan terjemahan. Unsur
budaya diasumsikan menjadi faktor penentu
pilihan padanan terjemahan setelah proses
pemahaman semantis linguistis.
640
dan
Strategi
641
Berkaitan
dengan
proses
penerjemahan, Nida dan Taber (1982)
berpendapat bahwa pesan dan style bahasa
sumber dapat tersampaikan dengan baik
apabila representasi semantis bahasa
sumber dipahami. Bersepakat dengan
gagasan tersebut, Durdureanu (2011: 53)
berargumentasi bahwa representasi semantis
merupakan aspek pertama yang harus
dipertimbangkan ketika menerjemahkan.
Karena representasi semantis mencakup
unsur linguistik dan unsur budaya, aktivitas
penerjemahan menghasilkan inovasi dan
pandangan baru dalam sudut pandang
kekhasan setiap bahasa, sebagaimana
yang diimplikasikan dari pendapat Torop
(2002: 593). Bahkan, Venuti (1991: 68)
berargumentasi
bahwa
penerjemahan
berkontribusi dalam pembentukan identitas
budaya sasaran.
Mengkaji begitu besarnya kekuatan
representasi budaya, pencarian atau
pemerolehan padanan terjemahan sebagai
representasi tekstual teks bahasa sasaran
tidaklah mudah. Larson (1984: 153)
menyatakan bahwa dalam memilih padanan
terjemahan, ada tiga hal yang harus dicermati,
yakni: (a) ada konsep teks sumber yang
sudah dikenal dalam bahasa sasaran, tetapi
yang harus diterjemahkan dengan padanan
yang tidak harfiah; (b) ada konsep bahasa
sumber yang tidak dikenal dalam bahasa
sasaran; dan (c) ada unsur leksikal dalam
teks yang merupakan kata kunci, yaitu katakata penting untuk tema dan perkembangan
teks dan memerlukan perlakukan khusus.
Karena pilihan representasi tekstual
sebagai padanan terjemahan menentukan
pemahaman pembaca teks bahasa sasaran
dan karena pesan teks yang diharapkan
adalah pesan teks bahasa sumber yang paling
akurat, strategi terjemahan diterapkan dalam
prosesnya. Berfokus pada fungsi komunikasi
bahasa, House (1977) mengidentifikasi
mekanisme pencarian padanan terjemahan
642
melalui
pendekatan
semantik
dan
pragmatik; padanan semantis (semantic
equivalence) dan padanan pragmatis
(pragmatic equivalence). Padanan semantis
dihipotesiskan sebagai apa yang dikatakan,
what is said. Padanan ini menitikberatkan
pada tekstur teks guna memenuhi
pemahaman
pembaca
teks
bahasa
sasaran, tujuan penerjemahan, dan jenis
teks. Berbeda dengan padanan semantis,
padanan pragmatis mengakomodasi unsur
konteks yang dibagi antara penerjemah dan
pembaca teks bahasa sasaran. Pengetahuan
yang dibagi tersebut berkontribusi dalam
membangun praanggapan dan berimplikasi
pada pemahaman. Konsekuensi logis dari
argumentasi tersebut, padanan pragmatis
mempertimbangkan
implikatur
pilihan
representasi tekstual dan strategi linguistik
selama proses penerjemahan (Baker, 1992;
Leonardi, 2000).
Setelah proses kognitif pemahaman
representasi semantis teks bahasa sumber
selesai, strategi pengungkapan representasi
semantis melalui pilihan representasi tekstual
bahasa sasaran menjadi isu penting dalam
tahapan penerjemahan. Sebagaimana yang
dipaparkan Larson (1984: 154), meskipun
konsep dari representasi semantis pada
teks ditemukan dalam bahasa sasaran, cara
pengungkapan konsep mungkin berbeda.
Dengan kalimat lain, ada sejumlah komponen
makna yang dimiliki bahasa-bahasa, tetapi
tidak akan ada keselarasan mutlak.
Dengan adanya perbedaan cara
bahasa
mengungkapkan
gagasannya,
seorang penerjemah harus dapat memilih
padanan yang paling komunikatif bagi
pembaca teks bahasa sasaran. Berkenaan
dengan strategi pengungkapan representasi
teks bahasa sumber, Larson (1984: 154)
menawarkan
strategi
pengungkapan
representasi semantis teks bahasa sumber,
salah satunya adalah kata generik-spesifik.
Padanan yang berupa kata generik-
Representasi
Semantis
Data
Even in the white rage his Dalam
geram,
meski Attack = serangan
1
fathers attack had provoked
terpancing oleh kemarahan
ayahnya,
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
643
Representasi
Semantis
The demand of skill is growing Permintaan
akan Demand = Tuntutan
Data
even if (there are increased keterampilan terus tumbuh
2
member of educated labors). meskipun peningkatan stok
tenaga kerja terdidik telah
terjadi.
Demand menjadi representasi tekstual
permintaan,
spesifikasi
representasi
linguistik yang diidentifikasi pada bahasa
semantis tuntutan tidak diakomodasi. Artinya
sumber (Inggris) dalam data ini. Leksikal
bahwa representasi semantis dari tuntutan
demand pada data ini menempati kategori
yang diwakili oleh gagasan permintaan yang
Nomina. Dalam bahasa Inggris, Nomina
mendesak menjadi gagasan yang tidak
demand secara literal memiliki representasi
dikenal dalam bahasa Indonesia sehingga
semantis
tuntutanyang
merupakan
dipadankan langsung dengan permintaan
gagasan yang dikenal dalam bahasa sumber.
yang merupakan konsep general dari
Di sisi lain, dalam budaya bahasa sasaran
representasi tekstual linguistik demand.
(Indonesia), kata demand dipadankan
Berdasarkan pemaparan di atas,
dengan representasi tekstual linguistik
dapat diindikasikan bahwa representasi
permintaan yang secara tidak langsung
semantis demand-dalam bahasa Inggris
telah mengalami proses adaptasi melalui
yang secara literal memiliki arti tuntutan
unsur budaya bahasa Indonesia. Dalam hal
merupakan konsep spesifik bahasa sumber
ini, unsur budaya yang diadaptasi adalah
yang dipadankan menjadi permintaanyang
sudut pandang yang berbeda sebagaimana
merupakan konsep generik bahasa sasaran.
diindikasikan oleh padanannya.
Secara singkat, dapat dikatakan bahwa strategi
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
644
Bahasa Sasaran
Representasi Semantis
Wasiatnya, meski begitu, Banish
=
terbuang
membuat dia terbuang dari mencoretnya
sebagai
semua tanah keluarga
penerima waris.
Representasi
Semantis
Data
Almost every entrepreneur Hampir seluruh pengusaha Entrepreneur
=
4
consider that the need of skill menganggap bahwa kebutuhan Wirausahawan
is increasing
keterampilan akan meningkat
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
645
DAFTAR PUSTAKA
Baker, Mona. 1992. In Other Words: A Coursebook on Translation. London: Routledge.
Bourdieu, P.. 1990. The Logic of Practice (R. Nice, Trans.). Stanford: Stanford University Press
(Original work Le sens pratique, published 1980 Paris: Minuit).
Durdureanu, Ioana Irina. 2011. Translation of Cultural Terms: Possible or Impossible?.
Journal of Linguistic and Intercultural Education,1(4): 5163.
House, Juliane. 1977. A Model for Translation Quality Assessment. Tubingen: Gunter Narr.
Larson, Mildred L.. 1984. Meaning-based Translation: A Guide to Cross-language Equivalence.
USA: University Press of America.
Leonardi, Vanessa. 2000. Equivalence in Translation: Between Myth and Reality. Translation
Journal, 4(4).
Newmark, Peter. 1988. Textbook of Translation. Oxford: Pergamon Press.
Nida, Eugene A., dan C.R. Taber. 1982. The Theory and Practice of Translation. Leiden: E.J.
Brill
Torop. Peeter. 2002. Translation as Translating as Culture. Sign Systems Studies, 30(2).
646
Toury, Gideon. 2012. Descriptive Translation Studies and Beyond. Edisi Revisi. Amsterdam:
John Benjamin Publishing Company.
Venuti, L.. 1991. Translation as a Social Process, or The Violence of Translation. Paper
presentend at Conference, Humanistic Dilemmas: Translation in the Humanities and
Social Sciences, 2628 September 1991, at SUNY Binghamton, NY.
647
ABSTRACT
This study aims to improve understanding of student learning about sentence structure. The
study lasted for three months, ie from February to April 2015. The method used is classroom
action research, which consists of two cycles. The subjects were students of class VIII/4 MTsN
Delima number of 32 students. Data analysis technique using a comparative descriptive analysis
by comparing the initial conditions with the results achieved in each cycle and qualitative
descriptive analysis comparing the results of observations with observations and reflections
on the first cycle and the cycle 2. Through the approach of cooperative learning methods
Jigsaw basic competence explain about the sentence structure intentionally distributed the
teacher to be read by a number of students. At the final stage of the second cycle is known to
have an increase in the average grade 25.66%, from an average of initial conditions test 60
to 75. While the mastery learning students at the end of the second cycle has reached 92%,
with an increasing percentage of the first cycle of 28 , 41% when compared to pre cycle which
only reached 27%. The results of observations conducted by researchers through non test
technique also shows students reading activity further increased when compared between
cycle I and cycle II with pre cycle. Thus, most of the students of class VIII/4 MTsN Delima
has been increased understanding of the learning material about sentence structure Arabic
lessons.
Keywords: cooperative, jigsaw, sentence structure
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa tentang kalimat
berstruktur. Penelitian berlangsung selama tiga bulan, yaitu FebruariApril 2015. Metode
yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri atas dua siklus. Subjek
penelitian adalah siswa kelas VIII/4 MTsN Delima sejumlah 32 siswa. Adapun teknik analisis
data menggunakan analisis deskriptif komparatif dengan cara membandingkan kondisi awal
dengan hasil yang telah dicapai pada setiap siklus dan analisis deskriptif kualitatif hasil
observasi dengan membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus 2.
Melalui pendekatan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada kompetensi dasar
menjelaskan tentang kalimat berstruktur secara sengaja dibagikan guru untuk dibaca oleh
sejumlah siswa. Pada tahap akhir siklus II diketahui telah terjadi peningkatan rata-rata kelas
25,66%, yaitu dari rata-rata tes kondisi awal 60 menjadi 75. Sedangkan ketuntasan belajar siswa
pada akhir siklus II telah mencapai 92% dengan persentase peningkatan dari siklus I sebesar
28,41% jika dibandingkan dengan prasiklus yang hanya mencapai 27%. Hasil pengamatan
yang dilakukan peneliti melalui teknik nontes juga menunjukkan aktivitas membaca siswa lebih
meningkat jika dibandingkan anatara siklus I dan siklus II dengan prasiklus. Dengan demikian,
sebagian besar siswa kelas VIII/4 MTsN Delima telah mengalami peningkatan pemahaman
belajar materi tentang kalimat berstruktur pelajaran Bahasa Arab.
Kata kunci: kooperatif, jigsaw, kalimat berstruktur
PENDAHULUAN
MTsN Delima, Kabupaten Pidie
merupakan suatu lembaga pendidikan
agama yang bernaung di bawah Kementerian
Agama, yang mengajarkan mata pelajaran
648
Kemampuan
Belajar
649
650
Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
85100
7584
6574
5564
<54
Kategori
Penilaian
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
kurang
Keterangan
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
651
No
Hasil
Lambang
Angka
Hasil
Evaluasi
Arti
Lambang
1.
2.
3.
4.
5.
85-100
75-84
65-74
55-64
<54
A
B
C
D
E
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
Jumlah
2. Pembahasan
b. Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I
terlihat sangat berbeda dari prasiklus,
di mana sudah terjadi interaksi antara
siswa dan juga adanya komunikasi dan
penggalian materi secara bersamasama. Siswa terlihat lebih cair dalam
suasana belajarnya dan merasa tidak
kaku. Selain itu, siswa terlihat lebih aktif
dalam bertanya dan mencari jawaban
dari tugas yang diberikan oleh guru
bersama dengan teman-temannya.
Walaupun masih ada sebagian kecil
siswa yang kurang terlibat dalam proses
pembelajaran ini, tapi secara umum
sudah terlihat perbedaan yang sangat
jelas daripada suasana pembelajaran
pada prasiklus.
Hasil belajar siswa pada siklus I
juga sangat berbeda dari prasiklus, baik
dari perolehan nilai yang didapat dan
juga ketuntasan hasil belajar siswa,
serta peningkatan nilai rata-rata yang
diperoleh. Dari jumlah 32 siswa di kelas
VIII/4 MTsN Delima, Kabupaten Pidie, 31
siswa telah menuntaskan hasil belajarnya
dengan nilai rata-rata sebesar 70,4 dari
sebelumnya sebesar 6,23. Persentase
peningkatan nilai rata-rata dari prasiklus
dan siklus I adalah sebesar 13,0%.
Selain itu, pada siklus I sudah ada siswa
652
Pratindakan
Model
Siklus I
Model
Siklus II
14
14
4
3
14
15
-
4
12
15
1
-
32
32
32
DAFTAR PUSTAKA
Anita. 2010. Penggunaan Metode Kooperatif.. Jakarta: Inna Publikatama.
Departemen of Education. 2001. Aplication of Cooperative Learning Methode. Dipublikasikan
oleh Yale Univeristy, dimuat dalam Jurnal Nasional Pendidikan, Jakarta.
Djamarah, Saiful Bahri. 1992. Proses Interaksi Belajar antara Guru dan Siswa. Jakarta: PT
Bina Aksara.
Djamarah, Saiful dan Aswin Zain. 1996. Banyak Manfaat Penggunaan Metode Cooperative
Learning. Surakarta: Nuansa Press.
Madjid, Abdul. 2010. Hakikat Pengertian Pembelajaran Quran Hadist. Jakarta: Erlangga.
Purwanto. 2003.Hakikat Pembelajaran Quran Hadist. Jakarta: Rineka Cipta.
653
ABSTRACT
This research reveals about whether and to what extent the optimizing of Clustering can improve
students thinking skill in reading comprehension;and the difficulties of the implementation of
Clustering to improve students thinking skill in reading comprehension. The research findings
show that Clustering can improve students thinking skill in reading comprehension such as: (1)
the mean score of the students thinking skill was increased from 80,7 to 96,6 and all of students
scores were above the passing grade; (2) the total of students right answer of each thinking
skill indicator was increased such as: part-whole relation from 192 to 228, conclusion from 131
to 192, similarities from 172 to 200 and differences from 181 to 203; (3) in the implementation
of Clustering, the students got some difficulties such as: the students were confused when
they cannot find supporting statements in all of their articles, they were confused to choose the
key words or shorten the sentences for the Clustering, and they were confused to put the key
words in Clustering, It was needed 2 meeting to do all the Clustering process that means the
Clustering technique is time consuming.
Keywords:clustering, thinking skill, reading comprehension, action research.
INTRODUCTION
Reading is one of the important skill
that should be acquired in language teaching
learning. Reading leads another subjects
or materials in language teaching learning
process. Without reading the material
first, students are not able to study about
another subjects material. It is difficult for
the students to understand and to process
the information related to subject material
that they learnt without read it first. As Hyde
(2006: 5) defines that reading is a thinking
process of understanding the meaning of
written language that need a connection
between the readers experiences and prior
knowledge.
From the elaboration above, it is
obvious that reading is important for students.
However, there are many students neglect
this activity. Usually they read when they are
assigned by their teachers, or they read only
654
655
656
x
x
N
y
y
N
in which:
x = means of pre thinking skill test scores
y = means of post thinking skill test scores
N = the number of students
In analyzing the qualitative data, I used
interactive model As Huberman and Miles
(in Berg, 2009: 53), data analysis can
be defined as consisting of three concurrent
flows of action: data reduction, data display,
and conclusion and verification.
a. Data Reduction
This step is needed when I classify the
data. In classifying the data, I needed
to reduce unused data of the analyzed
subject to find the valid data to be shown
in the data display. Data reduction is
used in interview result where I only
put the important conversation that can
support the data of this research.
b. Data Display
After doing the data reduction step,
the researcher did the data displaying
process that classify the similar useful
data into one category to be displayed
in order to give clear and structuring
description about the research. The field
notes, diary, the test data, interview data
and documentation data related to the
participants activity was displayed.
657
658
REFERENCES
Farrell, Thomas S.C.. 2012. Reflecting on Teaching the Four Skills: 60 Strategies for
Professional Development. Available on: http://www.press.umich.edu/titleDetailDesc.
do?id=4745438. Accesed on March 2015.
Hyde, Arthur. 2006. Comprehending Math: Adapting Reading Strategies to Teach Mathematics,
K-6. Portsmouth, NH: Heinemann.
Mickulecky, Beatrice S. and Jeffries, Linda. 1986. Reading Power.USA: Addison-Wesley
Publishing Company.
______. 1997. Basic Reading Power.New York: Addison Wesley Longman.
Mills, G.E.. 2000. Action Research: A Guide for the Teacher Researcher. New Jersey: Prentice
Hall.
Nuttall, Christine. 1982. Teaching Reading Skills in a Foreign Language. London: Heinemann
Educational Book.
Richards, J.C. & T. Rodgers. 2001. Approaches and Methods in Language Teaching.
Cambridge: Cambridge University Press.
659
ABSTRACT
This study aims to improve the understanding of student learning, especially in classes
IX-3 on a science lesson on the different systems in the human life of the human excretory
system materials. The study lasted for three months, ie September-November 2015. This
research method is classroom action research (CAR) consisting of two cycles. The subjects
were students of class IX-3 MTsN Delima Pidie District 2014/2015 school year as many as
26 students. The data analysis technique used is comparative descriptive analysis, means
comparing the initial conditions with the results that have been achieved in each cycle, and
a qualitative descriptive analysis of the results of observations by comparing the results of
observation and reflection on the first cycle and 2. Using Jigsaw type of cooperative methods
can improve understanding of science students learn about the various systems of the human
life, material human excretory system, then at the final stage of the second cycle is known to
have an increase in the average grade 24.66%, from an average of initial conditions test 60
to 75. While the mastery learning students at the end of the second cycle was 92%, with an
increasing percentage of the first cycle of 34.61% compared with pre cycle which only reached
24.13%. Observations non test also showed increased activity more students in the first cycle
and the second cycle when compared to pre cycle. Thus, most of the students of class IX-3
has improved learning outcomes.
Keywords: learning, cooperative, jigsaw, excretory system
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa, terutama pada kelas
IX-3 terhadap pelajaran IPA tentang berbagai sistem dalam kehidupan manusia materi sistem
ekskresi manusia. Penelitian berlangsung selama tiga bulan, yaitu September-November
2015. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas dua siklus.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX-3 MTsN Delima Kab. Pidie tahun ajaran 2014/2015
sebanyak 26 siswa. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif komparatif,
artinya membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil yang telah dicapai pada setiap siklus,
dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan membandingkan hasil observasi dan
refleksi pada siklus I dan 2. Penggunaan metode kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan
pemahaman belajar IPA siswa tentang berbagai sistem dalam kehidupan manusia, materi
sistem ekskresi manusia, kemudian pada tahap akhir siklus II diketahui telah terjadi peningkatan
rata-rata kelas 24,66%, yaitu dari rata-rata tes kondisi awal 60 menjadi 75. Sedangkan
ketuntasan belajar siswa pada akhir siklus II mencapai 92%, dengan persentase peningkatan
dari siklus I sebesar 34,61% dibandingkan dengan prasiklus yang hanya mencapai 24,13%.
Hasil pengamatan nontes juga menunjukkan aktivitas siswa lebih meningkat pada siklus I dan
siklus II jika dibandingkan dengan prasiklus. Dengan demikian, sebagian besar siswa kelas
IX-3 telah mengalami peningkatan hasil belajar.
Kata kunci: pembelajaran, kooperatif, jigsaw, sistem ekskresi
PENDAHULUAN
Realitas selama ini kegiatan belajar
mengajar (PBM) masih didominasi oleh
guru, yaitu hanya bertumpu pada kegiatan
660
4. Memahami
Berbagai
Kehidupan Manusia
Sistem
661
Metode
662
Siklus II
1. Perencanaan (planning), terdiri atas
kegiatan:
a. penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP),
b. menyiapkan skenario pembelajaran.
2. Pelaksanaan (acting), terdiri atas
kegiatan:
a. pelaksanaan program pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan jadwal,
b. proses
pembelajaran
dengan
menerapkan pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif
tipe Jigsaw kompetensi dasar
mendeskripsikan mengenai sistem
ekskresi manusia serta korelasinya
dengan kesehatan manusia.
c. siswa
menerapkan
strategi
pembelajaran dengan menggunakan
metode kooperatif tipe Jigsaw,
kemudian diikuti kegiatan kuis:
1) mengadakan
observasi
tentang pelaksanaan proses
pembelajaran,
2) mengadakan tes tertulis,
3) penilaian hasil tes tertulis.
d. pengamatan
(observing),
yaitu
mengamati proses pembelajaran
dan menilai hasil tes serta hasil
praktik sehingga diketahui hasilnya,
e. refleksi
(reflecting),
yaitu
menyimpulkan pelaksanaan hasil
tindakan yang telah diterapkan pada
siklus II.
Dalam penelitian ini, pengumpulan
data menggunakan teknik tes dan nontes.
Alat pengumpulan data dalam penelitian
tindakan ini, meliputi:
1. tes tertulis, terdiri atas 5 butir soal,
2. nontes, meliputi: lembar observasi dan
dokumen.
Validasi data penelitian ini terdiri
dari validasi hasil belajar dan proses
pembelajaran.
Validasi
hasil
belajar
663
Hasil (Angka)
664
Jumlah Siswa
11
12
3
26
Persen
%
42,30%
46,15%
11,53%
100%
(RPP).
Masing-masing
RPP diberikan kesempatan
dengan ketentuan alokasi
waktu sebanyak 3 x 40 menit
(2 x pertemuan), artinya
setiap RPP disampaikan
dalam 1 kali tatap muka.
Dengan demikian, selama
pelaksanaan siklus I terjadi
dua kali tatap muka (Silabus
dan RPP dilampirkan).
b) penyiapan
skenario
pembelajaran,
Penentuan
metode
pendekatan
konstektual
sebanyak 4 siswa yang
terpilih dan pembentukan
kelompok-kelompok
kecil
sebanyak
4
kelompok
665
Hasil (Angka)
4) Refleksi
Nilai rata-rata kelas meningkat
dari 6,23 kemudian menjadi
7,03.
c. Deskripsi Hasil Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pada
pelaksanaan
siklus
I,
maka
memasuki
tahap
pelaksanaan
tindakan pada siklus II, dapat
dideskripsikan tindakan sebagai
berikut:
1) Perencanaan Tindakan
Perencanaan (planning), terdiri
atas kegiatan:
a) Penyusunan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Masing-masing
RPP
diberikan
kesempatan
dengan
alokasi
waktu
sebanyak 3 x 40 menit, artinya
setiap RPP disampaikan
dalam 1 kali tatap muka.
Dengan demikian, selama
siklus I terjadi 2 kali tatap
muka (Silabus dan RPP
dilampirkan).
b) Penyiapan
Skenario
Pembelajaran
Penentuan tutor sebaya
sebanyak 4 siswa yang
terpilih dan pembentukan
kelompok-kelompok kecil
sebanyak
666
kelompok,
Jumlah Siswa
Persen %
5
4
12
5
26
19,23%
15,38%
46,15%
18,23%
99,99%
terdiri
a) pelaksanaan
program
pembelajaran
sesuai
dengan jadwal,
b) proses
pembelajaran
dengan
menerapkan
pembelajaran
dengan
menggunakan pendekatan
metode
kooperatif
tipe
Jigsaw pada kompetensi
dasar mengenai sistem
ekskresi manusia serta
korelasinya
dengan
kesehatan manusia,
c) secara klasikal, menjelaskan
strategi dalam pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan
metode
kooperatif
type
jigsaw
pada kompetensi dasar
mengenai sistem ekskresi
manusia serta korelasinya
dengan kesehatan manusia,
dilengkapi dengan lembar
kerja siswa,
d) memodelkan strategi dan
langkah-langkah
model
pembelajaran
dengan
menggunakan pendekatan
metode
kooperatif
tipe
Jigsaw,
e) mengadakan observasi.
(1) Observasi
proses
pembelajaran
Observasi dilaksanakan
pada
keseluruhan
kegiatan tatap muka,
dalam hal ini observasi
dilakukan oleh 2 (dua)
orang observer, yaitu
guru bidang studi dan
guru
kelas
(teman
sejawat)
di
MTsN
Delima,
Kabupaten
Pidie.
Observasi dilaksanakan
untuk
mengetahui
secara detail mengenai
keaktifan, kerja sama,
kecepatan,
dan
ketepatan siswa dalam
memahami
materi
dengan menggunakan
pendekatan
metode
kooperatif tipe Jigsaw
pada
kompetensi
dasar mengenai sistem
ekskresi manusia serta
korelasinya
dengan
kesehatan
manusia.
Hasil
observasi
digunakan
sebagai
bahan kajian dan refleksi
untuk
merencanakan
rencana tindakan.
(2) Observasi
hasil
pembelajaran
(a) mengadakan
tes
tertulis,
(b) penilaian hasil tes
tertulis.
3) Hasil
Pengamatan
Penelitian Tindakan
dalam
Hasil
(Angka)
1.
2.
3.
4.
5.
85-100
75-84
65-74
55-64
<54
Hasil
(Huruf)
Arti Lambang
A
Sangat Baik
B
Baik
C
Cukup
D
Kurang
E
Sangat Kurang
Jumlah
(Sumber: Tabulasi data bulan per November 2015)
Hasil pemaparan tabel di
atas memperlihatkan perolehan
nilai hasil tes siklus II, sebanyak
6 siswa (23,07%) mendapatkan
nilai A artinya (sangat baik), 10
siswa (38,46%) mendapatkan
nilai B artinya (baik), 9 siswa
Jumlah
Siswa
Persen
%
6
10
9
1
26
23,07%
38,46%
34,61%
3,84%
99,99%
667
4) Refleksi
Hal ini terlihat dari peningkatan
nilai rata-rata yang didapatkan
oleh siswa, yaitu pada siklus I
sebesar 7,03 dan meningkat
pada siklus II sebesar 7,4
dengan perolehan nilai yang
bervariasi.
2. Pembahasan
a. Siklus I
Walaupun masih ada sebagian kecil
siswa yang kurang begitu terlibat dalam
proses pembelajaran ini, tapi secara umum
sudah terlihat perbedaan yang sangat jelas
daripada suasana pembelajaran pada
prasiklus.
Dari jumlah 20 siswa di kelas IXB, 19
siswa sudah menuntaskan hasil belajarnya
dengan nilai rata-rata sebesar 70,4 dari
sebelumnya sebesar 6,23. Persentase
peningkatan nilai rata-rata dari prasiklus
dan siklus I adalah sebesar 13,0%. Selain
itu, pada siklus I sudah ada siswa yang
mendapatkan nilai A (sangat baik) sebanyak
3 siswa (15%).
b. Siklus II
Hasil belajar pada siklus II lebih
meningkat jika dibandingkan dengan siklus
I. Peningkatan tersebut terlihat jelas pada
perolehan nilai dan juga nilai rata-rata, yaitu
dari sebelumnya 70,4 menjadi 7,4 di siklus
II. Sementara itu, jumlah siswa yang tuntas
pada siklus I sebesar 80% dan pada siklus II
sebesar 92% dengan memperoleh persentase
peningkatan nilai rata-rata adalah sebesar
5,11%. Secara keseluruhan, penggunaan
model pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan metode kooperatif tipe Jigsaw
pada kompetensi dasar mengenai sistem
668
DAFTAR PUSTAKA
Anita. 2008. Definisi Pendekatan Pembelajaran Metode Kooperatif Learning. Surakarta: PT
Nuansa Press.
Arikunto, Suharsimi. 1992. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.
Ganawati, Dewi. 2008. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA): Terpadu dan Konstektual
Learning IX SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Journal of Sciences. 2015. The Sistem Reproduction of Human. Dipublikasikan oleh Yale
Univeristy, dimuat dalam Jurnal Nasional Pendidikan, Jakarta.
Martowijoyo, Soewardi. 1994. Studi tentang Pengaruh Pengajaran Tutorial Sebaya pada
Pokok Ilmu Pengetahuan Alam di Klasifikasikan Tumbuhan. Malang: tp.
Muntasir, M. Saleh. 1995. Pengajaran Terprogram. Jakarta: CV Rajawali.
Poerwadarminta, W.J.S.. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.
Roetiyah, N.K.. 1992. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: PT Bina Aksara.
Sudjana, Nana. 2011. Hakikat dan Pengertian Hasil Belajar. Surakarta: PT Nuansa Press.
Surakhmad, Winarno. 1992. Pengantar Penelitian Ilmiah Pendidikan. Bandung: PT Hadinata.
US Departement of Educational. 2001. Pendekatan Metode Konstektual. New York: Harvard
Press.
Wariyono, Sukis. 2008. Mari Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA
Terpadu untuk Kelas IX SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
669
PETUNJUK PENULISAN
1. Naskah berupa artikel penelitian dan artikel pemikiran konsep yang bertemakan pendidikan
2. Naskah belum pernah dipublikasikan di media lain, ditulis dalam bahasa Indonesia/Inggris,
diketik spasi 1,5 kecuali abstrak 1 spasi dalam bahasa Inggris pada kertas A4, Font Times
New Roman jumlah halaman 15-20.
3. Artikel diserahkan paling lambat dua bulan sebelum diterbitkan. Artikel dapat dikirim via
email ke bpsdm.bj@gmail.com
4. Artikel hasil penelitian
Judul di tengah halaman, huruf kapital dan diikuti 2) untuk catatan kaki status penulis
(mis:1) artikel penelitian)
Nama penulis lengkap, tanpa gelar
Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia kurang lebih sampai 50-70
kata. Keyword ditulis dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia maksimal 15 deskriptor.
Pendahuluan (tanpa subjudul, meliputi latar belakang, masalah/penelitian, dan sedikit
kajian teori)
Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Simpulan dan Saran
Daftar Pustaka (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja)
5. Artikel pemikiran konseptual.
Judul
Nama Penulis
Alamat Korespondensi, E-mail, dan Hp.
Abstrak dalam Bahasa Indonesia dan Inggris
Keyword
Pendahuluan (tanpa subjudul)
Subjudul (sebanyak kebutuhan)
Simpulan dan Saran
Daftar Pustaka
6. Daftar Pustaka yang ditulis hanya pustaka yang dikutip dan diurutkan secara alfabetis dan
kronologis.
Contoh: Kridalaksana, Harimurti. 1994. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
7. Setiap naskah yang masuk dikaji oleh Tim Penyunting Ahli sesuai dengan kepakarannya.
Jika diterima, naskah dapat diubah oleh tim penyunting tanpa mengubah esensi isinya.
8. Kepastian penerimaan atau penolakan artikel akan diberitahukan secara tertulis/lewat
e- mail. Penulis yang artikelnya dimuat akan mendapat nomor bukti penerbitan. Artikel
yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis.
9. Melampirkan biodata penulis yang dibuat secara naratif maksimal 100 kata. memuat
nama lengkap dan gelar, tempat dan tanggal lahir, jabatan/golongan/pekerjaan dan tempat
kerja, hasil penelitian dan publikasi ilmiah 3 tahun terakhir, dan alamat korespondensi
lengkap dengan telp/fax/email.
670
CAKRAWALA PENDIDIKAN
Ketua Penyunting
Sekretaris Penyunting
Penyunting Pelaksana
Mitra Bestari
Anggota Penyunting
Alamat Redaksi:
Graha Yuma Perkasa Group
Jl. Samudra Pasai No. 49, Lt. 2, Kleco RT 02/01, Kadipiro, Surakarta 57136
Email: bpsdm.bj@gmail.com Website: bpsdm-bj.blogspot.com
Narahubung: 081391423540
Diterbitkan:
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Brilian Jaya (BPSDM-BJ)
Kota Surakarta
Langganan tiga edisi dalam satu tahun Rp. 180.000, ditambah biaya pengiriman
sesuai dengan alamat yang dituju, biaya langganan dapat ditransfer
Ke rekening bank BNI cabang nusukan 0338489167 a.n. Muhammad Kavit.
PENGANTAR REDAKSI
Penelitian dalam bidang pendidikan saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi guru, dosen,
wisdyaiswara, peneliti, dan praktisi pendidikan dalam mengembangkan profesionalisme.
Sebagai salah satu komponen pendidikan, peran mereka cukup banyak berpengaruh terhadap
kemajuan pendidikan di Indonesia, baik berupa ide, gagasan, maupun temuan berupa alat
peraga, metode pembelajaran, penerapan teknologi pendidikan, dan sebagainya. Maka dari
itu, diperlukan lebih banyak sarana penyaluran ide, gagasan, maupun temuan sebagai bentuk
dukungan pengembangan profesionalitas para guru, dosen, wisdyaiswara, peneliti, dan praktisi
pendidikan demi pendidikan Indonesia yang lebih maju, berkualitas, dan berdaya saing tinggi.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Brilian Jaya (BPSDM-BJ) Surakarta berkomitmen
untuk mendukung pengembangan profesionalitas tenaga dan praktisi pendidikan melalui
penerbitan Jurnal Cakrawala Pendidikan ini. Berbagai hasil penelitian, gagasan, dan tinjauan
ilmiah serta resensi buku-buku pendidikan yang dihasilkan oleh tenaga maupun praktisi
pendidikan siap kami terima untuk dipublikasikan lebih luas agar bisa menjadi bahan bacaan
dan referensi bagi siapa pun yang ingin membacanya maupun mengaksesnya secara online.
Para pembaca dapat meng-up date artikel dalam jurnal ini setiap empat bulan, yaitu pada
bulan Januari, Mei, dan September. Pada edisi kali ini redaksi menerbitkan jurnal untuk Edisi
Mei 2016. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Tim Redaksi
DAFTAR ISI
ANALISIS KONFLIK INTERNAL DALAM NOVEL AIR MATA TUHAN KARYA
AGUK IRAWAN M.N.
Rini Agustina............................................................................................................ 553 - 559
KESALAHAN PENERJEMAHAN TEKS DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA
INDONESIA DI UNIKOM
Asih Prihandini, Fenny Febryanti, Nungki Heriyati................................................... 560 - 564
MENYIMAK KOMPREHENSIF DAN KRITIS SEBAGAI ALTERNATIF
PEMBELAJARAN MENYIMAK DI PERGURUAN TINGGI IKIP-PGRI PONTIANAK
Dewi Leni Mastuti..................................................................................................... 565 - 576
PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR BAHASA ARAB SISWA MATERI
QIRAAH TENTANG SIYIHAH WAKHALAQUL ALAM MELALUI PENDEKATAN
METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW
Bukhari .................................................................................................................... 577 - 682
NOVEL MERPATI KEMBAR DI LOMBOK KARYA NURIADI (KAJIAN SOSIOLOGI
SASTRA, BUDAYA, RESEPSI SASTRA, DAN NILAI PENDIDIKAN)
Herman Wijaya ........................................................................................................ 583 - 694
HUBUNGAN ANTARA MINAT MEMBACA KARYA SASTRA DAN KEMAMPUAN
MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK NOVEL MIHRAB CINTA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 16 PONTIANAK TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011
Melia......................................................................................................................... 595 - 603
PENINGKATAN PEMAHAMAN BELAJAR FISIKA DALAM MENGANALISIS
PERCOBAAN LISTRIK DINAMIS MELALUI METODE KOOPERATIF LEARNING
PADA SISWA MTSN DELIMA, KABUPATEN PIDIE
Rasimah .................................................................................................................. 604 - 609
TEORI PRAGMATIK DAN SESANTI BUDAYA MASYARAKAT JAWA
Ika Arifianti................................................................................................................ 610 - 615
TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF BAHASA DAYAK KANAYATN (AHE)
KECAMATAN SENGAH TEMILA, KABUPATEN LANDAK
Muhammad Thamimi . ............................................................................................. 616 - 623
PENINGKATAN KEMAMPUAN BELAJAR SISWA DALAM MEMAHAMI
HADIST TENTANG MENJAGA DAN MELESTARIKAN LINGKUNGAN ALAM
MATA PELAJARAN AL QURAN HADIST MELALUI PENDEKATAN METODE
KOOPERATIF TIPE JIGSAW
Zulfina....................................................................................................................... 624 - 630
ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL TIGA CARA MENCINTA
KARYA IRENE DYAH RESPATI
Ramadhan Kusuma Yuda ....................................................................................... 631 - 639
ABSTRACT
This study focuses on internal conflicts in the novel Air Mata Tuhan works Aguk Irawan
M.N. The method in this study uses descriptive method and form of qualitative research .
Psychology literature is used as an approach in this study. Data collection technique used is
the technique of documentary studies to examine how literature. Data collection tool used is
the human instrument with the help of card data recorder. Technique authenticity of data used
are, investigator triangulation , theory triangulation and inspection peers through discussion.
The analysis technique used is the study of the contents.
Keywords: literature, conflict, novel
ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada konflik internal dalam novel Air Mata Tuhan karya Aguk Irawan
M.N.. Penelitan menggunakan metode deskriptif dan bentuk penelitian kualitatif. Psikologi
sastra digunakan sebagai pendekatan dalam penelitian ini. Teknik pengumpul data yang
digunakan, yaitu teknik studi dokumenter dengan cara menelaah karya sastra. Alat pengumpul
data yang digunakan, yaitu human instrument dengan bantuan kartu pencatat data. Teknik
keabsahan data yang digunakan, yaitu, triangulasi penyidik, triangulasi teori, dan pemeriksaan
teman sejawat melalui diskusi. Teknik analisis yang digunakan, yaitu kajian isi.
Kata kunci: sastra, konflik, novel
PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan sistem
tanda yang mempunyai makna, yang
mempergunakan medium bahasa. Karya
sastra mencerminkan masyarakat pada
suatu zaman, bisa juga dianggap sebagai
dokumen sosial budaya meskipun unsurunsur imajinasi tidak bisa dilepaskan
begitu saja, sebab tidak mungkin seorang
pengarang dapat berimajinasi jika tidak ada
kenyataan yang melandasinya. Mengkaji
sastra adalah suatu hal yang menarik dan
tidak pernah terhenti selagi karya sastra
itu masih diciptakan. Hal ini karena sastra
memiliki hubungan yang cukup erat dengan
kehidupan, khususnya pengarang dan
pembacanya. Sastra adalah suatu bentuk
kehidupan dan kekayaan yang tidak ternilai
harganya.
553
554
555
556
557
558
Kutipan
tersebut
menunjukkan
Fisha hanya bisa menangisi semua yang
menimpanya. Padahal Fisha sangat-sangat
menginginkan bayinya, akan tetapi Tuhan
berkendak lain.
PENUTUP
Berdasarkan hasil dan pembahasan
di atas, dapat diambil simpulan sebagai
berikut. Konflik internal yang terdapat dalam
novel Air Mata Tuhan karya Aguk Irawan
M.N. berdasarkan analisis yang peneliti
lakukan, yaitu konflik batin yang berupa
harapan-harapan dan pertentangan antara
dua keinginan.
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, M. N., Aguk. 2014. Air Mata Tuhan. Depok: Imania.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
559
ABSTRACT
This study aimed to analyze the error text translation from English to Indonesian influenced
by the background of a multicultural society. Indonesia as a multicultural society has diverse
languages and cultures that make up the concept and perspective of a person. This can make
it difficult to understand the causes of errors in the translation from the source language to the
target language. Respondents in this study were students UNIKOM. Selection of respondents
using purposive sampling, with the objective of getting the students who have limited English
skills and come from various regions in Indonesia so that it can be observed fault does.
Moreover, interviews conducted to obtain accurate information from respondents about the
translation process does. The results showed that the errors that often arise due to lack of
vocabulary and understanding of the structure of the English language. This problem can be
solved by formulating learning strategies and structured English vocabulary in a way that most
easily adjusted to the level of students.
Keywords: mistranslation, English and Indonesian, multicultural
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan penerjemahan teks dari bahasa Inggris
ke bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh latar belakang masyarakat yang multikultural.
Indonesia sebagai masyarakat yang multikultural memiliki beragam bahasa dan budaya
yang membentuk konsep dan cara pandang seseorang. Hal ini dapat menyebabkan sulitnya
memahami penyebab dari kesalahan dalam menerjemahkan dari bahasa sumber ke bahasa
sasaran. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa UNIKOM. Pemilihan responden
menggunakan purposive sampling, dengan tujuan mendapatkan mahasiswa yang memiliki
kemampuan bahasa Inggris tertentu dan berasal dari berbagai daerah di Indonesia sehingga bisa
diamati kesalahan yang dilakukannya. Selain itu, dilakukan juga wawancara untuk mendapat
informasi yang akurat dari responden mengenai proses penerjemahan yang dilakukannya.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kesalahan yang sering muncul disebabkan kurangnya
penguasaan kosakata dan pemahaman struktur bahasa Inggris. Masalah ini dapat diselesaikan
dengan merumuskan strategi pembelajaran kosakata dan struktur bahasa Inggris dengan cara
yang paling mudah disesuaikan dengan tingkat kemampuan mahasiswa.
Kata kunci: kesalahan penerjemahan, bahasa Inggris & Indonesia, multikultural
PENDAHULUAN
Perkembangan pengetahuan dan
pendidikan tidak lepas dari buku sebagai
sumber rujukan utama, yang wajib dijadikan
acuan dalam memaparkan kajian teoretis
untuk memecahkan sebuah permasalahan
dalam lapangan ilmu pengetahuan. Buku
teks yang menjadi bagian utama dari
pengajaran ternyata sebagian besar masih
menggunakan bahasa Inggris. Hal ini cukup
560
menyulitkan
pemahaman
mahasiswa.
Apalagi untuk dapat menerjemahkannya ke
dalam bahasa Indonesia.
Latar belakang budaya yang berbeda
menyebabkan sulitnya memahami dan
menerjemahkan buju teks tersebut. Seperti
halnya pada ilmu pengetahuan humaniora,
misalnya sastra, latar belakang kultural
penulisnya biasanya sangat berpengaruh
terhadap gaya penulisan ataupun thematic
561
562
Ketidakmampuan
menganalisis
konteks kalimat menjadi faktor penyebab
berikutnya. Perbedaan struktur bahasa
Inggris pun menyulitkan mereka untuk
dapat memahami makna dari kalimat
yang diterjemahkan, walaupun banyak
di antaranya yang mampu menyebutkan
beberapa perbedaan mendasar bahasa
Inggris dan Indonesia, seperti dalam bahasa
Indonesia, biasanya berpola diterangkanmenerangkan, sedangkan dalam bahasa
Inggris menerangkan-diterangkan. Ada juga
yang mengetahui bahwa dalam bahasa
Indonesia, dimungkinkan ada kalimat yang
tidak memiliki kata kerja, misalnya dalam
kalimat Dia cantik. Hal ini tidak mungkin
dalam bahasa Inggris karena kalimat dalam
bahasa Inggris minimal memiliki subjek dan
predikat.
563
melakukan
kesalahan
dalam
proses
penerjemahan. Berdasarkan hal tersebut,
maka perlu adanya rancangan dalam
proses pembelajaran bahasa Inggris yang
memberikan strategi dalam penguasaan
kosakata dan strategi dalam mempelajari
struktur bahasa Inggris.
Adapun saran dari penulis sebagai
berikut: penelitian lapangan, terutama
menggunakan purposive sampling, yaitu
snow ball memerlukan waktu yang cukup
lama dalam mengumpulkan data. Selain itu,
kemungkinan tidak dikembalikannya hasil
survei dan tes membuat waktu pengambilan
data menjadi lebih dari yang direncanakan.
Maka, diperlukan rancangan waktu penelitian
yang lebih cermat.
DAFTAR PUSTAKA
Bell, Roger T.. 1993. Translation and Translating: Theory and Practice. Longman: London and
New York.
Jones, Tood. 2003. Translation and Belief Ascription: Fundamental Barriers in Paula Rubel
and Rosman Abraham (Ed.), Translating Cultures: Perspectives on Translation and
Antropology. New York: Berg.
Moentaha, Salihen. 2006. Bahasa dan Terjemahan. Jakarta: Kesaint Blanc.
Moleong, Lexy J.. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rubel, Paula and Rosman Abraham (Ed.). 2003. Translating Cultures: Perspectives on
Translation and Antropology. New York: Berg.
564
ABSTRACT
Learning to listen is one activity that is often overlooked, this happens because the less
productive colleger in listening, the first activity of the colleger to be involved in the learning
process skills listen to speeches and interviews are still lacking, and both the willingness
and seriousness of the colleger to learn in groups is very low, such as colleger just quiet,
annoying friends who discuss, and do not dare to propose. This study aimed to describe: 1)
Implementation of the created lecturer in a comprehensive and critical listening, 2) instructional
media created lecturer in a comprehensive and critical listening. The method used in this
research is descriptive qualitative research method. Sources of data obtained from informants,
events, questionnaires and direct observations. The informant of this study is the lecturer
Training College lecturer PBSI PGRI Pontianak.
Keywords: scrutinize, comprehensive and critical, learning
ABSTRAK
Pembelajaran menyimak merupakan salah satu kegiatan yang sering diabaikan. Hal ini terjadi
karena kurang produktifnya mahasiswa dalam menyimak, pertama, keaktifan mahasiswa
untuk terlibat dalam proses pembelajaran keterampilan menyimak pidato dan wawancara
masih kurang dan kedua, kemauan dan keseriusan mahasiswa untuk belajar berkelompok
sangat rendah, misalnya mahasiswa hanya diam, mengganggu teman yang berdiskusi,
serta tidak berani mengajukan pendapat. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1)
pelaksanaan yang dibuat guru dalam pembelajaran menyimak komprehensif dan kritis, (2)
media pembelajaran yang dibuat guru dalam pembelajaran menyimak komprehensif dan kritis.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif
deskriptif. Sumber data diperoleh dari informan, peristiwa, angket, dan pengamatan langsung.
Informan dari studi ini adalah dosen PBSI IKIP PGRI Pontianak.
Kata kunci: menyimak, komprehensif dan kritis, pembelajaran
PENDAHULUAN
Bahasa
Indonesia
merupakan
pelajaran yang sangat penting dalam
pengembangan potensi diri di perguruan
tinggi. Oleh sebab itu, pendidikan bahasa
Indonesia yang diajarkan di perguruan tinggi
adalah pendidikan bahasa Indonesia yang
dapat menata nalar, membentuk kepribadian,
menanamkan
nilai-nilai,
memecahkan
suatu masalah, dan melakukan tugas
tertentu. Bahasa memiliki peran penting
dalam perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional mahasiswa, bahasa juga
merupakan penunjang keberhasilan dalam
565
566
567
568
569
570
571
572
573
574
575
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.
Berk, Ronald. 2009. Multimedia Teaching with Video Clips: TV, Movies, Youtobe, and MTv in
the College Classroom. International Journal of Technology in Teaching and Learning.
The Johns Hopkes University.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Kurniawan, Deni. 2011. Pembelajaran Terpadu. Bandung: Pustaka Cendekia Utama.
Majid, Abdul. 2012. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2014. Menjadi Guru Profesional. Bandung: RemajaRosdakarya.
Sukmara, Dian. 2003. Implementasi Program Life Skill. Bandung: Mughni Sejahtera.
Tarigan. 2008. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
576
ABSTRACT
This study aims to improve the understanding of student learning material on Siyiihah Wakhalqul
Alam qirah. The study lasted for three months, ie from January to March 2016. The method
used is classroom action research consisting of two cycles. The subjects were students of class
IX/3 MTsN Delima, Pidie district, which is 26 students. This research data analysis techniques
using the technique of comparative descriptive analysis, comparing the initial conditions with
the results that have been achieved in each cycle, and a qualitative descriptive analysis of the
results of observations by comparing the results of observation and reflection on the first cycle
and the cycle 2. Through cooperative learning approach Jigsaw basic competence explains
the material qirah, deliberately distributed the teacher to be read by a number of students.
Entering the final stage of the second cycle, an increase in the average grade 24.66%, of the
initial conditions of 56 to 75. While the mastery learning students at the end of the second cycle
has reached 92%, with an increasing percentage of the first cycle of 28.41%, compared with
pre cycle which only reached 27%. Observations researchers also showed increased activity
of students reading in the first cycle and the second cycle when compared to pre cycle. Thus,
most of the students of class IX/3 MTsN Delima, Pidie District has increased the understanding
of learning material qirah.
Keywords: cooperative, jigsaw, qiraah
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa materi Qiraah tentang
Siyiihah Wakhalqul Alam. Penelitian berlangsung selama tiga bulan, yaitu JanuariMaret
2016. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas dua
siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX/3 MTsN Delima, Kabupaten Pidie, yakni 26
siswa. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif,
yaitu membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil yang telah dicapai pada setiap siklus,
dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan membandingkan hasil observasi dan
refleksi pada siklus I dan siklus 2. Melalui pendekatan metode pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw pada kompetensi dasar menjelaskan materi Qiraah, secara sengaja dibagikan guru
untuk dibaca oleh sejumlah siswa. Memasuki tahap akhir siklus II, terjadi peningkatan ratarata kelas 24,66%, dari kondisi awal 56 menjadi 75. Sedangkan ketuntasan belajar siswa
pada akhir siklus II telah mencapai 92% dengan persentase peningkatan dari siklus I sebesar
28,41%, jika dibandingkan dengan prasiklus yang hanya mencapai 27%. Hasil pengamatan
peneliti juga menunjukkan aktivitas membaca siswa meningkat pada siklus I dan siklus II jika
dibandingkan dengan prasiklus. Dengan demikian, sebagian besar siswa kelas IX/3 MTsN
Delima, Kabupaten Pidie telah mengalami peningkatan pemahaman belajar materi Qiraah.
Kata kunci: kooperatif, jigsaw, qiraah
PENDAHULUAN
MTsN Delima, Kabupaten Pidie
merupakan suatu lembaga pendidikan
agama yang bernaung di bawah Kementerian
Agama, yang mengajarkan mata pelajaran
umum dan mata pelajaran khusus tentang
577
578
579
580
Kategori
Keterangan
Penilaian
85100
Sangat baik
Tuntas
7584
Baik
Tuntas
6574
Cukup
Tuntas
5564
Kurang
Tidak tuntas
<54
Sangat kurang
Tidak
Tuntas
Nilai
Hasil
Lambang
Angka
85-100
75-84
65-74
55-64
<54
Hasil
Evaluasi
Arti
Lambang
A
B
C
D
E
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
Jumlah
(Sumber: Tabulasi data 2016)
Hasil belajar siswa pada siklus I juga
sangat berbeda dari prasiklus, baik dari
perolehan nilai dan ketuntasan hasil belajar
siswa, serta peningkatan nilai rata-rata yang
diperoleh. Dari 26 siswa di kelas XI/3 MTsN
Delima, Kabupaten Pidie, 21 siswa telah
menuntaskan hasil belajarnya dengan nilai
rata-rata sebesar 70,4 dari sebelumnya
sebesar 6,23. Persentase peningkatan nilai
rata-rata dari prasiklus dan siklus I adalah
sebesar 13%. Selain itu, pada siklus I sudah
ada siswa yang mendapatkan nilai A (sangat
baik) sebanyak 3 siswa (15%).
Hasil/pemahaman belajar pada siklus
II lebih meningkat jika dibandingkan dengan
siklus I. Peningkatan tersebut terlihat jelas
pada perolehan nilai dan juga nilai rata-rata,
yaitu dari sebelumnya 70,4 menjadi 7,4 di
siklus II. Sementara itu, jumlah siswa yang
tuntas pada siklus I sebesar 80% dan pada
siklus II sebesar 92% dengan memperoleh
persentase peningkatan nilai rata-rata
adalah sebesar 5,11%. Secara keseluruhan,
penggunaan model pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw
dapat meningkatkan pemahaman mengenai
materi Qiraah di kelas XI/3 di MTsN Delima,
Kabupaten Pidie.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
ini, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran dengan menggunakan metode
Pratindakan
Model
Siklus I
Model
Siklus II
13
9
4
5
11
10
-
7
8
10
1
-
26
26
26
581
DAFTAR PUSTAKA
Anita. 2010. Penggunaan Metode Kooperatif.. Jakarta: Inna Publikatama.
Departemen of Education. 2001. Aplication of Cooperative Learning Methode. Dipublikasikan
oleh Yale Univeristy, dimuat dalam Jurnal Nasional Pendidikan, Jakarta.
Djamarah, Saiful Bahri. 1992. Proses Interaksi Belajar antara Guru dan Siswa. Jakarta: PT
Bina Aksara.
Djamarah, Saiful dan Aswin Zain. 1996. Banyak Manfaat Penggunaan Metode Cooperative
Learning. Surakarta: Nuansa Press.
Madjid, Abdul. 2010. Hakikat Pengertian Pembelajaran Quran Hadist. Jakarta: Erlangga.
Purwanto. 2003.Hakikat Pembelajaran Quran Hadist. Jakarta: Rineka Cipta.
582
ABSTRACT
This study aimed to describe: (1) the social situation of the author of the novel creation process
Merpati Kembar di Lombok Nuriadi work; (2) cultural society novel Merpati Kembar di Lombok
Nuriadi work; (3) reception of the novel reader Merpati Kembar di Lombok Nuriadi work; and (4)
educational values embodied in the novel Merpati Kembar di Lombok Nuriadi work. This is a
form of qualitative descriptive study using content analysis or content analysis. The data source
is the text of the study, the novel Merpati Kembar di Lombok Nuriadi work and informants. Test
the validity using triangulation credibility test theories and methods. The data was analyzed by
using an interactive model analysis, which includes three components: data reduction, data
presentation, and conclusion. The results showed that the background of the social situation
of authors, including authors educational background, social status authors, the ideology of
the authors, sociocultural background of the authors, and the professionalism of the author.
Cultural society, including culture and customs, employment, education, social conditions,
religious beliefs, place of residence, language, and ethnicity. From interviews with receptors,
novel Merpati Kembar di Lombok making a positive contribution to the reader. The educational
values in the novel Merpati Kembar di Lombok is a social education, moral, cultural, religious,
and historical.
Keywords: sociology of literature, culture, literary reception, the value of education
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) situasi sosial pengarang terhadap proses
penciptaan novel Merpati Kembar di Lombok karya Nuriadi; (2) kultural masyarakat Lombok
novel Merpati Kembar di Lombok karya Nuriadi; (3) resepsi pembaca terhadap novel Merpati
Kembar di Lombok karya Nuriadi; dan (4) nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel
Merpati Kembar di Lombok karya Nuriadi. Bentuk penelitian ini adalah kualitatif deskriptif
menggunakan metode content analysis atau analisis isi. Sumber data penelitian ini adalah teks,
yaitu novel Merpati Kembar di Lombok karya Nuriadi dan informan. Uji validitas menggunakan
uji kredibilitas triangulasi teori dan metode. Data-data tersebut dianalisis dengan teknik analisis
model interaktif, yang meliputi tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data, dan simpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang situasi sosial pengarang, meliputi latar
belakang pendidikan pengarang, status sosial pengarang, ideologi pengarang, latar belakang
sosiobudaya pengarang, dan profesionalisme pengarang. Kultural masyarakat, mencakup
budaya dan adat, pekerjaan, pendidikan, kondisi sosial, agama dan kepercayaan, tempat
tinggal, bahasa, dan suku. Dari hasil wawancara dengan reseptor, novel Merpati Kembar di
Lombok memberikan kontribusi yang positif bagi pembaca. Nilai-nilai pendidikan dalam novel
Merpati Kembar di Lombok adalah pendidikan sosial, moral, budaya, agama, dan historis.
Kata kunci: sosiologi sastra, budaya, resepsi sastra, nilai pendidikan
PENDAHULUAN
Sastra dan masyarakat memiliki
kaitan yang sangat erat.1 Sastra menyajikan
sebagian besar kehidupan masyarakat, yang
583
584
585
586
3. Nilai Pendidikan
Purwanto (1995: 12) berpendapat
bahwa pendidikan adalah segala usaha
orang dewasa dalam pergaulannya dengan
anak-anak untuk memimpin perkembangan
jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.
Selanjutnya,
Soedomo
(2003:
18)
menemukan bahwa nilai pendidikan adalah
bantuan atau tuntunan yang diberikan oleh
orang yang bertanggung jawab kepada
anak didik dalam usaha mendewasakan
manusia melalui pengajaran dan pelatihan
yang dilakukan. Pendidikan berfungsi
mengembangkan manusia, masyarakat, dan
alam sekitar. Fungsi ini dipakai dalam suatu
proses yang berkesinambungan dari suatu
generasi ke generasi.
Proses pendidikan tidak hanya terjadi
di sekolah atau lembaga pendidikan. Akan
tetapi, di keluarga dan masyarakat. Dengan
kata lain, pendidikan berlaku di mana saja
dan kapan saja. Untuk mencapai tujuan
pendidikan, diperlukan alat pendidikan.
Salah satu kekayaan bangsa yang dapat
digunakan sebagai alat pendidikan adalah
karya sastra. Hal itu sesuai dengan pendapat
Teeuw (1984: 71) bahwa karya sastra dapat
berfungsi sebagai dorcere, yang artinya
memberi ajaran, delectare yang berarti
karya sastra memberikan kenikmatan, serta
movere yang artinya karya sastra dapat
menggerakkan pembaca pada kegiatan yang
bertanggung jawab sehingga dipengaruhi
dan digerakkan untuk bertindak.
Sebuah karya sastra, seperti novel
terdapat nilai pendidikan yang dapat
dipetik oleh pembaca. Baribin (1985: 79)
mengemukakan bahwa dari karya sastra,
dapat ditemukan buah pikiran atau renungan
dari penulis dan sanggup menyadari nilainilai yang lebih halus berarti telah dapat
mengapresiasi atau menangkap nilai yang
terkandung dalam karya sastra tersebut. Nilai
pendidikan yang dibungkus dalam kisah,
dialog, atau peristiwa-peristiwa yang terjalin
587
588
589
590
591
592
DAFTAR PUSTAKA
Baribin, Raminah. 1985. Teori dan Apresiasi Prosa Fiksi. Semarang: IKIP Semarang Press.
Depdikbud. 1979. Adat dan Upacara Perkawinan Daerah Nusa Tenggara Barat. Depertemen
Pendidikan dan Kebudayaan: Pusat Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah.
Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sosiologi Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Escarpit, Robert. 2005. Sosiologi Sastra. (Terjemahan: Ida Sundari Husen). Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Jabrohim. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya.
Junus, Umar. 1986. Sosiologi Sastra: Persoalan Teori dan Metode. Jakarta: Gramedia.
Noor, Rohinah M.. 2011. Pendidikan Karakter Berbasis Sastra. Jakarta: Ar-ruzz Media.
Pradopo, Rachmat Djoko, dkk.. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita
Graha Widya.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2007. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Purwanto. 1995. Kebudayaan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi. Yogyakarta: Pustaka
pelajar.
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Putaka Pelajar.
Segers, Rien. T.. 2000. Evaluasi Teks Sastra. (Terjemahan: Suminto A. Sayuti). Yogyakarta:
Adicita.
Siswantoro. 2011. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Soedomo, Hadi. 2003. Pendidikan Suatu Pengantar. Surakarta: UNS Press.
Sumardjo, Jacob. 1999. Konteks Sosial Novel Indonesia 1920-1977. Bandung: Grasindo.
Sutopo, H.B.. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: University Sebelas Maret.
Teeuw, A.. 1984. Sastra dan Ilmu Pengantar Teori Sastra. (Terjemahan: Dick Hartoko). Jakarta:
Pustaka Jaya.
593
Waluyo, Herman J.. 2002. Apresiasi dan Pengkajian Prosa Fiksi. Salatiga: Widya Sari Press.
Wardani, Nugraheni Eko. 2009. Makna Totalitas dalam Karya sastra. Surakarta: LPPM UNS
dan UNS Press.
Wellek, Rene & Austin Warren. 1995. Teori Kesusatraan. (Terjemahan: Melani Budianta).
Jakarta: Gramedia.
594
ABSTRACT
This study aimed to describe the relationship between interest in reading literature and the
ability to understand the intrinsic elements of Mihrab Cinta novel in class VIII SMP Negeri 16
Pontianak. This research uses descriptive method with a form of quantitative research. The
sampling technique using random sampling techniques. Data collection techniques used, the
technique of indirect communication. Data collection tool used, ie questionnaires and tests.
Based on the analysis of the relationship between interest in reading literature and the ability to
understand the intrinsic elements of the novel Mihrab Cinta grade students of SMP Negeri 16
Pontianak, it can be concluded that there is a relationship between interest in reading literature
and the ability to understand the intrinsic elements of the novel Mihrab Cinta students of class
VIII SMP Negeri 16 Pontianak. The results obtained showed that the count r of 0.91. The
results are then interpreted in interpretation table r values between 0.800 up to 1.00 with the
interpretation of high correlation number is 0.91. After analyzing the data using statistical test,
it is known that thitung greater than ttable, namely 14 727> 2.000, the null hypothesis (Ho), which
states there is no correlation between interest in reading literature and the ability to understand
the intrinsic elements of the novel Mihrab Cinta in class VIII SMP Negeri 16 Pontianak rejected.
