Anda di halaman 1dari 13

Laboratorium Mekanika Tanah

Program Studi Teknik Sipil – FT. UMI

XIII. KOMPAKSI

13.1 Teori
Pemadatan dapat didefinisikan sebagai suatu proses
memadatnya tanah karena beban yang bekerja pada
tanah tersebut, baik dinamis, statis, maupun dengan
adanya getaran. Jadi pemadatan tanah adalah suatu
proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan
dengan salah satu cara mekanis. Cara mekanis yang
dipakai untuk pemadatan tanah di lapangan yaitu dengan
cara menggilas, sedangkan di laboratorium dapat dipakai
dengan cara menumbuk.
Tinjauan pemadatan tanah dilapangan adalah
dengan memadatkan tanah pada keadaan optimum
sehingga tercapai keadaan yang paling padat, sedangkan
apabila kadar airnya tinggi kepadatannya akan turun
karena pori-pori tanah terisi dengan air. Jadi air berfungsi
sebagai pelumas agar tanah tertentu disebut kadar air
optimum (optimum moisture content) dimana kadar air
optimum tanah mempunyai kerapatan kering maximum.
Untuk menentukan kadar air optimum biasanya dibuat
grafik hubungan antara berat isi kering dan kadar air.

13.2 Tujuan Percobaan


Percobaan dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara kadar air dan kerapatan kering tanah dengan
melakukan usaha pemadatan/kompaksi pada tanah. Usaha
kompaksi adalah jumlah energi mekanik yang diterapkan
pada massa tanah. Beberapa metode berbeda digunakan
untuk memadatkan tanah di lapangan. Uji laboratorium ini
Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil – FT. UMI

mengunakan metode pemadatan dengan menggunakan


metodologi yang dikembangkan oleh R.R. Proctor (1933),
sehingga pengujian ini juga disebut sebagai Uji-Proctor.
Dua jenis pemadatan yang umum dilakukan, yaitu : 1) uji
standard-proctor, dan 2) uji modified-proctor. Masng-
masing pengujian ini, dapat dilakukan dengan tiga cara.
Dalam uji standard-proctor, tanah dipadatkan dengan palu
(hammer) seberat 5,5 puond (lb), yang dijatuhkan pada
jarak 1 kaki (30,48 cm) pada cetakan (mold diameter 4
inci) yang berisi tanah. Mold diisi tanah 3 lapis dengan
tinggi lapisan yang sama, setiap lapisan dijatuhkan palu
sebanyak 25 kali tumbukan. Uji modified-proctor identik
dengan standard-proctor, kecuali dalam penerapannya,
palu seberat 10 lb dijatuhkan pada jarak 18 inci (45,72 cm)
pada cetakan (mold diameter 6 inci), dengan
menggunakan 5 lapis dengan tinggi lapisan sama, setiap
lapisan dijatuhkan palu sebanyak 56 kali tumbukan.

13.3 Alat-Alat Yang Digunakan


1. Mold untuk pemadatan;
2. Hammer standard proctor;
3. Kontainer;
4. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr;
5. Spatula;
6. Kertas Saring;
7. Gelas Ukur;
8. Baskom;
9. Kantong Plastik ;
10. Extruder..
Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil – FT. UMI

13.4 Prosedur Percobaan


1. Ambil sekitar 4,5 kg tanah kering udara, jika tanah cukup
basah dapat dikeringkan/ diangin-anginkan sampai
gembur atau dapat dioven pada suhu <60 0 C.
Pengeringan dilakukan diudara dengan alat pengering
lain yang tidak lebih dari 600 C.
2. Saring tanah pada saringan no. 4, kumpulkan tanah yang
lolos saringan no. 4 sekitar 2,7 kg atau lebih.
3. Tambahkan air secukupnya pada tanah dan campurkan
secara menyeluruh (menggunakan tangan).
4. Contoh tanah dibagi menjadi 5 bagian. Dan setiap
bagian dicampur air dengan kadar air yang berbeda-
beda. Penambhan air dilakukan sehingga didapat benda
uji sebagai berikut:
- 2 contoh tanah dengan kadar air kira-kira dibawah
optimum.
- 2 contoh tanah dengan kadar air kira-kira diatas
optimum.
Perbedaan kadar air dari contoh tanah sekitar 2% dan
tidak boleh melebihi 4% (catatan: cara praktis untuk
memungkinkan untuk menilai secara visual kadar air
yang mendekati optimum. Umumnya tanah pada kadar
air optimum dapat digenggam menjadi gumpalan yang
tetap utuh ketika tekanan genggaman dilepaskan,
tetapi akan patah menjadi dua bagian ketika tanah
dibengkokkan. Pada kadar air tanah kering optimum
cenderung hancur, basah optimum cenderung untuk
tetap bersatu dalam massanya yang kohesif dan
lengket. Kadar air optimum biasanya kurang dari batas
plastis).
Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil – FT. UMI

- Setelah kadar air sekitar optimum ditetapkan


pengurangan kadar air dibawah optimum dan
penongkatan kadar air setelah optimum dapat
diperolah.
Masing-masing benda uji dengan kadar air yang
berbeda dimasukkan kedalam kantong plastik dengan
sesuai jenis tanahnya harus disimpan selama 0 jam
(kerikil dan pasir), 3 jam (kerikil, pasir
kelanauan/kelempungan), 12 jam (lanau), 24 jam
(lempung).
5. Tentukan berat mold proctor + plat dasar tidak termasuk
komponen mold pada bagian atas (W1 gram).
6. Pasang komponen mold bagian atas dan masukkan
tanah yang telah dicampur dengan kadar air tertentu
dalam 3 lapis yang sama. Setiap lapisan harus
dipadatkan secara seragam menggunakan hammer
sebanyak 25 kali tumbukan sebelum lapisan berikutnya
dimasukan.
(Catatan: lapisan tanah yang dimasukkan kedalam mold
dilakukan sedemikian rupa hingga pada akhir pemadatan
lapisan ketiga tanah harus sedikit lebihpada bagian atas
dari mold sehingga pemadatan dapat dilakukan secara
seimbang)
7. Lepaskan komponen atas mold dengan hati-hati
sehingga tanah pada mold yang dipadatkan tidak
mengalami gangguan.
8. Gunakan spatula untuk meratakan bagian atas dari
mold.
9. Tentukan berat mold + plat dasar + tanah yagng telah
dipadatkan (W2).
Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil – FT. UMI

10. Lepaskan plat dasar dari mold. Gunakan dongkrak untuk


mengeluarkan tanah yang telah dipadatkan dari mold.
11. Ambil kontainer dan timbang beratnya (W3).
12. Dari tanah yang telah dikeluarkan pada langkah 10
kumpulkan contoh tanah kedalam kontainer dan timbang
beratnya (W4).
13. Ulangi langkah diatas untuk 5 contoh tanah lainnya.
14. Langkah 11 dan 12 dilakukan sebanyak 3 kali masing-
masing untuk lapisan atas, tengah dan bawah. Hitung
kadar air dari contoh tanah.
15. Ulangi langkah 6 sampai 15 untuk 5 sampel tanah
berikutnya.
Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil – FT. UMI

13. 5 Analisa Perhitungan


Tabel 13.1 Berat Jenis Tanah Terhadap Pengujian Kompaksi
Diketahui Picno I Picno II Satuan
Berat tanah 50 50 (gr)

Berat picnometer (W1) 155,0 144,1 (gr)

Berat picno + tanah (W2) 205,0 194,1 (gr)


(gr)
Berat picno + tanah + air (W3) 678,5 671,8
(gr)
Berat picno + air (W4) 648,5 641,4
0
C
Temperatur (T) 28 28

Berat isi air pada temperatur 28o C , pada tabel “Specific


Gravity of Distilul Water” diperoleh = 0,9980

Rumus Dasar :

BeratIsi Butir
Gs = x Temperatur
BeratIsiAir

 Sehingga berat jenis untuk picnometer I:


W2  W1
GsA = x T
(W4  W1)  (W3  W2 )

205,0155,0
= x 0,9980
155,0)
(648,5  (678,5
 205,0)

= 2,495
Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil – FT. UMI

 Sehingga berat jenis untuk picnometer II:


W2  W1
GsB = xT
(W4  W1 )  (W3  W2 )

194,1144,1
= x 0,9980
(641,4144,1)
 (671,8194,1)

= 2,546
Tabel 13.2 Perhitungan Berat Jenis Tanah
No. Picnometer I II Satuan
Berat tanah 50 50 (gr)
Berat picnometer (W1) 155,0 144,1 (gr)

Berat picno + tanah (W2) 205,0 194,1 (gr)


Berat picno + tanah + air
678,5 671,8 (gr)
(W3)
Berat picno + air (W4) 648,5 641,4 (gr)

Temperatur (T) 28 28 0
C

Gs 2,495 2,546 -
Gs Rata – rata 2,520 -

13.5.1 Perhitungan Mould


Berat Mould = 2802,9 gr
Diameter Mould = 10,46 cm
Tinggi Mould = 11,56 cm
Berat Mould + Tanah Basah = 4790,9 gr
Berat Tanah Basah (W) = 1892,2 gr

Volume Mould (V) = 1  π  d2  t


4

= 1  3,1410,462  11,56
4
= 992,867 cm3
W
Berat Volume Tanah Basah (s) =
V
1892,2
=
992,867
Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil – FT. UMI

= 1,91 gr/cm3

13.5.2 Lapisan Atas


Berat Container = 13,20 gr
Berat Container + Tanah Basah = 39,10 gr
Berat Container + Tanah Kering = 35,30 gr
Berat Air (WW) = 3,80 gr
Berat Tanah Kering (WS) = 22,10 gr
WW
Kadar Air =  100
WS
3,80
=  100
22,10

= 17,19 %

13.5.3 Lapisan Tanah Tengah


Berat Container = 14,40 gr
Berat Container + Tanah Basah = 32,60 gr
Berat Container + Tanah Kering = 30,00 gr
Berat Air (WW) = 2,60 gr
Berat Tanah Kering (WS) = 15,60 gr
WW
Kadar Air = 100%
WS
2,60
=  100%
15,60

= 16,67 %
Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil – FT. UMI

13.5.4 Lapisan Bawah


Berat Container = 13,30 gr
Berat Container + Tanah Basah = 46,10 gr
Berat Container + Tanah Kering = 41,30 gr
Berat Air (WW) = 4,80 gr
Berat Tanah Kering (WS) = 28,00 gr
WW
Kadar Air = 100%
WS
4,80
=  100%
28,00

= 17,14 %

17,19 16,67 17,14


Kadar Air Rata-rata =
3
= 17,00 %

13.5.5 Kerapatan Kering (dry)


s
dry ..= 1 W
1,91
=
1 0,17
= .1,630 gr/cm3

Untuk Sr 100 %
Gs γ W
γdry =
1
 W  Gs
Sr
2,52 0,98
=
1
 0,17 2,52
1
= .1,729 gr/cm3
Untuk Sr 80 %
Gs γ W
γdry =
1
 W  Gs
Sr
Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil – FT. UMI

2,52 0,98
= 1
 0,17 2,52
0,8
= .1,608 gr/cm3

5.6 Perhitungan Angka Pori (e)


 W  Gs  1  w
e = 1
 dry
0,98  2,52  1  0,17 
= 1
1,63
= .0,780
13.5.7 Pehitungan Nilai Porositas ()
e
 =
e 1
0,78
=
0,78 1
= .0.437
Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil – FT. UMI

13.5.8 Perhitungan Derajat Kepadatan


Sr = 100 %  80 %

= 20 %
Sr 100 % Kepuncak = 2 mm
Sr 80 % kepuncak = 24 mm +
= 26 mm
20 %  Sr 100 %
Sr 100 % =
Total
20 %  2
=
26
= .1,54 %
= . 100 % 1,54%
= 98,46 %
20 %  Sr 80 %
Sr 80 % =
Total
20 %  24
=
26
= 18,46 %
= 80 %  18,46%
= 98,46 %
Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil – FT. UMI

Tabel 13.5 Faktor Nilai Koreksi K


NO Suhu K
.
1. 16 1,0007
2. 17 1,0006
3. 18 1,0004
4. 19 1,0002
5. 20 1,0000
6. 21 0,9998
7. 22 0,9996
8. 23 0,9993
9. 24 0,9991
10. 25 0,9988
11. 26 0,9986
12. 27 0,9983
13. 28 0,9980
14. 29 0,9977
15. 30 0,9974
16. 31 0,9973
17. 32 0,9971
18. 33 0,9968
19. 34 0,9966
20. 35 0,9964
(Sumber: Soil Mechanics Laboratory Manual Edisi 6 tabel 3-2
hal.12 karya Braja M. Das).
Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil – FT. UMI

13.6 Penutup
13.6.1Kesimpulan
Dari hasil perhitungan kompaksi, yaitu
hubungan kepadatan kering dan kadar air yang
diperoleh :

dry max = 1,638 gr/cm3

Kadar air optimum = 19,754 %
Untuk percobaan CBR dengan rumus :
W Optimum W awal
WCBR  x BeratSampel
1  W awal

13.6.2 Diskusi
Dari data didapatkan bahwa besar kerapatan
kering sangat bergantung pada jumlah air yang akan
diberikan pada tanah, sebab semakin banyak air
yang diberikan dalam pemadatan maka akan kurang
padat tanah tersebut karena pori tanah tersebut
sudah penuh terisi air, demikian pula sebaliknya
13.6.3Saran
Untuk meningkatkan motivasi praktikan,
dibutuhkan suatu cara atau sarana yang dapat
merangsang motivasi kerja praktikan tersebut maka
perlu ditingkatkan kualitas asistensi dalam
membimbing praktikan dan juga didukung dengan
peralatan yang lebih baik untuk membantu
kelancaran dan ketelitian dalam praktikum. Sehingga,
diharapkan untuk praktek-praktek selanjutnya lebih
baik dari sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai