REKAYASA AGROWISATA
AGROWISATA TIING BALI
NAMA KELOMPOK :
MARIE ABDAU ZAL
(1305313068)
(1305315080)
SANDI YUANTORO
(1305315082)
RIKA SILVIA
(1305315084)
(1305315156)
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pariwisata sebagai suatu industri memiliki cakupan yang sangat luas baik
menimbulkan
motivasi
dan
daya
tarik
bagi
wisatawan
yang
mengunjunginya.
Pengembangan agrowisata merupakan kombinasi antara pertanian dan
dunia wisata untuk liburan di desa. Pertanian disini merupakan pertanian dalam
arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Atraksi dari agrowisata yang dapat dinikmati dan dilakukan oleh wisatawan
adalah pengalaman bertani dan menikmati produk kebun bersama dengan jasa
yang disediakan. Dengan harapan para petani bisa lebih kreatif mengelola usaha
taninya sehingga mampu menghasilkan produk yang menyentuh hati wisatawan.
Salah satu contoh pengembangan agrowisata yang ada di Bali adalah
Agrowisata Bambu Tiing Bali. Agrowisata Bambu Tiing Bali adalah
agrowisata yang menjadikan bambu sebagai obyek yang dapat dinikmati
wisatawan. Agrowisata tersebut terletak di Dusun Bubung Kelambu, Desa Batur
Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan praktikum mata kuliah Rekayasa Agrowisata
II METODE
2.1
pada hari Sabtu, 7 Mei 2016 pukul 09.30 12.00 WITA. Lokasi praktikum lapang
tersebut bertempat di Dusun Bubung Kelambu, Desa Batur Tengah, Kecamatan
Kabupaten Bangli Provinsi Bali.
2.2
3.2
3.3
3.4
3.5
Pola Manajemen
3.6
(a)
(b)
Bambu
penjemputan
untuk
Tiing
Bali
pengunjung
di
menyediakan
Bali
akses
sehingga
transportasi
cukup
dengan
(a)
(b)
Gambar . (a) Gang masuk Agrowisata Bambu Tiing Bali. (b) Akses
jalan menuju gang
3.6.3 Amenity (Fasilitas)
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
Gambar . (a) Guest House. (b) Balai tempat diskusi. (c) Balai pertemuan. (d)
Kantin. (e) Areal Parkir.
3.6.4 Ancillaries (Kelembagaan)
Agrowisata Bambu Tiing Bali yang dibentuk pada tahun 2010
merupakan Kelompok Tani yang berada di bawah perlindungan Perkebel
Batur Tengah sesuai dengan Struktur Organisasi Kelompok Tani Hidup
Rukun di mana Pembinanya adalah PPL Wilayah Binaan Desa Batur Tengah
dan Penasehatnya adalah I Nyoman Conto PKSM Kabupaten Bangli. Ketua
Kelompok Tani adalah Wayan Rumita, dengan sekretaris adalah I Nengah
Dita dan bendahara adalah I Made Supika.
Struktur Organisasi Pokdarwis "Tiing Bali" yang dibentuk pada 14
Januari 2016 dilindungi oleh Perbekel Desa Batur dengan Penasehat yaitu
Kalian Dinas dan Kelian Adat Bubung Kelambu dan iketuai oleh I Nyoman
Conto. Sekertarisnya adalah I Wayan Sarimbawa dan Bendahara I Nengah
Pada serta terdapat 6 bagian-bagian yaitu Bagian Umum, Bagian
Perlengkapan,
Bagian
Kebersiahan,
Bagian
Dekorasi
dan
Bagian
Transportasi.
3.6.5 Community Empowerment (Pemberdayaan Masyarakat)
Aspek ini menghimbau
3.7
Kunjungan Wisatawan
Wisatawan yang berkunjunga ke Agrowisata Bambu Tiing Bali adalah
IV Simpulan
4.1
Simpulan
Atraksi-atraksi yang ditawarkan Agrowisata Bambu Tiing Bali adalah
Agrowisata Bambu, Suguhan makanan khas bambu, serta Tanam dan Kemah.
Akses menuju menuju Agrowisata Bambu Tiing Bali ini masih kurang baik
karena ruas jalan rusak belubang dan berbatu sehingga harus sangat berhati-hati
saat melewatinya. Sedangkan akses telekomunikasi dapat dilakukan berbagai cara
yaitu dengan menghubungi nomor telepon, website, serta sosial media. Fasilitas
yang tersedia berupa, guest house, balai tempat diskusi, balai pertemuan, kantin,
serta areal parkir. Struktur Organisasi Pokdarwis "Tiing Bali" yang dibentuk pada
14 Januari 2016 dilindungi oleh Perbekel Desa Batur. Sesuai dengan filosofi
Agrowisata Bambu Tiing Bali yaitu "Rukun dengan Keluarga dan Lingkungan
dan Mampu Memberi Manfaat" benar-benar dapat memberdayakan masyarakat
lokal menjadi Kelompok Tani Hidup Rukun. Wisatawan yang berkunjung ke
Agrowisata Bambu Tiing Bali adalah wisatawan lokal maupun wisatawan asing.
Produk yang ditawarkan oleh Agrowisata Bambu Tiing Bali adalah berupa
suguhan makan khas yang diolah dari bahan utama yaitu Bambu. Makanan-makan
khas bambu seperti Mie Rebung, Tum Rebung, Oseng-oseng Rebung, serta Nasi
bakar Bambu.
Pengelolaan Agrowisata Bambu Tiing Bali dilakukan oleh Kelompok
Sadar Wisata Tiing Bali serta menerapkan prinsip-prinsip pariwisata berbasis
masyrakat seperti prinsip partisipasi masyarakat, prinsip konservasi alam, prinsip
ekonomi lokal dan prinsip konservasi sosial-budaya. Penerapan prinsip-prinsip
pariwisata berbasis masyarakat diimplementasikan dengan adanya dukungan dari
masyarakat yakni Kelompok Tani Hidup Rukun, pengelolaan hutan bambu
sebagai bentuk konservasi alam serta kerjasama dengan Komunitas Jangkar
Apung dan para pengrajjin bambu di sekitarnya untuk meningkatkan ekonomi
masyarakat lokal.
DAFTAR PUSTAKA
R.S. Damardjati. 1995. Istilah-Istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya
Pramita.
Wahyudi, Heri. 2012. Pariwisata, Pengentasan Kemiskinan dan MDGs.
Denpasar: UT Denpasar.
Yoeti, Oka A. 2000. Ekowisata, Pariwisata Berwawasan Lingkungan. Jakarta: PT.
Pertja.