Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

MODUL V
COMPACTION

KELOMPOK 10
Hadi Mulyanto 1106005585
Dan Resky Valeriz 1106021052
Moh. Ardan Makarim Corny 1206241073

Tanggal Praktikum : 16 Maret 2013


Tanggal Disetujui : 8 April 2013
Asisten : Hendriawan Kurniadi
Nilai :
Paraf :

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2013
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Modul C
Compaction

A. MAKSUD DAN TUJUAN


Mencari nilai kerapatan kering (γdry) maksimum pada kadar air optimum(Wopt) dari suatu
sampel tanah yang dipadatkan

B. ALAT DAN BAHAN


 Mould, lengkap dengan collar dan base plate
 Hammer seberat 5.5 lbsdengan tinggi jatuh 12 inch
 Hydraulic extruder
 Pelat baja pemotong
 Gelas ukur
 Wadah untuk mencampur tanah dengan air
 Pelat besi/penggaris untuk mengukur tinggi tanah
 Timbangan
 Oven
 Sampel tanah lolos saringan No. 4 ASTM sebanyak 5 kantong @ 2 kg
 Jangka sorong

C. TEORI
Compaction(pemadatan tanah) adalah suatu proses dimana pori-poritanah diperkecil dan
kandungan udara dikeluarkan secara mekanis. Suatupemadatan tanah adalah juga
merupakan usaha(energi) yang dilakukan padamassa tanah. Suatu pemadatan
(Compactive Effort = CE) yang dilakukantersebut adalah fungsi dari variabel-variabel
berikut:

dengan :
CE = Compactive Effort (lb/ft2)
W = berat hammer (lb)
H = tinggi jatuh (inch)
L = jumlah layer
B = jumlah pukulan per-layer

1
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Modul C
Compaction

V = volume tanah (ft 3)

Pemadatan tanah yang dilakukan di laboratorium pada umumnya terdiridari dua macam,
yaitu:
1. Standard Proctor - AASHTO T 99 (ASTM D 698)
2. Modified Proctor - AASHTO T 180 (ASTM D 1557)
Perbedaan mengenai dua metode tersebut dirangkum pada tabel di bawahini:
AASHTO T99 AASHTO T180
Test Identification
ASTM D 698 ASTM D 1557
Diameter Mould (inch) 4" 6" 4" 6"
Berat Hammer (lb) 5.5 5.5 10 10
Tinggi Jatuh Hammer (inch) 12 12 18 18
Jumlah Layer 3 3 5 5
Jumlah Pukulan Per-Layer 25 56 25 56
C.E (lb/ft2) 12.375 12.375 56.25 56.25
Ukuran Butir Maksimum yg
No. 4 (3/4") No. 4 (3/4") No. 4 (3/4") No. 4 (3/4")
Lolos

Tabel C.1 Perbandingan dua metode compaction

Kepadatan tanah bergantung pada kadar airnya. Untuk membuat suatuhubungan tersebut
dibuat beberapa contoh tanah minimal empat contoh dengankadar air yang berbeda-beda,
dengan perbedaan kurang lebih 4% antara setiapsampel. Dari percobaan tersebut
kemudian dibuat grafik yang menggambarkanhubungan antara kepadatan dan kadar air,
sehingga dari grafik tersebutdiperoleh γdry maksimum pada kadar air optimumnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suatu tanah yang dipadatkan dengan kadar
air tanah lebih dari Woptakan diperoleh nilai kepadatan yang lebih kecil dari
γdrymaksimum.

Rumus-rumus yang digunakan:


1. Menentukan kadar air :

………....(1)

…………(2)

2
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Modul C
Compaction

…….....(3)
Di mana :
W = kadar air (%)
wwater = berat air (gram)
wdry = berat tanah kering (gram)
wwet = berat tanah basah (gram)

2. Menentukan perubahan volume air :

…………(4)
Di mana :
Vadd = volume air yang ditambahkan (ml)
Wx = kadar air yang akan dibuat (%)
Wo = kadar air awal (%)
w = berat sampel tanah (gram)

3. Menghitung nilai γwet danγdry :

………….(5)

………..(6)
Di mana :
γwet = berat isi tanah dalam keadaan basah (gr/cm3)
wwet = berat tanah basah (gr)
V = volume sampel tanah yang telah dipadatkan (cm3)
γdry = kerapatan kering (gr/cm3)
wdry = berat tanah kering (gr)
W = kadar air (%)

4. Mencari Zero Air Void Line (ZAV- line) :


ZAV-line adalah garis yang menggambarkan hubungan antara berat isi kering dengan
kadar air dalam kondisi derajat kejenuhan (Sr) 100 %.

3
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Modul C
Compaction

…………..(7)
Di mana :
Gs = nilai specific grafity
γw = berat jenis air (gr/cm3)
W = kadar air tanah (%)
Sr = derajat kejenuhan

5. Mencari nilai Compaction Effort (CE) :

………….(8)
Di mana :
C.E. = Compactive Effort (lb/ft2)
W = berat hammer(lb), yang digunakan pada percobaan ini adalah 5.5 lb
H = tinggi jatuh (inch), pada percobaan ini adalah 12 inch
L = jumlah layer, pada percobaan ini adalah 3 lapisan
B = jumlah pukulan per-layer, pada percobaan ini adalah 25 kali
V = volume tanah (ft3)

D. PROSEDUR PERCOBAAN
Persiapan Percobaan
1. Sampel tanah yang akan dipadatkan dicampur dengan rata dalam satu
wadahsehingga nilai kadar air awal dapat dianggap sama.
2. Sebagian sampel yang dianggap mewakili nilai kadar air seluruhnya ditimbang, lalu
dimasukkan ke dalam oven selama ±24 jam sampai berat tetap.
3. Sisa sampel tanah yang lain dimasukkan ke dalam lima kantong yang masing-
masing kantong diisi sampel tanah 2 kg yang lolos saringan No. 4 ASTM.
4. Sehari kemudian sampel tanah dikeluarkan dari oven dan ditimbang beratnya.
Dengan demikian dapat diketahui nilai kadar air awal sampel tanah.
5. Setelah kadar air diketahui, dapat ditentukan volume air yang harus ditambahkan ke
dalam masing-masing kantong sampel tanah agar mencapai kadar air tertentu.
6. Sampel tanah dicampur dengan air yang sudah dihitung volumenya, kemudian
dibiarkan selama 18-24 jam agar campuran air merata.

4
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Modul C
Compaction

Proses (Jalannya) Percobaan


1. Semua alat dan bahan dipersiapkan.
2. Dimensi moulddiukur untuk mengetahui volume tanah hasil pemadatan.
3. Sebelum digunakan, dinding moulddiolesi dengan pelumas (oli) agar setelah
dipadatkan tanah tidak lengket menempel di dinding mould.
4. Moulddiletakkan pada base plate dan kertas lingkaran diletakkan di bagian dasar
agar tanah tidak menempel di base plate.
5. Kedudukan moulddikunci terhadap base plate agar tidak bergerak saat proses
pemadatan.
6. Tanah dimasukkan ke dalam mould tingginya diperkirakan dengan menggunakan
penggaris atau pelat besi sehingga setelah dipadatkan tingginya mencapai 1/3 tinggi
mould.Kemudian setiap lapisan ditumbuk sebanyak 25 kali secara merata dengan
hammer 5.5 lb dan tinggi jatuh 12 inch.
7. Pada lapisan tanah ketiga,collar dipasang pada mould agar tinggi tanah setelah
dipadatkan melebihi tinggi mould.
8. Setelah pemadatan lapisan ketiga selesai, collar dibuka. Kelebihan tanah diratakan
dengan pelat pemotong.
9. Berat mould + tanah ditimbang dengan timbangan.
10. Sampel tanah dikeluarkan dari mould dengan bantuan extruder.
11. Sampel tanah tersebut dibelah menjadi tiga bagian. Kemudian mengambil bagian
tengah tiap lapisan untuk kemudian diletakkan pada can, menimbang beratnya, lalu
memasukkannya ke dalam oven untuk mengetahui kadar air setelah pemadatan.