Thus, the alternative hypothesis (Ha) which states the presence of a relationship between
interest in reading literature and the ability to understand the intrinsic elements of Mihrab Cinta
novel in class VIII SMP Negeri 16 Pontianak accepted.
Keywords: interest in reading, the ability to understand, intrinsic elements, novel
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara minat membaca karya sastra
dan kemampuan memahami unsur intrinsik novel Mihrab Cinta pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 16 Pontianak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan bentuk penelitian
adalah kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan, yaitu teknik komunikasi tidak langsung. Alat pengumpul
data yang digunakan, yaitu angket dan tes. Berdasarkan hasil analisis data tentang hubungan
antara minat membaca karya sastra dan kemampuan memahami unsur intrinsik novel Mihrab
Cinta pada siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Pontianak, dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara minat membaca karya sastra dan kemampuan memahami unsur intrinsik
novel Mihrab Cinta pada siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Pontianak. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa r hitung sebesar 0,91. Hasil tersebut kemudian diinterpretasikan ke
dalam tabel interpretasi nilai r antara 0,800 sampai dengan 1,00 dengan interpretasi tinggi
dengan angka korelasi adalah sebesar 0,91. Setelah dilakukan analisis data menggunakan
uji statistik, diketahui bahwa thitung lebih besar dari ttabel, yaitu 14.727 > 2.000, maka hipotesis
nol (Ho) yang menyatakan tidak ada hubungan antara minat membaca karya sastra dan
kemampuan memahami unsur intrinsik novel Mihrab Cinta pada siswa kelas VIII SMP Negeri
16 Pontianak ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan terdapatnya
suatu hubungan antara minat membaca karya sastra dan kemampuan memahami unsur
intrinsik novel Mihrab Cinta pada siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Pontianak diterima.
Kata kunci: minat membaca, kemampuan memahami, unsur intrinsik, novel
595
PENDAHULUAN
Minat dan belajar adalah suatu
keinginan dan kemampuan yang berasal dari
diri siswa. Dalam penelitian ini, yang dilihat
adalah minat dan kemampuan terhadap
pelajaran novel. Minat siswa terhadap
pelajaran bahasa Indonesia perlu diketahui
oleh guru maupun oleh siswa itu mengingat
minat pada sastra ini dapat mengarahkan
siswa untuk melakukan pilihan menentukan
cita-citanya. Cita-cita merupakan perwujudan
dari minat dalam proses/jangkauan masa
depan bagi siswa untuk merencanakan dan
menentukan pilihan terhadap pendidikan,
serta
siswa
yang
berminat
dalam
pembelajaran sastra.
Novel merupakan karya sastra yang
dapat dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan
para pembacanya untuk memahami pikiranpikiran yang disampaikan oleh pengarang.
Novel selain dapat dijadikan sebagai media
hiburan, dapat juga dijadikan sebagai
objek penelitian, baik dari segi struktur
maupun dari segi karakter tokoh yang
berperan dalam sebuah novel. Novel tidak
hanya dapat dijadikan sebagai sarana
hiburan bagi pembaca, tetapi dapat pula
dijadikan sebagai media pendidikan dan
objek penelitian. Penelitian terhadap novel
dapat dilakukan dengan meneliti segi
struktur maupun nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya. Melalui novel, pembaca
menemukan dan mengetahui berbagai
problematika kehidupan suatu masyarakat
atau golongan tertentu, pandangan, dan
sikap hidup masyarakat yang diceritakan,
serta menawarkan beberapa alternatif nilainilai baru bagi pemecahan persoalan yang
diceritakan di dalamnya. Atas dasar hal
tersebut, peneliti bermaksud mengadakan
penelitian terhadap novel.
Hubungan antara minat membaca
karya sastra dengan kemampuan memahami
unsur intrinsik novel remaja sangat erat.
Dapat dikatakan erat, karena jika kita ingin
596
597
598
599
600
r n2
1 r
t
0,91 47 2
1 0,8281
t
0,91 45
1 0,1719
t
0,91x6,71
0,414608248
t
6,1061
14,727
0,414608248
601
602
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Depdikbud. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Luxemburg, Jan Van. 1992. Pengantar Ilmu Sastra. (Terjemahan: Dick Hartako). Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Natawijaya, Suparman P.. 1982. Apresiasi Sastra dan Budaya. Jakarta: PT Inter Massa.
Nurgiyantoro, Burhan. 1994. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Sudjana, N.. 1989. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjiman, Panuti. 1991. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Sumadi, Suryabrata. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sumardjo, Jacob & Saini, K.M.. 1988. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumardjo. 2008. Puisi dan Prosa. Jakarta Barat: CV Pamularsih.
603
ABSTRACT
This study aims to improve understanding of student learning about electrical experiment
analyzing the dynamic approach of cooperative learning methods. This research was conducted
in MTsN Delima, Pidie District and lasted for three months, ie from February to April 2014. The
method used was classroom action research (CAR) consisting of two cycles. The subjects
were students of class XI/2 MTsN Delima, Pidie District 2013/2014 school year as many as 28
students. Data analysis using comparative descriptive analysis techniques, by comparing the
initial conditions with the results achieved in each cycle, and a qualitative descriptive analysis
of the results of observations by comparing the results of observation and reflection on the first
cycle and the cycle 2. Through cooperative learning methods learning approach to the basic
competence explain the material on analyzing the experiment of dynamic electricity, at the final
stage of the second cycle is known to have an increase in the average grade 23.66%, from
an average of initial conditions test 60 to 75. While the mastery learning students at the end of
the second cycle was 92% with the percentage increase from the first cycle of 29.41% when
compared to prasiklus which only reached 28%. Observations nontes showed more student
activity increased in the first cycle and the second cycle when compared to prasiklus. Thus,
most of the students of class XI/2 MTsN Delima, Pidie District have improved the understanding
of learning.
Keywords: cooperative learning methods, dynamic electricity, analysis
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa tentang menganalisis
percoban listrik dinamis melalui pendekatan metode kooperatif learning. Penelitian ini
dilaksanakan di MTsN Delima, Kab. Pidie dan berlangsung selama tiga bulan, yaitu Februari
April 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang
terdiri atas dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI/2 MTsN Delima, Kab. Pidie tahun
ajaran 2013/2014 sebanyak 28 siswa. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif
komparatif, yaitu dengan membandingkan kondisi awal dengan hasil yang telah dicapai pada
setiap siklus, dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan membandingkan hasil
observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus 2. Melalui pendekatan metode pembelajaran
kooperatif learning pada kompetensi dasar menjelaskan materi tentang menganalisis percoban
listrik dinamis, pada tahap akhir siklus II diketahui telah terjadi peningkatan rata-rata kelas
23,66%, yaitu dari rata-rata tes kondisi awal 60 menjadi 75. Sedangkan ketuntasan belajar
siswa pada akhir siklus II mencapai 92% dengan persentase peningkatan dari siklus I sebesar
29,41% jika dibandingkan dengan prasiklus yang hanya mencapai 28%. Hasil pengamatan
nontes menunjukkan aktivitas siswa lebih meningkat pada siklus I dan siklus II jika dibandingkan
dengan prasiklus. Dengan demikian, sebagian besar siswa kelas XI/2 MTsN Delima, Kab.
Pidie telah mengalami peningkatan pemahaman belajar.
Kata kunci: metode kooperatif learning, listrik dinamis, analisis
PENDAHULUAN
Kenyataan selama ini kegiatan belajar
mengajar (PBM) masih didominasi oleh
guru, yaitu hanya bertumpu pada kegiatan
604
penjelasan
materi-materi
berdasarkan
kurikulum pembelajaran maupun dengan
cara praktikum (bereksperimen) mengenai
materi yang diberikan (Sudjana, 2011: 100101).
2. Hasil Belajar Siswa
Belajar merupakan suatu bentuk usaha
sadar yang dilakukan oleh setiap manusia
dalam rangka mencapai suatu tujuan yang
ingin diraihnya. Belajar adalah sebuah
proses yang ditandai dengan perubahan
pada diri siswa dan perubahan itu merupakan
hasil belajar yang melibatkan segi jasmani
dan rohani yang menghasilkan perubahanperubahan
dalam
hal
pengetahuan,
pemahaman, sikap, mentalitas, dan tingkah
laku. Belajar itu sebagai suatu proses
perubahan tingkah laku atau memaknai
sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi, apabila
kita bicara tentang hasil belajar, maka hal
itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh
si pebelajar. Belajar merupakan sebuah
proses perubahan perilaku yang dilakukan
secara sadar, baik itu perilaku positif maupun
perilaku negatif yang dipengaruhi oleh nilainilai yang ditanamkan. Proses perubahan
perilaku merupakan permulaan dari tidak
ada menjadi ada atau tidak bisa menjadi
bisa melakukan sesuatu. Proses tersebut
memerlukan waktu yang biasanya tidak
bisa dilakukan secara instan dan proses
juga memerlukan suatu jenis penggunaan
metode yang jelas.
3. Pelajaran Fisika SMP/MTs
605
4. Pendekatan
Learning
Metode
Kooperatif
606
analisis
hasil
dengan
persentase
perumusan
Keterangan:
P = Persentase yang dicari (%)
F = Frekuensi jawaban siswa
n = Jumlah siswa
Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
85100
7584
6574
5564
<54
Kategori
Penilaian
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
kurang
Keterangan
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Hasil
Lambang
Angka
Hasil
Evaluasi
Arti
Lambang
Pra
Tindakan
Model
Siklus I
Model
Siklus II
1.
85-100
2.
3.
4.
5.
75-84
65-74
55-64
<54
B
C
D
E
Sangat
Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
15
9
4
12
10
1
-
9
10
2
-
28
28
28
Jumlah
2. Pembahasan
a. Siklus I
Hasil Belajar siswa pada siklus I
juga sangat berbeda dari prasiklus, baik
dari perolehan nilai yang didapat maupun
ketuntasan hasil belajar siswa serta
peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh.
Dari 28 siswa di kelas IX/2 MTsN Delima,
Kabupaten Pidie, sejumlah 27 siswa sudah
menuntaskan hasil belajarnya dengan nilai
rata-rata sebesar 70.4 dari sebelumnya
sebesar 6,23. Persen peningkatan nilai ratarata dari prasiklus dan siklus I adalah sebesar
607
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1992. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.
Dewi, G.. 2008. Pengertian Pendekatan Metode Kooperatif Learning. Surakarta: Nuansa
Press.
Journal of Sciences. 2015. The Sistem Reproduction of Human. Dipublikasikan oleh Yale
Univeristy, dimuat dalam Jurnal Nasional Pendidikan, Jakarta.
Muntasir, M. Saleh. 1995. Pengajaran Terprogram dan Sifat-sifat Muatan Listrik. Jakarta: CV.
Rajawali.
Poerwadarminta, W.J.S.. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT
608
Gramedia.
609
Universitas Pekalongan
ABSTRACT
Javanese culture and behavior associated with the realm of pragmatics which became the
most thorough study in completing the analysis of speech. Field study of linguistic pragmatics
can resolve completely, including the implied word. The essence of the Javanese who are
always polite to speak and ethics contained in the politeness principle and the principle of
cooperation. In addition, the Javanese culture has sesanti or slogan that is capable of burning
passion, the motivation, improve self-esteem, build power of the unconscious, and the binding
unity and solidarity groups.
Keywords: pragmatic, sesanti, Javanese culture
ABSTRAK
Budaya dan perilaku orang Jawa berkaitan dengan ranah pragmatik yang menjadi kajian yang
paling tuntas dalam menyelesaikan analisis tuturan. Bidang pragmatik dapat menyelesaikan
kajian linguistik secara sempurna, termasuk kata yang tersirat. Esensi orang Jawa yang
selalu santun dalam bertutur dan beretika terdapat dalam prinsip kesantunan dan prinsip kerja
sama. Selain itu, kebudayaan Jawa memiliki sesanti atau semboyan yang mampu membakar
semangat, membangkitkan motivasi, meningkatkan rasa percaya diri, membangun kekuatan
bawah sadar, dan mengikat kesatuan serta solidaritas kelompok.
Kata kunci: pragmatik, sesanti, budaya Jawa
PENDAHULUAN
Secara tidak langsung, bahasa
merupakan hasil dari budaya masyarakat
yang beragam. Bahasa kedua adalah
bahasa pendamping atau bahasa asing
yang diajarkan di sekolah dan lingukangan
lain di luar tempat tinggalnya. Bahasa
kedua umumnya bersifat lebih resmi serta
digunakan dalam situasi dan kondisi tertentu.
Fungsi utama bahasa, yakni sebagai
alat komunikasi yang dalam penggunaannya
disesuaikan dengan kepentingan, baik
melalui bahasa lisan maupun bahasa
tulis. Keduanya mempunyai kelebihan dan
kekurangannya. Apabila dilihat dari segi
pendengar (audience), bahasa tulis tidak
terbatas, sedangkan bahasa lisan sangat
terbatas. Bahasa tulis dapat mengungkapkan
perasaan yang tidak dapat diungkapkan
melalui lisan. Namun, dilihat dari kejelasan
maksud,
bahasa
tulis
mempunyai
kelemahan, yaitu pembaca kurang jelas
610
2.
3.
4.
5.
6.
611
612
613
614
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas, dapat
ditarik beberapa simpulan berikut. Pertama,
konsep pragmatik dan budaya masyarakat
Jawa memiliki keterkaitan. Masyarakat
Jawa dikenal sebagai masyarakat yang
nrimo, tidak banyak menuntut, dan selalu
menghormati yang tua. Dalam bertutur,
masyarakat Jawa juga sangat santun,
lembah manah, dan andhap asor. Kedua,
masyarakat Jawa memiliki sesanti atau
semboyan yang dapat membakar semangat,
membangkitkan motivasi, meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Cummings, Louise. 2007. Pragmatik: Sebuah Perspektif Multidisipliner. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar (Terjemahan: Abdul Syukur Ibrahim, dkk.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Grice, H.P. 1975. Logic and Conversation. New York: Academic Press.
Leech, Geoffrey. 1993. Prinsiple of Pragmatics. London: Longman.
Rustono. 1999. Pokok-pokok Pragmatik. Semarang: IKIP Semarang Press.
Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
615
ABSTRACT
The purpose of the research describes illocutionary speech acts in the Dayak language
Kanayatn in Sengah Temila of Landak District. The Research is a qualitative descriptive study.
The objects of research are Kanayatn Dayak language (Ahe) from Landak district of West
Kalimantan, primary data and secondary data. Data sources of the researchis native speakers
of Kanayatn (Ahe) in Sengah Temila of Landak District. Data collection using Utterances
methods of simak bebas libat cakap. Technique of data analysis using interactive model that
analyzes in structural means prioritizing on Sequence and Structure of Language Units and
amongs units of language. Results showed directive languages act of Dayak Kanayatn (ahe)
that are booking speeches are 10 utterances, the suggestion speeches are 20 utterances, and
pleading speeches are 16 utterances.
