Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Dasar Ilmu Tanah

Kadar Air Tanah

Oleh :

Dewa Aldiansyah

19025010071

Golongan B1

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UPN “ VETERAN “ JAWA TIMUR


BAB III

MORFOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum kadar air di laksanakan di Lab Sumber Daya Lahan Fakultas Pertanian
UPN “ Veteran “ Jawa Timur pada tanggal 30 Maret 2020 pukul 13.10-14.50

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat :a. Timbangan.
b. Kaleng
c. Oven.
d. Sarung tangan.
e. Alat tulis.
f. Desikator.
g. Mortar
h. Saringan berpori besar (2 mm)
i. Cawan kecil
j. Timbangan
k. Silinder (ring)
l. Gelas ukur
m. Ring sampel

3.2.2 Bahan :a. Kertas label


b. Tanah agregat
c. Kain kassa
d. Karet
e. Air

3.3 Lankah Kerja


3.3.1 Cara Kerja Penetapan Kadar Air Kering Udara
A) Menyiapkan alat dan bahan.
B) Menumbuk tanah agregat menggunakan mortar.
C) Menyaring tanah menggunakan saringan berpori 2 mm.
D) Menimbang cawan kecil dan memberinya label.
E) Memasukkan 10 gram tanah kering udara kedalam cawan kecil kemudian
menimbangnya (X).
F) Memasukkan cawan kecil beserta tanah ke dalam oven dengan suhu 105o
selama 24 jam.
G) Mengeluarkan cawan kecil dari oven kemudian memasukkan ke dalam
desikator, lalu menimbangnya (Y).
H) Menghitung kehilangan berat sebelum dan sesudah di oven dan faktor
koreksi air pada label hasil pengamatan

3.3.1 Cara Kerja Penetapan Kadar Air Kapasitas Lapang


A) Menyiapkan sampel tanah kering udara yang sudah di tumbuk dan diayak
dengan ukuran 2 mm.
B) Menyiapkan 2 buah silinder (ring) dengan bagian bawah ditutupi kain
kassa, masing-masing dicatat beratnya.
C) Memberi label pada ring lalu memasukkan sampel tanah ke dalam ring
sampai permukaannya mendekati permukaan silinder bagian atas. Mengketuk-
ketuk beberapa kali agar tanah padat.
D) Mencelupkan silinder ring ke dalam air perlahan-lahan sampai tinggal ¼
bagian tabung diatas permukaan air, tunggu sampai permukaan tanah tampak
basah, kemudian mengangkat silinder tabung dan mengeringkan dengan
menggunakan centrifuge.
E) Menimbang kembali silinder ring beserta tanahnya (X)
F) Memasukkan silinder ring beserta tanahnya ke dalam oven 105o Celcius.
Membiarkan selama 24 jam
G) Mengeluarkan silinder ring dari oven dan memasukkan kedalam desikator
kemudian menimbang beratnya (Y)
H) Menghitung kehilangan berat sebelum di oven dan sesudah di oven
menggunakan rumus yang sudah ditentukan pada label hasil pengamatan.
BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Perhitungan Kadar Air Udara Kering ( KA-KU )

No Sample Berat Tanah + Kaleng Berat %KA (KU) 100+(m)


F=
Tanah Kaleng 100
BTKU BTKO
(A) (B) (C) (M)
1 Gondang
13,6 gr 13,2 gr 3,6 gr 96% 1.96
2 Pacet
13,6 gr 12,9 gr 3,6 gr 93% 1,93

4.1.2 Perhitungan Kadar Air Kapasitas Lapang ( KA-KL )

Berat tanah Berat Berat Berat tanah Berat tanah Berat air KA
No Sample kering + silinder tanah basah basah ( Kapasitas
Tanah silinder kering + (D-B) Lapangan )
(A-B) silinder
(A) (B) (C ) (D) (E) (F)
1. Gondang 21,7 gr 16,2 gr 5,5 gr 24,2 gr 8 gr 2,5 gr 0,45
2. Pacet 21,2 gr 16,3 gr 4,9 gr 23,8 gr 7.5 gr 2.6 gr 0,53

Perhitungan

a. Perhitungan Kadar Air Udara Kering ( KA-KU )


100(B−C) 100+(m)
%KA = A−C
F=
100

- Gondang
100(13,2  3.6)
%KA = 13,6  3,6

= 96%

100  96
F = 100
= 1,96
- Pacet
100(12,9  3,6)
%KA = 13,6  3,6
= 93%
100  93
F = 100
= 1,93
b. Perhitungan Kadar Air Kapasitas Lapang ( KA-KL )

(f )
KA =
(C)
- Gondang
2,5
KA = 5,5
=0,45
- Pacet
2,6
KA = 4,9
=0,53

4.2 Pembahasan
Air tanah adalah air yang terkandung di dalam tanah. Bagi tanaman, air tanah
merupakan pemasok ekbutuhan air terbesar. Pada setiap tanaman, kebutuhan air tanah
beraneka ragam tergantung pada kondisi tanaman, jenis tanaman, dan lingkungannya. Air
tanah penting bagi tanaman terutama untuk memnuhi transpirasi dalam proses asimilasi
pembentukan karbohidrat serta membawa hasilhasil fotosintesis.fungsi lain air tanah adalah
sebagai pelarut unsur hara dalam tanah, membawa hara ke permukaan akar tumbuhan dan
mengangkat unsur hara ke seluruh jaringan tumbuhan yang diserap oleh akar. Banyaknya air
tanah diistilahkan dengan kadar air tanah, yaitu jumlah air yang terdapat di dalam tanah.
Biasanya dinyatakan dalam persen massa atau persen volume (Surtono dan Suciati, 2015).
Kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu
105°C hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap.Dua fungsi yang saling berkaitan dalam
penyediaan air bagi tanaman yaitu memperoleh air dalam tanah dan pengaliran air yang
disimpan ke akar-akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada
kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yang diterima dipermukaan
tanah ke bawah. Akan tetapi jumlah ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti
jumlah curah hujan tahunan dan sebaran hujan sepanjang tahun (Sosiawan, 2010).
Kadar air tanah digunakan dua sampel tanah yaitu sampel Gondang dan Pacet. Hasil
pengukuran kadar air tanah pada sampel Gondang diperoleh hasil kadar air kering udara
dengan berat tanah kering udara (BTKU) 13,6 gram dan berat tanah kering oven (BTKO)
13,2 gram. Presentase kadar air didapati sebesar 96% dengan faktor koreksi kadar air (FKa)
1,96. Sampel tanah Pacet didapati hasil berat tanah kering udara (BTKU) sebesar 13,6 gram
dan berat tanah kering oven (BTKO) sebesar 12,9 gram dengan presentase kadar air 93% dan
faktor koreksi kadar air (FKa) 1,93.
Pengamatan kadar air dilakukan dengan melakukan pengeringan dengan oven di suhu
105oC, setelah dioven contoh tanah dimasukkan pada desikator terlebih dahulu. Hal tersebut
dilakukan agar kadar air tanah dipastikan sudah murni kering.Marpaung, Lubis, dan Setiadi,
(2016) berpendapat bahwa massa air diperoleh dari selisih massa tanah basah dengan massa
tanah kering. Untuk mendapatkan massa tanah kering, mula-mula sampel tanah ditimbang
lalu dipanaskan ke dalam oven pada suhu 105oC sampai 110oC selama empat jam sampai
dengan 24 jam.
Pengamatan kadar air kapasitas lapangan dengan menggunakan sampel tanah
Gondang dan Pacet. Hasil yang diperoleh pada sampel Gondang memiliki kapasitas lapang
sebesar 0,45. Hasil yang diperoleh dari sample tanah Pacet memiliki kapasitas lapang
sebesar 0,53. Hasil karena dipengaruhi oleh besar kecilnya pemberian air pada permukaan
tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar, Zuraida, dan Zuyasna (2017) yang
menyatakan bahwa jika pemberian air pada permukaan tanah dihentikan, air akan turun ke
bawah lebih cepat.
Kedua sampel memiliki kadar air kapasitas lapangan yang berbeda. sampel Pacet
memiliki kadar air kapasitas lapangan lebih tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel
Pacet lebih baik unutk ditanami daripada sampel Gondang karena dapat menyimpan air
lebih banyak untuk diserap akar tanaman. Perbedaan kadar air kapasitas lapangan
dipengaruhi oleh kandungan bahan organik tanah dan kedalaman sebelum di didalam ring
sampel. Menurut Hanafiah, (2014) kadar air tanah dipengaruhi oleh kadar bahan organik
tanah dan kedalaman solum, makin tinggi kadar bahan organik tanah maka kadar airnya
semakin tinggi pula, serta semakin besar kedalaman solum tanah maka kan semakin tinggi
kadar air tanahnya.

BAB V
KESIMPULAN

Praktikum Penetapan kadar air tanah ini menghasilkan beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Presentase Kadar Air Tanah Kering Udara sampel tanah Gondang 96% lebih besar
ketimbang sampel tanah Pacet 93 %
2. Presentase Kadar Air Kapasitas Lapang sampel tanah Pacet 0,53 % lebih besar
ketimbang sampel tanah Gondang 0,45%

DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, K.A. 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Setiadi, C., Lubis, K. S., dan P. Marpaung. 2016. Evaluasi Kadar Air Tanah, Bahan Organik,
dan Liat serta Kaitannya Terhadap Indeks Plastisitas Tanah pada Beberapa Vegetasi
di Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun. Jurnal
Agroekoteknologi. 4(4): 2420-2427.

Siregar, S.R., Zuraida, dan Zuyasna. 2017. Pengaruh Kadar Air Kapasitas Lapng Terhadap
Pertumbuhan Beberapa Genoipe M3 Kedelai (Glycicne max L. Merr). Jurnal
Floratek. 12(1): 10-20.

Surtono, A., dan S. Suciati. 2015. Karakteristik Elektroda Pelat Tembaga Papan PCB
Sebagai Sensor Kadar Air Tanah. Jurnal Sains dan Teknologi. 1(1): 8 17.

Sosiawan, Hendri. 2010. Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi.

Anda mungkin juga menyukai