DISUSUN OLEH:
Kelompok 2
1305315061
1305315063
1305315064
1305315065
1305315066
1305315068
1305315073
1305315074`
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya lah laporan ini dapat terselesaikan. Laporan ini kami tujukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Agroklimatologi. Serta tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah tersebut.
Kami mohon kepada Bapak/Ibu dosen khususnya, umumnya kepada para
pembaca apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam loporan ini baik
dari segi bahasanya maupun isinya agar dapat memberi kritik dan saran yang
bersifat membangun dan laporan ini dapat menjadi laporan yang lebih baik untuk
kedepannya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelembapan udara adalah kadar uap air yang ada di udara. Dimana
kelembapan udara merupakan bagain dari komponen iklim yang memiliki
pengaruh terhadap lingkungan. Kelembapan udara disuatu tempat dapat
berpengaruh pada semua aktivitas yang kita lakukan, terkhusus pada pertanian.
Kelembaban udara relatif (atau RH, Relative Humidity), adalah rasio
antara tekanan uap air aktual pada suhu udara tertentu dengan tekanan uap air
jenuh pada suhu udara tersebut. Pengertian lain dari RH adalah perbandingan
antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara pada suatu waktu tertentu
dengan jumlah uap air maksimal yang dapat ditampung oleh udara tersebut pada
tekanan dan suhu udara yang sama.
Kelembaban udara selalu memiliki korelasi ataupun hubungan dengan
suhu udara. Kedua komponen iklim ini memiliki pengaruh pada konidisi
lingkungan suatu tempat.
Suhu menyatakan tingkat energi bahan rata-rata suatu benda. Suhu udara
adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau
derajat panas disebut termometer. Biasanya pengukur dinyatakan dalam skala
Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F).
Dalam biosfer, suhu benda alami, beragam menurut tempat dan waktu
yang disebabkan oleh perbedaan benda dalam menerima energi radiasi surya dan
hasil pengaruh energi ini terhadap sekelilingnya. Menurut tempat, suhu ditentukan
oleh letak menurut ketinggian dan menurut lintang di bumi. Menurut waktu, suhu
ditentukan oleh sudut inklinasi surya.
Oleh karena itu, dengan mengetahui kelembaban dan juga suhu udara pada
suatu wilayah, maka kita dapat menentukan langkah antisipatif untuk budidaya
tanaman. Sebab, jika kita mengetahui kelembaban suatu tempat, maka kita dapat
menentukan tanaman apa yang tepat untuk dibudidayakan pada nilai kelembaban
yang kita ketahui.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum mengenai kalambaban udara adalah sebagai
berikut:
1. Mahasiswa/ Praktikan bisa menentukan kelemababan udara dan suhu
udara disuatu wilayah
2. Mahasiswa/ Praktikan dapat mengetahui penggunaan alat untuk mengukur
kelembaban dan suhu udara.
3. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dan juga alat yang digunakan untuk
mengukur kelembaban dan suhu udara.
BAB II
METODOLOGI
A. Waktu
Pelaksanaan
praktikum
Agroklimatologi
mengenai
kelembapan
2.
C. Cara Kerja
Adapun
cara
kerja
dari
pengukuran
kelembapan
menggunakan
2.
3.
4.
5.
Kemudian mencatat besaran atau nilai suhu pada tabel hasil pengamatan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
SUHU UDARA (OC)
KELEMBABAN UDARA
Tgl.
Mak
s
Min
Rata2
32,4
24,4
33,4
07.3
0
13.3
0
17.3
0
07.30
13.30
17.3
0
Rata2
28,4
93
73
82
82,7
24
28,7
94
67
82
81,0
33,6
24
28,8
92
71
81
81,3
33,6
24,4
29
89
75
78
80,7
33,2
24,2
28,7
89
79
76
81,3
32,8
24,2
28,5
86
69
80
78,3
32,6
23,8
28,2
95
80
73
82,7
31,6
23,8
27,7
92
76
86
84,7
32
23,8
27,9
97
73
80
83,3
10
32,4
23,4
27,9
92
73
84
83,0
11
31,2
24,2
27,7
89
73
91
84,3
12
31,8
24,4
28,1
91
75
83
83,0
13
32
24,2
28,1
91
75
86
84,0
14
32,2
24,4
28,3
90
73
89
84,0
15
32,8
24,6
28,7
91
69
88
82,7
16
31,6
23,8
27,7
92
71
88
83,7
17
32,2
24,4
28,3
88
69
84
80,3
18
32,6
24,6
28,6
92
68
87
82,3
19
31,8
25
28,4
92
74
84
83,3
20
30,2
24,2
27,2
91
75
82
82,7
21
32,4
23,6
28
89
69
78
78,7
22
33
23,4
28,2
90
73
85
82,7
23
32,4
24,2
28,3
91
77
80
82,7
24
31,8
24,6
28,2
86
70
91
82,3
25
33,4
23,2
28,3
93
68
83
81,3
26
33,2
24
28,6
93
78
79
83,3
EVAPORAS
I
(mm)
CURA
H
HUJAN
(mm)
27
32,6
23,4
28
89
74
80
81,0
28
31,6
24,8
28,2
89
68
73
76,7
23,6
23,6
92
73
84
83,0
23,8
23,8
91
79
81
83,7
24,0
8
25,0
0
23,2
0
27,9
4
29,0
0
23,6
0
29
30
Rata2
Mak
s
Min
32,3
7
33,6
0
30,2
0
90,97
72,90
97,00
80,00
86,00
67,00
82,6
0
91,0
0
73,0
0
82,16
84,67
76,67
B. Pembahasan
Kelembapan udara dapat didefinisikan sebagai tingkat kebasahan udara
karena dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Apabila uap air
tersebut didinginkan, maka suhunya akan turun dan udara tidak mampu lagi
menahannya sehingga akan berubah menjadi titik-titik air. Ketika udara tidak
mampu lagi menampung uap air, maka inilah yang disebut dengan udara jenuh.
Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan
suhu.
Terdapat dua istilah kelembapan udara aitu kelembapan tinggi dan
kelembapan rendah. Kelembapan tinggi yaitu jumlah uap air yang banyak di
udara, sedangkan kelembapan rendah adalah jumlah uap air yang sedikit di udara.
Kelembapan ini dapat dinyatakan sebagai kelembapan udara absolut, nisbi,
maupun defisit tekanan uap air.
Dari data hasil pengamatan yang dilaksanakan di Lapangan Percobaan
Pegok pada bulan April 2013 mengenai kelembapan dan suhu udara. Pengamatan
tersebut dilaksanakan dengan menggunakan termometer bola basah dan bola
kering.
Pengamatan ini dilakukan selama 30 hari, dimana setiap harinya
pengamatan dilaksanakan tiga kali, yaitu setiap pukul 07.30, 13.30, dan 17.30
Wita. Dari hasil pengamatan tersebut diperoleh data sebagaimana yang tertera
pada tabel pengamatan. Dari data tersebut menjelaskan bahwa setiap harinya,
kelembapan dan suhu udara pada daerah tersebut mengalami perubahan. Bukan
hanya setiap harinya, namun setiap kali pengamatan pada jam-jam yang telah di
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
Pengukur kelembapan udara terdiri dari dua termometer bola basah dan
bola kering yang disebut Psikrometer standar.
Suhu udara dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
a. Radiasi matahari
b. Angin
c. Curah hujan
d. Vegetasi tanaman dan awan.
Suhu udara bervariasi disebabkan karena adanya perbedaan dari waktu ke
waktu di permukaan bumi. Menurut waktu dari jam ke jam dalam sehari,
dan menurut bulanan. Beberapa unsur yang mempengaruhi penyebaran
suhu udara menurut waktu dapat kita kaji dalam dua pola :
1. Pola suhu diurnal (suhu udara setiap jam selama 24 jam)
2. Pola suhu udara rata-rata harian menurut bulanan.
Data suhu berasal dari suhu rata-rata harian dan bulanan.
Suhu rata-rata harian, yaitu dengan menjumlahkan suhu maksimum
dan minimum hari tersebut selanjutnya dibagi dua. Dengan
mencatat suhu setiap tiga kali hari tersebut selanjutnya dibagi 3.
Suhu rata-rata bulanan yaitu dengan menjumlahkan rata-rata suhu
B. Saran
Adapun beberapa hal yang perlu untuk kita perhatikan dalam pengukuran
kelembaban udara yaitu mengetahui cara penggunaan alat yang kita gunakan.
Selain itu juga, waktu yang kita jadwalkan dalam pengukuran kelembaban udara
haruslah sesuai dan tepat waktu pada saat pengukuran kelembaban udara. Dan
yang tidak kalah penting adalah pemasangan ataupun penempatan alat harus tepat.
Serta alat ukur suhu dan kelembapan harus terhindar dari dari matahari dan angin
secara langsung sebab akan menimbulkan penghitungan yang salah nantinya.
Daftar pustaka
Http://work-faperta-agt-12.blogspot.com/2013/10/makalah-kelembaban.html
Http://onoe21.wordpress.com/laporan-agroklimatologi-tentang-stasiunklimatologi/pengukuran-suhu-dan-kelembaban-udara-di-berbagai-vegetasi/
Http://artikeldanmakalah-agusra.blogspot.com/2011/06/kelembaban.html
Http://rizkawahyuni.wordpress.com/2012/04/29/laporan-agroklimatologi-5/
(diakses tanggal 8 januari 2014 pukul 14.18 WITA)