Anda di halaman 1dari 9

STANDAR KINERJA ORGANISASI

ERA ZSANNABELA
12030116420037
FEB UNIVERSITAS DIPONEGORO

Abstact

The organization is a place where there are two or more people gathered and they
have clear and efficient goals to achieve together. In good organization management there
are Planning, Action, and Evaluation. The performance appraisal itself measures, evaluates,
and evaluates the performance of the employees of the organization / company with the
prescribed terms of the original rules or the objectives of the enterprise itself and how those
employees can generate a plus on the company that can be said to be an employee's
achievement. There are four things that must be considered in preparing a good performance
appraisal standards are validity, agreement, realism, and objectivity. Given such predefined
standards as financial Standards, performance assessments for all organizations can have
equality and there is no confusion among some organizations in assessing their performance.

Keywords : Organization, performance appraisal, performance standards

Definisi Organisasi

Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana orang-orang


berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali, dengan memanfaatkan
sumber daya (dana, material, lingkungan, metode, sarana, prasarana, data) dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan bersama.
Terdapat dua bentuk organisasi, yaitu organisasi Informal dan organisasi Formal. Organisasi
formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan
bersama secara sadar, serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan
terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya. Organisasi informal adalah kumpulan dari
dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak
disadari. Contohnya pada organisasi kelompok masyarakat seperti PKK, dll.

1
Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain
sebagai berikut:

1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama


Organisasi adalah merupakan merupakan suatu wadah atau tempat
dimana orang-orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupaka
proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama
tersebut di lakukan dengan banyak orang, kemungkinan untuk di laksanakan
dengan lebih baik.
3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing
orang atau pihak hubngan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas.
4. Ada tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer.
Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cendrung
lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi organisasi tidak
baik.

Organisasi yang Baik

Suatu organisasi biasanya mempunyai tugas pokok dan fungsi, yang apabila
terlaksana dengan baik, maka tujuan yang diinginkan akan segera dapat tercapai. Tugas
pokok dan fungsi akan memberikan corak dan sifat organisasi, berdasarkan tugas pokok dan
fungsi itu maka organisasi menyelenggarakan bermacam macam kegiatan. Usaha dan
pekerjaan yang harus dilaksanakan, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Setiap
organisasi mempunyai tujuan baik tujuan umum maupun khusus, jangka pendek maupun
jangka panjang, yang akan direalisasikan dengan menggunakan berbagai sumberdaya atau
faktor produksi yang ada. Pengelola tidak akan dapat mencapai tujuan secara optimal
bilamana penggunaan sumberdaya atau faktor produksi dilakukan tidak dengan proses yang
benar.

Untuk membangun organisasi yang baik, dari beberapa sumber yang sudah saya baca
bisa disimpulkan sebagai berikut :

2
Suatu organisasi harus memiliki nilai & visi. Nilai dan visi sendiri adalah
suatu tujuan yang digunakan sebagai target yang harus di capai oleh suatu
organisasi. Jika tidak terdapat nilai & visi organisasi, maka organisasi itu akan
tidak bisa berjala dengan baik karena tidak memiliki tujuan organisasi yang
jelas.
Misi, misi adalah hal-hal yang harus di lakukan untuk mencapai suatu visi
(tujuan). Tanpa adanya misi yang jelas Visipun tidak akan pernah tercapai,
maka dari itu visi dan misi sangat berkaitan satu sama lain. Jika tidak memiliki
misi maka organisasi tidak akan pernah mencapai visi yang diinginkan bahkan
mendekati visi tersebut itu pun tidak.
Aturan, aturan adalah batasan-batasan yang harus dimiliki oleh setiap
organisasi. Jika suatu organisasi tidak memiliki aturan yang jelas maka bisa
terjadi penyimpangan yang dapat merugikan organisasi. Bahkan akan
menimbulkan konflik kepentingan, dimana setiap anggotanya hanya
menginginkan keuntungan individual/untuk masing-masing diri mereka
sendiri.
Profesionalisme, Profesionalisme adalah bagaimana cara organisasi itu
bertindak. Suatu organisasi dapat berhasil jika memiliki sikap dan sifat
profesionalisme. Karena dengan sikap profesional organisasi tersebut akan
memiliki citra baik di mata orang lain, dan akan menimbulkan rasa percaya
dari klien maupun rekan-rekan organisasi tersebut.
Insentif, insentif adalah bonus atau hadiah. Intensif sangat di butuhkan oleh
anggota dari suatu organisasi bila dia melakukan tugas dengan sangat baik.
Sumber Daya, apabila suatu organisasi kehilangan sumber daya maka
organisasi tersebut tidak akan bisa bergerak dengan baik. Bisa di bilang
sumber daya bagaikan kebutuhan hidup manusia, tapi sumber daya juga bisa
di cari penggantinya. Jika tidak di temukan lagi sumber daya maka organisasi
tersebut akan berhenti dan mengalami kejatuhan.
Rencana Kerja, rencana kerja merupakan susunan kegiatan yang akan
dilakukan oleh suatu organisasi. Karena bila tidak ada susunan kegiatan yang
pasti dari sebuah organisasi, maka organisasi tersebut akan salah langkah
dalam setiap kegiatan yang di lakukannya.

Ada beberapa ciri organisasi yang dikatakan baik, diantaranya :

3
1. Memiliki anggota yang kuantitas dan identitasnya jelas
Dalam suatu organisasi, seperti yang kita ketahui, memiliki anggota
(minimal dua orang) yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu
dan tentunya dengan cara-cara tertentu. Suatu organisasi yang baik, pasti
memiliki jumlah anggota yang jelas dan identitas yang jelas. Misalnya dalam
suatu perekrutan, telah terpilih anggota sebanyak 50 orang, dan masing-
masing anggota ditandai dengan suatu surat keputusan atau pun kartu tanda
anggota. Serta mempunyai aturan dalam perekrutan anggota yang jelas.
2. Organisasi memilik identitas yang jelas
Suatu organisasi yang baik memiliki identitas yang jelas, seperti
namanya, latar belakang berdirinya, anggaran dasar/anggaran rumah tangga,
bergerak di suatu bidang tertentu, dan alamatnya jelas serta lambang
organisasi yang jelas.
3. Memiliki struktur organisasi yang jelas
Di dalam organisasi yang baik, terdapat suatu struktur yang memiliki
pembagian dan tugas yang jelas. Paling tidak terdapat ketua, sekretaris, dan
masing-masing divisi. Sehingga dalam organisasi tersebut jelas arah
koordinasinya.
4. Mengacu pada manajemen yang sehat
Dalam manajemen organisasi sekurang-kurangnya memiliki :
Planning > perencanaan, langkah-langkah yang akan diambil dengan
suatu pertimbangan yang matang
Action > aksi, pelaksanaan dari sesuatu yang telah direncanakan
sebelumnya
Evaluation > evaluasi, penilaian terhadap kekurangan-kekurangan
yang telah terjadi pada tahap pelaksanaan, serta ditemukannya solusi
agar ke depannya dapat semakin baik dan berkembang.
Tiga hal tersebut lah yang digunakan dalam setiap pelaksanaan suatu
program kerja.
5. Memiliki manfaat bagi lingkungan
Organisasi yang baik tidak hanya memberikan keuntungan dan
manfaat bagi anggota-anggotanya, tapi juga manfaat yang positif bagi
lingkungan. Dalam arti suatu organsasi tidak hanya baik dari segi internnya,
tapi juga ekstern dari organisasi tersebut. Misalnya, suatu organisasi
mahasiswa hukum, yang memberikan penyuluhan hukum kepada masyarakat
sekitar dengan tujuan membantu meningkatkan kesadaran hukum dalam
masyarakat awam. Sehingga Organisasi tersebut dapat diterima dan diakui
oleh masyarakat disekitarnya.

4
Penilaian Kinerja Organisasi

Perlu kita ketahui, dalam menilai keuangan organisasi/perusahaan kita memiliki


standar yang mengaturnya dan berpatokan pada perbandingan laba dari organisasi tersebut.
Namun dalam penilaian kinerja suatu perusahaan maupun organisasi, kita belum memiliki
patokan yang jelas seperti pada SA yang menilai keuangan organisasi tersebut. Dalam
informasi akuntansi juga sangat bermanfaat dalam menilai pertangungjawaban kinerja salah
satunya manajer. Karena penilaian kinerja pada dasarnya merupakan penilaian perilaku
manusia dalam melaksanakan peran yang dimainkannya dalam mencapai tujuan organisasi
atau perusahaan. Kemungkinan yang lain adalah digunakannya informasi akuntansi
bersamaan dengan informasi non akuntansi untuk menilai kinerja manajer atau pimpinan
perusahaan tersebut.

Terdapat beberapa makna dari penilaian kinerja menurut beberapa sumber,


diantaranya :

Penilaian prestasi kerja menurut Utomo, Tri Widodo W. adalah proses untuk
mengukur prestasi kerja pegawai berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan, dengan
cara membandingkan sasaran (hasil kerjanya) dengan persyaratan deskripsi pekerjaan
yaitu standar pekerjaan yang telah ditetapkan selama periode tertentu. Standar kerja
tersebut dapat dibuat baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Sedangkan yang dimaksud dengan dimensi kerja menurut Gomes (1995: 142)
memperluaskan dimensi prestasi kerja karyawan yang berdasarkan:
1. Quantity work; jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang
ditentukan.
2. Quality of work; kualitas kerja berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan
kesiapannya.
3. Job knowledge; luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan ketrampilannya.
4. Creativeness; Keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-
tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
5. Cooperation; kesetiaan untuk bekerjasama dengan orang lain
6. Dependability; kesadaran dan kepercayaan dalam hal kehadiran dan
penyelesaian kerja.
7. Initiative; semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam
memperbesar tanggung jawabnya.
8. Personal qualities; menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-
tamahan, dan integritas pribadi.
Penilaian kinerja adalah sistem formal untuk meninjau dan mengevaluasi kinerja para
individu atau tim dalam menjalankan tugasnya. (Mondy 2008)

5
Penilaian kinerja melibatkan evaluasi kinerja yang didasarkan pada penilaian dan
pendapat dari para bawahan, rekan kerja, atasan, manajer lainnya, dan bahkan
karyawan itu sendiri. (Schuler & Jackson 2006).
Siagian (1995:225226) menyatakan bahwa penilaian prestasi kerja adalah: Suatu
pendekatan dalam melakukan penilaian prestasi kerja para pegawai yang di dalamnya
terdapat berbagai faktor seperti :
1. Penilaian dilakukan pada manusia sehingga disamping memiliki kemampuan
tertentu juga tidak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan;
2. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolak ukur tertentu yang realistik,
berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta kriteria yang ditetapkan dan
diterapkan secara obyektif;
3. Hasil penilaian harus disampaikan kepada pegawai yang dinilai dengan lima
maksud:
a. Apabila penilaian tersebut positif maka penilaian tersebut menjadi
dorongan kuat bagi pegawai yang bersangkutan untuk lebih berprestasi lagi
pada masa yang akan datang sehingga kesempatan meniti karier lebih
terbuka baginya.
b. Apabila penilaian tersebut bersifat negatif maka pegawai yang
bersangkutan mengetahui kelemahannya dan dengan sedemikian rupa
mengambil berbagai langkah yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan
tersebut.
c. Jika seseorang merasa mendapat penilaian yang tidak obyektif, kepadanya
diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan sehingga pada akhirnya
ia dapat memahami dan menerima hasil penilaian yang diperolehnya.
d. Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu terdokumentasikan secara
rapi dalam arsip kepegawaian setiap pegawai sehingga tidak ada informasi
yang hilang, baik yang sifatnya menguntungkan maupun merugikan
pegawai bersangkutan;
e. Hasil penilaian prestasi kerja setiap orang menjadi bahan yang selalu turut
dipertimbangkan dalam setiap keputusan yang dambil mengenai mutasi
pegawai, baik dalam arti promosi, alih tugas, alih wilayah, demosi maupun
dalam pemberhentian tidak atas permintaan sendiri.

Standar Kinerja

Menurut Mathis dan Jackson (2002:78), standar kinerja menjelaskan tingkat-tingkat


kinerja yang diharapkan dan merupakan bahan perbandingan tujuan atau target, tergantung
dari pendekatan yang diambil, standar kinerja yang realistis, terukur dan mudah dipahami
menguntungkan baik bagi organisasi maupun karyawan. Dalam artian, standar kinerja

6
mendefinisikan tentang pekerjaan yang tergolong memuaskan. Hal yang seharusnya
dilakukan adalah menetapkan standar-standar sebelum pekerjaan itu tampil, sehingga semua
yang terlibat akan memahami tingkat kinerja yang diharapkan.

Tingkatan yang telah dipenuhi oleh suatu kinerja terkadang digambarkan melalui
angka atau nilai seperti memuaskan maupun tidak memuaskan. Standar kinerja menjadi suatu
harapan atau tujuan bagi perusahaan agar bisa dicapai oleh karyawan-karyawannya demi
tercapainya tujuan organisasi.

Manfaat Penilaian Kinerja

Hasil-hasil penilaian kinerja sering berfungsi sebagai basis evaluasib reguler terhadap
kinerja anggota-anggota organisasi (Simamora, 1999:424). Apakah seorang individu dinilai
kompeten atau tidak kompeten, efektif atau tidak efektif, dapat dipromosikan atau tidak dapat
dipromosikan dan seterusnya adalah didasarkan pada informasi yang dihasilkan oleh system
penilaian kinerja. Selain itu, organisasi sering mencoba mempengaruhi motivasi dan kinerja
mendatang dari anggota-anggota mereka dengan mengaitkan pemberian berbagai imbalan
seperti kenaikan gaji, kenaikan jabatan terhadap nilai-nilai yang dihasilkan oleh sistem
penilaian kinerja.

Manfaat yang lain adalah untuk pengembangan potensi individu. Pada manfaat ini,
para kepala bagian atau manajer ditampilkan dengan peran lebih sebagai seorang konselor
daripada seorang hakim dan atmosfernya sering kali berbeda. Penekanannya adalah pada
mengindetifikasikan potensi dan perencanaan terhadap arah dan kesempatan pertumbuhan
karyawan.

KESIMPULAN

Organisasi merupakan suatu tempat yang dimana terdapat 2 orang atau lebih
berkumpul dan mereka memiliki tujuan yang jelas efisien dan efektif untuk dicapai bersama.
Dalam membentuk organisasi yang baik terdapat beberapa ketentuan yang pasti yaitu harus
memiliki visi dan misi yang jelas agar organisasi tersebut dapat berjalan di jalurnya dengan
baik, menaati peraturan yang sudah ditetapkan, adanya keprofesionalan dalam berorganisasi,
tidak merugikan untuk orang lain.

Dalam manajemen organisasi yang baik untk pelaksanaan suatu program kerja,
sekurang-kurangnya memiliki :

Planning > perencanaan, langkah-langkah yang akan diambil dengan suatu


pertimbangan yang matang
Action > aksi, pelaksanaan dari sesuatu yang telah direncanakan sebelumnya

7
Evaluation > evaluasi, penilaian terhadap kekurangan-kekurangan yang telah
terjadi pada tahap pelaksanaan, serta ditemukannya solusi agar ke depannya
dapat semakin baik dan berkembang.

Dari beberapa definisi mengenai penilaian kinerja, dapat disimpulkan bahwa penilaian
kinerja itu sendiri mengukur, menilai, dan mengevaluasi kinerja dari para karyawan
organisasi/perusahaan tersebut dengan syarat yang sudah ditetapkan dari peraturan awal atau
tujuan perusahaan itu sendiri dan bagaimana para karyawan tersebut bisa menghasilkan nilai
plus pada perusahaan yang bisa dikatakan sebagi prestasi karyawan.

Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam menyusun standar penilaian kinerja
yang baik dan benar yaitu validity, agreement, realism, dan objectivity.

1. Validity adalah keabsahan standar tersebut sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dinilai. Keabsahan yang dimaksud di sini adalah standar tersebut memang
benar-benar sesuai atau relevan dengan jenis pekerjaan yang akan dinilai
tersebut.
2. Agreement berarti persetujuan, yaitu standar penilaian tersebut disetujui dan
diterima oleh semua pegawai yang akan mendapat penilaian. Ini berkaitan
dengan prinsip validity di atas.
3. Realism berarti standar penilaian tersebut bersifat realistis, dapat dicapai oleh
para pegawai dan sesuai dengan kemampuan pegawai.
4. Objectivity berarti standar tersebut bersifat obyektif, yaitu adil, mampu
mencerminkan keadaan yang sebenarnya tanpa menambah atau mengurangi
kenyataan dan sulit untuk dipengaruhi oleh bias - bias penilai

Karena belum adanya secara khusus yang mengatur standar penilaian kinerja, menurut
saya dalam menilai kinerja standar yang harus dinilai dan dipenuhi karyawan dalam
organisasi/perusahaan adalah :

1. Perusahaan tersebut karyawannya mampu memberikan pelayanan yang


memuaskan untuk pelanggan
2. Minimnya tingkat fraud yang ada pada perusahaan tersebut.
3. Adanya peningkatan prestasi/kemampuan dari para karyawannya.
4. Bagaimana perusahaan tersebut berjalan dalam membimbing para
karyawannya dan keterjaminan dari karyawan tersebut.
5. Memberikan dampak positif terhadap lingkungan disekitar
organisasi/perusahaan itu.
6. Disiplinnya para karyawan dalam mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan
oleh organisasi/perusahaan

8
Dengan adanya standar yang bisa ditetapkan seperti SA, maka penilaian kinerja untuk
semua organisasi bisa memiliki kesetaraan dan tidak terdapat kebingungan dari beberapa
organisasi dalam menilai kinerja mereka.

Anda mungkin juga menyukai