Anda di halaman 1dari 29

Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019

BAB 2 PENGUJIAN PEMADATAN TANAH


Kelompok 6

BAB 2
PENGUJIAN PEMADATAN TANAH

2.1 Pengujian Pemadatan Standar ( Standard Proctor Test )


2.1.1 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari pengujian ini, antara lain:


1. untuk mengetahui kadar air optimum pada suatu pemadatan dengan gaya tertentu,
2. untuk mengetahui angka pori dan porositas tanah,
3. untuk mengetahui berat isi tanah basah di lapangan,
4. untuk mengetahui berat isi tanah kering di lapangan.

2.1.2 Alat dan Bahan


2.1.2.1 Alat
Alat yang diperlukan dalam pengujian pemadatan standar (standard proctor test)
meliputi:

1. mould, tempat untuk memadatkan, diameter ± 10cm,

Gambar 2.1. Mould


2. palu besi, diameter 5 cm, tinggi jatuh = 30 cm, berat = 2,5 kg,

5
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 6
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

Gambar 2.2. Alat penumbuk (alat uji pemadatan standart)

3. strain egne ( pengikir sendok ),


4. timbangan digital,

Gambar 2.3. Timbangan

5. cawan,

Gambar 2.4 Cawan


Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 7
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

6. gelas ukur,

Gambar 2.5 Gelas Ukur


7. oven listrik,

Gambar 2.6 Oven Listrik


8. piknometer dan thermometer,
9. dongkrak,
10. kantong plastic

Gambar 2.7 Kantong Plastik


Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 8
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

2.1.2.2 Bahan
Bahan yang diperlukan dalam pengujian pemadatan standar (standard proctor test)
meliputi:
1. air,
2. contoh tanah lolos saringan no.4.

2.1.3 Langkah Kerja


Langkah kerja pengujian pemadatan standar (standard proctor test) meliputi:

1. contoh tanah di lapangan ditumbuk lalu disaring dengan saringan no.4,

Gambar 2.8 Penumbukan dan Penyaringan sampel tanah dengan saringan No.4

2. contoh tanah dibagi menjadi lima bagian (@ 2 Kg) dan masing-masing


ditambahkan dengan air yang kadarnya berbeda dengan perbandingan 1X : 2X :
3X : 4X : 5X (misal: 125ml, 250ml, 375ml, 500ml, 625ml),
3. contoh tanah dicampur dan diaduk secara merata. Kemudian ditaruh didalam
plastik dan didiamkan selama 24 jam agar homogeny,
4. contoh tanah yang telah homogen dimasukkan ke dalam mould kirakira 1/3 bagian,
alu ditumbuk 25 kali. Ditambah 1/3 bagian lagi, ditumbuk merata sebanyak 25
kali. Kemudiam ditambah 1/3 bagian lagi sampai mould terisi penuh dan ditumbuk
merata sebanyak 25 kali Meratakan contoh tanah yang berada dalam mould
permukaannya sesuai dengan volume mould, kemudian ditimbang,
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 9
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

Gambar 2.9 Memasukkan tanah ke dalam mould

5. contoh tanah yang berada dalam mould diratakan permukaannya sesuai dengan
volume mould, kemudian ditimbang,

Gambar 2.10 Contoh tanah dalam mould yang telah diratakan

6. menyiapkan 3 (tiga) buah cawan yang telah diketahui beratnya,


7. contoh tanah dikeluarkan dari mould dengan dongkrak, kemudian dibagi menjadi
tiga bagian. Pada masing-masing bagian diambil contohnya, ditimbang dengan
cawan yang telah disiapkan sebelumnya, kemudian dioven selama 24 jam,

Gambar 2.11 Contoh tanah dibagi menjadi 3 bagian


Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 10
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

8. timbang cawan dan tanah yang telah dioven selama 24 jam tadi untuk mendapatkan
kadar airnya,

Gambar 2.12 Menimbang cawan dan tanah yang telah di oven

9. hal yang sama dilakukan untuk sampel-sampel dengan kadar air yang berbeda.

2.1.4 Teori dan Persamaan yang Digunakan

Tanah yang akan dipakai dalam konstruksi bangunan seperti tanggul, bendungan tanah
atau dasar tanah jalan harus dipadatkan demi memperoleh daya dukung tanah yang
diinginkan.
Pemadatan tanah merupakan suatu proses mekanis dimana udara dalam pori tanah
dikeluarkan. Adapun proses tersebut dilakukan pada tanah yang digunakan sebagai
bahan timbunan. Dengan maksud :
1. memperbesar kekuatan tanah,
2. memperkecil pengaruh air pada tanah,
3. memperkecil compressibility dan daya rembes airnya,
4. kepadatan tanah diukur dengan berat isi tanah kering ( dry density ) dan tergantung
pada kadar air tanahnya ( water content ). Pada derajat kepadatan tinggi berarti :
a. berat isi maksimum,
b. kadar air tanahnya ( ⱳ ) optimum.
Standart compaction ini adalah suatu percobaan tanah disamping percobaan yang lain
yaitu modified compaction test untuk memeriksa kadar air tanah dan sifat yang lain.
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 11
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

Adapun hasil percobaan (berupa grafik) umumnya dipakai untuk menentukan syarat-
syarat yang harus dipenuhi pada waktu pekerjaan pemadatan di lapangan.
Persamaan yang digunakan dalam pengujian kepadatan tanah untuk pengujian proctor
standar (standard proctor test) dapat dilihat dibawah ini :
1. berat volume basah  b  , merupakan perbandingan antara berat tanah asli
seluruhnya dengan volume tanah asli seluruhnya.
 b = W/V …………………………………………………………………(2.1)
dengan :
W = berat volume tanah basah (gr)
V = volume tanah basah (cm3)
2. berat volume kering  dry  , yaitu perbandingan antara berat tanah kering

seluruhnya dengan volume tanah seluruhnya .


b
 dry 
1  w ………………………………………………………………..(2.2)
dengan :
b = berat volume basah (gr/cm3)
w = kadar air (%)
3. angka pori (e ), yaitu perbandingan antara isi pori dengan berat isi tanah basah
Gs . w .1  w
e w
b …………………………………………………….(2.3)
dengan :
b = berat volume basah (gr/cm3)
w = kadar air (%)
w = berat volume air (gr/cm3)
Gs = specific gravity
4. porositas (n), yaitu perbandingan antara isi pori dengan isi butir tanah
e
n
e  1 …………………………………………………………………(2.4)

dengan :
e = angka pori
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 12
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

5. berat volume tanah jenuh  sat  , yaitu perbandingan antara berat butir tanah jenuh
dengan isi butir tanah jenuh
Gs  e
 sat  w
1 e ………………………………………………………………(2.5)
dengan :
b = berat volume basah (gr/cm3)
w = kadar air (%)
w = berat volume air (gr/cm3)
Gs = specific gravity

2.1.5 Data dan Contoh Perhitungan

Perhitungan untuk contoh tanah I :


a. pemberian air = 100 ml
b. berat tanah basah + mould = 5630 gr
c. berat mould = 4005 gr
d. berat tanah basah = 1625 gr
e. volume cetakan = 985,9509 cm3
Pada cawan I
a. berat cawan + tanah basah (a) = 46,63 gr
b. berat cawan + tanah kering (b) = 44,39 gr
c. berat cawan (c) = 5,43 gr
d. berat air (a - b) = 2,24 gr
e. berat tanah kering (b - c) = 38,96 gr
f. kadar air ((a - b)/(b - c)) = 5,75 %
Pada cawan II
a. berat cawan + tanah basah (a) = 68,91 gr
b. berat cawan + tanah kering (b) = 65,21 gr
c. berat cawan (c) = 4,48 gr
d. berat air (a - b) = 3,7 gr
e. berat tanah kering (b - c) = 60,73 gr
f. kadar air ((a - b)/(b - c)) = 6,09 %
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 13
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

Pada cawan III


a. berat cawan + tanah basah (a) = 62,41 gr
b. berat cawan + tanah kering (b) = 59,07 gr
c. berat cawan (c) = 4,3 gr
d. berat air (a - b) = 3,34 gr
e. berat tanah kering (b - c) = 54,77 gr
f. kadar air ((a - b)/(b - c)) = 6,10 %

Dari data yang diperoleh dari hasil percobaan kemudian diadakan perhitungan dengan
rumus-rumus yang telah ada.

1. kadar air rata-rata (ⱳ) = 6,095 %


2. spesific Grafity = 2,3
3. berat volume basah  b 

 b = berat tanah basah / volume tanah basah


1625
  1,6482 gr 3
985,9509 cm

4. berat volume kering  dry 


b 1,6482
 dry    1,5535 gr 3
1 w 1  0,0609 cm

5. angka pori (e)


Gs x w x(1  w) 2,3x1x(1  0,0609)
e w   1  0,4806
b 1,6482

6. porositas (n)
e 0,4806
n   0,3246
1  e 1  0,4806

7. berat volume tanah jenuh  sat 


 w x(Gs  e) 1x(2,3  0,4806)
 sat    1,4378 gr 3
1 e 1  0,4806 cm
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019
BAB 2 PENGUJIAN PEMADATAN TANAH
Kelompok 6

Perhitungan selanjutnya disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2.1 Perhitungan proctor test

375 ml 550 ml 675 ml 800 ml


Pemberian air 125 ml 250 ml
Nomor cawan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

berat cawan + tanah


46,63 68,91 62,41 68,1 62,33 60,3 75,21 58,41 58,48 47,82 46,45 40,27 55,87 55,98 61 49,63 48,21 50,14
basah (a)

berat cawan+ tanah


44,39 65,21 59,07 62,42 57,07 55,26 66,37 51,83 51,85 41,44 40,26 35,02 46,82 46,91 50,85 41,03 39,9 41,44
kering (b)

berat cawan (c) 5,43 4,48 4,3 5,42 4,37 4,41 4,44 4,83 4,46 4,28 4,32 4,29 5,46 5,27 4,34 5,02 5,4 5,35

berat air 2,24 3,7 3,34 5,68 5,26 5,04 8,84 6,58 6,63 6,38 6,19 5,25 9,05 9,07 10,15 8,6 8,31 8,7

berat tanah kering 38,96 60,73 54,77 57 52,7 50,85 61,93 47 47,39 37,16 35,94 30,73 41,36 41,64 46,51 36,01 34,5 36,09

kadar air (%) 5,75 6,09 6,10 9,96 9,98 9,91 14,27 14,00 13,99 17,17 17,22 17,08 21,88 21,78 21,82 23,88 24,09 24,11

kadar air rata – rata


6,10 9,95 14,09 17,16 21,83 24,03
(%)

angka pori (e) 0,4806 0,4347 0,4099 0,2771 0,3764 0,3931

porositas (n) 0,3246 0,3030 0,2907 0,2170 0,2735 0,2822

b grcm  1,6482 1,7627 1,8611 2,1100 2,0357 2,0476

dry grcm  1,5535 1,6032 1,6313 1,8010 1,6710 1,6510

sat grcm  1,4378 1,5316 1,6108 1,8692 1,7525 1,7520

11
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2018 12
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 7

Tabel 2.2 Perhitungan jumlah air, kadar air, angka pori (e), dry

No Jumlah air ( ml ) Kadar air ( % ) Angka pori (e ) dry ( gram/cm3)


1 100 6,0954 0,4806 1,5535

2 200 9,9525 0,4347 1,6032

3 300 14,0882 0,4099 1,6313

4 400 17,1588 0,2771 1,8010

5 500 21,8287 0,3764 1,6710

6 600 24,0252 0,3931 1,6510

Perhitungan nilai  ZAV


Contoh perhitungan untuk pemberian air 125 ml.
Gs   w 2,3  1
 ZAV    2,1219 gr 3
1  ( w  Gs) 1  (0,0609  2,3) cm

Hasil perhitungan selanjutnya disajikan dalam bentuk

Tabel 2.3 Perhitungan kadar air dan  ZAV


Kadar Air (%)  ZAV (gr/cm3)
6,0954 1,5535

9,9525 1,6032

14,0882 1,6313

17,1588 1,8010

21,8287 1,6710
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 13
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

Grafik hubungan kadar air dengan n dan e


0.6
Porositas (n) dan angka pori (e)
0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0.0
0.0 4.0 8.0 12.0 16.0 20.0 24.0 28.0
Kadar air (%)

Angka Pori Porositas

Gambar 2.13 Hubungan antara angka pori dengan porositas

Hubungan Antara Kadar Air dengan d


2.2000
2.1000
2.0000
1.9000
d (gr/cm3)

1.8000
1.7000
1.6000
1.5000
1.4000
1.5000 6.5000 11.5000 16.5000 21.5000 26.5000
Kadar Air (%)

kadar air optimum Hubungan Kadar dair dengan kepadatan ZAVL

Gambar 2.14 Hubungan antara berat jenis tanah kering dengan kadar air
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 14
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

Grafik hubungan kadar air dengan berat volume


basah
2.5

2.0
b (gr/cm3)

1.5

1.0

0.5

0.0
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0
Kadar Air (%)

Grafik Hubungan Kadar Air dengan Berat Volume Basah

Gambar 2.15 Hubungan antara kadar air dengan berat volume basah (γb)

Grafik hubungan antara kadar air dengan berat


volume jenuh air (sat)
1.9

1.8
sat(gr/cm3)

1.7

1.6

1.5

1.4
0 5 10 15 20 25 30
Kadar air (%)

Grafik Hubungan Antara Kadar Air dengan Berat Volume Jenuh Air (Gsat)

Gambar 2.16 Hubungan antara kadar air dengan berat volume jenuh air (γsat)
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 15
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

Grafik hubungan antara kadar air (%), berat satuan ZAV, dan
berat satuan kering (γdry)
2.5
Berat volume jenis kering (gr/cm3)

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0
Kadar air (%)

Grafik Proctor ZAV

Gambar 2.18 Hubungan antara kadar air (%), berat satuan ZAV, dan berat satuan
kering (γdry)
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 16
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

Hubungan antara kadar air (%) dengan γdry, γbulk, n,


e,γsat,zav
2.5

2.0

1.5

1.0

0.5

0.0
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0
Kadar air (%)

γdry γbulk Angka Pori Porositas γsat zav

Gambar 2.19 Hubungan antara kadar air (%) dengan γdry, γbulk, n, e
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 17
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

2.1.6 Kesimpulan

Dari pengujian pemadatan standar (standard proctor test) di atas didapat diambil
beberapa kesimpulan antara lain:

1. dari hasil pengujian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
semakin kecil angka pori (e) maka kepadatan makin tinggi,

2. pada saat angka pori ini akan mencapai titik terendah, pada titik tersebut harga
kadar air (w) optimum,

3. pada saat harga γdry maksimum, maka diperoleh harga angka pori (e) yang
minimum,

4. harga-harga yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan :

woptimum = 18,35 %
emin = 0,3462
nmin = 0,2645
γb maks = 2,0578 gr/cm3
γdry maks = 1,7691 gr/cm3

2.2 Pengujian Kepadatan Lapangan ( Sandcone Test )


2.2.1 Maksud dan Tujuan

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui berat isi kering (𝛾𝑑) tanah di lapangan dan
derajat kepadatan (𝑅𝑐) dari tanah yang telah dipadatkan sebagai evaluasi hasil
pekerjaan pemadatan. Dalam pengujian ini digunakan standar SNI 2828:2011.

2.2.2 Alat yang Digunakan


2.2.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada pengujian ini adalah sebagai berikut.
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 18
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

1. sand container,

Gambar 2.20 Alat uji sandcone

2. kerucut logam,
3. plat aluminium,
4. sekop,
5. sendok,
6. palu dan paku,
7. timbangan,
8. kaleng (untuk menaruh tanah yang akan ditimbang),
9. oven, dan
10. jangka sorong.

2.2.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:
1. plastik,
2. sampel tanah, dan
3. pasir Ottawa.

2.2.3 Langkah Kerja


Prosedur pelaksanaan pengujian
1. Menentukan berat pasir dalam kerucut.

a. mengisi sand container dengan pasir Ottawa secukupnya,


Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 19
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

Gambar 2.21 Mengisi sand container dengan pasir ottawa

b. memasangkan kerucut logam pada sand container, kemudian menimbang berat


alat uji sandcone dan pasir Ottawa,
c. meletakkan alat uji sandcone dengan posisi kerucut berada dibawah pada dasar
yang rata dan bersih,
d. membuka kran dengan pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir kemudian
menutupnya kembali,
e. menimbang berat alat dan sisa pasir Ottawa,

Gambar 2.22 Menimbang alat uji sandcone


2. Menentukan berat isi kering dari pasir Ottawa.
a. mengukur dimensi kontainer kalibrasi meliputi diameter (ϕ) dan tinggi (h)
dengan menggunakan jangka sorong,
b. meletakkan alat uji sandcone yang sebelumnya telah ditimbang beratnya
beserta pasir Ottawa, dengan posisi kerucut dibawah menumpu pada kontainer
kalibrasi,
c. membuka kran dengan pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir kemudian
menutupnya kembali,
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 20
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

d. menimbang berat alat dan sisa pasir Ottawa,


3. Menentukan berat isi tanah asli.
a. mengisi sand container dengan pasir Ottawa secukupnya, menimbang berat alat
beserta pasir Ottawa,
b. mempersiapkan permukaan tanah yang akan diuji (memilih tanah dengan
permukaan yang datar sehingga base plate bisa diposisikan sebaik mungkin),
c. meletakkan base plate diatas tanah, agar plat tidak bergeser pada sudut plat
dipaku,
d. membuat galian tanah pada lubang di tengah base plat dengan sedalam 10 ± 2
cm,
e. memasukkan tanah hasil galian kedalam kaleng yang telah disediakan (tanah
tidak boleh sampai tercecer ketika dimasukkan kedalam kaleng, berat kaleng
sudah diketahui pada permulaan praktikum), kemudian menimbang berat kaleng
+ tanah,
f. setelah proses menggali selesai dan sudah sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan, meletakkan alat uji sandcone yang sebelumnya telah ditimbang
beratnya beserta pasir Ottawa, dengan posisi kerucut dibawah menumpu base
plate (pastikan posisi lubang kerucut rapat dengan lubang base plate),
g. membuka kran dengan pelan-pelan sampai pasir berhenti mengalir kemudian
menutupnya kembali,
h. menimbang berat alat dan sisa pasir Ottawa,
i. mengambil sedikit sampel tanah galian untuk dilakukan pengujian water content
di laboratorium.

Gambar 2.23 Mengambil sedikit sampel tanah untuh pengujian water content
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 21
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

2.2.4 Teori dan Persamaan yang Digunakan


Teori dan persamaan yang digunakan dalam uji sandcone test meliputi:
a. menghitung kadar air,
Rumus yang digunakan :

w
berat cawan + tanah asli  - (berat cawan + tanah kering) x 100 %
(berat cawan + tanah kering) - (berat cawan kosong)

b. menghitung kepadatan tanah di lapangan dengan Sandcone ,


1. berat pasir dalam kerucut = (W1 - W2).
2. berat pasir dalam kontainer kalibrasi = ((W3-W4)-(W1-W2))
3. berat isi kering pasir Ottawa = ((W3-W4)-(W1-W2))/Vc
4. berat tanah basah = (W6-W5)
5. berat pasir dalam lubang = (W7-W8)-(W6-W5)
6. volume lubang galian = (V) ((W7-W8)-(W6-W5))/gds
7. berat isi basah tanah galian (b) = ((W6-W5)/V)
8. berat isi kering tanah galian (d) = (b/(1+w))
9. degree of compaction (Rc) = (d lap d lab) × 100%)
keterangan:
W1 = berat alat + pasir sebelum kran dibuka
W2 = berat alat + pasir sesudah kran dibuka
W3 = berat alat + pasir sebelum kran dibuka
W4 = berat alat + pasir sesudah kran dibuka
W5 = berat kaleng
W6 = berat kaleng + tanah galian
W7 = berat alat + pasir sebelum kran dibuka
W8 = berat alat + pasir sesudah kran dibuka

2.2.4 Data dan Contoh Perhitungan


Hasil percobaan pengujian sandcone dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Data Hasil Percobaan
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 22
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

Berat cawan + Kadar air


No Berat cawan Berat cawan +
tanah kering (w)
cawan kosong (g) tanah basah (g)
(g) (%)
1 4,28 36,18 29,78 25,0980%
2 4,36 36,22 29,92 24,6479%
3 4,33 36,02 29,5 25,9039%

Kadar air rata-rata 25,2166%

Perhitungan Kepadatan Sampel

1. berat alat + pasir sebelum kran dibuka (W1) = 4775 gr

2. berat alat + pasir sesudah kran dibuka (W2) = 4480 gr

3. berat pasir dalam kerucut (W1 - W2) = 295 gr

4. berat alat + pasir sebelum kran dibuka (W3) = 4480 gr

5. berat alat + pasir sesudah kran dibuka (W4) = 3245 gr

berat pasir dalam kontainer kalibrasi


6. = 940 gr
((W3-W4)-(W1-W2))
berat isi kering pasir Ottawa
7. = 0,9502 gr/cm3
(((W3-W4)-(W1-W2))/Vc)

8. berat kaleng (W5) = 135 gr

9. berat kaleng + tanah galian (W6) = 900 gr

10. berat tanah basah (W6-W5) = 765 gr

11. berat alat + pasir sebelum kran dibuka (W7) = 5065 gr

12. berat alat + pasir sesudah kran dibuka (W8) = 4160 gr

13. berat pasir dalam lubang (W7-W8)-(W6-W5) = 610 gr

volume lubang galian (V)


14. = 641,9854 cm3
(((W7-W8)-(W6-W5))/gds)

15. water content (w) = 25,2166 %


Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 23
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

berat isi basah tanah galian (b)


16. = 1,1916 gr/cm3
((W6-W5)/V)

17. berat isi kering tanah galian (d) = 0,9516 gr/cm3


(b/(1+w))

18. berat isi kering tanah laboratorium = 1,6518 gr/cm3


(d laboratorium)

19. degree of compaction (Rc) = 57,6121 %


(d lap d lab) × 100%)

2.2.6 Hasil Perhitungan


Dari hasil pengujian pemadatan standar ( Standart Proctor Test ) dan pengujian
kepadatan lapangan (Sandcone Test) didapat :
Derajat kepadatan lapangan :
R c = (d.lap/d.lab) × 100 % = 57,6121 %

2.2.7 Kesimpulan
Dari hasil pengujian kepadatan lapangan diperoleh derajat kepadatan lapangan sebesar
57,6121 %. Lalu, dapat disimpulkan bahwa derajat pemadatan tidak mencapai standar
optimal (95%) karena tanah sampel yang digunakan dalam Standard Proctor. Hal ini
disebabkan karena tanah uji untuk uji sandcone berbeda dengan tanah uji proctor.

2.3 Pengujian CBR (California Bearing Ratio)


2.3.1 Maksud dan Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan CBR (California Bearing Ratio)
tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada keadaan tertentu. CBR adalah
perbandingan antar beban penetrasi suatu bahan dengan bahan standar dengan
kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. Dalam pengujian ini digunakan standar
ASTM D – 1883 – 94.

2.3.2 Alat yang Digunakan


2.3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada pengujian ini adalah sebagai berikut.
a. alat penetrasi (Loading Machine) berkapasitas minimal 4,45 ton dengan kecepatan
penetrasi 1,27 mm/menit,
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 24
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

b. cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter 152,4 + 0,6609 mm dengan


tinggi 177,8 + 0,13 mm. Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambung dengan
tinggi 50,8 mm dan keping alas logam yang berlubang-lubang dengan tebal 9,58
mm dan diameter lubang tidak lebih dari 1,59 mm,
c. piringan pemisah dari logam ( spenser disk ) dengan diameter 150,8 mm dan tebal
61,4 mm,
d. alat penumbuk,
e. keping beban dengan berat 2,27 kg diameter 194,2 mm dengan lubang tengah
diameter 54 mm,
f. torak penetrasi dari logam dengan diameter 49,5 mm dengan luas 1953 mm2 dan
panjangnya tidak kurang dari 101,6 mm,
g. satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi,
h. alat timbang, talam dan alat perata,

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Gambar 2.16.

Gambar 2.24 Alat percobaan CBR laboratorium


2.3.2.2 Bahan
1. sampel tanah.

2.3.3 Cara kerja


Prosedur pelaksanaan pengujian ini adalah sebagai berikut.
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 25
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

1. Persiapan benda uji


a. menumbuk contoh tanah dari lapangan lalu menyaringnya,
b. mencampur contoh tanah dari lapangan dengan air sampel kadar air optimum
( dari percobaan proctor ),
c. mengaduk campuran hingga homogen,
d. memasukkan tanah yang telah homogen ke dalam mould kira-kira 1/5 bagian
lalu ditumbuk 56 kali,
e. menambah 1/5 bagian lalu ditumbuk 56 kali,
f. menambah 1/5 bagian lagi sampai mould terisi penuh dan ditumbuk 56 kali,
g. contoh tanah yang berada di mould diratakan permukaannya sesuai dengan
volume mould,
h. menimbang mould yang berisi tanah tersebut,
i. siap melakukan percobaan CBR.
2. Pemeriksaan CBR
a. meletakkan keping pemberat diatas permukaan benda uji seberat minimal 4,5
kg atau sesuai dengan beban perkerasan,
b. pertama, keping pemberat 2,27 kg diletakkan untuk mencegah mengembangnya
permukaan benda uji pada bagian lubang keping pemberat. Pemberat
selanjutnya dipasang setelah torak disentuhkan pada benda uji,
c. kemudian torak penetrasi diatur pada permukaaan benda uji sehingga arloji
beean menunjukkan beban permukaan sebesar 4,5 kg. Pembebanan permukaan
ini diperlukan untuk menjamin bidang sentuh sempurna antara torak dengan
permukaan benda uji, kemudian arloji penunjuk beban dan arloji pengukur
penetrsi dinolkan,
d. pembebanan diberikan dengan teratur, sehingga kecepatan penetrasi mendekati
kecepatan 1,27 mm/menit,
e. mencatat pembebanan pada penetrasi 0,5 ; 1,0 ; 1,5 ; 2,0 ; 2,5 ; 3,0 ; 3,5 ; 4,0 ;
5,0 ; 6,0 ; 7,0 ; 8,0 ; 9,0 ; 10,0 mm,
f. mencatat beban maksimum dan penetrasi bila pembebanan maksimum terjadi
sebelum penetrasi 2,5 mm.
2.3.4 Teori dan Persamaan yang Digunakan
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 26
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

CBR (California Bearing Ratio) adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu
bahan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama
dan dinyatakan dalam prosentase. Uji CBR dapat dilakukan di lapangan dan di
laboratorium. Uji yang dilakukan dilapangan dilaksanakan setelah subgrade selesai
dimampatkan dan pengukuran di laboratorium dikaitkan dengan percobaan dengan
pemampatan atau design CBR.

Harga CBR adalah nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar (daya dukung
bahan/tanah) dibandingkan dengan bahan standar berupa batu pecah yang mempunyai
nilai CBR sebesar 100% dalam memikul beban.

Persamaan yang digunakan dalam menghitung CBR (California Bearing Ratio) dapat
dilihat dibawah ini :
LOAD = LDR  LRC  0.00445…………………………………………….(2.6)

Dimana:
LDR = Load Dial Reading
LRC =Load Ring Constanta

X 0.1
CBR0,1” =  100% …………………………………………………(2.7)
13,34

X 0, 2
CBR0,2” =  100% ………………………………………………...(2.8)
20,02

Dimana :
X0.1” = load pada saat VDR
= 2.5 mm

(Nilai tekanan penetrasi untuk penetrasi 2.5 mm/0.1 inci terhadap tekanan penetrasi
standar yang besarnya 13,34 kg/cm2)
X0.2”= load pada saat VDR
= 5 mm

(Nilai tekanan penetrasi untuk penetrasi 5 mm/0.2 inci terhadap tekanan penetrasi
standar yang besarnya 20,02 kg/cm2)
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 27
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

2.3.5 Data Pengujian dan Perhitungan


Data hasil percobaan CBR dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Data pengujian CBR

Elapsed Vertical LDR


VDR
Time Dial
(Load Dial
(mm/10)
(minute) (mm) Reading)
0 0 0 0
0,5 0,64 64 1
1 1,27 127 1
1,5 1,91 191 1
2 2,54 254 1
2,5 3,18 318 1,4
3 3,81 381 1,6
3,5 4,45 445 1,9
4 5,08 508 2
6 7,62 762 2,6
8 10,16 1016 2,9
10 12,7 1270 3,5

Berikut ini contoh perhitungan pengujian CBR


waktu = 0,5 menit
vertical dial = 0,64 mm
VDR = 64
LDR =1
LRC = 32,8428 pounds/div
force = LDR × LRC × 0,00445
= 1 × 32,8428 × 0,00445
= 0,1462 kN
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 28
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

Untuk perhitungan selanjutnya disajikan dalam Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Perhitungan load

LDR
Elapsed Time Vertical Dial VDR Force
(minute) (mm) (Load Dial
(mm/10) (kN)
Reading)
0 0 0 0 0,0000

0,5 0,64 64 1 0,1462

1 1,27 127 1 0,1462

1,5 1,91 191 1 0,1462

2 2,54 254 1 0,1462

2,5 3,18 318 1,4 0,2046

3 3,81 381 1,6 0,2338

3,5 4,45 445 1,9 0,2777

4 5,08 508 2 0,2923

6 7,62 762 2,6 0,3800

8 10,16 1016 2,9 0,4238

10 12,7 1270 3,5 0,5115

Perhitungan CBR0,1 dan CBR0,2

X1
a. CBR0,1” =  100%
13,34
0,18
=  100%
13,34

= 1,3493 %

X2
b. CBR0,2” =  100%
20,02

0,2895
=  100%
20,02

= 1,4461 %
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 29
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

Hasil perhitungan diatas kemudian ditampilkan dalam bentuk Gambar 2.25

Hubungan antara Vertical Dial dengan Force


0.6

0.5

0.4
Forces (kN)

0.3 CBR 0,2


CBR 0,1
0.2
Grafik CBR

0.1

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Vertical Dial (mm)

Gambar 2.25 Hubungan vertical dial dengan force

2.3.6 Kesimpulan
Dari hasil pengujian diperoleh :
1. CBR0.1” = 1,3493 %
2. CBR0.2” = 1,4461 %
3. Load (gaya) maksimum yang terjadi = 0,5155 kN
= 515,5 N/m2, saat VDR = 12,7 mm.

2.4 Kesimpulan
2.4.1 Pengujian Pemadatan Standar (Proctor Test)
Dari hasil Pengujian Pemadatan Standar ( Standard Proctor Test), dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut.
1 semakin kecil angka pori (e) maka kepadatan makin tinggi,
2 pada suatu saat angka pori ini akan mencapai titik terendah, pada titik tersebut
harga kadar air (w) optimum,
3 pada saat harga γdry maksimum, maka diperoleh harga angka pori (e) yang
minimum,
Laporan Praktikum Mekanika Tanah 2 2019 30
BAB 2 PENGUJIAN KEPADATAN TANAH
Kelompok 6

4 harga-harga yang didapat dari percobaan di atas :

woptimum = 18,35 %
emin = 0,3462
nmin = 0,2645
γb maks = 2,0578 gr/cm3
γdry maks = 1,7691 gr/cm3

2.4.2 Pengujian Sandcone


Dari hasil pengujian kepadatan lapangan (sandcone test) didapatkan derajat
kepadatan lapangan sebesar 57,6121 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses
pemadatan kurang optimal. Hal ini terjadi karena tanah uji yang digunakan untuk
proctor test berbeda dengan tanah uji untuk sandcone test.

2.4.3 Pengujian CBR (California Bearing Ratio)


Dari hasil pengujian CBR didapatkan:
1. CBR0,1” = 1,3493%
2. CBR0,2” = 1,4461%
3. load (gaya) maksimum yang terjadi sebesar = 515,5 N/m2,
saat VDR =12,7mm.

Anda mungkin juga menyukai