Keywords: illocutionary speech acts, directive, Kanayatn Dayak language (Ahe)
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan tindak tutur Ilokusi bahasa Dayak Kanayatn di Kecamatan
Sengah Temila, Kabupaten Landak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
Objek penelitian berupa bahasa Dayak Kanayatn (Ahe) yang berasal dari Kabupaten Landak,
Kalimantan Barat serta data berupa data primer dan data sekunder. Sumber data penelitian ini
adalah masyrakat asli penutur bahasa Dayak Kanayatn (Ahe) di Kecamatan Sengah Temila,
Kabupaten Landak. Pengumpulan data menggunakan metode simak atau penyimakan, yaitu
teknik simak bebas libat cakap. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik analisis data model interaktif yang dianalisis secara struktural, artinya mengutamaan
perhatian pada urutan dan susunan unit-unit bahasa dan antarunit bahasa. Hasil penelitian
menunjukkan tindak tutur direktif Bahasa Dayak Kanayatn (Ahe), yaitu tuturan memesan
terdapat 10 tuturan, tuturan menyarankan terdapat 20 tuturan, dan tuturan memohon terdapat
16 tuturan.
Kata kunci: tindak tutur ilokusi, direktif, bahasa Dayak Kanayatn (Ahe)
PENDAHULUAN
Bahasa merupakan sistem tanda bunyi
ujaran yang bersifat arbitrer atau sewenangwenang. Berdasarkan konsep ini, subtansi
bahasa adalah bunyi yang dihasilkan oleh
manusia. Bahasa mempunyai sistem yang
sifatnya mengatur. Bahasa merupakan
suatu lembaga yang memiliki pola-pola atau
aturan-aturan yang dipatuhi dan digunakan
oleh pembicara dalam komunitas saling
memahami.
Bahasa Dayak Kanayatn (Ahe)
merupakan satu di antara bahasa daerah
616
617
618
619
620
621
622
DAFTAR PUSTAKA
Leech, Geoffrey. 2011. Prinsip-prinsip Pragmatik: Jakarta: Universitas Indonesia.
Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
Rohmadi, Muhammad. 2010. Pragmatik: Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Wijana, I Dewa Putu dan Rohmadi, Muhammad. 2011. Semantik: Teori dan Analisis. Surakarta:
Yuma Pustaka.
Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
623
ABSTRACT
This study aims to improve the understanding of students in understanding the hadith of
maintaining and preserving the natural environment. The study lasted for three months, ie from
February to April 2015. The method used was classroom action research (CAR) consisting of
two cycles. The subjects were students of class IX-3 MTsN Delima, Pidie District, a number
of 26 students. Data were analyzed using descriptive comparative analysis by comparing the
initial conditions with the results that have been achieved in each cycle, and a qualitative
descriptive analysis of the results of observations by comparing the results of observation
and reflection on the first cycle and cycle approach 2. Through cooperative learning methods
Jigsaw method, deliberately distributed the teacher to be read by a number of students. At the
final stage of the second cycle is known to have an increase in the average grade 24.66%, from
an average of initial conditions test 56 to 75. While the mastery learning students at the end of
the second cycle has reached 92%, with an increasing percentage of the first cycle of 28,41%
when compared pre cycle is only 27%. Observations researchers showed increased activity
reading more students in the first cycle and the second cycle when compared to pre cycle.
Thus, most of the students of class IX-3 MTsN Delima, Pidie District has increased the ability to
learn to understand the maintaining and preserving the natural environment..
Keywords: Jigsaw type of cooperative, ability, short letter
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa dalam memahami
hadist tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Penelitian berlangsung selama
tiga bulan, yaitu FebruariApril 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas IX-3
MTsN Delima, Kabupaten Pidie sejumlah 26 siswa. Teknik analisis data menggunakan
analisis deskriptif komparatif dengan cara membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil
yang telah dicapai pada setiap siklus, dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan
membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus 2. Melalui pendekatan
metode pembelajaran metode kooperatif tipe Jigsaw, secara sengaja dibagikan guru untuk
dibaca oleh sejumlah siswa. Pada tahap akhir siklus II diketahui telah terjadi peningkatan ratarata kelas 24,66%, yaitu dari rata-rata tes kondisi awal 56 menjadi 75. Sedangkan ketuntasan
belajar siswa pada akhir siklus II telah mencapai 92% dengan persentase peningkatan dari
siklus I sebesar 28,41% jika dibandingkan prasiklus yang hanya 27%. Hasil pengamatan
peneliti menunjukkan aktivitas membaca siswa lebih meningkat pada siklus I dan siklus II jika
dibandingkan dengan prasiklus. Dengan demikian, sebagian besar siswa kelas IX-3 MTsN
Delima, Kabupaten Pidie telah mengalami peningkatan kemampuan belajar memahami hadist
tentang menjaga dan melestrikan lingkungan alam.
Kata kunci: kooperatif tipe Jigsaw, kemampuan, surat pendek
PENDAHULUAN
Pedalaman
materi
tentang
pentingnya Al quran dan Hadist, maka
dalam pembelajaran Quran dan Hadist di
624
625
626
Nilai
1.
85
100
7584
6574
5564
<54
2.
3.
4.
5.
Kategori
Penilaian
Sangat baik
Keterangan
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
kurang
Tuntas
Tuntas
Tidak tuntas
Tidak Tuntas
Tuntas
627
1.
Hasil Lambang
Angka
85-100
Hasil
Evaluasi
A
2.
3.
4.
5.
75-84
65-74
55-64
<54
B
C
D
E
No
Sangat Baik
Pra
Tindakan
-
Model
Siklus I
3
Model
Siklus II
7
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang
10
12
4
11
12
-
8
10
1
-
26
26
26
Arti Lambang
Jumlah
2. Pembahasan
a. Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I
terlihat sangat berbeda dari prasiklus,
di mana sudah terjadi interaksi antara
siswa dan juga adanya komunikasi dan
penggalian materi secara bersamasama. Siswa terlihat lebih cair dalam
suasana belajarnya dan merasa tidak
kaku. Selain itu, siswa terlihat lebih aktif
dalam bertanya dan mencari jawaban
dari tugas yang diberikan oleh guru
bersama dengan teman-temannya.
Walaupun masih ada sebagian kecil
siswa yang kurang terlibat dalam proses
pembelajaran ini, tapi secara umum
sudah terlihat perbedaan yang sangat
jelas dari pada suasana pembelajaran
pada prasiklus.
Hasil belajar siswa pada siklus I
juga sangat berbeda dari prasiklus,
baik dari perolehan nilai yang didapat
dan juga ketuntasan hasil belajar siswa
serta peningkatan nilai rata-rata yang
diperoleh. Dari jumlah 26 siswa di kelas
IX-3 MTsN Delima, Kabupaten Pidie,
24 siswa telah berhasil menuntaskan
628
DAFTAR PUSTAKA
Anita. 2010. Penggunaan Metode Kooperatif Learning. Jakarta: Inna Publikatama.
Departemen of Education. 2001. Aplication of Cooperative Learning Methode. Dipublikasikan
oleh Yale Univeristy, dimuat dalam Jurnal Nasional Pendidikan, Jakarta.
Djamarah, Saiful Bahri. 1992. Proses Interaksi Belajar antara Guru dan Siswa. Jakarta: PT
Bina Aksara.
Djamarah, Saiful dan Aswin Zain. 1996. Banyak Manfaat Penggunaan Metode Cooperative
Type Jigsaw. Surakarta: Nuansa Press..
629
Ibrahim, T. dan H. Darsono. 2015. Pemahaman Al quran dan Hadist untuk Kelas IX Madrasah
Tsanawiyah. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Madjid, Abdul. 2010. Hakikat Pengertian Pembelajaran Quran Hadist. Jakarta: Erlangga.
Purwanto. 2003.Hakikat Pembelajaran Quran Hadist. Jakarta: Rineka Cipta.
630
ABSTRACT
This study aimed to describe the image of women in the novel Tiga Cara Cinta Irene Dyah Respati
work. This research method is descriptive qualitative approach sastra.Teknik psychological
analysis of data using content analysis with the documentary studies. The results showed that
the female characters in the novel Tiga Cara Mencinta Irene works Dyah Respati namely: (1)
Aliyah: love God, kind and humble and responsibilities. Overall less mature and easy fragile
in the face of married life. (2) Maya: Self, leadership, good, love peace, unity, confidence,
creativity, hard work and abstinence menyerahn. Ajeng judge men evil that he did not want to
easily flattered. (3) Miyu: Well, humble, honest, respectful and polite. Miyu is not so expert on
youth keeps to himself.
Keywords: analysis, character education, novels
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan citra wanita dalam novel Tiga Cara Mencinta
karya Irene Dyah Respati. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan
pendekatan psikologi sastra. Teknik analisis data menggunakan analisis isi dengan studi
dokumenter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter wanita dalam novel Tiga Cara
Mencinta karya Irene Dyah Respati, yaitu: (1) Aliyah: cinta Tuhan, baik dan rendah hati dan
tanggung jawab. Secara keseluruhan kurang dewasa dan mudah rapuh dalam menghadapi
kehidupan berumah tangga. (2) Ajeng: mandiri, kepemimpinan,baik, cinta damai, persatuan,
percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah. Ajeng menilai laki-laki itu jahat hingga
ia tak ingin mudah jatuh hati. (3) Miyu: baik, rendah hati, jujur, hormat, dan santun. Miyu tak
begitu ahli menyimpan perasaannya pada pemuda.
Kata kunci: analisis, pendidikan karakter, novel
PENDAHULUAN
Novel merupakan salah satu karya
sastra yang di dalamnya terdapat unsurunsur pembangun, seperti plot, tema,
penokohan, dan latar belakang. Menurut
Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2010: 9),
novel dan cerita pendek merupakan dua
bentuk karya sastra yang sekaligus disebut
fiksi. Bahkan dalam perkembangannya
yang kemudian, novel dianggap bersinonim
dengan fiksi. Novel berasal dari bahasa Itali
novella (yang dalam bahasa Jerman novelle),
diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk
prosa. Dewasa ini, istilah novella dan novelle
mengandung pengertian yang sama dengan
631
632
633
634
635
b. Nilai Pendidikan
Sendiri
terhadap
Diri
1) Tanggung jawab
Merupakan sikap melakukan tugas
ataupun kewajiban yang harus dipenuhi,
baik terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan negara, dan Tuhan yang
Maha Esa.
Aliyah hidup di Jepang dengan suami
orang Jepang dan hidup sebagai
penganut agama minoritas ternyata
sangat sulit dijalani di sana. Dia berjuang
untuk membuat suaminya yang masuk
Islam karena ingin menikahinya menjadi
penganut agama Islam tidak sekadar
Islam buku nikah. Namun, ternyata ini
bukan hal yang mudah. Lebih mudah
membuat Takuma masuk Islam daripada
menyuruhnya belajar Islam.
Aliyah merasa bertanggung jawab
terhadap Takuma, suaminya, karena ia
yang telah membuat suaminya masuk
Islam dan Aliyah pula yang harus
tetap mengajarkan dan membimbing
suaminya dalam suatu iman yang ada
dalam keluarganya.
Masuk Islam saat menikah itu justru
starting point. Perjuangan terbesar
itu bukan saat kita menarik pasangan
pindah
keyakinan,
melainkan
setelahnya. (Respati, 2014: 74)
2) Jujur
Mengatakan segala sesuatu sesuai
dengan fakta empirik.
Dalam novel ini, diceritakan ketiga
wanita ini tampak menikmati pertemuan
dan jalinan persahabatan mulai terjalin
lewat obrolan ringan yang perlahan
berubah serius karena mereka mulai
menceritakan rahasia dan isi hati masingmasing. Aliyah mempunya affair dengan
teman satu kantornya. Kemudian, Miyu
yang tergoda dengan pria beristri. Lalu,
Ajeng yang tak ingin menikah.
636
4) Percaya diri
Melakukan segala hal sesuai dengan
potensi yang dimilikinya.
Miyu mencoba meyakinkan kedua
sahabatnya dengan idenya untuk tidak
menggugurkan kandungan Aliyah.
Aku yakin kalau kita melakukan
sesuatu dengan niat baik, semesta
alam pasti akan membantu.
(Respati, 2014: 137)
5) Teguh pendirian/konsisten
Sikap memegang teguh prinsip atau
ideologi yang diyakini dan selalu mencoba
menjaga untuk tetap melaksanakan
prinsip tersebut.
Ajeng, wanita metropolis ini tampak
menikmati hidupnya. Dia begitu terbuka,
namun enggan untuk menjalin hubungan
serius dengan pria dan anti dengan kata
nikah.
Saya terbuka kepada semua
orang, termasuk urusan tabu
menurut wanita normal. Bahkan
ibuku sudah tahu, menyuruhku
menikah itu seperti menyuruh
preman perang jihad, alias mustahil.
Aku sudah terlalu nyaman dengan
hidupku yang sekarang. (Respati,
2014: 59)
c. Nilai Pendidikan Karakter terhadap
Lingkungan
1) Peduli terhadap sesama
Perilaku menyimpan rasa empatik
terhadap sesama manusia sehingga
dapat menimbulkan hubungan yang
harmonis.
Mereka bertiga bertemu pertama kali
di Thailand saat Festival Loy Krathong.
Kejadian Aliyah yang terpleset membuat
Ajeng tak sengaja latah meniru kata seru
Aliyah. Seorang wanita lain bernama
Miyu tampak membantu membawakan
Kratong milik Ajeng, karena Ajeng
berusaha menolong Aliyah.
Kemudian, perkenalan dimulai. Mereka
637
638
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Respati, Irene Dyah. 2014. Tiga Cara Mencinta. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
639
ABSTRACT
The research discusses translation of culture argued the involvement of cognitive process,
which is the inference of semantic representation of source language, to achieve communicative
translation equivalence. The translation equivalence, a central focus of translation, implies
translation strategies and strategies of choosing textual representation of target language.
Answering the challenges, the research aims to analyze: (1) what translation strategies apply in
translation of culture, and (2) what strategies are used to choose textual representation of target
language. In the research, Tourys descriptive translation study is implemented, embedded within
BSC technique to collect data, and techniques of analytic descriptive qualitative identification,
analysis, and description to present data. As a result of the research, translation equivalence
mechanism of culture provides semantic-pragmatic equivalence and generic-specific words to
impose semantic limitations triggering culture.
Keywords: culture, translation, translation equivalence, and translation strategies
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Bahasa merepresentasikan budaya
yang hidup dan berkembang di suatu
komunitas
masyarakat.
Pada
studi
terjemahan yang merupakan cabang dari
studi linguistik, fokus penelitian sudah banyak
mengalami perkembangan yang signifikan
dengan menambahkan unsur budaya dalam
pemerolehan padanan terjemahan. Unsur
budaya diasumsikan menjadi faktor penentu
pilihan padanan terjemahan setelah proses
pemahaman semantis linguistis.
640
dan
Strategi
641
Berkaitan
dengan
proses
penerjemahan, Nida dan Taber (1982)
berpendapat bahwa pesan dan style bahasa
sumber dapat tersampaikan dengan baik
apabila representasi semantis bahasa
sumber dipahami. Bersepakat dengan
gagasan tersebut, Durdureanu (2011: 53)
berargumentasi bahwa representasi semantis
merupakan aspek pertama yang harus
dipertimbangkan ketika menerjemahkan.
Karena representasi semantis mencakup
unsur linguistik dan unsur budaya, aktivitas
penerjemahan menghasilkan inovasi dan
pandangan baru dalam sudut pandang
kekhasan setiap bahasa, sebagaimana
yang diimplikasikan dari pendapat Torop
(2002: 593). Bahkan, Venuti (1991: 68)
berargumentasi
bahwa
penerjemahan
berkontribusi dalam pembentukan identitas
budaya sasaran.
Mengkaji begitu besarnya kekuatan
representasi budaya, pencarian atau
pemerolehan padanan terjemahan sebagai
representasi tekstual teks bahasa sasaran
tidaklah mudah. Larson (1984: 153)
menyatakan bahwa dalam memilih padanan
terjemahan, ada tiga hal yang harus dicermati,
yakni: (a) ada konsep teks sumber yang
sudah dikenal dalam bahasa sasaran, tetapi
yang harus diterjemahkan dengan padanan
yang tidak harfiah; (b) ada konsep bahasa
sumber yang tidak dikenal dalam bahasa
sasaran; dan (c) ada unsur leksikal dalam
teks yang merupakan kata kunci, yaitu katakata penting untuk tema dan perkembangan
teks dan memerlukan perlakukan khusus.
Karena pilihan representasi tekstual
sebagai padanan terjemahan menentukan
pemahaman pembaca teks bahasa sasaran
dan karena pesan teks yang diharapkan
adalah pesan teks bahasa sumber yang paling
akurat, strategi terjemahan diterapkan dalam
prosesnya. Berfokus pada fungsi komunikasi
bahasa, House (1977) mengidentifikasi
mekanisme pencarian padanan terjemahan
642
melalui
pendekatan
semantik
dan
pragmatik; padanan semantis (semantic
equivalence) dan padanan pragmatis
(pragmatic equivalence). Padanan semantis
dihipotesiskan sebagai apa yang dikatakan,
what is said. Padanan ini menitikberatkan
pada tekstur teks guna memenuhi
pemahaman
pembaca
teks
bahasa
sasaran, tujuan penerjemahan, dan jenis
teks. Berbeda dengan padanan semantis,
padanan pragmatis mengakomodasi unsur
konteks yang dibagi antara penerjemah dan
pembaca teks bahasa sasaran. Pengetahuan
yang dibagi tersebut berkontribusi dalam
membangun praanggapan dan berimplikasi
pada pemahaman. Konsekuensi logis dari
argumentasi tersebut, padanan pragmatis
mempertimbangkan
implikatur
pilihan
representasi tekstual dan strategi linguistik
selama proses penerjemahan (Baker, 1992;
Leonardi, 2000).
Setelah proses kognitif pemahaman
representasi semantis teks bahasa sumber
selesai, strategi pengungkapan representasi
semantis melalui pilihan representasi tekstual
bahasa sasaran menjadi isu penting dalam
tahapan penerjemahan. Sebagaimana yang
dipaparkan Larson (1984: 154), meskipun
konsep dari representasi semantis pada
teks ditemukan dalam bahasa sasaran, cara
pengungkapan konsep mungkin berbeda.
Dengan kalimat lain, ada sejumlah komponen
makna yang dimiliki bahasa-bahasa, tetapi
tidak akan ada keselarasan mutlak.
Dengan adanya perbedaan cara
bahasa
mengungkapkan
gagasannya,
seorang penerjemah harus dapat memilih
padanan yang paling komunikatif bagi
pembaca teks bahasa sasaran. Berkenaan
dengan strategi pengungkapan representasi
teks bahasa sumber, Larson (1984: 154)
menawarkan
strategi
pengungkapan
representasi semantis teks bahasa sumber,
salah satunya adalah kata generik-spesifik.
Padanan yang berupa kata generik-
Representasi
Semantis
Data
Even in the white rage his Dalam
geram,
meski Attack = serangan
1
fathers attack had provoked
terpancing oleh kemarahan
ayahnya,
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
643
Representasi
Semantis
The demand of skill is growing Permintaan
akan Demand = Tuntutan
Data
even if (there are increased keterampilan terus tumbuh
2
member of educated labors). meskipun peningkatan stok
tenaga kerja terdidik telah
terjadi.
Demand menjadi representasi tekstual
permintaan,
spesifikasi
representasi
linguistik yang diidentifikasi pada bahasa
semantis tuntutan tidak diakomodasi. Artinya
sumber (Inggris) dalam data ini. Leksikal
bahwa representasi semantis dari tuntutan
demand pada data ini menempati kategori
yang diwakili oleh gagasan permintaan yang
Nomina. Dalam bahasa Inggris, Nomina
mendesak menjadi gagasan yang tidak
demand secara literal memiliki representasi
dikenal dalam bahasa Indonesia sehingga
semantis
tuntutanyang
merupakan
dipadankan langsung dengan permintaan
gagasan yang dikenal dalam bahasa sumber.
yang merupakan konsep general dari
Di sisi lain, dalam budaya bahasa sasaran
representasi tekstual linguistik demand.
(Indonesia), kata demand dipadankan
Berdasarkan pemaparan di atas,
dengan representasi tekstual linguistik
dapat diindikasikan bahwa representasi
permintaan yang secara tidak langsung
semantis demand-dalam bahasa Inggris
telah mengalami proses adaptasi melalui
yang secara literal memiliki arti tuntutan
unsur budaya bahasa Indonesia. Dalam hal
merupakan konsep spesifik bahasa sumber
ini, unsur budaya yang diadaptasi adalah
yang dipadankan menjadi permintaanyang
sudut pandang yang berbeda sebagaimana
merupakan konsep generik bahasa sasaran.
diindikasikan oleh padanannya.
Secara singkat, dapat dikatakan bahwa strategi
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
644
Bahasa Sasaran
Representasi Semantis
Wasiatnya, meski begitu, Banish
=
terbuang
membuat dia terbuang dari mencoretnya
sebagai
semua tanah keluarga
penerima waris.
Representasi
Semantis
Data
Almost every entrepreneur Hampir seluruh pengusaha Entrepreneur
=
4
consider that the need of skill menganggap bahwa kebutuhan Wirausahawan
is increasing
keterampilan akan meningkat
Bahasa Sumber
Bahasa Sasaran
645
DAFTAR PUSTAKA
Baker, Mona. 1992. In Other Words: A Coursebook on Translation. London: Routledge.
Bourdieu, P.. 1990. The Logic of Practice (R. Nice, Trans.). Stanford: Stanford University Press
(Original work Le sens pratique, published 1980 Paris: Minuit).
Durdureanu, Ioana Irina. 2011. Translation of Cultural Terms: Possible or Impossible?.
Journal of Linguistic and Intercultural Education,1(4): 5163.
House, Juliane. 1977. A Model for Translation Quality Assessment. Tubingen: Gunter Narr.
Larson, Mildred L.. 1984. Meaning-based Translation: A Guide to Cross-language Equivalence.
USA: University Press of America.
Leonardi, Vanessa. 2000. Equivalence in Translation: Between Myth and Reality. Translation
Journal, 4(4).
Newmark, Peter. 1988. Textbook of Translation. Oxford: Pergamon Press.
Nida, Eugene A., dan C.R. Taber. 1982. The Theory and Practice of Translation. Leiden: E.J.
Brill
Torop. Peeter. 2002. Translation as Translating as Culture. Sign Systems Studies, 30(2).
646
Toury, Gideon. 2012. Descriptive Translation Studies and Beyond. Edisi Revisi. Amsterdam:
John Benjamin Publishing Company.
Venuti, L.. 1991. Translation as a Social Process, or The Violence of Translation. Paper
presentend at Conference, Humanistic Dilemmas: Translation in the Humanities and
Social Sciences, 2628 September 1991, at SUNY Binghamton, NY.
647
ABSTRACT
This study aims to improve understanding of student learning about sentence structure. The
study lasted for three months, ie from February to April 2015. The method used is classroom
action research, which consists of two cycles. The subjects were students of class VIII/4 MTsN
Delima number of 32 students. Data analysis technique using a comparative descriptive analysis
by comparing the initial conditions with the results achieved in each cycle and qualitative
descriptive analysis comparing the results of observations with observations and reflections
on the first cycle and the cycle 2. Through the approach of cooperative learning methods
Jigsaw basic competence explain about the sentence structure intentionally distributed the
teacher to be read by a number of students. At the final stage of the second cycle is known to
have an increase in the average grade 25.66%, from an average of initial conditions test 60
to 75. While the mastery learning students at the end of the second cycle has reached 92%,
with an increasing percentage of the first cycle of 28 , 41% when compared to pre cycle which
only reached 27%. The results of observations conducted by researchers through non test
technique also shows students reading activity further increased when compared between
cycle I and cycle II with pre cycle. Thus, most of the students of class VIII/4 MTsN Delima
has been increased understanding of the learning material about sentence structure Arabic
lessons.
Keywords: cooperative, jigsaw, sentence structure
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa tentang kalimat
berstruktur. Penelitian berlangsung selama tiga bulan, yaitu FebruariApril 2015. Metode
yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri atas dua siklus. Subjek
penelitian adalah siswa kelas VIII/4 MTsN Delima sejumlah 32 siswa. Adapun teknik analisis
data menggunakan analisis deskriptif komparatif dengan cara membandingkan kondisi awal
dengan hasil yang telah dicapai pada setiap siklus dan analisis deskriptif kualitatif hasil
observasi dengan membandingkan hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus 2.
Melalui pendekatan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada kompetensi dasar
menjelaskan tentang kalimat berstruktur secara sengaja dibagikan guru untuk dibaca oleh
sejumlah siswa. Pada tahap akhir siklus II diketahui telah terjadi peningkatan rata-rata kelas
25,66%, yaitu dari rata-rata tes kondisi awal 60 menjadi 75. Sedangkan ketuntasan belajar siswa
pada akhir siklus II telah mencapai 92% dengan persentase peningkatan dari siklus I sebesar
28,41% jika dibandingkan dengan prasiklus yang hanya mencapai 27%. Hasil pengamatan
yang dilakukan peneliti melalui teknik nontes juga menunjukkan aktivitas membaca siswa lebih
meningkat jika dibandingkan anatara siklus I dan siklus II dengan prasiklus. Dengan demikian,
sebagian besar siswa kelas VIII/4 MTsN Delima telah mengalami peningkatan pemahaman
belajar materi tentang kalimat berstruktur pelajaran Bahasa Arab.
Kata kunci: kooperatif, jigsaw, kalimat berstruktur
PENDAHULUAN
MTsN Delima, Kabupaten Pidie
merupakan suatu lembaga pendidikan
agama yang bernaung di bawah Kementerian
Agama, yang mengajarkan mata pelajaran
648
Kemampuan
Belajar
649
650
Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
85100
7584
6574
5564
<54
Kategori
Penilaian
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
kurang
Keterangan
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
651
No
Hasil
Lambang
Angka
Hasil
Evaluasi
Arti
Lambang
1.
2.
3.
4.
5.
85-100
75-84
65-74
55-64
<54
A
B
C
D
E
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat
Kurang
Jumlah
2. Pembahasan
b. Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I
terlihat sangat berbeda dari prasiklus,
di mana sudah terjadi interaksi antara
siswa dan juga adanya komunikasi dan
penggalian materi secara bersamasama. Siswa terlihat lebih cair dalam
suasana belajarnya dan merasa tidak
kaku. Selain itu, siswa terlihat lebih aktif
dalam bertanya dan mencari jawaban
dari tugas yang diberikan oleh guru
bersama dengan teman-temannya.
Walaupun masih ada sebagian kecil
siswa yang kurang terlibat dalam proses
pembelajaran ini, tapi secara umum
sudah terlihat perbedaan yang sangat
jelas daripada suasana pembelajaran
pada prasiklus.
Hasil belajar siswa pada siklus I
juga sangat berbeda dari prasiklus, baik
dari perolehan nilai yang didapat dan
juga ketuntasan hasil belajar siswa,
serta peningkatan nilai rata-rata yang
diperoleh. Dari jumlah 32 siswa di kelas
VIII/4 MTsN Delima, Kabupaten Pidie, 31
siswa telah menuntaskan hasil belajarnya
dengan nilai rata-rata sebesar 70,4 dari
sebelumnya sebesar 6,23. Persentase
peningkatan nilai rata-rata dari prasiklus
dan siklus I adalah sebesar 13,0%.
Selain itu, pada siklus I sudah ada siswa
652
Pratindakan
Model
Siklus I
Model
Siklus II
14
14
4
3
14
15
-
4
12
15
1
-
32
32
32
DAFTAR PUSTAKA
Anita. 2010. Penggunaan Metode Kooperatif.. Jakarta: Inna Publikatama.
Departemen of Education. 2001. Aplication of Cooperative Learning Methode. Dipublikasikan
oleh Yale Univeristy, dimuat dalam Jurnal Nasional Pendidikan, Jakarta.
Djamarah, Saiful Bahri. 1992. Proses Interaksi Belajar antara Guru dan Siswa. Jakarta: PT
Bina Aksara.
Djamarah, Saiful dan Aswin Zain. 1996. Banyak Manfaat Penggunaan Metode Cooperative
Learning. Surakarta: Nuansa Press.
Madjid, Abdul. 2010. Hakikat Pengertian Pembelajaran Quran Hadist. Jakarta: Erlangga.
Purwanto. 2003.Hakikat Pembelajaran Quran Hadist. Jakarta: Rineka Cipta.
653
ABSTRACT
This research reveals about whether and to what extent the optimizing of Clustering can improve
students thinking skill in reading comprehension;and the difficulties of the implementation of
Clustering to improve students thinking skill in reading comprehension. The research findings
show that Clustering can improve students thinking skill in reading comprehension such as: (1)
the mean score of the students thinking skill was increased from 80,7 to 96,6 and all of students
scores were above the passing grade; (2) the total of students right answer of each thinking
skill indicator was increased such as: part-whole relation from 192 to 228, conclusion from 131
to 192, similarities from 172 to 200 and differences from 181 to 203; (3) in the implementation
of Clustering, the students got some difficulties such as: the students were confused when
they cannot find supporting statements in all of their articles, they were confused to choose the
key words or shorten the sentences for the Clustering, and they were confused to put the key
words in Clustering, It was needed 2 meeting to do all the Clustering process that means the
Clustering technique is time consuming.
Keywords:clustering, thinking skill, reading comprehension, action research.
INTRODUCTION
Reading is one of the important skill
that should be acquired in language teaching
learning. Reading leads another subjects
or materials in language teaching learning
process. Without reading the material
first, students are not able to study about
another subjects material. It is difficult for
the students to understand and to process
the information related to subject material
that they learnt without read it first. As Hyde
(2006: 5) defines that reading is a thinking
process of understanding the meaning of
written language that need a connection
between the readers experiences and prior
knowledge.
From the elaboration above, it is
obvious that reading is important for students.
However, there are many students neglect
this activity. Usually they read when they are
assigned by their teachers, or they read only
654
655
656
x
x
N
y
y
N
in which:
x = means of pre thinking skill test scores
y = means of post thinking skill test scores
N = the number of students
In analyzing the qualitative data, I used
interactive model As Huberman and Miles
(in Berg, 2009: 53), data analysis can
be defined as consisting of three concurrent
flows of action: data reduction, data display,
and conclusion and verification.
a. Data Reduction
This step is needed when I classify the
data. In classifying the data, I needed
to reduce unused data of the analyzed
subject to find the valid data to be shown
in the data display. Data reduction is
used in interview result where I only
put the important conversation that can
support the data of this research.
b. Data Display
After doing the data reduction step,
the researcher did the data displaying
process that classify the similar useful
data into one category to be displayed
in order to give clear and structuring
description about the research. The field
notes, diary, the test data, interview data
and documentation data related to the
participants activity was displayed.
657
658
REFERENCES
Farrell, Thomas S.C.. 2012. Reflecting on Teaching the Four Skills: 60 Strategies for
Professional Development. Available on: http://www.press.umich.edu/titleDetailDesc.
do?id=4745438. Accesed on March 2015.
Hyde, Arthur. 2006. Comprehending Math: Adapting Reading Strategies to Teach Mathematics,
K-6. Portsmouth, NH: Heinemann.
Mickulecky, Beatrice S. and Jeffries, Linda. 1986. Reading Power.USA: Addison-Wesley
Publishing Company.
______. 1997. Basic Reading Power.New York: Addison Wesley Longman.
Mills, G.E.. 2000. Action Research: A Guide for the Teacher Researcher. New Jersey: Prentice
Hall.
Nuttall, Christine. 1982. Teaching Reading Skills in a Foreign Language. London: Heinemann
Educational Book.
Richards, J.C. & T. Rodgers. 2001. Approaches and Methods in Language Teaching.
Cambridge: Cambridge University Press.
659
ABSTRACT
This study aims to improve the understanding of student learning, especially in classes
IX-3 on a science lesson on the different systems in the human life of the human excretory
system materials. The study lasted for three months, ie September-November 2015. This
research method is classroom action research (CAR) consisting of two cycles. The subjects
were students of class IX-3 MTsN Delima Pidie District 2014/2015 school year as many as
26 students. The data analysis technique used is comparative descriptive analysis, means
comparing the initial conditions with the results that have been achieved in each cycle, and
a qualitative descriptive analysis of the results of observations by comparing the results of
observation and reflection on the first cycle and 2. Using Jigsaw type of cooperative methods
can improve understanding of science students learn about the various systems of the human
life, material human excretory system, then at the final stage of the second cycle is known to
have an increase in the average grade 24.66%, from an average of initial conditions test 60
to 75. While the mastery learning students at the end of the second cycle was 92%, with an
increasing percentage of the first cycle of 34.61% compared with pre cycle which only reached
24.13%. Observations non test also showed increased activity more students in the first cycle
and the second cycle when compared to pre cycle. Thus, most of the students of class IX-3
has improved learning outcomes.
Keywords: learning, cooperative, jigsaw, excretory system
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman belajar siswa, terutama pada kelas
IX-3 terhadap pelajaran IPA tentang berbagai sistem dalam kehidupan manusia materi sistem
ekskresi manusia. Penelitian berlangsung selama tiga bulan, yaitu September-November
2015. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas dua siklus.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX-3 MTsN Delima Kab. Pidie tahun ajaran 2014/2015
sebanyak 26 siswa. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif komparatif,
artinya membandingkan kondisi awal dengan hasil-hasil yang telah dicapai pada setiap siklus,
dan analisis deskriptif kualitatif hasil observasi dengan membandingkan hasil observasi dan
refleksi pada siklus I dan 2. Penggunaan metode kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan
pemahaman belajar IPA siswa tentang berbagai sistem dalam kehidupan manusia, materi
sistem ekskresi manusia, kemudian pada tahap akhir siklus II diketahui telah terjadi peningkatan
rata-rata kelas 24,66%, yaitu dari rata-rata tes kondisi awal 60 menjadi 75. Sedangkan
ketuntasan belajar siswa pada akhir siklus II mencapai 92%, dengan persentase peningkatan
dari siklus I sebesar 34,61% dibandingkan dengan prasiklus yang hanya mencapai 24,13%.
Hasil pengamatan nontes juga menunjukkan aktivitas siswa lebih meningkat pada siklus I dan
siklus II jika dibandingkan dengan prasiklus. Dengan demikian, sebagian besar siswa kelas
IX-3 telah mengalami peningkatan hasil belajar.
Kata kunci: pembelajaran, kooperatif, jigsaw, sistem ekskresi
PENDAHULUAN
Realitas selama ini kegiatan belajar
mengajar (PBM) masih didominasi oleh
guru, yaitu hanya bertumpu pada kegiatan
660
4. Memahami
Berbagai
Kehidupan Manusia
Sistem
661
Metode
662
Siklus II
1. Perencanaan (planning), terdiri atas
kegiatan:
a. penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP),
b. menyiapkan skenario pembelajaran.
2. Pelaksanaan (acting), terdiri atas
kegiatan:
a. pelaksanaan program pembelajaran
dilaksanakan sesuai dengan jadwal,
b. proses
pembelajaran
dengan
menerapkan pembelajaran dengan
menggunakan metode kooperatif
tipe Jigsaw kompetensi dasar
mendeskripsikan mengenai sistem
ekskresi manusia serta korelasinya
dengan kesehatan manusia.
c. siswa
menerapkan
strategi
pembelajaran dengan menggunakan
metode kooperatif tipe Jigsaw,
kemudian diikuti kegiatan kuis:
1) mengadakan
observasi
tentang pelaksanaan proses
pembelajaran,
2) mengadakan tes tertulis,
3) penilaian hasil tes tertulis.
d. pengamatan
(observing),
yaitu
mengamati proses pembelajaran
dan menilai hasil tes serta hasil
praktik sehingga diketahui hasilnya,
e. refleksi
(reflecting),
yaitu
menyimpulkan pelaksanaan hasil
tindakan yang telah diterapkan pada
siklus II.
Dalam penelitian ini, pengumpulan
data menggunakan teknik tes dan nontes.
Alat pengumpulan data dalam penelitian
tindakan ini, meliputi:
1. tes tertulis, terdiri atas 5 butir soal,
2. nontes, meliputi: lembar observasi dan
dokumen.
Validasi data penelitian ini terdiri
dari validasi hasil belajar dan proses
pembelajaran.
Validasi
hasil
belajar
663
Hasil (Angka)
664
Jumlah Siswa
11
12
3
26
Persen
%
42,30%
46,15%
11,53%
100%
(RPP).
Masing-masing
RPP diberikan kesempatan
dengan ketentuan alokasi
waktu sebanyak 3 x 40 menit
(2 x pertemuan), artinya
setiap RPP disampaikan
dalam 1 kali tatap muka.
Dengan demikian, selama
pelaksanaan siklus I terjadi
dua kali tatap muka (Silabus
dan RPP dilampirkan).
b) penyiapan
skenario
pembelajaran,
Penentuan
metode
pendekatan
konstektual
sebanyak 4 siswa yang
terpilih dan pembentukan
kelompok-kelompok
kecil
sebanyak
4
kelompok
665
Hasil (Angka)
4) Refleksi
Nilai rata-rata kelas meningkat
dari 6,23 kemudian menjadi
7,03.
c. Deskripsi Hasil Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pada
pelaksanaan
siklus
I,
maka
memasuki
tahap
pelaksanaan
tindakan pada siklus II, dapat
dideskripsikan tindakan sebagai
berikut:
1) Perencanaan Tindakan
Perencanaan (planning), terdiri
atas kegiatan:
a) Penyusunan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Masing-masing
RPP
diberikan
kesempatan
dengan
alokasi
waktu
sebanyak 3 x 40 menit, artinya
setiap RPP disampaikan
dalam 1 kali tatap muka.
Dengan demikian, selama
siklus I terjadi 2 kali tatap
muka (Silabus dan RPP
dilampirkan).
b) Penyiapan
Skenario
Pembelajaran
Penentuan tutor sebaya
sebanyak 4 siswa yang
terpilih dan pembentukan
kelompok-kelompok kecil
sebanyak
666
kelompok,
Jumlah Siswa
Persen %
5
4
12
5
26
19,23%
15,38%
46,15%
18,23%
99,99%
terdiri
a) pelaksanaan
program
pembelajaran
sesuai
dengan jadwal,
b) proses
pembelajaran
dengan
menerapkan
pembelajaran
dengan
menggunakan pendekatan
metode
kooperatif
tipe
Jigsaw pada kompetensi
dasar mengenai sistem
ekskresi manusia serta
korelasinya
dengan
kesehatan manusia,
c) secara klasikal, menjelaskan
strategi dalam pembelajaran
dengan
menggunakan
pendekatan
metode
kooperatif
type
jigsaw
pada kompetensi dasar
mengenai sistem ekskresi
manusia serta korelasinya
dengan kesehatan manusia,
dilengkapi dengan lembar
kerja siswa,
d) memodelkan strategi dan
langkah-langkah
model
pembelajaran
dengan
menggunakan pendekatan
metode
kooperatif
tipe
Jigsaw,
e) mengadakan observasi.
(1) Observasi
proses
pembelajaran
Observasi dilaksanakan
pada
keseluruhan
kegiatan tatap muka,
dalam hal ini observasi
dilakukan oleh 2 (dua)
orang observer, yaitu
guru bidang studi dan
guru
kelas
(teman
sejawat)
di
MTsN
Delima,
Kabupaten
Pidie.
Observasi dilaksanakan
untuk
mengetahui
secara detail mengenai
keaktifan, kerja sama,
kecepatan,
dan
ketepatan siswa dalam
memahami
materi
dengan menggunakan
pendekatan
metode
kooperatif tipe Jigsaw
pada
kompetensi
dasar mengenai sistem
ekskresi manusia serta
korelasinya
dengan
kesehatan
manusia.
Hasil
observasi
digunakan
sebagai
bahan kajian dan refleksi
untuk
merencanakan
rencana tindakan.
(2) Observasi
hasil
pembelajaran
(a) mengadakan
tes
tertulis,
(b) penilaian hasil tes
tertulis.
3) Hasil
Pengamatan
Penelitian Tindakan
dalam
Hasil
(Angka)
1.
2.
3.
4.
5.
85-100
75-84
65-74
55-64
<54
Hasil
(Huruf)
Arti Lambang
A
Sangat Baik
B
Baik
C
Cukup
D
Kurang
E
Sangat Kurang
Jumlah
(Sumber: Tabulasi data bulan per November 2015)
Hasil pemaparan tabel di
atas memperlihatkan perolehan
nilai hasil tes siklus II, sebanyak
6 siswa (23,07%) mendapatkan
nilai A artinya (sangat baik), 10
siswa (38,46%) mendapatkan
nilai B artinya (baik), 9 siswa
Jumlah
Siswa
Persen
%
6
10
9
1
26
23,07%
38,46%
34,61%
3,84%
99,99%
667
4) Refleksi
Hal ini terlihat dari peningkatan
nilai rata-rata yang didapatkan
oleh siswa, yaitu pada siklus I
sebesar 7,03 dan meningkat
pada siklus II sebesar 7,4
dengan perolehan nilai yang
bervariasi.
2. Pembahasan
a. Siklus I
Walaupun masih ada sebagian kecil
siswa yang kurang begitu terlibat dalam
proses pembelajaran ini, tapi secara umum
sudah terlihat perbedaan yang sangat jelas
daripada suasana pembelajaran pada
prasiklus.
Dari jumlah 20 siswa di kelas IXB, 19
siswa sudah menuntaskan hasil belajarnya
dengan nilai rata-rata sebesar 70,4 dari
sebelumnya sebesar 6,23. Persentase
peningkatan nilai rata-rata dari prasiklus
dan siklus I adalah sebesar 13,0%. Selain
itu, pada siklus I sudah ada siswa yang
mendapatkan nilai A (sangat baik) sebanyak
3 siswa (15%).
b. Siklus II
Hasil belajar pada siklus II lebih
meningkat jika dibandingkan dengan siklus
I. Peningkatan tersebut terlihat jelas pada
perolehan nilai dan juga nilai rata-rata, yaitu
dari sebelumnya 70,4 menjadi 7,4 di siklus
II. Sementara itu, jumlah siswa yang tuntas
pada siklus I sebesar 80% dan pada siklus II
sebesar 92% dengan memperoleh persentase
peningkatan nilai rata-rata adalah sebesar
5,11%. Secara keseluruhan, penggunaan
model pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan metode kooperatif tipe Jigsaw
pada kompetensi dasar mengenai sistem
668
DAFTAR PUSTAKA
Anita. 2008. Definisi Pendekatan Pembelajaran Metode Kooperatif Learning. Surakarta: PT
Nuansa Press.
Arikunto, Suharsimi. 1992. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.
Ganawati, Dewi. 2008. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA): Terpadu dan Konstektual
Learning IX SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Journal of Sciences. 2015. The Sistem Reproduction of Human. Dipublikasikan oleh Yale
Univeristy, dimuat dalam Jurnal Nasional Pendidikan, Jakarta.
Martowijoyo, Soewardi. 1994. Studi tentang Pengaruh Pengajaran Tutorial Sebaya pada
Pokok Ilmu Pengetahuan Alam di Klasifikasikan Tumbuhan. Malang: tp.
Muntasir, M. Saleh. 1995. Pengajaran Terprogram. Jakarta: CV Rajawali.
Poerwadarminta, W.J.S.. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia.
Roetiyah, N.K.. 1992. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: PT Bina Aksara.
Sudjana, Nana. 2011. Hakikat dan Pengertian Hasil Belajar. Surakarta: PT Nuansa Press.
Surakhmad, Winarno. 1992. Pengantar Penelitian Ilmiah Pendidikan. Bandung: PT Hadinata.
US Departement of Educational. 2001. Pendekatan Metode Konstektual. New York: Harvard
Press.
Wariyono, Sukis. 2008. Mari Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Sekitar 3: Panduan Belajar IPA
Terpadu untuk Kelas IX SMP/ MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
669
PETUNJUK PENULISAN
1. Naskah berupa artikel penelitian dan artikel pemikiran konsep yang bertemakan pendidikan
2. Naskah belum pernah dipublikasikan di media lain, ditulis dalam bahasa Indonesia/Inggris,
diketik spasi 1,5 kecuali abstrak 1 spasi dalam bahasa Inggris pada kertas A4, Font Times
New Roman jumlah halaman 15-20.
3. Artikel diserahkan paling lambat dua bulan sebelum diterbitkan. Artikel dapat dikirim via
email ke bpsdm.bj@gmail.com
4. Artikel hasil penelitian
Judul di tengah halaman, huruf kapital dan diikuti 2) untuk catatan kaki status penulis
(mis:1) artikel penelitian)
Nama penulis lengkap, tanpa gelar
Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia kurang lebih sampai 50-70
kata. Keyword ditulis dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia maksimal 15 deskriptor.
Pendahuluan (tanpa subjudul, meliputi latar belakang, masalah/penelitian, dan sedikit
kajian teori)
Metode Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Simpulan dan Saran
Daftar Pustaka (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja)
5. Artikel pemikiran konseptual.
Judul
Nama Penulis
Alamat Korespondensi, E-mail, dan Hp.
Abstrak dalam Bahasa Indonesia dan Inggris
Keyword
Pendahuluan (tanpa subjudul)
Subjudul (sebanyak kebutuhan)
Simpulan dan Saran
Daftar Pustaka
6. Daftar Pustaka yang ditulis hanya pustaka yang dikutip dan diurutkan secara alfabetis dan
kronologis.
Contoh: Kridalaksana, Harimurti. 1994. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
7. Setiap naskah yang masuk dikaji oleh Tim Penyunting Ahli sesuai dengan kepakarannya.
Jika diterima, naskah dapat diubah oleh tim penyunting tanpa mengubah esensi isinya.
8. Kepastian penerimaan atau penolakan artikel akan diberitahukan secara tertulis/lewat
e- mail. Penulis yang artikelnya dimuat akan mendapat nomor bukti penerbitan. Artikel
yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis.
9. Melampirkan biodata penulis yang dibuat secara naratif maksimal 100 kata. memuat
nama lengkap dan gelar, tempat dan tanggal lahir, jabatan/golongan/pekerjaan dan tempat
kerja, hasil penelitian dan publikasi ilmiah 3 tahun terakhir, dan alamat korespondensi
lengkap dengan telp/fax/email.
670