KOMUNIKASI PERTANIAN
NO BP : 1410242021
PRODI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
DHARMASRAYA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan atas ke hadirat Allah SWT, Zat Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang. Alhamdulillah berkat Rahmat, Nikmat dan Karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Shalawat beserta salam semoga
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berjasa membantu penulis
dalam rangka menyelesaikan makalah ini. Semoga bantuan yang diberikan kepada
penulis mendapatkan balasan baik yang berlipat ganda dari Allah SWT.
kekurangan dalam makalah ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritikkan dari pembaca guna perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga makalah
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………….…………………....….……i
DAFTAR ISI……………………….…………….……………….…..ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................1
A. Latar Belakang…………………………………………….…….…..…..1
B. Rumusan Masalah………………………………………….…...……….2
C. Tujuan…………………………………………………..…..……….…..2
BAB II PEMBAHASAN…………………..………...…………...….3
A. Kesimpulan ……………………………………….……..……..………20
B. Saran……………………………………………..……...……………...21
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah proses sebuah pemberdayaan petani dan penyuluhan pertanian yang selama
ini dilakukan, memang terbukti mampu menghantarkan petani menjadi lebih baik.
karenanya diperlukan beragam cara untuk menciptakan situasi belajar yang baik.
masyarakat titik beratnya adalah penekanan pada pentingnya masyarakat lokal yang
mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri. Pendekatan
individu, sehingga petani yang menjadi target pendekatan ini dapat mengerti dan
1
2
menguntungkan bagi sektor pertanian Indonesia. Hal ini tak luput dari sejarah
penyuluhan pertanian itu sendiri. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan umum makalah ini adalah agar pembaca dapat memahami sejarah
Tujuan khusus makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pertama mata
PEMBAHASAN
mempelajari sistem serta proses perubahan yang terjadi pada individu dan pula
masyarakat supaya terwujud perubahan yang jauh lebih baik dalam bidang pertanian.
keuntungan dalam mengakses informasi pasar, modal, dan sumber daya lainnya
adalah sebuah kegiatan non formal yang dilakukan oleh pemerintah kepada para
Tujuan penyuluhan pertanian ini adalah agar petani tahu, mau, mampu dan
berswadaya mengatasi masalahnya secara baik dan memuaskan atau dengan kata lain
menghasilkan petani yang mandiri hanya mungkin jika dilakukan dengan pendekatan
3
4
sejak zaman penjajahan hingga sekarang. Di mulai dari zaman penjajahan Belanda,
ketika Dr. CGL Reinwardt, mendirikan Kebun Raya Bogor dan memperkenalkan
50 jenis tanaman baru, antara lain: kelapa sawit, ketela pohon, dll. Pada tahun
Kebun Raya Bogor, Dr. R.H.C.C. Scheffer, tahun 1876, mendirikan Kebun
perkebunan dan tanaman makanan, seperti karet, serat (roselia, rami, dll),
berbagai jenis padi, kacang tanah, kedelai, jagung, ubi jalar dan ketela pohon.
Tahun 1884 Sekolah Pertanian di Kebun Raya ditutup, karena kekurangan dana,
kurang perhatian dan kurang dukungan politis. Tahun 1903, Direktur ke V Kebun
perkebunan.
5
Tahun 1921, LDV dijadikan Dinas Daerah Provinsi, karena hasil nyata
yang dicapainya. Sejak itu petugas-petugas Dinas Penyuluhan berdiri sendiri dan
berupa:
seperti bajak Muara dan Kerorejo, garu Madura, penyiang Muara, penyiang
Landak (tunggal dan ganda), parut rotasi untuk bikin tapioka, dll.
Pendirian 200 buah Balai Benih dan Kebun Bibit di seluruh kepulauan untuk
Tahun 1939 ada 139 kelas pertanian. Pendidikan pertanian yang dilaksanakan
dalam bentuk sekolah adalah MLS Bogor, CS di Sukabumi dan Malang (di
Tahun 1927 dibuka Kursus Tani Desa (KTD) bagi wargatani di Jawa Barat,
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kemudian dibentuk kelompok tani, yang
disebut Rukun Tani (Jawa Barat), Kring Tani (Jawa Timur) dan nama
setempat lainnya. Diadakan pula kursus bagi wanita tani dan anak
tani/pemuda tani.
makanan dan bahan strategis lainnya. Son Sidoing (Mantri Pertanian Kecamatan)
angkatan perang Jepang. Tentunya hal ini sangat merugikan pihak Indonesia,
1995)
Istimewa (RKI) tahap ke-1 tahun 1950–1955 dan tahap ke-2 tahun 1955–
1960.
perang. Masalah dan tantangan pertanian makin luas dan kompleks, aparatur
1.000 ha. Petani diberi kredit natura (bibit dan pupuk) serta uang. Program itu
9
disebut Padi Sentra. Padi Sentra ini, dijadikan bagian dari Badan Perusahaan
pemasaran.
ekonomi terpimpin.
menjadi Bimas Berdikari, Bimas Biasa, Bimas Baru, Bimas Gotong Royong,
dan Bimas yang disempurnakan. Bimas meliputi masukan (input) yang harus
dilakukan, ditetapkan dengan Inpres No. 4/1973 tentang Unit Desa, terdiri
dari: (1) penyediaan kredit oleh BRI, (2) pelayanan penyuluhan oleh PPL
dinas pertanian, (3) sarana produksi yang murah dan mudah oleh penyalur,
kios dan KUD, serta (4) pengolahan dan pemasaran hasil oleh KUD,
Pertanian.
di Cihea, Jawa Barat atas inisiatif Oyon Tachyan (KTNA Jawa Barat), dan
dilakukan oleh berbagai dinas sesuai dengan UU No. 5/1974 tentang Pokok-
dalam penyuluhan.
atau setaranya), dan dibina oleh Penyuluh Pertanian Madya (PPM) kemudian
dan bibit, diusahakan oleh perusahaan swasta, BUMN, KUD, Kelompok tani
sendiri.
(PPL/PPUP 19513 orang, PPS 1.113 orang). Pada tahun itu Penas III
penyuluhan.
1986 dihadiri 2.500 orang peserta dari 27 provinsi dengan 20 jenis kegiatan.
mencapai swasembada beras tahun 1984 yang diakui FAO. Pada Hari Ulang
100.150 ton gabah kering giling (senilai Rp.15,6 milyar) kepada penduduk
FAO-ROME.
bertahap dan terbatas ditingkatkan menjadi S2 atau S3, baik di dalam maupun
luar negeri.
Afrika/GNB.
15
Penas VII di Sulawesi Selatan tahun 1988 dan Penas VIII di Magelang tahun
1991.
taruna tani dan siswa SPP melalui kegiatan Temu Siswa dan Taruna Tani
Tani (KOSISTA).
Badan Diklat Pertanian dan Badan Litbang Pertanian dalam bentuk Temu
Agribisnis/ PPA dan proyek NAEP III. Hasil evaluasi menunjukkan, LAKU
kelompok etnis dengan 200 dialek dan tinggal di 13.667 pulau, menuntut
ketangguhan cara kerja penyuluhan. Kemudian titik berat LAKU diubah dari
(holistik).
(Pusdiklatluhtan).
Pelaksana Harian Bimas. Koordinasi di tingkat BPP dan desa tidak diatur.
Kedudukan dan tugas BPP tidak lagi sebagai unit pelaksana penyuluhan,
Pertanian. Secara administratif dibina oleh Sekjen dan secara teknis dibina
hal ini petani dan anggota masyarakat pedesaan lainnya. Dan pelaksanaan
lebih luas dan lebih bertanggung jawab. Perubahan kebijakan dari petani-
mengembangkan agribisnis.
penyuluhan.
dengan materi yang sesuai dengan mandat, misi, tujuan penyuluhan, dan
pembangunan pertanian.
tiap provinsi. Pada April 1995, unit kerja itu mulai dioperasikan dengan status
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyuluhan pertanian adalah sebuah kegiatan non formal yang dilakukan oleh
Penyuluhan pertanian pada zaman Belanda telah dimulai sejak tanggal 17-5-
1817, ketika Dr. CGL Reinwardt, mendirikan Kebun Raya Bogor dan
memperkenalkan 50 jenis tanaman baru, antara lain: kelapa sawit, ketela pohon,
dll.
20
21
B. Saran
Makalah ini sangat banyak kesalahan dan kekurangan, maka dari itu penulis
meminta saran dan kritikan dar pembaca guna perbaikan dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Sadono, Dwi. 2008. “Jurnal Penyuluhan Vol. 4 No.1 Paradigma Baru Penyuluhan ...
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-149-400113967-bab%20%20i.pdf
http://pakmargolang.com/article/92643/sejarah-penyuluhan-pertanian-di-
Agustus 2015)
2015)