Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

PENETAPAN KADAR AIR TANAH

Disusun Oleh:

Nama: Ayi Subhan Akbar

Nim :2012211035

Kelas : Agroteknologi 2A

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN PERIKANAN DAN BIOLOGI

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2023
Ⅰ.PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tanah merupakan salah satu bagia terpenting bagi kehidupan makhluk
hidup yang ada di bumi.tanah salah satunya berfungsi sebagai tempat hidup bagi
organisme. Selain itu tanah memiliki perananan dalam siklus hidrologi yaitu air
hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan mengalami infiltrasi. infiltrasi
merupakan proses perpindahan air yang melalui pori-pori pada tanah yang
bergerak secara vertikal maupun horizontal(Yunagardasari.P.2017).
Air mempunyai peranan penting bagi tanah salah satu diantaranya ialah
dalam proses pelapuakan batuan induk penyusun tanah serta air juga membantu
dalam proses dekomposisi bahan organik pada tanah, terkhsus dalam menjaga
kelembaban proses dekomposisi. Selain itu ketersedian air pada tanah merupakan
faktor penting bagi pertumbuhan tanaman. Air berperan penting dalam
metabolisme tanaman. Oleh sebab itu kadar air pada tanah pentig untuk diketahui.
Kadar air pada tanah dapat diperoleh dengan menganalisa data kandungan air
tanah(lengas tanah) terhadap nilai suhu dan ETP( Ayu et al,2013)
Penentuan kadar air pada tanah dapat dilakukan salah satunya degan metode
gavimetri. menurut Olzeweska dan Nowicka.(2015) metode gavimetri merupakan
metode yang menentukan nilai kelembaban volumetrik sehingga nilai nya dapat
dikerahui. Cara kerja metode ini yaitu dengan pemisahan air dari matriks tanah
dengan cara di pemanasan atau dioven. Kadar air pada tanah dinyatakan dalam
bentuk persen(%). Metode ini dapat mengetahui kadar air total pada tanah,
kapasitas lapang dan titik layu permanen sehingga dapat diukur air yang tersedia.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menghitung persentase kadar air pada sampel tanah
2. Mahasiswa dapat membandingkan perbedaan persentase kadar air pada sampel
tanah yang diambil menggunakan Ring sample san bor tanah.
Ⅱ. ALAT BAHAN DAN CARA KERJA

2.1 Waktu dan tempat

Hari/Tanggal : 2 Maret 2023

Tempat :kebun penelitian dan percobaan kampus terpadu balunijuk,


Universitas Bangka Belitung.

2.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan antara lain Ring sample, bor tanah, timbangan digital,
oven,desikator dan alat tulis.
2.3 Cara kerja

Pengambilan sampel tanah menggunakan Ring sample

1. Timbang dahulu bobot Ring sample kosong (BR).

2. Tentukan lokasi pengambilan sampel tanah.


3. Masukkan Ring sample ke dalam tanah sampai semua sisi Ring sample
terbenam ke dalam tanah.
4. Ring sample diangkat secara perlahan agar sampel tanah tidak rusak.
5. Sampel tanah yang didapat dibungkus rapat dengan kertas atau plastik.

Pengambilan sampel tanah menggunakan bor tanah


1. Tentukan lokasi pengambilan sampel tanah.
2. Sampel tanah diambil dengan cara memutar mata bor tanah ke dalam tanah
sedalam 20 cm.
3. Tanah yang lengket di mata bor tanah diambil untuk di jadikan sampel tanah
4. Sampel tanah dimasukkan ke dalam wadah plastik.

Perhitungan kadar air


1. Sampel tanah yang ada di ring sampel didapat ditimbang dulu bobot basahnya
(BB + BR), kemudian dibungkus rapat dengan kertas.
2. Sampel tanah yang diambil menggunakan bor tanah, ditimbang sampai bobot
basah tanah sama dengan bobot basah tanah pada sampel tanah yang diambil
menggunakan Ring sample, kemudian masukkan ke dalam wadah.
3. Kedua sampel tanah dimasukkan ke dalam oven dan dipanaskan pada suhu
600C selama 24 jam.
4. Setelah proses pemanasan selesai, tunggu dahulu sampai suhu sampel tanah
turun berkisar 25 – 300C.
5. Keluarkan sampel tanah dari oven.
6. Timbang bobot kering sampel tanah yang ada di Ring sample (BK + BR) dan
di wadah.

Rumus bobot basah tanah (BB)


BB = (BB + BR) – BR

Rumus bobot kering tanah (BK)


BK = (BK + BR) – BR

Rumus kadar air (KA)


(bobot basah tanah−bobot kering tanah)
Kadar air(%) = Ⅹ 100%
bobot basah tanah
Ⅲ.HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel 1.hasil penetapan kadar air tanah

No Lokasi BB (g) Bk (g) KA (%)


Ring sample
1 Lahan tak terganggu (k2) 212 ,3 g 175,1 g 17,5%
2 Lahan tak terganggu (k4) 153,3 g 120,2 g 21,6 %
3 Lahan tergaggu (k3) 278,4 g 238,6 g 14,29%
4 Lahan tergaggu (k1) 188,5 g 157,0 g 16,7%
5 Lahan tergaggu (k5) 232,3 g 195,0 g 16,02%
Bor tanah
1 Lahan tak terganggu (k2) 212,3 g 173,7 g 18,1%
2 Lahan tak terganggu (k4) 153,3 g 122,8 g 19,8 %
3 Lahan terganggu (k3) 278,4 g 251,7 g 9,59%
4 Lahan terganggu (k1) 188,5 g 147,6 g 21,7%
5 Lahan terganggu (k5) 232,3 g 198,7 g 14,61%

3.1.1 Perhitungan :

A. kadar air pada ring sample

( 212,3 g−175,1 g )
1. lahan tak terganggu-k2 Kadar air(%) = Ⅹ 100% = 17,5%
212,3 g
( 153,3 g−120,2 g )
2. lahan tak terganggu-k4 Kadar air(%) = Ⅹ 100% = 17,5%
153,3 g
( 278,4 g−238,6 g )
3. lahan terganggu-k3 Kadar air(%) = Ⅹ 100% = 14,2%
278,4 g
( 188,5 g−157,0 g )
4. lahan terganggu-k1 Kadar air(%) = Ⅹ 100% = 16,7%
188,5 g
( 232,3 g−195,0 g )
5. lahan terganggu-k5 Kadar air(%) = Ⅹ 100% = 16,02%
232,3 g
B. kadar air pada bor tanah
( 212,3 g−173,7 g )
1.lahan tak terganggu-k2 Kadar air(%) = Ⅹ 100% = 18,1%
212,3 g
( 153,3 g−122,8 g )
2. lahan tak terganggu-k4 Kadar air(%) = Ⅹ 100% = 18,1%
153,3 g
( 278,4 g−251,7 g )
3.lahan terganggu-k3 Kadar air(%) = Ⅹ 100% = 9,59%
278,4 g
( 188,5 g−147,0 g )
4. lahan terganggu-k1 Kadar air(%) = Ⅹ 100% = 21,7%
188,5 g
( 232,3 g−198,7 g )
5. lahan terganggu-k5 Kadar air(%) = Ⅹ 100% = 14,61%
232,3 g
C. rata-rata kadar air pada ring sample dan bor tanah
1.pada lahan tak terganggu

x̄(BB)=182,8 g
x̄(BB)=122,8 g
( 182,8 g−147,95 g )
x̄Kadar air(%) = 182,8 g
Ⅹ 100% = 19,06%

2.pada lahan terganggu

x̄(BB)=233 g

x̄(BB)=197,65g

( 233 g−197,65 g )
x̄Kadar air(%) = 233 g
Ⅹ 100% = 15,1%

3.2 Pembahasan

Berdasarkan tabel hasil pengamatan dapat kita ketahui bhawa kadar air
tanah pada lokasi yang masih alami atau tidak terganggu berbeda dengan kadar air
pada lokasi yang tidak alami atau terganggu. Pada lokasi tidak terganggu kadar air
pada tanah lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi terganggu. Salah satu
penyebab kadar air pada lokasi tidak terganggu tinggi ialah karena pada lokasi
yang tidak terganggu masih tinggi vegetasi. yang mana vegetasi tingi ini
melindungi tanah dari paparan cahaya matahari secara langsung serta menjaga
suhu dan kelembaban tanah. tinggi rendahnya suhu pada tanah dipengaruhi oleh
paparan atau radiasi cahaya matahari, pada siang hari udara yang dekat dengan
permukaan tanah memperoleh suhu yang tinggi, sedangkan pada malam hari suhu
tanah semakin menurun (Rayadin et al.2016).

Seperti yang kita ketahui pada tabel hasil, sampel tanah pada lahan tak
terganggu dari dua sample(k2 dan k4) mempunyai berat basah(BB) dan berat
kering(BK) pada ring sample dengan rata-rata sebesar 182,8g(BB) dan 147,65
g(BK). sedangkan berat basah(BB) dan berat kering(BK) pada bor tanah dengan
rata-rata sebesar 182,8g(BB) dan 148,25g(BK). sehingga pada tanah tersebut
setelah dilakukan perhitungan menggunakan rumus didapati rata-rata kadar air(%)
pada lahan tak terganggu sebesar 19,06%. tinggi nya kadar air ini selain
disebabkan oleh vegetasi,juga menandakan bahwa kandungan organik pada lahan
tak terganggu lebih tinggi. Menurut Hanifah.(2014) menyatakan bahwa kadar air
pada tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik. makin tinggi kadar bahan
organik tanah maka makin tinggi kadar airnya. Tinggi nya kandungan organik
pada lahan tak terganggu dapat diketahui dengan banyak nya serasah-serasah daun
yang sudah mengalami dekomposisi pada saat pengamatan. Serasah-serasah daun
inilah yang nantinya akan menjadi bahan penyusun horizon pada lapisan tanah
yang tak terganggu.

Pada lahan terganggu atau lahan yang sudah tidak alami lagi didapat data
dari empat sample (k3, k1, k5) yaitu berat basah(BB) dan berat kering(BK) pada
ring sample dengan rata-rata sebesar 233g(BB) dan 196g(BK). sedangkan berat
basah(BB) dan berat kering(BK) pada bor tanah dengan rata-rata sebesar
233g(BB) dan 199,3g(BB). sehingga pada tanah tersebut setelah dilakukan
perhitugan menggunakan rumus didapati rata-rata kadar air pada tanah terganggu
sebesar 15,1%.Rendah nya kandungan air pada lahan terganggu ini disebabkan
oleh tinggi nya suhu tanah.suhu tanah akan dipengaruhi oleh jumlah serapan
radiasi matahari oleh permukaan tanah (karyati et al.2018). Serapan radiasi pada
lahan terganggu sangatlah tinggi, hal ini disebabkan oleh minimnya vegetasi yang
melindungi tanah dari paparan radiasi matahari, sehingga radiasi matahari tersebut
langusng mengenai permukaan tanah dan menyebabakan suhu tanah menjadi naik
yang mengakibatkan tinggi nya penguapan dan kurangnya kadar air pada tanah.
Ⅳ. PENUTUP
4.1 Kesimupulan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap penetapan kadar air pada tanah


dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. kandungan kadar air pada lahan tak terganggu lebih banyak dibandingkan
dengan kadar air pada lahan terganggu, yaitu rata-rata sebesar 19,06% pada
lahan tak terganggu dan 15,1% pada lahan terganggu.
2. Kandungan bahan organik yang sangat tinggi dapat mempengaruhi kadar air
yang terdapat pada tanah
3. Vegetasi yang melindungi tanah dari radiasi matahari dapat mempengaruhi
jumlah kadar air yang ada pada tanah

4.2 Saran

1. Dalam pelaksanaan praktikum penetapan kadar air pada tanah haruslah


memahami prosedur yang ada pada panduan praktikum.
2. Dalam penimbangan berat basah (BB) dan berat kering (BK) serta perhitungan
kadar air pada tanah haruslah dilakukan dengan ketelitian yang tinggi.
LAMPIRAN

A. dokumentasi kegiatan penetapan kadar air pada tanah

Gambar1. Pembersihan lahan tak terganggu

Gambar2. Pengambilan sample menggunakan ring sample


Gambar3.Pengambilan sample menggunakan bor tanah

Gambar 4. Penimbangan BB sample tanah lahan tak terganggu

Gambar5. Penimbangan BK sample tanah lahan tak terganggu

Gambar6. Penimbangan BB sample tanah lahan terganggu

Gambar 7. Penimbangan BK sample tanah lahan terganggu


DAFTAR PUSTAKA

Ayu, I. W., S. Prijono dan  Soemarno. 2013. Evaluasi Ketersediaan Air Tanah
Lahan Kering  di Kecamatan Unter Iwes, Sumbawa Besar. J-PAL, 4(1): 18-
25.
Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Rajawali Pers.
Karyati , Putri.R.O.,S. Muhamad. 2018. Suhu Dan Kelembaban Tanah Pada
Lahan Revegetasi Pasca Tambang Di Pt Adimitra Baratama Nusantara,
Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal AGRIFOR Volume XVII Nomor 1
Olszewska, Beata dan E. Nowicka. 2015. Comparison of Gravimetric Method and
Tdr Method Applied to Medium Alluvial Soils of The Valley of The Oder
River In The Region of Brzeg Dolny In The Period Of 2010–2014. Journal of
Ecological Engineering, 16(4): 44–48.
Rayadin, Y., J. Syamsudin, M. Ayatussurur, N. Qomari, H. Pradesta, A.
Priahutama, R.O. Putri. 2016. Pendugaan Biomassa dan Cadangan Karbon.
Kerjasama PT Kideco Jaya Agung dan Ecositrop. Samarinda .
Yunangdasari.C.,Paloloang.A.K.,Monde.A.2017. Model Infiltrasi Pada Berbagai
Penggunaan Lahan Di Desa Tulo Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi. e-J.
Agrotekbis 5 (3) : 315 - 323

Anda mungkin juga menyukai