Anda di halaman 1dari 36

MEDIA PENYULUHAN SKETSA

BAB I

1. PENDAHULUAN

Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah


penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya, informasi
dan teknologi pertanian tersebut bisa disampaikan secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan media penyuluhan. Berbagai media penyuluhan
dapat digunakan untuk megemas informasi dan teknologi yang akan disampaikan
kepada petani sebagai pengguna teknologi seperti : media cetak, media audio,
media audio visual, media berupa obyek fisik atau benda nyata. Secara umum
dapat dikatakan bahwa media merupakan suatu perantara yang digunakan dalam
proses belajar. Tujuan penggunaan media adalah untuk memperjelas informasi
yang disampaikan sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan sasaran. Dengan demikian media berperan penting dalam
memberikan pengalaman kongkrit dan sesuai dengan tujuan belajar. Dalam
bidang pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, kemampuan literasi visual sangat
penting, khususnya bagi para guru, dosen, penyuluh, maupun pelatih/fasilitator
lainnya karena dengan demikian mereka dapat lebih efektif dan efisien dalam
menyampaikan materi penyuluhan, pelajaran/pelatihannya. Media apapun yang
digunakan, pada prinsipnya harus dapat meningkatkan efektivitas dan kelancaran
proses belajar terutama dalam memperjelas materi yang dipelajari sehingga dapat
mempercepat terjadinya perubahan perilaku (pengetahuan, keterampialn dan
sikap) dikalangan kelompok sasaran.

Selain dari pada itu media diharapkan dapat lebih mengkongkritkan apa yang
dijelaskan komunikator kepada komunikan (sasaran), sehingga sasaran lebih
mudah dan lebih cepat menangkap materi, apa yang dilihat sasaran akan terkesan
lebih lama dibandingkan dengan didengar dan media mampu memotivasi dan
mampu memusatkan perhatian.

2. TUJUAN

Meningkatkan kompetensi para Mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian


dai Yogyakarta sebagai calon penyuluh dalam menyiapkan dan menggunakan
media cetak maupun elektronik untuk memperjelas penyampaian materi
penyuluhan.

3. PERMASALAHAN

Mahasiswa belum memahami masing-masing jenis media penyuluhan serta


memahami keunggulan dan kelemahannya, sehingga sering terjadi kesalahan
dalam pemilihan media sebagai sarana penyuluhan.

BAB II

1. TINJAUAN PUSTAKA

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”,
“perantara”, atau “pengantar”, yaitu perantara atau pengantar pesan dari pengirim
pesan kepada penerima pesan. The Association for Educational Communications
Technology (AECT), menyebutkan media sebagai bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gagne (1970),
mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
sasaran yang dapat merangsang untuk belajar. Sedangkan ”penyuluhan” berasal
dari kata ”suluh” yaitu sesuatu yang digunakan untuk memberi penerang. Jadi
media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian rupa untuk
memudahkan penyampaian materi kepada sasaran, agar sasaran dapat menyerap
pesan dengan mudah dan jelas. Beragamnya media memiliki karakteristik yang
berbeda pula. Karena itu untuk setiap tujuan yang berbeda diperlukan media yang
berbeda pula. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan ataupun
pelajaran tadi sangat penting sebagai saluran, penyampaian pesan. Kemajuan
tehnologi pertanian saat ini semakin pesat, baik tehnologi produksi maupun
tehnologi sosial ekonomi. Persaingan dalam berusaha dibidang pertanian semakin
meningkat pula. Tuntutan untuk meningkatkan kualitas produksi tidak dapat
ditawar lagi. Tehnologi dan informasi yang berkaitan dengan hal-hal tersebut
perlu disalurkan dengan cepat dari sumber pesan kepada sasaran, yakni petani dan
keluarganya serta masyarakat pertanian lainnya. Oleh karena itu peranan media
penyuluhan pertanian semakin penting. Disamping itu kegiatan penyuluhan
pertanian berhadapan dengan keterbatasan-keterbatasan antara lain keterbatasan
jumlah penyuluh, keterbatasan dipihak sasaran , misalnya tingkat pendidikan
formal petani yang sangat bervariasi, keterbatasan sarana dan waktu belajar bagi
petani. Untuk itu perlu diimbangi dengan meningkatkan peranan dan penggunaan
media penyuluhan pertanian. Melalui media Penyuluhan Pertanian petani dapat
meningkatkan interaksi dengan lingkungan sehingga proses belajar berjalan terus
walaupun tidak berhadapan langsung dengan sumber komunikasi. Peranan media
penyuluhan pertanian dapat ditinjau dari beberapa segi yakni dari proses
komunikasi, segi proses belajar dan segi peragaan dalam proses komunikasi, segi
proses belajar dan dari peragaan dalam proses belajar.dan dari peragaan. Sebelum
menggunakan media penyuluhan pertanian, maka terlebih dahulu dilakukan
pemilihan. Tujuan pemilihan adalah supaya media penyuluhan yang dipakai
efektif dan efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan pertanian, yakni
perubahan perilaku petani.

2. PEMBAHASAN

Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-
bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal bisa belajar
menggambar,seorang penyuluh haruslah dapat menuangkan ide-idenya kedalam
bentuk sketsa. Sketsa selain dapat menarik perhatian sasaran, menghindari
verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tak perlu
dipersoalkan sebab media ini langsung dibuat penyuluh.

Sketsa dibuat berdasarkan tema dan tujuan dari Penyuluhan. Untuk memudahkan
mencari ide penyuluh menggunakan cara mind maping dan menuliskan semua hal
yang berhubungan dengan Materi Penyuluhan. Hasil dari mind mapping disaring
kembali dan divisualisasikan kedalam suatu bentuk rancangan visual, seperti
tampilan karakter, tipografi, layout, warna, ilustrasi maupun format desain, secara
manual. Selain dibuat manual, jenis visual seperti apa yang memadai dengan tema
dan target audiens, maka rancangan visual itu juga dapat diolah melalui teknis
komputerisasi.

BAB III

1. KESIMPULAN

Media apapun yang digunakan, pada prinsipnya harus dapat meningkatkan


efektivitas dan kelancaran proses belajar terutama dalam memperjelas materi yang
dipelajari sehingga dapat mempercepat terjadinya perubahan perilaku
(pengetahuan, keterampialn dan sikap) dikalangan kelompok sasaran.

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan/pelatihan dan penyuluhan,


banyak media pembelajaran yang bisa digunakan. Penggunaan media, bukan pada
banyak tidaknya media penyuluhan yang tersedia, tetapi bagaimana merencanakan
dan membuat media visual dalam kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang sesuai
dengan kebutuhan para penggunanya.

2. DAFTAR PUSTAKA

------------, 2012, Modul Diklat Penyuluhan Pertanian,


http://www.deptan.go.id/bpsdm/stpp-magelang/
download/terampil_modul_media.pdf

------------, 2012, Media Pembelajaran, http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/

JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-
BAGJA_WALUYA/MEDIA_PEMBEL.GEOGRAFI/Bahan_Ajar_Media_Pembe
lajaran.pdf

A. Latar Belakang

Dokumenter sering dianggap sebagai rekaman ‘aktualitas’—potongan rekaman


sewaktu kejadian sebenarnya berlangsung, saat orang yang terlibat di dalamnya
berbicara, kehidupan nyata seperti apa adanya, spontan dan tanpa media perantara.
Walaupun kadang menjadi materi dalam pembuatan dokumenter, faktor ini jarang
menjadi bagian dari keseluruhan film dokumenter itu sendiri, karena materi-
materi tersebut harus diatur, diolah kembali, dan diatur strukturnya. Terkadang
bahkan dalam pengambilan gambar sebelumnya, berbagai pilihan harus diambil
oleh para pembuat film dokumenter untuk menentukan sudut pandang, ukuran
shot (type of shot), pencahayaan dan lain-lain agar dapat mencapai hasil akhir
yang diinginkan.John Grierson pertama-tama menemukan istilah dokumenter
dalam sebuah pembahasan film karya Robert Flaherty, Moana(1925), yang
mengacu pada kemampuan sebuah media untuk menghasilkan dokumen visual
suatu kejadian tertentu.

Grierson sangat percaya bahwa “Sinema bukanlah seni atau hiburan, melainkan
suatu bentuk publikasi dan dapat dipublikasikan dengan 100 cara berbeda untuk
100 penonton yang berbeda pula.” Oleh karena itu dokumenter pun termasuk
didalamnya sebagai suatu metode publikasi sinematik, yang dalam istilahnya
disebut “creative treatment of actuality”(perlakuan kreatif atas keaktualitasan).
Karena ada perlakuan kreatif, sama seperti dalam film fiksi lainnya, dokumenter
dibangun dan bisa dilihat bukan sebagai suatu rekaman realitas, tetapi sebagai
jenis representasi lain dari realitas itu sendiri. Kebanyakan penonton dokumenter
di layar kaca sudah begitu terbiasa dengan kode dan bentuk yang dominan
sehingga mereka tak lagi mempertanyakan lebih jauh tentang isi dari dokumenter
tersebut. Misalnya penonton sering menyaksikan dokumenter yang dipandu oleh
voiceover, wawancara dari para ahli, saksi dan pendapat anggota masyarakat, set
lokasi yang terlihat nyata, potongan-potongan kejadian langsung dan materi yang
berasal dari arsip yang ditemukan. Semua elemen khas tersebut memiliki sejarah
dan tempat tertentu dalam perkembangan dan perluasan dokumenter sebagai
sebuah bentuk sinematik.Ini penting ditekankan, karena dalam berbagai hal,
bentuk dokumenter sering diabaikan dan kurang dianggap di kalangan film seni
karena seakan-akan dokumenter cenderung menjadi bersifat jurnalistik dalam
dunia pertelevisian. Bukti-bukti menunjukkan bahwa, bagaimanapun, dengan
pesatnya perkembangan dokumenter dalam bentuk pemberitaan, terdapat
perubahan. kembali ke arah pendekatan yang lebih sinematik oleh para pembuat
film dokumenter akhir-akhir ini.

Dan kini perdebatannya berpindah pada segi estetik dokumenter karena ide
kebenaran dan keaslian suatu dokumenter mulai dipertanyakan, diputarbalikkan
dan diubah sehubungan dengan pendekatan segi estetik dokumenter dan film-film
non-fiksi lainnya. Satu titik awal yang berguna adalah daftar kategori Richard
Barsam yang ia sebut sebagai “film non-fiksi” Daftar ini secara efektif
menunjukkan jenis-jenis film yang dipandang sebagai dokumenter dan dengan
jelas memiliki ide dan kode etik tentang dokumenter yang sama.

B. Tujuan Pembuatan Dokumenter

Tujuan awalnya adalah sebagai propaganda, tetapi dalam perkembangannya


tujuan film dokumenter adalah untuk memberikan gambaran mengenai realita
kehidupan, dan untuk menegelabui atau memanipulasi suatu realita.

C, Manfaat Dokumenter

1. Secara teoritis, dokumenter sebagai media akan menstimulus

2. (merangsang) audiens sebagai proses regenerasi kebudayaan

3. Secara praksis, dokumenter ini akan didistribusikan ke beberapa instansi

4. (stakeholder) kesenian dan kebudayaan terkait, antara lain: Pemerintahan,

5. sekolah, pemerhati kesenian, masyarakat luas, maupun jaringan distributor


6. film dokumenter independen.

BAB II DASAR TEORI

Dokumenter adalah sebutan untuk film pertama kali karya lumiere bersaudara
yang mengisahkan tentang perjalanan (travelogues) yang dibuat sekitar tahun
1890an. Tiga puluh tahun kemudian kata “Dokumenter” kembali digunakan oleh
pembuat film krikikus film asal Inggris yaitu Jhon Gierson untuk film Moana
(1926) karya Robert Flaherty. Gierson berpendapat bahwa dokumenter
merupakan cara kreatif mempresentasikan realitas ( Susan Hayward:Key
Concentsin cinema Studiesn yang, 1996:72). Film dokumenter menyajikan realita
berbagai cara dan dibuat untuk berbagai macam tujuan penyebaran informasi dan
pendidikan (Heru Effendy, 2002:12). Bentuk dokumenter sendiri terpecah
menjadi dua kategori, yang pertama dokumenter festival, dan yang kedua adalah
dokumenter televisi. Film dokumenter berdurasi panjang umumnya diputar di
bioskop atau festival dan lebih bebas menggunakan semua type shot. Sedangkan
untuk jenis dokumenter televisi berdurasi pendek, dan terbatas dalaam
menggunakan tipe shot. Film dokumenter di Indonesia saat ini masih dianggap
anak tiri, hal ini disebabkan oleh para pembuat film lebih tertarik membuat film
yang lebih komersil, belum lagi perhatian masyarakat lebih tertuju pada film
cerita (Peransi,2004:45) seperti kita ketahui, dalam dokumenter televisi maupun
film, gaya penuturan yang terdapat dalam dokumenter ada beberapa macam antara
lain, potret (biography), sejarah, perbandingan, kontradiksi,laporan perjaalanan (
travel doc), ilmu pengetahuan (edukasi dan instruksional), nostalgia, rekonstraksi,
investigasi, association picture story, doku drama, buku harian (diary) dan
reportase (Gerzon R.Ayawaila,2007:7-12).

Sebelumnya dalam televisi dokumenter dikenal sebagai program non fiksi,


dan dalam format siaran televisi merupakan gaya bertutur jurnaalistik. Dan
program non fiksi ini dibagi dalam 5 kategori antara lain, reportase atau esei verita
actual, feature, magazine, dokumenter televisi dan dokumenter seri
(Gerzon.R.Ayawaila, 2000:13).

Ada empat kriteria yang menerangkan bahwa dokumenter adalah film non fiksi
menurut Fajar Nugroho:
1. Setiap adegan dalam dokumenter merupakan kejadian yang sebenarnya,
tanpa interprentasi imajinatif seperti halnya dalam film fiksi. Bila pada film fiksi
latar belakang (setting) adegan dirancang, pada dokumenter latar belakang harus
spontan otentik dengan situasi dan kondisi asli ( apa adanya).

2. Yang dituturkan dalam film dokumenter berdasarkan peristiwa nyata


(realita), sedangkan pada film fiksi isi cerita berdasarkan karangan (imajinatif),
maka dalam film fiksi yang dimiliki adalah interprentasi imajinatif.

3. Sebagai sebuah film non fiksi, sutradara melakukan observasi pada suatu
peristiwa nyata, lalu melakukan perekaman gambar sesuai apa adanya, ini
merupakan bagian dari riset.

4. Apabila struktur cerita pada film fiksi mengacu pada alur cerita atau plot,
dalam dokumenter konsentrasinya lebih pada isi dan pemaparan.

Ø Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam dokumenter :

o Pertama,

kita harus memiliki gambar (footage) yang baik. Yakni, sebuah bukti visual yang
mengajukan pernyataan tentang film dokumenter tersebut dalam bahasa visual.
Gambar tentang Tsunami yang melanda kota Banda Aceh itu memang bagus,
namun belum cukup. Sebuah dokumenter mungkin saja memprofilkan warga
Aceh, yang memilih bertahan hidup di pinggir pantai, meski tahu bahwa sewaktu-
waktu Tsunami bisa saja melanda daerahnya lagi.

o Kedua,

kita harus memiliki ide atau konsep, yang mengekspresikan sudut pandang karya
dokumenter tersebut.Wawancara mungkin bisa membantu merumuskan suatu
sudut pandang. Namun, wawancara itu biasanya merupakan cara yang terlalu
berat dan merepotkan dalam sebuah dokumenter, untuk menyampaikan suatu
gagasan. Wawancara semata-mata tidak lantas menjadikannya sebuah
dokumenter. Hal ini karena wawancara tidak menunjukkan topik, tetapi
wawancara hanya menunjukkan orang yang sedang bicaratentang suatu topik.

o Ketiga,

kita harus memiliki sebuah struktur. Yaitu, progresi gambar dan suara secara
teratur, yang akan menarik minat audiens, dan menghadirkan sudut pandang dari
karya dokumenter tersebut, sebagai sebuah argumen visual. Misalnya, film
dokumenter The War Room, karya Chris Hegedus dan D.A. Pennebaker, tentang
kampanye Bill Clinton tahun 1992, sebelum menjadi Presiden AS. Film ini dibuka
dengan serangkaian gambar di daerah pemilihan New Hampshire, yang
menunjukkan problem-problem yang dihadapi Clinton selaku kandidat presiden.
Tidak ada wawancara dalam film itu. Yang terlihat adalah interaksi-interaksi,
yang menunjukkan apa yang terjadi pada kampanye Clinton saat itu. Ketika
menonton film itu, secara bertahap audiens melihat kampanye Clinton akhirnya
berhasil mengatasi berbagai hambatan, dalam proses menuju kemenangan.
Membuat film dokumenter, atau feature, diawali dengan ide atau gagasan, dan
berakhir dengan paket yang siap ditayangkan untuk audiens. Kita sepatutnya
memandang, pembuatan sebuah dokumenter pada dasarnya lebih merupakan
problem komunikasi, yakni bagaimana menyampaikan suatu pesan kepada
audiens. Bukan sebuah problem teknis (peralatan).

Ø Definisi Film Dokumenter

Istilah "dokumenter" atau documentary (bahasa Inggris), adalah turunan dari kata
Perancis, documentaire. Yang artinya, sebuah film atau pembicaraan yang
menggambarkan perjalanan di suatu negeri tertentu. Artinya film dokumenter
merupakan film yang menampilkan fakta yang ada dalam kehidupan atau film
yang menampilkan tentang kenyataan.

Seperti halnya pembuatan film fiksi, pada pembuatan film dokumenter akan
melewati tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh pembuatnya. Tahapan tersebut
terdiri atas : pre production, production, post production. Dalam pre production
pembuatan dokumenter termasuk di dalamnya, pemilihan subyek atau tema,
melakukan riset, menentukan kru, memilih peralatan yang akan digunakan,
menentukan metode yang akan dipakai, serta membuat skedul shooting. Dalam
tahap production, ini gak kalah seru juga dalam tahap akhir aliaspre-production.

Ø Ciri -ciri
1.Ada Data-data berupa tanggal

2.Berbentuk Peristiwa

3.Adanya Tokoh-tokoh dan semua unsur yang terkandung di dalamnya

4.Bersifat faktual dan benar-benar ada

5.Dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

6.Berbentuk Non Fiksi

III PEMBAHASAN

Ø Perbedaan Dokumenter dan Fiksi

Dokumenter

Berdasarkan kejadian yang sebenarnya, nyata, realitas

Tidak imajinatif, latar belakang otentik

Melakukan observasi berdasarkan fakta

Melakukan perekaman apa adanya

Konsentrasi pada isi dan pemaparan

Ø Fiksi

· Berdasarkan karangan. Imajinatif; direkayasa, dengan latar belakang


dirancang

· Interpretasi imajinatif

· Melakukan observasi untuk menyesuaikan karangan imajinatif

· Mengacu pada alur cerita


Ø Perbedaan Dokumenter Televisi dan Reportase

Dokumenter Televisi

Menampilkan suatu peristiwa yang mendalam dan luas

Nuansa dan orientasi yang luas

Menceritakan dari sebab hungga akibat sebuah proses kejadian atau pristiwa
yang diketengahkan sebagai isi materi

Dikemas secara artistic

Ø Reportase

Menampilkan suatu pristiwa hanya secara garis besar

Penyampaian isi materi singkat, dan seperlunya

Tidak memerlukan kemasan artistik

Ø Documenter Sebagai Bentuk

Terdiri dari 5 kategori:

Esai Berita Aktual

Features

Magazine

Dokumenter Televisi

Dokumenter seri Televisi

Ø Esai Berita Aktual


Laporan Berita dengan durasi yang mengetengahkan berbagai peristiwa aktual
atau melakukan reportase dari sebuah event atau peristiwa besar.

Ø Magazine

Penayangan berita yang terdiri dari berbagai topic yang berbeda

Merupakan gabungan dari uraian fakta dan opini yang dirangkai dalam suatu
mata acara

Materi lebih mendalam yang berkaitan human intersest

Magazine khusus = magazine homogeny

Magazine umum =magazine heterogen

Ø Semi Dokumenter

Gabungan fakta dan fiksi. Beberapa adegan direkayasa, disesuaikan dengan tema,
umumnnya interpretasi imajinatif, bertujuan menambahkan cerita menarik.

Ø Dokudrama

Peristiwa yang pernah terjadi di rekontruksi kembali dalam bentuk drama baru.
Menggunakan artis, bertujuan komersial.

Ø Dokumenter Televisi

Penayangan topic atau tema tertentu, disampaikan dengan gaya bercerita,


menggunakan narasi (voice over), menggunakan wawancara dan illustrasi musik
sebagai penunjang visual.

Ø Tujuan Penayangan Dokumenter Seri Televisi

· Memperjelas suatu program

· Penyampaian program yang sama dengan sub tema yang berbeda

· Menjurus pada ilmu pengetahuan

Ø Cirri-ciri Dokumenter
Sudut pandang jelas dan objektif

Fakta factual

Visual tidak harus menarik

Tidak direkayasa

Ø Tipe-tipe Dokumenter

Dokumenter Dokumen

Dokumenter Sosial

Dokumenter Usaha Kreatif

Dokumenter Berseri

Dokumenter Alam

Dokumenter Bagian kehidupan Keseharian

Ø Dokumenter Dokumen

Documenter tanpa persiapan naskah

Hail shooting di lokasi di preview, visaual-visual diseleksi dan ditentukan.


Narasi diisi berdasarkan visual pilihan

Melengkapi program dapat dimunculkan presenter dan diidi dengan visual


lainyang relevan dengan program

Ø Dokumenter Usaha Kreatif

Menggambarkan tahapan-tahapan kreasi seseorang yang mengerjakan karya


kreatif

Contoh: seni ukir, seni pahat

Ø Dokumenter masalah sosial


Topic program ini mengutamakan perhatian pada masalah-masalah sosial.

Contoh: kemiskinan, perang, bencana wabah penyakit, gaya hidup, dan


sejenisnya.

Ø Dokumenter Berseri

Bentuk documenter dalam menceritakan suatu obyek secara bersambung. Atau


program bertema sama, tetapi setiap seri penyampaian berlainan obyek.

Contoh: Travel and Living, Animal Wilds.

Ø Dokumenter Alam

Bentuk documenter bernuansa fenomena alam. Penelitian alam yang bersangkutan


dengan obyek menjadi penting sebagai informasi penonton. Narasi dibacakan
sebagai pendukung program dokumenter ini

Contoh: Caribean Wild, Planet Animal, Hokaido.

Ø Dokumenter Bagian Kehidupan

Documenter yang menyampaikan potongan-potongan visual dari sebagian


kegiatan kehidupan manusia sehari-hari.

Contoh: kegiatan suatu hari; ibu memasak didapur,bapak bekerja dikantor

IV KESIMPULAN

Melalui penyampaian pandangan yang sederhana ini, penulis hanya dapat berbagi
untuk mengembangkan suatu kegiatan pembelajaran melalui sebuah rancangan
materi otentik dan kontemporer dengan sentuhan media pembelajaran berbasis
audio visual, berupa film dokumenter.
V DAFTAR PUSTAKA

Bundhowi, M..1999.“Buletin Pengajaran BIPA. Vol 1/1“ Bali: IALF

Bundhowi, M..2000.“Buletin Pengajaran BIPA. Vol 1/2“ Bali: IALF

http://www.ialf.edu/bipa/buletinpengajaranbipa.html

http://www.in-docs.com/

Imaji MM. Workshop Film Dokumenter. 2006. “Teknologi Dasar Film, Ide dan
Teknologi, Gaya dalam Film Dokumenter, dan Elemen Artistik dalam Film
Dokumenter”. Serang.

Liliweri, Alo. 2003. Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya.Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Levine, Deena R. and Mara B. Adelman. 1982. Beyond Language. Intercultural


Communication for English as a Second Language. American Language Institute.
San Diego State University. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Prakosa, Gatot. 1997.
Film Pinggiran, Antologi Film Pendek, Film Eksperimental, dan Film
Dokumenter.Jakarta:FFTV-IKJ dan YLP. Rabiger,Michael. 1997. Directing
Documentary. Second Edition. Boston: Focal Pres

AB I

PENDAHULUAN

Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah


penyampaian informasi dan teknologi pertanian kepada penggunanya, informasi
dan teknologi pertanian tersebut bisa disampaikan secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan media penyuluhan. Berbagai media penyuluhan
dapat digunakan untuk megemas informasi dan teknologi yang akan disampaikan
kepada petani sebagai pengguna teknologi seperti : media cetak, media audio,
media audio visual, media berupa obyek fisik atau benda nyata.

Secara umum dapat dikatakan bahwa media merupakan suatu perantara


yang digunakan dalam proses belajar. Tujuan penggunaan media adalah untuk
memperjelas informasi yang disampaikan sehingga dapat merangsang fikiran,
perasaan, perhatian dan kemampuan sasaran. Dengan demikian media berperan
penting dalam memberikan pengalaman kongkrit dan sesuai dengan tujuan
belajar.

Dalam bidang pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, kemampuan literasi


visual sangat penting, khususnya bagi para guru, dosen, penyuluh, maupun
pelatih/fasilitator lainnya karena dengan demikian mereka dapat lebih efektif dan
efisien dalam menyampaikan materi penyuluhan, pelajaran/pelatihannya.

Media apapun yang digunakan, pada prinsipnya harus dapat meningkatkan


efektivitas dan kelancaran proses belajar terutama dalam memperjelas materi yang
dipelajari sehingga dapat mempercepat terjadinya perubahan perilaku
(pengetahuan, keterampialn dan sikap) dikalangan kelompok sasaran.

Selain dari pada itu media diharapkan dapat lebih mengkongkritkan apa
yang dijelaskan komunikator kepada komunikan (sasaran), sehingga sasaran lebih
mudah dan lebih cepat menangkap materi, apa yang dilihat sasaran akan terkesan
lebih lama dibandingkan dengan didengar dan media mampu memotivasi dan
mampu memusatkan perhatian.

BAB II

PENGERTIAN DAN MANFAAT MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN

A. Pengertian Media Penyuluhan Pertanian

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”,
“perantara”, atau “pengantar”, yaitu perantara atau pengantar pesan dari pengirim
pesan kepada penerima pesan. The Association for Educational Communications
Technology (AECT), menyebutkan media sebagai bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi. Gagne (1970),
mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
sasaran yang dapat merangsang untuk belajar. Sedangkan ”penyuluhan” berasal
dari kata ”suluh” yaitu sesuatu yang digunakan untuk memberi penerang. Jadi
media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian rupa untuk
memudahkan penyampaian materi kepada sasaran, agar sasaran dapat menyerap
pesan dengan mudah dan jelas.

Beragamnya media memiliki karakteristik yang berbeda pula. Karena itu


untuk setiap tujuan yang berbeda diperlukan media yang berbeda pula. Dalam
kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan ataupun pelajaran tadi sangat
penting sebagai saluran, penyampaian pesan.

B. Manfaat Media Penyuluhan Pertanian

Kemajuan tehnologi pertanian saat ini semakin pesat, baik tehnologi


produksi maupun tehnologi sosial ekonomi. Persaingan dalam berusaha dibidang
pertanian semakin meningkat pula. Tuntutan untuk meningkatkan kualitas
produksi tidak dapat ditawar lagi. Tehnologi dan informasi yang berkaitan dengan
hal-hal tersebut perlu disalurkan dengan cepat dari sumber pesan kepada sasaran,
yakni petani dan keluarganya serta masyarakat pertanian lainnya. Oleh karena itu
peranan media penyuluhan pertanian semakin penting.

Disamping itu kegiatan penyuluhan pertanian berhadapan dengan


keterbatasan-keterbatasan antara lain keterbatasan jumlah penyuluh, keterbatasan
dipihak sasaran , misalnya tingkat pendidikan formal petani yang sangat
bervariasi, keterbatasan sarana dan waktu belajar bagi petani. Untuk itu perlu
diimbangi dengan meningkatkan peranan dan penggunaan media penyuluhan
pertanian. Melalui media Penyuluhan Pertanian petani dapat meningkatkan
interaksi dengan lingkungan sehingga proses belajar berjalan terus walaupun tidak
berhadapan langsung dengan sumber komunikasi.

Peranan media penyuluhan pertanian dapat ditinjau dari beberapa segi


yakni dari proses komunikasi, segi proses belajar dan segi peragaan dalam proses
komunikasi, segi proses belajar dan dari peragaan dalam proses belajar.dan dari
peragaan.

1. Peranan Media Penyuluhan Pertanian Sebagai Saluran Komunikasi (Channel)


Dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Menyalurkan pesan/informasi dari sumber/komunikator kepada sasaran yakni


petani dan keluarganya sehingga sasaran dapat menerapkan pesan dengan
kebutuhannya.
Menyalurkan ”feed back”/umpan balik dari sasaran/komunikan kepada
sumber/komuniukator sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan/ pengembangan
dalam penerapan tehnologi selanjutnya.

Menyebarluaskan pesan informasi kemasyarakat dalam jangkauan yang luas,


mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

Memungkinkan pelaksanaan penyuluhan pertanian secara teratur dan sistimatik

2. Peranan Media Penyuluhan Pertanian Sebagai Media Belajar Dalam


Kegiatan Penyuluhan Pertanian

Pada tahap awal peranan penyuluh pertanian sangat dominan dalam kegiatan
belajar petani, lama kelamaan berubah petani menjadi lebih dinamis mulai banyak
belajar, melalui pengalaman. Melalui interaksi dengan lingkungannya dan
memanfaatkan media penyuluhan pertanian. Sekarang penyuluh pertanian
berperan sebagai mitra kerja petani, mendampingi dan membantu petani dalam
memecahkan masalah yang dihadapi dilapangan bersama dengan petani lainnya
melalui kegiatan kelompok tani.

Peranan media penyuluhan pertanian sebagai media belajar dalam kegiatan


penyuluhan pertanian sebagai berikut :

a. Memberi pengalaman belajar yang integral dari kongkrit ke abstrak.

Petani belajar dimulai dari situasi nyata dilapangan melalui pengalam langsung
sebagai contoh, kegiatan sekolah lapangan (SL) dalam rangka memasyarakatkan
Pengendalian hama terpadu (PHT) tanaman padi.Petani secara berkelompok
belajar mengamati hama/penyakit tanaman langsung dari runpun padi sawah. Cara
belajar tersebut disebut cara belajar Lewat pengalaman (CBLP). Hasil
pengamatan dicatat oleh petani, kemudian didiskusikan bersama secara priodik.

Selanjutnya petani belajar melalui berbagai media penyuluhan pertanian lainnya


antara lain : spesimen, poster, leaflet, folder, gambar, slide, flm dan sebagainya.
Materi pelajaran tidak terbatas pada hama/penyakit saja tetapi berkembang dengan
materi yang terkait seperti ekologi tanaman, musuh alami, pemupukan, fisiologi
tanaman dan sebagainya sampai panen. Dengan demikian memberi pengalaman
yang luas dan terpadu. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh dan kongkrit
kearah abstrak penyuluh pertanian sebagai mitra petani berfungsi
membantu/membimbing proses belajar tersebut.

b. Memungkinkan proses belajar dapat berlangsung secara terus menerus dan


berkelanjutan.
Tehnologi selalu berubah dan berkembangkarena itu media penyuluhan pertanian
harus selalu menyalurkan pesan/informasi yang mutakhir. Siaran pedesaan
misalnya adalah media penyuluhan pertanian yang harus selalu siap menyalurkan
perkembangan tehnologi yang mutakhir tersebut.

c. Memungkinkan proses belajar secara mandiri.

Tersedianya berbagai macam media penyuluhan pertanian seperti: brosur, kaset


rekaman, folder, leaflet, lembaran informasi pertanian (Lptan) dan lain-lain,
memungkinkan untuk terjadinya proses belajar secara mandiri.

3. Peranan Media Penyuluhan Pertanian Sebagai Peragaan Dalam Kegiatan


Penyuluhan Pertanian

Peragaan merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai keberhasilan


kegiatan penyuluhan pertanian. Media penyuluhan pertanian yang bersifat
verbalistis akan kurang berhasil. Peragaan berkaitan erat dengan penginderaan,
peranan pengeinderaan sangat penting dalam proses belajar termasuk dalam
kegiatan penyuluhan pertanian.

Pendapat para ahli dan hasil penelitian sepertitersebut diatas penting artinya dalam
kegiatan penyuluhan pertanian. Media harus berperan pula sebagai peragaan
petani belajar lebih efektif bila ia belajar dengan melihat, mendengar dan
sekaligus mengerjakannya (learning by doing).

Sejalan dengan pandangan diatas, maka peranan media penyuluhan pertanian


sebagai peragaan dalam kegiatan penyuluhan pertanian sebagai berikut :

a. Media Penyuluhan Pertanian Mempertinggi Efektivitas belajar.

Media yang bermuatan peragaan dapat menarik perhatian, memusatkan perhatian


dan memberi kejelasan terhadap pesan yang disampaikan , mempermudah untuk
dimengerti dan kesannya bertahan lama dalam ingatan.

b. Meningkatkan Interaksi Petani dengan Lingkungannya

Misalnya melalui media demonstrasi di lapangan petani belajar langsung dari


lingkungannnya dan hasilnya akan meyakinkan petani terhadap pesan yang
didemonstrasikan.

c. Memungkinkan Untuk Meningkatkan Keterampilan


Keterampilan hanya dapat dicapai melalui peragaan langsung tentang langkah-
langkah kerja yang harus dilakukan. Petani harus melakukannya sendiri sesuai
dengan lembaran petunuk kerja melalui media penyuluhan pertanian.

D. Jenis, Penggolongan Dan Karakteristik Media Penyuluhan Pertanian

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan/pelatihan dan penyuluhan,


banyak media pembelajaran yang bisa digunakan. Pertanyaan yang muncul
sekarang, bukan pada banyak tidaknya media penyuluhan yang tersedia, tetapi
bagaimana merencanakan dan membuat media visual dalam kegiatan pelatihan
dan penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan para penggunanya.

1. Menentukan Jenis Media

Penentuan jenis media visual yang efektif untuk suatu proses belajar mengajar
merupakan langkah awal yang perlu dilakukan dalam perencanaan suatu pelatihan
atau penyuluhan.

Paling tidak ada 6 (enam) pertanyaan yang perlu diajukan berkaitan dengan
penentuan jenis media yang digunakan, antara lain :

a. Siapa yang akan dilatih ?

b. Apa yang diharapkan dan mampu dilakukan oleh peserta didik ?

c. Dimana pelatihan akan diadakan dan berapa lama ?

d. Metode belajar apa yang digunakan ?

e. Media penyuluhan apa yang akan digunakan ?

f. Bagaimana mengetahui efektifitas pelatihan/penyuluhan ?

g. Untuk jelasnya jenis-jenis Media Penyuluhan Pertanian dapat digambarkan


dalam gambar berikut :
Tabel 1. Jenis Media Penyuluhan Pertanian Berdasarkan krakteristik dan

contoh-contohnya.

No.

Jenis Media

Contoh-Contoh

1.

Media Penyuluhan Tercetak

Gambar, Skets, Foto, Poster, Leaflet, Folder, Peta singkap, Kartu kilat, Diagram,
Grafik, bagan, peta, Brosur, majalah, buku

Kelebihannya : relatif tahan lama, dapat dibaca berulang-ulang, dapat digunakan


sesuai kecepatan belajar masing-masing, mudah dibawa dsb.

Kelemahannya : Proses penyampaian sampai pencetakan butuh waktu relatif


lama, sukar menampilkan gerak, membutuhkan tingkat literasi yang memadai,
cenderung membosankan bila padat dan panjang.

2.

Media Penyuluhan Audio

Kaset,CD, DVD, MP 3, MP 4 Audio


Kelebihannya : Informasi dikemas sudah tetap, terpatri dan tetap sama bila
direproduksi. Produksi dan reproduksinya tergolong ekonomis dan mudah
didistribusikan.

Kelemahannya : Bila terlalu lama akan membosankan, perbaikan atau revisi harus
memproduksi master baru.

3.

Media Penyuluhan Visual dan Audio -Visual

Slide film, Movie film, Film strip, Video (VCD,DVD) film, Televisi, Komputer
(Interaktif,Presentasi)

Kelebihannya : dapat memberikan gambaran yang lebih kongkrit, baik dari unsur
gambar maupun geraknya, lebih atraktif dan komunikatif.

Kelemahannya : Biaya produksi relatif mahal, produksi memerlukan waktu dan


diperlukan peralatan yang tidak murah.

4.

Media penyuluhan berupa Objek fisik atau benda nyata

Benda sesungguhnya, Sample/Monster, Spesimen, Model, Maket,Simulasi

Menunjukan benda hidup secara nyata, berbentuk tiga dimensi dan alat peraga.

Kelebihannya : Dapat menyediakan lingkungan belajar yang amat mirip dengan


lingkungan kerja sebenarnya, memberikan stimulasi terhadap banyak indera,
dapat digunakan sebagai latihan kerja, latihan menggunakan alat bantu dan atau
latihan simulasi.

Kelemahannya : Relatif mahal untuk pengadaan benda nyata.

2. Penggolongan Dan Karakteristik Media Penyuluhan Pertanian


Klasifikasi media berarti penggolongan atau mengelompokkan berbagai
macam media berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Tujuannya adalah untuk
memudakan pemilihan dan penggunaan media sesuai dengan kebutuhan sasaran.
Klasifikasi media penyuluhan pertanian berpedoman kepada klasifikasi media
pendidikan pada umumnya karena penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan
yang bersifat non formal.

A. Dasar-dasar Pengelompokan.

a. Perkembangan media pendidikan dimulai dari peranan awalnya sebagai alat


bantu mengajar (teaching aids). Penggunaan alat bantu audio visual, misalnya
gambar, model, monster, benda sesungguhnya, telah lama terbukti dapat memberi
pengalaman kongkrit, memberi motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan
tretensi belajar.

Penggolongan media pendidikan dapat digolongkan berdasarkan stimulus atau


rangsangan yang ditambahkannya. Bermacam-macam media pendidikan dapat
dikelompokkan berdasarkan rangsangan terhadap pancaindera seperti indera
penglihatan, indera pendengaran ,indera penciuman, indera perasa dan indera
peraba.

b.Timbulnya teori komunikasi memberi pengaruh dan menyebabkan perubahan


pandangan terhadap alat audio-visual. Alat audio-visual tidak hanya dipandang
sebagai alat bantu mel;ainkan juga sebagai alat menyalurkan pesan (channel),
yang berasal dari pemberi pesan. Alat audio visual sebagai penyalur pesan dapat
dikelompokkan berdasarkan jangkauannya. Jangkauan audio visual dapat bersifat
massal seperti media cetak, siaran radio, siaran televisi dan lainn-lain. Disamping
itu digunakan untuk kegiatan pendidikan yang bersifat kelompok dan individual.

c. Pada perkembangan berikutnya dalam proses belajar timbul pandangan bahwa


perubahan tingkah laku merupakan komponen yang menentukan dalam
mengukur keberhasilan proses belajar.

Teori tingkah laku (behavior theory) ajaran B.H Skinner memandang agar lebih
memperhatikan perubahan tingkah laku dalam proses belajar.

Bahkan memberi dorongan agar dapat menciptakan media pendidikan sebagai


media belajar yang dapat mengubah tingkah laku sesuai dengan tujuan belajar.
Peranan media pendidikan menjadi lebih panjang agar dapat memberi dorongan
untuk belajar secara mandiri tanpa hadirnya pemberi pesan secara fisik misalnya
melalui media terekam, media tercetak dan media terproyeksi.
Bentuk dan karakteristik media tersebut dapat pula dijadikan dasar dalam
pengelompokkan media pendidikan.

B. Pengelompokkan Media Penyuluhan Pertanian

Berdasarkan dasar-dasar pengelompokkan media pendidikan pada umumnya,


maka media penyuluhan pertanian dapat diklasifikasikan berdasarkan rangsangan
penerimaan/indera penerimaan, daya liput/jumlah sasaaran, pengalaman belajar
dan bentuk/karakteristik, media sebagai berikut :

a. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan panca indera.

1. Media benda sesungguhnya, rangsangan melalui seluruh pancaindera antara


lain: spesimen, monster, sample.

2. Media Audio-Visual rangsangan melalui indera pendengaran dan indera


penglihatan antara lain : film, siaran televisi, video.

3. Media Visual, melalui indera penglihatan antara lain : film, slide, foto, poster.

4. Media Audio, rangsangan melalui indera pendengaran antara lain : kaset


rekaman, siaran radio.

b. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan daya liput/jumlah


sasaran.

1. Media Massal antara lain : siaran radio, siaran televisi dan media cetak.

2. Media Kelompok antara lain : film, slide, kaset rekaman, transparansi.

3. Media individual antara lain : benda sesungguhnya, specimen.

c. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan tingkat pengalam belajar


terdiri dari :

1. Media yang memberikan pengalaman belajar secara kongkrit melalui


kehidupan masyarakat antara lain benda sesunguhnya, petak percontohan,
spesimen.

2. Media yang memberi pengalam belajar melalui benda/situasi tiruan antara


lain : simulasi, permainan, model.
3. Media yang memberi pengalaman belajar melalui audio-visual aids (AVA)
antara lain : film,slide, kaset dan rekaman.

4. Media yang memberi pengalam belajar melalui kata-kata baik lisan atau
tertulis antara lain : buku, majalah, ceramah.

d. Klasifikasi media penyuluhan pertanian berdasarkan bentuk/karakteristik media


:

1. Media benda/situasi sesungguhnya antara lain : percontohan Tanaman/Ternak

2. Media berupa/situasi tiruan antara lain: model, simulasi, permainan simulasi.

3. Media terproyeksi antara lain : film, siaran TV, film slide.

4. Media tercetak misalnya poster, leaflet, folder, liptan.

5. Media terekam misalnya : kaset, siaran radio, CD, VCD, DVD.

BAB III

PEMILIHAN MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN

A. Perlunya Pemilihan Media Penyuluhan Pertanian

Sebelum menggunakan media penyuluhan pertanian, maka terlebih dahulu


dilakukan pemilihan. Tujuan pemilihan adalah supaya media penyuluhan yang
dipakai efektif dan efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan pertanian, yakni
perubahan perilaku petani.

Sehubungan dengan itu ada beberapa pemikiran sebagai persiapan pemilihan,


sebagai berikut :

a. Perlu diadakan terlebih dahulu penilaian terhadap media penyuluhan


pertanian yang ada dan kebutuhan sasaran terhadap teknologi pertanian.

b. Tidak semua media penyuluhan yang diperlukan selalu tersedia atau mudah
disediakan oleh penyuluh pada setiap tempat dan waktu.

c. Media penyuluhan yang mahal, tidak selalu merupakan jaminan untuk


berhasil mencapai tujuan yakni perubahan perilaku sasaran.
d. Untuk tujuan perubahan perilaku tertentu dan digunakan dengan tingkat
efektivitas yang berbeda-beda.

e. Harus ada kesesuaian antara media penyuluhan yang dipilih dengan metode
penyuluhan yang digunakan.

B. Kriteria Pemilihan Penyuluhan Pertanian

Beberapa kriteria yang digunakan dalam pemilihan media penyuluhan


pertanian adalah : tujuan kegiatan penyuluhan yang hendak dicapai, tahap adopsi
inovasi sasaran, jangkauan media, karakteristik media, dana yang tersedia dan
penggunaan media secara terpadu.

a. Tujuan kegiatan penyuluhan pertanian yang hendak dicapai

Tujuan Kegiatan penyuluhan pertanian adalah perubahan perilaku petani sesuai


dengan perkembangan teknologi pertanian. Aspek prilaku adalah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.

Beberapa alternatif pemilihan media penyuluhan pertanian dihubungkan dengan


aspek perilaku, seperti tercantum pada tabel berikut :

Tabel 5 : Alternatif pemilihan media sesuai dengan aspek perilaku sasaran

Klasifikasi Media

Alternatif pemilihan media sesuai

Dengan aspek perilaku sasaran

Sikap

Pengetahuan

Keterampilan
- Benda Sesungguhnya

Percontohan

- Maket

- Spesimen

- Sample/moster

Percontohan

- Spesimen

- Model

- Sample/moster

Percontohan

- Model

- Media Tercetak

- Poster

- Liptan

- Foto
- Peta Singkap

- Brosur

- Folder

- Leaflet

- Peta Singkap

- Peta Singkap

- Folder

- Leaflet

- Liptan

- Media Terproyeksi

- Video TV

- LCD Film

- Film Strip

- Presentasi

- Transparansi

- Film Slide
- Film strip

- Video TV

- Presentasi

- Film slide

- Film strip

- Video

- TV

- Presentasi

- Media Terekam

- Rekaman siaran

- Radio

- CD,DVD,Rekaman

- CD,DVD Rekaman

- Rekaman Siaran

Radio

- CD,DVD Rekaman
b. Tahap adopsi sasaran

Pemilihan media disesuaikan dengan tahap adopsi petani. Tahap kesadaran, minat
penilaian, mencoba dan menerapkan, masing-masing memerlukan media yang
efektif misalnya untuk tahap adopsi penilaian dan mencoba, dipilih media
sesungguhnya melalui metode demonstrasi.

c. Jangkauan media penyuluhan pertanian

Pemilihan disesuaikan dengan jangkauan media, untuk pendekatan perorangan


dan kelompok dipilih media sesungguhnya melalui metode demonstarsi cara,
kunjungan ke usahatani, sedangkan untuk pendekatan missal dipilih media
sesungguhnya melalui metode pameran, media terekam melalui siaran radio dan
terproyeksimelalui siaran televisi.

d. Karakteristik

Karkteristik media berkaitan dengan rangsangan terhadap indera sasaran.


Penggolongan media menurut kelom[pok audio-visual misalnya adalah untuk
memudahkan memilih tingkat pendidikan formal petani yang sangat bervariasi.

e. Pertimbangan dana yang tersedia

Sedapat mungkin dipilih media yang biayanya tidak mahal tapi efektivitasnya
tinggi. Pemilihan media sesungguhnya yang dapat dibuat sendiri dengan harga
relative murah merupakan alternative yang perlu di tempuh apabila dana yang
tersedia sangat terbatas. Sering terlupakan bahwa benda sesungguhnya di
lingkungan petani dapat dimanfaatkan sebagai media asalkan persyaratan
terpenuhi.

f. Pemilihan beberapa media penyuluhan untuk digunakan secara terpadu

Berbeda alternatif dapat dipilih antara beberapa kelompok media : misalnya media
tercetak dikombinasikan dengan media terekam dan media terproyeksi. Pemilihan
kombinasi media tersebut tetap mengacu pada penggunaan yang efektif dan
efisien.

D. Prosedur Pemilihan Media Pertanian

Prosedur pemilihan media penyuluhan pertanian perlu mendapat perhatian


sebagai berikut :
1. Tetapkan pesan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan sasaran yakni
kebutuhan petani.

2. Rumuskan tujuan yang hendak dicapai yakni perubahan prilaku petani


dengan aspek pengetahuan keterampilan dan sikap.

3. Lakukan pemilihan terhadap media penyuluhan yang tersedia, potensi


lingkungan petani yang dapat dimanfaatkan sebagai media penyuluhan dan
penilaian terhadap tahap adopsi sasaran

4. Perhitungan biaya yang diperlukan untuk persiapan pembuatan atau


pengadan media penyuluhan.

5. Tetapkan media penyuluhan sesuai dengan metode penyuluhan yang telah


ditetapkan.

6. Lakukan evaluasi pemilihan dan penggunaan metode

Evaluasi penting dilakukan untuk mengukur sejauh mana media penyuluhan


pertanian yang telah dipilih dan digunakan. Dirasakan manfaatnya terhadap
pemilihan bahan perbaikan dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi
penggunaan media penyuluhan pertanian pada periode berikutnya secara
berkesinambungan.

Media tidak dapat dipilih dan digunakan asal saja, tetapi harus dipilih dengan
seksama dan digunakan dengan benar. Tidak ada suatu mediapun yang dapat
dipakai untuk mencapai semua tujuan, sehingga tidak mungkin semua
diperlakukan dengan media yang sama. Dalam penyelenggaraan penyuluhan,
pemilihan jenis media yang digunakan perlu dipertimbangkan pada kebersamaan
antara metode belajar mengajar, tujuan dan situasi pelatihan. Berikut ini gambaran
penggunaan media penyuluhan yang sesuai untuk berbagai kelompok sasaran

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, antara lain :


Tujuan perubahan yang akan dicapai oleh sasaran, karakteristik sasaran/peserta
didik, strategi komunikasi, isi pesan, biaya dan karakteristik wilayah.

Banyak ragam media atau jenis media yang dapat kita pilih dan kiat
gunakan tergantung pada materi yang disajikan, keadaan/kebutuhan sasaran,
situasi tempat pembelajaran dan tentunya tergantung tujuan yang ingin dicapai.
Ragam media penyuluhan yang kerap digunakan dapat dikelompokkan ke dalam
empat kelompok besar, yaitu media penyuluhan tercetak, media penyuluhan
audio, media penyuluhan audio visual dan objek fisik atau benda nyata.

Dari sekian banyak media dalam penggunaannya tidak ada satu mediapun
yang terbaik, karena setiap jenis media mempunyai kelemahan. Yang terbaik
tentunya menggunakan kombinasi beberapa jenis media, sehingga dapat menutupi
kelemahan media tersebut.

Rangkuman

Tujuan pemilihan adalah supaya media penyuluhan yang dipakai efektif dan
efisiensi dalam mencapai tujuan penyuluhan pertanian, yakni perubahan perilaku
petani. Kriteria yang digunakan dalam memilih media penyuluhan Tujuan
kegiatan penyuluhan yang hendak dicapai, tahap adopsi inovasi sasaran,
jangkauan media, karakteristik media, dana yang tersedia dan penggunaan media
secara terpadu.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, antara lain :


Tujuan perubahan yang akan dicapai oleh sasaran, karakteristik sasaran/peserta
didik, strategi komunikasi, isi pesan, biaya dan karakteristik wilayah.

Ragam media atau jenis media yang dapat kita pilih dan kiat gunakan tergantung
pada materi yang disajikan, keadaan/kebutuhan sasaran, situasi tempat
pembelajaran dan tentunya tergantung tujuan yang ingin dicapai. Ragam media
penyuluhan yang kerap digunakan dapat dikelompokkan ke dalam empat
kelompok besar, yaitu media penyuluhan tercetak, media penyuluhan audio,
media penyuluhan audio visual dan objek fisik atau benda nyata.

