Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TATA KELOLA PEMERINTAHAN

“Manajemen Pemerintahan di Indonesia”

Dosen Pengajar: Dr. H. Rahyunir Rauf, M.Si.

Oleh :

Jumiyanti Syafitri

177310351

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2020
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. sholawat dan salam selalu tercurahkan
kepadabaginda Rasulullah SAW, berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis mampu
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas Mata Kuliah Tata Kelola Pemerintahan.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun


penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan dari dosen, orang tua, teman-teman mahasiswa, dan sahabat yang
dengan ikhlas membantu sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi bisa teratasi. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca pada umumnya, khususnya kepada penulis dan para mahasiswa Universitas
Islam Riau.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Untuk itu, kepada dosen pembimbing kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah kami di masa yang akan datang, dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun
dari para pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Pekanbaru, 9 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................................4
2.1 Manajemen.............................................................................................................................4
2.2 Pemerintah.............................................................................................................................5
2.3 Manajemen Pemerintahan......................................................................................................6
2.3 Manajamen Pemerintahan di Indonesia.................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang berbentuk republik, dimana dalam
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahannya di landasi dengan beberapa asas yaitu asas
desentralisasi, asas dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Beberapa asas tersebut menyebabkan
peran pemerintahan sebagai instrumen penyelenggaraan bernegara dalam menjalankan fungsi
alokasi, regulasi dan stabilisasi sumber daya nasional dapat terlaksana sampai ke tingkat
pemerintahan yang terendah. Sebagai penganut asas desentralisasi tentunya akan melahirkan
makna otonom, dengan substansi penyerahan kewenangan yang akan dilakukan oleh pemerintah
daerah sebagai pelaksana pemerintahan didaerah. Selanjutnya, dikenal juga asas dekonsentrasi
yang mempunyai substansi berbeda yaitu penugasan dari pemerintah pusat. Makna dari
penugasan atau kewenangan yang diserahkan, dilimpahkan dan ditugaskan sifatnya untuk
mengatur dan mengurus pelaksanaan pemerintahan atas nama pemerintah pusat di daerah.
Pada prinsipnya kekuasan Negara Indonesia didalam struktur pemerintahannya dibagi
menjadi tiga kekuasaan besar yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Hal ini yang biasa disebut
dengan trias politica yaitu teori yang dikemukakan oleh Montesque. Pada kenyataannya,
Indonesia tidak menganut teori ini secara keseluruhan hal ini dikarenakan selain tiga pembagian
kekuasaan tersebut, terdapat kekuasaan lain yaitu kekuasaan audit yang dilakukan oleh BPK dan
fungsi konstitusional yang dilakukan oleh MPR.
Era Reformasi saat ini telah menghantarkan bangsa Indonesia kepada perubahan-
perubahan yang mengandung tantangan dan kendala baik itu di sektor ekonomi, politik, budaya
dan sosial. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang
informasi dan telekomunikasi, mengakibatkan setiap sektor terkait dengan perkembangan
internasional. Seperti dengan pesatnya informasi akan membuat batas-batas wilayah Negara
tidak lagi bersifat absolut, dan juga pengaruh dunia luar dibidang politik ekonomi dan sosial
budaya yang mudah masuk kedalam suatu wilayah Negara akan membawa permasalahan baru
bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu diperlukan kemampuan pemerintah dalam memanfaatkan
peluang yang ada dengan setepat-tepatnya terutama dalam meningkatkan sumber daya manusia.
Peranan Pemerintah tentunya akan bergeser dalam artian bahwa pemerintah tidak lagi secara
dominan melaksanakan sendiri dalam pembangunan bangsa, tetapi perannya akan lebih banyak

1
dalam menciptakan iklim yang kondusif yang mampu mendorong kemandirian dan otokreativitas
masyarakat dalam pembangunan bangsa. Wujud seperti ini yang dikehendaki dalam Good
governance dimana pemerintahan dijalankan dengan mengikuti prinsip-prinsip pengelolaan yang
baik, seperti transparansi, akuntabilitas, partisipasi, keadilan, dan kemandirian, sehingga sumber
daya negara yang berada dalam pengelolaan pemerintah benar-benar mencapai tujuan sebesar-
besarnya untuk kemakmuran dan kemajuan rakyat dan negara. Penerapan prinsip-prinsip good
governance dalam penyelenggaraan negara tak lepas dari masalah akuntabilitas dan tranparansi
dalam pengelolaan keuangan negara, karena aspek keuangan negara menduduki posisi strategis
dalam proses pembangunan bangsa, baik dari segi sifat, jumlah maupun pengaruhnya terhadap
kemajuan, ketahanan, dan kestabilan perekonomian bangsa.
Untuk mewujudkan amanat tersebut dalam hal pelaksanaan tugas pemerintahan umum
dan pembangunan ditingkat Pusat maupun Daerah, penerapan manajemen yang efektif dan
efisien mutlak diperlukan sebagai langkah pendayagunaan aparatur Negara maupun dalam
meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan. Di Negara-negara yang berkembang
termasuk Indonesia, sangat memerlukan adanya kemantapan manajemen organisasi dan
administrasi yang dalam banyak hal ditentukan oleh peran birokrasi pemerintahan terutamanya
dalam hal intervensi dalam pembuatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, akibat dari
mekanisme pasar yang belum bisa berfungsi secara optimal untuk memenuhi harapan
masyarakat secara keseluruhan sebagai suatu konsekuensi baik ekonomi dan sektor swasta yang
masih lemah. Rekrutmen elit politik pemerintahan dan aparat pelaksana dalam pembuatan
rancangan dan pelaksanaan pembangunan harus mampu memenuhi harapan para konstituennya.
Karena itu kepemimpinan dan pendistribusian kekuasaan haruslah berjalan efektif.
Sebagaimana diketahui fungsi manajemen dalam beberapa literature terdapat beberapa
fungsi yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengawasan (controlling),
dan pengarahan (actuating). Good Governance mensyaratkan adanya pengawasan yang
dilakukan secara internal yang dilakukan oleh unit pengawasan yang berada di bawah lingkup
organisasi pemerintahan yang bersangkutan dan pengawasan eksternal yang dilakukan oleh unit
pengawasan di luar organisasi pemerintahan yang bersangkutan. Manajemen nasional yang
dijalankan merupakan mekanisme dalam penyelenggaraan Negara dan pemerintahan merupakan
salah satu faktor dominan yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan Negara agar
memperlancar sasaran tujuan nasional. Untuk itu dalam makalah ini penulis akan membahas

2
untuk mengetahui bagaimana manajemen pemerintahan di Indonesia baik itu ditingkat pusat
maupun didaerah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan yang di kemukakan dalam latar belakang diatas, maka penulis
merumuskan permasalahan yaitu:

1. Apa pengertian manajemen, pemerintah, dan manajemen pemerintahan?


2. Bagaimana manajemen pemerintahan yang ada di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa pengertian manajemen, pemerintahan, dan manajemen
pemerintahan?
2. Untuk mengetahui bagaimana manajemen pemerintahan yang ada di Indonesia?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manajemen
Secara etimologi, manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu management yang berasal
dari kata kerja to manage berarti kontrol. Dalam bahasa Indonesia manajemen dapat diartikan:
mengendalikan, menangani, atau mengelola. Menurut Ndraha dalam bukunya Kybernology (Ilmu
Pemerintahan Baru) I disebutkan bahwa istilah manajemen datang dari bahasa Inggris
management. Istilah ini terbentuk dari akar kata manus, tangan, yang berkaitan dengan kata
menagerie yang berarti beternak. Menagarie juga berarti sekumpulan binatang liar yang
dikendalikan di dalam pagar. Kata manus berkaitan dengan kata manage yang berasal dari
bahasa Latin mansionaticum yang berarti pengelolaan rumah besar. Manajemen mempelajari
bagaimana menciptakan effectiveness usaha (doing right things) secara efficient (doing things
right) dan produktif, melalui fungsi dan siklus tertentu, dalam rangka mencapai tujuan
organisasional yang telah ditetapkan (Ndraha, 2011: 159).
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan
untuk mencapai tujuan. Menurut G.R. Terry dalam bukunya Prinsip-Prinsip Manajemen (2013:
17-18) mengenai fungsi-fungsi manajemen :
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk
mencapai tujuan yang digariskan, planning mencakup kegiatan pengambilan keputusan, karena
termasuk pemilihan alternatif-alternatif keputusan.
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
Organizing mencakup : (a) membagi komponen-komponen kegiatan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan ke dalam kelompok-kelompok, (b) membagi tugas kepada seorang
manajer untuk mengadakan pengelompokan tersebut dan (c) menetapkan wewenang di antara
kelompok atau unit-unit organisasi.

