PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor jasa konstruksi mempunyai peranan penting dan strategis, karena jasa
konstruksi menghasilkan produksi akhir berupa bangunan atau bentuk fisik lainnya, baik
perkembangan berbagai bidang, terutama bidang ekonomi, sosial, dan budaya untuk
mewujudukan masyarakat adil dan makmur yang merata secara materiil dan spiritual
mendukung tumbuh dan berkembangnya berbagai industri barang dan jasa yang
diperlukan dalam penyelenggaran pekerjaan konstruksi.ii Salah satu bentuk realisasi dari
terletak pada kualitas dan kemampuan sumber daya manusia, para pengelola maupun
tenaga kerjanya, sedangkan dalam industri pabrik tumpuan utamanya terletak pada
kualitas mesin-mesinnya.
Pengembangan jasa konstruksi menjadi agenda publik yang penting dan strategis
bila melihat perkembangan yang terjadi secara cepat dalam konteks globalisasi dan
kerusakan dan bencana alam. Selain itu, perkembangan jasa konstruksi juga tidak bisa
dilepaskan dari konteks proses transformasi politik, budaya, ekonomi, dan birokrasi
yang sedang terjadi. Terdapat 10 faktor yang mempengaruhi daya saing sektor jasa
konstruksi yaitu: kapasitas manajemen; kapasitas sumber daya manusia; struktur biaya;
Adanya industri jasa konstruksi akan memberikan peluang yang besar bagi
penyerapan tenaga kerja yang memiliki keahlian di bidang industri jasa konstruksi dan
bagi tenaga kerja dan mengurangi tingkat pengangguran. Secara prospektif keberadaan
industri jasa konstruksi baik skala kecil, menengah, maupun skala besar mempunyai
nilai strategik bagi Indonesia, mengingat proporsi perannya cukup besar dan
menyangkut banyaknya tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan pelaksanaan suatu
pelaksanaan usaha perusahaan jasa konstruksi memiliki hambatan dan masalah yang
dihadapi yang menjadi fenomena umum yang menjadi gambaran bahwa setiap sektor
usaha tidak hanya memiliki kelebihan, tetapi banyak kekurangan yang ada dalam
menjalankan usahanya.
Salah satu permasalahan yang terjadi pada tahap pelaksanaa konstruksi yaitu
berdampak kepada perubahan waktu dan biaya dari yang sudah direncanakan. Jika
material terlambat dipesan, maka selama material belum datang tenaga kerja tidak akan
bekerja di lokasi padahal sudah dibayar sesuai waktu bekerjanya. Ini akan menambah
biaya tenaga kerja. Selain itu, waktu juga akan bertambah karena tidak sesuai dengan
rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh
rakyat sebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan merata.
kesejahteraan umum dan keadilan sosial yang mana dapat dicapai melalui usaha-usaha
serta melibatkan tenaga kerja sehingga pemerintah tidak dapat melaksanakan dengan
sendirinya tanpa bantuan dari pihak yang lain.iv Untuk itu sangat diharapkan peran serta
pihak swasta baik sebagai investor maupun sebagai kontraktor. Di samping itu, dalam
pelaksanaan pembangunan tersebut dihadapkan pada peralatan-peralatan yang mutakhir
dan canggih.v Dengan demikan banyak pihak yang menawarkan jasa untuk melakukan
pekerjaan pembangunan yang sering disebut dengan jasa pemborongan atau jasa
konstruksi. Jasa konstruksi dapat meliputi pekerjaan yang secara keseluruhan atau
Jenis usaha jasa konstruksi dapat terdiri dari usaha perencanaan, pelaksanaan dan
konstruksi dapat berbentuk orang perseorangan ataupun badan usaha, serta memiliki
sertifikasi dari ahli yang profesional di bidang masing-masing jenis usaha konstruksi
tersebut.vi
Salah satu tujuan dibuatnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban. Jika dalam pembangunan
suatu proyek mengalami kegagalan konstruksi bangunan maka pengguna jasa dan
penyedia jasa bertanggung jawab atas kegagalan tersebut. Berdasarkan hal tersebut
maka hubungan antara penyedia jasa konstruksi dan pengguna jasa konstruksi tidak
hanya mengenai hak dan kewajiban masing-masing, melainkan juga mengenai tanggung
jawab atas pekerjaan konstruksi itu sendiri. Dalam hal perjanjian kerja konstruksi
dikemukakan bahwa pihak yang satu menghendaki hasil dari suatu pekerjaan yang
disanggupi oleh pihak yang lainnya untuk diserahkannya dalam suatu jangka waktu
yang ditentukan, dengan menerima suatu jumlah uang sebagai harga hasil pekerjaan
tersebut.
Pembangunan suatu bangunan harus sesuai dengan isi perjanjian yang telah disepakati
menimbulkan kerugian bagi pihak lain yang tidak terikat dalam proyek, kerugian
Sebagai salah satu dari bentuk kegagalan dalam pelaksanaan suatu prestasi,
kegagalan bangunan pun masuk kedalam kejadian yang patut diperhitungkan pula
sebagai risiko yang harus ditanggung. UU Jasa Konstruksi yang telah berlaku
kegagalan bangunan serta menyelesaikan semua sengketa yang terjadi khususnya dalam
terkait upaya penguatan daya saing jasa konstruksi agar dapat bersaing di tingkat
konstruksi Indonesia yang kokoh dan berdaya saing tinggi, baik dari sisi kualitas
maupun kuantitas yang dibutuhkan agar mampu menjawab dan merespon tantangan
tersebut dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi pasar konstruksi saat ini,
Sering sumber dari kegagalan itu sendiri merupakan akumulasi berbagai faktor.viii
akan meliputi : planning, desain arsitektur, enjiniring, ekonomi dan lingkungan seperti
sumber: Eddy Hermanto dan Frida Kristiyani, Kegagalan Bangunan dari Sisi
Konstruksi, Jurnal Vol. 14 No. 1, Edisi XXXIV, Februari 2006
dan keselamatan demi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.ix Salah satu asas di
dalam UU Jasa Konstruksi adalah asas keamanan dan keselamatan, yaitu terpenuhinya
umum.
Asas keamanan dan keselamatan ini merupakan salah satu asas yang paling
penting, karena dengan adanya keamanan dan keselamatan kerja maka mampu
pekerjaan konstruksi yakni dalam hal kegagalan bangunan yang kerap terjadi di dalam
yang tentunya menjadi peringatan bagi kita bahwa ada tanggung jawab yang sangat
besar bagi setiap pihak yang turut campur tangan dalam kegiatan usaha jasa konstruksi
gagalnya suatu bangunan memenuhi tugasnya terkait aspek keamanan. Maka dari latar
belakang ini, menjadi hal menarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tanggung