E. HASIL PRAKTIKUM
Data hasil praktikum
Dimensi Mould
Dmould = 10.175 cm
Hmould = 11.75 cm
Sampel Nomor I II III IV V VI
Wt of can + wet soil 253.33 g 288.55 g 301.25 g 239.44 g 332.14 g 174.49 g
Wt of can +dry soil 189.08 g 213.94 g 222.22 g 173.77 g 237.44 g 123.33 g
Wt of water 64.25 g 74.91 g 79.03 g 65.67 g 94.7 g 51.16 g
Wt of can 19.13 g 20 g 19.86 g 18.68 g 18.579 g 18.75 g
Wt of dry soil 169.95 g 193.94 g 202.36 g 155.09 g 218.87 g 104.58 g
w (%) 37.81 % 38.6 % 39.05 % 42.35 % 43.27 g 49 %

5
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Modul C
Compaction

F. PERHITUNGAN
1. Menghitung Volume mold

V = 22/7 x (10,175)2 x (11,75)/4


V = 955.81 cm3
2. Kadar air sebelum pemadatan = 26,63 %
3. Menghitung penambahan volume air untuk compaction
Perhitungan dilakukan pada tahap persiapan praktikum compaction
Kondisi awal sample tanah adalah wo = 26,63 %
w = 2000 gram
wx = w asumsi (36, 38, 40, 42, 44, 46) %
Volume air yang ditambahkan ditentukan dengan persamaan :

Dari perhitungan, berikut adalah besar volume yang harus ditambahkan untuk
mencapai kadar air yang diinginkan.

Sample Wo (%) Wx (%) Vadd (ml)

I 36 147,99

II 38 179,57

III 26,63 % 40 211,16

IV 42 242,75

V 44 274,34

VI 46 305.93

Tabel C.4 Data penambahan volume


4. Menghitung kadar air setelah compaction
Tanah yang sudah mengalami compaction dikeluarkan dari mold dengan bantuan
extruder. Diambil tanah bagian tengah dari layer atas, tengah dan bawah. Sampel
tanah pada ketiga lapisan ini dianggap sama kadar airnya sehinggauntuk
menghitungan kadar air cukup dengan satu can.

6
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Modul C
Compaction

Wcan+wet Wcan+dry
Sample Wcan(g) Wwater (g) Wdry (g) W (%)
(g) (g)

I 19.13 253.33 189.08 64.25 169.95 37.81


II 20.00 288.55 213.94 74.91 193.94 38.60
III 19.86 301.25 222.22 79.03 202.36 39.05
IV 18.68 239.44 173.77 65.67 155.09 42.35
V 18.579 332.14 237.44 94.70 218.87 43.27
VI 18.75 174.49 123.33 51.16 104.58 49.00
Tabel C.5. Kadar air setelah compaction

5. Menentukan kerapatan kering (γd)

γwet = (wtcan + wet soil – wtcan)/ 955, 81

W wet = wt
Sampel Vol mold γwet W (%) γdry (gr/cm3)
soil in mold
I 1218 1.618 37.81 1.161
II 1308 1.370 38.60 1.176

III 1626 1.702 39.05 1.1636


955.81
IV 1538 1.609 42.35 1.197

V 1630 1.700 43.27 0.96

VI 1558 1.630 49.00 1.142

Tabel C.6. Berat isi kering tanah hasil compaction

7
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Modul C
Compaction

Berikut grafik kadar air versus ɤdry dengan enam sampel.

w
ɤdry Grafik Pemadatan Tanah (Enam
37.81 1.161
38.6 1.176 Sampel)
39.05 1.1636 1.2
42.35 1.197 1.15 y = 0.002x2 - 0.243x + 6.461
43.27 0.96 3 y dry (gr/cm 1.1 R² = 0.268
49 1.142 1.05
1
0.95
0.9
37 39 41 43 45 47 49
Kadar Air (%)

Melihat grafik di atas jelas-jelas terjadi kesalahan yang membuat grafik di atas
seharusnya tidak mungkin terjadi (grafik menghadap ke atas). Hal tersebut juga
didukung dari order 2 polynomial trendline yang memiliki nilai r2 sebesar 0.268 (sangat
jauh dari nilai 1). Jika tetap menggunakan keenam sampel, tentu akan memengaruhi
hasil pengolahan data berikutnya. Oleh karena itu, praktikan memutuskan untuk tidak
menggunakan data dari salah satu kelompok. Untuk menentukan data dari kelompok
mana yang dibuang praktikan mencoba mengeliminasi data atau data kelompok 8 (w =
43.27 %) atau data kelompok 9 (w = 49%).

Berikut grafik kadar air versus ɤdry dengan lima sampel (eliminasi data

kelompok 9).
Grafik Pemadatan Tanah Lima Sampel (Eliminasi
w
ɤdry Data Kel. 9)
37.81 1.161 1.25
38.6 1.176
1.2
39.05 1.1636
42.35 1.197 1.15
y dry (gr/cm3 )

43.27 0.96 1.1

1.05
y = -0.022x2 + 1.793x - 34.68
1 R² = 0.674
0.95

0.9
37 38 39 40 41 42 43 44
Kadar Air (%)

8
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Modul C
Compaction

Berikut grafik kadar air versus ɤdry dengan lima sampel (eliminasi data kelompok 8).

w
ɤdry Grafik Pemadatan Tanah Lima Sampel
37.81 1.161 (Eliminasi Data Kel. 8)
38.6 1.176
1.2
39.05 1.1636
42.35 1.197 1.19
49 1.142 y dry (gr/cm3 ) 1.18
1.17
1.16
1.15 y = -0.001x2 + 0.119x - 1.366
R² = 0.895
1.14
37 39 41 43 45 47 49
Kadar Air (%)

Setelah membuat dua grafik lain yang mengeliminasi data kelompok 9 dan kelompok
8, didapatkan bentuk grafik yang benar (grafik menghadap ke bawah). Pada akhirnya
praktikan memutuskan untuk menggunakan lima sampel saja dengan tidak menggunakan
data kelompok 8 (w = 43.27%). Alasan tidak menggunakan data kelompok 8 dibanding
tidak menggunakan data kelompok 9 karena nilai γdry kelompok 8 yang melenceng
(tidak presisi dengan nilai γdry kelompok lain) yang tentu akan mengganggu keakuratan
pengolahan data berikutnya seperti penentuan γdry pada woptimum. Selain itu
maksimum

juga, nilai r2 dari grafik pemadatan tanah eliminasi data kelompok 8 lebih mendekati 1
(0.895) dibanding nilai r2 dari grafik pemadatan tanah eliminasi data kelompok 9
(0.674). Oleh karena itu, untuk pengolahan data berikutnya praktikan hanya
menggunakan lima sampel saja dengan mengeliminasi data kelompok 8 (w = 43.27%).
6. Menghitung Garis Zero Air Void :
Sr = 100%
Gs =
Gs Kelompok 7 2.668757
Gs Kelompok 9 2.471414
Gs Kelompok 10 2.693211
Gs Kelompok 11 2.452414
Gs Kelompok 12 2.589626
Rata-Rata 2.589626

9
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Modul C
Compaction

γwater= 1 gr/cm3

Sample w (%) Gs w.Gs 1+w.Gs γwater ZAV


I 0.3781 0.9791375906 1.9791375906 1.308461833
II 0.3860 0.999595636 1.999595636 1.295074841
III 0.3905 2.589626 1.011248953 2.011248953 1 1.287571087
IV 0.4235 1.096706611 2.096706611 1.235092209
V 0.4900 1.26891674 2.26891674 1.141349065
Tabel C.7 Zero Air Void

7. Menghitung Nilai Compactive Effort (CE) :

1 feet = 0,3048 m
1 m = 3,281 feet
Vol = 955.81 cm3 = 955.81x 10-6 m3 = 0.033754112 ft3
𝐻 = 12 𝑖𝑛𝑐ℎ = 12 × 0,08334 𝑓𝑡 = 1,00 𝑓𝑡

5,5 lb x 1 x 3 x 25
CE =
0,033754112

= 12220.733 lb/ft2

8. Grafik Pemadatan Tanah


Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan di atas, diperoleh nilai γdry dan ZAV
sebagai berikut :
Kadar Air γdry ZAV
37.81 1.161 1.308461833
38.60 1.176 1.295074841
39.05 1.1636 1.287571087
42.35 1.197 1.235092209
49.00 1.142 1.141349065
Tabel C.8Berat Isi Kering Tanah + Zero Air Void

10
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Modul C
Compaction

Grafik Pemadatan Tanah + ZAV Line


1.32
1.3
1.28
1.26
1.24
1.22 γdry
1.2
ZAV
1.18
Poly. (γdry)
1.16
y= -0.001393997x2 + 0.119514977x - 1.366916252
1.14 R² = 0.895677161
1.12
37 39 41 43 45 47 49
Kadar Air (%)

Dari grafik tersebut dapat diestimasi nilai 𝛾𝑑𝑟𝑦 maksimum yaitu 1.197 gr/cm3 pada
kadar air 42.35 %. Namun estimasi tersebut kurang akurat karena hanya memperkirakan dari
grafik saja. Untuk hasil yang lebih akurat, praktikan menghitung nilai 𝛾𝑑𝑟𝑦 maksimum dari
persamaan grafik 𝑦 = −0.001393997𝑥 2 + 0.119514977𝑥 − 1.366916252
𝑏 −0.119514977
𝒘𝒐𝒑𝒕𝒊𝒎𝒖𝒎 = − = = 42.87 %
2𝑎 −2(0.001393997 )

𝜸𝒅𝒓𝒚 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 (saat woptimum, substitusi nilai woptimum ke persamaan grafik)


2
𝜸𝒅𝒓𝒚 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 = −0.001393997 42.87 + 0.119514977 42.87 − 1.366916252

𝜸𝒅𝒓𝒚 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒖𝒎 = 1.195

11
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Modul C
Compaction

G. ANALISIS
1. Analisis Percobaan
Compaction adalah usaha pemadatan tanah dengan mengecilkan pori-pori
tanah dan mengeluarkan udara untuk mendapatkan Berat Isi Kering maksimum pada
keadaan kadar air optimum. Berat Isi Kering maksimum adalah nilai Berat Isi Kering
paling besar pada saat pemadatan tanah yang dicapai pada keadaan kadar air
optimum.
Percobaan compaction dapat dilakukan dengan dua metode, yakni Standard
Proctor (AASHTO T99/ASTM D698) dan Modified Proctor (AASHTO T180/ASTM
D1557). Pada percobaan kali ini praktikan menggunakan metode Standard Proctor
dengan spesifikasi yang telah dijelaskan sebelumnya.
Sebelum melakukan compaction, dilakukan penambahan air terhadap sampel
tanah yang digunakan. Penambahan air ini bertujuan agar sampel tanah memiliki
kadar air yang mendekati nilai yang diinginkan. Kadar air yang diinginkan
diasumsikan sebesar 36 %, 38 %, 40 %, 42 %, 44 %, dan 46 %. Sampel tanah pun
yang digunakan sebanyak enam sampel, masing-masing memiliki massa 2000 gram.
Saat mencampurkan air ke dalam tiap-tiap sampel tanah, tanah diusahakan
dalam kondisi homogen untuk mendapatkan nilai Berat Isi Kering yang akurat.
Sampel tanah diaduk-aduk dengan air supaya homogen. Untuk lebih memastikan
tanah homogen, sampel tanah dimasukkan ke dalam plastik tertutup lalu dibiarkan
selama kurang lebih 18 jam. Tanah harus dalam wadah tertutup untuk mencegah
perubahan nilai kadar air sehingga ketika dilakukan perhitungan kadar air tidak
meleset jauh dari yang diasumsikan.
Setelah tanah didiamkan, kegiatan compaction pun dimulai. Berdasarkan
metode Standard Proctor, layer yang diperlukan berjumlah tiga layer. Lalu dilakukan
compaction dengan menumbuk tanah sebanyak 25 kali per layer. Tetapi tumbukan
tidak dilakukan sekaligus 25 kali, tanah ditumbuk sebanyak 15 kali terlebih dahulu
kemudian dimasukkan penggaris ukur untuk mengukur ketinggian tanah yang sudah
ditumbuk sehingga dapat memperkirakan berapa banyak jumlah tanah yang harus
ditambahkan agar dapat mencapai ketinggian yang diharapkan. Dengan cara tersebut,
praktikan mendapatkan tiga layer tanah tanpa harus menumbuknya lebih dari 25 kali
di tiap layernya.

12
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Modul C
Compaction

Praktikan menemui kesulitan untuk mendapatkan ketinggian tanah pada layer


ketiga. Pada lapisan ini ketinggian tanah harus sesuai dengan permukaan mould. Oleh
karena itu, praktikan melebihkan jumlah tanah yang dimasukkan agar tanah yang
telah ditumbuk pada layer ketiga melebihi ketinggian permukaan mould sehingga
kelebihan tanah dapat diratakan dengan penggaris lalu dibuang. Hal ini lebih baik
dibanding kurangnya ketinggian layer ketiga dengan permukaan mould walau telah
ditumbuk sebanyak 25 kali sehingga tanah harus ditambahkan/ditambal sedikit untuk
mencapai ketinggian yang sama antara layer ketiga dan permukaan mould.
Kegiatan selanjutnya setelah menyelesaikan proses compaction adalah
menimbang mould beserta padatan tanah di dalamnya. Setelah dicatat, mould + tanah
diletakkan di mesin extruder untuk mengeluarkan tanah dari dalam mould. Setelah itu,
tanah dipotong menjadi tiga bagian (atas, tengah, bawah) lalu dipotong sedikit
sehingga praktikan mendapatkan tiga potongan tanah yang berasal dari tiga bagian
yang berbeda. Lalu dicari kadar air dari tanah tersebut. Ketiga bagian tanah dianggap
memiliki kadar air yang sama sehingga untuk menghitung kadar airnya hanya
diperlukan satu can.Hasil dari penghitungan kadar air tersebut akan digunakan untuk
menghitung nilai Berat Isi Kering.
2. Analisis Hasil
Setelah dilakukan penghitungan kadar air tanah setelah compaction, praktikan
mendapatkan data kadar air setelah compaction.
Sampel Kadar Air Kadar Air Setelah
Kelompok Asumsi (%) Compaction (%)
10 36 37,81
12 38 38,60
7 40 39,05
11 42 42,35
8 44 43,27
9 46 49.00
Tabel C.9 Perbandingan Kadar Air Asumsi dan Kadar Air Setelah Compaction
Dari hasil perhitungan terlihat adanya kenaikan atau penurunan nilai kadar air
setelah compaction dibandingkan dengan kadar air asumsi. Kenaikan atau penurunan
untuk tiap sampel berturut-turut dari atas ke bawah sebesar: +1.81%, +0.60%, -0.95%,
+0.35%, -0.73%, dan +3.00%. Nampak perubahan yang terjadi tidaklah terlalu

13
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Modul C
Compaction

mencolok kecuali pada sampel tanah kelompok 9 mengalami kenaikan kadar air yang
cukup besar, yaitu sebesar 3%. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh hal-hal berikut:
 Penambahan air yang berlebih/tidak sesuai dengan perhitungan V add.
 Pencampuran tanah kurang merata sehingga sampel tanah yang diambil
tidak representatif untuk menggambarkan kadar air tanah keseluruhan. Hal
tersebut bisa mengakibatkan pengambilan sampel tanah yang terlalu basah
sehingga kadar air melenceng cukup jauh dari kadar air asumsi.

Pengolahan data dilanjutkan dengan mencari nilai Berat Isi Kering pada tiap-
tiap sampel tanah. Berikut hasil pengolahan data Berat Isi Kering tanah.
w
ɤdry
37.81 1.161
38.6 1.176
39.05 1.1636
42.35 1.197
43.27 0.96
49 1.142

Grafik Pemadatan Tanah (Enam


Sampel)
1.2
1.15 y = 0.002x2 - 0.243x + 6.461
3
y dry (gr/cm

1.1 R² = 0.268
1.05
1
0.95
0.9
37 39 41 43 45 47 49
Kadar Air (%)

Dari grafik tersebut terjadi kesalahan yang sangat mencolok yaitu grafik yang
menghadap ke atas padahal grafik pemadatan tanah seharusnya menghadap ke bawah.
Hal tersebut didukung dengan nilai r2 yang hanya 0.268, sangat jauh dari 1. Oleh
karena itu, praktikan mencoba mengeliminasi data percobaan kelompok 8 atau
kelompok 9. Pilihan jatuh ke kelompok 8 (w = 43.27%) karena kelompok mereka
memiliki nilai Berat Isi Kering tanah yang tidak presisi dibanding dengan data

14
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Modul C
Compaction

kelompok lainnya. Sedangkan pilihan jatuh ke kelompok 9 (w = 49%) karena


kelompok mereka memiliki kadar air setelah compaction yang berubah jauh dari
kadar air asumsinya.
Berikut ini grafik-grafik pemadatan tanah dengan mengeliminasi data
percobaan kelompok 8 dan kelompok 9.
w
ɤdry Grafik Pemadatan Tanah Lima Sampel
37.81 1.161 (Eliminasi Data Kel. 9)
38.6 1.176
1.25
39.05 1.1636
42.35 1.197 1.2
1.15
y dry (gr/cm3 )

43.27 0.96
1.1
1.05
y = -0.022x2 + 1.793x - 34.68
1 R² = 0.674
0.95
0.9
37 38 39 40 41 42 43 44
Kadar Air (%)

w
ɤdry Grafik Pemadatan Tanah Lima Sampel
37.81 1.161
(Eliminasi Data Kel. 8)
38.6 1.176
1.2
39.05 1.1636
42.35 1.197 1.19
y dry (gr/cm3 )

49 1.142 1.18
1.17
1.16
1.15 y = -0.001x2 + 0.119x - 1.366
R² = 0.895
1.14
37 39 41 43 45 47 49
Kadar Air (%)

Setelah memperhatikan kedua grafik di atas, praktikan memutuskan untuk


mengeliminasi data percobaan kelompok 8 dalam penghitungan nilai Berat Isi Kering
maksimum karena data percobaan kelompok 8 paling tidak presisi jika dibandingkan
dengan data kelompok lainnya. Selain itu pula, nilai r 2 grafik lebih mendekati 1 jika

15
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Modul C
Compaction

mengeliminasi data percobaan kelompok 8 dibanding mengeliminasi data kelompok


9.
Setelah itu kemudian melakukan pengolahan data untuk mencari nilai Berat Isi
Kering tanah maksimum dan juga mencari nilai ZAV. Hasil pengolahan tersebut
digambarkan dalam grafik berikut.

Grafik Pemadatan Tanah + ZAV Line


1.32
1.3
1.28
1.26
1.24
1.22 γdry
1.2
ZAV
1.18
Poly. (γdry)
1.16
y = -0.001393997x2 + 0.119514977x - 1.366916252
1.14 R² = 0.895677161
1.12
37 39 41 43 45 47 49
Kadar Air (%)

Dengan metode estimasi puncak didapatkan nilai Berat Isi Kering tanah
maksimum sebesar 1.197 gr/cm3 pada kadar air optimum 42.35%. Sedangkan dengan
menggunakan metode perhitungan persamaan kuadrat, didapatkan nilai Berat Isi
Kering tanah maksimum sebesar 1.195 gr/cm3 pada kadar air optimum 42.87%.
Ternyata hasil estimasi tidak terlalu jauh dengan hasil persamaan kuadrat yang
menunjukkan bahwa keputusan untuk mengeliminasi data kelompok 8 adalah
keputusan yang tepat.
Masih berdasarkan grafik, ZAV Line yang didapatkan cukup bagus dan
mendekati garis lurus. Grafik perbandingan kadar air dan Berat Isi Kering tanah
dengan ZAV Line tidak bersentuhan walau nyaris bersentuhan. Kedua grafik yang
tidak bersentuhan menandakan sedikit kurang sempurna yang berarti masih ada udara
di dalam tanah hasil pemadatan, walau sebenarnya tentu sulit untuk mengeluarkan
seluruh pori di dalam tanah.

16
Laporan Praktikum Mekanika Tanah Modul C
Compaction

3. Analisis Kesalahan
Kesalahan dalam praktikum dapat terjadi karena:
 Tidak ratanya proses pencampuran tanah dan air.
 Penumbukan yang tidak merata di seluruh bagian (ada bagian yang
terlewat).
 Kesalahan memperkirakan jumlah tanah yang dimasukkan untuk
mendapatkan ketinggian layer tertentu.
 Kesalahan pengambilan sampel yang tidak representatif untuk
penghitungan kadar air (karena tanah tidak homogen).
 Kesalahan praktikan dalam menghitung.

H. KESIMPULAN
1. Kadar air optimum hasil compaction sebesar 42.87% dan berat isi kering tanah
maksimum sebesar 1.195 gr/cm3
2. Garis ZAV tidak memotong kurva menunjukkan derajat saturasi padatan masih
cukup tinggi.

I. REFERENSI
Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah, Laboratorium Mekanika Tanah, Depok.

J. LAMPIRAN

Suasana Pemadatan Tanah

17

Anda mungkin juga menyukai