Disusun oleh:
Puji dan syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha Esa atas segala
limpahan rahmat, inayah, taufiq, dan hidayahnya. Sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas Makalah Mata Kuliah Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian yang berjudul
Definisi, Tujuan, Prinsip dan Sasaran Penyuluhan Pertanian. Semoga Makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupum pedoman bagi
pembaca.
Saya menyadari, bahwa Makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................ 4
C. Tujuan ................................................................................................................................ 4
BAB II ..................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ...................................................................................................... 5
PENUTUP ............................................................................................................. 16
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 16
B. Saran ............................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang menopang kehidupan
masyarakat, karena sektor pertanian menjadi mata pencaharian sebagian besar
penduduk Indonesia. Berangkat dari hal tersebut, maka pertanian merupakan salah
satu penopang perekonomian nasional. Artinya bahwa sektor pertanian memegang
peran penting dan seharusnya menjadi penggerak dari kegiatan perekonomian.
Sektor pertanian sendiri dalam penerapannya terbagi dalam berbagai macam sub
sektor. Di Indonesia sektor pertanian terbagi menjadi lima, yaitu pertama sub sektor
tanaman pangan, kedua sub sektor perkebunan, ketiga sub sektor hortikultura,
keempat sub sektor peternakan, dan kelima adalah sub sektor perikanan (Mubyarto,
1989:16). Oleh karena itu, dibutuhkannya kegiatan penyuluh pertanian yang mampu
mencukupi kebutuhan petani dalam hal kegiatan pertanian.Peran penyuluh dan
kelembagaan penyuluh menjadi penting dalam kaitannya dengan penyebaran
informasi dan kemampuannya dalam memberikan solusi dampak perubahan iklim.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi masalah dalam makalah
ini yaitu:
1. Apa definisi penyuluhan pertanian ?
2. Apa tujuan dan prinsip penyuluhan pertanian ?
3. Siapa sasaran dalam penyuluhan pertanian ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan dalam makalah
ini yaitu :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan penyuluhan pertanian
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan tujuan dan prinsip penyuluhan pertanian
3. Mengetahui apa yang sasaran dalam tujuan dan prinsip penyuluhan pertanian
4
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah penyuluhan pada dasarnya diturunkan dari kata ”Extension” yang dipakai
secara meluas dibanyak kalangan. Dalam Bahasa Indonesia istilah penyuluhan berasal
dari kata dasar ”Suluh” yang berarti pemberi terang di tengah kegelapan. Menurut
Mardikanto (1993) penyuluhan dapat diartikan sebagai proses penyebarluasan
informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara berusahatani demi
tercapainya peningkatan pendapatan dan perbaikan kesejahteraan keluarganya.
Penyuluhan pertanian sebagai suatu sistem pemberdayaan petani merupakan
suatu sistem pendidikan non formal bagi keluarga petani yang bertujuan membantu
petani dalam meningkatkan keterampilan teknis, pengetahuan, mengembangkan
perubahan sikap yang lebih positif dan membangun kemandirian dalam mengelola
lahan pertaniannya. Penyuluhan pertanian sebagai perantara dalam proses alih
teknologi maka tugas utama dari pelayanan penyuluhan adalah memfasilitasi proses
belajar, menyediakan informasi teknologi, informasi input dan harga input-output
serta informasi pasar (Badan SDM Pertanian, 2003).
Penyuluhan pertanian mempunyai pengertian yaitu proses pembelajaran bagi
pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan,
dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi
usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam
pelestarian fungsi lingkungan hidup (Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
No. 03 Tahun 2018 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian).
Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikas
iinformasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat
sehingga dapat membuat keputusan yang benar. Kegiatan tersebut dilakukan
olehseseorang yang disebut penyuluh pertanian (Van Den Ban dan Hawkins,
1999dalam Ardzian. 2010). Hal ini sesuai dengan pernyataan Kartasapoetra (1994)
dalam Timbulus (2016) menyatakan bahwa penyuluh pertanian merupakan agenbbagi
perubahan perilaku petani, yaitu mendorong petani mengubah perilakunya menjadi
petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri,
5
yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari
system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud
perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005).
Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa.
Dalam bukunya A.W. van den Ban dkk. (1999) menulis bahwa penyuluhan
merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara
sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa
membuat keputusan yang benar.
Menurut Zakaria (2006), Penyuluhan pertanian adalah upaya pemberdayaan
petani dan nelayan beserta keluarganya malalui peningkatan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan kemandirian agar mereka mau dan mampu, sanggup dan
berswadaya memperbaiki/meningkatkan daya saing usahanya, kesejahtaraan sendiri
serta masyarakatnya (Zakaria, 2006);
Departemen Pertanian (2002) menyatakan bahwa Penyuluhan pertanian adalah
pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelaku agribisnis melalui
kegiatan pendidikan non formal di bidang pertanian agar mereka mampu menolong
dirinya sendiri, baik di bidang ekonomi, social maupun politik sehingga peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai.
Menurut Rogers (1983), yang dikutip oleh Mardikanto (1993) istilah penyuluh dapat
diartikan sebagai seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga penyuluhan
berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh sasaran penyuluhan untuk mengadopsi inovasi materi penyuluhan yang
disampaikan. Penyuluh atau agent of change merupakanseorang petugas lapangan dari
suatu instansi / lembaga yang sudah diberi pelatihan dengan kemampuan tertentu
sesuai dengan kegiatan penyuluhan yang ia berikan (Isbandi, 2005).
Rahmat Pambudi, pada awal 1996 mulai melontarkan pentingnya istilah
pengganti penyuluhan, dan untuk iitu dia menawarkan penggu-naan istilah transfer
teknologi sebagaimana yang digunakan oleh Lionberger dan Gwin (1982). Pada tahun
1998, Mardikanto mena-warkan penggunaan istilah edfikasi, yang merupakan
akronim dari fungsi-fungsi penyuluhan yang meliputi: edukasi, diseminasi inovasi,
fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi. Meskipun tidak ada
keinginan untuk mengganti istilah penyuluhan, Margono Slamet pada kesempatan
seminar penyuluhan pembangunan (2000) menekankan esensi penyuluhan sebagai
6
kegiatan pemberdayaan masyarakat yang telah mulai lazim digunakan oleh banyak
pihak sejak Program Pengentasan Kemiskinan pada dasawar sa 1990-an.
Dalam UU RI No. 16, tentang SP3K, Tahun 2006 disebutkan bahwa sistem
penyuluhan pertanian merupakan seluruh rangkaian pengembangan kemampuan,
pengetahuan, keterampilan serta sikap pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian) dan
pelaku usaha melalui penyuluhan. Penyuluhan pertanian adalah suatu proses
pembelajaran bagi pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian) serta pelaku usaha agar
mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
Pengertian tersebut mengandung makna bahwa didalam proses pembelajaran
inheren adanya proses-proses lain yang terjadi secara simultan, yaitu:
1. Proses komunikasi persuasive
Dilakukan oleh penyuluh dalam memfasilitasi sasaran (pelaku utama dan pelaku
usaha) beserta keluarganya guna membantu mencari pemecahan masalah berkaitan
dengan perbaikan dan pengembangan usahan mereka, komunikasi ini sifatnya
mengajak dengan menyajikan alternatif-alternatif pemecahan masalah, namun
keputusan tetap pada sasaran.
2. Proses pemberdayaan
Maknanya adalah memberikan “kuasa dan wenang” kepada pelaku utama dan
pelaku usaha serta mendudukkannya sebagai “subyek” dalam proses pembangunan
pertanian, bukan sebagai “obyek”, sehingga setiap orang pelaku utama dan pelaku
usaha (laki-laki dan perempuan) mempunyai kesempatan yang sama untuk 1).
Berpartisipasi; 2). Mengakses teknologi, sumberdaya, pasar dan modal; 3). Melakukan
kontrol terhadap setiap pengambilan keputusan; dan 4). Memperoleh manfaat dalam
setiap lini proses dan hasil pembangunan pertanian.
3. Proses pertukaran informasi timbal-balik antara penyuluh dan sasaran (pelaku
utama maupun pelaku usaha).
Proses pertukaran informasi timbal-balik ini mengenai berbagai alternatif yang
dilakukan dalam upaya pemecahan masalah berkaitan dengan perbaikan dan
pengembangan usahanya.
7
B. Tujuan dan Prinsip Penyuluhan Pertanian
8
c. Perbaikan usaha dan lingkungan hidup (better enviroment) demi kelangsungan
usahataninya.Tentang hal ini, pengalaman menunjukkan bahwa penggunaan
pupuk dan pestisida secara berlebihan dan tidak seimbang telah berpengaruh
negatif terhadap produktivitas dan pendapatan petani, serta kerusakan
lingkungan-hidup yang lain, yang dikhawatirkan akan mengancam keberlanjutan
(sustainability) pembangunan pertanian itu sendiri.
Menurut Mardikanto (1993), tujuan penyuluhan berdasarkan tingkatannya
meliputi : 1). Tujuan dasar atau tujuan akhir yang seharusnya terjadi di dalam
masyarakat, yaitu tercapainya kesejahteraan masyarakat; 2). Tujua umum, seperti
perubahan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan demi meningkatkan produksi dan
pendapatan petani; 3). Tujuan pedoman, yaitu arah tujuan dari kegiatan penyuluhan itu
sendiri.Penyuluhan juga dapat diartikan sebagai perubahan perilaku (sikap,
pengetahuan dan keterampilan) petani, sehingga fungsi penyuluhan dapat tercapai,
yaitu sebagai penyebar inovasi, penghubung antara petani, penyuluh dan lembaga
penelitian, melaksanakan proses pendidikan khusus, yaitu pendidikan praktis dalam
bidang pertanian dan mengubah perilaku lebih menguntungkan.
Prinsip yang digunakan dalam merumuskan tujuan yaitu SMART (Anonim,
2009) :
a. Specific ( khusus), kegiatan penyuluhan pertanian harus dilakukan untuk
memenui kebutuhan khusus.
b. Measurable ( dapat diukur), bahwa kegiatan penyuluhan harus mempunyai
tujuan akhir yang dapat diukur .
c. Actionary (dapat dikerjakan/dilakukan) yaitu tujuan kegiatan penyuluhan itu
harus mampu untuk dicapai oleh para peserta/petani.
d. Realistic ( realistis), bahwa tujuan yang ingin dicapai harus masuk akal, dan
tidak berlebihan, sehingga sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
peserta/petani.
e. Time frame (memiliki batasan waktu untuk mencapai tujuan), ini berarti bahwa
dalam waktu yang telah ditetapkan, maka tujuan yang ingin dicapai dari
penyelenggaraan penyuluhan ini harus dapat dipenuhi oleh setiap peserta/
petani.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah: ABCD:
Audience (khalayak sasaran); Behaviour (perubahan perilaku yang dikehendaki);
Condition (kondisi yang akan dicapai); dan Degree (derajat kondisi yang akan
9
dicapai).
2. Prinsip Penyuluhan Pertanian
11
2) Belajar dengan mengerjakan sendiri adalah efektif, apa yang
dikerjakan/dialami sendiri akan berkesan dan melekat pada diri petani dan
menjadi kebiasaan baru.
3) Belajar dengan melalui pemecahan masalah yang dihadapi adalah praktis dan
kebiasaan mencari kemungkinan-kemungkinan yang lebih baik akan
menjadikan petani seseorang yang berinisiatif dan berswadaya
UUD RI No. 16, tentang Sistem Penyuluhan Prtanian, Perikanan dan Kehutanan,
BAB III pasal 5, mengatakan bahwa sasaran penyuluhan pertanian adalah : 1. Pihak
yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama dan
sasaran antara. 2. Sasaran utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha. 3.
Sasaran antara penyuluhan yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi
kelompok atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan,, dan kehutanan serta generasi
muda dan tokoh masyarakat.
Soejitno(1968) menyatakan selaras dengan pengertiannya, yang menjadi sasaran
penyuluhan pertanian adalah petani dan keluarganya, yaitu: Bapak tani, Ibu tani, dan
pemuda/I atau anak-anak tani. Pertanyataan seperti ini tidak dapat disangkal, sebab,
13
pelaksana utama pembangunan pertanian adalah para petani dan kelurganya. Jadi,
yang harus di ubah perilakunya dalam praktek-praktek bertani dan berusahatani guna
meningkatkan produksi dan pendapatan masyarakat, adalah petani itu sendiri.
