Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

SUHU TANAH

Dosen Pengampu :

1. Ir. Endriani, M.P


2. Dr.Ir. Made Deviani Duaja, M.S.

Di Susun Oleh :

Muhtriono

D1A018075

Asisten Laboratorium :

1. Riesca Wulanda Citra, S.P.


2. Martiningsih

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2019

0
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suhu adalah tingkat kemampuan benda dalam memberi dan menerima
panas. Suhu sering juga disebut sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda
yang dinyatakan dalam derajat suhu. Suhu juga dinyatakan sebagai ukuran
energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul suatu benda. Suhu
menunjukkan sangkar cuaca yang dipergunakan untuk pengamatan suhu. Suhu
dapat diukur menggunakan termometer.
Dalam biosfer, suhu benda beragam menurut tempat dan waktu yang
disebabkan oleh perbedaan benda dalam menerma energi radiasi surya dan
hasil pengaruhi energi ini terhadap sekelilingnya. Menurut tempat, ia
ditentukan oleh letak menurut ketinggian dan lintang bumi. Menurut waktu, ia
ditentukan oleh sudut inklinasi surya.
Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi, setempat-
setempat dimodifikasi atau bahkan dibuat oleh manusia dari bahan bumi,
mengandung gejala-gejala kehidupan dan menompang atau mampu menopang
pertumbuhan tanaman diluar rumah. Tanah meliputi horison-horison tanah
yang terletak di atas bahan batuan dan berbentuk sebagai hasil interaksi
sepanjang waktu dari iklim, organisme hidup, bahan induk dan relief. Definisi
lainnya, tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan
berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces)
terhadap bahan-bahan alam (natural material) di permukaan bumi.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara mengukur suhu tanah dan mengetahui
perbedaan jumlah suhu tanah pada lahan terbuka dengan tanah pada lahan
tertutup.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Suhu adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang menggambarkan
energi Kinetik rata-rata pergerakan molekul suatu benda. Suhu dinyatakan dalam
satuan derajat Celcius (oC), Fahreinheit (oF), Reamur (oR), Kelvin (oK).(Daldjumi.
1983).

Suhu udara bervariasi menurut tempat dan dari waktu ke waktu di


permukaan bumi. Menurut tempat suhu udara bervariasi secara vertical dan
horizontal dan menurut waktu dari jam ke jam dalam sehari, dan menurut bulanan
dalam setahun. (Wisnubroto,S,S.S.L Aminah, dan Nitisapto,M. 1982)

Suhu udara di atmosfer bervariasi menurut letak ketinggian tempat.


Hingga ketinggian tertentu suhu udara dapat menurun, tetapi menurut ketinggian
yang lainnya meningkat. Pada lapisan Troposfer (lapisan bawah atmosfer) suhu
udara menurun menurut letak ketinggian tempat hingga ketinggian 10 km dengan
gradein penurunan suhu 5,0-6,5 oC per 1000 m diatas permukaan laut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi ialah :

1. Jumlah radiasi yang diterima per tahun – per hari – per musim.

2. Pengaruh daratan atau laut, dan

3. Pengaruh ketinggian tempat,

4. Pengaruh angin secara tidak langsung, angin yang membawa panas dari
sumbernya secara horizontal.

5. Pengaruh panas laten : panas yang disimpan dalam atmosfer.

6. Penutup tanah : tanah yang ditutup vegetasi mempunyai temperatur yang


kurang daripada tanah tanpa vegetasi.

7. Tipe tanah : tanah-tanah gelap indeks suhunya lebih tinggi,

8. Pengeruh sudut datang matahari, sinar yang tegak lurusakan membuat suhu
ebih panas daripada yang datangnya miring.

2
Pengaruh suhu terhadap makhluk-makhluk hidup adalah sangat besar
sehingga pertumbuhanya benar-benar seakan-akan tergantung padanya, terutama
dalam kegiatan-kegiatannya. Dengan suhu yang tinggi benih-benih akan
mengadakan metabolisme yang lebih cepat, akibatnya apabila benih-benih
dibiarkan atau ditanam pada dataran atau tanaman tinggi maka daya kecambahnya
akan turun. Jadi pada tanaman juga ada suhu maksimum, suhu optimum.

Tentang suhu tanah juga demikian berpengaruh pada tanaman, pengukuran


biasanya dilakukan pada kedalam : 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100cm.
Pengaruh suhu tanah terhadap tanaman yaitu pada: perkecambahan biji, pada
aktivasi mikroorganisme, dan perkembangan penyakit tanaman. Faktor pengaruh
suhu tanah yaitu faktor luar (eksternal) dan faktor dalam (internal). Faktor
eksternal yaitu radiasi matahari keawanan, curah hujan, angin dan kelembapan
udara sedangkan faktor internal yaitu tekstur tanah, struktur dan kadar air tanah,
kandungan bahan organik dan warna tanah.(Ir. Ance, 1986).

Suhu dinyatakan sebagai derajat panas ataau dingin yang diukur


berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan termometer. Tanah merupakan
media utama dimana manusia bisa mendapatkan lahan, pangan, sandang, tambang
dan tempat melaksanakan berbagai aktivitas. Batas suhu yang layak bagi
kehidupan makhluk hidup berkisar antara -350 s.d 750 [derajat Celcius], akan
tetapi kisaran suhu yang dikehendaki tanaman antara 26 s.d 400 (derajat Celcius).
Pada suhu dibawah atau diatas kisaran tersebut, pertumbuhan sangan lambat.
Secara langsung suhu mempengaruhi fotosintesis, respirasi, permeabilitas dinding
sel, kegiatan enzim penyerapan air dan unsur hara. Semua pengaruh ini tersimpul
dalam pertumbuhan tanaman (Hassan, 1970).

Suhu tanah dapat diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan


dengan termometer tanah selubung logam. Suhu tanah ditentukan oleh panas
matahari yang menyinari bumi. Intensitas panas dipengaruhi oleh kedudukan
permukaan yang menentukan besar sudut datang, letak garis lintang utara dan
selatan serta tinggi dari permukaan laut. Sejumlah sifat tanah juga menentukan
suhu tanah antara lain intensitas warna tanah, komposisi, panasienin tanah,
kemampuan dan kadar legas tanah (Benyamin, 1997).

3
Suhu tanah berpengaruh terhadap penyerapan air. Makin rendah suhu,
makin sedikit air yang di serap oleh akar, karena itulah penurunan suhu tanah
mendadak dapat menyebabkan kelayuan tanaman. Pengukuran suhu tanah dalam
klimatologi harus dihindarkan dari beberapa gangguan, baik itu gangguan likal
maupun gangguan lain. Gangguan-gangguan itu adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh radiasi matahari langsung dan pantulannya oleh benda-benda sekitar.

2. Gangguan tetesan air hujan.

3. Tiupan angin yang terlalu kuat.

4. Pengaruh local gradient suhu tanah akibat pemanasan dan pendinginan permukaan
tanah setempat.

Suhu tanah adalah salah satu faktor terpenting yang dapat mendukung
aktivitas mikrobiologi dan proses penyerapan unsur hara oleh tanaman. Suhu
tanah sangat bergantung pada besarnya radiasi surya yang di berikan oleh
matahari. Jumlah panas yang sampai ke permukaan bumi disebabkan oleh
konduksi bumi atau hasil proses kimia dan biologi yang tak berarti pada suhu
tanah (Baver, 1960).

Suhu tanah setiap saat dipengaruhi oleh rasio energi yang diserap dan yang
dilepaskan. Hubungan perubahan konstan ini digambarkan dalam perhitungan
berdasarkan musim, bulanan, dan suhu tanah harian (Brady, 1984).

Suhu tanah yang rendah dapat mempengaruhi penyerapan air dari


pertumbuhan tumbuhan. Jika suhu tanah rendah, kecil kemungkinan terjadi
transpirasi, dan dapat mengakibatkan tumbuhan mengalami dehidrasi atau
kekurangan air. Pengaruh dari suhu tanah pada proses penyerapan bisa dilihat dari
hasil perubahan viskositas air, kemampuan menyerap dari membran sel, dan
aktivitas fisiologi dari sel-sel akar itu sendiri. Dengan kata lain pada keadaan
udara yang panas maka evaporasi air dari permukaan tanah akan semakin besar
(Tisdale and Nelson, 1966).

Suhu tanah juga akan dipengaruhi oleh jumlah serapan radiasi matahari oleh
permukaan bumi. Pada siang hari suhu permukaan tanah akan lebih tinggi
dibandingkan suhu pada lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini juga disebabkan

4
karena permukaan tanah yang akan menyerap radiasi matahari secara langsung
pada siang hari tersebut, baru kemudian panas dirambatkan ke lapisan tanah yang
lebih dalam secara konduksi. Sebaliknya, pada malam hari permukaan tanah akan
kehilangan panas terlebih dahulu, sebagai akibatnya suhu pada permukaan tanah
akan lebih rendah dibandingkan dengan suhu pada lapisan tanah yang lebih
dalam. Pada malam hari, panas akan merambat dari lapisan tanah yang lebih
dalam menuju ke permukaan (Lakitan, 1992).

Suhu tanah mengalami perubahan dari pengembunan secara terus menerus


pada kedalaman yang dangkal di banyak tanah di daerah Alaska yang beku sampai
ke Hawai yang tropis, dimanapun jarang ditemukan suhu tanah dapat mencapai
100oF (37,8oC) pada hari yang panas sekalipun. Pada kebanyakan permukaan
bumi, suhu tanah harian jarang mengalami perubahan pada kedalaman 20 inchi
(51 cm). tapi dibawah kedalaman tersebut suhu tanah akan mengalami perubahan
yang secara lambat menunjukkan pertambahan derajat suhu sekitar 2 o F (Donahue
dkk, 1977).

Untuk mengatur suhu tanah bukanlah kemampuan manusia secara pribadi,


tapi suhu tanah tersebut dapat di kontrol dengan cara yaitu dengan menutupi
mulsa organik pada tanah, dan pengaturan tanaman residu yang keduanya dapat
mempengaruhi implikasi biologi, juga bisa dengan mulsa plastik yang biasanya
diberikan untuk perkebunan dan terakhir dapat dengan cara mengatur penguapan
tanah (Brady and Weil, 2000).

5
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 07 Oktober 2019 pukul 13.30
sampai dengan selesai yang bertempat di lahan hutan dan lahan pertanian
universitas Jambi.

3.2 Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mistar
b. Thermometer
c. Alat tulis
d. Camera
2. Bahan
a. Tanah lokasi hutan UNJA Mendalo (Tanah Tertutup)
b. Tanah lokasi kebun percobaan (Tanah Terbuka)

3.3 Prosedur Kerja


1. Siapkan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum dan tentukan
lokasi yang akan diukur suhu tanahnya
2. Bersihkan permukaan tanah dari rerumputan dan dedaunan
3. Kemudian beri tanda menggunakan spidol pada batas 5 cm,10 cm, dan
15 cm pada termometer yang akan digunakan.
4. Setelah itu masukan termometer tersebut untuk mengukur suhu tanah
dengan kedalaman 5 cm,10 cm, dan 15 cm secara berlahan-lahan,
tanpa dicabut pada sampai tepat batas yang diberi tanda berhenti dan
lakukan pembacaan suhu tanah setelah angkanya berhenti
5. Setelah itu masukan lagi termometer tersebut kedalam tanah dalam
batasan berikutnya, begitu seterusnya hingga batas kedalaman 15 cm

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Lokasi Waktu & Tempat Kedalaman Suhu Tanah (°C)


Tanah (cm)
Siang Pukul 13.30 di 0-5 cm 29,7°C
5-10 cm 29,6°C
Petakan Kacang Tanah
10-15 cm 28,6°C
Siang Pukul 13.30 di 0-5 cm 30,9°C
Kebun 5-10 cm 30,7°C
Petakan kacang hijau
10-15 cm 29,5°C
Percobaan Siang Pukul 13.30 di 0-5 cm 31,2°C
5-10 cm 30,8°C
Petakan kacang kedelai
10-15 cm 29,5°C
Siang Pukul 14.30 di 0-5 cm 26,3°C
5-10 cm 25,7°C
Hutan 1
10-15 cm 25,3°C
Siang Pukul 14.35 di 0-5 cm 26,1°C
Hutan 5-10 cm 25,5°C
Hutan 2
10-15 cm 25,4°C
Siang Pukul 14.40 di 0-5 cm 26,2°C
5-10 cm 25,7°C
Hutan 3
10-15 cm 25,4°C
Sore Pukul 16.36 di 0-5 cm 26,7°C
5-10 cm 28,2°C
Petakan Kacang Tanah
10-15 cm 28,3°C
Sore Pukul 16.47 di 0-5 cm 28,6°C
5-10 cm 29,3°C
Petakan Kacang Hijau
10-15 cm 29°C
Kebun Sore Pukul 17.18 di 0-5 cm 28,7°C
Percobaan 5-10 cm 30,2°C
Petakan Kacang Kedelai
10-15 cm 30,4°C
Sore Pukul 17.52 di Hutan 0-5 cm 24,6°C
5-10 cm 24,7°C
1
10-15 cm 24,8°C
Sore Pukul 17.54 di Hutan 0-5 cm 24,7°C
5-10 cm 24,7°C
2
10-15 cm 25°C
Sore Pukul 17.56 di Hutan 0-5 cm 24,7°C
Hutan 5-10 cm 24,5°C
3
10-15 cm 24,3°C

7
3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang diukur adalah suhu tanah, praktikum ini
dilakukan di dua tempat yaitu di lahan hutan UNJA untuk tanah. Sedangkan
yang kedua yaitu di lahan pertanian UNJA untuk tanah terbuka.
Pada pengukuran suhu tanah ini alatnya yang digunakan adalah
termometer tanah. Pada masing-masing kedalaman tanah 5 cm yaitu 0-5 cm,
5-20 cm, dan 10-15 cm. Suhu yang didapat kan berbeda-beda. Pada
kedalaman paling atas suhu nya lebih tinggi dibanding dengan suhu paling
bawah. Semakin dalam pengukuran suhu pada tanah dilakukan maka suhu
akan semakin rendah.
Kedalaman tanah sangat mempengaruhi besarnya suhu tanah, Semakin
kedalam lapisan tanah maka suhu tanah akan semakin rendah dikarenakan
pada permukaan tanah menyerap radiasi matahari secara langsung sedangkan
di lapisan tanah yang lebih dalam akan semakin kecil suhu tanahnya. Hal ini
sesuai dengan literatur Lakitan (1992) yang menyatakan bahwa Suhu tanah
juga akan dipengaruhi oleh jumlah serapan radiasi matahari oleh permukaan
bumi. Pada siang hari suhu permukaan tanah akan lebih tinggi dibandingkan
suhu pada lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini juga disebabkan karena
permukaan tanah yang akan menyerap radiasi matahari secara langsung pada
siang hari tersebut, baru kemudian panas dirambatkan ke lapisan tanah yang
lebih dalam secara konduksi. Sebaliknya, pada malam hari permukaan tanah
akan kehilangan panas terlebih dahulu, sebagai akibatnya suhu pada
permukaan tanah akan lebih rendah dibandingkan dengan suhu pada lapisan
tanah yang lebih dalam.
Dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh suhu tanah terendah yaitu
sebesar 24,3°C pada kedalaman 10-15 yang berada pada hutan UNJA.
Kedalaman tersebut tumbuhan akan mengalami kesulitan dalam penyerapan
air sehingga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan
literatur Tisdale and Nelson (1966) yang menyatakan bahwa Suhu tanah yang
rendah dapat mempengaruhi penyerapan air dari pertumbuhan tumbuhan. Jika
suhu tanah rendah, kecil kemungkinan terjadi transpirasi, dan dapat
mengakibatkan tumbuhan mengalami dehidrasi atau kekurangan air.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
suhu pada kedua tempat pengujian sampel berbeda, dimana pada lokasi

8
lapangan terbuka suhu tanahnya lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi
dibawah tajuk tanaman, hal ini disebabkan karena tingkatan penyinarannya
berbeda dan daya serap sinarnya berbeda, misalnya pada lokasi lapangan
terbuka penyinarannya lebih tinggi karena sinar datang langsung diserap oleh
permukaan tanah karena tidak adanya penahan secara langsung. Berbeda
dengan tingkat penyinaran pada lokasi dibawah tajuk tanaman, dimana tingkat
penyinaran pada lokasi ini lebih sedikit rendah dibandingkan dengan lokasi
pada lapangan terbuka. Hal ini disebabkan pada lokasi dibawah tajuk tanaman
sinar yang datang tidak langsung sampai kepermukaan tanah karena sudah
tertahan dengan tajuk tanaman. Jadi, suhu tanah di lapangan terbuka lebih
tinggi daripada suhu tanah di bawah tajuk tanaman.
Suhu tanah dapat dikontrol agar sesuai dengan yang kita harapkan, yaitu
dengan cara pemberian mulsa organik ataupun mulsa plastik dan dengan
pengaturan tanaman residu sehingga energi surya tidak secara langsung
diserap oleh tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Brady and Weil (2000) yang
menyatakan bahwa suhu tanah dapat di kontrol dengan cara yaitu dengan
menutupi mulsa organik pada tanah, dan pengaturan tanaman residu yang
keduanya dapat mempengaruhi implikasi biologi, juga bisa dengan mulsa
plastik yang biasanya diberikan untuk perkebunan dan terakhir dapat dengan
cara mengatur penguapan tanah.
Pengukuran suhu tanah berguna untuk kepentingan pertanian. Hal ini
supaya kita tahu bahwa organisme/ mikroorganisme (dalam tanah ) mana yang
tahan terhadap suhu tinggi dan mana yang tidak tahan terhadap suhu tinggi
dan mikroorganisme mana yang berguna atau merusak tanaman supaya dapat
disesuaikan iklimnya.
3.3

9
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
suhu pada kedua tempat pengujian sampel berbeda, dimana pada lokasi
lapangan terbuka suhu tanahnya lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi
dibawah tajuk tanaman, hal ini disebabkan karena tingkatan penyinarannya
berbeda dan daya serap sinarnya berbeda, misalnya pada lokasi lapangan
terbuka penyinarannya lebih tinggi karena sinar datang langsung diserap oleh
permukaan tanah karena tidak adanya penahan secara langsung.
Berbeda dengan tingkat penyinaran pada lokasi dibawah tajuk tanaman,
dimana tingkat penyinaran pada lokasi ini lebih sedikit rendah dibandingkan
dengan lokasi pada lapangan terbuka. Hal ini disebabkan pada lokasi dibawah
tajuk tanaman sinar yang datang tidak langsung sampai kepermukaan tanah
karena sudah tertahan dengan tajuk tanaman. Jadi, suhu tanah di lapangan
terbuka lebih tinggi daripada suhu tanah di bawah tajuk tanaman.

10
DAFTAR PUSTAKA

Endriani. Penuntun Praktikum Instrumentasi Klimatologi. Jambi . Fakultas Pertanian.


Universitas Jambi.

Hariono S. 2013. Pengukuran Suhu Tanah. Diunduh dari


situs https://onoe21.wordpress.com/laporan-agroklimatologi-tentang-stasiun-
klimatologi/pengukuran-suhu-tanah.html pada tanggal 10 Oktober 2019 pukul
02.10 Wib

Ramadhona R. Suhu Udara dan Suhu Tanah. Diunduh dari


situs http://riskiramadhonalubis.blogspot.co.id/2014/11/vbehaviorurldefaultvmlo_
12.html pada tanggal 10 Oktober 2019 pukul 02.35 Wib

11
LAMPIRAN

12
13

Anda mungkin juga menyukai