Anda di halaman 1dari 4

LEARNING JURNAL

Nama Pelatihan : LATSAR

Nama Peserta : SRI ARNIDA NINGSI, AMD.KEB

NDH : 36

Kegiatan Pembelajaran Mandiri tanggal : 12 AGUSTUS 2021

A. Pokok Pembelajaran
1. KOMITMEN MUTU
Komitmen mutu dapat diartikan sebagai janji terhadap diri sendiri yang tercermin dalam
tindakan dan perbuatan untuk menjaga standar yang telah ditetapkan. Sebagai ASN, tugas
apapun yang diemban merupakan tanggung jawab kita untuk dilaksanakan secara optimal
dengan prinsip efektivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu. Sehingga masyarakat sebagai
stakeholder merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
Terdapat empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu antara lain:
a. Efektifitas
Sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil
mencapai apapun yang coba dikerjakan. Efektivitas organisasi berarti memberikan
barang atau jasa yang dihargai oleh pelanggan. (Ricard L. Daft)
b. Efesiensi
Jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasional. Efisiensi
organisasi ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang, dan manusia yang
dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu. Efisiensi dapat dihitung
sebagai jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa.
(Richard L.Daft)
c. INOVASI :
Cara utama di mana suatu organisasi beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di
pasar, teknologi, dan persaingan. (Ricard L. Daft).
Terdapat 3 urutan kegiatan dalam rangka mencapai Inovasi, antara lain semangat
belajar, kreativitas, dan imajinasi. Inovasi perlu dilakukan agar dapat beradaptasi
dengan tuntutan perubahan yang dipicu oleh pergeseran selera pasar, meningkatnya
harapan dan daya beli masyarakat, gaya hidup, kesejahteraan, ekonomi, pengaruh
globalisasi, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Mutu
Mutu merupakan standar yang menjadi dasar untuk mengukur hasil capaian kerja,
selain itu juga sebagai pembeda dengan produk yang dihasilkan oleh Lembaga sejenis.
Apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. (Edward Deming) Nihil
cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan. (Crosby) Kesesuaian
terhadap spesifikasi. (Juran).
 Karakteristik ideal dari tindakan yang efektif dan efisien antara lain: penghematan,
ketercapaian target secara tepat sesuai dengan yang direncanakan, pekerjaan dapat
diselesaikan dengan cepat dan tepat, serta terciptanya kepuasan semua pihak:
pimpinan, pelanggan, masyarakat, dan pegawai itu sendiri.
 Konsekuensi dari penyelenggaraan kerja yang tidak efektif dan tidak efisien adalah
ketidaktercapaian target kerja, ketidakpuasan banyak pihak, menurunkan kredibilitas
instansi tempat bekerja di mata masyarakat, bahkan akan menimbulkan kerugian secara
finansial.
 Terdapat 5 pilar manajemen mutu
 Komitmen
 Hasil/Mutu
 Prosedur
 Berfikir Efektif/ Efisien
 Melibatkan orang lain di sekitar kita

 NILAI DASAR ORIENTASI MUTU

 Membangun mindset dan komitmen pegawai terhadap budaya mutu;

 Meningkatkan mutu proses secara berkelanjutan;

 Beradaptasi dengan perubahan;

 Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal;

 Membangun kerjasama kolegial antarpegawai yang dilandasi keikhlasan,


kepercayaan dan kejujuran;
 Menampilkan kinerja tanpa cacat (zero-defect) dan tanpa pemborosan
(zero-waste), sejak memulai setiap pekerjaan.

 Alat pemastian mutu pelanggan

 Standar pelayanan pelanggan

 Ganti rugi pelanggan (customer redress)

 Jaminan mutu;

 Audit mutu;

 Penanganan Keluhan Pelanggan;

 Ombudsman.

2. Pendekatan inovasi
Inovasi barang dan jasa adalah cara utama dimana suatu organisasi beradaptasi terhadap
perubahan-perubahan di pasar, teknologi, dan persaingan.
Ada empat cara berinovasi diantaranya :
a. Penemuan yaitu dengan cara mengkreasikan suatu produk, jasa atau proses yang belum
pernah dilakukan sebelumnya.
b. Pengembangan yaitu dengan cara mengembangkan produk jasa atau proses
yang sudah ada.
c. Duplikasi yaitu dengan cara menirukan suatu produk jasa atau proses yang
sudah ada.
d. Dengan cara sintesis yaitu dengan cara perpaduan konsep dan faktor-faktor
sudah ada menjadi formulasi baru. Proses ini meliputi pengambilan sejumlah ide
atau produk yang sudah ditemukan atau sudah dibentuk sehingga menjadi
produk yang dapat diaplikasikan

Ada tiga strategi inovasi yang dianjurkan oleh Richard L. Daft dalam Tita Maria
Kanita (Buku 2: 2011: 56), yaitu: strategi eksplorasi, strategi kerja sama, dan
strategi kewirausahaan. Secara rinci ketiga strategi tersebut dijelaskan sebagai
berikut.

• Strategi eksplorasi adalah merancang organisasi untuk mendorong kreativitas


dan dimulainya ide-ide baru;
• strategi kerja sama adalah menciptakan kondisi dan sistem untuk memudahkan
terjalinnya kerja sama internal dan eksternal serta pertukaran informasi;

• strategi kewirausahaan adalah menjalankan proses dan struktur untuk menjamin


bahwa ide-ide baru diutarakan untuk nantinyta diterima dan diterapkan

3. aktualisasi nilai-nilai dasar komitmen mutu


 aktualisasi nilai dasar komitmen mutu dalam pelaksanaan tugas aparatur akan
mendorong terciptanya ikim/budaya kerja unggul yang dapat menumbuhkan
keberanian untuk menampilkan kreativitas dan inovasi. Dengan demikian,
pergeseran orientasi kerja diarahkan untuk memotivasi aparatur mengubah
mindset menuju layanan bermutu
 orientasi kerja bukan pada kewajiban menjalankan rutinitas kegiatan, melainkan
pada semangat pengabdian untuk memberikan layanan publik yang terbaik dan
siap menghadapi berbagai kendala.
 Orientasi aparatur bukan dilayani melainkan melayani.
 Fokus kinerja aparatur adalah untuk melayani publik
 Kewajiban aparatur adalah memberikan layanan publik yang adil dan bermutu
untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
 Setiap aparatur mesti memiliki sense of quality dan semangat belajar tinggi,
sehingga menimbulkan keberanian berpikir alternatif, berani bertanya dan bahkan
berbeda pendapat demi untuk kebaikan dan kemajuan bangsa dan negara dalam
menghadapiu globalisasi, khususnya mengatrend asia.

B. Penerapan
Seperti di puskesmas, yang bisa dilakukan untuk berinovasi menurut saya seperti
meningkatkan jumlah kunjungan di poli kebidanan seperti membagikan leaflet,
mengaktifkan social media agar lebih aktif dalam mengiklankan poli kebidanan dan
pelayanan apa saja yang tersedia di puskesmas. Dengan begitu, dengan membangun
komunikasi yang baik dan membuktikan kualitas puskesmas yang bagus tentu akan
mengingkatkan kualitas mutu dan kepercayaan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai