Anda di halaman 1dari 4

Fitri Handayani_Kelompok 6

Difusi dan Diseminasi Inovasi Pendidikan Matematika

A. Pengertian Difusi dan Diseminasi


Inovasi sering dikaitkan dengan perubahan, Untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan perlu terus-menerus melakukan pembaruan atau inovasi sesuai dengan kebutuhan
perkembangan zaman. Sebuah inovasi akan senantiasa berkembang seiring dengan
perkembangan manusia jika dalam inovasi tersebut terdapat sebuah kesepahaman akan
terjadinya perubahan pada sebuah pendidikan yang lebih baik. Kurikulum merupakan salah
satu aspek penting dalam konteks pendidikan. kurikulum mesti dinamis, adaptif mengikuti
perubahan yang terjadi dalam masyarakat, baik dunia usaha maupun dunia kerja. Dalam
implementasi inovasi memerlukan difusi dan diseminasi. Difusi adalah proses
mengkomunikasikan inovasi melalui saluran dan jangka waktu tertentu di antara para anggota
suatu sistem social sedangkan diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang
direncanakan, diarahkan, dan dikelola. 
Difusi adalah proses komunikasi inovasi antar anggota system social, dengan
menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Diseminasi adalah proses
penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan dan dikelola pelaksanaannya. Apabila
difusi terjadi secara spontan, diseminasi terjadi setelah ada perencanan.1

B. Jenis-jenis Difusi
1. Difusi Sentralisasi
Difusi sentralisasi merupakan perpaduan antara kata difusi dan sentralisasi. Jika difusi
merupakan penyebaran suatu kebudayaan, teknologi, gagasan atau ide dari satu pihak ke
pihak yang lain, sentralisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti yakni
penyatuan segala sesuatu ke tempat yang dianggap sebagai pusat.
Secara umum, difusi sentralisasi merupakan segala sesuatu menyangkut kapan
dimulainya sebuah inovasi, penilai, hingga saluran komunikasi yang digunakan terkait proses
difusi yang dilakukan oleh seorang pemimpin.
2. Difusi Desentralisasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, desentralisasi merupakan penyerahan sebagian
wewenang pimpinan kepada bawahan atau pusat kepada cabangnya. Dalam ranah difusi
inovasi, difusi desentralisasi ini dapat diartikan sebagai proses difusi yag dilakukan oleh
masyarakat yang bekerjasama dengan beberapa orang yang telah menerima sebuah inovasi.

C. Elemen Pokok Difusi Inovasi


Menurut Rogers 1995 dalam Sciffman dan Kanuk (2010), bahwa proses
difusi inovasi terdapat empat elemen pokok, yaitu: suatu inovasi, dikomunikasikan melalui

1
Muhammad Rifa’i, Inovasi Pendidikan: Melejitkan Potensi Teknologi dan Inovasi Pendidikan
(Medan: CV. Widya Puspita, 2017), hal. 69
saluran komunikasi tertentu, dalam jangka waktu dan terjadi diantara anggota-anggota suatu
sistem sosial.
1. Inovasi adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap baru oleh
seseorang.
2. Saluran komunikasi, adalah alat untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi
dari sumber kepada penerima.
3. Jangka waktu, yakni proses keputusan inovasi dari mulai seseorang
mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya.
4. Sistem sosial merupakan kumpulan unit yang berbeda secara fungsional
dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka
mencapai tujuan Bersama.

D. Karakteristik Inovasi
Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik inovasi:
1. Keunggulan Relatif (relative advantage)
Keunggulan relatif adalah derajat di mana suatu inovasi dianggap lebih baik/unggul
daripada yang pernah ada. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi ekonomi,
prestise sosial, kenyamanan, dan kepuasan. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh
pengadopsi, semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi.
2. Kompatibilitas (compatibility)
Kompatibilitas adalah derajat di mana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan
nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh,
jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku,
inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang
sesuai (compatible).
3. Kerumitan (complexity)
Kerumitan adalah derajat di mana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk
dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti
dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan
dimengerti oleh pengadopsi, semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.
4. Kemampuan Diujicobakan (trialability)
Kemampuan untuk diujicobakan adalah derajat di mana suatu inovasi dapat diuji coba batas
tertentu. Suatu inovasi yang dapat diujicobakan dalam seting sesungguhnya umumnya akan
lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi harus mampu
mengemukakan keunggulannya.
5. Kemampuan untuk Diamati (observability)
Kemampuan untuk diamati adalah derajat di mana hasil suatu inovasi dapat dilihat orang lain.
Semakin mudah seseorang melihat hasil suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang
atau sekelompok orang tersebut mengadopsi.
E. Tahapan Pengambilan Keputusan Inovasi
1. Tahap Munculnya Pengetahuan (Knowledge)
Tahap pengetahuan atau knowledge merupakan tahapan pertama saat penyebaran
informasi mengenai suatu inovasi baru. Suatu inovasi akan disampaikan dan
dikomunikasikan dengan tujuan seseorang dapat mengetahui dan memahami
bagaimana bentuk inovasi tersebut.

Karena, ketika seseorang memahami inovasi, maka mereka akan lebih mudah
mengadopsinya. Terdapat tiga pengetahuan yang dicari masyarakat dalam tahap ini, di
antaranya adalah kesadaran bahwa inovasi tersebut ada, pengetahuan akan penggunaan
inovasi tersebut, dan pengetahuan yang mendasari bagaimana fungsi inovasi tersebut.

2. Tahap Persuasi (Persuasion)


Dalam tahapan persuasi atau persuasion, seseorang akan membentuk sikap untuk
dapat menyetujui dan tidak menyetujui suatu inovasi. Dalam tahapan persuasi juga
seseorang akan mencari tahu lebih dalam informasi mengenai inovasi baru tersebut,
termasuk keuntungan dan kerugian menggunakan informasi tersebut. Pada tahapan ini,
sikap yang ditunjukkan individu dapat berupa sikap baik maupun buruk. Beberapa
individu juga membentuk persepsi mengenai inovasi tersebut. Pada tahap persuasi,
beberapa karakteristik inovasi yang dicari adalah relative advantage, compability,
complexity, trialability, dan observability.

3. Tahap Keputusan (Decision)


Pada tahap keputusan atau decision ini, seseorang dapat membuat keputusannya
terkait sebuah inovasi. Seseorang akan terlibat dalam aktivitas yang membawanya pada
suatu pilihan akan mengadopsi inovasi tersebut atau bahkan menolaknya. Ada beberapa
faktor dalam proses pada tahap keputusan ini yang nantinya akan mempengaruhi
seseorang, yakni praktik sebelumnya, perasaan atau kebutuhan, keinovatifan, atau
norma dalam sistem sosial.

4. Tahapan Pelaksanaan (implementation)


Pada tahapan pelaksanaan atau implementation ini, individu akan memilih untuk
mengadopsi inovasi yang baru. Jika individu tersebut memilih untuk mengadopsi
inovasi baru itu, maka ia akan menerapkannya dalam kehidupannya. Individu yang
sudah menerapkan inovasi bar uke dalam aspek kehidupannya kemudian dikatakan
sebagai adopter dari sebuah inovasi. Jika pada tahap sebelumnya proses yang terjadi
lebih terkait mental exercise yakni berpikir dan memutuskan, maka dalam tahapan
pelaksanaan kali ini seorang individu akan lebih ke arah perubahan tingkah laku.

5. Tahapan Konfirmasi (Confirmation)


Pada tahapan konfirmasi atau confirmation, seseorang akan mengevaluasi dan
memutuskan apakah akan terus menggunakan inovasi tersebut atau akan
mengakhirinya.
Selain itu, seseorang juga akan mencari berbagai penguatan atas keputusan yang telah
ia ambil sebelumnya. Apabila seseorang menghentikan penggunaan inovasi tersebut,
bisa jadi dikarenakan karena ketidakpuasan individu terhadap inovasi tersebut atau
mungkin karena ia menemukan inovasi yang lebih baik.

F. Manfaat Mempelajari Teori Difusi Inovasi


Dalam mempelajari bidang komunikasi, teori difusi inovasi merupakan salah satu
materi yang penting untuk dipelajari. Melalui teori difusi inovasi, seseorang dapat
mengetahui bagaimana sebuah inovasi dan hal baru dapat diterima atau pun ditolak oleh
individu maupun kelompok sosial tertentu. Hal ini merupakan sesuatu yang penting
diperhatikan jika kita hendak mencoba sesuatu yang baru dan berusaha mempengaruhi
kelompok tertentu. Suatu inovasi baru juga merupakan hal yang penting karena turut
mempengaruhi kemajuan dalam kehidupan manusia maupun lingkungan masyarakat
sekitarnya.

G. Difusi Inovasi dalam Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai