Anda di halaman 1dari 39

Adopsi, Inovasi dan

Difusi sebagai Pesan


Komunikasi
KELOMPOK 5 | PENYULUHAN DAN
KOMUNIKASI PERTANIAN A
K E L O M P O K 5
Seto Tangguh Budiyono 195009053
Imroatus Sholikhah 195009067
Najma Siti Soraya Purnama 195009076
Bella Indah Pratiwi 195009081
Shafina Isnayani Hidayatunnisa 195009089
Nurul Asriatul Khoir 195009094
Feni Lara Buana 195009098
Adopsi, Inovasi dan Difusi sebagai Pesan Komunikasi

01 Adopsi 02 Inovasi 03 Difusi


a. Pengertian Adopsi a. Pengertian Inovasi a. Pengertian Difusi
b. Hakikat Adopsi dalam b. Komponen Inovasi b. Tujuan Difusi
Penyuluhan Pertanian c. Jenis Inovasi

04 Proses Adopsi Inovasi


a. Pengertian Adopsi Inovasi
05 Proses Difusi Inovasi
a. Pengertian Difusi Inovasi
b. Faktor-Faktor yang b. Unsur-Unsur Difusi Inovasi
Mempengaruhi Adopsi Inovasi c. Model/Konsep Difusi Inovasi
c. Golongan Adopter
d. Model/Konsep Adopsi Inovasi
01

ADOPSI
a. Pengertian Adopsi
b. Hakikat Adopsi dalam
Penyuluhan Pertanian
A D O P S I

Pengertian
▪ Menurut Suprapto dan Fahrinoor (2004) dalam Herning
(2010), adopsi adalah keputusan untuk menggunakan
sepenuhnya ide baru sebagai cara bertindak yang paling
baik.
▪ Mardikanto dan Sri Sutarni (1982) dalam Herning (2010)
mengartikan adopsi sebagai penerapan atau penggunaan
suatu ide, alat-alat atau teknologi baru yang disampaikan
berupa pesan komunikasi (lewat penyuluhan).
A D O P S I

Hakikat Adopsi dalam Penyuluhan Pertanian


▪ Proses penerimaan inovasi dan atau perubahan perilaku, baik berupa pengetahuan
(cognitive), sikap (affective) maupun keterampilan (psycho–motoric) pada diri seseorang
setelah menerima inovasi yang disampaikan penyuluh kepada masyarakat sasaran (petani)
(Turindra, 2009 dalam Aprilia, 2018).
▪ Penerimaan disini mengandung arti tidak sekadar tahu, tetapi sampai benar–benar dapat
melaksanakan atau menerapkan dengan benar, serta menghayatinya dalam kehidupan dan
usahataninya.
▪ Penerimaan inovasi tersebut biasanya dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung oleh orang lain, sebagai cerminan adanya perubahan sikap, pengetahuan dan
keterampilannya.
Adopsi = Adaptasi?
Adopsi dan adaptasi terkadang sama-sama diartikan sebagai penyesuaian.

ADOPSI ADAPTASI

Adopsi merupakan proses penerimaan sesuatu yang baru ditawarkan dan diupayakan oleh pihak lain
(penyuluh). Sedangkan adaptasi merupakan proses yang berlangsung secara alami untuk melakukan
penyesuaian terhadap kondisi lingkungan (Aprilia, 2018).
02

INOVASI
I N O V A S I

Pengertian
▪ Inovasi adalah suatu ide, perilaku, produk, informasi, dan praktik-praktik baru yang
belum banyak diketahui, diterima, digunakan/diterapkan serta dilaksanakan oleh
sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan
untuk mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan
masyarakat demi terwujudnya perbaikan-perbaikan mutu hidup setiap individu dan
seluruh warga masyarakat yang bersangkutan (Mardikanto, 1993 dalam Herning, 2010).
▪ Baru di sini tidaklah semata-mata dalam ukuran waktu sejak ditemukannya atau pertama
kali digunakannya inovasi tersebut. Jika sesuatu dipandang baru bagi seseorang,
maka hal itu merupakan inovasi (Nasution, 2004 dalam Herning, 2010).
I N O V A S I

Akhmad dan Tatang (2017) menyatakan bahwa di dalam


penyuluhan pertanian, suatu inovasi merupakan perubahan
praktik atau suatu peningkatan dari varietas dan teknologi.
I N O V A S I

Komponen Inovasi

Ide atau gagasan Metode atau praktik Produk (barang dan jasa)

Untuk dapat disebut inovasi, ketiga komponen tersebut harus mempunyai sifat baru. Sifat
baru tersebut tidak selalu berasal dari hasil penelitian mutakhir. Hasil penelitian yang telah
lalu pun dapat disebut inovasi, apabila diintroduksikan kepada masyarakat tani yang
belum pernah mengenal sebelumnya. Jadi, sifat baru pada suatu inovasi harus dilihat dari
sudut pandang masyarakat tani (calon adopter), bukan kapan inovasi tersebut dihasilkan.
I N O V A S I

Jenis Inovasi
1. Inovasi yang terjadi karena sengaja (invention)
2. Inovasi yang terjadi tanpa disengaja (discovery)

Invention adalah proses munculnya suatu hal baru dari kombinasi hal-hal lama yang telah
ada yang memang direncanakan prosesnya. Sedangkan, discovery adalah penemuan hal
baru, baik berupa alat, produk ataupun gagasan yang sebelumnya tidak dirancang secara
khusus untuk menghasilkan hal-hal baru tersebut.
Discovery dapat menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima, dan
memanfaatkan hasil inovasi tersebut (Fatah, 2007 dalam Luthfi, 2016).
Jenis Inovasi

Inovasi yang terjadi karena Inovasi yang terjadi tanpa


sengaja (invention) disengaja (discovery)
03

DIFUSI
a. Pengertian Difusi
b. Tujuan Difusi
D I F U S I

Pengertian Difusi
▪ Difusi merupakan proses dimana Difusi dianggap sebagai suatu jenis perubahan
inovasi tersebar kepada anggota sosial, yaitu suatu proses perubahan yang
sistem sosial melalui saluran tertentu terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial.
dalam jangka waktu tertentu (Rogers
dalam Kharisma dan Yuliyanto, 2016). Tujuan Difusi
▪ H Horton dan Hunt (1987) dalam Tujuan utama proses difusi adalah
Warda dan Armiati (2018) menyatakan diadopsinya suatu inovasi oleh anggota sistem
bahwa difusi adalah proses sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat
tersebarnya inovasi melalui komunikasi berupa individu, kelompok informal, organisasi
dua arah ke dalam anggota sistem dan atau sub sistem (Suyantiningsih, tt).
sosial dalam jangka waktu tertentu.
04
PROSES ADOPSI
INOVASI
PROSES ADOPSI INOVASI

Pengertian MINAT
Menurut Samsudin (1984) (Interest)
dalam Dayana dan Flora
(2011) proses adopsi inovasi SADAR Secara umum, MENILAI
adalah proses dimulai dari (Awareness) proses adopsi (Evaluation)
keluarnya ide-ide dari satu inovasi merupakan
pihak, kemudian disampaikan proses mentalitas
kepada pihak lain sampai ide yang bertahap
tersebut diterima pihak
masyarakat sebagai pihak MENERAPKAN MENCOBA
yang kedua. (Adoption) (Trial)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Adopsi Inovasi

Saluran Komunikasi Ciri Sistem Sosial Sumber Informasi


Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Adopsi Inovasi

Kegiatan Promosi Penyuluh Pertanian Faktor-Faktor Geografis


Berdasarkan kecepatan adopsi terhadap suatu inovasi maka dikenal lima
golongan adopter yaitu (Rogers, 1983 dalam Akhmad dan Tatang, 2017):

No Golongan Adopter Ciri-Ciri


1. Innovator (Perintis) Aktif mencari inovasi, berani mengambil risiko, berpendidikan cukup
baik, relatif berusia muda, mobilitas sosial cukup tinggi, mempunyai
pendapatan di atas rata-rata, sebagai perintis pemula dalam adopsi
inovasi.
2. Early Adopter Merupakan pemimpin pendapat (opinion leader), berani mengambil
(Penerap Dini) risiko, berpendidikan cukup baik, relatif berusia muda, mobilitas
sosial cukup tinggi, memiliki pendapatan di atas rata-rata, suka
mencoba/mempraktikkan inovasi yang baru dikenalkan, merupakan
golongan pembaharu.
Berdasarkan kecepatan adopsi terhadap suatu inovasi maka dikenal lima
golongan adopter yaitu (Rogers, 1983 dalam Akhmad dan Tatang, 2017):

No Golongan Adopter Ciri-Ciri


3. Early Majority Mempunyai rasa kehati-hatian dalam mengambil keputusan, mobilitas
(Penerap Awal) sosial kurang, berpendidikan rata-rata, usia relatif muda, akan
mengadopsi setelah melihat bukti dari orang lain.
4. Late Majority Bersikap skeptis terhadap inovasi, usia relatif lebih tua, status sosial
(Penerap Akhir) relatif rendah, mobilitas sosial rendah, apabila mengadopsi lebih
disebabkan karena perasaan malu/segan, bukan karena penilaian
yang positif terhadap inovasi.
5. Laggard (Penolak/ Berorientasi lokal, berpikiran dogmatis, berorientasi pada masa lalu,
Kaum Kolot) dibutuhkan waktu lama untuk meyakinkan mereka agar mengadopsi
inovasi, atau bahkan bisa saja akan menolak selamanya.
MODEL/KONSEP ADOPSI INOVASI
1. Model Adopsi Bahlen
Petani terlibat untuk melakukan percobaan inovasi
Petani tertarik akan teknologi yang baru pada kebun. Petani menggunakan beberapa lahan,
dan mencari informasi lebih banyak tenaga kerja, dan uang untuk melakukan
mengenai hal tersebut. percobaan guna melihat apa yang akan terjadi.

Sadar Minat Menilai Mencoba Adopsi

Petani menjadi sadar bahwa inovasi Petani menilai teknologi termasuk kondisi- Petani meyakini kebenaran
atau teknologi ada, tetapi informasi kondisi nya, harapan, sumber daya, dan inovasi yang dirasa bermanfaat.
tersebut dirasa kurang manajemen serta memutuskan untuk Petani menerapkan dalam
mencoba atau tidak. jumlah/skala yang lebih besar
MODEL/KONSEP ADOPSI INOVASI
1. Model Adopsi Bahlen

Tingkat Adopsi dan Indikator Tahap Adopsi (Fahrur, 2010).


MODEL/KONSEP ADOPSI INOVASI

1. Model Adopsi Bahlen

Hubungan antara Tingkat Adopsi, Pendekatan serta Metode


dan Media Penyuluhan (Fahrur, 2010).
MODEL/KONSEP ADOPSI INOVASI

1. Model Adopsi Bahlen


Konsep adopsi Bahlen digunakan secara meluas oleh peneliti dan penyuluh.
Meskipun demikian model ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain:
▪ Tidak semua proses tersebut di atas diakhiri dengan tahap adopsi, ada kalanya
berupa penolakan terhadap adopsi.
▪ Kelima tahap di atas terjadi tidak selalu berurutan.
▪ Suatu proses adopsi pada tahap akhir akan diikuti dengan konfirmasi yaitu
dengan cara mencari lebih lanjut untuk memperkokoh keputusannya (terus
mengadopsi) atau menerapkan inovasi lainnya (menolak).
MODEL/KONSEP ADOPSI INOVASI
2. Model Adopsi Rogers dan Schoemaker
Rogers dan Schoemaker (1992) dalam Fahrur (2010) menjelaskan bahwa
proses adopsi dapat terjadi melalui empat tahapan yaitu:

Mengambil
Mengetahui Persuasi Konfirmasi
Keputusan
a. Tahap Mengetahui: petani sasaran sudah c. Tahap Keputusan: petani sasaran sudah terlibat dalam
mengetahui adanya inovasi dan mengerti pembuatan keputusan yaitu apakah menerima atau
bagaimana inovasi itu berfungsi. menolak inovasi.
b. Tahap Persuasi: petani sasaran sudah d. Tahap Konfirmasi: petani sasaran mencari penguat bagi
membentuk sikap terhadap inovasi yaitu keputusan inovasi yang telah dibuatnya. Mungkin pada
apakah inovasi tersebut dianggap sesuai tahap ini petani sasaran mengubah keputusan untuk
ataukah tidak sesuai bagi dirinya. menolak inovasi yang telah di adopsi sebelumnya.
MODEL/KONSEP ADOPSI INOVASI
2. Model Adopsi Kellog
Model Adopsi Kellogg meliputi empat tahap yaitu diagnosis, perencanaan dan
rekayasa teknologi adaptif, pengujian dan verifikasi di tingkat usaha dan
percobaan antar lokasi dan diseminasi.
MODEL/KONSEP ADOPSI INOVASI

2. Model Adopsi Kellog


Tahap Kedua: Perencanaan dan
Tahap pertama: Diagnosis Rekayasa Teknologi Adaptif
Penentuan wilayah sasaran dan mendiagnosis Merencanakan dan merekayasa
situasi pelaku utama. Pada umumnya wilayah teknologi adaptif dengan menggunakan
sasaran diusahakan mempunyai karakteristik informasi yang diperoleh pada tahap
agroklimat yang relatif homogen. Penyuluh pertama. Berdasarkan informasi ini,
dapat mengidentifikasi wilayah sasaran lebih dapat dibuat perencanaan dan
baik dibandingkan peneliti. rekayasa teknologi yang sesuai dengan
kondisi lapangan.
MODEL/KONSEP ADOPSI INOVASI

2. Model Adopsi Kellog


Tahap ketiga: Pengujian dan Verifikasi di Tingkat Usaha
Hasil penelitian yang diperoleh dari eksperimen sebelumnya dapat diuji dan
diverifikasi di tingkat usaha. Sasaran akan bersedia mengadopsi teknologi/introduksi
teknologi apabila teknologi tersebut memiliki keunggulan dibanding dengan teknologi
sebelumnya, juga hasilnya dilihat sendiri oleh pelaku utama sebagai sasaran.

Tahap Keempat: Percobaan Antar Lokasi dan Diseminasi


Selama proses pengujian dan verifikasi di tingkat usaha pasti terjadi percobaan di
lahan usaha petani. Hal ini mengindikasikan bahwa pilihan teknologi sudah dilakukan
pelaku utama dan diharapkan terjadi perbaikan teknik budidaya yang signifikan.
05
PROSES DIFUSI
INOVASI
a. Pengertian Difusi Inovasi
b. Unsur-Unsur Difusi Inovasi
c. Model/Konsep Difusi Inovasi
PROSES DIFUSI INOVASI
Pengertian Difusi Inovasi
▪ Wayne Romable (1984) dalam Fahrur (2010) menyatakan bahwa difusi inovasi dapat
dipandang sebagai proses komunikasi khusus.
▪ Proses difusi inovasi adalah pembesaran adopsi inovasi dari satu individu yang telah
mengadopsi, ke individu lain dalam sistem sosial masyarakat sasaran yang sama. Inti
dari proses difusi adalah mempertukarkan informasi tentang ide baru dari seseorang
kepada orang lain.

Unsur-Unsur Difusi Inovasi


SALURAN SISTEM
INOVASI WAKTU
KOMUNIKASI SOSIAL
PROSES DIFUSI INOVASI
Unsur Difusi Inovasi ▪ Time (waktu): dimensi waktu dalam proses
▪ Innovation (Inovasi): ide, difusi berpengaruh dalam hal proses
praktik, atau benda yang keputusan inovasi, proses mengadopsi
dianggap baru oleh individu sebuah inovasi (kategori relatif tipe adopter)
atau kelompok. dan tingkat/laju adopsi inovasi ataupun rata-
rata adopsi dalam suatu sistem.
▪ Communication channel (saluran
komunikasi): berkaitan dengan ▪ Social System (sistem sosial): proses difusi
bagaimana pesan itu didapat dalam kaitannya dengan sistem sosial ini
suatu individu dari individu lainnya dipengaruhi oleh struktur sosial, norma sosial,
peran pemimpin dan agen perubahan, tipe
keputusan inovasi dan konsekuensi inovasi
PROSES DIFUSI INOVASI
Model/Konsep Difusi Inovasi
Model ini mengasumsikan
bahwa penelitian harus
A.H. Bunting (1979) dalam
Model ini dikenal sebagai dimulai dan diakhiri di
(Fahrur, 2010) mengatakan
training and visit system tingkat sasaran. Hal ini
bahwa model top down
atau di Indonesia disebut berarti bahwa pelaku utama
difusion merupakan model
sistem latihan dan (sasaran) harus dilibatkan
penyuluhan pertanian
kunjungan (sistem laku). secara aktif sebagai
konvensional.
anggota tim pemecahan
masalah di lapangan

Model Farmer Back to


Model Top Down Model Feed Back
Farmer
PROSES DIFUSI INOVASI

Model/Konsep Difusi Inovasi


1. Model Top Down

Proses Difusi Inovasi Model Difusi Top Down (Fahrur, 2010).


Model Difusi Top Down dikembangkan berdasarkan penelitian di India, ilmu pengetahuan
dan teknologi yang dihasilkan sekolah, laboratorium dan stasiun percobaan. Pada model ini
peneliti melakukan penelitian di laboratorium maupun stasiun penelitian dan menghasilkan
rekomendasi yang disebarluaskan kepada seluruh petani
PROSES DIFUSI INOVASI

Model/Konsep Difusi Inovasi


2. Model Feed Back

Model feed back dikembangkan oleh Benor dan Horison. Model ini dianggap sebagai
perbaikan model top down, yaitu dengan mempertimbangkan mekanisme umpan balik
diantara peneliti dan penyuluh.

Proses Difusi Inovasi Model Difusi Feed Back (Fahrur, 2010).


PROSES DIFUSI INOVASI

Model/Konsep Difusi Inovasi


3. Model Farmer Back To Farmer

Model difusi farmer back to farmer dikemukakan oleh Rhoades dan Booth
(1982). Model ini mengasumsikan bahwa penelitian harus dimulai dan diakhiri
di tingkat sasaran. Hal ini berarti bahwa pelaku utama (sasaran) harus
dilibatkan secara aktif sebagai anggota tim pemecahan masalah di lapangan.
Pelaku utama/pelaku usaha dengan pengalaman jangka panjangnya harus
mengetahui kondisi usahanya, kondisi sosial, ekonomi, teknis, keadaan pasar
dan lain sebagainya.
D A F T A R P U S T A K A

▪ Dayana dan Flora K. Sinurat. 2011. Komunikasi Penyuluhan dan Adopsi Inovasi. [Daring].
http://ojs.uma.ac.id/index.php/perspektif/article/download/87/57. Diakses pada tanggal 13 Maret 2021 pukul 11.09 WIB.
▪ Fatah, Luthfi. 2016. Inovasi Teknologi Mendukung Peningkatan Produksi Pertanian Berkelanjutan (Hasil-Hasil Penelitian
Mendukung Pajale). [Daring].
http://kalsel.litbang.pertanian.go.id/ind/images/pdf/Semnas2016/03_dekan\_faperta_ulm.pdf . Diakses pada tanggal 14
Maret pukul 07.55 WIB.
▪ Febriana, Kharisma Ayu dan Yuliyanto Budi Setiawan. 2016. Komunikasi dalam Difusi Inovasi Kerajinan Enceng Gondok di
Desa Tuntang, Kabupaten Semarang. [Daring]. https://repository.usm.ac.id/files/journalnas/G072/20171206071643-
KOMUNIKASI-DALAM-DIFUSI-INOVASI-KERAJINAN-ENCENG-GONDOK-DI-DESA-TUNTANG,-KABUPATEN-
SEMARANG.pdf. Diakses pada tanggal 14 Maret 2021 pukul 10.40 WIB.
▪ Halil, Warda dan Armiati. 2018. Kriteria Pemilihan Inovasi Pertanian untuk Mempercepat Proses Adopsi dan Difusinya
Kepada Pengguna. [Daring]. http://sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi/buletin/53-buletin-nomor-6-
tahun-2012/248-kriteria-pemilihan-inovasi-pertanian-untuk-mempercepat-proses-adopsi-dan-difusinya-kepada-
pengguna. Diakses pada tanggal 14 Maret 2021 pukul 09:56 WIB
D A F T A R P U S T A K A

▪ Musyafak, Akhmad dan Tatang M. Ibrahim. 2017. Strategi Percepatan Adopsi dan Difusi Inovasi Pertanian Mendukung
Prima Tani. [Daring]. https://media.neliti.com/media/publications/56200-ID-strategi-percepatan-adopsi-dan-difusi-in.pdf.
Diakses pada tanggal 15 Maret pukul 12.43 WIB.
▪ Prabayanti, Herning. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adopsi Biopestisida oleh Petani di Kecamatan Mojogedang
Kabupaten Karanganyar. [Daring]. https://core.ac.uk/download/pdf/12345279.pdf. Diakses pada tanggal 13 Maret 2021
pukul 11.10 WIB.
▪ Razi, Fahrur. 2010. Efektivitas dan Efisiensi Proses Komunikasi dalam Penyuluhan Perikanan. [Daring].
http://perpustakaan.kkp.go.id/knowledgerepository/index.php?p=fstream-pdf&fid=165&bid=1062964. Diakses pada
tanggal 12 Maret 2021 pukul 09.27 WIB.
▪ Suyantiningsih. Tanpa Tahun. Hand-out Matakuliah Inovasi dan Difusi Pendidikan. [Daring].
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132296140/pendidikan/HANDOUT+MATA+KULIAH+INOVASI+DAN+DIFUSI+PENDIDIK
AN.pdf. Diakses pada tanggal 15 Maret 2021 pukul 13.39 WIB.
▪ Triasni, Aprila. 2018. Adopsi dan Inovasi di Tingkat Petani. [Daring]. https://distan.soppengkab.go.id/adopsi-dan-inovasi-
ditingkat-petani/. Diakses pada tanggal 13 Maret 2021 pukul 10.47 WIB.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai