Teori difusi inovasi pada esensinya menjelaskan bagaimana sebuah gagasan dan ide baru dikomunikasikan
pada sebuah kultur atau kebudayaan. Bahwa teori ini berfokus pada bagaimana sebuah gagasan atau ide baru
dapat dan dimungkinkan diadopsi oleh suatu kelompok sosial atau kebudayaan tertentu.
Proses Difusi Inovasi
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
1. Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan
inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya.
2. Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima.
3. Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk
menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi
waktu.
4. Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk
memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama
Tahapan peristiwa yang menciptakan proses
difusi inovasi
1. Mempelajari Inovasi: Tahapan ini merupakan tahap awal ketika masyarakat mulai melihat, dan mengamati
inovasi baru dari berbagai sumber, khususnya media massa.
2. Pengadopsian: Dalam tahap ini masyarakat mulai menggunakan inovasi yang mereka pelajari.
3. Pengembangan Jaringan Sosial: Seseorang yang telah mengadopsi sebuah inovasi akan menyebarkan
inovasi tersebut kepada jaringan sosial di sekitarnya, sehingga sebuah inovasi bisa secara luas diadopsi oleh
masyarakat.
Lima tahap proses adopsi
1. Tahap Pengetahuan: Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai inovasi baru. Untuk
itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada,
bisa melalui media elektronik, media cetak, maupun komunikasi interpersonal di antara masyarakat.
2. Tahap persuasi: Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat pemikiran calon pengguna. Seseorang
akan mengukur keuntungan yang akan ia dapat jika mengadopsi inovasi tersebut secara personal.
Berdasarkan evaluasi dan diskusi dengan orang lain, ia mulai cenderung untuk mengadopsi atau menolak
inovasi tersebut.
3. Tahap pengambilan keputusan: Dalam tahap ini, seseorang membuat keputusan akhir apakah mereka akan
mengadopsi atau menolak sebuah inovasi. Namun bukan berarti setelah melakukan pengambilan keputusan
ini lantas menutup kemungkinan terdapat perubahan dalam pengadopsian.
4. Tahap implementasi: Seseorang mulai menggunakan inovasi sambil mempelajari lebih jauh tentang inovasi
tersebut.
5. Tahap konfirmasi: Setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang kemudian akan mencari pembenaran atas
keputusan mereka. Apakah inovasi tersebut diadopsi ataupun tidak, seseorang akan mengevaluasi akibat dari
keputusan yang mereka buat. Tidak menutup kemungkinan seseorang kemudian mengubah keputusan yang
tadinya menolak jadi menerima inovasi setelah melakukan evaluasi.
Kritik dari beberapa tokoh
1. Terlalu sederhana
Teori difusi inovasi di dalam komunikasi banyak di anggap sebagai suatu representasi realitas dari inovasi-
inovasi yang dikomunikasikan di dalam suatu sistem sosial. Walaupun begitu, teori ini dianggap terlalu
sederhana sebagai suatu representasi realitas yang sebenarnya kompleks.
2. Tidak prediktif
Teori ini juga dianggap tidak prediktif, hal ini disebabkan tidak adanya pengetahuan
teknologi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, namun sayangnya teori difusi
perpindahan tersebut.
4. Overadopsi
overadopsi. Overadopsi sendiri merupakan suatu inovasi yang diadopsi oleh seseorang
namun seharusnya ditolak atau tidak di adopsi. Hal ini berkaitan dengan kurangnya