Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH PENYULUHAN PERTANIAN DAN

PERKEMBANGAN PERTANIAN DI NEGARA LAIN


DAN DI INDONESIA

Dosen Pengampu :
Dr. Fuad Muchlis, S.P.,M.Si
Pera Nurfathiyah, S.P.,M.Si

Di Susun Oleh :
1. Ratih Wanda Putri (D1B01642)
2. Anita Thesyaputri (D1B016043)
3. Agung Dwi Pangestu (D1B016044)
4. Indah Setio Rini (D1B016045)
5. Cindy Rosita (D1B016046)
6. Kiki Febriyoda (D1B016047)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah SWT, Zat Yang MahaPengasih
dan Maha Penyayang. Alhamdulillah berkat Rahmat, Nikmat dan karunianya penulis dapat
menyelesaikan laporan ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna
seluruh risalahnyaya.Dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan
terima kasihyang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berjasa
membantu penulis dalam rangka menyelesaikan makalah ini. Semoga bantuan yang
diberikan kepada penulis mendapatkan balasan baik yang berlipat ganda dari Allah
SWT.penulis juga menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
makalah ini ,untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca guna
perbaikan dimasa yang akan datang.Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita .

Jambi, Februari 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Dewasa ini sering terdengar bahwa Pemerintah sedang ramai membahas rencana

Undang-Undang Sistem Penyuluhan Pertanian. Sistem penyuluhan pertanian memang penting

untuk dibuatkan suatu undang-undang karena penyuluhan pertanian adalah proses sebuah

pemberdayaan petani dan penyuluhan pertanian yang selama ini dilakukan, memang terbukti

mampu menghantarkan petani menjadi lebih baik.

Mengingat bahwa penyuluhan merupakan kegiatan pendidikan non formal karenanya

diperlukan beragam cara untuk menciptakan situasi belajar yang baik. Cara-cara menciptakan

situasi belajar tersebut disebut dengan metode penyuluhan. Metode-metode penyuluhan ini

merupakan pendekatan dasar untuk melakukan pendekatan, mendorong dan mempengaruhi

anggota masyarakat petani untuk belajar (Leagans 1960; Dahama dan Bhatnagar 1980).

Pendekatan pemberdayaan masyarakat titik beratnya adalah penekanan pada pentingnya

masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri.

Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian diharapkan dapat memberi peranan

2 lebih
kepada individu, sehingga petani yang menjadi target pendekatan ini dapat mengerti dan

memahami tentang informasi pertanian yang diberikan oleh penyuluh.

Penyuluhan di Indonesia tentu telah memberikan dampak positif bagi perkembangan

informasi dan pengetahuan para petani. Perkembangan ini tentunya menguntungkan bagi sektor

pertanian Indonesia. Hal ini tak luput dari sejarah penyuluhan pertanian itu sendiri. Oleh karena

itu, makalah ini akan membahas tentang “Sejarah Penyuluhan Pertanian dan perkembangan

penyuluhan pertanian di Indonesia dan Negara-negara lain”.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyuluhan

Penyuluhan pertanian adalah suatu cara atau usaha penddidikan yang bersifat non formal

untuk para petani dan keluarganya di pedesaan (U.samsudin.s,1976). Menurut ilmu pertanian,

penyuluhan pertanian adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem serta proses perubahan yang

terjadi pada individu dan pula masyarakat supaya terwujud perubahan yang jauh lebih baik

dalam bidang pertanian.

Dalam Undang-Undang No. 16 Tahun 2006 mengenai Sistem Penyluhan Pertanian,

Perikanan, dan Kehutanan (SP3K) dijelaskan bahwa penyuluhan adalah sebuah proses

pembelajaran bagi pelaku usaha tertentu guna mendapatkan keuntungan dalam mengakses

informasi pasar, modal, dan sumber daya lainnya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi

dan pendapatan dalam bekerja.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyuluhan pertanian adalah sebuah

kegiatan non formal yang dilakukan oleh pemerintah kepada para petani untuk meningkatkan

produktivitas dan kesejahteraan para petani.

Menurut (U.samsudin.s,1976), dalam tujuan penyuluhan pertanian dibedakan antara tujuan

jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan penyuluhan jangka pendek yaitu untuk

menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah dalam kegiatan usaha tani petani

pedesaan. Perubahan-perubahan yang dimaksud adalah bentuk pengetahuaan,kecakapan,sikap

dan motiv tindakan petani. Tujuan Penyuluhan pertanian jangka panjang yaitu untuk

menungkatkan taraf hidup masyrakat tani atau agar kesejahteraan petani lebih terjamin.
2.2 Perkembangan Penyuluhan Pertanian Secara Umum

Menurut sejarah purbakala kegiatan penyuluhan pertanian dimulai di lembah


Mesopotamia sekitar abad 1800 tahun sebelum kristus, dan china dimulai pada abad ke-6 SM
yang ditandai dengan catatan yang tertulis tentang teknik esensial dan pertanian pada dinasti
Han. (Saad,1990). Sedangkan pada abad ke 2 sebelum masehi dengan abad ke-4 masehi masih
banyak dijumpai banyak penemuan yang menggambarkan mengenai pengalaman praktek bertani
(white,1977)
Dikutip dari hasil penelitian True dan Swanson yang mengenukakan bahwa akar dari
penyuluhan pertanian berada pada zaman Renaisans yang diawali sejak abad ke-14, yakni ketika
ada gerakan penting mengenai kebutuhan hidup manusia. Sedangkan bila di kaitan dengan
bukunya Pietro de Crescenzi yang menuliskan tentang pertanian dalam bahasan latin yang
kemudia di terjemahkan dalam bahasa latin dan prancis yang sejak saat itu dalam kegiatannya
banyak buku pertanian yang bermunculan.
Pada abad ke-18, banyak dari kalangan tuan tanah atau para bangsawan yang
mengembangkan kegiatan penyuluhan pertanian melalui beragam pertemuan, demontrasi,
perkumpulan pertanian, dengan pertukaran infomasi dengan pemilik tanah dan para tokoh petani
pada saat itu, yang disebabkan oleh 2 faktor yakni :

1. Adanya keinginan belajar tentang bagaimana mengembangkan produktivitas dan nilai


produknya, serta sistem penyakapan dan bagi-hasil yang perlu dikembangkan.
2. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan modern dalam bidang pertanian, khususnya
penggunaan agrokimia dan ilmu fisiologi-tanaman (Russell, 1966).

2.3 Perkembangan Penyuluhan Pertanian di Indonesia


1. Sejak pemerintahan orde baru, kegiatan penyuluhan yang semula hanya dikenal di
kalangan orang-orang pertanian, semakin dikembangkan untuk beragam sektor kegiatan,
sehingga kemudian munculah penyuluhan agama, penyuluhan koperasi, penyuluhan
transmigrasi, penyuluhan keluarga berencana, penyuluhan industri kecil, penyuluhan
hukum,penyuluhanperpajakan,dll.
Menurut Slamet (1994), keragaman sektor penyuluhan tersebut mendasari munculnya
penyuluhan pembangunan yang merupakan pengembangan dari penyuluhan pertanian.
Perkembangan kemajuan penyuluhan dari tahun ketahun dapat ditunjukkan sebagai
berikut:

1) Tahun 1871
Didirikannya Kebun Raya Bogor sebagai tempat mendemonstrasikan cara mengusahakan
beberapa tanaman.
2) Tahun 1905
Mulai dilakukan kegiatan penyuluhan oleh Departemen Pertanian, secara tidak langsung
kepada petani tetapi melalui Pangreh Praja (pegawai pemerintah) berupa perintah kepada
petani, namun belum dilakukan penyuluhan dalam arti sebenarnya.
3) Tahun 1910
Beberapa tingkatan daerah mulai didirikan dinas penyuluhan. Metode Olie Vlek (tetesan
minyak) dalam pengertian penyuluhan dilakukan mulai dari tingkat pusat kepada
bawahannya, dan seterusnya sampai kepada petani.
4) Tahun 1921-1942
Penyelenggaraan penyuluhan mulai diperluas. Pelaksanaannya ditemukan berbagai
masalah kekurangan anggaran, personalia dan peralatan). Diantara tahun-tahun ini mulai
didirikan sekolah pertanian.
5) Tahun 1942-1945
Masa ini adalah masa penjajahan Jepang. Sebenarnya tidak ada kegiatan penyuluhan,
karena kegiatan pertanian dilakukan secara paksaan untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Masa ini mulai di kenalkan metode peningkatan produksi secara paket.
6) Tahun 1947
Kegiatan penyuluhan dimulai lagi dengan didirikannya BPMD (Balai Pendidikan
Masyarakat Desa).
7) Tahun 1959-1961
Usaha intensifikasi dengan mendirikan Padi Sentra, setiap sentra seluas 1000 ha. Petani
di lingkungan itu mendapat penyuluhan dan kredit. Kredit dikembalikan dalam bentuk
padi. Metode olie vlek mulai ditinggalkan, beralih menggunakan penyuluhan secara
paket.
8) Tahun 1962
IPB menerapkan program yang dikenal dengan Demonstrasi Massal/Bimas (Bimbingan
Massal). Prinsipnya sama dengan padi sentra, hanya luasannya 50 ha dan
pengorganisasiannya tidak hanya satu badan, tetapi dilakukan oleh berbagai badan.
Kegiatan penyuluhan oleh dinas pertanian, kredit oleh BRI, penyedia saprodi PN Pertani.
9) Tahun 1965/1966
Program Bimas/Inmas (Bimbingan Massal/Intensifikasi Massal) yang bertujuan untuk
meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan pendapatan. Pelaksanaannya oleh
berbagai badan, sampai tingkat desa yang dikenal dengan Koperta (Koperasi Produksi
Pertanian). Tahun 1968/1969 pemerintah kesulitan dana, sehingga mengadakan
kerjasama dengan pihak asing dikenal Bimas Gotong Royong.
10) Tahun 1970/1971
Diciptakan Bimas yang disempurnakan. Pada program ini dalam pelaksanaannya sudah
melibatkan satuan Wilayah Unit Desa (Wilud).
11) Tahun 1974
Didirikan BLPP (Balai Latihan, Pendidikan dan Penyuluhan Pertanian) yang
dimaksudkan untuk memperbaiki kondisi penyuluhan dan pertanian.
12) Tahun 1976/1977
Bantuan World Bank melalui National Food Crops Extension Programm yang
dilanjutkan dengan National Agricultural Extension Programm diperkenalkan sistem
Laku (Latihan dan Kunjungan).
13) Tahun 1986
Diterbitkannya Surat Keputusan Bersama Mentan dan Mendagri yang intinya BPP
sebagai home base PPL yang mempunyai wilayah (Wilayah Kerja Balai Penyuluhan
Pertanian/ WKBPP). 1 WKBPP terdapat ± 16 WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan
Pertanian). WKPP terdiri atas 1-3 desa.
14) Tahun 1991
Diterbitkannya Surat Keputusan Bersama Mentan dan Mendagri yang intinya BPP tidak
lagi sebagai home base PPL. BPP hanya sebagai kantor saja, tiap kecamatan dipilih
koordinatorPPL.
15) Tahun 1996
Diterbitkannya Surat Keputusan Bersama Mentan dan Mendagri yang lebih menegaskan
pelaksanaan penyuluhan sub sektor dan kepala daerah sebagai penanggung jawab
pelaksanaan.
16) Tahun 1999
Adanya Otonomi Daerah kegiatan penyuluhan beserta lembaganya bergantung pada
kepala daerah masing-masing.
17) Tahun 2006
DPR dan Presiden Republik Indonesia menyepakati terbitnya UndangUndang No 16
Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (SP3K) yang
memberikan perlindungan, keadilan, dan kepastian hukum bagi pelaku utama dan pelaku
usaha untuk mendapatkan pelayanan penyuluhan serta kepastian hukum bagi penyuluh
dalam melaksanakan penyuluhan; (Bab II Pasal 3 Ayat d UU No 16 Tahun 2006).
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

Penyuluhan pertanian adalah sebuah kegiatan non formal yang dilakukan oleh pemerintah

kepada para petani untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para petani.

1. Dapat diketahui bahwa sejarah perkembangan penyuluhan pertanian diberbagai Negara


mengalami pola perubahan yang berbeda, baik secara sejarah maupun secara penelitian.
2. Di indonesia memiliki beberapa periode yang menjadi awal perkembangan penyuluhan.
Khususnya di bidang pertanian secara luas, pemerintah Indonesia mengembangkan
pertanian sebagai salah satu program dalam pembangunan khususnya pertanian.
3. Penyuluhan pertanian memberikan aspek penting dalam pengembangan pertanian, guna
meningkatkan produksi petani, pendapatan maupun pengembangan teknologi untuk daya
saing serta penginovasian dalam mengikuti perkembangan zaman.
4. Tujuan penyuluhan pertanian dibedakan antara tujuan jangka panjang dan jangka pendek.

Tujuan penyuluhan jangka pendek yaitu untuk menumbuhkan perubahan-perubahan yang

lebih terarah dalam kegiatan usaha tani petani pedesaan. Perubahan-perubahan yang

dimaksud adalah bentuk pengetahuaan,kecakapan,sikap dan motiv tindakan petani.

Tujuan Penyuluhan pertanian jangka panjang yaitu untuk menungkatkan taraf hidup

masyrakat tani atau agar kesejahteraan petani lebih terjamin.


DAFTAR PUSTAKA

S, U Samsudin. 1976. Dasar- Dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Majalengka.

https://www.academia.edu/24346927/SEJARAH_PENYULUHAN_PERTANIAN_DI_INDONE
SIA

Anda mungkin juga menyukai