Dosen Pengampu :
Dr. Fuad Muchlis, S.P.,M.Si
Pera Nurfathiyah, S.P.,M.Si
Di Susun Oleh :
1. Ratih Wanda Putri (D1B01642)
2. Anita Thesyaputri (D1B016043)
3. Agung Dwi Pangestu (D1B016044)
4. Indah Setio Rini (D1B016045)
5. Cindy Rosita (D1B016046)
6. Kiki Febriyoda (D1B016047)
Puji dan Syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah SWT, Zat Yang MahaPengasih
dan Maha Penyayang. Alhamdulillah berkat Rahmat, Nikmat dan karunianya penulis dapat
menyelesaikan laporan ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, sebagai pembawa risalah Allah terakhir dan penyempurna
seluruh risalahnyaya.Dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan
terima kasihyang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berjasa
membantu penulis dalam rangka menyelesaikan makalah ini. Semoga bantuan yang
diberikan kepada penulis mendapatkan balasan baik yang berlipat ganda dari Allah
SWT.penulis juga menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
makalah ini ,untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca guna
perbaikan dimasa yang akan datang.Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita .
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini sering terdengar bahwa Pemerintah sedang ramai membahas rencana
untuk dibuatkan suatu undang-undang karena penyuluhan pertanian adalah proses sebuah
pemberdayaan petani dan penyuluhan pertanian yang selama ini dilakukan, memang terbukti
diperlukan beragam cara untuk menciptakan situasi belajar yang baik. Cara-cara menciptakan
situasi belajar tersebut disebut dengan metode penyuluhan. Metode-metode penyuluhan ini
anggota masyarakat petani untuk belajar (Leagans 1960; Dahama dan Bhatnagar 1980).
masyarakat lokal yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri.
2 lebih
kepada individu, sehingga petani yang menjadi target pendekatan ini dapat mengerti dan
informasi dan pengetahuan para petani. Perkembangan ini tentunya menguntungkan bagi sektor
pertanian Indonesia. Hal ini tak luput dari sejarah penyuluhan pertanian itu sendiri. Oleh karena
itu, makalah ini akan membahas tentang “Sejarah Penyuluhan Pertanian dan perkembangan
PEMBAHASAN
Penyuluhan pertanian adalah suatu cara atau usaha penddidikan yang bersifat non formal
untuk para petani dan keluarganya di pedesaan (U.samsudin.s,1976). Menurut ilmu pertanian,
penyuluhan pertanian adalah ilmu sosial yang mempelajari sistem serta proses perubahan yang
terjadi pada individu dan pula masyarakat supaya terwujud perubahan yang jauh lebih baik
Perikanan, dan Kehutanan (SP3K) dijelaskan bahwa penyuluhan adalah sebuah proses
pembelajaran bagi pelaku usaha tertentu guna mendapatkan keuntungan dalam mengakses
informasi pasar, modal, dan sumber daya lainnya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penyuluhan pertanian adalah sebuah
kegiatan non formal yang dilakukan oleh pemerintah kepada para petani untuk meningkatkan
jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan penyuluhan jangka pendek yaitu untuk
menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah dalam kegiatan usaha tani petani
dan motiv tindakan petani. Tujuan Penyuluhan pertanian jangka panjang yaitu untuk
menungkatkan taraf hidup masyrakat tani atau agar kesejahteraan petani lebih terjamin.
2.2 Perkembangan Penyuluhan Pertanian Secara Umum
1) Tahun 1871
Didirikannya Kebun Raya Bogor sebagai tempat mendemonstrasikan cara mengusahakan
beberapa tanaman.
2) Tahun 1905
Mulai dilakukan kegiatan penyuluhan oleh Departemen Pertanian, secara tidak langsung
kepada petani tetapi melalui Pangreh Praja (pegawai pemerintah) berupa perintah kepada
petani, namun belum dilakukan penyuluhan dalam arti sebenarnya.
3) Tahun 1910
Beberapa tingkatan daerah mulai didirikan dinas penyuluhan. Metode Olie Vlek (tetesan
minyak) dalam pengertian penyuluhan dilakukan mulai dari tingkat pusat kepada
bawahannya, dan seterusnya sampai kepada petani.
4) Tahun 1921-1942
Penyelenggaraan penyuluhan mulai diperluas. Pelaksanaannya ditemukan berbagai
masalah kekurangan anggaran, personalia dan peralatan). Diantara tahun-tahun ini mulai
didirikan sekolah pertanian.
5) Tahun 1942-1945
Masa ini adalah masa penjajahan Jepang. Sebenarnya tidak ada kegiatan penyuluhan,
karena kegiatan pertanian dilakukan secara paksaan untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Masa ini mulai di kenalkan metode peningkatan produksi secara paket.
6) Tahun 1947
Kegiatan penyuluhan dimulai lagi dengan didirikannya BPMD (Balai Pendidikan
Masyarakat Desa).
7) Tahun 1959-1961
Usaha intensifikasi dengan mendirikan Padi Sentra, setiap sentra seluas 1000 ha. Petani
di lingkungan itu mendapat penyuluhan dan kredit. Kredit dikembalikan dalam bentuk
padi. Metode olie vlek mulai ditinggalkan, beralih menggunakan penyuluhan secara
paket.
8) Tahun 1962
IPB menerapkan program yang dikenal dengan Demonstrasi Massal/Bimas (Bimbingan
Massal). Prinsipnya sama dengan padi sentra, hanya luasannya 50 ha dan
pengorganisasiannya tidak hanya satu badan, tetapi dilakukan oleh berbagai badan.
Kegiatan penyuluhan oleh dinas pertanian, kredit oleh BRI, penyedia saprodi PN Pertani.
9) Tahun 1965/1966
Program Bimas/Inmas (Bimbingan Massal/Intensifikasi Massal) yang bertujuan untuk
meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan pendapatan. Pelaksanaannya oleh
berbagai badan, sampai tingkat desa yang dikenal dengan Koperta (Koperasi Produksi
Pertanian). Tahun 1968/1969 pemerintah kesulitan dana, sehingga mengadakan
kerjasama dengan pihak asing dikenal Bimas Gotong Royong.
10) Tahun 1970/1971
Diciptakan Bimas yang disempurnakan. Pada program ini dalam pelaksanaannya sudah
melibatkan satuan Wilayah Unit Desa (Wilud).
11) Tahun 1974
Didirikan BLPP (Balai Latihan, Pendidikan dan Penyuluhan Pertanian) yang
dimaksudkan untuk memperbaiki kondisi penyuluhan dan pertanian.
12) Tahun 1976/1977
Bantuan World Bank melalui National Food Crops Extension Programm yang
dilanjutkan dengan National Agricultural Extension Programm diperkenalkan sistem
Laku (Latihan dan Kunjungan).
13) Tahun 1986
Diterbitkannya Surat Keputusan Bersama Mentan dan Mendagri yang intinya BPP
sebagai home base PPL yang mempunyai wilayah (Wilayah Kerja Balai Penyuluhan
Pertanian/ WKBPP). 1 WKBPP terdapat ± 16 WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan
Pertanian). WKPP terdiri atas 1-3 desa.
14) Tahun 1991
Diterbitkannya Surat Keputusan Bersama Mentan dan Mendagri yang intinya BPP tidak
lagi sebagai home base PPL. BPP hanya sebagai kantor saja, tiap kecamatan dipilih
koordinatorPPL.
15) Tahun 1996
Diterbitkannya Surat Keputusan Bersama Mentan dan Mendagri yang lebih menegaskan
pelaksanaan penyuluhan sub sektor dan kepala daerah sebagai penanggung jawab
pelaksanaan.
16) Tahun 1999
Adanya Otonomi Daerah kegiatan penyuluhan beserta lembaganya bergantung pada
kepala daerah masing-masing.
17) Tahun 2006
DPR dan Presiden Republik Indonesia menyepakati terbitnya UndangUndang No 16
Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (SP3K) yang
memberikan perlindungan, keadilan, dan kepastian hukum bagi pelaku utama dan pelaku
usaha untuk mendapatkan pelayanan penyuluhan serta kepastian hukum bagi penyuluh
dalam melaksanakan penyuluhan; (Bab II Pasal 3 Ayat d UU No 16 Tahun 2006).
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Penyuluhan pertanian adalah sebuah kegiatan non formal yang dilakukan oleh pemerintah
kepada para petani untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para petani.
lebih terarah dalam kegiatan usaha tani petani pedesaan. Perubahan-perubahan yang
Tujuan Penyuluhan pertanian jangka panjang yaitu untuk menungkatkan taraf hidup
https://www.academia.edu/24346927/SEJARAH_PENYULUHAN_PERTANIAN_DI_INDONE
SIA