BAB IV

PEMBUATAN MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN

A. Persiapan Pembuatan Media Penyuluhan

1. Beberapa pemikiran berkaitan dengan pembuatan media penyuluhan pertanian.

a. Pemanfaatan benda sesungguhnya yang bersumber dari tranaman/Ternak di


pedesaan sebagai media penyuluhan pertanian.

Misalnya pohon mangga jenis ungul dikebu petani yang telah memenuhi syarat
untuk menjadi pohon induk dan telah memperoleh sertifikat dari instansi terkait,
begitu pula jenis unggul ternak milik petani yang memenuhi syarat dijadikan
petani sebagai induk dan percontohan penyuluh Pertanian dapat memanfaatkan
sebagai media penyuluhan pertanian dan mendorong petani untuk
mengembangkan menjadi penangkar benih
b. Partisipasi petani dalam pembuatan media Penyuluhan Pertanian misalnya
petani yang senang mengumpulkan berbagai hama tanaman dapat dimanfaatkan
dalam membuat insektarium.

c. Penampilan lembaga-lembaga yang terkait dengan kegiatan penyuluhan


pertanian misalnya Balai Benih dan lain-lain, apabila penataan lingkungannya
baik maka sekaligus dapat berfungsi sebagai percontohan/sebagai media
penyuluhan pertanian.

d. Bahwa tidak semua media penyuluhan pertanian dapat dibuat sendiri oleh
penyuluh, namun pembuatan media penyuluhan pertanian yang sederhana dan
praktis untuk digunakan adalah perlu. Untuk itu Penyuluh Pertanian harus kreatif,
mempunyai kemampuan dan keterampilan membuat media penyuluhan pertanian
tersebut.

2. Beberapa Petunjuk Umum dalam persiapan pembuatan media penyuluhan


pertanian.

a. Memenuhi persyaratan media antara lain :

- Adanya pesan yang jelas, menarik perhatian

- Mudah dimengerti, mendorong untuk menerapkannya.

b. Keterampilan merancang antara lain : membuat gambar, skets, grafik, bagan


dan sebagainya.

c. Keterampilam menata gambar dengan memperhatikan.

- Kesederhanaan , tonjolkan gambar/hal yang penting saja.

- Keseimbangan antara gambar dan kata-kata.

- Keserasian/harmonis.

- Menonjolkan pusat perhatian

- Irama atau aliran gerak yang serasi.

d. Keterampilan menyusun naskah dan membuat skenario.

- Naskah ilmiah semimpopuler, ilmiah populer dan tulisan populer.

- Skenario pembuatan slide, rekaman dan lain-lain. Sebaiknya menggunakan


bahasa indonesia yang baik dan benar.

e. Menyediakan alat dan bahan yang diperlukan antara lain

- Alat gambar
- Alat pembuat huruf, alat dan bahan khusus menurut jenis media yang akan
dibuat.

B. Membuat Media Penyuluhan Pertanian Siaran Radio

Siaran Radio adalah Media Audio yang hanya mengandalkan bunyi dan
suara untuk menyampaikan informasi dan pesan. Program audio akan sangat
efektif bila dengan menggunakan bunyi dan suara kita dapat merangsang
pendengar untuk menggunakan daya imajinasinya sehingga ia dapat menvisualkan
pesan-pesan yang ingin disampaikan.

a. Tujuan dari Siaran Radio untuk :

1. Menyebarluaskan inovasi/teknologi kepada masyarakat secara luas

2. Menarik perhatian masyarakat adanya teknologi atau inovasi

3. Mendorong petani dan masyarakat luas untuk meningkatkan pengetahuan dan


keterampilannya

4. Memberikan hiburan kepada masyarakat khususnya petani dan keluarganya

b. Prosedur pembuatan Siaran Radio

1. Tahap Pra – Produksi

a. Pemilihan topik yang tepat

b. penentuan bentuk siaran yang sesuai

- uraian - reportase

- dialog - wawancara

- diskusi - laporan pembangunan

- dinamika pembangunan - sandiwara dll.

c. studi pustaka/survei lapangan (bila diperlukan)

d. pembagian tugas dan tanggung jawab tim (organisasi produksi)

- produser - sutradara

- asisten sutradara - kameramen


- penulis skenario - narator, pemain dsb.

e. pengumpulan data

f. persiapan perangkat-perangkat untuk produksi/penayangan (live)

2.Tahap Produksi

a. pengolahan data

b. pengambilan suara (untuk rekaman)

c. penyusunan naskah jadi

3. Tahap Pasca Produksi

a. Editing

b. Packing

c. penyerahan ke bagian penyiaran(Radio, Studio)

4. Tindak lanjut

a. bimbingan penyuluh untu menumbuhkan kelompok pendengar/pemirsa

b. mendorongan anggota kelompok untuk membiasakan mendengar/melihat


siaran Radio

c. mendorong anggota kelompok untuk melakukan diskusi

d. memberikan bahan penunjang kepada kelompok misalnya bahan cetak

e. melakukan acara kunjungan

f. mengikutsertaan kelompok untuk mengisi siaran

g. mengadakan lomba / kontes, sayembara, dsb.

h. membimbing petani dan keluarganya untuk menetapkan inovasi/teknologi


yang disiarkan lewat Radio

i. mendorong sasaran untuk memberikan umpan balik terhadap siaran Radio,


misalnya mengirim surat, telephon, sms, e_mail, face book, dsb.
BAB V

PENUTUP

Media apapun yang digunakan, pada prinsipnya harus dapat meningkatkan


efektivitas dan kelancaran proses belajar terutama dalam memperjelas materi yang
dipelajari sehingga dapat mempercepat terjadinya perubahan perilaku
(pengetahuan, keterampialn dan sikap) dikalangan kelompok sasaran.

Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pendidikan/pelatihan dan penyuluhan,


banyak media pembelajaran yang bisa digunakan. Penggunaan media, bukan pada
banyak tidaknya media penyuluhan yang tersedia, tetapi bagaimana merencanakan
dan membuat media visual dalam kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang sesuai
dengan kebutuhan para penggunanya.

Setelah memahami media dan cara pembuatanya, buatlah rancangan yang sesuai
dengan kebutuhan sasaran.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1982. Alat Peraga dalam Penyuluhan Pertanian. Departemen Pertanian.


Jakarta.

-----------. 2001. Buku 1 Media Visual dalam Pelatihan dan Penyuluhan. Pusat
Manajemen Pengembangan SDM Pertanian. Ciawi.

-----------. 2001. Buku 2 Media Visual dalam Pelatihan dan Penyuluhan. Pusat
Manajemen Pengembangan SDM Pertanian. Ciawi.

Garnadi, A. 1997. Penggunaan Visual Aid dalam Penyuluhan Pertanian.


Direktorat Penyuluhan Pertanian. Jakarta

Sadiman, A.S. 1990. Media Pendidikan. Cv. Rajawali Citra. Jakarta.

Sudjana, N. dan A. Rivai. 1990. Media Pengajaran. Sinar Baru. Bandung


Padmo, S. 2000. Media Penyuluhan Pertanian dan komunikasi . Departemen
Pertanian. Jakarta

Widodo, S dan Nuraeni. I. 2006. Media Penyuluhan Pertanian. Universitas


Terbuka. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai