Oleh:
Nikmatul Qoriah
NIM A1L014032
Asisten:
Arigi Desinta N.
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan tanaman
untuk berbagai reaksi yang terjadi di dalam tanaman. Dengan menggunakan
akar, tanaman akan menyerap air yang berada di dalam tanah. Namun, tidak
semua air di dalam tanah dapat diserap tumbuhan. Atau dengan kata lain
tidak semua tanah mengandung air yang sama satu sama lain.
Berdasarkan gaya adhesi dan kohesi yang bekerja pada air tanah,
maka air tanah dibagi menjadi Air Higroskois, Air Kapiler, dan Air
Gravitasi. Ketiga jenis air tanah itu memiliki sifat dan ciri masing-masing.
Air Higroskopis tidak dapat tersedia bagi tanaman keran jumlahnya yang
sanat sedikit dan hanya merupakan selaput tipis. Air kapiler merupakan air
yang dapat di serap oleh tanaman karena gaya adhesi dan kohesi yang lebih
kuat dari gravitasi, sedangkan air gravitasi tidak dapat di tahan oleh tanah
sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman.
Karena itu agar tanaman dapat tumbuh dengan optimum, kita perlu
memahami kadar air tanah yang tepat bagi tanaman.
B. Tujuan
1. Dapat menetapkan kadar air contoh tanah kering angin dengan metode
gravimetri.
2. Dapat menentukan kadar air kapasitas lapang dengan metode gravimetri.
3. Dapat menentukan kadar air makasimum anah dengan metode
gravimetri.
Botol
timbangan
kosong ( a
gram)
22,4242
22,5987
1
2
(a)+contoh tanah
(b gram)
(b)setelah dioven
(c gram)
27,682
29,5841
28,6
31,1
Kapasitas
air tanah
kering
udara (%)
-11,8
-17,8
2. Kapasitas lapang
Ulangan
1
2
Keranjang
kuningan kosong
(a gram)
78,525
76,188
a + gumpalan
tanah basah
( b gram)
85,64
83,07
Kadar air
kapasitas lapang
%
24,3
23,1
Cawan+kertas
saring
jenuh+petridis
(a gram)
a+tanahbas
ah jenuh
air
(b gram)
1
2
89,0532
93,883
154,0027
159,1629
b setelah
dioven
(c gram)
Cawan+pert
idis+kertas
setelah
dioven
(d gram)
128,5667
93,039
132,9248
98,4417
B. Pembahasan
Kadar air
maksimum
(%)
82,2
89,3
Air dapat meresap dan ditahan oleh tanah karena adanya gaya
kodesi, adhesi, dan gravitasi. Gaya kohesi yaitu gaya tarik menarik antara
partikel-partikel yang sejenis. Pada tanah, gaya kohesi terjadi antara partikel
air pada air kapiler. Sementara gaya adhesi adalah gaya tarik menarik antara
partikel-partikel tidak sejenis seperti gaya tarik menarik antara partikel tanah
dengan air. Kemudian ada gaya gravitasi yang merupakan gaya tarik bumi
sehingga air turun ke bawah. Pada air tanah, gaya-gaya itu air tanah
dibedakan menjadi 3; air higroskopis, air kapiler, dan air gravitasi. Air
higroskopis diserap tanah dengan kuat akbiat adanya gaya adhesi antara
partikel air dengan tanah. Air kapiler berada di dalam tanah akibat gaya
kohesi antar partikel air dan gaya adhesi antar partikel air dan tanah yang
lebih kuat dari gravitasi. Sementara itu, air garvitasi tidak mamu ditahan
oleh tanah karena langsung turun akibat adanya gaya gravitasi.
Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang
menunjukkan julah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap
gaya gravitasi. Pada kapasitas apang tanah mengandung air optimum. Pada
kondisi tersebut, tebal lapisan air dalam pori-poro tanah mulai menipis,
sehingga tegangan antara air dan udara meningkat hingga lebih besar dari
gaya gravitasi. Karena itu air gravitasi pada keadaan ini habis dan air
tersedia bagi tanaman dalam keadaan optimum.
Pada tanah yang liat daya serap air lebih tinggi dibandingkan tanah
pasir atau lempung. Tanah liat memiliki daya serap air yang tinggi
teksturnya, hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Hanifah (2005), bahwa
tekstur tanah juga mempengaruhi daya serap air. Tekstur tanah
V. KESIMPULAN
A. Simpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kadar air tanah kering udara dapat ditentukan melalui metode
gravimetri.
2. Dengan metode gravimetri kadar air kapasitas lapang pada tanah
entisol diperoleh sebesr 24,3 dan 23,1 %.
3. Dengan metode gravimetri didapat kadar air maksimum tanah entisol
adalah 82,8 dan 89,3 %.
B. Saran
1. Dalam percobaan agar dipastikan terlebih dahulu keadaan alat-dan
bahan agar tidak terjadi kesalahan perhitungan dan lebih akurat.
2. Perlu ditingkatkan ketelitian dalam menjalankan setiap lengkah
percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Bontong, Benyamin. 2009. Pengaruh kepadatan dan kadar air tanah terhadap
Hambatan penetrasi sondir di lahan lanau. Mektek tahun ke XI No. 1
Bontong, Benyamin. 2011. Pengaruh kepadatan dan kadar air terhadap hambatan
Penetrasi sondir di lahan pasir. Mektek tahun ke XII No.1
Goro, Garup Lampung. 2008. Indeks plastisitas tanah lempung dengan
penambahan additive road bond di bukit Semarang baru. Jurnal Wahana
Teknik sipil Vol. B No. 1 Hlm 17-21.
Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akamedia Pressindo. Jakarta
Hermawan, Bandi. 2005. Monitoring kadar air tanah melalui pengukuran sifat
Dielektrik pada lahan jagung. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Vol. 7 No. 1
hlm 5-12.
Wirosoedarmo, Ruslan. 2005. Pngaruh kandungan air terhadap kegemburan tanah.
Jurnal Teknologi Pertanian.Vol. 6 No.1 hlm 45-49.