Anda di halaman 1dari 16

DIFFUSION OF INOVATION

THEORY Dosen Pengampu:

Ade Nur Istiani., M.I,KOM

Disusun Oleh:

Al fina Fauziah (1841010299)

Atika Ayu Mahmuda (1841010308)

Dzakiah Larasakina (1841010326)

Rien Annisa Destiana (1841010319)

Zulaida Rafika Syahdo (1841010327)


RINGKASAN TEORI

Definisi DIFUSI INOVASI adalah teori tentang


bagaimana sebuah idea dan teknologi baru
(inovasi) tersebar dalam sebuah kebudayaan
melalui saluran tertentu selama jangka waktu
tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial.
(Effendy, 2003: 284)

Difusi inovasi adalah salah satu teori yang


menjelaskan bagaimana sebuah perubahan sosial
terjadi dalam masyarakat. (Rogers 1983)
PROFIL TOKOH

Teori Difusi Inovasi dipopulerkan oleh Everett M. Rogers

melalui bukunya yang berjudul Diffusion of Inovations.

Everett M. Rogers lahir di Carrol, Iowa pada tahun 1931.


beliau mendapatkan gelar sarjana dalam agrikultur pada
Iowa State University. Setelah lulus sarjana, ia mengabdi
pada perang korea selama dua tahun.

Sekembalinya dari perang, beliau mengejar gelar ph.D

pada universitas yang sama, namun dalam fakultas

sosiologi dan statistika pada tahun 1957


LATAR BELAKANG TEORI

Munculnya teori ini dimulai pada awal abad ke-20,


tahun 1930. Ketika sosiologi Perancis, Gabriel Tarde,
memperkenalkan Kurva Difusi berbentuk S (S-shaped
Difussion Curve) dalam bukunya “The Laws of Initation”.
Tahun 1940, dua orang sosiologi, Bryce Ryan dan Neal
Grass, mempulikasikan hasil penelitian difusi tentang
jagung hibrida pada para petani di Iowa, Amerika
Serikat.

Tahun 1944 menjadi titik awal munculnya teori difusi


inovasi yang di tulis oleh Paul Lazearfeld, Bernard
Barelson, dan H.Gaudet dalam artikel berjudul “The
People’s Choice” teori ini mengatakan bahwa
komunikator yang mendapat pesan dari media massa
sangat kuat untuk memengaruhi orang-orang
Pada tahun 1964, Di dalam buku Diffusion of Innovation, Everett M. Rogers
mendefinisikan difusi inovasi adalah
”proses sosial yang mengomunikasikan informasi tentang ide baru yang
dipandang secara subjektif. Makna inovasi dengan demikian perlahan-
lahan dikembangkan melalui sebuah proses konstruksi sosial, inovasi yang
dipandang oleh penerima sebagai inovasi yang mempunyai manfaat
relatif, kesesuaian, kemampuan untuk dicoba, kemampuan dapat dilihat
yang jauh lebih besar, dan tingkat kerumitan yang lebih rendahakan lebih
cepat diadopsi daripada inovasi-inovasi lainnya.”

•Tujuan utama difusi inovasi yaitu diterimanya suatu


inovasi yaitu gagasan, ilmu pengetahuan dan teknologi
baik oleh individu mau pun kelompok sosial tertentu.
Konsep Teori Difusi Inovasi •Rogers mengemukakan bahawa terdapat 4 jenis inovasi
yang yang dapat mempengaruhi tingkat adopsi dari
individu mahupun kelompok sosial tertentu RELATIVE
ADVANTAGE, COMPATIBILITY, COMPLEXITY, TRIABILITY
4 (empat) elemen pokok, yaitu:
• INOVASI
GAGASAN, TINDAKAN, ATAU BARANG YANG DIANGGAP BARU OLEH
SESEORANG. DALAM HAL INI, KEBARUAN INOVASI DIUKUR SECARA
SUBJEKTIF MENURUT PANDANGAN INDIVIDU YANG MENERIMANYA. JIKA
SUATU IDE DIANGGAP BARU OLEH SESEORANG MAKA IA ADALAH INOVASI
UNTUK ORANG ITU. KONSEP ’BARU’ DALAM IDE YANG INOVATIF TIDAK
HARUS BARU SAMA SEKALI.

• SALURAN KOMUNIKASI
ALAT UNTUK MENYAMPAIKAN PESAN-PESAN INOVASI DARI SUMBER
KEPADA PENERIMA. DALAM MEMILIH SALURAN KOMUNIKASI, SUMBER
PALING TIDAKPERLU MEMPERHATIKAN TUJUAN DIADAKANNYA
KOMUNIKASI DAN KARAKTERISTIK PENERIMA. JIKA KOMUNIKASI
DIMAKSUDKAN UNTUK MEMPERKENALKAN SUATU INOVASI KEPADA
KHALAYAK YANG BANYAK DAN TERSEBAR LUAS, MAKA SALURAN
KOMUNIKASI YANG LEBIH TEPAT, CEPAT DAN EFISIEN, ADALAH MEDIA
MASSA. TETAPI JIKA KOMUNIKASI DIMAKSUDKAN UNTUK MENGUBAH
SIKAP ATAU PERILAKU PENERIMA SECARA PERSONAL, MAKA SALURAN
KOMUNIKASI YANG PALING TEPAT ADALAH SALURAN INTERPERSONAL.
• Jangka waktu

Proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui


sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya,
dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan
dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat
dalam proses pengambilan keputusan inovasi, keinovatifan
seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat
dalammenerima inovasi, dan kecepatan pengadopsian
inovasi dalam sistem sosial.

• Sistem sosial

Kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat


dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam
rangka mencapai tujuan bersama
Proses pengambilan keputusan inovasi mencakup

Tahap Munculnya Pengetahuan (Knowledge) ketika seorang individu (atau


unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi
dan keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi

Tahap Persuasi (Persuasion) ketika seorang individu (atau unit


pengambil keputusan lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik

Tahap Keputusan (Decisions) muncul ketika seorang individu atau unit


pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah
pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi.

Tahapan Implementasi (Implementation), ketika sorang individu atau unit


pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi.

Tahapan Konfirmasi (Confirmation), ketika seorang individu atau unit


pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan
Kategori Adopter

Innovators:
Sekitar 3% individu yang pertama kali mengadopsi inovasi.
Cirinya: petualang, berani mengambil resiko, mobile,
cerdas, kemampuan ekonomi tinggi
Early Adopters (Perintis/Pelopor):
14% yang menjadi para perintis dalam penerimaan inovasi.
Cirinya: para teladan (pemuka pendapat), orang yang dihormati, akses di dalam tinggi

Early Majority (Pengikut Dini):


34% yang menjadi pera pengikut awal. Cirinya: penuh pertimbangan, interaksi internal
tinggi.

Late Majority (Pengikut Akhir):


34% yang menjadi pengikut akhir dalam penerimaan inovasi. Cirinya: skeptis, menerima
karena pertimbangan ekonomi atau tekanan social, terlalu hati-hati.

Laggards (Kelompok tertinggal): 14% terakhir adalah kaum kolot/tradisional. Cirinya:


tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, bukan opinion leaders,sumberdaya
terbatas.

Dan untuk sisanya adalah die hard (kepala batu) yang tidak pernah mengadopsi
inovasi.
KARAKTERISTIK DIFUSI INOVASI

1.
Keuntungan-keuntungan relatif (relative advantages), yaitu
apakah cara-cara atau gagasan baru ini memberikan sesuatu
keuntungan relatif bagi mereka yang kelakmenerimanya.

2.
Keserasian (compatibility), yaitu apakah inovasi yang hendak di
difusikan itu serasidengan nilai-nilai, sistem kepercayaan, gagasan
yang lebih dahulu diperkenalkan sebelumnya, kebutuhan, selera,
adat-istiadat dan sebagainya dari masyarakat yang bersangkutan
3.
Kerumitan (complexity), yakni apakah inovasi tersebut dirasakan rumit. Pada
umumnya masyarakat tidak atau kurang berminat pada hal-hal yang rumit,
sebab selain sukaruntuk dipahami, juga cenderung dirasakan merupakan
tambahan beban yang baru

4.
Dapat dicobakan (trialability), yakni bahwa sesuatu inovasi akan lebih cepat diterima, bila dapat
dicobakan dulu dalam ukuran kecil sebelum orang terlanjur menerimanyasecara menyeluruh. Ini adalah
cerminan prinsip manusia yang selalu ingin menghindarisuatu resiko yang besar dari perbuatannya,
sebelum ”nasi menjadi bubur”.

5.
Dapat dilihat (observability), jika suatu inovasi dapat di saksikan dengan mata, dapatterlihat langsung hasilnya, maka
orang akan lebih mudah untuk mempertimbangkan untuk menerimanya, ketimbang bila inovasi itu berupa sesuatu
yang abstrak, yang hanya dapat di wujudkan dalam pikiran, atau hanya dapat dibayangkan. Kelima karakteristik
tersebut menentukan bagaimana tingkat penerimaan terhadap sesuatu inovasi yang di difusikan di tengah-tengah
suatu masyarakat.
Contoh kasus
Difusi inovasi ini dapat dilihat dari program baru
pemerintah tentang BPJS Kesehatan. Setiap
masyarakat memiliki sebuah jaminan kesehatan
dengan harga yang terjangkau. Program BPJS
Kesehatan memang bukan program pelopor,
namun manajemen membuatnya lebih mudah
diakses oleh masyarakat. Proses sosialisasi yang
dilakukan melalui media massa secara massive
membuat masyarakat mengetahui akan program
tersebut. BPJS Kesehatan melakukan sebuah
inovasi dengan membuat sebuah program aplikasi
yang dapat diakses dengan internet melalui
telepon seluler. Hal ini sangat memudahkan
masyarakat dalam melakukan pendaftaran,
pencarian informasi bahkan melakukan
pembayaran tagihan tiap bulannya
Inovasi ini dilakukan seiring dengan
perkembangan zaman, pada zaman
sekarang semua orang menggunakan
internet sebagai penopang hidupnya.
Akses yang cepat dibuat dalam aplikasi
BJPS Kesehatan ini agar semua
masyarakat dapat menggunakannya
secara cepat dan mudah. Hal ini
merupakan inovasi yang terdifusi oleh
pemerintah dalam menyebarkan
informasi mengenai program BPJS
Kesehatan
Terima
kasih......

Anda mungkin juga menyukai