Anda di halaman 1dari 6

A.

PENGERTIAN INOVASI
Inovasi berasal dari kata latin, “innovation” yang berarti pembaruan dan perubahan.
Kata kerjanya “innova” yang artinya memperbarui dan mengubah. Innovasi merupakan
suatu perubahan yang baru menuju kearah perbaikan, yang lain atau berbeda dari yang
sudah ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana atau tidak secara
kebetulan. Inovasi adalah ciptaan-ciptaan baru (dalam bentuk materi ataupun intangible)
yang memiliki nilai ekonomi yang berarti (signifikan), yang umumnya dilakukan oleh
perusahaan atau kadang-kadang oleh para individu Inovasi merupakan suatu proses kreatif
dan interaktif yang melibatkan kelembagaan pasar dan non-pasar Inovasi adalah
transformasi pengetahuan kepada produk, proses dan jasa baru; tindakan menggunakan
sesuatu yang baru.
Inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru (the successful
exploitation of a new idea), atau dengan kata lain merupakan mobilisasi pengetahuan,
keterampilan teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru
Ansyar, Nurtain (1991), menjelaskan bahwa Inovasi adalah gagasan, perbuatan, atau sesuatu
yang baru dalam konteks sosial tertentu untuk menjawab masalah yang dihadapi.
Berdasarkan beberapa pengertian inovasi diatas dapat disimpulkan bahwa didalam
suatu inovasi:
a. Ada sebuah gagasan/ide yg baru untuk menuju suatu perbaikan
b. Ada proses aktif dan kreatif
c. Ada mobilisasi pengetahuan, keterampilan teknologi dan pengalaman untuk
menciptakan produk, proses dan jasa baru Bertujuan untuk menjawab permasalahan
yang ada di masyarakat
d. Berupaya untuk peningkatan kualitas pelayanan (proses, produk dan jasa baru) yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat

B. PROSES INOVASI
Inovasi sebagai suatu proses digambarkan sebagai proses yang siklus dan berlangsung
terus menerus, meliputi fase kesadaran, penghargaan, adopsi, difusi dan implementasi
(Damanpour dkk dalam Brazeal, D.V. dan Herbert, T.T. 1997).
De Jong & Den Hartog (2003) merinci lebih mendalam proses inovasi dalam 4 tahap
sebagai berikut:
a. Melihat kesempatan bagi seseorang untuk mengidentifikasi kesempatan-kesempatan.
Kesempatan dapat berawal dari ketidakkongruenan dan diskontinuitas yang terjadi
karena adanya ketidaksesuaian dengan pola yang diharapkan misalnya timbulnya
masalah pada pola kerja yang sudah berlangsung, adanya kebutuhan konsumen yang
belum terpenuhi, atau adanya indikasi trends yang sedang berubah.
b. Mengeluarkan ide. Dalam fase ini, seseorang mengeluarkan konsep baru dengan tujuan
menambah peningkatan. Hal ini meliputi mengeluarkan ide sesuatu yang baru atau
memperbaharui pelayanan, pertemuan dengan klien dan teknologi pendukung. Kunci
dalam mengeluarkan ide adalah mengombinasikan dan mereorganisasikan informasi
dan konsep yang telah ada sebelumnya untuk memecahkan masalah dan atau
meningkatkan kinerja. Proses inovasi biasanya diawali dengan adanya kesenjangan
kinerja yaitu ketidaksesuaian antara kinerja aktual dengan kinerja potensial.
c. Implementasi. Dalam fase ini, ide ditransformasi terhadap hasil yang konkret. Pada
tahapan ini sering juga disebut tahapan konvergen. Untuk mengembangkan ide dan
mengimplementasikan ide, individu harus memiliki perilaku yang mengacu pada hasil.
Perilaku Inovasi Konvergen meliputi usaha menjadi juara dan bekerja keras. Seorang
yang berperilaku juara mengeluarkan seluruh usahanya pada ide kreatif. Usaha menjadi
juara meliputi membujuk dan mempengaruhi individu dan juga menekan dan
bernegosiasi. Untuk mengimplementasikan inovasi sering dibutuhkan koalisi,
mendapatkan kekuatan dengan menjual ide kepada rekan yang berpotensi.
d. Aplikasi. Dalam fase ini meliputi perilaku Individu yang ditujukan untuk membangun,
menguji, dan memasarkan pelayanan baru. Hal ini berkaitan dengan membuat inovasi
dalam bentuk proses kerja yang baru ataupun dalam proses rutin yang biasa dilakukan.

Menurut Adair (1996) mengatakan ada 3 fase dalam proses inovasi sebagai berikut:

a. Generating ideas. Keterlibatan individu dan tim dalam menghasilkan ide untuk
memperbaiki produk, proses dan layanan yang ada dan menciptakan sesuatu yang baru.
b. Harvesting ideas. Melibatkan sekumpulan orang untuk mengumpulkan dan
mengevaluasi ide-ide.
c. Developing and implementing these ideas. Mengembangkan ide-ide yang telah
terkumpul dan selanjutnya mengimplementasikan ide tersebut.

Hussey (2003) berupaya membentuknya dalam tahapan dan dibuat dengan akronim
EASIER, yaitu:
a. Envisioning yaitu proses ini meliputi penyamaan pandangan mengenai masa depan
untuk membentuk tujuan berinovasi. Visi ini harus meliputi ukuran, inovasi apa yang
dilakukan untuk organisasi/ Produk, ruang lingkup inovasi, dan bagaimana visi tersebut
sesuai dengan visi organisa
b. Activiting yaitu penyampaian visi ke publik agar tercapai sebuah komitmen terhadap visi
sehingga strategi akan relevan dengan visi begitupula dengan implementasi visi.
c. Supporting yaitu tahapan ini merupakan upaya seorang pemimpin tidak hanya di dalam
memberikan perintah dan instruksi kepada bawahan, namun juga keterampilan di
dalam menginspirasi bawahannya untuk bertindak inovatif. Dalam hal ini diperlukan
kepekaan pemimpin dalam memahami bawahannya. Oleh karena itu, pemimpin
hendaknya bersikap emphatik.
d. Installing yaitu pada tahapan ini merupakan tahapan implementasi. Dalam hal ini yang
perlu diperhatikan adalah kompleksitas strategi yang diperlukan dalam berinovasi dan
konsekuensi yang diterima. Berikut ini beberapa hal yang dapat membantu seseorang di
dalam memberikan masukan dalam implementasi sebuah inovasi sebagai berikut:
 meyakinkan bahwa konsekuensi yang terjadi dapat dipahami kemudian,
 mengidentifikasi apakah tindakan yang dilakukan membawa perubahan,
 mengalokasikan tanggung jawab dari berbagai tindakan yang diterima,
 memprioritaskan tindakan yang diterima,
 memberikan anggaran yang sesuai, mengatur tim kerja dan struktur yang
dibutuhkan,
 mengalokasikan orang-orang yang tepat, dan
 menentukan kebijakan yang dibutuhkan untuk memperlancar implementasi inovasi.
e. Ensuring yaitu kegiatan yang meliputi monitoring dan evaluasi. Hal ini dilakukan untuk
meyakinkan bahwa tindakan yang dilakukan sudah tepat waktu dan sesuai rencana.
Apabila tidak sesuai dengan rencana maka rencana alternative apa yang dapat diambil.
Selain itu, tahapan ini juga dipergunakan untuk memantau apakah hasil sesuai dengan
yang diharapkan sehingga apabila tidak, maka akan dibuat langkah penyesuaian.
f. Recognizing yaitu tahapan ini meliputi segala macam bentuk penghargaan terhadap
bentuk inovasi. Hal tidak hanya meliputi reward dalam bentuk finansial tapi dapat juga
berbentuk kepercayaan, ucapan terima kasih yang tulus, serta bentuk promosi.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa tahap
dalam proses inovasi adalah sebagai berikut:

a. Melihat peluang. Peluang muncul ketika ada persoalan yang muncul atau dipersepsikan
sebagai suatu kesenjangan antara yang seharusnya dan realitanya. Oleh karenanya,
perilaku inovatif dimulai dari ketrampilan melihat peluang.
b. Mengeluarkan ide. Ketika dihadapkan suatu masalah atau dipersepsikan sebagai
masalah maka gaya berfikir konvergen yang digunakan yaitu mengeluarkan ide yang
sebanyak-banyaknya terhadap masalah yang ada. Dalam tahap ini kreativitas sangat
diperlukan.
c. Mengkaji ide. Tidak Semua ide dapat dipakai, maka dilakukan kajian terhadap ide yang
muncul. Gaya berfikir divergen atau mengerucut mulai diterapkan. Salah satu dasar
pertimbangan adalah seberapa besar ide tersebut mendatangkan kerugian dan
keuntungan. Ide yang realistic yang diterima, sementara ide yang kurang realistic
dibuang. Kajian dilakukan terus menerus sampai ditemukan alternative yang paling
mempunyai probabilitas sukses yang paling besar.
d. Implementasi. Dalam tahap ini, keberanian mengambil resiko sangat diperlukan. Resiko
berkaitan dengan probabilitas kesuksesan dan kegagalan, oleh karenanya David Mc
Clelland menyarankan pengambilan resiko sebaiknya dalam taraf sedang. Hal ini
berakaitan dengan probabilitas untuk sukses yang disebabkan oleh kemampuan
pengontrolan perilaku untuk mencapai tujuan atau berinovasi.

C. CIRI-CIRI INOVASI
a. Keuntungan relatif
Yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat
keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai
ekonominya, atau mungkin dari faktor status sosial (gengsi), kesenangan, kepuasan atau
karena mempunyai komponen yang sangat penting. Makin menguntungkan bagi
penerima makin cepat tersebarnya inovasi.
Misalnya penggunaan internet oleh UKM, internet digunakan dengan dilihat dari
segi bagaimana internet dapat membantu mendorong usaha mereka, menghasilkan
uang bagi mereka. Bagi kalangan akademis, internet dicermati dari sisi bagaimana ia
dapat menjadi sarana pertukaran ilmiah.
b. Kompatibel (compatibility)
Ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values), pengalaman lalu, dan
kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang
diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma
yang ada. Misalnya mempertimbangkan penggunaan internet berdasarkan
konsistensinya pada nilai-nilai, pengalaman dan kebutuhannya. Bagi seorang eksekutif,
internet sangat sesuai karena dengan itu mereka dapat mencari segala informasi
dengan cepat secara realtime tanpa harus meninggalkan ruangan tempat mereka
bekerja.
Bagi kalangan akademis, internet akan memudahkan mereka untuk mencari
narasumber bagi penelitian ilmiah dan yang paling penting apakah informasi yang
ditemukan dari internet dapat kompatibel dengan informasi atau medium yang biasa
digunakan.
c. Kompleksitas (Complexity)
Tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu
inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh penerima akan cepat
tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti dan sukar digunakan oleh penerima
akan lambat proses penyebarannya.
Misalnya tingkat kesukaran atau kompleksitas yang akan dihadapinya jika mereka
memanfaatkan internet, artinya bagi individu yang tidak dapat mengoperasikan
komputer tentu akan mengalami tingkat kesulitan lebih tinggi dibanding individu yang
sudah terbiasa menggunakan komputer. Tingkat kesulitan tersebut berhubungan
dengan pengetahuan dan kemampuan seseorang untuk mempelajari instilah-istilah
dalam penggunaan internet, kemampuan atau ketrampilan teknis.
d. Triabilitas (Triability)
Dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Suatu inovasi yang dicoba
akan cepat diterima oleh masyarakat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba lebih
dulu. Misalnya mengurangi ketidakpastian, mempunyai kemungkinan untuk diuji coba
terlebih dahulu oleh para adopter untuk mengurangi ketidakpastian mereka terhadap
internet. Internet juga mempunyai kemungkinan untuk dicoba oleh para adopter secara
relatif mudah di berbagai tempat, baik di kantor, di warnet, di rumah teman, dll.
Kemampuan ini membantu para calon pengguna menentukan sikap menerima atau
menolak inovasi internet.
e. Dapat diamati (Observability)
Mudah tidaknya diamati dan dirasakan suatu hasil inovasi. Suatu inovasi yang
hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat. Sebaliknya, inovasi
yang sukar diamati akan lama diterima oleh masyarakat. Misalnya dalam penggunaan
internet untuk inovasi mudah diterima karena mudah diamati.

http://bapelkescikarang.bppsdmk.kemkes.go.id/kamu/kurmod/materidasar/md-2%20modul
%20inovasi%20rekayasa%20teknologi.pdf, diakses pada 3 Januari 2021, pukul 16.38

Anda mungkin juga menyukai