4
3. Fungsi Penggerakan (Actuating)
Actuating mencakup kegiatan yang dilakukan oleh seorang manager untuk mengawali
dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar
tujuan-tujuan dapat tercapai.
4. Fungsi Pengawasan (Controlling)
Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan
dilaksanakan sesuai rencana. Pelaksanaan kegiatan dievaluasi dan penyimpangan-penyimpangan
yang tidak diinginkan diperbaiki supaya tujuan-tujuan dapat tercapai dengan baik.

2.2 Pemerintah
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan manusia lain untuk bekerja sama dalam
memenuhi segala kebutuhan hidupnya, termasuk keamanan, kenyamanan, keselamatan, dan
kesejahteraan. Dalam bekerja sama inilah manusia membutuhkan suatu wadah tertentu tempat
manusia bekerja sama. Manusia bersatu dalam suatu tatanan bermasyarakat yang biasa dikenal
dengan istilah “Negara”.
Berkaitan dengan hal tersebut dalam menjalankan Negara, Halim (2007:34)
mengemukakan bahwa untuk menjalankan sebuah negara agar dapat mencapai ketentraman,
kesejahteraan, dan kesentosaan bersama diperlukan penguasa yang mengatur dan mengelola
segenap sumber daya untuk mencapai tujuan suatu negara. Penguasa dalam terminologi ilmu
negara, ilmu politik, ilmu administrasi biasanya dengan istilah pemerintah. Sedangkan kegiatan
pemerintah dalam menjalankan kekuasaan negara disebut dengan istilah pemerintahan.
Selanjutnya tidak jauh berbeda dengan makna dari pengertian pemerintah di atas, Halim
(2007:34) mendefinisikan pemerintah pada dasarnya adalah sekelompok orang yang diberi
kekuasaan legal oleh masyarakat setempat untuk melaksanakan pengaturan atas interaksi yang
terjadi dalam pergaulan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan hidup sehari-hari,
sehingga interaksi tersebut dapat berjalan secara harmonis. Sedangkan menurut Taliziduhu
Ndraha (2011:6) pengertian pemerintah adalah organ yang berwenang memproses pelayanan
publik dan berkewajiban memproses pelayanan civil bagi setiap orang melalui hubungan
pemerintahan pada saat yang diperlukan, sesuai dengan tuntutan (harapan) yang diperintah.
Dalam hubungan itu bahkan warga negara asing atau siapa saja yang pada suatu saat berada

5
secara sah (legal) di wilayah indonesia, berhak menerima layanan civil tertentu dan pemerintah
wajib melayankannya.

2.3 Manajemen Pemerintahan


Manajemen pemerintahan disebut manajemen publik merupakan suatu upaya pemerintah
dalam pemenuhan kebutuhan publik dengan menggunakan sarana dan prasarana yang tersedia.
Unsur manajemen menjadi unsur penting dalam penyelenggaraan organisasi, baik organisasi
sektor swasta maupun dalam sektor publik seperti organisasi pemerintahan. Menurut Istianto
(2011: 29) Manajemen pemerintahan diartikan pada bagaimana secara organisasional untuk
mengimplementasikan kebijakan publik. Dengan demikian manajemen pemerintahan lebih
terfokus pada alat-alat manajerial, teknis pengetahuan dan keterampilan yang dapat digunakan
untuk mengubah ide-ide dan kebijakan menjadi program tindakan. Dari beberapa penjelasan di
atas, dapat dilihat bahwa di dalam manajemen pemerintahan juga menyoroti proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Fungsi-fungsi manajemen pemerintahan yang dimaksud Taliziduhu Ndraha dalam


bukunya yang berjudul Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru) Jilid 1 (Ndraha, 2011: 160),
antara lain :
1. Perencanaan pemerintahan; dilakukan untuk mengklarifikasi tujuan organisasi dan menyusun
langkah-langkah guna mencapai tujuan (tujuan konkret dan terukur) organisasi.

2. Pengorganisasian sumber-sumber pemerintahan; realisasi (implementasi) langkah-langkah


tersebut memerlukan sumber daya, baik SDA, SDM, maupun SDB. Sebelum digunakan, sumber
daya harus diorganisasikan agar siap pakai.

3. Penggunaan sumber-sumber pemerintahan; dilakukan untuk menggerakkan sumber-sumber


pemerintahan agar mendapatkan hasil-hasil yang sudah ditetapkan.

4. Kontrol pemerintahan; dilakukan untuk menjamin kesesuaian antara target pada perencanaan
dengan hasil yang diperoleh dari penggunaan sumber-sumber pemerintahan tersebut

6
2.3 Manajamen Pemerintahan di Indonesia
Kemampuan menyelenggarakan pemerintahan sangat ditentukan oleh kecakapan
menajerial dari eksponen pemerintahan dan berfungsinya sistem manajemen. Manajemen
pemerintahan dilakukan baik dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di pusat maupun di
daerah. Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, Pemerintah
Pusat merupakan Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara
Republik Indonesia yang di bantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Yang dimaksud
kekuasaan pemerintahan adalah berbagai urusan pemerintahan.

Urusan Pemerintahan yang dimiliki pemerintah pusat terdiri atas urusan pemerintahan
absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum. Urusan pemerintahan
absolut adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat,
sedangkan urusan pemerintahan konkuren merupakan Urusan Pemerintahan yang dibagi antara
Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Dan Urusan pemerintahan
umum adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala
pemerintahan seperti pembinaan wawasan kebangsaan, pembinaan persatuan dan kesatuan
bangsa serta penanganan konflik.

Sedangkan kedua Urusan Pemerintahan terakhir, yakni urusan pemerintah konkuren dan


urusan pemerintah umum dilaksanakan oleh pemerintah daerah atau diberikan kewenangan oleh
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Dan untuk urusan pemerintahan absolut dijalankan
oleh pemerintah pusat namun dalam penyelenggaraan urusan tersebut pemerintah pusat dapat
melaksanakan sendiri atau pun melimpahkan wewenang kepada Instansi Vertikal yang ada di
Daerah atau gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat berdasarkan asas Dekonsentrasi. 
Pemerintah pusat berkewajiban untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Daerah dan Presiden memegang tanggung jawab
akhir atas penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat. 

Untuk itu, dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang telah dilimpahkan oleh
pemerintah pusat maka pemerintah daerah wajib mengikuti manajemen pemerintah daerah yang
telah ditetapkan. Manajemen pemerintah daerah merupakan proses penyelenggaaan pemerintah
yang mencakup perencanaan pemerintah, pengorganisasian atau kelembagaan pemerintah dan

7
penggunaan sumber-sumber daya dan pengawasan penyelenggraan pemerintah pada tataran
pemerintahan Daerah.

 Pemerintah daerah merupakan kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan


Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
otonom. Sedangkan Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Terdapat beberapa system dalam manajemen pemerintahan daerah yaitu:

a. Desentralisasi yaitu melaksanakan semua urusan yang semula adalah kewenangan


pemerintahan pusat menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Dekonsentrasi yaitu menerima pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada
Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat didaerah dan/atau kepada instansi vertikal di
wilayah tertentu untuk dilaksanakan; dan
c. Tugas pembantuan yaitu melaksanakan semua penugasan dari Pemerintah pusat kepada
daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta
dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

Ketiga asas tersebut sebenarnya bertujuan untuk memperjelas hubungan kewenangan


antara pemerintah pusat dan daerah, juga tata hubungan antara lembaga eksekutif daerah dan
lembaga perwakilan daerah. Kekuatan sistem desentralisasi dan otonomi daerah didukung oleh
tiga pilar utamanya yakni;
1. Kemampuan daerah untuk mengatur apa-apa saja yang diwujudkan dalam peraturan daerah
bersama wakil rakyat daerah.
2. Didukung oleh kemampuan daerah menggali sumber pendapatan/keuangan daerah yang bisa
digunakan untuk membiayai pembangunan dan pemerintahan di daerah.
3. Didukung juga oleh sistem manajemen pengelolaan SDM/ kepegawaian daerah yang
profesional dan berkualitas.

Secara umum, aspek-aspek manajemen pemerintahan daerah terdiri dari :

8
1. Perencanaan Pemerintah Daerah
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,
membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat
berjalan. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, rencana dapat berupa rencana informal atau
rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan
tujuan bersama anggota suatu organisasi/lembaga. Sedangkan rencana formal adalah rencana
tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi/lembaga dalam jangka waktu tertentu.
Dalam Undang-Undang nomor 25 tahun 2004 tertulis Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-
rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan
oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah. Proses
Perencanaan teridiri dari:

1. Pendekatan Politik: Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana


pembangunan hasil proses politik (public choice theory of planning), khususnya
penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM/D.
2. Proses Teknokratik: menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga
atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu.
3. Partisipatif: dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders, antara lain melalui
Musrenbang.
4. Proses top-down dan bottom-up: dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan.
Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2004:

1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yaitu satu dokumen rencana resmi
daerah yang dipersyaratkan bagi mengarahkan pembangunan daerah dalam jangka waktu
20 (dua puluh) tahun ke depan

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yaitu satu dokumen rencana
resmi daerah yang dipersyaratkan bagi mengarahkan pembangunan daerah dalam jangka
waktu 5 (lima) tahun ke depan masa pimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih. RPJMD sangat terkait dengan visi dan misi Kepala Daerah Terpilih, maka

9
dokumen RPJMD akan mencerminkan sejauh mana kredibilitas Kepala Daerah Terpilih
dalam memandu, mengarahkan, dan memprogramkan perjalanan kepemimpinannya dan
pembangunan daerahnya dalam masa 5 (lima) tahun ke depan dan
mempertanggungjawabkan hasilnya kepada masyarakat pada akhir masa
kepemimpinannya.

3. Rencana Strategis Satuan Kerjan Perangkat Daerah (RENSTRA SKPD) yaitu satu
dokumen rencana resmi daerah yang dipersyaratkan bagi mengarahkan pelayanan SKPD
khususnya dan pembangunan daerah pada umumnya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun ke
depan masa pimpinan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih.

4. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yaitu satu dokumen rencana resmi daerah yang
dipersyaratkan bagi mengarahkan pembangunan daerah dalam jangka waktu 1 (satu) tahun
ke depan.

5.   Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) yaitu satu dokumen rencana
resmi daerah yang dipersyaratkan bagi mengarahkan program dan kegiatan pelayanan
SKPD khususnya dan pembangunan tahunan daerah pada umumnya.

2. Pengorganisasian Kelembagaan Pemerintah Daerah

Prinsip Pengorganisasian Pemda Pengorganisasian adalah suatu proses pembagian kerja


atau pengaturan kerja bersama dari para anggota suatu organisasi. Dalam pengorganisasian
pemerintahan pada prinsipnya berguna untuk menunjukkan cara-cara tentang upaya
pemberdayaan sumber daya manusia (pegawai) agar dapar bekerja sama dalam suatu sistem
kerja sama dengan harapan dapat mencapai tujuan pemerintah daerah yang telah ditetapkan.
Untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, maka pengorganisasian dapat
dimaknai sebagai berikut:
a. Cara manajemen merancang struktur formal untuk menggunakan yang paling efektif
sumberdaya-sumberdaya keuangan, fisik, bahan baku, dan pegawai.
b. Pengelompokan kegiatan-kegiatan yang diikuti dengan penugasan seseorang pimpinan yang
diberi wewenang untuk mengawasi anggotaanggota kelompok.
c. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas, dan para pegawai.

10
d. Cara pimpinan dalam membagi tugas-tugas lebih lanjut yang harus dilaksanakan pada masing-
masing unit kerja dengan cara mendelegasikan wewenangnya.
Dari petunjuk di atas, secara umum dapat dipahami bahwa fungsi pengorganisasian
dalam penyelenggaraan pemerintahan merupakan proses pembagian kerja atau pengelompokan
tugas-tugas diantara anggota-anggota pemerintah daerah. Maksudnya adalah agar tujuan
pemerintah secara menyeluruh dapat dicapai secara efisien mungkin, yaitu memudahkan dalam
upaya mencapai tujuan dengan konsekuensi pemilihan terhadap pemikiran yang lazim tentang
kemampuan memperbesar hasil kerja dengan modal biaya yang serendah-rendahnya. Menurut
Y.Warella, pengorganisasian mencakup beberapa aspek penting yang menyangkut struktur
organisasi, yaitu:
a. Departementalisasi, yaitu pengelompokan kegiatan sehingga pekerjaan yang serupa dan saling
berkaitan dapat dilakukan bersama.
b. Pembagian kerja, yaitu pemecahan tugas sehingga setiap individu hanya bertanggung jawab
dan melakukan sejumlah kegiatan-kegiatan tertentu saja.
c. Koordinasi, yaitu proses untuk memadukan kegiatan-kegiatan dan sasaran unit-unit organisasi
yang terpisah guna mencapai tujuan bersama secara efisien.
d. Rentangan manajemen, berupa banyaknya jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara
efektif oleh seorang atasan. Dengan adanya pengorganisasian, berarti menunjukkan adanya
pengelompokan tugas atau pekerjaan yang terdiri atas:
e. Pengelompokan atas dasar fungsi, yaitu penyesuaian pekerjaan dengan fungsi tugasnya,
misalnya pekerjaan umum (PU) fungsi tugasnya pembuatan jalan, irigasi, tata bangunan, dan
lain-lain tugas yang termasuk dalam lingkup pekerjaan umum.
f. Pengelompokan atas dasar proses, yaitu proses pengelompokan pekerjaan menjadi kesatuan
kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, misalnya pencarian tambang minyak melalui proses
pencarian sumber, proses pengolahan minyak mentah, dan pemasaran minyak.
g. Pengelompokan atas dasar langganan, yaitu pengelompokan dengan nama organisasi yang
menggambarkan langganan, seperti Persatuan pekerja wanita dan lain-lain.
h. Pengelompokan atas dasar produk, yaitu organisasi yang disusun berdasarkan produk, seperti
Industri kerajinan dengan produk tikar, sulaman tapis, dan lain-lain.
i. Pengelompokan atas dasar daerah ( area, teritorial), yaitu organisasi yang disusun berdasarkan
kedaerahan, misalnya Kopertis dearah bagian barat.

11
j. Berdasarkan perincian ciri pengorganisasian di atas, maka dapat disipulkan bahwa prinsip
pengorganisasian dalam manajemen meliputi eksistensi tujuan, skala hierarkis, kesatuan
perintah, pelimpahan wewenang, bertanggungjawaban, pembagian kerja, rentang pengawasan,
fungsional, pengelompokan tugas, keseimbangan/kesesuaian, fleksibelitas, dan kepemimpinan.

3. Pengarahan sumber-sumber daya Pemerintahan Daerah

Pengarahan dalam Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah


berhubungan dengan usaha member bimbingan, saran, perintah-perintah, agar tugas dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar-benar setuju yang telah ditetapkan semula. Pengarahan
bukan saja agar pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula
berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur lembaga agar efektif tertuju kepada realisasi
tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota pemerintah berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan dan
usaha-usaha pemerintah, dalam hal ini adalah tujuan tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga
pemerintah. Termasuk pengertian dari pengarahan dalam hal ini juga bisa mengarah kepada
fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha member bimbingan, saran, perintah-perintah
atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
Pengarahan bertujuan agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik. Para ahli banyak
berpendapat kalau suatu pengarahan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Karena
merupakan fungsi terpenting maka hendaknya pengarahan ini benar-benar dilakukan dengan baik
oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang baik hendaknya sering memberi masukan-
masukan kepada pegawainya karena hal tersebut dapat menunjang prestasi kerja pegawai.
Seorang pegawai juga layaknya manusia biasa yang senang dengan adanya suatu perhatian dari
yang lain, apabila perhatian tersebut dapat membantu meningkatkan kinerja mereka. Dari
definisi diatas terdapat suatu cara yang tepat untuk digunakan yaitu: Melakukan orientasi tentang
tugas yang akan dilakukan, Memberikan petunjuk umum dan khusus, mempengaruhi anggota,
dan memotivasi. Salah satu alasan pentingnya pelaksanaan fungsi pengarahan dengan cara
memotivasi bawahan adalah:
a) Motivasi secara impalist, yakni pimpinan organisasi berada di tengahtengah para bawahannya
dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan.

12
b) Adanya upaya untuk mensingkronasasikan tujuan organisasi dengan tujuan pribadi dari para
anggota organisasi.
c) Secara eksplisit terlihat bahwa para pelaksana perasional organisasi dalam memberikan jasa-
jasanya memerlukan beberapa perangsang atau insentif.
d) Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang menstimulir tindakantindakan agar betul-
betul dilaksanakan. Oleh karena tindakan-tindakan itu dilakukan oleh orang, maka pengarahan
meliputi pemberian perintahperintah dan motivasi pada personalia yang melaksanakan
perintahperintah tersebut. Pengarahan (leading) adalah untuk membuat atau mendapatkan para
karyawan untuk melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Dikenal sebagai
leading, directing,motivating atau actuating.
Cara-cara pengarahan yang dilakukan dapat berupa :
a. Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi yang perlu supaya
kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
b. Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di bawahnya untuk
melakukan atau mengulangi suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
c. Pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan sebagian dari wewenang yang
dimilikinya kepada bawahannya.

4. Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah


Pengawasan adala proses pengamatan dan pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah
daerah yang dilaksanakan oleh Pemerintah yang meliputi:
a. Pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintah di daerah.
b. Pengawasan terhadap peraturan daerah dan peraturan Kepala Daerah
Pengawasan pelaksanaan urusan Pemerintahan di daerah meliputi :
a. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi;
b. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota; dan
c. pelaksanaan urusan pemerintahan desa.
Pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi terdiri dari:
a. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah yang bersifat wajib;

13
b. _pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah yang bersifat pilihan; dan
c. pelaksanaan urusan pemerintahan menurut dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
Pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota terdiri dari:
a. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah yang bersifatwajib;
b. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah yang bersifat pilihan; dan
c. pelaksanaan urusan pemerintahan menurut tugas pembantuan.
Pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah meliputi:
a. pernbinaan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi, kabupaten/kota dan
pemerintahan desa; dan
b. pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah provinsi, kabupaten/kota, dan pemerintahan desa.
Selain itu, juga terdapat beberapa pengawasan di daerah yaitu:
a. Pengawasan terhadap urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan oleh Aparat Pengawas
Intern Pemerintah sesuai dengan fungsi dan kewenangannya.
b. Aparat Pengawas Intern Pemerintah adalah lnspektorat Jenderal Oepartemen, Unit
Pengawasan Lembaga Pemerintah Non Departemen, lnspektorat Provinsi, dan lnspektorat
Kabupaten/Kota. lnspektorat Jenderal Departemen dan Unit Pengawasan Lembaga Pemerintah
Non Departemen melakukan pengawasan terhadap :
a. Pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan
b. Pinjaman dan hibah luar negeri dan
c. Pelaksanaan pembianaan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya.
Inspektorat Jenderal Departemen Dalam Negeri selain melakukan pengawasan juga
melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/kota.
lnspektorat Provinsi melakukan pengawasan terhadap:
a. Pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Kabupaten/Kota
b. Pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah Provinsi dan
c. Pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah Kabupaten I kota
lnspektorat Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap :
a. Pelaksanaan urusan pemerintah di daerah kabupaten/kota
b. Pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa
c. Pelaksanaan urusan pemerintahan desa

14
Aparat pengawas intern pemerintah melakukan pengawasan sesuai dengan fungsi dan
kewenangannya melalui :
a. Pemeriksaan dalam rangka berakhirnya masa jabatan kepala daerah.
b. Pemeriksaan berkala atau sewaktu - waktu dari unit/ satuan kerja
c. Pengujian terhadap laporan berkala dan I atau sewaktu -waktu dari unit/ satuan kerja
d. Pengusutan atas kebenaran laporan mengenai adanya indikasi terjadinya penyimpangan,
korupsi, kolusi dan nepotisme
e. Penilaian atas manfaat dan keberhasilan kebijakan, pelaksanaan program dan kegiatan
f. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah dan pemerintahan desa.
Pelaksanaan pengawasan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah wajib berpedoman
kepada rencana pengawasan tahunan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pejabat Pengawas
Pemerintah, dalam melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan dilakukan melalui
kegiatan pemeriksaan, monitoring dan evaluasi Kegiatan pemeriksaan dilaksanakan berpedoman
pada Daftar Materi Pemeriksaan (DMP} sebagaimana yang diatur dalam Pasal 10 Permendagri
Nomor 23 tahun 2007.

15
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen pemerintahan berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemerintahan.
Manajemen mempunyai arti mempelajari bagaimana menciptakan effectiveness usaha (doing
right things) secara efficient (doing things right) dan produktif, melalui fungsi dan siklus
tertentu, dalam rangka mencapai tujuan organisasional yang telah ditetapkan. Sedangkan
Pemerintah sendiri berarti organ yang berwenang memproses pelayanan publik dan berkewajiban
memproses pelayanan civil bagi setiap orang melalui hubungan pemerintahan pada saat yang
diperlukan, sesuai dengan tuntutan (harapan) yang diperintah. Dengan demikian manajemen
pemerintahan lebih terfokus pada alat-alat manajerial, teknis pengetahuan dan keterampilan yang
dapat digunakan untuk mengubah ide-ide dan kebijakan menjadi program tindakan.

Manajemen pemerintahan di Indonesia dilakukan baik oleh pemerintah pusat maupun


pemerintah daerah. Terutama dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang diserahkan
kepada pemerintah daerah dilakukan manajemen pemerintah daerah yaitu menjalankan fungsi-
fungsi manajemen yang mencakup perencanaan pemerintah, pengorganisasian atau
kelembagaan pemerintah dan penggunaan sumber-sumber daya dan pengawasan
penyelenggraan pemerintah pada tataran pemerintahan daerah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi keuangan daerah”, Edisi Revisi. Jakarta:
Salemba Empat.

Adisasmita, R. (2009). Manajemen pemerintah daerah. Pusat Pengembangan Keuangan dan


Ekonomi Daerah, Universitas Hasanuddin.

Diamantina, A. (2010). Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Untuk


Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang Efektif dan Efisien. Masalah-Masalah
Hukum, 39(1), 36-43.

Istianto, Bambang.2011. Manajemen Pemerintahan Dalam Persfektif Pelayanan Publik.


Jakarta:Mitra Wacana Media.

Ndraha, Taliziduhu. 2011. Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta : Rineka Cipta.

Terry, George R. dalam Afifudin. 2013. Dasar-dasar Manajemen, (Terje: G.A Ticoalu).
Bandung: CV. Alfabeta.

Wasistiono, S. (2002). Menata ulang Manajemen Pemerintahan Daerah di Indonesia. Makalah


disampaikan pada Orasi Ilmiah dalam rangka Pengukuhan Guru Besar di Kampus STPDN,
Jatinangor.

17

Anda mungkin juga menyukai