Pengalaman lapangan menunjukkan bahwa sasaran penyuluhan pertanian
sebenarnya tidak boleh hanya petani saja, melainkan seluruh warga masyarakat yang
secara langsung maupun tidak langsung memiliki peran dalam kegiatan pembangunan
pertanian. Mereka itu, dapat dikelompokkan dalam (Totok Mardikanto dan sri Sutami,
1982):
1. Sasaran Utama Penyuluhan Pertanian
Sasaran utama adalah sasaran penyuluhan pertanian yang secara langsung
terlibat dalam kegiatan bertani dan pengelolaan usahatani. Termasuk dalam kelompok
ini adalah petani dan keluarganya.
2. Sasaran penentu dalam penyuluhan pertanian
Sasaran penentu adalah bukan pelaksana kegiatan bertani dan berusahatani,
tetapi secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam penentuan kebijakan
pembangunan pertanian dan/atau menyediakan segala kemudahan yang diperlukan
petani untuk pelaksanaan dan pengelolaan usahataninya. Termasuk dalam kelompok
ini adalah:
a. Pengusaha atau pimpinan wilayah yang memiliki kekuasaan mengambil
keputusan kebijakan pembangunan pertanian dan sekaligus bertanggung jawab
atas keberhasilan pembangunan di wilayah kerjanya masing-masing.
b. Tokoh-tokoh informal yang memiliki kekuasaan atau wibawa untuk
menumbuhkan opini publik dan/atau yang dijadikan panutan oleh masyarakat
setempat (tokoh keagamaan, tokoh adat, politikus, guru).
c. Para peneliti atau para ilmuwan sebagai pemasok informasi/teknologi yang
diperlukan oleh petani, berupa inovasi tentang : teknik bertani, pengelolaan
usahatani, dan pengorganisasian petani.]
d. Lembaga perkreditan yang berkewajiban menyediakan kemudahan kredit bagi
petani (kecil) yang memerlukan ; pembelian sarana produksi dan peralatan
bertani, pengelolaan usahatani, termasuk upah tenaga dan biaya hidup
keluarganya selama musim pertanaman sampai panen.
e. Produsen dan penyalur saran produksi/peralatan bertani.
f. Pedagang dan lembaga pemasaran yang lainnya.
g. Pengusaha/industri pengolahan hasil-hasil pertanian.
14
3. Sasaran pendukung penyuluhan pertanian
Sasaran pendukung adalah pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak
langsung tidak memiliki hubungan kegiatan dengan pembangunan pertanian, tetapi
dapat diminta bantuannya guna melancarkan penyuluhan pertanian. Termasuk dalam
kelompok ini adalah:
a. Para pekerja social.
b. Seniman
c. Konsumen hasil-hasil pertanian.
d. Biro iklan
Selain itu, sasaran pemerintah dalam penyuluhan pertanian yang paling berhak
memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama dan sasaran antara. Sasaran
utama penyuluhan yaitu pelaku utama dan pelaku usaha. Sasaran antara penyuluhan
yaitu pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok atau lembaga pemerhati
pertanian serta generasi muda dan tokoh masyarakat.
Dalam konteks penyuluh pertanian, pada era saat ini kegiatan penyuluhan tidak
hanya satu arah. Penyuluh harus bisa hidup di antara petani, hadir di dalam semangat
petani serta terlibat secara partisipatif dalam kegiatan petani. Jadi, penyuluh tidak
hanya memberikan teori budidaya serta masalah hama dan penyakit tanaman, namun
harus bisa membukakan dan menguatkan petani untuk berkarya (Syahyuti, 2014)
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis berharap dari apa yang telah dijelaskan diatas semoga dapat bermanfaat
dan adapun kesalahan dari makalah diatas itu semua semata karena diri saya sendiri
yang harus lebih banyak belajar.
16
DAFTAR PUSTAKA
17